Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

AKUNTANSI KAS, PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA,


KLIRING, DAN PAJAK
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akutansi Keuangan Syariah
Dosen Pengampu:
Anang Haris Firmansyah,M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 10

1. Rahma Sifa Auliya (12406183103)


2. Amirotus Soimah (12406183121)
3. Sania Alkhoirotun Nisa (12406183129)
4. Adila Salsabila (12406183134)
5. Alfi Rohmatul Laili (12406183149)

KELAS 3C

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya. Sholawat serta salam selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia
dari jalan jahiliyah menuju jalan Islamiyah.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Akuntansi Keuangan Syariah dengan judul “Akuntansi Kas, Penempatan
Pada Bank Indonesia, Kliring dan Pajak ”.Melalui kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Bapak Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
3. Ibu Hj. Amalia Nuril Hidayati, SE., M.Sy, selaku Ketua Jurusan
Manajemen Keuangan Syariah
4. Bapak Anang Haris Fermansyah, M. Pd. sebagai dosen mata kuliah
Akutansi Keuangan Syariah yang telah memberikan pengarahan sehingga
makalah dapat terselesaikan.
5. Semua pihak yang telah telah membantu terselesaikannya penulisan
makalah ini.
Tidak tertutup kemungkinan masih terdapat kekurangan dan kekeliruan.
Terlepas dari segala kekurangannya itu mudah-mudahan kerja keras yang kami
lakukan dalam pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan agar dapat menjadi pelajaran untuk penulisan makalah yang
selanjutnya. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan ataupun kutipan-
kutipan yang kurang berkenan.

Tulungagung, 04 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................

A. Latar Belakang .................................................................................1


B. Rumusan Masalah ............................................................................1
C. Tujuan Pembahasan .........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................
A. AKUNTANSI KAS .........................................................................2
B. AKUNTANSI PADA PENEMPATAN BANK SYARIAH ...........8
C. KLIRING .........................................................................................9
D. PAJAK ...........................................................................................13
E. CONTOH SOAL............................................................................14
BAB III PENUTUP ...............................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................15
B. Saran ..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin banyaknya transaksi dagang yang melibatkan pembayaran
dengan bank, mengakibatkan semakin banyaknya transaksi giral antar bank.
Kelancaran pembayaran transaksi dituntut semakin mudah dan tersusun rapi
dalam menyelesaian semua transaksi giral. Dalam menjalankan fungsinya, bank
komersial menggunakan sarana kliring untuk memudahkan penyelesaian transaksi
antar bank. Bank dapat saling memperhitungkan hutang-piutang yang terjadi
akibat transaksi bisnis yang dilakukan masing-masing nasabahnya. Transaksi
antara nasabah bank tersebut menggunakan alat bayar berupa cek, bilyet giro, atau
surat dagang lainnya yang lazim diterima oleh bank.
B. Rumusan Masalah
1. apa itu akuntansi kas?
2. Apa itu akuntansi penempatan pada bank indonesia ?
3. Apa itu kliring?
4. Apa itu pajak?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu akuntansi kas
2. Agar mengetahui akuntansi penempatan pada bank indonesia
3.Mengetahui apa itu kliring
4. Mengetahui bagaimana itu pajak

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. AKUNTANSI KAS

Kas merupakan aset perusahaan yang terdiri dari uang logam,


uang kertas, cek, dan money orders. Termasuk sebagai unsur kas
adalah uang yang ada di tangan atau dalam deposito di bank atau
lembaga deposito lainnya.

Setara kas (cash equivalent) meliputi investasi yang sangat


likuid, biasanya dalam surat-surat berharga, dengan periode jatuh
tempo tiga bulan atau kurang dihitung dari tanggal pembelian, yang
dapat dikonversi menjadi sejumlah kas tertentu. Pengelompokan
investasi sebagai investasi jangka pendek atau jangka pendek atau
jangka panjang ditentukan oleh tujuan pemilikan suatu investasi.
Akutansi untuk investasi jangaka panjang dibahas tersendiri dalam
bab investasi.
Mutasi saldo kas dalam satu periode akuntansi dapat
disebabkan oleh penmbahan dari transaksi penerimaan dan
pengeluaran melalui transaksi pengeluaran kas. Mutasi kas dapat
dilakukan melalui pemindahan fisik kas, penggunaan cek, atau
pemindahan melalui fasilitas transfer dana elektronik.
Cek merupakan suatu pesan tertulis yang ditandatangani oleh
nasabah sebagai perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang
kepada penerima kas (desigmal recipient). Jika perusahaan menerima
cek dari pihak lain, maka akan dicatat sebagai penambahan kas. Jika
perusahaan menerbitkan cek dan menyerahkannya kepada pihak lain,
maka dalam akuntansi di perlakukan sebagai pengurang kas.
Transfer dana elektronik merupakan suatu sistem pengeluaran
yang menggunakan kabel, telepon, atau komputer untuk mentransfer
kas dari suatu tempat ke tempat lain. Saat ini bank-bank tertentu sudah
menyediakan fasilitas ATM (Anjungan Tunai Mandiri) untuk nasabah
yang membuka rekening koran.

2
a. Penerimaan Kas

Kas merupakan salah satu akun atau rekening yang disajikan


oleh perusahaan sebagai salah satu elemen aktiva lancar. Kas
merupakan terminal bagi arus lalu lintas transaksi dalam perusahaan.
Semua transaksi, langsung atau tidak langsung pasti akan
berhubungan dengan kas. Junlah kas perusahaan dipengaruhi oleh
mutasi yang berasal dari transaksi-transakasi penerimaan dan
pengeluaran kas.

Penerimaan kas perusahaan yang umum terjadi bersumber


dari:

1. Penjualan barag dagangan/jasa secara tunai. Transaksi penerimaan


kas yang paling sering terjadi dalam perusahaan adalah penjualan
tunai. Transaksi ini menyebabkan penambahan jumlah kas
perusahaan.
2. Penerimaan dari penulasan piutang. Piutang bisa timbul dari
transaksi penjualann kredit atau memberikan pinjaman uang tunai
kepada pihak lain. Jika pihak yang berutang menyerahkan kembali
kepada perusahaan sejumlah kas yang pernah dipinjamnya, maka
penyerahan tersebut menyebabkan penambahan jumlah kas
perusahaan.
3. Penjualan aktiva tetap. Jika aktiva tetap perusahaan dijual secara
tunai, maka hasil pejualan akan langsung diterima dalam bentuk kas.
Perusahaan besar sering melakukan hal ini terhadap ativa tetap yang
sudah habis besar umur eknomisnya.
4. Penerimaan dari pinjaman. Jika memerlukan tambahan kas,
terutama dalam jumlah besar, maka perusahaan dapat melakukan
peminjaman uang dari pihak lain. Peminjaman dapat dilakukan di
bank dan dapat juga dari perorangan atau perusahaan lain.
Peminjaman ini memberikan tambahan kas di satu sisi tetapi di sisi
lain meimbulkan tambahan uang.

3
5. Penerimaan dari setoran modal pemilik. Pada saat mendirikan
perusahaan para pemilik menyetorkan sejumlah kas kepada
perusahaan sebagai penyertaan modal. Setoran modal juga dapat
dilakukan jika perusahaan memerlukan penambahan jumlah modal.
Dalam perusahaan yang berbadan hukum perseroan penyetoran modal
disertai dengan penerbitan saham.
6. Hasil penjalan surat-surat berharga. Perusahaan-perusahaan besar
dapat menerbitkan atau membeli surat berharga perusahaan lain yang
dapat diperjualbelikan. Hasil pejualan tunai surat berharga menjadi
penambahan jumlah kas perusahaan.
7. Penerimaan kembali kelebihan uang muka dan biaya. Perusahaan-
perusahaan tertentu sering memberikan uang muka kepada
pegawainya untuk membayar keperluan operasional, misalnya di
pelabuhan, atau perjalanan dinas lainnya. Kepada pegawai yang
bersangkutan di berikan sejumlah uang yang harus
dipertanggungjawabkan penggunaannya setelah yang bersangkutan
menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan. Jika dalam penyelesaia
tugas tersebut mengeluarkan jumlah uang yang lebih kecil dari yang
diberikan, maka kelebihan uangnya harus di kembalikan kepada
perusahaan
8. Pendapatan lain-lain. Kas dari pendapatan lain-lain dapat diperoleh
dari perolehan pendapatan yang bukan merupakan kegiatan utama
perusahaan. Misalnya pendapatan bunga bank, selisih kurs dari
transaksi dalam mata uang asing.

Dalam membuat jurnal semua kas yang diterima dari sumber


penerimaan di atas dicatat pada sisi debet dengan menggunakan nama
akun kas dan setara kas. Rekening kreditnya adalah nama akun yang
berasal dari sumber penerimaan kas.

b. Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas yang lazim dilakukan perusahaan dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut:

4
1. Pembeliaan barang dagangan atau jasa secara tunai. Perolehan
barang dan jasa secara tunai dengan sendirinya menyebabkan
perusahaan melakukan pembayaran dengan cara mengeluarkan
sejumlah kas. Pengeluaran ini menyebabkan pengurangan jumlah kas
perusahaan.
2. Pelunasan utang/ pinjaman. Ketika perusahaan pernah berutang
kepada pihak maupun, maka pada saat utangnya jatuh tempo
perusahaan harus melakukan pembayaran. Pembayaran untuk
melunasi utang menyebabkan pengurangan jumlah kas perusahaan.
Utang bisa bersumber dari pembelian barang atau jasa secara kredit,
bisa juga karena meminjam sejumlah uang dan bisa juga karena baru
megetahui adanya pembebanan biaya dari pihak lain kepada
perusahaan.
3. Pembelian aktiva tetap. Penambahan jumlah aktiva tetap dapat
dilakukan dengan cara tunai. Pembelian dengan cara tunai ini
menyebabkan pengurangan jumlah kas.
4. Pembayaran biaya-biaya beban. Untuk memenuhi kebutuhan
operasional jangka pendeknya, perusahaan harus membayar sejumlah
uang kepada pihak lain. Perusahaan biaya-biaya ini menyebabkan
pengurangan jumlah kas perusahaan
5. Pembayaran prive/dividen. Pemilik perusahaan kecil sering
menarik uang dari kas perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
pribadinya. Penarikan kas untuk tujuan ini disebut prive. Pemilik
perusahaan- perusahaan besar menerima pembayaran dari perusahaan
untuk membagi laba perusahaan. Pembayaran-pembayaran seperti ini
mengurangi jumlah kas perusahaan.
6. Pembayaran pajak. Pajak merupakan kewajiban kepada negara
yang pelunasannya harus dilakukan secara tunai oleh
perusahaan sebagai wajib pajak. Termasuk dalam pembayaran pajak
yang menyebabkan pengurangan jumlah kas perusahaan adalah
pembayaran pajak badan untuk perusahaan, pajak penghasilan
karyawan yang ditanggung perusahaan, pajak pertambahan nilai dan

5
pajak-pajak lain yang dibebankan kepada perusahaan berdasarkan
undang-undang, atau peraturan daerah.
7. Penarikan modal pemilik. Karena alasan tertentu perusahaan dapat
memutuskan untuk mengurangi modal pemilik dengan cara membayar
sejumlah uang kepada pemilik. Pengurangan modal perusahaan bisa
juga disebabakan oleh keinginan pemilik modal. Pembayaran seperti
ini juga mengurangi jumlah kas perusahaan dengan konsekuensi
mengurangi kas dan modal perusahaan.
Dalam membuat jurnal semua kas yang dikeluarkan untuk
memenuhi objek pengeluaran kas di atas dicacat pada sisi kredit
dengan menggunakan nama akun kas dan setara kas. Rekening
debetnya adalah nama akun yang berasal dari objek pengeluaran kas.

c. Kas Kecil
Sebagai salah satu alat kontrol kas, perusahaan serig membetuk
dana kas kecil yang digunakan untuk memenuhi pembayaran-
pembayaran dalam jumlah kecil. Pembayaran dalam junlah besar
umumnya dilakukan dengan menggunakan cek. Pengelolaan dana kas
kecil meliputi tiga tahapan pekerjaan yang terdiri dari:
1. Pembentukan dana kas kecil. Pembentukan dana kas kecil harus
ditetapkan berdasarkan estimasi kebutuhan dana dalam periode waktu
tertentu, misalnya seminggu. Pembentukan dana kas kecil dapat
ditetapkan dengan alternatif membentuk dana tetap (imprest fund).
Dalam sistem ini plafon dana kas kecil tidak berubah pada setiap kali
pengisian. Sistem lain adalah sistem dana berfluktuasi (fluctuative
fud). Dalam sistem ini pengisian dana kas kecil dapat dilakukan
dengan jumlah yang mengubah plafon dana kas kecil
2. Pengisian kembali dana kas kecil. Pegisian dana kas kecil dapat
dilakukan sesuai dengan periode yang ditetapkan, misalnya sekali
dalam seminggu. Pada saat pengisian kembali, kasir kas kecil
menyerahkan bukti-bukti pengeluaran kas, atau catatan lain kepada

6
penanggung jawab keuangan perusahaan. Jumlah kas kecil yang
dikeluarkan harus sama dengan nilai uang yang dikeluarkan menurut
bukti pengeluaran kasnya

Sebagai ilustrasi, pada tanggal 2 Januari 2011 PT MM


membentuk dana kas kecil dengan plafon Rp300.000,- perminggu.
Untuk itu diterbitkan selembar cek penarikan dana perusahaan dari
bank ZAI dengan nilai yang sama. Untuk itu perusahaan membuat
jurnal:

Dana kas kecil .............................................................................Rp300.000

Bank zai .................................................................................Rp300.000

Mencatat penarikan cek untuk pembentukan dana kas kecil

Selama minggu pertama bulan Januari 2011 kasir kas kecil


melakukan pembayaran sebesar Rp295.000,- dengan rincian sebagai
berikut:

Membeli materai ......................................................................... 120.000

Transportasi mengirim surat........................................................ 15.000

Membeli air minum .................................................................... 25.000

Membayar taksi untuk belanja keperluan kantor ........................ 50.000

Membayar jamuan tamu kantor................................................... 35.000

Membeli bensin, tol dan parkir ................................................... 50.000

Untuk pembayaran tersebut kasir mengumpulkan bukti-bukti


pembayaran dari dana kas kecil. Perusahaan tidak membuat jurnal
pada saat pengeluaran kas.

Pada tanggal 8 Januari kasir melaporkan penggunaan dana kas


kecil kepada bendahara dan meminta penggatian sebesar Rp295.000,-
untuk memenuhi kebutuhan selama minggu kedua. Selunjutnya

7
bendahara membuat cek dana kas kecil sebesar Rp295.000,- dan
perusahaan membuat jurnal:

1
Biaya materai ............................................................................. Rp 120.000

Biaya pengiriman surat................................................................ 15.000

Biaya makan dan minum kantor.................................................. 25.000

Biaya transportasi ....................................................................... 50.000

Biaya penjamuan ........................................................................ 35.000

Biaya bahan bakar ....................................................................... 30.000

Bank dana kas kecil ...........................................................RP. 295.000

B. AKUNTANSI PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA

Penempatan pada Bank Indonesia dilakukan dalam bentuk


Giro dan sertifikat wadiah Bank Indonesia

Transaksi penempatan pada Bank Indonesia :

1. Tanggal 1 Agustus 2018 Bank Murni Syariah cabang padang


mengambil dana di Bank Indonesia sebesar Rp. 1 milyar.
2. Tanggal 10 Agustus 2018 Bank Murni Syariah cabang padang
menyetor tunai untuk giro di Bank Indonesia sebesar Rp. 400 juta.

Jurnal kedua transaksi diatas adalah :

1. 1/8/2018 Kas Rp. 1.000.000


Giro pada BI Rp. 1.000.000

2. 10/8/2018 Giro pada BI Rp. 400.000.000


Kas Rp. 400.000.000

Transaksi Penempatan Pada SBI Syariah/FASBIS

1
L.M. Samryn,Pengantar Akuntansi,(Kharisma Putra Utama Offset:Jakarta,2015) hal 31-36

8
 Tanggal 1 September 2009 Bank Murni Syariah menempatkan dana
sebesar Rp 3.000.000.000 di SBI Syariah dengan masa penempatan 3
bulan.

 Tanggal 5 September 2009 Bank Murni Syariah menempatkan dana


sebesar Rp 500.000.000 di FASBIS dengan masa penempatan 1 bulan.

 Tanggal 5 Oktober 2009, bank mencarirkan FASBIS yang dimasukkan


tanggal 5 September.

 Tanggal 1 Desember 2009, bank mencairkan SBI syariah yang pernah


dimasukkan tanggal 1 September 2009. 2
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
1/9/X9 Db. SBI syariah 3.000.000.000
Kr. Giro pada Bank Indonesia 3.000.000.000

5/9/X9 Db. FASBIS 500.000.000


Kr. Giro pada Bank Indonesia 500.000.000

5/10/X9 Db. Giro pada Bank Indonesia 500.000.000


Kr. FASBIS 500.000.000

1/12/X9 Db. Giro pada Bank Indonesia 3.000.000.000


Kr. FASBIS 3.000.000.000

C. KLIRING
a. PENGERTIAN KLIRING
Seorang nasabah melakukan transaksi bisnis dengan nasabah lain
yang berlainan bank. Bila pembayaran dilakukan dengan pembayaran Bilet
Giro atau Cek, maka sinasabah akan datng membawa cek atau BG bank
yang namanya ada pada Cek atau BG. Tentu hal ini dapat dilakukan,
namun jika jumlah dana yang mau diambil berjumlah besar, ini akan

https://www.google.co.id/url?q=https://hafiezsofyani.files.wordpress.com/2018/02/ba
b-14-
akuntansikaspenempatanpadabikliringdanpajak.ppt&sa=U&ved=2ahUKEwjSsrv3vrfkAhXl4XMBHf
dFB6QQFjACegQICBAB&usg=AOvVaw0pQ435znLaBMznHgqFcr0v diakses tanggal 4 september
2019 pukul 18.34

9
merepotkan si nasabah, malahan dapat mengurangi rasa nyaman atau
aman. Untuk memudahkan itu, Bank Indonesia mendirikan suatu lembaga
yang dinamakan Lembaga Kliring.
Kliring berasal dari kata bahasa Inggris yakni “Clear”yang berarti
menyelesaikan. Kliring adalah suatu proses penyelesaian hutang piutang
antar satu bank dengan bank lain dalam suatu wilayah tertentu. Kliring
biasanya diselenggarakan dan dilakukan di Lembaga Kliringyang
bertempat di Bank Indonesia setempat atau yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia. Peserta Kliring hanyalah bank umum yang berada pada
suatu wilayah tertentu yang dinamakan wilayah kliring. Peserta kliring
terdiri dari peserta kliring langsung yang merupakan bank-bank yang telah
tercatat sebagai peserta kliring yang dapat diperhitungkan warkatnya
secara langsung dalam pertemuan kliring, dan peserta kliring tidak
langsung yaitu bank yang belum tercatat sebagai peserta dan warkatnya
diperhitungkan dengan warkat kantor pusat atau kantor cabang lain yang
telah menjadi peserta kliring.3
Dalam transaksi kliring akan melibatkan pihak tertarik atau yang
menarik cek, pihak penarik yang menerima cek Bank Indonesia. Dalam
pelaksanaan kegiatan kliring secara otomatisasi melalui ACH, bank
penarik tidak perlu bertemu langsung dengan bank tertarik. Bank peserta
kliring yan terlibat dalam transaksi kliring akan saling mengkliringkan
warkat-warkatnya melalui media elektronik komputer yang on-line dengan
ACH. Warkat secara fisik akan dikirim langsung ke Bank Indonesia untuk
tujuan pengendalian dan pemantauan kegiatan kliring ACH. Disini pihak
bank penarik akan berbeda sikapnya dengan bank tertarik.
Bank penarik akan bersikap lebih agresif dalam melakukan kliring
keluar atas warkat debet keduanya. Di sini ia akan bersikap mempercepat
(accelerate) penarikan dana dari warkat kliring karena harus
memperhitungkan jumlah hari atau jam pengendapan dana kliring tersebut.
Dengan demikian bank penarik tidak akan membiarkan dananya

3
Moh. Ramly Faud & M. Rustan, Akuntansi Perbankan, (Graha Ilmu : Yogyakarta, 2005),
hlm : 77-79

10
menganggur belum tertarik walau sehari. Di pihak lain bank tertarik akan
bersikap pasif. Bank tertari tidak akan mempermasalahkan kapan bank
tertarik akan melakukan kliring.4
b. WARKAT KLIRING
Warkat Kliring adalah alat yang digunakan dalam transaksi
kliring. Adapun warkat kliring yang dapat dikliringkan sebagai berikut :
1. Cek
2. Bilyet Giro
3. Surat Perintah Kiriman Uang (Bukti Transfer)
4. Nota Debet
5. Nota Kredit
Dalam transaksi kliring yang dilakukan antar bank, ada pula terjadi
tolakan kliring. Tolakan kliring ini merupakan ketidaksediaan bank
tertagih untuk membayar tagihan masuk oleh karena sebab-sebab tertentu.
Adapun alasan – alasan penolakan warkat kliring karena :
1. Saldo Tidak Cukup
2. Rekening Telah Ditutup
3. Bea Materai Belum Dipenuhi
4. Tanda Tangan Cocok Dengan Spesimen
5. Coretan Tidak Ditanda Tangani Oleh Penarik
6. Warkat Diblokir
7. Jumlah Angka Dan Huruf Tidak Sama
8. Tanggal Efektif Bilyet Giro Belum Aktif
9. Tanda Tangan Meragukan5
c. AKUNTANSI KLIRING
1. Tuan Rudy menyerahkan BG Bank Mitra Rp. 15.000.000,- untuk
keuntungan rekeningnya. Ternyata hasil kliring dinyatakan
berhasil.
Jurnal Transaksi :
Kliring I

4
Ibid., hlm : 79-80
5
Ibid., hlm : 80-82

11
RRA – Kliring Umum Rp. 15.000.000,-
Rekening Giro Nasabah Rp. 15.000.000,-
BI – Giro Rp. 15.000.000,-
RRA – Kliring Rp. 15.000.000,-
Kliring II (Hasil Kliring Berhasil)
BI – Giro Rp. 15.000.000,-
Rekening Giro Nasabah Rp. 15.000.000,-
2. Ny. Riana menyerahkan BG Bank Persatuan Rp. 5.000.000,- hasil
kliring dana tersebut di RAK ke anaknya di Makasar dan Kliring
berhasil.
Jurnal Transaksi :
Kliring I
RRA – Kliring Umum Rp. 5.000.000,-
RAU Rupiah – Rek Penampungan Rp. 5.000.000,-
BI – Giro Rp. 5.000.000,-
RRA – Kliring Umum Rp. 5.000.000,-
Kliring II (Hasil Kliring)
BI – Giro Rp. 5.000.000,-
RAU – Rupiah – Rek penampungan Rp. 5.000.000,-
RAU – Rupiah – Rek penampungan Rp. 5.000.000,-
RAK Rp. 5.000.000,-
3. Raenisha menyetor cek Bank Pesona Rp. 1.000.000,- dari hasil
pertemuan kliring ternyata berhasil. Dana tersebut untuk
penempatan deposito 1 bulan. Suku bunga 10 % p.a.
Jurnal Transaksi :
Kliring I
RRA – Kliring Umum Rp. 1.000.000,-
KS – Penampungan Hasil Kliring Rp.
1.000.000,-
BI – Giro Rp. 1.000.000,-
RRA – Kliring Umum Rp. 1.000.000,-
Kliring II (Hasil Kliring)

12
BI – Giro Rp. 1.000.000,-
KS – Penampungan hasil kliring Rp.
1.000.000,-
KS – Penampungan hasil kliring Rp. 1.000.000,-
Rekening deposito nasabah Rp. 1.000.000,-6

D. PAJAK

Akuntansi Perpajakan adalah suatu proses pencatatan,


penggolongan dan pengikhtisaran suatu transaksi keuangan. Kaitannya
dengan kewajiban perpajakan dan diakhiri dengan pembuatan laporan
keuangan fiskal sesuai dengan ketentuan dan peraturan perpajakan. Yang
terkait sebagai dasar pembuatan Surat Pemberitahuan Tahunan. Oleh
karena itu kami akan menyajikan Materi Akuntansi Perpajakan Serta
Contoh Soalnya. Soal akuntansi perpajakan biasanya berupa manfaat
akuntansi bagi perusahaan dan pemerintah, bagan alir dokumen dan
konsep pajak di Indonesia seperti definisi pajak, azas, stelsel, jenis-jenis
pajak, pajak penghasilan, subjek dan objek pajak. Pajak-pajak final dan
tidak final, pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah,
pajak orang pribadi, witholding taxes, dan pajak WP Badan.

Proses akuntansi perpajakan tidak jauh beda dengan proses


akuntansi seperti biasanya. Akuntansi selalu dimulai dengan transaksi
yang akan dicatat. Transaksi ini kaitannya dengan informasi keuangan
yang dapat dinilai dengan uang, bukan informasi non-keuangan. Lalu
transaksi ini akan dicatat pada suatu Jurnal, kemudian di posting, lalu
dimasukan ke dalam neraca lajur dan diakhiri dengan pembuatan laporan
keuangan. Laporan keuagan ini dapat dibuat secara bulanan atau tahunan.
Dengan menggunakan akuntansi pajak kita bisa menyusun strategi dalam
hal yang mengenai perpajakan. Contohnya tentang bagaimana Anda
menyiapkan dana untuk membayar pajak, dan tentang bagaimana Anda
bisa membayarkan pajak setelah ada potongan (diskon) sehingga pajak

6
Ibid., hlm : 84-85

13
yang besar bisa sedikit di minimalisir, dengan begitu perusahaan tidak
perlu khawatir dengan pajak.

Melalui akuntansi pajak, Anda dapat memprediksikan besaran


pajak yang harus dibayarkan. Jadi Anda mampu mempersiapkannya lebih
awal. Sehingga pada saat tiba waktunya pembayaran makan Anda tidak
akan kesulitan dalam membayarkannya. Dengan adanya akuntansi pajak,
perusahaan diharapkan bisa menerapkan praktik akuntansi dengan baik
atas permasalahan pajak, yang meliputi penilaian/perhitungan, pencatatan,
pengakuan atas pajak, dan dapat menyajikan di dalamnya laporan baik
komersial maupun fiskal pada suatu perusahaan.

Penyusunan akuntansi pajak pada akhirnya digunakan sebagai


arsip atau dokumentasi yang setiap saat dapat dibuka dan dipelajari.
Dengan tujuan membandingkan dengan tahun-tahun yang selanjutnya,
apabila terdapat kemajuan bisa dilanjutkan dan dipertahankan dan apabila
ada kemrosoton dapat segera dicarikan solusi yang tepat. Ini merupakan
bentuk evaluasi dari akuntansi pajak. Kehadiran akuntansi pajak adalah
untuk memberikan kemudahan perhitungan dan riil bagi wajib pajak.
Akuntansi pajak juga berfungsi untuk menyadarkan wajib pajak untuk
menunaikan. Membayarkan kewajiban pajaknya dengan kesadaran sendiri.

E. CONTOH SOAL
1. Seorang wajib pajak orang pribadi dengan status kawin memiliki dua anak
(K/2) (PenghasilanTidak Kena Pajak K/2 = Rp.7.200.000). Peredaran
bruto sebesar Rp.500.000.000 dengan persentase penghitungan sebesar
20%.

Berapa jumlah penghasilan kena pajak nya?

Jawabannya adalah Penghasilan bruto = Rp. 500.000.000 dan


Penghasilan neto (20%) Rp. 100.000.000. PTKP K/2 (Rp 7.200.000) –
PKP = Rp. 92.800.000. Jadi penghasilan kena pajaknya sebesar Rp.
92.800.000

14
2. Sebuah keluarga disebuah desa Bapak dan istrinya beserta 4 anaknya.
Sang Bapak seorang kepala sekolah dengan penghasilan sebesar Rp.
9.800.000,00. Hitunglah besar pajak penghasilannya yang harus
dibayarkan perbulannya

Jawabannya adalah

Dana jabatan : 5 % x Rp. 9.800.000,00 = Rp. 300.000,00

Sisa: Rp. 9.500.000,00

Gaji dalam waktu 1 tahun : 12 x Rp. 9.500.000,00 = Rp. 114.000.000,00

PTKP : Rp. 15.840.000,00

4 x Rp. 1.320.000,00 + Hasil Rp. 21.120.000,00

Gaji yang kena pajak : Rp. 82.880.000,00

Jumlah pajak yang harus dibayar :

5 % x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00

15 % x Rp. 32.880.000,00 = Rp. 4.932.000,00

Rp. 7.432.000,00

3. Berapa % besarnya tarif pajak atas impor yang menggunakan Angka


Pengenal Importir (API) ?

Jawabnnya adalah besarnya tarif PPh 22 atas impor yang


menggunakan API adalah 2,5% dari nilai impor yang sesuai dengan tujuan
akuntansi biaya.7

7
http://www.beeaccounting.com/blog/materi-akuntansi-perpajakan-serta-contoh-
soalnya/ di akses pada tanggal 4 September 2019 pukul 18.34

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Elemen laporan meliputi daftar nama akun yang sistematis,
menunjukkan saldo uang nilai yang beredar dalam tiap segmen aktivitas,
dan perhitungannya menggunakan metode akuntansi yang dapat dipilih
sesuai kebutuhan perusahaan. Dengan memahami elemen laporan
keuangan para pemula dapat menyelenggarakan teknis akuntansi
perusahaan dengan baik , dan para pengambil keputusan akan mampu
memetakan persoalan, menafsirkan perkembangan, dan membuat
keputusan bisnis yang efektif.
B. SARAN
Kami harap bagi pembaca bila menemukan kekeliruan atau kata yang
mempunyai makna menyinggung ataupun salah dalam penerapan dalam
kehidupan pembaca/bertentangan maka kami mohon maaf, karena kami
pembuat makalah ini hanya ciptaan yang mungkin masih memilikin
kekurangan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ramly Faud .Moh& M. Rustan, 2005, Akuntansi Perbankan,


Yogyakarta : BVFE Yogyakarta
Samryn. L.M, 2015, Pengantar Akuntansi, Jakarta: Kharisma Putra
Utama Offset
Hafiez Sofa “Akuntansi Pajak dan Kliring” dalam
https://www.google.co.id/url?q=https://hafiezsofyani.files.wordpre
ss.com/2018/02/babakuntansikaspenempatanpadabikliringdanpaja
ppt&sa=U&ved=2ahUKEwjSsrv3vrfkAhXl4XMBHfdFB6QQFjA
CegQICBAB&usg=AOvVaw0pQ435znLaBMznHgqFcr0v
Sarifudin “Materi Akuntansi Perpajakan serta contohnya dalam
http://www.beeaccounting.com/blog/materi-akuntansi-perpajakan-
serta-contoh-soalnya/

17

Anda mungkin juga menyukai