Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN

“KEBIJAKAN PIUTANG DAN ANALISIS DALAM PENGELOLAAN


PIUTANG”

Dosen Pengampu:
Dr. I Wayan Suarjana, SE. MM

Disusun Oleh:
Kelompok IV
I Kadek Andika Arya Wiguna (20/2202612010448)
Rifki Firman Wahyudi (27/2202612010455)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Managemen Keuangan Program Studi Manajemen. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan seputar Kebijakan Piutang
dengan Pengelolaannya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. I Wayan Suarjana, SE. MM
selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Managemen Keuangan yang telah
memberikan pengajaran serta bimbingan, sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni, serta semua pihak
yang telah membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 17 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................3
1.1. KONSEP KARAKTERISTIK PASAR PERSAINGAN SEMPURNA. .3
1.2. KURVA PERMINTAAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA...........4
1.3. KURVA PENAWARAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA............7
1.4. KURVA PEMAKSIMUM KEUNTUNGAN JANGKA PENDEK
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA..................................................................8
1.5. KONSEP KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA..........................................................................................................11
1.6. PERGERAKAN EFISIENSI DALAM PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
PEMBAHASAN

1.1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI PADA


PIUTANG

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam

piutang adalah :

1. Volume Penjualan Kredit

Semakin besar volume penjualan kredit dari keseluruhan penjualan

semakin besar piutang yang timbul dan semakin besar pula

kebutuhan dana yang ditanamkan dalam piutang. Semakin besar

pula jumlah piutang berarti semakin besar pula resiko yang

mungkin timbul, disamping akan memperbesar profitabilitas.

2. Syarat Pembayaran Kredit

Syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat atau bersifat lunak.

Misalnya 2/10 net 30 yang artinya bahwa pembayaran piutang

dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang,

maka pembali akan dapat potong tunai sebesar 2% dari harga

penjualan kredit dan pembayaran selambat- lambatnya dalam waktu

30 hari sesuadah waktu penyerahan.

3. Ketentuan tentang Pembatasan kredit

Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batas

minimal atau maksimal atau plafond yang ditetapkan mesing-

masing langganan. Demikian pula ketentuan mengenai siapa yang

dapat diberikan kredit.


4. Kebijaksanaan dalam Pengumpulan Piutang

Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pemgumpulan piutang

secara aktif akan menambah pengeluaran untuk membiayai

aktivitas pengumpulan piutang tersebut lebih besar dibandingkan

dengan perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan pengumpulan

piutang secara pasif.

5. Kebisaan membayar dari para langganan

Kebiasaan membayar dari para langganan ada yang sebagian

menyukai cara menggunakan kesemapatan untuk mendapatkan

potong tunai, dan sebagian yang lain ada yang tidak menggunakan

kesemapatan tersebut.

Dari teori yang diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang


mempengaruhi besar kecilnya piutang adalah semakin besar volume
penjualan kredit dari keseluruhan penjualan semakin besaar piutang yang
timbul dan semakin besar pula kebutuhan dana yang ditanamkan dalam
piutang adapun syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat atau bersifat
lunak.

1.2. ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG

Dalam pengertian luas istilah piutang dapat dipakai bagi semua pihak atas
uang, barang dan jasa. Namun demikian untuk tujuan akuntansi istilah ini
pada umumnya diterapkan dalam pengertian yang lebih sempit yaitu untuk
menjelaskan hak-hak yang diharapkan dapat dipenuhi dengan pengertian kas.
Piutang adalah salah satu aktiva perusahaan yang dikelompokkan dalam aktiva
lancar.

Pada umumnya sebuah perusahaan terlibat dalam penjualan barang dan


jasa. Cara pembayaran barang dan jasa tersebut yaitu dengan penjualan tunai
dan juga sebagian besar secara kredit. Jika penjualan dilakukan dalam bentuk
kredit maka akan meningkatkan piutang dagang bagi perusahaan tersebut.
Bagaimana cara perusahaan mengelola piutang pada dasarnya bergantung
pada tingkat penjualan kredit perusahaan.

Penjualan secara kredit dilakukan untuk mempertahankan pelanggan-


pelanggan yang sudah ada dan juga untuk menarik pelanggan baru bagi
perusahaan. Persyaratan-persyaratan kredit mungkin berbeda dari satu jenis
usaha ke jenis usaha lainnya. Tetapi untuk perusahaan-perusahaan dalam jenis
usaha yang sama biasanya memberikan persyaratan yang tidak jauh berbeda.
Namun tentu saja dalam hal ini masih terdapat pengecualian karena seringkali
supplier memberikan persyaratan yang begitu gampang kepada pelanggan
tertentu baik dalam rangka membantu pelanggan tersebut maupun menariknya
agar mau menjadi langganan tetap perusahaan.
Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan
atau piutang kepada langganan, sangat erat hubungannya dengan persyaratan
kredit yang diberikan. Selain itu pengumpulan piutang juga sering tidak tepat
pada waktu. Dengan demikian dibutuhkan kebijaksanaan pengumpulan
piutang yang diatur dengan cara seefisien mungkin. Dari definisi diatas, dapat
disimpulkan bahwa piutang merupakan tuntutan yang diharapkan dapat
diterima dalam bentuk tunai berupa uang atau dapat disamakan dengan uang.

1.2.1 Prosedur Penagihan Piutang


Penagihan sebaiknya dilakukan oleh petugas yang khusus ditunjuk untuk itu,
yang disebut dengan kolektor.
1. Adapun Menurut Indriyo dan Basri (2002;83) dalam melakukan
penagihan piutang yaitu :
a. Bagian piutang menyusun daftar tagihan piutang yang jatuh tempo.
Daftar tersebut akan diserahkan kepada penagih beserta kuitansi
penjualan asli.
b. Penagih langsung mendatangi pelanggan ke alamat masing-masing dan
menagih piutang yang tercantum pada daftar tagihan. Setiap pelunasan
yang dilakukan pelanggan akan diberikan kuitansi penjualan yang asli
yang dicap lunas.
c. Uang hasil penagihan yang diperoleh akan diserahkan kepada kasir
serta daftar tagihannya.
d. Kasir menghitung uang tagihan dan apabila sudah cocok dengan daftar
tagihan maka daftar tagihan tersebut akan diberikan cap dimana
tagihan tersebut telah diterima oleh kasir. Setelah dicap daftar tagihan
tersebut akan diserahkan kembali kepada penagih atau kolekor.
e. Selanjunya bagian penagihan akan menyerahkan daftar tagihan ke
bagian piutang dan akuntansi, penagihan piutang yang diterima pada
buku tambahan dan bagian akuntansi mencatat ke buku kasir dan buku
besar.
2. Menurut Kasmir (2003;95) ada beberapa cara yang dilakukan untuk
melakukan penagihan piutang yaitu :
a. Melalui Surat
Bilamana pembayaran hutang dari pelanggan sudah lewat beberapa
hari tetapi belum dilakukan pembayaran maka perusahaan dapat mengirim
surat untuk mengingatkan atau menegur pelanggan yang belum membayar
hutangnya yang jatuh tempo. Apabila hutang tersebut belum juga dibayar
setelah beberapa hari surat dikirimkan maka dapat dikirimkan lagi surat
dengan teguran yang lebih keras.
b. Melalui Telepon
Apabila setelah pengiriman surat teguran ternyata tagihan tersebut
belum juga dibayar maka bagian kredit dapat menelepon pelanggan dan
secara pribadi memintanya untuk segera melakukan pembayaran. Kalau
dari hasil pembicaraan tersebut ternyata pelanggan mempunyai alasan
yang dapat diterima maka mungkin perusahaan dapat memberikan
perpanjangan sampai jangka waktu tertentu.
c. Kunjungan Personal
Melakukan kunjungan secara personal atau pribadi ke tempat
pelanggan sering kali digunakan karena dirasakan sangat penting dalam
usaha-usaha pengumpulan piutang.
d. Tindakan Yuridis
Bilamana ternyata pelanggan tidak mau membayar kewajibannya maka
perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan
mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan.

1.2.2 Prosedur Penyisihan Piutang


Dalam mengantisipasi jumlah piutang yang tidak dapat ditagih,
perusahaan melakukan estimasi atau taksiran piutang yang tidak dapat
ditagih setiap akhir periode.
1. Menurut Kasmir (2003;71) ada beberapa metode penyisihan piutang
antara lain:
a. Pendekatan Laporan Laba Rugi
Menurut metode ini penyisihan piutang ragu-ragu dihitung
dengan cara mengalikan taksiran persentase yang tidak terbayar
dengan jumlah penjualan periode tertentu. Dalam menaksir jumlah
persentase ini biasanya didasarkan atas pengalaman masa lalu. Dari
pengalaman ini dapat diketahui rata-rata persentase yang tidak terbayar
dari jumlah penjualan periode tersebut. Hasil dari perkalian ini
merupakan beban dari satu perusahaan untuk periode tersebut dan ini
dapat dilakukan dengan mendebet perkiraan biaya piutang dan
mengkredit penyisihan piutang.
b. Pendekatan Neraca
Menurut metode ini penyisihan piutang ragu-ragu dihitung
dengan menggunakan saldo piutang usaha. Dengan metode ini jumlah
dari piutang tak tertagih adalah dengan mengalikan saldo piutang
usaha dengan persentase piutang tak tertagih.

1.2.3 Prosedur Penghapusan Piutang


Apabila piutang yang telah dicadangkan sebelumnya benar-benar
sudah tidak dapat ditagih dan kemungkinan disebabkan oleh karena
debitur melarikan diri atau meninggal dunia dan atau sebab lain maka
dilakukan penghapusan piutang.
Penghapusan piutang usaha yang tidak dapat tertagih harus ada
persetujuan dari kantor pusat atau Direktur Utama. Setelah adanya
persetujuan dari Direktur Utama maka bagian administrasi akan
mengirimkan nota penghapusan ke bagian akuntansi untuk penghapusan
piutang.

1.3. ANALISIS CALON PEMBELI

Pengertian secara umum dari analisis calon pembeli adalah yaitu


proses evaluasi yang di lakukan oleh pemerintah atau entitas terkait untuk
mengidentifikasi potensi dampak kebijakan atau regulasi tertentu terhadap
individu atau kelompok yangberencana untuk menjadi pembeli atau
konsumen suatu produk atau layanan Tujuannya adalah untuk memahami
bagaimana kebijakan tersebut dapat memengaruhi keputusan calon pembeli
dalam hal pembelian, pengeluaran, atau preferensi mereka.
Dalam analisis kebijakan calon pembeli, berbagai aspek dapat
dievaluasi, termasuk dampak kebijakan terhadap daya beli calon pembeli,
preferensi produk atau layanan tertentu, dan keputusan mereka untuk
berinvestasi atau melakukan pembelian. Analisis ini dapat membantu
pemerintah atau perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih baik
dalam merancang atau menyesuaikan kebijakan yang dapat memengaruhi
pasar dan konsumen.

1.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Analisis Perilaku Konsumen


1. Sifat Kepribadian
Setiap konsumen mempunyai karakter yang berbeda-beda.
Perbedaan itu terkadang dipengaruhi oleh latar belakang, pola asuh, dan
kepribadiannya. Namun, faktor kepribadiannya ini Anda dapat analisis
dan identifikasi lebih lanjut. Sebab, hal tersebut akan memberitahu Anda
mengenai karakter mereka yang nantinya dapat menjadi acuan dalam
mengembangkan produk maupun content marketing yang sesuai. Produk
maupun konten akan lebih persona

2. Respons Psikologis
Faktor lain yang mempengaruhi analisis konsumen juga dapat
terjadi dari respons psikologis mereka. Misalnya, jika suatu hari Anda
bertemu dengan konsumen yang tiba-tiba menjatuhkan produk, mereka
akan merespons dengan cara yang berbeda.
3. Tren Sosial
Tren yang terjadi di lingkungan sosial juga memberikan
pengaruh yang besar terhadap keberlangsungan analisis pelanggan yang
perusahaan lakukan.

1.3.2 Cara Menganalisis Perilaku Konsumen


1. Learning model
Model ini sering digunakan oleh perusahaan besar dalam
menganalisis konsumennya. Learning model mengacu pada teori
customer behaviour yang menunjukkan keinginan pelanggan dalam
memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Learning model juga akan memberi tahu Anda tentang
bagaimana konsumen mengutamakan kebutuhannya untuk belajar yang
muncul dari pengalaman hidup, seperti ketakutan atau rasa bersalah.
2. Psychoanalytic Model
Model yang satu ini diambil dari teori Sigmund Freud mengenai
psikoanalisis yang akan membantu Anda melihat motif sebenarnya di
balik transaksi konsumen. Biasanya, motif transaksi konsumen didasari
oleh keinginan tersembunyi, ditahan, dan keperluan pribadi.
3. Sociological Model
Sociological model adalah model analisis perilaku konsumen
yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial, seperti lingkungan tempat
tinggal, masyarakat, dan kelompok lainnya.
4. Output, Input, and Process
Model selanjutnya yang dapat Anda lakukan untuk menganalisis
konsumen ialah output, input, dan process yang dilakukan oleh
perusahaan dan konsumen.
Model ini adalah kolaborasi dari implementasi strategi marketing
4P di perusahaan dan indikator yang merujuk pada respons konsumen
terhadap produk atau layanan yang disediakan oleh perusahaan.
5. Black box model
Merupakan model analisis perilaku konsumen yang akan
memperlihatkan kepada Anda bahwa konsumen adalah individu pemikir
dan selektif. Setiap hal yang ia pikirkan dan terima dari orang lain
mampu mempengaruhi proses transaksi mereka.
1.3.3 Manfaat Menganalisis Perilaku Konsumen
1. Mendapatkan Pengunjung yang Tepat
Ketika melakukan analisis konsumen, Anda akan mendapatkan
pengunjung yang tepat. Kunjungan dan produk yang dibeli juga secara
tidak langsung akan bertemu dengan konsumen yang sebenarnya.
Contoh analisis perilaku konsumen dari manfaat ini dapat Anda
lihat melalui berbagai campaign promosi tanggal cantik dari e-
commerce.
2. Merancang Program Pemasaran yang Sesuai
Membuat program marketing yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan tidaklah mudah. Brand harus melakukan studi terlebih
dahulu untuk membuat materi pemasaran yang sesuai. Salah satunya
ialah dengan menganalisis perilaku konsumen. Sebab, analisis tersebut
akan memberikan keuntungan bagi Anda yang ingin membuat program
pemasaran yang menarik dan sesuai dengan audiens perusahaan.
Contoh program marketing yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan ialah produk Oreo. Saat tingginya ketertarikan market
Tanah Air terhadap Blackpink, Oreo membuat produk terbaru
bertemakan Blackpink untuk mendorong fans girl band tersebut
membeli produkter terbaru Oreo x Blackpink.
3. Membantu Perusahaan Memprediksi Tren
Manfaat lain dari riset consumer behavior juga akan membantu
Anda dalam memprediksi tren yang ada di market. Setiap saat market
trend selalu berubah, sehingga Anda wajib melakukan studi untuk
melihat, merespons, dan mengantisipasi perubahan itu. Jika hal ini
Anda ketahui lebih dahulu, Anda akan lebih mudah dalam membuat
produk maupun konten pemasaran yang sesuai dan cepat. Jadi, brand
pun tidak akan ketinggalan zaman.
4. Membantu Perusahaan Memahami Perbedaan Audiens
Data riset dari Pew Research Center (2019) mengungkapkan
bahwa preferensi konsumen dalam kelompok usia tertentu dapat
berbeda signifikan dengan kelompok usia lainnya. Dengan
mengidentifikasi perbedaan ini, perusahaan dapat mengembangkan
produk atau kampanye pemasaran yang lebih relevan dan menarik bagi
setiap segmen pasar.
Hal ini tentunya menguntungkan. Sebab, selain akan
meningkatkan kepuasan konsumen karena mendapatkan produk yang
sesuai dengan kebutuhannya, juga akan berdampak pada peningkatan
daya beli.
DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Pratama dan Mandala M. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi, Edisi Revisi.
Jakarta : LPFE. UI
Rosyidi, Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi, Edisi Revisi. Jakarta :
Rajawali Pers.
Sukirno, Sadono. 1994. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi ketiga. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada

12

Anda mungkin juga menyukai