Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KAS DAN SETARA KAS

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi Perpajakan

Dosen Pengampu:

Encep Anwar Gojali, S.Pd., M.Pd

Oleh:

Supiani : 4202110024

Siti Ulvah : 4201910196

MAHASISWA EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

INSTITUT MADANI NUSANTARA

Jln. Lio Balandongan Sirnagalih (Begeg) No:74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang
Kota Sukabumi-Jawa Barat

2023-2024

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kas
dan Setara Kas”. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah Akuntansi Perpajakan.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kesulitan dan tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan orang lain. Untuk itu, pada
kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Encep Anwar
Gojali, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah Akuntansi Perpajakan. Kami juga
mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran kami
harapkan untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Sukabumi, Maret 2024

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................I

DAFTAR ISI..........................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kas dan Setara Kas..............................................3


B. Jenis-Jenis Kas dan Setara Kas.............................................7
C. Pengecualian Dari Kas Dan Setara Kas................................9
D. Tujuan Kas dan Setara Kas...................................................10
E. Kas dan setara Kas dalam Akuntansi Perpajakan.................11

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................15
B. Saran............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa di dalam mata kuliah Akuntansi
Perpajakan terdapat salah satu bab yang membahas tentang Kas dan Setara
Kas. Maka dari itu kelompok kami akan menyajikan pembahasan yang lebih
mendalam tentang Kas da Setara Kas. Kas merupakan alat pembayaran dan
bagian dari Aktiva yang liquid, yang dapat dipergunakan segera untuk
memenuhi kewajiban finansial perusahaan, Kas dapat berupa uang tunai atau
simpanan pada Bank yang dapat digunakan dengan segera dan diterima
sebagai alat pembayaran sebesar nilai nominalnya, seperti uang kertas dan
logam, check dan bilyet giro, simpanan di Bank dalam bentuk giro dan lain-
lain.
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang
langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan
tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti
penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke
bank keesokan harinya. Setara Kas adalah Investasi yang sifatnya sangat
liquid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah
tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang sangat signifikan.
Kas kecil disediakan untuk keperluan pembayaran yang jumlahnya kecil
dan tidak praktis bila dilakukan dengan check. Semua pengeluaran kas kecil
dicatat pada buku kas kecil dan hanya diposting ke buku besar sekali saja pada
saat pengisian kembali kas kecil. Dana yang ditentukan dalam kas kecil harus
ditetapkan melelui keputusan manajemen dan tidak boleh melebihi ketentuan
tersebut. Pengeluaran-pengeluaran kas kecil hanya dapat dilakukan setelah
perintah pengeluaran kas telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
Fungsi kas dalam suatu perusahaan sangat penting, karena hampir setiap
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan selalu berkaitan dengan kasMaka

iv
tanpa kas perusahaan tidak akan berjalan dengan lancar. Kas yang diperlukan
perusahaan baik digunakan untuk membiayai perusahaan sehari-hari ataupun
untuk pembelian aktiva tetap memiliki sifat continue maupun tidak continue.
Sifat Continue, Untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan upah,
membeli suplies kantor habis pakai dll. Sedangkan Sifat Tidak Continue,
Untuk pembayaran pajak, Dividen, Angsuran, Hutang dll.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kas dan Setara Kas?
2. Apa Saja Jenis- Jenis Kas Dan Setara kas ?
3. Apa Saja Pengecualian Dari Kas Dan Setara Kas ?
4. Apa Saja Tujuan Dari Kas Dan Setara Kas ?
5. Bagaimana Kas Dan setara Kas dalam Akuntansi Perpajakan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Kas Dan Setara Kas.
2. Mengetahui Jenis-Jenis Kas Dan Setara Kas.
3. Mengetahui Apa Saja Pengecualian Dari Kas Dan Setara Kas.
4. Mengetahui Tujuan Dari Kas Dan Setara Kas .
5. Mengetahui Kas dan setara Kas dalam Akuntansi Perpajakan.

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kas dan Setara Kas


Kas dan Setara Kas merupakan kelompok akun yang digunakan untuk
mencatat kas dan setara kas yang dikelola oleh Bendahara Umum Negara dan
Kementrian Negara/Lembaga.
Kas ialah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Atau juga, Kas adalah uang
tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditermpatkan pada urutan
teratas dari aset. Aset yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat
pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti uang kertas, uang
logam, dan saldo rekening giro di bank. Sedangkan bank ialah saldo rekening
giro yang dapat digunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan usaha.
Kas dalam perusahaan umumnya dibagi atas kas kecil dan kas besar. Kas
kecil umumnya dipakai untuk pengeluaran yang sifatnya rutin dan tidak besar
jumlahnya. Sedangkan kas besar umumnya dipakai Oleh perusahaan untuk
pengeluaran tertentu dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan
jumlah pengeluaran pada kas kecil dan biasanya uang tunai kas besar disimpan
di dalam brankas.
Menurut IAI (2009: 28) dalam SAK ETAP, Setara Kas adalah investasi
jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas
jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau lainnya. Oleh karena itu,
investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera
jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan.
Deposito yang jatuh temponya kurang atau sama dengan tiga bulan dan tidak
diperpanjang terus-menerus (rollover) dapat dikategorikan sebagai setara kas.
 Klasifikasi
Kas dan setara kas pada pemerintah daerah mencakup kas yang dikuasai,
dikelola dan dibawah tanggung jawab bendahara umum daerah (BUD) dan
kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab selain bendahara

6
umum daerah, misalnya bendahara pengeluaran. Kas dan setara kas yang
yang dikuasai dan dibawah tanggung jawab bendahara umum daerah
terdiri dari:
a. saldo rekening kas daerah, yaitu saldo rekening-rekening pada bank
yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung penerimaan dan
pengeluaran.
b. setara kas, antara lain berupa surat utang negara (SUN)/Obligasi dan
deposito kurang dari 3 bulan, yang dikelola oleh bendahara umum
daerah

Kelompok Jenis Keterangan


Kas Kas di Kas Daerah Kas di kas Daerah
Potongan pajak dan lainnya
Kas Transitoris
Kas Lainnya
Kas di Bendahara Pendapatan yang belum disetor
Penerimaan
Uang Titipan
Kas di Bendahara Sisa pengisisn kas UP/GU/TU
Pengeluaran
Pajak di SKPD yang belum disetor
Uang Titipan
Kas di BLUD Kas tunai BLUD
Kas di Bank BLUD
Pajak yang belum disetor BLUD
Uang muka pasien RSUD/BLUD
Uang titipan BLUD
Setara Deposito (kurang dari 3 Deposito (kurang dari 3 bulan)
Kas bulan)
Surat Utang Surat Utang Negara/Obligasi (kurang
Negara/Obligasi (kurang dari 3 bulan)

7
dari 3 bulan)

 Pengertian yang tidak termasuk dalam kas dan setara kas, baik
menurut akuntansi dan perpajakan adalah sebagai berikut:
1. Deposito yang Jatuh Temponya lebih dari 3 (tiga) Bulan atau Rollover
Saldo rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari 3
(tiga) bulan atau rollover, tidak termasuk dalam pengertian kas karena
tidak dapat digunakan sewaktu-waktu.
2. Perangko dan Materai
Biasanya perusahaan mempunyai persediaan perangko dan materai
Yang dapat dipakai sewaktu-waktu. Persediaan ini tidak termasuk
dalam pengertian kas, sekalipun persediaan ini sering disimpan Oleh
kasir perusahaan. Apabila jumlahnya cukup besar, persediaan ini dapat
digolongkan ke dalam persediaan perlengkapan alat-alat kantor
(supplies).
3. Kas Bon atau Uang Muka
Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka dari pegawai dan
tidak dapat digolongkan ke dalam kas. Kertas-kertas tersebut tidak
dapat digunakan sewaktun- waktu sehingga tidak dapat dianggap
sebagai uang tunai.
4. Cek Mundur dan Cek Kosong
Cek mundur tidak dapat diuangkan sampai jatuh temponya
sehingga tidak memenuhi syarat sebagai kas. Cek mundur yang
diterima untuk melunasi piutang, belum mengurangi saldo piutang.
Apabila Cek tersebut dapat diuangkan karena tidak cukup dananya di
bank, Cek tersebut disebut Cek kosong. Cek kosong sama sekali tidak
memiliki harga sehingga tidak dapat dianggap sebagai aset perusahaan.
Untuk keperluan penyusunan laporan keuangan, kas dan bank
dilaporkan sebesar nilai\i nominal. Perlakuan terhadap kas dan bank
dalam perpajakan dan akuntansi pada umumnya tidak jauh berbeda.
Ketentuan perpajakan tidak mengatur secara rinci mengenai teknik dan

8
metode pembukuan kas dan bank. Oleh karena itu, praktik akuntanwi
yang mengatur tentang teknik dan metode pembukuan kas dan bank
dapat diikuti sepenuhnya.
Untuk tujuan pengendalian kas dan bank, perusahaan pada
umumnya melakukan pemisahan dana antara kas kecil (petty Cash)
dan kas besar (Cash on hand). Kas kecil umumnya dipakai untuk
pengeluaran harian perusahaan yang sifatnya rutin dan tidak besar
jumlahnya.
Menurut Wild dan Kwok (2011: 249) dalam kas kecil dikenal
sistem berikut.
1. Sistem Dana Tetap (Impresf System)
Pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil dilakukan pada
saat penggantian dana.
2. Sistem Dana Berfluktuasi (Fluclıuıting Fund System)
Pencatatan transaksi dan mutasi dana kas kecil dilakukan şetiap
saat terjadinya pengeluaran dana kas.

WY dapat memilih salah satu dari kedua sistem di atas dan semua itu
diserahkan sepenuhnya kepada praktik pembukuan VVP.

Jurnal untuk membukukan transaksi kas kecil, adalah sebagai berikut:

Transaksi Imprest Fund System Fluctuating Fund System


pembentukan Kas Kas Kecil xxx Kas Kecil xxx
Kecil Kas xxx Kas xxx
Pengeluaran dengan Tidak ada Jurnal. Bensin xxx
dana kas kecil Kas Kecil xxx
Hanya menyimpan bukti dari
Tol parkir xxx
pengeluaran tersebut.
Kas Kecil xxx
Alat Tulis xxx
Kas Kecil xxx
Perangko xxx

9
Kas Kecil xxx
Pengisian kembali kas Bensin xxx Kas Kecil xxx
kecil Tol & parkir xxx Kas xxx
Alat Tulis xxx
Perangko xxx
Kas
xxx

Seperti diketahui bahwa saldo bank yang dicatat oleh perusahaan sering kali
mempunyai saldo yang berbeda dengan jumlah saldo yang tertera pada rekening
koran atau rekening giro, sehingga haruslah dibuatkan rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi bank merupakan proses menyesuaikan saldo bank pada pembukuan
perusahaan dengan saldo rekening koran atau rekening giro sehingga mempunyai
saldo yang sama. Setiap bulan rekonsiliasi bank ini haruslah dibuat oleh bagian
akuntansi perusahaan, setelah itu barulah dibuatkan jurnal untuk mencatat
transaksi pada rekonsiliasi bank tersebut.

Menurut Weygandt, Kimmel, Kieso (2011: 319-323) perbedaan yang teriadi


disebabkan oleh (a) time lags -> perbedaan waktu pencatatan antara pihak bank
dengan pihak perusahaan, dan (b) errors -> kesalahan yang mungkin dilakukan
Oleh pihak bank atau pihak perusahaan. Secara lebih detail perbedaan tersebut
terdiri atas berikut:
1. Setoran dalam perjalanan setoran akhir bulan yang dicatat perusahaan pada
suatu bulan, tetapi diterima dan dicatat oleh bank pada bulan berikutnya.
2. Cek beredar -> cek perusahaan yang dicatat pada saat pengeluaran, namun
belum dicatat oleh bank sampai bulan berikutnya.
3. Jasa giro / pendapatan bunga penghasilan yang berasal dari bank yang
belurn dicatat oleh peru sahaan sampai diterimanya rekening koran.
4. Beban bank beban-beban yang dikeluarkan bank namun belum dicatat oleh
perusahaan sampai rekening koran diterima perusahaan.

10
5. Kesalahan bankm/ perusahaan kesalahan pencatatan oleh pihak bank
maupun pihak perusahaan.
B. Jenis-jenis Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas membantu perusahaan memenuhi kebutuhan modal
kerjanya karena aset likuid ini digunakan untuk melunasi kewajiban lancar,
yaitu utang dan tagihan jangka pendek.
1. Uang tunai
Uang tunai adalah uang dalam bentuk mata uang, yang mencakup
semua uang kertas, koin, dan uang kertas. Ini juga mencakup wesel, cek
kasir, cek bersertifikat, dan rekening giro. Giro adalah jenis rekening yang
penarikan dananya dapat dilakukan kapan saja tanpa harus
memberitahukan kepada lembaga. Contoh rekening giro antara lain
rekening giro dan rekening tabungan. Semua saldo rekening giro pada
tanggal laporan keuangan dimasukkan dalam jumlah kas.
2. Mata uang asing
Perusahaan yang memiliki lebih dari satu mata uang dapat mengalami
risiko nilai tukar mata uang. Mata uang dari luar negeri harus dijabarkan
ke mata uang pelaporan untuk tujuan pelaporan keuangan. Konversi
tersebut biasanya memberikan hasil yang sebanding dengan hasil yang
akan terjadi jika bisnis menyelesaikan operasi hanya dengan menggunakan
satu mata uang. Kerugian translasi akibat devaluasi mata uang asing tidak
dilaporkan dalam kas dan setara kas. Kerugian ini dilaporkan dalam akun
pelaporan keuangan yang disebut “akumulasi pendapatan komprehensif
lain”.
3. Setara Kas
Setara kas adalah investasi yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi
uang tunai. Investasinya harus jangka pendek, biasanya dengan durasi
investasi maksimal 90 hari. Jika suatu investasi jatuh tempo lebih dari 90
hari, maka investasi tersebut harus diklasifikasikan dalam bagian bernama
"investasi". Setara kas harus sangat likuid dan mudah dijual di pasar.
Pembeli investasi ini harus mudah dijangkau.

11
Jumlah setara kas dalam dolar harus diketahui. Oleh karena itu, semua
setara kas harus mempunyai harga pasar yang diketahui dan tidak boleh
mengalami fluktuasi harga yang berarti. Nilai setara kas tidak boleh
diperkirakan akan berubah secara signifikan sebelum ditebus atau jatuh
tempo. Contoh setara kas meliputi:
a. Surat Berharga Tertentu.
Istilah luas ini mencakup segala keamanan investasi yang dapat
dengan cepat diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat. Banyak
contoh di bawah ini juga dapat disebut sebagai sekuritas yang dapat
dipasarkan, dan perusahaan sering kali menggabungkan investasi ini
ke dalam neraca mereka. Namun, banyak surat berharga yang tidak
memenuhi syarat sebagai setara kas seperti saham dan obligasi jangka
panjang.
b. Tagihan Perbendaharaan .
Instrumen utang ini diterbitkan oleh pemerintah Amerika Serikat dan
berjangka waktu antara empat hingga 52 minggu.
c. Obligasi Pemerintah Jangka Pendek Lainnya.
Instrumen utang ini dapat diterbitkan oleh entitas pemerintah mana pun
(kota, negara bagian, atau Federal). Kelayakan kredit lembaga
pemerintah harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi risiko
obligasi.
d. Penerimaan Bankir .
Instrumen keuangan ini mewakili janji pembayaran di masa depan
dari bank. Dinyatakan kepada siapa pembayaran akan dilakukan,
jumlahnya, dan pada tanggal berapa. Biasanya jangka waktunya
antara 30 dan 180 hari.
e. Kertas komersial.
Ini adalah obligasi atau utang jangka pendek yang diterbitkan oleh
perusahaan. Surat berharga mempunyai jatuh tempo hingga 270 hari,
namun rata-rata 30 hari. Tingkat bunga surat berharga akan bervariasi
berdasarkan kelayakan kredit perusahaan penerbitnya.

12
f. Akun pasar uang .
Rekening berbunga ini mirip dengan rekening tabungan, tetapi
seringkali memberikan bunga yang lebih tinggi. Akun memang
memiliki beberapa batasan kecil terkait penarikan.
g. Sertifikat Deposito.
CD dapat dianggap setara tunai tergantung pada tanggal jatuh
temponya.
C. Pengecualian Dari Kas dan Setara Kas
Terdapat beberapa pengecualian terhadap aset jangka pendek dan aset lancar
yang diklasifikasikan sebagai kas dan setara kas.
1. Jaminan Kredit
Pengecualian dapat dilakukan untuk instrumen utang jangka pendek
seperti Treasury-bills jika instrumen tersebut digunakan sebagai jaminan
atas pinjaman atau jalur kredit yang belum dibayar. T-bills yang dibatasi
harus dilaporkan secara terpisah. Dengan kata lain, tidak ada batasan
dalam mengkonversi sekuritas apa pun yang tercatat sebagai kas dan
setara kas.
2. Inventaris
Persediaan yang dimiliki perusahaan tidak dianggap setara kas karena
mungkin tidak mudah dikonversi menjadi uang tunai. Selain itu, nilai
persediaan juga tidak terjamin, artinya tidak ada kepastian jumlah yang
akan diterima untuk melikuidasi persediaan tersebut.
3. Sertifikat Deposito yang Tidak Dapat Dipecahkan
Area abu-abu untuk setara kas berkaitan dengan sertifikat deposito
dengan jangka waktu lebih dari 3 bulan yang tidak dapat
dipatahkan. Seringkali, lembaga keuangan mengizinkan pemegang CD
untuk merusak produk keuangan mereka dengan imbalan penyitaan bunga
(yaitu bunga enam bulan terakhir hilang). Jika lembaga keuangan tidak
mengizinkan opsi ini, CD tidak boleh diperlakukan sebagai setara
kas. Hal ini terutama berlaku untuk produk jangka panjang seperti CD
lima tahun yang harus dimiliki hingga jatuh tempo.

13
4. Aset Dibayar di Muka
Perusahaan dapat melaporkan aset dibayar dimuka sebagai bagian dari
bagian aset lancarnya. Aset yang dibayar dimuka ini dapat
dikembalikan. Namun, karena terdapat risiko pengembalian dana tidak
dapat diproses tepat waktu atau mungkin hanya terdapat pengembalian
sebagian dana, aset dibayar di muka tidak dianggap setara kas.
5. Piutang usaha
Karena ketidakpastian mengenai kelayakan kredit klien, saldo piutang
usaha yang terhutang bukan setara kas meskipun tagihannya telah jatuh
tempo atau akan segera jatuh tempo. Sekalipun suatu utang siap untuk
ditagih, tidak ada jaminan bahwa klien akan mampu
membayarnya. Selain itu, perusahaan mungkin tidak memiliki posisi
istimewa dalam proses kebangkrutan atau likuidasi. Oleh karena itu, uang
yang terutang dari nasabah tidak sama dengan setara kas.
D. Tujuan Kas Dan Setara Kas
Perusahaan membawa kas dan setara kas untuk berbagai alasan
bisnis. Perusahaan mungkin ingin memiliki kas dan setara kas untuk:
1. Bayar hutang saat ini.
Perusahaan harus menggunakan kas dan setara kas untuk membayar
tagihan dan porsi utang jangka panjang saat jatuh tempo. Daripada harus
melikuidasi aset jangka panjang, pembayaran dilakukan dengan aset yang
paling likuid.
2. Simpan untuk investasi modal masa depan
Perusahaan mungkin mempunyai rencana jangka panjang untuk
pertumbuhan atau perkembangan, dan rencana tersebut mungkin
memerlukan sejumlah besar modal. Perusahaan atau bisnis yang
menghindari risiko dan mungkin ingin meningkatkan skalanya dalam satu
atau dua tahun mungkin tidak bersedia menginvestasikan dananya pada
produk yang lebih berisiko. Sebaliknya, menyimpan uang tunai dan setara
kas seringkali merupakan tempat yang aman bagi perusahaan untuk
menyimpan dana yang mereka perlukan di masa depan.

14
3. Rencanakan keadaan darurat.
Pada catatan yang sama, setara kas adalah instrumen yang paling dekat
dengan uang tunai. Baik perusahaan memiliki kas atau setara kas, produk-
produk ini dapat melindungi perusahaan selama periode bisnis yang buruk
atau ketidakpastian pasar yang luas.
4. Memenuhi perjanjian keuangan.
Sebuah perusahaan mungkin diharuskan untuk memiliki sejumlah aset
yang sangat likuid sebagai bagian dari perjanjian utang. Perjanjian
tersebut tidak boleh menetapkan apa yang dimaksud dengan produk
keuangan atau memuat batasan apa pun terhadapnya. Misalnya, pinjaman
mungkin mengharuskan perusahaan memiliki sejumlah kas atau setara
kas.
E. Kas dan Setara Kas dalam Akuntansi Perpajakan
Berdasarkan PP 131 Tahun 2000 jo. KMK-51/KMK.04/2001
penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari deposito/ tabungan, yang
ditempatkan pada bank yang didirikan di dalam negeri maupun di luar
negeri melalui cabangnya di Indonesia, termasuk jasa giro serta diskonto
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), kecuali WP orang pribadi Yang seluruh
penghasilannya dalam satu tahun pajak termasuk bunga dan diskonto tidak
melebihi PTKP dikenakan pph final sebesar 20% dari jumlah bruto.
Penghasilan atas bunga deposito/ tabungan, diskonto SBI dan jasa giro
dipotong langsung Oleh bank pembayar pada saat pernbayaran/pembebanan
biaya; pihak bank tersebut Yang akan membayar/menyetor pph final
tersebut ke kas negara dengan menggunakan Surat Setoran pajak (SSP) dan
melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan menggunakan
Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPH pasal 4 ayat Pemotong wajib
menyetorkan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak
berakhir dan melaporkannya paling lambat 20 hari setelah masa pajak
berakhir.
 Peraturan pajak tentang bunga bank
Hukum dasarnya:

15
1) PP No. 131 Tahun 2000
2) KMK No. 51/kmk.04/2001

Mengatur bahwa penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari


deposito/tabungan, diskonto SBI dan jasa giro dikenakan PPH Pasal 4
ayat (2) UU PPh.

Pengenaan pajak tersebut:

a) 20% PB, bersifat Final apabila WP OP atau badan


b) 20% PB atau tarif P3B, sifat final apabila WP Luar Negeri
c) Dipotong langsung oleh bank, dan dari bank disetor langsung ke kas
negara menggunakan SPP, dan melapor dengan SPT masa PPh pasal
4 ayat (2)
 Pengecualian potongan pajak:
1. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah
deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp7.500.000
dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah;
2. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan
di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia
3. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI Yang diterima atau
diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan, sepanjang dananya diperoleh dari sumber
pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 UU Nomor 11
Tahun 1992 tentang Dana Pensiun; dan
4. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka
pemilikan rumah sederhana dan rumah sangat sederhana untuk
digunakan sendiri.

Jadi dapat disimpulkan, Bunga dari Tabungan dan diskonto SBI, bunga
dari deposito dikenai pajak penghasilan yang bersifat final dengan tarif
sebagai berikut:

16
a. Tarif 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto, terhadap wajib pajak
dalam negeri dan bentuk usaha tetap
b. Tarif 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto atau dengan tarif
berdasarkan perjanjian penghindaran pajak berganda yang berlaku,
terhadap wajib pajak Luar Negeri.

Sehubung dengan pajak final tersebut, pencatatan atas pendapatan bunga


secara fiscal disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima,
yaitu pendapatan bunga yang dikurang PPh 4 ayat 2 atas bunga.

 Akuntansi Pajak untuk bunga Bank


Pencatatan akuntansi pajak untuk bunga tabungan Bank, menekankan
kepada penerimaan pendapatan bunga yang harus dipotong PPh pasal 4
ayat 2 sebagai beban pajak di Laporan Laba Rugi.

Contoh:

Pada tanggal 1 Januari 2016 PT kaya mendapatkan bunga tabungan


dalam tahapan sebesar Rp1.000.000. Atas pendapatan tersebut dipotong
PPh final sebesar Rp200.000 Oleh pihak bank Yang memberikan
penghasilan.

 Metode bruto (gross method)

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-jan-12 Bank 800.000 -
PPh Pasal 4 ayat 200.000 -
(2)
Pendapatan Bunga - 1.000.000
PPH final diperlakukan seagai beban dan termasuk dalam beben
oprasional (beben umum dan administrasi).

17
 Metode neto (nett method)

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-Jan-12 Bank 800.000 -
Pendapatan - 800.000
Bunga

pada dasarnya pelaporan atas pendapatan bunga secara fiskal


disajikan pada jumlah net0 pendapatan bunga Yang diterima yaitu
pendapatan bunga dikurangi dengan PPh final atas bunga dengan
jumlah Rp. 800.000 Hal tersebut sesuai dengan Buku Petunjuk
Pengisian SPT Tahunan PPh Badan.

Untuk jasa giro dan bunga deposito, perlakuan akuntansi


perpajakannya sama seperti perlakuan akuntansi perpajakan untuk
bunga tabungan. Karena penghasilan ini terkena pph final, maka
harus dikoreksi negatif dalam rekonsiliasi fiskal pada akhir tahun.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesmpulan
Kas ialah uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya
ditermpatkan pada urutan teratas dari aset. Aset yang termasuk dalam kas
adalah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan segera seperti
uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank.
Setara Kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang
dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan
investasi atau lainnya. Oleh karena itu, investasi umumnya diklasifikasikan
sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga)
bulan atau kurang sejak tanggal perolehan.
penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari deposito/ tabungan,
yang ditempatkan pada bank yang didirikan di dalam negeri maupun di luar
negeri melalui cabangnya di Indonesia, termasuk jasa giro serta diskonto
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), kecuali WP orang pribadi Yang seluruh
penghasilannya dalam satu tahun pajak termasuk bunga dan diskonto tidak
melebihi PTKP dikenakan pph final sebesar 20% dari jumlah bruto.
B. Saran Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah ini dan
belum mencapai standar kesempurnaan yang diinginkan, penulis sangat
menghargai masukan dan saran dari pembaca untuk meningkatkan kualitas
makalah di masa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

19
DAFTAR PUSTAKA

Faisal , A. (2021). Aakuntansi Perpajakan. Pekalongan: NEM.

Pangesta, W. (2022, april 13). pengertian kas dan setara kas dalam Akuntansi.
Retrieved from jurnal.id: https://www.jurnal.id/id/blog/apa-itu-jenis-juga-
pengertian-dari-uang-kas-dan-setara-kas-adalah/

Soekarisno, A. (2014). Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat .

Tamba, S. (2021, agustus 11). makalah kas dan setara kas . Retrieved from
sebrida:
https://www.academia.edu/51268295/MAKALAH_KAS_DAN_SETARA
_KAS

Tuovila, A. (2024, maret 02). kas dan setara kas. Retrieved from investovedia:
https://www.investopedia.com/terms/c/cashandcashequivalents.asp

Tuovila, A. (2024). Kas dan Setara Kas . investopedia, 10-12.

Weygandt, k. k. (2011). perbedaan pencatatan Akuntansi Perpajakan. kieso, 319-


323.

20

Anda mungkin juga menyukai