MAKALAH
Oleh kelompok 7:
i
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Keuangan dan yang lebih pentingnya yakni untuk menambah
ilmu pengetahuan kepada kita sebagai mahasiswa tentang Manajemen Piutang.
Sebelumnya, ucapan terimakasih juga dihaturkan kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam proses penyelesaian makalah ini. Di dalam
makalah ini tentunya tak luput dari kesalahan dan kekurangan, baik dari segi
isinya, bahasa, analisis maupun yang lainnya. Maka dari itu, komentar maupun
kritik dan saran sangat dibutuhkan oleh penulis untuk memperbaiki hasil karya
kedepannya. Akhir kata, sekian dan terimakasih.
Wassalamu‟alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..... .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 1
C. Maksud dan Tujuan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Piutang............................................................... 3
B. Kebijakan Kredit .................................................................................... 3
C. Jenis-jenis Piutang .................................................................................. 6
D. Kebijakan Pengumpulan Piutang dengan Kredit ...................................... 6
1. Standar Kredit ............................................................................. 6
2. Persyaratan kredit ........................................................................ 7
3. Rasio yang berhubungan dengan Piutang ..................................... 8
4. Kebijakan penagihan Piutang ...................................................... 8
E. Unsur-unsur Kredit ................................................................................. 9
F. Faktor yang Mempengaruhi Investasi dalam piutang ............................. 10
G. Resiko yang Timbul dalam Piutang Usaha ............................................ 11
H. Metode kerugian piutang dalam Akuntansi ........................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 14
B. saran ..................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Piutang merupakan unsur yang sangat penting dan memerlukan kebijakan
yang baik dari manajemen dan pengelolaannya. selain dapat meningkatkan
volume penjualan, piutang juga mengandung suatu risiko bagi perusahaan,
yaitu risiko kerugian piutang seperti telatnya pembayaran penerimaan piutang,
ini akan berdampak pada penerimaan kas perusahaan yang menjadi rendah
dan mengakibatkan kinerja perusahaan yang akan semakin menurun. Namun
risiko kerugian piutang tersebut dapat diminimalisasikan dengan cara
memaksimalkan penagihan piutang pada perusahaan tersebut.
Agar penagihan piutang dapat berjalan dengan wajar, maka diperlukan
pengawasan dan penegendalian internal terhadap piutang oleh manajemen
untuk memastikan agar penagihan tepat waktu dan meminimalisasikan
kerugian piutang tak tertagih serta memelihara hubungan yang memuaskan
dengan para pelanggan. Pengendalian Internal piutang adalah salah satu cara
yang perusahaan lakukan untuk mengantisipasi kemungkinan piutang tak
tertagih, dengan adanya pengendalian piutang ini diharapkan perusahaan dapat
meminimalisasi kerugian yang ditimbulkan dari piutang tak tertagih tersebut.
Disamping itu piutang juga harus dikelola secara efisien, karena menyangkut
laba atau tambahan laba dengan biaya yang timbul karena adanya piutang.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Manajemen Piutang?
b. Apa itu Kebijakan Kredit?
c. Apa saja Jenis-jenis Piutang?
d. Bagaimana Kebijakan dalam Pengumpulan Piutang dengan Kredit?
e. Apa saja Unsur-unsur Kredit?
f. Apa saja Faktor yang Mempengaruhi Investasi dalam piutang?
g. Bagaiamana Resiko yang Timbul dalam Piutang Usaha?
h. Bagaimana Metode kerugian piutang dalam Akuntansi?
1
C. Maksud dan Tujuan
a. Mengetahui Pengertian Manajemen Piutang.
b. Mengetahui Kebijakan Kredit.
c. Mengetahui Jenis-jenis Piutang.
d. Mengetahui Kebijakan dalam Pengumpulan Piutang dengan Kredit.
e. Mengetahui Unsur-unsur Kredit.
f. Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Investasi dalam piutang.
g. Mengetahui Resiko yang Timbul dalam Piutang Usaha.
h. Mengetahui Metode kerugian piutang dalam Akuntansi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Bayu Surindra dkk, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: kepel press, 2020), hlm 57.
2
Ibid.
3
IAI, Modul Level Dasar (CAFB) Manajemen Keuangan,(Jakarta Pusat: Ikatan Akuntan Indonesia,
2019), hlm 219.
3
1. Kredit Standard
4
Rebin Sumardi dan Suharyono, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, (Jakarta: LPU-UNAS,
2020), Hlm 65.
4
Menganalisa kondisi ekonomi secara umum serta kondisi
industri dari langganan, guna menilai dampak dari situasi ekonomi
tersebut terhadap kemampuan langganan membayar hutangnya. 5
Untuk menerapkannya diperlukan data-data langganan yang akurat dan
dapat diandalkan dalam proses penilaian kelayakan kreditnya.
2. Credit Terms/Syarat-syarat Kredit.
Dalam syarat-syarat kredit ini harus ditentukan jangka waktu
kreditnya (creditperiod), yang diberikan kepada langganan dan berapa
besar cashdiscount yang diberikan seandainya langganan tersebut
membayar lebih cepat atau sebelum jatuh tempo.
Suatu syarat kredit (creditterms) yang ditulis 2/15 net 45, hal ini
berarti langganan diberika kredit 45 hari, tetapi jika langganan
tersebut membayar paling lambat 15 hari setelah tanggal
invoice/faktur, akan mendapatkan cashdiscount sebesar 2% dari nilai
yang tercantum dalam faktur/invoice.
3. Credit Administration Policy (kebijakan administrasi kredit)
Dalam menetapkan kebijakan kredit, masalah kebijakan dalam
menangani administrasi kredit yang diberikan, merupakan faktor yang
sangat penting karena berhasil atau gagalnya kebijakan kredityang
diterapkan akan tergantung dari berhasil atau tidaknya perusahaan
memperoleh pembayaran atas penjualan yang dilakukannya.
Dalam menangani administrasi kredit ini, perlu dibentuk suatu
bagian tersendiri yang khusus mengatur sistem dan prosedur hal-hal
yang berkaitan dengan kredit yang diberikan perusahaan kepada para
langganannya. Sistem dan prosedur tersebut seperti :
a. Sistem dan prosedur penagihan.
b. Sistem dan prosedur pelaporan berkala kepada manajemen.
c. Sistem dan prosedur peninjauan berkala ketempatlangganan.
d. Sistem dan prosedur peninjauan berkala atas kelayakan kredit
langganan.
5
Ibid, hlm 66-67.
5
e. Sistem dan prosedur penanganan kredit macet. 6
C. Jenis-Jenis Piutang
Piutang dapat terjadi dalam usaha dengan berbagai cara. Sehingga piutang
dapat digolongkan dalam beberapa jenis piutang. Menurut Hermawan dan
Masyhad (2006:266), jenis piutang terdiri dari 3 (tiga) jenis, antara:
1. Piutang dagang adalah piutang yang terjadi karena transaksi penjualan
barang atau jasa secara kredit. Batas waktu pembayaran kredit disesuaikan
dengan jangka waktu pelunasan sebagaimana tercantum dalam syarat
(termin) penjualan.
2. Piutang wesel atau wesel tagih merupakan pernyataan secara tertulis pihak
yang behutang (debitur) kepada pihak yang memberikan hutang (kreditur)
untuk melunasi sejumlah dana pada waktu tertentu di masa yang akan
datang.
3. Piutang lainnya meliputi piutang yang bukan berasal dari penjualan barang
dagangan. Misalnya piutang karyawan, piutang bunga, piutang deviden,
piutang pemegang saham. Piutang lain-lain jangka waktunya tidak
ditentukan, tetapi biasanya jangka panjang. 7
1. Standar kredit
Syarat minimum yang dipergunakan perusahaan dalam memberikan
kredit ke pelanggan disebut standar kredit. Idealnya standar kredit perusahaan
6
Ibid, Hlm 68.
7
Yustin Hanifah dkk, Analisis Manajemen Piutang Dalam Meningkatkan Volume Penjualan,
Jurnal Administrasi bisnis (JAB), Vol. 16, No. 1, November 2014, Hlm 2.
8
Wirawan Suryanto ddk, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (Bandung: CV Media Sains
Indonesia, 2021) Hlm 32.
6
hanya menolak nasabah yang diperkirakan tidak mampu membayar dengan
menetapkan standar kredit ideal yaitu kebijakan kredit yang lunak atau
kebijakan kredit yang ketat. Tetapi di sisi lain dapat mengakibatkan
kehilangan kesempatan penjualan yang potensial apabila pengajuan kredit
para pelanggan ditolak, perlu adanya pengelolaan piutang yang dapat
ditentukan kebijakan kreditnya dengan melihat untung rugi dari kebijakan
penjualan kredit tersebut.9
Menurut (syahyunan, 2015), jika perusahaan bermaksud mengubah
standar kredit, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor utama
yaitu:
a. Penjualan
Standar kredit ini diperkirakan dapat merubah volume penjualan.
Apabila standar kredit dilonggarkan diharapkan penjualan pun meningkat.
Dan sebaliknya apabila standar kredit diperketat maka diprediksi tingkat
penjualan akan menurun.
b. Investasi dalam piutang
Adanya piutang akan meningkatkan cost bagi perusahaan. Semakin
meningkat investasi pada piutang perusahaan maka semakin tinggi biaya
pengadaannya. Perubahan ini disebabkan oleh peningkatan penjualan dan
perpanjangan jangka waktu penagihan kredit.
C. Biaya piutang ragu-ragu
Perlonggaran standar kredit mengakibatkan probabilitas atau resiko
beban piutang tidak tertagih meningkat, dan menurun bila standar kredit
diperketat.10
2. Persyaratan kredit
Adanya hubungan yang erat antara kebijakan kredit dengan syarat kredit
yang dibuat. Kebijakan secara kredit ini membentuk peningkatkan penjualan
kredit yang mendorong pelanggan untuk segera membayar tagihan. Lama
9
Ibid, Hlm 33.
10
Ibid.
7
waktu kredit yang diberikan juga memberikan ruang bagi pelanggan untuk
membayar kredit yang mereka terima.
Sebagai contoh perusahaan memberikan namanya waktu kredit yaitu
5/10, net 30 yang berarti pelanggan memiliki waktu selama 30 hari untuk
melunasi hutangnya kepada perusahaan (penjual), dan bila pelunasan
dibayarkan dalam waktu 10 hari, akan mendapatkan diskon tunai (cash
discount) seperti 5%, masa potongan tunai (10 hari), dan masa kredit (30
hari). 11
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑖𝑏𝑙𝑒𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
11
Ibid, hlm 34.
12
Ibid, hlm 35.
8
jika pelanggan atau pembeli terlambat membayar sesuai waktu yang telah
ditentukan (Syahyunan, 2015):
1. Melalui Surat. Peringatan atau teguran pemberitahuan kepada pelanggan
bahwa hutangnya sudah jatuh tempo dan belum dibayar dapat dilakukan
dengan mengirim surat.
E. Unsur-unsur Kredit
Unsur-unsur yang terdapat dalam kredit menurut Kasmir (2012:95) yaitu:
a) Kepercayaan
Adanya dua pihak yaitu kreditur dan debitur, dimana kreditur
mempercayai debitur dalam memberikan kredit.
b) Kesepakatan
13
Ibid.
9
Kredit mempunyai resiko yang sangat besar dimana bisa saja sewaktu-
waktu kredit yang diberikan tidak dipenuhi seluruhnya dan kerugian sudah
pasti ditanggung oleh kreditur.
e) Balas Jasa
Bunga adalah salah satu balas jasa debitur kepada kreditur, balas jasa
ini merupakan pendapatan yang diperoleh dalam pembiayaan kredit.14
1. Penjualan Kredit
Semakin meningkat penjualan secara kredit tiap tahun artinya investasi
dalam piutang harus disediakan lebih besar. Semakin meningkat jumlah
piutang artinya semakin meningkat risiko, dan "profitability" nya juga semakin
meningkat.
14
Hermawanto Ratfian Effendhi, Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Dalam Kaitan
Pemberian Kredit Kepada Calon Nasabah, (Jurnal EMBA Vol.7 No.3 Juli 2019), hal 2-3.
10
5. Kebiasaan Membayar dari Langganan
15
Wirawan Suryanto ddk, Op. cit. Hlm 32.
11
bersangkutan mempunyai modal terbatas sehingga dapat mengakibatkan
kegagalan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kejadian ini terjadi karena
perusahaan lalai dalam menyelidiki calon pembelinya.
2. Resiko Tidak Dibayar Sebagian Piutang
Resiko tidak dibayar sebagian piutang adalah resiko yang lebih ringan
karena sebagian dari total piutang tersebut telah diterima perusahaan
3. Resiko Keterlambatan Pelunasan
Resiko keterlambatan pelunasan merupakan resiko yang lebih ringan
tetapi bukan berarti tidak mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan,
karena meskipun dalam waktu yang relatif tidak lama, jelas terlihat bahwa
pemasukan dari uang tagihan tersebut telah melewati jadwal penerimaan
yang seharusnya.
4. Resiko Tertanam Modal
Perusahaan harus hati-hati dalam memberikan pinjaman atau piutang
kepada pelanggannya sebab bila perusahaan mengadakan penjualan secara
kredit akan timbul perkiraan piutang pada laporan keuangan perusahaan
yang bersangkutan. Hal ini jelas mengakibatkan modal tertanam dalam
piutang baik modal yang bersumber dari modal sendiri maupun modal
asing.16
16
ibid, hlm 33.
12
Pada akhir tahun, saldo rekening Beban Kerugian Piutang disajikan dalam
Laporan Laba Rugi, sedangkan saldo rekening Penyisihan disajikan di
neraca sebagai pengurang Piutang.17
17
Ibid, hlm 34
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli
atau pihak lain yang membeli produk atau jasa perusahaan. Piutang usaha ini
muncul karena adanya penjualan secara kredit kepada pelanggan untuk
perusahaan yang memproduksi suatu produk pisik, atau kredit yang disalurkan
dalam perusahaan jasa keuangan seperti pegadaian.
Manajemen piutang dapat diartikan sebagai aktiva atau kekayaan
perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan
penjualan kredit. Manajemen piutang memiliki persamaan dengan manajemen
utang yakni berhubungan dengan kebijakan kredit dan diskon, yang
membedakan yaitu dalam manajemen piutang perusahaanlah yang
menawarkan diskon kepada pelanggan.
Piutang dapat terjadi dalam usaha dengan berbagai cara. Sehingga
piutang dapat digolongkan dalam beberapa jenis piutang terdiri dari 3 (tiga)
jenis, antaranya yaitu; (1)Piutang dagang, (2) Piutang wesel atau wesel tagih
dan yang terakhir yaitu (3) Piutang lainnya. Resiko yang mungkin terjadi
dalam piutang usaha yaitu; Resiko Tidak Dibayarnya Seluruh Piutang , Resiko
Tidak Dibayar Sebagian Piutang, Resiko Keterlambatan Pelunasan, dan
Resiko Tertanam Modal.
B. Saran
Dalam mengatur manajemen perusahaaan perlu pembagian tugas yang
jelas agar dalam pengerjaan pekerjaannya dapat dikerjakan dengan maksimal.
Karyawan mengerjakan tugas sesuai dengan job deskripsi masing-masing.
Perusahaan harus memperketat peraturan yang terkait dengan piutang.
Memberikan sanksi untuk customer yang melakukan keterlambatan dalam
pembayaran piutang.
14
DAFTAR PUSTAKA
15