Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGENDALIAN INTERNAL

TERHADAP KAS DAN PIUTANG


MAKALAH INI UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS AKUNTANSI
MENENGAH 1

DOSEN PENGAMPU: Amir Hamzah S.E.,M.Si

Disusun Oleh:

Annnisa Novitasary

(Kembaran Jisoo BlackPink)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS KUNINGAN

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kuningan, 10 Oktober 2022

Annisa Novitasary
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................4
TUJUAN..........................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
KAS dan PIUTANG..........................................................................................................6
JENIS-JENIS KAS dan PIUTANG.......................................................................................6
A. Petty Cash (Kas Kecil)..........................................................................................6
B. Kas di Bank.........................................................................................................7
C. Pelaporan Kas.....................................................................................................7
PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KAS dan PIUTANG.............................................8
D. A. Cara Pengedalian Internal Terhadap Kas........................................................9
KARATERISTIK KAS dan PIUTANG.................................................................................11
E. A. Kas................................................................................................................11
PENYAJIAN KAS............................................................................................................11
F. A. Kas................................................................................................................11
G. Piutang.............................................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................15
PENUTUP..........................................................................................................................15
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................15
BAB IV..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
4.1 REFERENSI..............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pengendalian internal harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam
suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya
kesalahan, kecurangan, dan penyelewengan. Di perusahaan kecil,
pengendalian masih dapat dilakukan langsung oleh pimpinan
perusahaan. Namun semakin besar perusahaan, dimana ruang gerak
dan tugas-tugas yang harus dilakukan semakin kompleks,
menyebabkan pimpinan perusahaan tidak mungkin lagi melakukan
pengendalian secara langsung, maka dibutuhkan suatu pengendalian
internal yang dapat memberikan keyakinan kepada pimpinan bahwa
tujuan perusahaan telah tercapai dan aset yang dimiliki suatu
perusahaan tersebut aman. Pengendalian internal merupakan hal
yang mendasar dalam sistem akuntansi. Pengendalian internal
(internal control) merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi
aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan aktiva
perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa
informasi usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hukum
serta peraturan telah diikuti. Pengendalian internal yang baik diperoleh
dari suatu struktur yang terkoordinasi, yang berguna bagi perusahaan
untuk menyusun laporan keuangan yang lebih teliti, mencegah
kecurangankecurangan, dan mengamankan kekayaan-kekayaan.
Siklus pendapatan atau penerimaan kas sendiri adalah rangkaian
aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus
berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan
dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan tersebut. Dalam
hal ini pengendalian internal di dalam siklus penjualan dan
penerimaan kas sangatlah penting karena dalam siklus tersebut
sangat berkaitan karena setiap terjadinya transaksi penjualan, pada
akhirnya akan menimbulkan penerimaan kas. Sehingga apabila
terdapat kelemahan pengendalian internal pada penjualan, maka akan
memberikan pengaruh pada proses penerimaan kas. Untuk itu
diperlukan adanya pengendalian internal yang baik dan mendukung
untuk keduanya yang bertujuan untuk meminimalkan risiko yang
terjadi pada penyalahgunaan dana pada perusahaan.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kas dan piutang?
2. Apa saja jenis kas dan piutang?
3. Bagaimana cara pengendalian terhadap kas dan piutang?
4. Apa saja Karateristik kas dan piutang?
5. Penyajian kas

TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu kas dan piutang
2. Mengetahui cara pengendalian Internal terhadap kas dan piutang?
BAB II
PEMBAHASAN
KAS dan PIUTANG
Kas adalah harta kekayaan perusahaan yang sifatnya sangat likuid
dan berjangka pendek yang dapat dipergunakan dengan bebas untuk
kegiatan operasional perusahaan.
Pendapat lain mengatakan definisi kas adalah aktiva perusahaan
yang berbentuk uang tunai (uang kertas, uang logam, wesel, cek, dan
lainnya) yang dipegang oleh perusahaan tersebut ataupun disimpan di
Bank dan dapat digunakan untuk kegiatan umum perusahaan.
Menurut Rizal Effendi (2013:191), pengertian kas adalah segala
sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran atau alat pelunasan kewajiban.
Beberapa yang termasuk kas adalah rekening giro di bank (cash in
bank), dan uang kas yang ada diperusahaan (cash on hand). Kas
dalam perusahaan merupakan harta yang paling lancar, sehingga
dalam neraca ditempatkan paling atas dalam kelompok paling atas.
Piutang usaha atau dagang adalah tuntutan terhadap pihak lain
yang berupa uang, barang atau jasa yang dijual secara kredit (umum).
Piutang untuk menunjukkan tuntutan pada pihak luar perusahaan
yang diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan sejumlah
uang tunai (akuntansi).
Menurut Skousen dan Stice Pengertian piutang menurut Skousen
dan Stice adalah piutang yang dihubungkan dengan aktivitas operasi
normal sebuah bisnis, yaitu penjualan kredit barang atau jasa untuk
pelanggan. Piutang wesel adalah piutang yang diterbitkan oleh janji
tertulis formal untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal
tertentu. Sedangkan piutang lain-lain adalah piutang apapun yang
muncul dari transaksi yang tidak secara langsung berhubungan
dengan aktivitas operasi normal sebuah bisnis.

JENIS-JENIS KAS dan PIUTANG


Kas di dalam perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa bagian
sesuai dengan peruntukkannya. Adapun beberapa jenis kas di dalam
perusahaan adalah sebagai berikut:

A. Petty Cash (Kas Kecil)


Petty cash adalah kas dalam bentuk uang tunai yang
disiapkan oleh perusahaan untuk membayar berbagai
pengeluaran yang nilainya relatif kecil dan tidak ekonomis bila
membayarnya dengan cek.

B. Kas di Bank

Kas di Bank adalah uang yang disimpan oleh perusahaan di


rekening Bank tertentu yang jumlahnya relatif besar dan
membutuhkan keamanan yang lebih baik. Dalam hal ini, kas di
Bank selalu berhubungan dengan rekening koran perusahaan di
Bank tersebut.

C. Pelaporan Kas

Pelaporan kas dapat dilakukan secara langsung. Namun,


pada pelaksanaanya dapat terjadi beberapa masalah,
diantaranya:

 Cash Equivalents; disebut juga dengan setara kas, yaitu kelompok


aset perusahaan yang jangka waktunya kurang dari tiga bulan.
 Restricted Cash; kas yang dipisahkan khusus untuk membayar
kewajiban di masa mendatang yang nilainya cukup besar.
 Bank Overdrafts: rekening negatif yang terjadi karena nasabah
menulis cek yang melebihi jumlah dana yang ada di rekeningnya
dan dianggap sebagai utang sehingga dapat dilaporkan sebagai
suatu ekspansi kredit.

Klasifikasi piutang bisa berdasarkan pada beberapa kategori,


seperti jangka waktu, penyebab terjadinya, dan berdasarkan ada
tidaknya dokumen-dokumen tertulis yang mendukung tagihan
tersebut.
A. Piutang Berdasarkan Jangka Waktu
1. Piutang Lancar atau Jangka Pendek
Piutang Lancar adalah semua piutang yang akan jatuh
tempo dalam jangka waktu satu periode akuntansi atau
kurang, yang terhitung sejak tanggal neraca yang
bersangkutan. Periode akuntansi sendiri biasanya mengikuti
kalender tahunan dari 1 Januari hingga 31 Desember.
Piutang yang periode jatuh temponya melebihi satu periode
akuntansi, yang terhitung sejak tanggal neraca yang
bersangkutan.
B. Piutang Berdasarkan Penyebab Terjadinya Transaksi
1. Piutang Non Dagang atau Piutang diluar Usaha
Piutang non-dagang merupakan piutang yang tidak berasal
dari bidang usaha utama, contohnya:
- Uang muka kepada pemegang saham
- Piutang dividend an bunda
2. Piutang Dagang atau Piutang Usaha
Sementara itu, piutang usaha adalah tagihan kepada pihak
lain sebagai akibat dari bidang usaha utama, seperti
penjualan barang atau secara kredit. Piutang dagang
duperkirakan akan tertagih dalam periode pendek sekitar 30-
60 hari. contohnya adalah:
- Penjualan barang dengan kredit
- Penjualan kredit jasa utama perusahaan
C. Piutang Berdasarkan Ada Tidakanya Dokumen Tertulis
1. Piutang Wesel tau Piutang Tagih
Piutang wesel adalah tagihan perusahaan terhadap pihak
lain yang dinyatakan dalam bentuk wesel (surat perintah)
yang telah diatur dalam perundang-undangan atau dalam
bentuk piutang formal.
2. Piutang Non-wesel
Merupakan piutang yang timbul tanpa adanya wesel (surat
perintah) resmi.

PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KAS dan PIUTANG


Akuntansi terhadap kas secara spesifik berperan dalam hal
penyediaan informasi yang dibutuhkan manajemen terkait kas.
Akuntansi terhadap kas ini diarahkan dalam dua hal yakni administratif
dan kontrol akuntansi. Hal ini sendiri terdiri atas penyediaan kas yang
cukup untuk operasional harian perusahaan, menghindari kas yang
menganggur, serta mencegah kerugian akibat penyalahgunaan kas.
Berdasarkan keterangan di atas, maka jelas bahwa kas harus bisa
dikendalikan melalui suatu pengendalian internal yang tepat.
Pengendalian internal terhadap kas sendiri dilakukan untuk beberapa
tujuan berikut.
1. Mencegah terjadinya pemborosan, penyelewengan, dan
ketidakefisienan kas yang dimiliki perusahaan.
2. Menjamin ketelitian dan kepercayaan atas keberadaan data
akuntansi yang dihasilkan.
3. Mendorong efisiensi operasional perusahaan.
4. Dipatuhinya kebijakan manajemen terkait kas.
Namun perlu diingat bahwa pengendalian internal tidak dirancang
agar bisa mendeteksi kesalahan. Pengendalian internal akan kas lebih
ditujukan untuk melakukan usaha-usaha pencegahan dan
meminimalisasi terjadinya penyalahgunaan atau kesalahan.
D. A. Cara Pengedalian Internal Terhadap Kas

Dalam rangka mencapai tujuan pengendalian internal, maka


diperlukan upaya pemisahan fungsi operasi, pencatatan, dan
penyimpanan dari masing-masing bidang aktivitas perusahaan.
Berhubungan terhadap kas, maka pemisahan ini dilakukan antara
pengelolaan fisik uang, seperti menerima uang, mengeluarkan
uang, dan menyimpan uang, dengan pengelolaan administratifnya.
Pemisahan ini bersifat mutlak agar setiap kegiatan masuk, keluar,
dan simpan kas bisa tercatat rapi. 
a. Dalam penerimaan uang, maka pengendalian internalnya
bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Memisahkan fungsi-fungsi dalam penerimaan kas. 
2. Ketika ada penerimaan kas, maka harus segera dicatat serta
disetorkan ke bank.
3. Memisahkan fungsi antara fungsi pengurusan kas dengan fungsi
pencatatan kas.Mengawasi dengan ketat akan fungsi penerimaan
dan pencatatan kas.
4. Membuat laporan kas secara rutin yaitu setiap hari.
b. Berbeda lagi dengan pengeluaran kas, maka pengendalian
internalnya bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut.
1. Menyediakan cek sehingga setiap pengeluaran kas harus
menggunakan cek tersebut. Hal ini dikecualikan apabila jumlah
pengeluarannya terbilang kecil alias hanya menggunakan kas kecil.
2. Membentuk kas-kas kecil dengan pengawasan yang ketat.
3. Penulisan cek hanya dilakukan jika disertai bukti yang lengkap.
4. Memisahkan antara pihak pengumpul bukti pengeluaran, mencatat
pengeluaran, penulis cek serta penanda tangan cek.
5. Melakukan pemeriksaan internal pada waktu yang tidak tertentu.
6. Membuat laporan pengeluaran kas secara rutin yaitu setiap hari.
Setiap transaksi baik penerimaan atau pengeluaran kas
akan menggunakan ukuran nilai uang, sehingga mempengaruhi
jumlah kas. Selain itu, seperti yang sudah diungkap sebelumnya,
sifat kas yang mudah dipindahtangankan namun sulit diidentifikasi,
menjadikannya sering diselewengkan dan menyebabkan kerugian
perusahaan. Di sisi lain, kas menganggur juga tidak bisa dianggap
baik. Perlu penggunaan yang tepat guna akan kas tersebut, jika
tidak untuk operasional maka bisa diinvestasikan sementara
asalkan bisa dicairkan dalam bentuk tunai.
B. Cara Pengendalian Internal Terhadap Piutang

Pemberian piutang dimaksudkan untuk meningkatkan


volume penjualan bagi sebuah perusahaan. Diharapkan dengan
meningkatnya volume pejualan, maka sebuah perusahaan dapat
memperoleh keuntungan. Namun ada beberapa resiko atas
keberadaan piutang itu sendiri yang dapat merugikan perusahaan.
Oleh karena itu perlu adanya pengendalian terhadap piutang
tersebut.

Untuk mengendalikan piutang, sebuah perusahaan perlu


menetapkan kebijakan kreditnya. Kebijakan ini kemudian berfungsi
sebagai standar. Apabila kemudian dalam pelaksanaan penjualan
kredit dan pengumpulan piutang tidak dilakukan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan, maka perusahaan perlu melakukan
perbaikan.

Adapun tujuan melakukan pengendalian intern piutang


adalah sebagai berikut :

1. Meyakini kebenaran jumlah piutang yang ada, yang benar-benar


menjadi hak milik perusahaan,

2. Meyakini bahwa piutang yang ada dapat ditagih (collectable),

3. Ditaatinya kebijakan-kebijakan mengenai piutang,

4. Piutang aman dari terjadinya penyelewengan.

Pengendalian intern terhadap piutang dimulai dari


penerimaan order penjualan, kemudian ke persetujuan atas order,
persetujuan pemberian kredit, pengiriman barang, pembuatan
faktur, verifikasi faktur, pembukuan piutang, penagihan piutang,
yang akhirnya akan mempengaruhi saldo kas atau bank. Dalam hal
ini harus diperhatikan pula retur penjualan secara periodik harus
dibuat perincian piutang menurut golongan usianya untuk
menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan dan menilai apakah
bagian kredit dan bagian inkaso telah bekerja dengan efisien.
Adapun sistem pengendalian intern atas piutang secara
keseluruhanantara lain sebagai berikut :

1. Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani


transaksi penjualan (operasi) dari Fungsi Akuntansi Untuk Piutang,
2. 2.Pegawai yang menangani akuntansi piutang harus dipisahkan
dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang,
3. 3.Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan dan
penghapusan piutang, harus mendapatkan persetujuan dari pejabat
yang berwenang,
4. 4.Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang
(Accounts Receivable Subsidiary Ledger),
5. 5.Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan umurnya
(Aging Schedule).

KARATERISTIK KAS dan PIUTANG


E. A. Kas

1. Kas merupakan aset perusahaan yang paling likuid.


2. Kas dapat digunakan sebagai standar pertukaran yang
paling umum.
3. Kas dapat digunakan sebagagi basis perhitungan dan
pengukuran.

B. Piutang
a. Memiliki Nilai kematangan
b. Memiliki Jangka jJatuh Tempo
c. Ada Minat yang Berlaku

PENYAJIAN KAS
F. A. Kas

CV DIASWATI pada tanggal 1 Desember  2000 membentuk Dana Kas


Kecil sebesar Rp.100.000,00. Dana Kas Kecil tersebut diisi kembali
setiap minggu sekali. Pengeluaran Dana Kas Kecil dari tanggal 1
Desember 2000 samapai dengan tanggal 14 Desember 2000 adalah
sebagai berikut:
- Biaya Perangko & Materai                                            Rp.10.000,00
- Biaya Listrik                                                                       25.000,00
- Biaya Telepon                                                                     30.000,00
- Biaya Supplies Kantor                                                        20.000,00
- Biaya Rapat dan Lain-lain                                                  12.500,00
Pengeluaran Dana Kas Kecil dari tanggal 15 Desember 2000 sampai
dengan tanggal 31 Desember 2000 adalah sebagai berikut:
– Biaya Perangko & Materai Rp.12.000,00
– Langganan Surat Kabar                                                       6.000,00
– Langganan
Majalah                                                              12.500,00
– Biaya Supplies Kantor                                                         
45.000,00
– Biaya Rapat dan Lain-lain                                                    17.500,00
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
1. Pembentukan Dana Kas Kecil (1 Desember 2000)
Dana Kas Kecil Rp. 100.000,00
Kas Rp. 100.000,00

2.    Pengeluaran Dana Kas Kecil (1 Desember sampai dengan 14


Desember 2000):
          Tidak dibuat jurnal
3. Pengeluaran Dana Kas Kecil (1-14 Desember 2000)
Biaya Perangko & Materai Rp. 10.000,00
Biaya Listrik & Telepon Rp. 55.000,00
Biaya Supplies Kantor Rp. 20.000,00
Biaya Rapat dll Rp. 12.500,00
Kas Rp. 97.500,00
4. Pembentukan Dana Kas Kecil (15 Desember 2000)
Dana Kas Kecil Rp. 100.000,00
Kas Rp. 100.000,00
5. Pengeluaran Dana Kas Kecil (15 Desember sampai dengan 31
Desember 2000)
Tidak dibuat Jurnal
6. Pengeluaran Dana Kas Kecil (15-31 Desember 2000)
Biaya Perangko & Materai Rp.15.000,00
Langganan Surat Kabar & Majalah Rp.18.500,00
Biaya Supplies
Kantor                                                      Rp.45.000,00
Biaya Rapat dan Lain-lain Rp.17.500,00
Kas Rp.96.000,00
Jika pada tanggal 31 Desember 2000 tidak dilakukan pengisian
kembali terhadap dana kas kecil, karena biaya-biaya yang telah
dikeluarkan akan dicatat pada saat pengisian kembali, untuk
penyusunan laporan keuangan tahun 2000 dilakukan penyesuaian
pada tanggal 31 Desember 2000 untuk mencatat biaya-biaya tersebut
yaitu sebagai berikut:
Dana Kas Kecil Rp.96.000,00 
Biaya Perangko & Materai Rp.15.000,00
Langganan Surat Kabar & Majalah Rp.18.500,00
Biaya Supplies Kantor Rp.45.000,00
Biaya Rapat dan Lain-lain Rp. 17.500,00
Jika perusahaan bermaksud menambah Dana Kas Kecil dari
Rp.100.000,00 menjadi Rp.150.000,00 maka jurnal yang dibuat untuk
mencatat penambahan jumlah Dana Kas Kecil adalah sebagai berikut:

Dana Kas Kecil  Rp.50.000,00

Kas Rp.50.000,00

Sebaliknya jika kemudian perusahaan memutuskan untuk mengurangi


jumlah Dana Kas Kecil dari Rp.150.000,00 menjadi Rp.125.000,00
maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Kas Rp.25.000,00
Dana Kas Kecil Rp.25.000,00
Dengan demikian jumlah rekening Dana Kas Kecil akan selalu tetap,
kecuali jika perusahaan menghendaki adanya penambahan atau
pengurangan Dana Kas Kecil.
G. Piutang

PT. Surla Profit menjual barang dagangan kepada PT Untung Banyak


pada tanggal 14 Januari 2013 dengan harga Rp. 20.000.000 dan
syarat pembayarannya 2/10, n/30. Pada tanggal 16 Januari 2013
diterima retur penjualan dari PT Untung Banyak karena kualitas
barang yang kurang baik seharga Rp 1.000.000. Pada tanggal 24
diterima pelunasan piutang dr PT Untung Banyak. Buatlah pencatatan
piutang dagang untuk transaksi di atas!
Jawab:
Pencatatan untuk tanggal 14 Januari
Piutang dagang Rp 20.000.000
           Penjualan  Rp 20.000.000
(Untuk mencatat adanya piutang karena penjualan kredit)
Pencatatan untuk tanggal 16 Januari
Retur penjualan                                         Rp  1.000.000
             Piutang                                                   Rp   1.000.000
(Untuk mencatat adanya retur penjualan)
Pencatatan untuk tanggal 24 Januari
Kas                                   Rp 18.620.000
Potongan penjualan          Rp      380.000
            Piutang dagang                Rp 19.000.000

(Untuk mencatat adanya pelunasan piutang)

Piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam neraca sebesar


nilai kas bersih (neto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah piutang
setelah dikurangi cadangan kerugian piutang tak tertagih.

Berikut ini contoh penyajian piutang dagang dalam neraca :

Aktiva Lancar

Piutang dagang                                                 Rp 10.000.000


Cadangan kerugian piutang                             (Rp   1.000.000)
 Nilai realisasi bersih                                                                          Rp 
9.000.000
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pengendalian internal adalah istilah untuk serangkaian prosedur
juga proses yang diterapkan perusahaan dalam rangka perlindungan
aset perusahaan, pengelolaan informasi untuk kebutuhan
perusahaan, dan untuk memastikan perusahaan mematuhi hukum
dan peraturan yang berlaku. Akuntansi terhadap kas secara spesifik
berperan dalam hal penyediaan informasi yang dibutuhkan
manajemen terkait kas. Akuntansi terhadap kas ini diarahkan dalam
dua hal yakni administratif dan kontrol akuntansi. Hal ini sendiri terdiri
atas penyediaan kas yang cukup untuk operasional harian
perusahaan, menghindari kas yang menganggur, serta mencegah
kerugian akibat penyalahgunaan kas.
Dalam rangka mencapai tujuan pengendalian internal, maka
diperlukan upaya pemisahan fungsi operasi, pencatatan, dan
penyimpanan dari masing-masing bidang aktivitas perusahaan.
Berhubungan terhadap kas, maka pemisahan ini dilakukan antara
pengelolaan fisik uang, seperti menerima uang, mengeluarkan uang,
dan menyimpan uang, dengan pengelolaan administratifnya.
Pemisahan ini bersifat mutlak agar setiap kegiatan masuk, keluar, dan
simpan kas bisa tercatat rapi. 
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

4.1 REFERENSI
https://www.coretantangan.com/2021/06/materi-lengkap-
tentang kas.html
https://www.anams.id/karakteristik-kas
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-kas.html
https://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/
makalah-piutang.html
https://www.stanakuntansi.com/2018/02/contoh-soal-piutang-
dagang.html
https://lambeturah.id/pengertian-piutang/
https://pintu.co.id/blog/pengertian-ciri-ciri-dan-jenis-jenis-
piutang
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/08/26-pengertian-
piutang-menurut-para-ahli.html

Anda mungkin juga menyukai