Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENILAIAN DAN PENGENDALIAN KAS

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Akuntansi

DISUSUN OLEH :

AIZZATUL LAILA ( 31420013 )


FRIDA APRILIYA DAMAYANTI ( 31420025 )
MUAMMAR AL HAMIDHI ( 31420060 )

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA’ SIDOARJO
2021-202
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr. Wb

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi dan
juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta
informasi yang semoga bermanfaat.

Makalah ini disusun dengan segala kemampuan kami semaksimal


mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.

Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Bapak Kafidin Muzakki
SE, M,Ak. selaku dosen mata kuliah Akuntansi yang kami harapkan sebagai
bahan koreksi untuk kami.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Sidoarjo, 13 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................. 1
PEMBAHASAN .................................................................................................. 1
A. Pengertian Kas .......................................................................................... 1
B. Komposisi Kas .......................................................................................... 2
C. Ciri dan Sifat Kas ...................................................................................... 3
D. Tujuan Pemeriksaan (Audit Internal) Kas dan Bank .................................. 4
E. Prosedur Pemeriksaan Kas dan Bank ......................................................... 5
F. Manajemen dan Pengendalian Kas ............................................................ 7
G. Prosedur – Prosedur Pengawasan .............................................................. 9
H. Hal yang perlu di perhatikan dalam Pengelolaan Kas............................... 10
I. Kriteria Pengolahan Kas .......................................................................... 12
J. Prinsip – Prinsip Pengendalian Intern ...................................................... 12
K. Keterbatasan Pengendalian Intern ............................................................ 12
BAB III.............................................................................................................. 13
PENUTUP ......................................................................................................... 13
Kesimpulan .................................................................................................... 13
Saran .............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Audit internal dapat diartikan sebagai aktivitas pemeriksaan dan penilaian


dalam suatu perusahaan secara menyeluruh, yang bertujuan membantu semua
tingkatan manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif
melalui pemberian saran yang berguna untuk memperbaiki kinerja di setiap
tingkatan manajemen.

Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis, maka tingkat kecurangan


dapat terjadi semakin tinggi. Sebagai contoh yang tingkat kecurangan tinggi
adalah kas. Kecurangan dalam kas dalam dikaitkan dengan kecurangan oleh
pihak manajemen, walaupun semua kecurangan melibatkan suatu bentuk
kesalahan penyajian keuangan. Untuk dapat digolongkan sebagai skema
kecurangan laporan keuangan, laporan itu sendiri harus memberikan manfaat
keuangan, baik langsung maupun tidak langsung kepada pelakunya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kas

 Menurut Sukrino Agoes


Kas adalah investasi berjangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki
untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi
atau tujuan lain.
 Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas merupakan aktiva yang
paling likuid. Kas didalam pengertian akuntansi didefinisikan sebagai
alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan hutang dan dapat

1
diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nilai
nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat lain yang dapat
diambil sewaktu-waktu. (Zaki Baridwan,1980:4)
 Menurut Munawir (1983:14)
Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang
diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam
bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat
diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet).
 Menurut Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982:150)
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank
yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi
nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana
kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan
mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.

B. Komposisi Kas

Kas terdiri dari :


1. Uang kertas.
2. Uang logam.
3. Cek yang belum disetorkan.
4. Simpanan dalam bentuk giro atau bilyet.
5. Rekening tabungan.
6. Traveller’s checks.
7. Wesel bank (bank draft).
8. Cek kasir (cashier’s cheks).
9. Money order.
10. Kas kecil.
11. Uang kembalian.
12. Kas yang ada di cabang – cabang tetap.

2
Yang tidak termasuk kas meliputi :
1. Cek Mundur ( Post Dated Checks)
Cek mundur tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal dimana cek
tadi dapat diuangkan.
2. Bon Utang
Bon utang diperlakukan sebagai piutang.
3. Uang Muka Perjalanan
Uang muka perjalanan diperlakukan sebagai piutang jika uang muka
tersebut akan tagih dari karyawan atau dikurangkan dari gajinya.
4. Perangko Pos Perangko pos diperlakukan sebagai persediaan
perlengkapan (supplies) kantor atau toko atau sebagai beban dibayar
dimuka.
5. Dana kas untuk tujuan khusus misalnya dana yang disisihkan untuk
pembayaran utang obligasi.

C. Ciri dan Sifat Kas

1. Ciri – ciri Kas adalah dapat digunakan segera sebagai alat bayar
sebesar nilai nominalnya, sedangkan alat bayar yang tidak dapat
digunakan segera sebagai alat bayar dan tidak sesuai dengan nilai
nominalnya tidak dapat dipakai sebagai alat bayar.

2. Sifat – Sifat Kas antara lain :

a. Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.


b. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam
transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan
dan beragam tanpa tanda pemilik.
c. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga
sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.

3
D. Tujuan Pemeriksaan (Audit Internal) Kas dan Bank

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik


atas kas dan bank serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan
bank.
Beberapa ciri - ciri internal control :
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab antara yang
menerima dan yang mengeluarkan kas dengan yang melakukan
pencatatan, memberikan otoritas atas pengeluaran dan penerimaan
kas dan bank.
b. Pegawai yang membuat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai
yang mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank dibuat setiap
bulan dan harus ditelaah oleh kepala bagian akuntansi.
c. Digunakannya impress fund system untuk mengelola kas kecil.
d. Penerimaan kas, cek& giro harus di setor ke bank dalam jumlah
seutuhnya.
e. Uang kas disimpan di tempat yang aman.
f. Uang kas harus dikelola dengan baik.

2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca
pertanggal neraca betul – betul ada dan dimiliki oleh perusahaan.
Maksudnya auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara
kas yang dimiliki perusahaan betulbetul ada dan dimiliki perusahaan
dan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Karena itu
auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi ke
bank (Existence).
3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan dalam penggunaan saldo kas
dan bank. Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki
untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya maka dana
tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lain.
Begitu juga jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena

4
perusahaan tersangkut suatu masalah hukum, maka saldo tersebut tidak
boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar.
4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dalam valuta asing, apakah
saldo tersebut sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan
menggunakan kurs dengan Bank Indonesia pada tanggal neraca dan
apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke
laba rugi tahun berjalan.
5. Untuk memeriksa apakah penyajiannya dineraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut SAK Kas
disajikan di neraca sebagai harta lancar. Kas yang penggunaannya
dibatasi dapat dimasukan dalam aktiva lancar hanya jika pembatasan
tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewjiban
jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama
satu tahun. Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok
kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek.

E. Prosedur Pemeriksaan Kas dan Bank

1. Evaluasi internal control atas bank serta transaksi penerimaan dan


pengeluaran Kas dan Bank. Proses memahami dan mengevalusi
inetrnal control atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan
pengeluran kas dan Bank merupakanbagian yang sangat penting dalam
suatu proses pemeriksaan akuntan. Kas dan setara kas dalam
perusahaan sering dikatakan sebagai darah dalam tubuh manusia. Jika
perusahaan mengalami kesulitan uang, sama seperti manusia yang
“lesu darah“ atau “kekurangan darah”.
2. Buat Top schedule cash on hand in bank pertanggal neraca. (misal: 31
Desember 20XX), atau kalau belum selesai, boleh per 31 Oktober
20XX atau 30 November 20XX, penambahan mutasi akan diperiksa
kemudian, apakah ada hal-hal yang unsual (diluar kebiasaan) atau
tidak. Top Schedule adalah salah satu jenis Kertas Kerja Pemeriksaan

5
yang berfungsi sebagai lembar awal yang menunjukkan hasil audit kita
secara umum tau kesimpulan atas pos yang bersangkutan.
3. Lakukan cash count (perhitungan fisik kas) pertanggal neraca, bisa
juga sebelum atau sesudah tanggal neraca. Tujuan dari cash count
adalah menghitung Kas perusahaan apakah telah sesuai dengan laporan
keuangannya.
4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal
tidak dilakukan kas opname. Cash Opname adalah pemeriksaan fisik
pada uang kas tunai antara saldo yang terdapat pada Catatan Akuntansi
dengan Uang kas yang ada di brankas/di tangan (cash on hand).
5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki
perusahaan. Asersi utama mengenai pengujian konfirmasi adalah
eksistensi serta hak dan kewajiban. Teknik ini juga dapat memberikan
bukti mengenai penilaian atau alokasi kelengkapan serta penyajian dan
pengungkapan.
6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan per 31 Desember
20XX), kalau terpaksa, kalau belum selesai yang Desember, dapat
diminta per 30 November 20XX. Rekonsiliasi bank tersebut nantinya
akan diperiksa kebenarannya.
7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsilitas bank. Rekonsiliasi bank harus
dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa kebenaran
rekonsiliasi tersebut.
8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian
kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank
yang dimiliki perusahaan.
9. Periksa inter bank transfer +/- minggu sebelum dan sesudah tanggal
neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window
dressing.
Kitting adalah : Suatu penipuan yang dilakukan dengan menggunakan
cek. Cek tersebut ditarik dari suatu bank, kemudian disetorkan kepada
bank lain. Bank tempat menyetorkan ini biasanya terdapat di kota lain.
Window dressing adalah manuver yang seringkali dilakukan oleh

6
perusahaan, bank, reksadana dll, pada akhir periode akuntansi untuk
membuat para pemegang saham dan pemangku kepentingan lain
terkesan dengan menyajikan laporan keuangan yang lebih baik
daripada kondisi sebenarnya.
10. Periksa transaksi kas sesuai tanggal neraca (subsequent payment dan
subsequent collection), sampai mendekati tanggal selesainya
pemeriksaan lapangan.
Subsequent collection ( penagihan sesudah tanggal laporan posisi
keuangan (neraca), sampai mendekati tanggal selesainya pekerjaan
lapangan / audit field work ), yang harus dilaksanakan dalam
pemeriksaan piutang dan barang dalam perjalanan.
Subsequent payment (pembayaran sesudah tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) sampai mendekati tanggal selesainya audit field
work), yang harus dilaksanakan dalam pemeriksaan liabilitas dan biaya
yang masih harus dibayar.
11. Periksa apakah penyajian kas dan bank di neraca dan catatan atas
laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia.
12. Buat kesimpulan di Top Schedule kas atau di memo tersendiri
mengenai kewajaran dari Cash on hand dan in bank, setelah kita
menjalankan seluruh prosedur audit di atas.

F. Manajemen dan Pengendalian Kas

Prinsip pengendalian internal terhadap kas menetapkan bahwa


harus ada pemisahan fungsi – fungsi yang berhubungan dengan
pengelolaan kas yaitu pemisahan antara fungsi penyimpanan, pelaksana
dan pencatatan. Jelasnya harus dipisahkan misalnya fungsi penerimaan,
pengeluaran, penyimpanan dan pencatatan (akuntansi) kas. Alasan
Pengendalian Kas itu penting :
1. Kas merupakan satu – satunya aset yang mempunyai sifat
segera dapat dikonversikan menjadi jenis aset lain. Kas ini

7
mudah digelapkan dan di pindahtangankan dan hampir secara
universal diinginkan setiap orang.
2. Jumlah kas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus diatur
secara seksama sehingga tidak terlalu banyak atau terlalu
sedikit yang tersedia pada setiap saat. Jika terjadi kelebihan
(idle cash) perusahaan kehilangan kesempatan untuk
memperoleh penghasilan. Jika kas tersebut dapat
diinvestasikan, sehinga sering dikatakan tidak produktif. Tetapi
jika kekurangan kas akan menyebabkan perusahaan kesulitan
likuiditasnya.

Selain pemisahan fungsi penerimaan dan pengeluaran serta serta


penyimpanan, pengendalian internal terhadap kas dapat dilakukan dengan
menerapkan sistem berikut ini :
1. Penggunaan Rekening Bank Kas yang dimiliki oleh perusahaan
tidak semuanya disimpan di dalam perusahaan, tetapi disimpan
di bank (rekening bank). Simpanan di bank yang memenuhi
kriteria sebagai kas misalnya tabungan dan giro. Rekening
bank yang dimiliki perusahaan bisa lebih dari satu bank.
2. Transfer Dana Elektronik (TDE) Pemindahan dana dari satu
pihak kepada pihak lainnya tidak selalu menggunakan media
kertas misalnya jika kita mau mengirimkan uang ke pemasok
kita harus datang ke bank dengan mengisi formulir pengiriman
uang. Metode yang memanfaatkan teknologi seperti telepon,
telegraf, komputer, satelit atau peralatan elektronik lainnya
dapat dengan mudah digunakan untuk memindahkan dana dari
satu pihak ke pihak lainnya.
3. Sistem Kas Kecil Untuk pembayaran dalam jumlah yang kecil
seperti bayar makan siang, ongkos taksi, sumbangan, beli
perlengkapan kantor yang kecil – kecil, tidak mungkin
dilakukan dengan mengeluarkab cek. Oleh karena itu

8
perusahaan harus menyediakan dana sebagai kas kecil untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Proteksi Fisik atas Saldo Kas. Tidak hanya melalui pemisahan
fungsi penerimaan, pengeluaran dan pencatatan saja yang
diperlukan dalam pengendalian terhadap kas, tetapi juga perlu
melindungi secara fisik kas yang disimpan di perusahaan (cash
on hand) dan kas di bank. Perlindungan secara fisik dilakukan
dengan menyediakan lemari besi, peti penyimpanan atau laci
kas yang terkunci.
5. Rekonsiliasi Saldo Bank. Karena uang perusahaan ada yang
disimpan di bank, dan seringkali terjadi perbedaan dan
keterlambatan informasi mengenai mutasi kas di bank maka
secara periodik perlu dilakukan pencocokan antar catatan
menurut bank dan menurut perusahaan untuk menentukan
saldo yang benar pada tanggal tertentu misal pada tanggal
pelaporan keuangan. Pengendalian internal penerimaan kas.
Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari
beberapa sumber-sumber lain dari penjualan tunai, pelunasan
piutang atau dari pinjaman.

G. Prosedur – Prosedur Pengawasan

1. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain:


a. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi - fungsi dalam penerimaan
kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan di setor ke
bank.
b. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi
pencatatan kas.
c. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan
pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas,
pengendalian internal pengeluaran kas. Pengeluaran uang dalam
suatu perusahaan itu adalah untuk membayar bermacam – macam
transaksi. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan ketat,

9
seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya
digelapkan.
2. Beberapa prosedur pengawasan yang penting adalah sebagai berikut:
a. Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk
pengeluaran – pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.
b. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.
c. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti – bukti
(dokumen – dokumen) yang lengkap atau dengan kata lain
digunakan system voucher.
d. Dipisahkan antara orang – orang yang mengumpulkan bukti –
bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek
dan yang mencatat pengeluaran kas.
e. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak
tentu.
f. Diharuskan membuat laporan kas harian.

H. Hal yang perlu di perhatikan dalam Pengelolaan Kas

1. Pengendalian Penerimaan Kas


Prosedur dan pengawasan dalam penerimaan kas perlu dirancang
sedimikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak
diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi
sekecil mungkin. Prosedur dan pengawasan dalam penerimaan kas
perlu memperhatikan beberapa hal berikut :
a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, mencatat, daan
yang menerima uang. Untuk perusahaan kecil pemisahan tugas
seperti demikian tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara
ketiga tugas tadi hanya dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan.
b. Setiap penerimaan uang langsung disetorkan ke Bank sebagaimana
adanya. Untuk pembayaran piutang maupun pembayaran dalam
jumlah besar dari pelanggan bisa juga dengan cara pelanggan
tersebut langsung mentransfer pembayaran itu ke Bank.

10
c. Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas atau bukti
kas masuk. Bukti transaksi tersebut hendaklah perlu juga
dilengkapi dengan lampiranlampiran untuk menguatkan adanya
bukti transaksi tersebut. Dan setelah itu dari bukti transaksi
tersebut akan di catat pada jurnal penerimaan kas.
d. Menggunakan penomoran dokumen transaksi untuk mencegah
transaksi dicatat lebih dari sekali.
e. Mengadakan pemeriksaan kas secara fisik.
f. Menetapkan laporan kas setiap hari. Laporan mengenai setiap
pengeluaran dan penerimaan kas.

2. Pengendalian Pengeluaran Kas


Seperti halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga
memerlukan prosedur dan pengawasan yang baik sehingga perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Semua pengeluaran uang yang relatif besar dialakukan dengan
menggunakan check sedangkan untuk pengeluaran-pengeluaran
yang relatif kecil dilakukan dengan menggunakan kas kecil.
b. Mengadakan pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui
pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas, dan yang mencatat
pengeluaran kas.
c. Melakukan pemeriksaan Intern dalam waktu yang tidak tentu.
d. Setiap pengeluaran kas dibuatkan bukti pengeluaran kas atau kas
masuk serta dilengkapi dengan lampiran-lampiran. Setelah itu
bukti transaksi akan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.

3. Melakukan Rekonsiliasi Bank


Setiap bulan biasanya perusahaan akan menerima rekening koran
dari Bank, rekening koran tersebut digunakan untuk mencocokkan
saldo kas yang ada di Bank tersebut dengan saldo kas yang ada di
perusahaan.

11
4. Perencanaan Arus Kas (Cash Flow Planning)
Perencanaan arus kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran
kas (cash budget) unutk periode-periode tertentu. Anggaran kas dapat
digunakan sebagai alat pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas.
Pada kala tertentu anggaran kas dibandingkan dengan realisasinya.
Apabila terjadi penyimpanganpenyimpangan yang mencolok,
manajemen perusahaan segera dapat melakukan tindakan perbaikan.

I. Kriteria Pengolahan Kas

1. Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah.


2. Dapat digunakan setiap saat bila dikehendaki.
3. Penggunaannya secara bebas
4. Diterima sesuai nilai nominalnya pada saat diuangkan tersebut.

J. Prinsip – Prinsip Pengendalian Intern

1. Pemisahan Fungsi
2. Prosedur Pemberian Wewenang
3. Prosedur Dokumentasi
4. Prosedur dan Catatan Akuntansi
5. Pengawasan Fisik
6. Pemeriksaan Intern secara bebas

K. Keterbatasan Pengendalian Intern

1. Pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah.


2. Pengendalian intern dapat rusak karena kekeliruan dan kesalahan.
3. Pengendalian tidak efektif karena adanya kolusi.
4. Manajemen mengesampingkan pengendalian intern.
5. Biaya pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang
diharapkan.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Terdapat nota pengeluaran maupun pendapatan yang hilang yang


belum diserahkannya kepada pihak pembukuan.
2. Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh staff yang tidak diperiksa
kembali oleh atasan bagian tersebut.

Saran

1. Bukti pengeluaran kas hendaknya di jaga dan simpan dengan baik


agar pada saat diperlukan semua bukti pengeluaran kas dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Sebaiknya setiap hari ataupun dalam waktu berjangkja saldo kas
kecil sebaiknya diperiksa oleh pengawas ataupun atasan yang
bersangkutan sehingga kesalahan pencatatan dapat dihindari karena
telah diperiksa lagi

13
DAFTAR PUSAKA

1. Agus, Sukrisno 2012, Auditing, FAkultas Ekonomi Universitas


Indonesia, Jakarta.
2. Amin Wijaya Tunggal 2000, Auditing, Edisi Kesatu, Edisi Ketiga,
Semesta Media, Jakarta.
3. Elok Izza Afrianiswara 2010, Peranan Audit Internal dalam
Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Kredit Investasi pada
PT Bank Mandiri Kanwil VIII Surabaya, Surabaya.
4. Effendi Rizal 2009, Prinsip-prinsip Akuntansi, Edisi Ketiga,
Semesta Media, Jakarta. 5. Larry F. Konrath. 1999, Auditing,
Concepts and Applications: A Risk Analysis Approach, South-
Western College Publishing. 6. Mulyadi 2002, Auditing, Edisi
Keenam cetakan kesatu, Salemba Empat, Jakarta. 7. Napisa 1999,
Audit Operasional Terhadap Siklus Pendapatan pada PT Multi
Galaksi Utama Palembang, Palembang. 8. Soemarso SR. 2004,
Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Jakarta. 9. Sugiyono
2006, Statiska Untuk Penelitian, Cetakan Sembilan, CV Alfabeta,
Bandung

14

Anda mungkin juga menyukai