Disusun oleh :
Kelompok 10
KELAS 3C
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya. Sholawat serta salam selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia
dari jalan jahiliyah menuju jalan Islamiyah.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Akuntansi Keuangan Syariah dengan judul “Akuntansi Kas, Penempatan
Pada Bank Indonesia, Kliring dan Pajak ”.Melalui kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Bapak Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam
3. Ibu Hj. Amalia Nuril Hidayati, SE., M.Sy, selaku Ketua Jurusan
Manajemen Keuangan Syariah
4. Bapak Anang Haris Fermansyah, M. Pd. sebagai dosen mata kuliah
Akutansi Keuangan Syariah yang telah memberikan pengarahan sehingga
makalah dapat terselesaikan.
5. Semua pihak yang telah telah membantu terselesaikannya penulisan
makalah ini.
Tidak tertutup kemungkinan masih terdapat kekurangan dan kekeliruan.
Terlepas dari segala kekurangannya itu mudah-mudahan kerja keras yang kami
lakukan dalam pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan agar dapat menjadi pelajaran untuk penulisan makalah yang
selanjutnya. Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan ataupun kutipan-
kutipan yang kurang berkenan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
iii
iv
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin banyaknya transaksi dagang yang melibatkan pembayaran
dengan bank, mengakibatkan semakin banyaknya transaksi giral antar bank.
Kelancaran pembayaran transaksi dituntut semakin mudah dan tersusun rapi
dalam menyelesaian semua transaksi giral. Dalam menjalankan fungsinya, bank
komersial menggunakan sarana kliring untuk memudahkan penyelesaian transaksi
antar bank. Bank dapat saling memperhitungkan hutang-piutang yang terjadi
akibat transaksi bisnis yang dilakukan masing-masing nasabahnya. Transaksi
antara nasabah bank tersebut menggunakan alat bayar berupa cek, bilyet giro, atau
surat dagang lainnya yang lazim diterima oleh bank.
B. Rumusan Masalah
1. apa itu akuntansi kas?
2. Apa itu akuntansi penempatan pada bank indonesia ?
3. Apa itu kliring?
4. Apa itu pajak?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu akuntansi kas
2. Agar mengetahui akuntansi penempatan pada bank indonesia
3.Mengetahui apa itu kliring
4. Mengetahui bagaimana itu pajak
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. AKUNTANSI KAS
2
a. Penerimaan Kas
3
5. Penerimaan dari setoran modal pemilik. Pada saat mendirikan
perusahaan para pemilik menyetorkan sejumlah kas kepada
perusahaan sebagai penyertaan modal. Setoran modal juga dapat
dilakukan jika perusahaan memerlukan penambahan jumlah modal.
Dalam perusahaan yang berbadan hukum perseroan penyetoran modal
disertai dengan penerbitan saham.
6. Hasil penjalan surat-surat berharga. Perusahaan-perusahaan besar
dapat menerbitkan atau membeli surat berharga perusahaan lain yang
dapat diperjualbelikan. Hasil pejualan tunai surat berharga menjadi
penambahan jumlah kas perusahaan.
7. Penerimaan kembali kelebihan uang muka dan biaya. Perusahaan-
perusahaan tertentu sering memberikan uang muka kepada
pegawainya untuk membayar keperluan operasional, misalnya di
pelabuhan, atau perjalanan dinas lainnya. Kepada pegawai yang
bersangkutan di berikan sejumlah uang yang harus
dipertanggungjawabkan penggunaannya setelah yang bersangkutan
menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan. Jika dalam penyelesaia
tugas tersebut mengeluarkan jumlah uang yang lebih kecil dari yang
diberikan, maka kelebihan uangnya harus di kembalikan kepada
perusahaan
8. Pendapatan lain-lain. Kas dari pendapatan lain-lain dapat diperoleh
dari perolehan pendapatan yang bukan merupakan kegiatan utama
perusahaan. Misalnya pendapatan bunga bank, selisih kurs dari
transaksi dalam mata uang asing.
b. Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas yang lazim dilakukan perusahaan dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut:
4
1. Pembeliaan barang dagangan atau jasa secara tunai. Perolehan
barang dan jasa secara tunai dengan sendirinya menyebabkan
perusahaan melakukan pembayaran dengan cara mengeluarkan
sejumlah kas. Pengeluaran ini menyebabkan pengurangan jumlah kas
perusahaan.
2. Pelunasan utang/ pinjaman. Ketika perusahaan pernah berutang
kepada pihak maupun, maka pada saat utangnya jatuh tempo
perusahaan harus melakukan pembayaran. Pembayaran untuk
melunasi utang menyebabkan pengurangan jumlah kas perusahaan.
Utang bisa bersumber dari pembelian barang atau jasa secara kredit,
bisa juga karena meminjam sejumlah uang dan bisa juga karena baru
megetahui adanya pembebanan biaya dari pihak lain kepada
perusahaan.
3. Pembelian aktiva tetap. Penambahan jumlah aktiva tetap dapat
dilakukan dengan cara tunai. Pembelian dengan cara tunai ini
menyebabkan pengurangan jumlah kas.
4. Pembayaran biaya-biaya beban. Untuk memenuhi kebutuhan
operasional jangka pendeknya, perusahaan harus membayar sejumlah
uang kepada pihak lain. Perusahaan biaya-biaya ini menyebabkan
pengurangan jumlah kas perusahaan
5. Pembayaran prive/dividen. Pemilik perusahaan kecil sering
menarik uang dari kas perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
pribadinya. Penarikan kas untuk tujuan ini disebut prive. Pemilik
perusahaan- perusahaan besar menerima pembayaran dari perusahaan
untuk membagi laba perusahaan. Pembayaran-pembayaran seperti ini
mengurangi jumlah kas perusahaan.
6. Pembayaran pajak. Pajak merupakan kewajiban kepada negara
yang pelunasannya harus dilakukan secara tunai oleh
perusahaan sebagai wajib pajak. Termasuk dalam pembayaran pajak
yang menyebabkan pengurangan jumlah kas perusahaan adalah
pembayaran pajak badan untuk perusahaan, pajak penghasilan
karyawan yang ditanggung perusahaan, pajak pertambahan nilai dan
5
pajak-pajak lain yang dibebankan kepada perusahaan berdasarkan
undang-undang, atau peraturan daerah.
7. Penarikan modal pemilik. Karena alasan tertentu perusahaan dapat
memutuskan untuk mengurangi modal pemilik dengan cara membayar
sejumlah uang kepada pemilik. Pengurangan modal perusahaan bisa
juga disebabakan oleh keinginan pemilik modal. Pembayaran seperti
ini juga mengurangi jumlah kas perusahaan dengan konsekuensi
mengurangi kas dan modal perusahaan.
Dalam membuat jurnal semua kas yang dikeluarkan untuk
memenuhi objek pengeluaran kas di atas dicacat pada sisi kredit
dengan menggunakan nama akun kas dan setara kas. Rekening
debetnya adalah nama akun yang berasal dari objek pengeluaran kas.
c. Kas Kecil
Sebagai salah satu alat kontrol kas, perusahaan serig membetuk
dana kas kecil yang digunakan untuk memenuhi pembayaran-
pembayaran dalam jumlah kecil. Pembayaran dalam junlah besar
umumnya dilakukan dengan menggunakan cek. Pengelolaan dana kas
kecil meliputi tiga tahapan pekerjaan yang terdiri dari:
1. Pembentukan dana kas kecil. Pembentukan dana kas kecil harus
ditetapkan berdasarkan estimasi kebutuhan dana dalam periode waktu
tertentu, misalnya seminggu. Pembentukan dana kas kecil dapat
ditetapkan dengan alternatif membentuk dana tetap (imprest fund).
Dalam sistem ini plafon dana kas kecil tidak berubah pada setiap kali
pengisian. Sistem lain adalah sistem dana berfluktuasi (fluctuative
fud). Dalam sistem ini pengisian dana kas kecil dapat dilakukan
dengan jumlah yang mengubah plafon dana kas kecil
2. Pengisian kembali dana kas kecil. Pegisian dana kas kecil dapat
dilakukan sesuai dengan periode yang ditetapkan, misalnya sekali
dalam seminggu. Pada saat pengisian kembali, kasir kas kecil
menyerahkan bukti-bukti pengeluaran kas, atau catatan lain kepada
6
penanggung jawab keuangan perusahaan. Jumlah kas kecil yang
dikeluarkan harus sama dengan nilai uang yang dikeluarkan menurut
bukti pengeluaran kasnya
7
bendahara membuat cek dana kas kecil sebesar Rp295.000,- dan
perusahaan membuat jurnal:
1
Biaya materai ............................................................................. Rp 120.000
1
L.M. Samryn,Pengantar Akuntansi,(Kharisma Putra Utama Offset:Jakarta,2015) hal 31-36
8
Tanggal 1 September 2009 Bank Murni Syariah menempatkan dana
sebesar Rp 3.000.000.000 di SBI Syariah dengan masa penempatan 3
bulan.
C. KLIRING
a. PENGERTIAN KLIRING
Seorang nasabah melakukan transaksi bisnis dengan nasabah lain
yang berlainan bank. Bila pembayaran dilakukan dengan pembayaran Bilet
Giro atau Cek, maka sinasabah akan datng membawa cek atau BG bank
yang namanya ada pada Cek atau BG. Tentu hal ini dapat dilakukan,
namun jika jumlah dana yang mau diambil berjumlah besar, ini akan
https://www.google.co.id/url?q=https://hafiezsofyani.files.wordpress.com/2018/02/ba
b-14-
akuntansikaspenempatanpadabikliringdanpajak.ppt&sa=U&ved=2ahUKEwjSsrv3vrfkAhXl4XMBHf
dFB6QQFjACegQICBAB&usg=AOvVaw0pQ435znLaBMznHgqFcr0v diakses tanggal 4 september
2019 pukul 18.34
9
merepotkan si nasabah, malahan dapat mengurangi rasa nyaman atau
aman. Untuk memudahkan itu, Bank Indonesia mendirikan suatu lembaga
yang dinamakan Lembaga Kliring.
Kliring berasal dari kata bahasa Inggris yakni “Clear”yang berarti
menyelesaikan. Kliring adalah suatu proses penyelesaian hutang piutang
antar satu bank dengan bank lain dalam suatu wilayah tertentu. Kliring
biasanya diselenggarakan dan dilakukan di Lembaga Kliringyang
bertempat di Bank Indonesia setempat atau yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia. Peserta Kliring hanyalah bank umum yang berada pada
suatu wilayah tertentu yang dinamakan wilayah kliring. Peserta kliring
terdiri dari peserta kliring langsung yang merupakan bank-bank yang telah
tercatat sebagai peserta kliring yang dapat diperhitungkan warkatnya
secara langsung dalam pertemuan kliring, dan peserta kliring tidak
langsung yaitu bank yang belum tercatat sebagai peserta dan warkatnya
diperhitungkan dengan warkat kantor pusat atau kantor cabang lain yang
telah menjadi peserta kliring.3
Dalam transaksi kliring akan melibatkan pihak tertarik atau yang
menarik cek, pihak penarik yang menerima cek Bank Indonesia. Dalam
pelaksanaan kegiatan kliring secara otomatisasi melalui ACH, bank
penarik tidak perlu bertemu langsung dengan bank tertarik. Bank peserta
kliring yan terlibat dalam transaksi kliring akan saling mengkliringkan
warkat-warkatnya melalui media elektronik komputer yang on-line dengan
ACH. Warkat secara fisik akan dikirim langsung ke Bank Indonesia untuk
tujuan pengendalian dan pemantauan kegiatan kliring ACH. Disini pihak
bank penarik akan berbeda sikapnya dengan bank tertarik.
Bank penarik akan bersikap lebih agresif dalam melakukan kliring
keluar atas warkat debet keduanya. Di sini ia akan bersikap mempercepat
(accelerate) penarikan dana dari warkat kliring karena harus
memperhitungkan jumlah hari atau jam pengendapan dana kliring tersebut.
Dengan demikian bank penarik tidak akan membiarkan dananya
3
Moh. Ramly Faud & M. Rustan, Akuntansi Perbankan, (Graha Ilmu : Yogyakarta, 2005),
hlm : 77-79
10
menganggur belum tertarik walau sehari. Di pihak lain bank tertarik akan
bersikap pasif. Bank tertari tidak akan mempermasalahkan kapan bank
tertarik akan melakukan kliring.4
b. WARKAT KLIRING
Warkat Kliring adalah alat yang digunakan dalam transaksi
kliring. Adapun warkat kliring yang dapat dikliringkan sebagai berikut :
1. Cek
2. Bilyet Giro
3. Surat Perintah Kiriman Uang (Bukti Transfer)
4. Nota Debet
5. Nota Kredit
Dalam transaksi kliring yang dilakukan antar bank, ada pula terjadi
tolakan kliring. Tolakan kliring ini merupakan ketidaksediaan bank
tertagih untuk membayar tagihan masuk oleh karena sebab-sebab tertentu.
Adapun alasan – alasan penolakan warkat kliring karena :
1. Saldo Tidak Cukup
2. Rekening Telah Ditutup
3. Bea Materai Belum Dipenuhi
4. Tanda Tangan Cocok Dengan Spesimen
5. Coretan Tidak Ditanda Tangani Oleh Penarik
6. Warkat Diblokir
7. Jumlah Angka Dan Huruf Tidak Sama
8. Tanggal Efektif Bilyet Giro Belum Aktif
9. Tanda Tangan Meragukan5
c. AKUNTANSI KLIRING
1. Tuan Rudy menyerahkan BG Bank Mitra Rp. 15.000.000,- untuk
keuntungan rekeningnya. Ternyata hasil kliring dinyatakan
berhasil.
Jurnal Transaksi :
Kliring I
4
Ibid., hlm : 79-80
5
Ibid., hlm : 80-82
11
RRA – Kliring Umum Rp. 15.000.000,-
Rekening Giro Nasabah Rp. 15.000.000,-
BI – Giro Rp. 15.000.000,-
RRA – Kliring Rp. 15.000.000,-
Kliring II (Hasil Kliring Berhasil)
BI – Giro Rp. 15.000.000,-
Rekening Giro Nasabah Rp. 15.000.000,-
2. Ny. Riana menyerahkan BG Bank Persatuan Rp. 5.000.000,- hasil
kliring dana tersebut di RAK ke anaknya di Makasar dan Kliring
berhasil.
Jurnal Transaksi :
Kliring I
RRA – Kliring Umum Rp. 5.000.000,-
RAU Rupiah – Rek Penampungan Rp. 5.000.000,-
BI – Giro Rp. 5.000.000,-
RRA – Kliring Umum Rp. 5.000.000,-
Kliring II (Hasil Kliring)
BI – Giro Rp. 5.000.000,-
RAU – Rupiah – Rek penampungan Rp. 5.000.000,-
RAU – Rupiah – Rek penampungan Rp. 5.000.000,-
RAK Rp. 5.000.000,-
3. Raenisha menyetor cek Bank Pesona Rp. 1.000.000,- dari hasil
pertemuan kliring ternyata berhasil. Dana tersebut untuk
penempatan deposito 1 bulan. Suku bunga 10 % p.a.
Jurnal Transaksi :
Kliring I
RRA – Kliring Umum Rp. 1.000.000,-
KS – Penampungan Hasil Kliring Rp.
1.000.000,-
BI – Giro Rp. 1.000.000,-
RRA – Kliring Umum Rp. 1.000.000,-
Kliring II (Hasil Kliring)
12
BI – Giro Rp. 1.000.000,-
KS – Penampungan hasil kliring Rp.
1.000.000,-
KS – Penampungan hasil kliring Rp. 1.000.000,-
Rekening deposito nasabah Rp. 1.000.000,-6
D. PAJAK
6
Ibid., hlm : 84-85
13
yang besar bisa sedikit di minimalisir, dengan begitu perusahaan tidak
perlu khawatir dengan pajak.
E. CONTOH SOAL
1. Seorang wajib pajak orang pribadi dengan status kawin memiliki dua anak
(K/2) (PenghasilanTidak Kena Pajak K/2 = Rp.7.200.000). Peredaran
bruto sebesar Rp.500.000.000 dengan persentase penghitungan sebesar
20%.
14
2. Sebuah keluarga disebuah desa Bapak dan istrinya beserta 4 anaknya.
Sang Bapak seorang kepala sekolah dengan penghasilan sebesar Rp.
9.800.000,00. Hitunglah besar pajak penghasilannya yang harus
dibayarkan perbulannya
Jawabannya adalah
Rp. 7.432.000,00
7
http://www.beeaccounting.com/blog/materi-akuntansi-perpajakan-serta-contoh-
soalnya/ di akses pada tanggal 4 September 2019 pukul 18.34
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Elemen laporan meliputi daftar nama akun yang sistematis,
menunjukkan saldo uang nilai yang beredar dalam tiap segmen aktivitas,
dan perhitungannya menggunakan metode akuntansi yang dapat dipilih
sesuai kebutuhan perusahaan. Dengan memahami elemen laporan
keuangan para pemula dapat menyelenggarakan teknis akuntansi
perusahaan dengan baik , dan para pengambil keputusan akan mampu
memetakan persoalan, menafsirkan perkembangan, dan membuat
keputusan bisnis yang efektif.
B. SARAN
Kami harap bagi pembaca bila menemukan kekeliruan atau kata yang
mempunyai makna menyinggung ataupun salah dalam penerapan dalam
kehidupan pembaca/bertentangan maka kami mohon maaf, karena kami
pembuat makalah ini hanya ciptaan yang mungkin masih memilikin
kekurangan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17