Anda di halaman 1dari 22

SAHAM SEBAGAI INSTRUMEN INVESTASI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Investasi &


Pasar Modal yang diampu oleh Bapak Umarul Faruq, M.E.

Oleh :
Kelompok III

1. Ach. Chairul Anam (21383041058)


2. Herdani Agusindi G. (21383042020)
3. Rofiatus Zahrah (21383042067)
4. Hilma Tiyana Pratiwi (21383042127)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Saham Sebagai Instrumen
Investasi”.

Makalah “Saham Sebagai Instrumen Investasi” ini telah kami


susun dengan maksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Umarul Faruq, M.E. Selaku
Dosen mata kuliah Manajemen Investasi dan Pasar Modal yang telah
membimbing dan memberikan arahan kepada kami. Serta kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada


kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah “Saham Sebagai


Instrumen Investasi” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
khususnya bagi penulisdan juga para pembaca.

Pamekasan, 10 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. Pengertian Saham dan Fungsi Bagi Perusahaan ............................ 3


B. Mekanisme IPO, Menjual Saham di Pasar Perdana ...................... 5
C. Saham Syariah dan Saham Konvensional ....................................... 8
D. Cara Menjual dan Membeli Saham ................................................. 9
E. Potensi Keuntungan dan Kerugian Dari Investasi Saham............. 15

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 17

A. Kesimpulan ......................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Instrumen investasi yang paling banyak dipilih oleh para investor
dan menjadi produk investasi populer yaitu saham. Saham adalah tanda
penyertaan modal pada perseroan terbatas, seperti yang telah diketahui
bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari
saham tersebut. Saham dipilih sebagai objek investasi karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Tidak hanya keuntungan,
pada saat memutuskan untuk malakukan investasi saham ada juga kerugian
yang akan diperoleh dari aktivitas jual beli saham tersebut.
Investor yang menanamkan modal besar berpotensi memiliki
keuntungan yang besar, tetapi potensi kerugian juga akan lebih besar jika
modal yang ditanamkan semakin besar. Investor selalu mengharapkan
keuntungan yang memadai dengan tingkat risiko yang dapat dipastikan,
tetapi dalam dunia usaha semua investasi pasti mengandung risiko atau
ketikdakpastian. Investor tidak tahu pasti hasil yang akan diperoleh dari
investasinya, namun investasi saham yang dilakukan dengan benar dan
strategi yang tepat dapat meminimalisir risiko- risiko kerugian pada masa
yang akan datang

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu saham dan fungsi bagi perusahaan?
2. Bagaimana mekanisme IPO menjual saham di pasar perdana?
3. Apa itu saham syariah dan saham konvensional?
4. Bagaimana cara menjual dan membeli saham?
5. Apa saja potensi keuntungan dan kerugian dalam investasi saham?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian saham
2. Mengetahui mekanisme IPO dalam menjual saham di pasar perdana
3. Mengetahui saham syariah dan saham konvesional
4. Mengetahui cara menjual dan membeli saham

1
5. Mengetahui potensi keuntungan dan kerugian dalam investasi saham

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Saham dan Fungsi Bagi Perusahaan


1. Pengertian Saham
Saham merupakan surat tanda bukti kepemilikan perseroan terbatas
(PT) sebagai instrumen investasi yang akan memberikan keuntungan
berupa dividen perusahaan yang bersangkutan.1
Berdasarkan manfaat yang didapatkan oleh investor, jenis saham
dibagi atas beberapa kategori berikut:
a. Saham biasa : Pemiliki saham ditempatkan pada posisi terakhir
dalam hal yang berkaitan dengan pembagian deviden dan hak
kekayaan perusahaan jika perusahaan yang bersangkutan mengalami
likuidasi.
b. Saham preferen: Saham yang menempatkan para pemegangnya
dalam skala prioritas. Artinya, para pemegang saham berhak
didahulukan dalam pembayaran dividen, serta berhak menukar
saham preferen dengan saham biasa.
c. Saham istimewa : Jenis saham yang memberikan keuntungan lebih
kepada pemilikinya dibanding para pemegang saham lainnya.
2. Pengertian Saham Biasa dan Saham Istimewa
Common Stock (Saham Biasa) adalah suatu surat berharga yang
dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal dimana
pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS/RUPSLB dan berhak
untuk menentukan membeli right issue (penjual saham terbatas) atau
tidak, dan akhir tahun mendapatkan keuntungan berupa deviden.
Preferred Stock (Saham Istimewa) adalah suatu surat berharga yang
dijual oleh perusahaan yang menjelaskan nilai nominal, dimana
pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden
yang biasanya akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).
3. Jenis-jenis Saham Biasa (Common Stock)

1 Dr. Wastam Wahyu Hidayar, SE., MM, Konsep Dasar dan Investasi Pasar Modal (Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), 56.

3
a. Blue Chip Stock (saham unggulan), adalah saham dari perusahaan
yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan
dan manajemen berkualitas. Misal; IBM dan Du Pont, jika di
Indonesia yaitu LQ.45 (Liquiditas 45 Perusahaan), Astra Agro
Lestari, Adhy Karya, AI, BCA, dll.
b. Growth Stock, adalah saham yang diharapkan memberikan
pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham lainnya.
c. Defensive Stock (saham defensif), adalah saham yang cenderung
lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak tentu.
Misalnya Food and Beverage; gula, beras, minyak, garam dan
sejenisnya.
d. Cyclical Stock, adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara
cepat saat ekonomi semarak dan jatuh secara cepat saat ekonomi
lesu. Mislanya pabrik mobil, real estate.
e. Seasonal Stock, adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi
karena dampak musim. Misalnya karena cuaca dan liburan
f. Speculative Stock, adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat
spekulasi tinggi yang kemungkinan hasilnya rendah atau negarif.
Misalnya saham pengeboran minyak.
4. Penentu Naik dan Turun Nilai Saham
a. Kondisi mikro dan makro ekonomi
b. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan
usaha), seperti membuka kanotr cabang baik domestik maupun luar
negeri
c. Adanya direksi, komisaris yang terlibat pudana dan korupsi
d. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap
waktunya
e. Efel dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi
teknikal jual beli saham
5. Fungsi Saham Bagi Perusahaan
Saham sendiri merupakan salah satu instrumen investasi. Saham adalah
surat yang menjadi bukti bahwa seseorang memiliki bagian modal suatu

4
perusahaan. Seseorang memiliki saham artinya memiliki hak atas
sebagian aset perusahaan. Perusahaan yang sahamnya dapat dibeli di
Bursa Efek Indonesia disebut dengan bursa efek tercatat. Saham disini
merupakan salah satu produk pasar modal yang menjadi salah satu
instrumen untuk jangka panjang.2
B. Mekanisme IPO, Menjual Saham di Pasar Perdana
Investasi atau pembelian saham dapat dilakukan dimulai pada saat
pertama sekali saham diterbitkan (pasar perdana). Pasar perdana sering
disebut pasar primer (Primary Market) atau Initial Public Offring (IPO)
adalah suatu pasar dimana ditawarkan pertama sekali sejumlah saham dari
suatu perusahaan. Adapun jumlah saham perusahaan yang ditawarkan ke
publik atau masyarakat pada pasar perdana umumnya relatif terbatas yaitu
berkisar 20 sampai 30% dari total saham yang dimiliki perusahaan.
Setelah perusahaan menawarkan sahamnya di pasar perdana,
selanjutnya para Investor dapat membeli saham di pasar perdana melalui
penjamin emisi efek atau agen penjual (Perusahaan Efek) yang ditunjuk
dengan cara melakukan penawaran pembelian saham dan uang pembelian
saham wajib diberikan secara tunai ataupun melalui transfer pada saat
formulir pemesanan ditanda tangani dan diberikan kepada penjamin emisi
atau agen penjual.3
Adapun untuk lebih lengkapnya pemahaman bagaimana mekanisme
IPO menjual saham pada pasar perdana dapat diuraikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Membaca Propektus
Secara teoritis semua investor di pasar modal, sebelum melakukan
pesanan terhadap saham suatu perusahaan pada pasar perdana,dianjurkan
agar para investor untuk membaca dan memahami segala informasi
tentang perusahaan, misalnya terkait dengan keuangan perusahaan,
terkait susunan direksi perusahaan, prospek dan risiko yang dihadapi
perusahaan. Semua informasi terkait dengan perusahaan tersebut sesuai
2 Ibid., 60.

3 Mangasa Situpang, Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksadana (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), 81.

5
dengan peraturan di pasar modal wajib dimuat didalam prospektus.
Prospektus wajib dibuat oleh emiten dan disebar luaskan melalui media
cetak seperti koran yang bersekala nasional dan harus disadari betul
bahwa setiap informasi yang dimuat didalam prospektus tersebut
merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari dan dianalisa oleh
para investor sebelum melakukan pembelian pada sahamnya.
Dalam rangka memudahkan para investor, memahami informasi
tentang perusahaan yang wajib dimuat didalam prospektus tersebut,
maka Bapepam & LK sebagai badan regulasi dipasar modal,
mewajibkan bagi setiap perusahaan yang akan menawarkan sahamnya
pada pasar perdana, agar membuat prospektus dalam tiga tahap atau
bentuk yaitu:
a. Prospektus Awal
Prospektus awal diterbitkan dalam rangka penawaran awal
(book building) sebelum perusahaan dinyatakan efektif melakukan
penawaran umum kepada masyarakat. Hal ini penting dilakukan
perusahaan, dikarenakan waktu pewaran umum sesuai peraturan
jangka waktunya relatif sangat singkat yaitu umumnya hanya 3 - 5
hari saja, sehingga perusahaan diperkirakan akan mengalami
kesulitan melakukan distribusi prospektus lengkap secara luas
kepada calon investor dengan waktu yang sangat singkat tersebut
pada hal informasi yang dimuat didalam prospektus merupakan hal
sangat penting untuk diketahui dan dipahami sebelum melakukan
pembelian atau investasi terhadap saham.
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut serta
mengingat informasi tentang perusahaan sangat penting maka sesuai
dengan ketentuan bahwa perusahaan sudah dapat membuat dan
membagikan prospektus awal kepada masyarakat walaupun izin
prinsip dari Bapepam & LK untuk melakukan penawaran umum
(IPO) belum secara resmi diberikan. Namun perlu dipahami bahwa
informasi tentang perusahaan, misalnya jumlah dan harga saham
yang dimuat didalam prospektus awal perusahaan sifatnya belum

6
final.
b. Prospektus Ringkas
Prospektus ringkas adalah prospektus yang sebagian isinya
merupakan data-data yang sangat penting terkait dengan perusahaan
dan dimuat didalam iklan surat kabar berskala nasional. Perlu
dipahami bahwa data-data yang dimuat didalam prospektus ringkas
tersebut pada dasarnya adalah data yang berasal dari prospektus
lengkap. Adapun tujuan prospektus ringkas ini pada dasarnya sama
seperti pembuatan prospektus awal yaitu untuk menjamin bahwa
informasi tentang perusahaan dapat terdistribusi secara luas kepada
masyarakat.
c. Prospektus Lengkap
Prospektus lengkap adalah setiap informasi tertulis tentang
perusahaan yang sudah mendapatkan pengesahaan dari Bapepam &
LK sehubungan dengan penawaran umum yang dilakukan perusahaan
dengan maksud agar pihak lain membeli efek. Oleh karena itu apabila
investor berkeinginan memahami tentang perusahaan secara luas dan
mendalam, maka perlu membaca prospektus lengkap perusahaan
tersebut sebelum melakukan pembelian saham.4
2. Melakukan Pesanan dan Pembayaran
Setelah membaca dan memahami segala sesuatu informasi yang
penting tetang perusahaan yang dimuat didalam prospektus dan
selanjutnya memutuskan untuk melakukan pembelian saham perusahaan,
maka investor dapat melakukan pesanan saham dengan menghubungi
emiten atau agen penjual sebagaimana telah dijelaskan diatas.
Pesanan pembelian saham baik dipasar perdana maupun dipasar
sekunder minimal satu lot yaitu 500 lembar. Namun ketika melakukan
pesanan dipasar perdana harga saham sudah ditetapkan dan tidak akan
berfluktuasi walaupun permintaan saham tersebut sangat tinggi,
sebagaimana transaksi saham pada pasar sekunder yang cenderung harga
saham berfluktuasi. Selanjutnya setelah pesanan dilakukan maka investor
4 Ibid., 82-83.

7
wajib membayar dalam bentuk tunai atau transfer pada hari yang sama atas
setiap lot saham yang dipesan, walaupun saham belum diterima investor
pada saat itu atau bahkan setelah penawaran perdana berakhir, saham yang
dipesan investor belum tentu dipenuhi seluruhnya atau hanya diberikan
beberapa persen saja dari pesanan yang dilakukan.
C. Saham Syariah dan Saham Konvensional
1. Saham Syariah
Saham syariah merupakan saham-saham perusahaan yang dalam
operasionalnya tidak bertentangan dengan syariat Islam, baik mengenai
produk maupun manajemennya. Pengelompokan saham syariah berada
dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Saham
syariah adalah saham yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
dipasar modal, kriteria saham syariah sesuai dengan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (POJK) yang merujuk pada fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI) adalah sebagai berikut :
a. Emiten atau perusahaan tidak melakukan kegiatan antara lain:
perjudian dan permainan yang tergolong judi, perdagangan yang
dilarang menurut syariah, jasa keuangan ribawi seperti bank berbasis
bunga dan perusahaan pembiayaan berbasis bunga, jual beli risiko
yang mengandung unsur ketidakpastian (Gharar) atau judi seperti
asuransi konvensional, memproduksi, mendistribusikan dan
memperdagangkan atau menyediakan barang dan jasa haram
melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (Riswah).
b. Emiten memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut: total utang
yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari
45% atau total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan usaha dan pendapatan lain-lain
tidak lebih dari 10%.5
2. Saham Konvensional
Saham konvensional merupakan saham yang pada umumnya
diinvestasikan oleh masyarakat. Dalam operasionalnya, saham
5 Fadillatul Ulya dan Via Sukmaningati, “Keuntungan Investasi di Saham Syariah.” Jurnal Investasi Saham 5, No.1 (2020), 61-62.

8
konvensional tidak menerapkan prinsip syariah. Saham konvensional
ditandai dengan transaksi yang mengandung bunga, mengandung transaksi
yang spekulatif, aktivitas perusahaan tidak dikategorikan dalam jenis halal
atau haram, dalam perjalanannya transaksi bersifat manipulatif, kemudian
untuk instrumen transaksi menggunakan prinsip bunga.6
D. Cara Menjual dan Membeli Saham
Perjanjian jual beli terjadi setelah tercapai kesepakatan antara barang
dan harga dengan asas konsensus yang berakibat mengikat penjual dengan
pembeli meskipun harga belum di bayar dan barang belum di serahkan.
Penyerahan barang mengakibatkan pemindahan hak milik dari penjual kepada
pembeli.
Untuk perjanjian penjualan saham, sistem yang di gunakan UUPT
yakni menawarkan terlebih dahulu kepada para pemegang saham perseroan,
maka 56 s/d Pasal 59, serta UU No, 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang
merupakan khusus (lexs spesialis).
a. Sistem Menawarkan Saham
Apabila terjadi penjualan saham, sistem yang di gunakan UUPT
yakni menawarkan terlebih dahulu kepada para pemegang saham
perseroan sebelum di tawarkan kepada pihak ketiga. Sistem ini tersebut
baru dapat diterapkan apabila di dalam anggaran dasar merupakan aturan
main internal perseroan. Jika tidak diatur berlaku ketentuan KHU perdata
sebagai peraturan umum (lex generalis).
Berdasarkan pasal 59 UUPT penjualan saham dilakukan dengan
prosedur kepada pemegangnya mendapatkan persetujuan dari RUPS. Untuk
mendapatkan “restu” tersebut pemilik saham harus mengajukan
permintaan kepada RUPS dan untuk kepastian mendapat persetujuan atau
ditolak harus di berilkan secara tertulis dalam tempo 90 hari sejak
permintaan itu di terima.
Apabila memperoleh persetujuan RUPS maka persetujuan tersebut
mengikat kepada pemilik saham yang bersangkutan karena UUPT
memberikan batasan waktu maksimal 90 hari juga untuk menjual
6 Ibid., 63.

9
sahamnya sejak persetujuan diberikan. Meskipun demikian penjualan
sahan saham dalam waktu yang terbatas tersebut sifatnya fakultatif. Jika
sahamnya belum laku tidak ada sanksi hukumnya. Pemegang saham yang
bersangkutan tetap dapat meneruskan penjualan sahamnya sampai ada
pembelinya.
Sejalan dengan sistem diatas pemegang saham penjual menawarkan
terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan klasifikasi tertentu atau
pemegang saham lainnya. Apabila dalam jangka waktu 30 hari
terhitungsejak tanggal penawaran dilakukan ternyata pemegang saham
tersebut tidak membeli, selanjutnya menawarkan dan menjual sahamnya
kepada pihak ketiga.
b. Perjanjian Dilakukan Tertulis
Perjanjian jual beli saham tidak dapat dilepaskan dari syarat sahnya
perjanjian sebagaimana pasal 1320 KUH perdata, yaitu adanya kata
sepakat, cakap melakukan perbuatan hukum, hal tertentu dan sebab yang
halal. Selain itu UUPT menetapkan syarat perjanjian tersebut dilakukan
secara tertulis.
Memang secara harfiah pasal 56 ayat (1) UUPT tidak me nyebutkan
demikian, melainkan memerintahkan bahwa pemindahan hak atas saham
dilakukan dengan akta pemindahan hak. Ketentuan tersebut merupakan
persyaratan khusus bagi pemindah tanganan saham, termasuk di dalamnya
jual beli saham.
Persyaratan tertulis bagi jual beli saham karena ada hubungannya
dengan saham perseroan yang diterbitkan atas nama pemilik nya. Akta jual
beli saham dibuat dengan tujuan untuk kepentingan pembuktian terutama
bagi pemiliknya. Pihak ketiga tidak akan percaya apabila pembeli saham
mengaku saham yang telah dibeli sebagai miliknya tanpa dapat
menunjukkan surat perjanjian jual beli, karena prinsip yang berlaku pada
UUPT nama yang tercantum dalamsaham itu sebagai pemiliknya.
Pembuatan akta jual beli sahan sifatnya bebas, penjual dan pembeli
dapat membuat dengan akta dibawah tangan atau dengan akta notaris. Jika
dilakukan dibawah tangan perjanjian jual beli tersebut tetap sah dan

10
mengikat. Sepanjang isi perjanjian dan tanda tangan para pihak diakui
kebenarannya memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna, sama hanya
dengan akta notaris.
Selain digunakan untuk kepentingan administratif/dokumen
perseroan. Sesuai pasal 56 ayat (2) UUPT mengharuskan akta tersebut
atau salinnanya disapaikan kepada perseroan, sehingga perseroan
mengetahui bahwa telah terjadi transaksi pemindahan tangan saham.
Pengiriman salinan saham sebaiknya segera dilakukan oleh pembeli karena
dirinya sebagai pihak yang berkepentingan dengan perseroan yang
menerbitkan saham.
c. Kewajiban Direksi
Terjadinya transaksi jual beli saham menimbulkan kewajiban bagi
direksi selaku pengurus perseroan sesuai pasal 56 ayat (3) UUPT untuk
melakukan perubahan susunan pemegang saham didalam daftar pemegang
saham. Direksi mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari
pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus
(bagi pemegang sahan yang memegang saham perseroan lain).
Kewajiban tesebut dalam hubungannya dengan kerapian adminstrasi
perseroan supaya data yang ada di dalam daftar pemegang saham selalu up
to date dan dapat dipertanggung jawabkan keberannya kepada masyarakat
dan pemerintah. Supaya sejalan dengan perubahan tersebut, maka
perseroan segera melakukan penggantian saham dengan cara menarik
saham atas nama pemilik lama dan mengganti saham atas nama pemilik
baru sebagai bukti kepemilikannya.
d. Pengawasan Administratif Menteri
Dengan adanya perubahan susunan pemegang saham akibat adanya
jual beli saham, direksi perseroan mempunyai kewajiban memberitahukan
kepsds menteri hukum dan HAM dengan batas waktu paling lama 30
hari sejak tanggal pencatatan pemindahan hak tersebut. Pemberitahuan
kepada materi itu guna kepentingan ketertibsn administrasi untuk daftar
perseroan di kementerian hukumdan HAM.

11
Dengan adanya pemberitahuan tersebut bagi menteri hukum dan
HAM merupakan pengawasan administratif terhadap persseroan, karena
jika suatu saat perseroan kepentingan melakukan perubahan anggaran
dasar atau penambahan modal dapat menolak memberikanpersetujuan atau
pemberitahuan karena perubahan susunan pemegang saham belum
diberitahukan kepadanya.
e. Penjualan Saham Melalui Pasar Modal
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umun dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek (pasal 1 butir 13UU No. 8 Tahun 1995). Pasar modal (capital market)
merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
dapat di perjual belikan, baik sutrat utang (obligasi), ekuiti (saham), raksa
dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal
merupakan sarana pendanaaan bagi perusahaan maupun insitusi lain
(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan
usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari
masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal
dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal
11
kerja dan lain-lain, yang kedua pasar modal menjadi sarana bagi
masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham,
obligasi, dan reksadana. Dengan demikian, masyarakat dapat
menempatkan dan yang dimilikinya sesuai karakteristik keuntungan dari
resiko masing-masing instrumen.
Pelaksanaan perdagangan efek, yaitu bursa di lakukan dengan
menggunakan fasilitas JATS (jakarta automated trading system) yang
merupakan sistem perdagangan efek yang berlaku di bursa efek indonesia
untuk perdagangan yang dilakukan secara otomatis dengan menggunakan
sarana komputer.

12
Perdagangan efek di bursa hanya dapat dilakukan oleng anggota
bursa (AB) yang juga menjadi anggota kliring KPEI. Anggota bursa efek
bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di bursa,
baik untuk kepentingan sendri maupun untuk kepentingan nasabah.
Perseroan yang menjual sahamnya di bursa efek disebut sebagai
emiten. Penawaran umum saham dapat dilakukan setelah perseroan
menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada bapepamuntuk
menawarkan atau menjual Efek kepada masyarakat dan pernyataan
pendaftaran tersebut telah efektif. Pendaftaran tersebut berguna untuk
menciptaka ketertiban dalam penjualan efek bagi emiten dan bagi
pemerintah sebagai sarana untuk mengontrol kegiatan di dalam
penyelenggaraaan pasar modal.
Untuk perseroan yang go public harus berdasarkan keputusan RUPS
untuk dapat melakukan penawaran umum saham. Kemudian sebagai
emiten melakukan menunjukkan penjamin emisi serta lembaga dan profesi
penunjang pasar, yaitu:
1) Penjamin Emisi (underwriter)
2) Akuntan Publik (auditor independen)
3) Konsultan Hukum
4) Notaris
5) Agen penjual (perusahaan efek)
6) Perusahaan penilai
7) Lembaga penunjang pasar sekunder

Di bursa efek dikenal ada tiga janis pasar, yaitu pasar reguler, pasar
tunai, dan pasar negoisasi. Perdagangan efek di pasar reguler, pasar tunai
dan pasar negosiasi dilakukan selama jam perdagangan pada setiap hari
bursa dengan perdoman pada waktu JATS.Tidak ada suatu pihak pun
dapat menjual efek dalam penawaran umum, kecuali pembeli atau
pemmesan menyatakan dalam formulir pemesana efek bahwa pembeli atau
pemesan telah menerima atau memperoleh kesempatan untuk membaca
prospektus berkenan dengan efek yang bersangkutan sebelum atau pada
saat pemesana dilakukan (pasal 71 UU pasar modal).

13
Penjualan saham melalui bursa efek mengalami harga yang tidak
stabil karena dipengaruhi oleh keadaan pasar yang berubah-rubah.
Apanbila pasar bergairah (bullish), maka hampir semua harga saham di
bursa efek mengalami kenaikan. Sebaliknya, apabila pasar lesu (bearish),
harga saham akan ikut mengalami penurunan. Perubahan psikologi pasar
dapat menyebabkan harga surat berharga anjlok terlepas dari adanya
perubahan fundamental atas kemampuan perolehan laba perusahaan.

Bagi emiten melakukan penjualan efek melalui pasar modal


perolehan manfaat, antara lain:

1) Mendapatkan dana yang lebih besar


2) Perusahaan dapat lebih fleksibel dalam mengelolah dana
3) Memperkecil ketergantungan terhadap bank
4) Besar kecilnya dividen tergantung besar kecilnyakeuntungan
5) Tidak ada kewajiban yang terikat sebagai jaminan.

Sebaliknya bagi pembeli saham/investor melalui pasar modal


mempunyai manfaat, antara lain:

1) Memperoleh dividen bagi pemegang saham


2) Memperoleh capital gain jika ada kenaikan harga saham
3) Memperoleh bunga bagi pemegang obligasi
4) Mempunyai hak suara dalam RUPS

Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi Sewaktu


seseorang akan melakukan pembelian saham dimana posisi yang
bersangkutan sebagai investor beli, maka haris menghubungi pialang
misalnya kantor pialang A yang kemudian akan meneruskan instruksi beli
tersebut kepada pialang saham lain misalnya pialang B. Intruksi beli
tersebut dimasukkan (entry) ke sistem JATS. Sistem komputer tersebut
menggunakan sistem tawar-menawar, sehingga untuk aktivitas akan
diambil dari harga tertinggi dan sebaliknya untuk aktivitas jual di ambil
dari harga terendah. Sebaliknya, jika ingin melakukan penjualan saham,
maka posisi yang bersangkutan sebagai investor jual. Pada dasarnya proses

14
yang dilakukan sama, yaitu harus menghubungi pialang saham dan
seterusnya.

Bursa efek merupakan lembaga yang memfasilitasi kegiatan


perdagangan, sedangkan penyelesaian transaksi (settlement) difasilitasi
oleh lembaga lain, yaitu: lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) dan
lembaga Penyimpanan dan Penyesuaian (LPP). Sebagai gambaran, di BEI
setiap hari terjadi puluhan bahkan ratusan ribu transaksi bisnis saham/jual
beli saham yang mana selanjutnya dilakukan proses penyelesaian oleh
LKP dan LPP. Penyelesaian transaksi saham mebutuhkan waktu selama 3
hari bursa. Istilah penyelesaian tersebut dikenal dengan singkatan T+3.
Apa artinya? T artimya transaksi dan ditambah 3 hari untuk penyelesaian.
Dengan kata lain. Seorang investor akan mendapatkan haknya pada hari
keempat setelah transaksi terjadi.7

E. Potensi Keuntungan dan Kerugian Dalam Investasi Saham


1. Keuntungan
a. Capital Gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa
selisih antara nilai jual yang lebih tinggidari pada nilai beli saham;
b. Dividen, bagian keuntungan perusahaanyang akan dibagikan kepada
pemegang saham;
c. Saham Perusahaan, seperti juga tanah atau aktiva berharga
sejenis,nilainya akan meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan
dengan perkembangan atau kinerja perusahaan. Pemodal jangka
panjang mengandalkan kenaikan nilai saham ini untuk meraih
keuntungan dari investasi saham. Pemodal seperti ini memberi saham
dan menyimpannya untuk jangka waktu lama (tahunan) dan selama
masa itu mereka itu memperoleh manfaat dari dividen yang di
bayarkan perusahaan setiap periode tertentu.
d. Saham juga dapat menjaminkan ke bank untuk memperoleh kredit
sebagai agunan tambahan dari agunan pokok
2. Kerugian

7 Gatot Supramono, Transaksi Bisnis Saham dan Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan (Jakarta: Prenademia Group, 2014), 30-35.

15
a. Capital Loss, yaitu kerugian dan hasil jual beli saham, berupa selisih
antara nilai jual yang lebih rendah dari pada nilai beli saham;
b. Oppoturnity Loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito di
kurangi total hasil yang di peroleh dari investasi saham;
c. Kerugian karena perusahaan di likuiditasi, namun nilai likuidasinya
lebih rendah dari harga jual beli saham.8
3. Menilai Saham yang Menguntungkan
Secara umum, makin baik kinerja suatu perusahaan emiten, makin
tinggi laba usaha, dan makin besar keuntungan yang dapat anda nikmati
sebagai pemegang saham. Selanjutnya, makin besar kemungkinan harga
saham naik. Selain kinerja perusahaan, prospek dan perkembangan
industri di mana perusahaan berada, kondisi mikro dan makro ekonomi juga
mempengaruhi suatu saham.
4. Penemu pergerakan harga saham
Pergerakan harga suatu saham dalam jangka pendek tidak dapat
diterka secara pasti. Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan
dan penawaran atau kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang yang
ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak
naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka
saham tersebut akan bergerak turun. Namun dalam jangka panjang, kinerja
perusahaan emiten dan pergerakan saham pada umumnya akan bergerak
searah.9

8 Drs. M. Rusdin, Pasar Modal (Bandung: ALFABETA, 2006), 65.

9 Ibid., 66.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas, seperti
yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk
memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Saham dipilih sebagai objek
investasi karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik. Tidak hanya keuntungan, pada saat memutuskan untuk malakukan
investasi saham ada juga kerugian yang akan diperoleh dari aktivitas jual beli
saham tersebut.
Investor yang menanamkan modal besar berpotensi memiliki
keuntungan yang besar, tetapi potensi kerugian juga akan lebih besar jika
modal yang ditanamkan semakin besar. Investor selalu mengharapkan
keuntungan yang memadai dengan tingkat risiko yang dapat dipastikan, tetapi
dalam dunia usaha semua investasi pasti mengandung risiko atau
ketikdakpastian. Investor tidak tahu pasti hasil yang akan diperoleh dari
investasinya, namun investasi saham yang dilakukan dengan benar dan strategi
yang tepat dapat meminimalisir risiko- risiko kerugian pada masa yang akan
datang.
Tujuan perusahaan melakukan investasi saham adalah untuk
memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham dengan cara memaksimalkan
nilai saham perusahaan yang pada akhirnya akan mencerminkan harga saham
tersebut. Setiap perusahaan memiliki harga saham yang berbeda-beda. Harga
saham secara umum merupakan harga yang muncul dari hasil pergerakan
permintaan dan penawaran di pasar saham. Suatu saham perusahaan yang
mengalami kelebihan permintaan membuat harga saham perusahaan tersebut
cenderung naik, sebaliknya apabila saham perusahaan mengalami kelebihan
penawaran maka harga saham akan cenderung turun.
B. Saran
Tentunya terhadap penyusun makalah sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah yang berjudul “Saham Sebagai Instrumen Investasi”
masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya

17
penyusun akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hidayar, Wastam Wahyu. Konsep Dasar dan Investasi Pasar Modal. Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia, 2019.

Simatupang, Mangasa. Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksadana.


Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010.

Ulya, Fadillatul dan Via Sukmaningati. “Keuntungan Investasi di Saham Syariah,”


Jurnal Investasi Islam, Vol. 5 No.1, 2020.

Supramono, Gatot. Transaksi Bisnis Islam dan Penyesuaian Sengketa Melalui


Pengadilan. Jakarta: Prenademia Group, 2014.

Rusdin. Pasar modal. Bandung: ALFABETA, 2006.

19

Anda mungkin juga menyukai