Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Akuntansi
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA’ SIDOARJO
2021-202
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi dan
juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta
informasi yang semoga bermanfaat.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Bapak Kafidin Muzakki
SE, M,Ak. selaku dosen mata kuliah Akuntansi yang kami harapkan sebagai
bahan koreksi untuk kami.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kas
1
diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nilai
nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat lain yang dapat
diambil sewaktu-waktu. (Zaki Baridwan,1980:4)
Menurut Munawir (1983:14)
Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang
diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam
bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat
diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet).
Menurut Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982:150)
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank
yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi
nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana
kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan
mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.
B. Komposisi Kas
2
Yang tidak termasuk kas meliputi :
1. Cek Mundur ( Post Dated Checks)
Cek mundur tetap dicatat sebagai piutang sampai tanggal dimana cek
tadi dapat diuangkan.
2. Bon Utang
Bon utang diperlakukan sebagai piutang.
3. Uang Muka Perjalanan
Uang muka perjalanan diperlakukan sebagai piutang jika uang muka
tersebut akan tagih dari karyawan atau dikurangkan dari gajinya.
4. Perangko Pos Perangko pos diperlakukan sebagai persediaan
perlengkapan (supplies) kantor atau toko atau sebagai beban dibayar
dimuka.
5. Dana kas untuk tujuan khusus misalnya dana yang disisihkan untuk
pembayaran utang obligasi.
1. Ciri – ciri Kas adalah dapat digunakan segera sebagai alat bayar
sebesar nilai nominalnya, sedangkan alat bayar yang tidak dapat
digunakan segera sebagai alat bayar dan tidak sesuai dengan nilai
nominalnya tidak dapat dipakai sebagai alat bayar.
3
D. Tujuan Pemeriksaan (Audit Internal) Kas dan Bank
2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca
pertanggal neraca betul – betul ada dan dimiliki oleh perusahaan.
Maksudnya auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara
kas yang dimiliki perusahaan betulbetul ada dan dimiliki perusahaan
dan bukan milik pribadi direksi atau pemegang saham. Karena itu
auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi ke
bank (Existence).
3. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan dalam penggunaan saldo kas
dan bank. Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki
untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya maka dana
tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lain.
Begitu juga jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena
4
perusahaan tersangkut suatu masalah hukum, maka saldo tersebut tidak
boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di harta lancar.
4. Untuk memeriksa seandainya ada saldo kas dalam valuta asing, apakah
saldo tersebut sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan
menggunakan kurs dengan Bank Indonesia pada tanggal neraca dan
apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke
laba rugi tahun berjalan.
5. Untuk memeriksa apakah penyajiannya dineraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut SAK Kas
disajikan di neraca sebagai harta lancar. Kas yang penggunaannya
dibatasi dapat dimasukan dalam aktiva lancar hanya jika pembatasan
tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewjiban
jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama
satu tahun. Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok
kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek.
5
yang berfungsi sebagai lembar awal yang menunjukkan hasil audit kita
secara umum tau kesimpulan atas pos yang bersangkutan.
3. Lakukan cash count (perhitungan fisik kas) pertanggal neraca, bisa
juga sebelum atau sesudah tanggal neraca. Tujuan dari cash count
adalah menghitung Kas perusahaan apakah telah sesuai dengan laporan
keuangannya.
4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal
tidak dilakukan kas opname. Cash Opname adalah pemeriksaan fisik
pada uang kas tunai antara saldo yang terdapat pada Catatan Akuntansi
dengan Uang kas yang ada di brankas/di tangan (cash on hand).
5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki
perusahaan. Asersi utama mengenai pengujian konfirmasi adalah
eksistensi serta hak dan kewajiban. Teknik ini juga dapat memberikan
bukti mengenai penilaian atau alokasi kelengkapan serta penyajian dan
pengungkapan.
6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca (misalkan per 31 Desember
20XX), kalau terpaksa, kalau belum selesai yang Desember, dapat
diminta per 30 November 20XX. Rekonsiliasi bank tersebut nantinya
akan diperiksa kebenarannya.
7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsilitas bank. Rekonsiliasi bank harus
dibuat oleh klien dan tugas auditor adalah memeriksa kebenaran
rekonsiliasi tersebut.
8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian
kredit untuk mengetahui apakah ada pembatasan dari rekening bank
yang dimiliki perusahaan.
9. Periksa inter bank transfer +/- minggu sebelum dan sesudah tanggal
neraca, untuk mengetahui adanya kitting dengan tujuan untuk window
dressing.
Kitting adalah : Suatu penipuan yang dilakukan dengan menggunakan
cek. Cek tersebut ditarik dari suatu bank, kemudian disetorkan kepada
bank lain. Bank tempat menyetorkan ini biasanya terdapat di kota lain.
Window dressing adalah manuver yang seringkali dilakukan oleh
6
perusahaan, bank, reksadana dll, pada akhir periode akuntansi untuk
membuat para pemegang saham dan pemangku kepentingan lain
terkesan dengan menyajikan laporan keuangan yang lebih baik
daripada kondisi sebenarnya.
10. Periksa transaksi kas sesuai tanggal neraca (subsequent payment dan
subsequent collection), sampai mendekati tanggal selesainya
pemeriksaan lapangan.
Subsequent collection ( penagihan sesudah tanggal laporan posisi
keuangan (neraca), sampai mendekati tanggal selesainya pekerjaan
lapangan / audit field work ), yang harus dilaksanakan dalam
pemeriksaan piutang dan barang dalam perjalanan.
Subsequent payment (pembayaran sesudah tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) sampai mendekati tanggal selesainya audit field
work), yang harus dilaksanakan dalam pemeriksaan liabilitas dan biaya
yang masih harus dibayar.
11. Periksa apakah penyajian kas dan bank di neraca dan catatan atas
laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia.
12. Buat kesimpulan di Top Schedule kas atau di memo tersendiri
mengenai kewajaran dari Cash on hand dan in bank, setelah kita
menjalankan seluruh prosedur audit di atas.
7
mudah digelapkan dan di pindahtangankan dan hampir secara
universal diinginkan setiap orang.
2. Jumlah kas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus diatur
secara seksama sehingga tidak terlalu banyak atau terlalu
sedikit yang tersedia pada setiap saat. Jika terjadi kelebihan
(idle cash) perusahaan kehilangan kesempatan untuk
memperoleh penghasilan. Jika kas tersebut dapat
diinvestasikan, sehinga sering dikatakan tidak produktif. Tetapi
jika kekurangan kas akan menyebabkan perusahaan kesulitan
likuiditasnya.
8
perusahaan harus menyediakan dana sebagai kas kecil untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Proteksi Fisik atas Saldo Kas. Tidak hanya melalui pemisahan
fungsi penerimaan, pengeluaran dan pencatatan saja yang
diperlukan dalam pengendalian terhadap kas, tetapi juga perlu
melindungi secara fisik kas yang disimpan di perusahaan (cash
on hand) dan kas di bank. Perlindungan secara fisik dilakukan
dengan menyediakan lemari besi, peti penyimpanan atau laci
kas yang terkunci.
5. Rekonsiliasi Saldo Bank. Karena uang perusahaan ada yang
disimpan di bank, dan seringkali terjadi perbedaan dan
keterlambatan informasi mengenai mutasi kas di bank maka
secara periodik perlu dilakukan pencocokan antar catatan
menurut bank dan menurut perusahaan untuk menentukan
saldo yang benar pada tanggal tertentu misal pada tanggal
pelaporan keuangan. Pengendalian internal penerimaan kas.
Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari
beberapa sumber-sumber lain dari penjualan tunai, pelunasan
piutang atau dari pinjaman.
9
seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya
digelapkan.
2. Beberapa prosedur pengawasan yang penting adalah sebagai berikut:
a. Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk
pengeluaran – pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.
b. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.
c. Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti – bukti
(dokumen – dokumen) yang lengkap atau dengan kata lain
digunakan system voucher.
d. Dipisahkan antara orang – orang yang mengumpulkan bukti –
bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek
dan yang mencatat pengeluaran kas.
e. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak
tentu.
f. Diharuskan membuat laporan kas harian.
10
c. Setiap penerimaan kas dibuatkan bukti penerimaan kas atau bukti
kas masuk. Bukti transaksi tersebut hendaklah perlu juga
dilengkapi dengan lampiranlampiran untuk menguatkan adanya
bukti transaksi tersebut. Dan setelah itu dari bukti transaksi
tersebut akan di catat pada jurnal penerimaan kas.
d. Menggunakan penomoran dokumen transaksi untuk mencegah
transaksi dicatat lebih dari sekali.
e. Mengadakan pemeriksaan kas secara fisik.
f. Menetapkan laporan kas setiap hari. Laporan mengenai setiap
pengeluaran dan penerimaan kas.
11
4. Perencanaan Arus Kas (Cash Flow Planning)
Perencanaan arus kas dapat dilakukan dengan membuat anggaran
kas (cash budget) unutk periode-periode tertentu. Anggaran kas dapat
digunakan sebagai alat pengendalian penerimaan dan pengeluaran kas.
Pada kala tertentu anggaran kas dibandingkan dengan realisasinya.
Apabila terjadi penyimpanganpenyimpangan yang mencolok,
manajemen perusahaan segera dapat melakukan tindakan perbaikan.
1. Pemisahan Fungsi
2. Prosedur Pemberian Wewenang
3. Prosedur Dokumentasi
4. Prosedur dan Catatan Akuntansi
5. Pengawasan Fisik
6. Pemeriksaan Intern secara bebas
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
13
DAFTAR PUSAKA
14