Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA ANALISA


LT. KIMIA UMUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

KELOMPOK 1
ANGGOTA
1. Arnesta Sinar Jocelyn Situmorang (03071282025033)
2. Dary Farhansyah (03071282025037)
3. Felyna Deria Natalie Manoppo (03071282025024)
4. Karmila Putri Landia (03071182025010)
5. M.Fauzan Razuli (03071182025006)
6. Nova Heriani (03071282025040)
7. Ricky Ananda (03071282025013)
8. Ziki Rahmanda (03071282025014)

JURUSAN : Teknik Geologi


KELAS : Indralaya
SHIFT : 13.30-15.00

1. Judul Percobaan : Titrasi Argentometri


2. Tujuan Percobaan : Menentukan Normalitas AgNO3 dan mengetahui
proses dalam titrasi argentometri
3. Alat Dan Bahan :
➢ Alat : Erlenmeyer, klem dan statif, buret,
pipet volume, dan bola hisap
➢ Bahan : Larutan AgNO3, larutan NaCl,
larutan Kalium kromat, dan garam
dapur
4. Dasar Teori :

Titrasi pengendapan adalah sa;ah satu golongan,


titrasi dimana hasil reaksi titrasinya merupakan
endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip
dasarnya ialah reaksi pengendapan yang cepat
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KIMIA ANALISA
LT. KIMIA UMUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan


titrasi / titran , tidak ada pengotor yang
mengganggu serta diperlukan indikator untuk
melihat titik akhirtitrasi. Hanya reaksi
pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi
(Khopkar, 1990).

Argentometri merupakan salah satu cara untuk


menentukan kadar zat dalam suatu ;atuaran yang
dilakuakan dengan titrasi berdasarkan pada
pembwentukan endapan dengan ion Ag+. Pada
titrasi ini terdapat pemeriksaan yang teah dibubuhi
indikator dicampur dengan larutan standar garam
perak nitrar (AgNO3) dengan mengukur volume
larutan standar yang digunakan sehingga seluruh
ion Ag+ dapat tepat diendapkan dan kadar disebut
dengan sitilah metode pengendapan, karena pada
argentometri memrlukan pembentukan senyawa
yag relatif tidak larut atau mengenda (Gandjar,
2007)

Berdasarkan pada indikator yang digunakan


argentometri dapat dibedakan atas :

1. Metode Mohr

Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan


kadar klorida dan bromida dalam suasana netral
dengan menggunakan laruatn standar AgNO3 dan
penambahan K2CHO4 sebagai indikator. Titrasi
dengan metode Mohr harus dilakukan dalam
suasana netral atau dengan sedikit alkalis (Ph 6,5-
9,0). Dalam suasana asam, perak kromat larut
kaena terbentuk dikrimat dan dalam suasana basa
akan terbentuk endapan eperak hidroksida. Reaksi
yang terjadi :

Asam : 2CrO4 2- + 2H+ — > Cr o4 2- + H2O

Basa : 2 Ag+ — > 2 AgOH


LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KIMIA ANALISA
LT. KIMIA UMUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2 AgOH — > Ag2O +H2O


(Khopkar, 1990)

Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak


klorida dan setelah mencapai titik ekuivalen maka
penambahan sedikit perak nitrat akan berekais
dengan kromat dan membentuk endapan perak
kromat yang berwarna merah (Ganjar,2007).

2. Metode Volhard

Titrasi Ag dengan NH4SCN Fe (III) sebagai


indikator adalah contoh metode Volhard yaitu
pembentukan zat berwarna didialam larutan.
Selamma titrasi, AgSCN terbentuk, sedangkan titik
akhir tercapai bila NH4SCN berlebih bereaksi
dengan Fe (III) membentuk warna merah gelap.

Pda metode volhard untuk mnentukan ion klorida,


suadsana haruslah asam, karena pada suasana basa
Fe3+ akan terhidrolisis. AgNO3 yang berlebih
ditambahkan kedalam larutan klorida tentunya
tidak bereaksi. Larutan Ag+ tersebut kmudian
ditritasi balik dengan menggunakan Fe (III) sebagai
indikator )Khopkhar, 1990)

3. Metode Fajans

Dalam titrasi Fajans digunakan indikator adborspi.


Indikator adsopsi adalah zat yang dapat diserap
pada permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warna. Penyerapan ini dapat doatur agar
terjadi pada titik ekuivelen, antara lain dengan
memilih macam warna yabg dipakai dan Ph.

1. Indikator ini adalah asam lemah atau basa


lemah organi yang dapat membentuk
endapan ion perak. Misalnya floreseinm
yang digunkaan dalam titrasi ion klorida.
Dalam larutan florensein akan mengion
(untuk mudahnya ditulis HFI)
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KIMIA ANALISA
LT. KIMIA UMUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Hfi — > H+ + FI-

Ion Fi- inilah yang diserap oleh Endapan AgX dan


menyebabkan endapan berwarna merah muda.
Florensein sendiri berwarna hijau kuning jika
dalam larutan, sehingga titik akhir dalam titrasi ini
diketahui berdasarkan tiga macam perubahan,
yakni:

1. Endapan yang semula putih menjadi merah


muda dan endapan terlihat endapan
menggumpal
2. Larutan yang semula keruh menjadi jernih
3. Larutan yang semula kuning hijau hampir
tidak lai berwarna lagi (Haryadi, 1990)

5. Prosedur Percobaan :
1. Pipet 10 ml larutan NaCl 0,01 N.
2. Kemudian, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
3. Tambahkan indikator larutan Kalium kromat
0,01 M sebanyak 1 drop pipet tetes.
4. Lakukan titrasi dengan menggunakan larutan
Perak nitrat 0,01 N sampai mencapai titik akhir
titrasi yang ditandai dengan warna merah bata.
5. Lakukan titrasi secara duplo.
6. Data Hasil Pengamatan :
➢ Warna pada hasil titrasi 1 adalah merah
bata
➢ Warna pada hasil titrasi 2 adalah warna
merah bata
➢ Volume titran 1 pada standarisasi : 11 ml.
➢ Volume titran 2 pada standarisasi : 12,5 ml.
7. Perhitungan :
Diketahui ;
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KIMIA ANALISA
LT. KIMIA UMUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

V1= 11 ml V2 = 12,5 N1 = 0,01 N


Ditanya :
Normalitas AgNO3
Penyelesaian :
N1. V1 = N2. V2
0,01 N . 11 ml = N2 . 12,5 ml
N2 = ( 0,01 . 11 ml) / 12,5 ml
N2 = 0,0088 N

8. Persamaan Reaksi :
Ag+(aq) + CrO42-(aq0 → Ag2 Cro4 (s)

9. Pembahasan :
Dalam praktikum ini dilakukan titrasi pengendapan
atau argentometri dengan untuk menentukan
normalitas AgNO3 dengan menggunakan metode
Mohr. Normalitas Perak Nitrat dalam suatu larutan
dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan
standart NaCl, 0.01 N. Setelah semua ion klorida
mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik
akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indikator
membentuk endapan merah bata dari endapan
Ag2Cro4. Dengan reaksi sebagai berkut:

Ag+(aq) + CrO42-(aq0 → Ag2 Cro4 (s) (terbentuk


warna merah. bata)

Volume titrasi 1 pada standarisasi adalah 11 ml dan


volume titrasi 2 pada standariasi adalah 12,5 ml
kemudian dilakukan perhitungan sehingga di
dapatkan normalitas AgNO3 sebanyak 0,088 N

10. Kesimpulan :
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KIMIA ANALISA
LT. KIMIA UMUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik


kesimpulan bahwa: Penentuan Normalitas AgNO3
dapat ditentukan dengan cara titarsi pengendapan
dengan metode menggunakan mohr, dimana
digunakan larutan standart NaCl sebagai titratnya,
dan K-CrO, sebagai indikatomya. Normalitas
AgNO3 yang di dapatkan adalah 0,088 N
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KIMIA ANALISA
LT. KIMIA UMUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Daftar Pustaka

Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Ul-Press.


Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai