Anda di halaman 1dari 87

Buku Panduan Praktikum Mineralogi

BAB 1
ASISTENSI UMUM
(Acara 1)

1.1 KOMPETENSI

Kompetensi yang harus dicapai oleh setiap praktikan selama mengikuti


praktikum Mineralogi adalah sebagai berikut:

1) Praktikan mengikuti semua prosedur operasional standar (POS) kegiatan


praktikum Mineralogi dengan tekun mengikuti acara I s.d. XIV;
2) Praktikan yang lulus adalah memenuhi ketentuan penilaian dan evaluasi selama
menjalani kegiatan praktikum dengan mengerjakan tugas di laboratorium dan
tugas mingguan, mengikuti responsi I dan II untuk mendapatkan nilai UTS, dan
mengikuti UAS.

1.2 MATERI PRAKTIKUM

Asistensi umum adalah mata acara I dari praktikum Mineralogi. Pada acara ini
dijelaskan tentang materi POS yang mencakup peserta, ketentuan pelaksanaan,
lingkup acara, dan evaluasi dan nilai.

1) Peserta Praktikum

a) Calon peserta wajib mendaftar dan mengumpulkan KRS sesuai dengan


waktu yang diumumkan oleh asisten;

b) Peserta praktikum disebut praktikan adalah semua mahasiswa semester I


dan mahasiswa yang mengulang;

c) Praktikan mengulang dengan nilai E wajib mengikuti semua acara praktikum;

d) Praktikan mengulang nilai D hanya wajib mengikuti semua responsi


praktikum dan ujian semester.

2) Ketentuan Pelaksanaan Praktikum


a) Praktikan dibagi atas beberapa kelompok disesuaikan dengan kapasitas
tampung dari ruang laboratorium;

b) Praktikan wajib mengisi presensi yang menyatakan kehadirannya;

1
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

c) Praktikan mengikuti arahan dan penugasan dari asisten penanggung jawab


untuk menyelesaikan kompetensi praktikum;

d) Setiap kegiatan praktikum wajib mengisi berita acara kegiatan praktikum.

3) Lingkup Acara Praktikum

Acara praktikum Mineralogi di Laboratorium Geologi Dinamik dan Petrologi


berjumlah 14 (empat belas) acara praktikum meliputi pembelajaran dan
evaluasi. Judul dan kirasan jadual pelaksanaan praktikum disusun untuk
kegiatan Tahun Akademik 2015/2016(Tabel 1).

Tabel 1. Acara dan Waktu Pelaksanaan Praktikum


No. Materi Kegiatan Waktu Praktikum
1. Asistensi Umum Minggu I
2. Kristalografi I Minggu II
3. Kristalografi II Minggu III
4. Kristalografi III Minggu IV
5. Rock Forming Mineral Minggu V
6. Ujian Tengah Semester Minggu VI
7. Mineralogi Fisik I Minggu VII
8. Mineralogi Fisik II Minggu VIII
9. Mineralogi Fisik III Minggu IX
10. Mineralogi Optik I Minggu X
11. Mineralogi Optik II Minggu XI
12. Mineralogi Optik III Minggu XII
13. Mineralogi Optik IV Minggu XIII
14. Ujian Akhir Semester Minggu XIV

4) Nilai dan Evaluasi

a) Evaluasi dilakukan pada seluruh kegiatan praktikum;

2
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

b) Praktikan yang tiga kali tidak mengikuti acara praktikum dinyatakan gugur,
sehingga tidak bisa diberikan nilai akhir (NA);

c) Praktikan dinyatakan mundur dari kegiatan praktikum dengan menunjukkan


bukti perubahan tersebut dengan mengumpulkan lembar KPRS, dan/atau
tidak mengikuti ujian semester, sehingga tidak bisa diberikan nilai akhir;

d) Evaluasi kegiatan praktikum terdiri dari:

i. Nilai Tugas dan Kuis (NTR) adalah nilai tugas dan kuis selama
mengikuti praktikum dengan presentasi 25% dari nilai NA. Kalau kuis
diberikan, maka bobot nilai kuis adalah 10%, sedangkan bobot nilai
tugas adalah 90%. Nilai tugas diatur dengan proporsi nilai tugas di
laboratorium sebesar 20% dan tugas mingguan sebesar 80%.

ii. UTS (Responsi I + Responsi II) adalah ujian untuk mengukur


kemampuan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan standar
kompetensi praktikum Mineralogi. Pelaksanaan responsi I
dilaksanakan setelah acara I – VII dan responsi II dilaksanakan
setelah acara IX - XIII. Prosentase nilai UTS (NUTS) sebesar 30%
dari NA.

iii. UAS adalah ujian akhir untuk mengukur kemampuan pengetahuan


dan ketrampilan sesuai dengan standar kompetensi praktikum
Mineralogi. Prosentase nilai UAS (NUAS) sebesar 45% dari nilai NA.

e) Rumusan Nilai Akhir, yaitu :

NA = (25%*NTR) + (30%*NUTS) + (45%*NUAS)

Tugas praktikan setiap mengikuti acara praktikum terdiri dari dua. Pertama,
tugas latihan yang dikerjakan di laboratorium dan kedua, tugas rumah yang wajib
dikerjakan di rumah dan dikumpulkan.
1) Tugas latihan di laboratorium dimaksudkan agar mahasiswa dapat memahami
konsep/teori dan dasar ketrampilan melalui arahan dan bimbingan langsung dari
staf asisten;

3
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

2) Tugas mingguan adalah latihan yang dikerjakan untuk lebih memberikan


pemahaman melalui penyelesaian tugas. Tugas mingguan dikumpulkan pada
saat mengikuti praktikum lanjutan.

1.3 URAIAN TUGAS

Pada acara I ini tidak diberikan tugas latihan di laboratorium karena lebih fokus
menjelaskan tentang ketentuan peserta, pelaksanaan, lingkup acara, penilaian
dan evaluasi kegiatan praktikum. Praktikan hanya diminta mengerjakan tugas
mingguan.

4
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

BAB 2
KRISTALOGRAFI
(Acara 2, 3, dan 4)

2.1 KOMPETENSI
Kompetensi pada acara kristalografi adalah sebagai berikut :
1. Praktikan dapat mengidentifikasi beberapa jenis kristalografi dengan pendekatan
sifat-sifat fisiknya
2. Praktikan dapat mengidentifikasi beberapa jenis kristalografi dengan pendekatan
sifat-sifat geometrinya

2.2 MATERI PRAKTIKUM

Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air serta
menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti
hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan teratur.

Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air, mengandung


pengertian:
 Tidak termasuk didalamnya cair dan gas
 Tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses-
proses fisika.
 Menuruti hukum-hukum pasti sehingga susunan bidangnya mengikuti hukum
geometri, mengandung Pengertian:
 Jumlah bidang dari suatu bentuk kristal tetap.
 Macam bentuk dari bidang kristal tetap.
 Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang tetap.

Kristalografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal
terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam
(internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
 Sifat geometri,

5
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Memberikan pengertian letak, panjang, dan jumlah sumbu kristal; yang


menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk bidang luar yang
membatasinya.
 Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk luar,
Bahwa disamping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada
situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal
dengan bentuk kristal yang lain yang masih dalan satu sistem Kristalografi,
ataupun dalam arti kembaran dari Kristal yang terbentuk kemudian.
 Struktur dalam,
Membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga menghitung
Parameter dan Parameter Rasio.
 Sifat fisis kristal,
Sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya kristal
tidak mempengaruhi, yang penting bentuk yang dibatasi oleh bidang-bidang
kristal, sehingga akan dikenal 2 zat yaitu Kristalin dan Nonkristalin.
Sumbu Kristalografi ialah suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal. Kristal
mempunyai bentuk 3 dimensi, yaitu panjang, lebar dan tebal atau tinggi. Tetapi
dalam penggambarannya dibuat 2 dimensi sehingga digunakan Proyeksi
Orthogonal.

Sudut (  ) Kristalografi ialah sudut yang dibentuk oleh perpotongan sumbu-sumbu


Kristalografi pada titik potong (pusat kristal).

(Gambar 1.1)

Keterangan sumbu dan sudut:


 Sumbu a : sumbu yang tegak lurus pada bidang kertas.
 Sumbu b : sumbu yang horisontal pada bidang kertas.

6
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

 Sumbu c : sumbu yang vertikal pada bidang kertas.


   ialah sudut yang dibentuk antara Sb b dan Sb c.
   ialah sudut yang dibentuk antara Sb a dan Sb c.
   ialah sudut yang dibentuk antara Sb a dan Sb b.

2.3 DASAR PEMBAGIAN SISTEM KRISTALOGRAFI


Sistem Kristalografi dibagi menjadi 7 sistem, ini didasarkan kepada:
 Perbandingan panjang sumbu-sumbu Kristalografi.
 Letak atau posisi sumbu Kristalografi.
 Jumlah sumbu Kristalografi.
 Nilai sumbu C atau sumbu vertikal.

7
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

(Hk0)

Gambar Tujuh Prinsip Letak Bidang Kristal Terhadap Susunan Sumbu Kristalografi

8
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

2.4 SISTEM-SISTEM KRISTALOGRAFI

2.4.1 Sistem Reguler


(Cubic = Isometric = Tesseral = Tessuler)
Gambar 1.5.1

Ketentuan:
Sumbu : a = b = c
Sudut :  =  =  = 900
Karena Sb a = Sb b = Sb c, maka disebut juga Sb a.

Cara Menggambar:
 a+ / b¯ = 300
a : b¯: c = 1 : 3 : 3

2.4.2 Sistem Tetragonal


(Quadratic)
Gambar (1.5.2)

Ketentuan:
Sumbu : a = b  c
Sudut :  =  =  = 900
Karena Sb a = Sb b disebut juga Sb a
Sb c bisa lebih panjang atau lebih pendek dari Sb a
atau b.
Bila Sb c lebih panjang dari Sb a dan Sb b disebut
bentuk Columnar
Bila Sb c lebih pendek dari Sb a dan Sb b disebut
bentuk Stout.

Cara menggambar:
 a + / b-- = 30o
a:b:c=1:3:6

9
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

2.4.3 Sistem Hexagonal (Gambar 1.5.3)

Ketentuan:
Ada 4 sumbu yaitu a, b, c, d
Sumbu a : = b = d  c
Sudut : 1 = 2 = 3 = 900
Sudut : 1 = 2 = 3 = 1200
Sb a, b, dan d terletak dalam bidang horisontal dan
membentuk  600.
Sb c dapat lebih panjang atau lebih pendek dari Sb a.

Cara menggambar:
 a+ / b¯ = 170
 b+ / d¯ = 390
b:d:c:=3:1:6

Posisi dan satuan panjang Sb a dibuat dengan memperhatikan Sb b dan Sb d berikut:

Orde I

Orde III

Orde II

Gambar Cara Penarikan Sumbu a pada Sistem Hexagonal dan Trigonal

10
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

2.4.4 Sistem Trigonal


(Rhombohedral)
(Gambar 1.5.4)

Ketentuan
Sumbu : a = b = d  c
Sudut : 1 = 2 = 3 = 900
Sudut : 1 = 2 = 3 = 1200

Cara menggambar:
Sama dengan sistem Hexagonal,
perbedaannya hanya pada Sb c bernilai 3.
Penarikan Sb a sama dengan pada
Sistem Hexagonal.

2.4.5. Sistem Orthorombic


(Rhombic = Prismatic = Trimetric)

(Gambar 1.5.5)

Ketentuan:
Sumbu : a  b  c
Sudut  =  =  = 900
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek
Sb a disebut Sb Brachy
Sb b disebut Sb Macro
Sb c disebut Sb Basal

Cara menggambar:
 a+ / b¯ = 300
a:b:c=1:4:6

11
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

2.4.6 Sistem Monoklin


(Oblique = Monosymetric = Clinorhombic = Hemiprismatik = Monoclinohedral)
(Gambar 1.5.6)

Ketentuan:
Sumbu : a  b  c
Sudut :  =  = 900   900
Sb a disebut sumbu Clino
Sb b disebut sumbu Ortho
Sb c disebut sumbu Basal

Cara menggambar
 a+ / b¯ = 450
a:b:c=1:4:6
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek

2.4.7 Sistem Triklin


(Anorthic = Asymetric = Clinorhombohedral)
(Gambar 1.5.7)
Ketentuan:
Sumbu : a  b  c
Sudut :       900
Semua Sb a, b, c saling berpotongan dan
membuat sudut miring tidak sama besar.
Sb a disebut Sb Brachy
Sb b disebut Sb Macro
Sb c disebut Sb Basal

Cara menggambar:
 a+ / c¯ = 450
 b+ / c¯ = 800
a:b:c=1:4:6

12
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

2.5 SIMBOL KRISTALOGRAFI

2.5.1 Parameter dan Parameter Rasio (Gambar 1.6)

Parameter bidang hkl:


oh = 1 bagian
ok = 3 bagian
ol = 6 bagian

Parameter Rasio Bidang hkl


oh : ok : ol = 1 : 3 : 6

2.5.2 Simbol Weiss dan Simbol Miller


Bagian yang terpotong
Simbol Weiss =
Satuan ukur

Simbol Weiss dipakai dalam penggambaran kristal ke bentuk proyeksi


orthogonal dan proyeksi stereografis

Satuan ukur
Simbol Miller =
Bagian yang terpotong

Simbol Miller dipakai sebagai simbol bidang dan simbol bentuk suatu
kristal

2. 6. KLAS SIMETRI
Pengelompokkan dalam Klas Simetri didasarkan pada:
1. Sumbu Simetri
2. Bidang Simetri
3. Titik Simetri atau Pusat Simetri

13
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

2.6.1. Sumbu Simetri


Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalu pusat kristal, dimana
apabila kristal tersebut diputar sebesar 360 0 dengan garis tersebut
sebagai poros putarannya,maka pada kedudukan tertentu, kristal tersebut
akan menunjukkan kenampakan-kenampakan seperti semula.

Ada 4 jenis Sumbu Simetri yaitu:


1. Sumbu Simetri Gyre
2. Sumbu Simetri Gyre Polair
3. Sumbu Cermin Putar
4. Sumbu Inversi Putar

2.6.2. Bidang Simetri


Bidang Simetri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat kristal dan
membelah kristal menjadi 2 bagian sama besar, dimana bagian yang satu
merupakan pencerminan dari bagian belahan yang lain.
Bidang simetri dinotasikan dengan P (Plane) atau m (mirror).

Bidang simetri dikelompokan menjadi 2, yaitu:


2.6.2.1. Bidang Simetri Utama
Bidang Simetri Utama ialah merupakan bidang yang dibuat
melalui 2 buah sumbu simetri utama kristal dan membagi bagian
yang sama besar.
Bidang simetri utama ini ada 2 yaitu:
 Bidang simetri utama horisontal dinotasikan dengan h (Bidang
ABCD)
 Bidang simetri utama vertikal dinotasikan v (bidang KLMN
dan OPQR). (Gambar 2.2.1)

14
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

2.6.2.2. Bidang Simetri Tambahan (Intermediet/Diagonal)


Bidang Simetri Diagonal merupakan bidang simetri yang dibuat
hanya melalui satu sumbu simetri utama kristal. Bidang ini sering
disebut dengan diagonal saja dengan notasi (d).
Gambar disamping memperlihatkan kedudukan 2 buah bidang
simetri tambahan/diagonal pada bentuk kristal Hexahedron
(kubus).
Catatan:
Dalam menghitung jumlah bidang simetri, dihitung dahulu bidang
simetri utama, baru dihitung bidang simetri tambahan.
(Gambar 2.2.2)

2.6.3. Titik Simetri atau Pusat Simetri (Centrum = C)


Pusat Simetri adalah titik dalam kristal, dimana melaluinya dapat dibuat
garis lurus, sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu dengan sisi

15
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

yang lain dengan jarak yang sama, dijumpai kenampakan yang sama
(tepi, sudut, bidang).
Pusat Simetri selalu berhimpit dengan pusat kistal, tetapi pusat kristal
belum tentu merupakan pusat simetri.

2.6.4 Penentuan Klas Simetri


Penentuan Klas Simetri berdasarkan pada kandungan unsur-unsur
simetri yang dimiliki oleh setiap bentuk kristal. Ada beberapa cara untuk
menentukan klas simetri suatu bentuk kristal, diantaranya yang umum
digunakan:

2.6.4.1. Menurut Herman Mauguin


SISTEM REGULER
 Bagian I : Menerangkan nilai sb a (Sb a, b, c), mungkin bernilai 4
atau 2 dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak
lurus sumbu a tersebut.
4 2
Bagian ini dinotasikan dengan : ,4,4, ,2
m m
Angka menunjukkan nilai sumbu dan huruf ‘m’ menunjukkan adanya
bidang simetri yang tegak lurus sumbu a tersebut.
 Bagian II : Menerangkan sumbu simetri bernilai 3. Apakah sumbu
simetri yang bernilai 3 itu, juga bernilai 6 atau hanya
bernilai 3 saja.
Maka bagian II selalu ditulis: 3 atau 6

 Bagian III : Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet


(diagonal) bernilai 2 dan ada tidaknya bidang simetri
diagonal yang tegak lurus terhadap sumbu diagonal
tersebut.
2
Bagian ini dinotasikan : , 2 , m atau tidak ada.
m
Contoh:
4 2 4 2
- Klas Hexoctahedral ……………….. 3  3
m m m m

16
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

- Klas Pentagonal icositetrahedral …………..4 3 2  4 3 2

- Klas Hextetrahedral…………………… . 4 3 m  43m


2 2
- Klas Dyakisdodecahedral……………… 3  3-
m m
- Klas Tetratohedris……………………….2 3  2 3 -

SISTEM TETRAGONAL
 Bagian I : Menerangkan nilai sumbu c, mungkin bernilai 4 atau tidak
bernilai dan ada tidaknya bidang simteri yang tegak lurus
sumbu c.
4
Bagian ini dinotasikan : ,4,4
m

 Bagian II : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu lateral dan ada


tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap
sumbu lateral tersebut.
2
Bagian ini dinotasikan : , 2 , m atau tidak ada.
m

 Bagian III : Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet


dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus
terhadap sumbu intermediet tersebut.
2
Bagian ini dinotasikan : , 2 , m atau tidak ada.
m
Contoh :
4 2 2 4 2 2
- Klas Ditetragonal bipyramidal…………… 
m m m m m m
- Klas Tetragonal trapezohedral……………4 2 2  4 2 2
- Klas Ditetragonal pyramidal……………… 4 m m  4 m m

- Klas Tetragonal scalenohedral………… .. 4 2 m  4 2 m


4 4
- Klas Tetragonal bipyramidal…...…………   
m m

17
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

- Klas Tetragonal pyramidal…………………4  4  

- Klas Tetragonal Bisphenoidal…….………. 4  4  

SISTEM HEXAGONAL DAN TRIGONAL

 Bagian I : Menerangkan nilai sumbu c (mungkin 6 , 6 , 6 , 3 , 3 ) dan


ada tidaknya bidang simetri horisontal yang tegak lurus

sumbu c tersebut. Bagian ini dinotasikan : 6 , 6 , 6 , 3 , 3

 Bagian II : Menerangkan nilai sumbu lateral (sumbu a, b, d) dan ada


tidaknya bidang simetri vertikal yang tegak lurus.
2
Bagian ini dinotasikan : , 2 , m atau tidak ada.
m

 Bagian III : Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet


dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus
terhadap sumbu intermediet tersebut.
2
Bagian ini dinotasikan : , 2 , m atau tidak ada
m

Contoh :
6 2 2 6 2 2
- Klas Dihexagonal bipyramidal……….. 
m m m m m m
- Klas Dihexagonal trapezohedral..….... 6 2 2  6 2 2
- Klas Dihexagonal pyramidal …..... 6 m m  6 m m
6 6
- Klas Hexagonal bipyramidal …..……..   
m m
- Klas Hexagonal pyramidal ... …...……..6  6  

- Klas Ditrigonal bipyramidal…………… 6 m 2 --  6 m 2


atau 6 2 m  6 2 m

- Klas Trigonal bipyramidal……………... 6  6  


2 2
- Klas Ditrigonal scalenohedral.......…… 3  3 
m m
18
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

- Klas trapezohedral…….........……….… 3 2  3 2 
- Klas Ditrigonal pyramidal ……………... 3 m  3 m 
atau 3 m  3  m

- Klas Trigonal rhombohedral ………….. 3  3  


- Klas trogonal pyramidal …………….. . 3  3  

SISTEM ORTHOROMBIC
 Bagian I : Menerangkan nilai sumbu a dan ada tidaknya bidang yang
tegak lurus terhadap sumbu a tersebut .
2
Dinotasikan : ,2 , m
m

 Bagian II : Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu b dan ada


tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu
b tersebut.
2
Bagian ini dinotasikan : ,2 , m
m

 Bagian III : Menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang


simteri yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut.
2
Dinotasikan : ,2
m

Contoh :
2 2 2 2 2 2
1. Klas Orthorombic bipyramidal…………… 
m m m m m m
2. Klas Ortorombic bisphenoidai………….…2 2 2  2 2 2
3. Klas Orthorombic pyramidal …………... m m 2  m m

19
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

SISTEM MONOKLIN
 Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada
tidaknya bidang simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.
Contoh :
2
1. Klas Prismatik………………………
m
2. Klas Sphenoidal ………………….. 2
3. Klas Domestik ……………………. m

SISTEM TRIKLIN
Sistem ini hanya ada 2 klas simetri, yaitu:

 Mempunyai titik simetri Klas Pinacoidal 1


 Tidak mempunyai unsur simetri Klas Assymetric 1

I.7.4.2 Menurut Schoenflish


SISTEM REGULER
 Bagian I: Menerangkan nilai c. Untuk itu ada 2 kemungkinan yaitu
sumbu c bernilai 4 atau bernilai 2.
 kalau sumbu c bernilai 4 dinotasukan dengan huruf O
(Octaeder), karena contoh bentuk kristal yang paling ideal untuk
sumbu c bernilai 4 adalah Octahedron.
 kalau sumbu c bernilai 2 dinotasikan dengan huruf T
(Tetraeder), karena contoh bentuk kristal yang paling ideal untuk
sumbu c bernilai 2 adalah bentuk Tetrahedron.

 Bagian II : Menerangkan kandungan bidang simetrinya, apabila


kristal tersebut mempunyai:

 Bidang simetri horisontal (h)


 Bidang simetri vertical (v) dinotasikan h
 Bidang simetri diagonal (d)
Kalau mempunyai:
 Bidang simetri horisontal (h)
 Bidang simetri vertical (v) dinotasikan h

20
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Kalau mempunyai:
 Bidang simetri vertical (v)
 Bidang simetri diagonal (d) dinotasikan v
Kalau mempunyai:
 Bidang simetri diagonal (d) dinotasikan d

Contoh :
1. Klas Hexoctahedral ……………………………………. .Oh
2. Klas Pentagonal icositetrahedral …………………….….O
3. Klas Hextetrahedral ……………………………………. .Td
4. Klas Dykisdodecahedral……………………………… …Th
5. Klas Tetrahedral pentagonal dodecahedral…………… T

SISTEM TETRAGONAL, HEXAGONAL, TRIGONAL, ORTHOROMBIC,


MONOKLIN, dan TRIKLIN
 Bagian I : Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus sumbu c, yaitu
sumbu lateral (sumbu a, b, d) atau sumbu inter\mediet,
ada 2 kemungkinan:
 Kalau sumbu tersebut bernilai 2 dinotasikan dengan D dari kata
Diedrish.
 Kalau sumbu tersebut tidak bernilai dinotasikan dengan c dari
kata Cyklich.

 Bagian II : Menerangkan nilai sumbu c. Nilai sumbu c ini dituliskan di


sebelah kanan agak bawah dari notasi d atau c.

 Bagian III : Menerangkan kandungan bidang simetrinya.


 Bidang simetri horisontal (h)
 Bidang simetri vertical (v) dinotasikan h
 Bidang simetri diagonal (d)
Kalau mempunyai:
 Bidang simetri horisontal (h) dinotasikan h
 Bidang simetri vertical (v)

21
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Kalau mempunyai:
 Bidang simetri vertical (v) dinotasikan v
 Bidang simetri diagonal (d)
Kalau mempunyai:
 Bidang simetri diagonal (d) dinotasikan d
Contoh :
1. Klas Ditetragonal pyramidal ............................ C4v
2. Klas Ditetragonal bipyramidal ......................... D4h
3. Klas Tetragonal scalenohedral ....................... D2d
4. Klas Tetragonal trapezohedral ........................ D
5. Klas Tetragonal bipyramidal ........................... C4h
6. Klas Tetragonal pyramidal .............................. C4
7. Klas Tetragonal bispenoidal ........................... S4
8. Klas Dihexagonal pyramidal ........................... D6h
9. Klas Dihexagonal bipyramidal ........................ C6h
10. Klas Hexagonal trapezohedral ........................ D6
11. Klas Hexagonal bipyramidal ........................... C6h
12. Klas Hexagonal pyramidal .............................. C6
13. Klas Trigonal bipyramidal ................................ C3h
14. Klas Trigonal trapezohedral ............................ D3
15. Klas Trigonal rhombohedral ............................ C3i
16. Klas Trigonal pyramidal .................................. C3
17. Klas Ditrigonal scalenohedral ......................... D3d
18. Klas Ditrigonal bipyramidal ............................. D3h
19. Klas Ditrigonal pyramidal ................................ C3v
20. Klas Orthorombic pyramidal ........................... C2v
21. Klas Orthorombic bisphenoidal ....................... D2
22. Klas Orthorombic bipyramidal ......................... D2h
23. Klas Prismatik ................................................. C2h
24. Klas Spenoidal ................................................ C2
25. Klas Domatic ................................................... C1h
26. Klas Pinacoidal ................................................ Ci
27. Klas Asymetric ................................................. C1
Keterangan: Untuk sistem Monoklin, sumbu b dianggap sebagai sumbu c.

22
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

2.7. BENTUK-BENTUK KRISTAL


a. Bentuk Tunggal
Kristal yang dibatasi ole bidang-bidang datar / bidang-bidang kristal dengan
bentuk dan ukuran yang sama. Sering disebut sebagai bentuk dasar.
Contoh :
- 4 bidang kristal Tetrahedron
- 6 bidang kristal Hexahedron
b. Bentuk Kombinasi
Merupakan bentuk-bentuk kristal yang terjadi dari penggabungan dua atau lebih
bentuk tunggal yang tidak sama.
Contoh :
- Kombinasi Hexahedron (100) + Octahedron (111).
c. Bentuk Pertumbuhan
Pertumbuhan secara teratur antara dua atau lebih bentuk kristal tunggal atau
kombinasi dari bentuk yang sama, sehingga akan didapatkan unsur-unsur simetri
persekutuan yang sama. Tetapi bila kumpulan dari bentuk-bentuk tersebut tidak
beraturan maka kumpulan bentuk kristal tersebut disebut kelompok atau
kumpulan kristal (Crystal Agregate).
Contoh :
- Tetrakisexahedron (210)
- Triakisoktahedron (211)

URAIAN TUGAS
Tugas memberikan pengetahuan dan melatih praktikan agar mampu mendeskripsi
berbagai sistem kristal dengan tujuan memberikan kompetensi kognitif, psikomotorik
dan afektif.
a) Praktikan diminta mengidentifikasi jenis kristal dengan cara membuat
deskripsi kristal atas contoh-contoh mineral menurut sifat fisiknya secara
megaskopis;
b) Praktikan diminta menggunakan Lembar Deskripsi Kristalogi untuk
mendeskripsi 5 (lima) contoh mineral yang berbeda;
c) Praktikan meminta paraf asisten sebagai bukti telah selesai berlatih
mendeskripsi kristal.

23
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

BAB III
ROCK FORMING MINERAL
(Acara 5)

3.1 KOMPETENSI
Kompetensi pada acara kristalografi adalah sebagai berikut :
1. Praktikan dapat mengidentifikasi mineral dalam Deret Bowen
2. Praktikan dapat membedakan mineral mafik dan felsik

3.2 MATERI PRAKTIKUM

Pada dasarnya kulit bumi dibentuk oleh 99,9% mineral yang terdapat dialam. Mineral-
mineral tersebut disebut Rock Forming Mineral, dengan mineral utama silika, terutama
feldspar yang merupakan kelompok mineral penting. Disamping itu adapula mineral
orthoklas dan mikrocleane.
Sedangkan mineral-mineral yang penting dalam pembentukan kulit bumi adalah mineral
pada seri reaksi Bowen.

24
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Bowen’s Reaction Series

Ca 12000
Discontinue series Continue series

Olivin Anortit

Bitownit

Piroksen
Labradorit

Andesin
Hornblende

Oligoklas

Biotit Albit

K. Feldspar

Muscovit

5700 Na
Quartz

Discontinous Series :
 Mineral yang terbentuk secara tidak menerus. Pada suhu yang tinggi terbentuk
mineral olivin. Kemudian suhu menurun terus-menerus hingga terbentuk mineral
piroksen dimana mineral olivin sudah tak terbentuk lagi. Begitu seterusnya
sampai terbetuknya mineral Biotit.
 Didominasi oleh Mineral-mineral mafic (mineral gelap).

25
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Continous Series :
 Mineral terbetuk secara menerus. Pada suhu yang tinggi terbentuk mineral
anortit (Plagioklas Ca). Kemudian suhu menurun terus-menerus hingga
terbentuk mineral bitownit, tetapi mineral anortit masih terbentuk. Begitu
seterusnya sampai terbentuk mineral albit.
 Disebut juga dengan kelompok Plagioklas.
 Didominasi oleh mineral felsik (mineral terang).
Sampai pada suhu yang rendah + 5000 C mineral Biotit dan mineral Albit saling
bertemu dan terbentuklah kemudian mineral K.Feldspar, Muskovit dan Quartz.

Mineral-mineral pembentuk batuan dapat dibedakan atas :


1. Felsik Mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna terang dan cera
serta mempunyai berat jenis kecil atau ringan.
Contoh : Quartz, Feldspar, Feldspartoid
2. Mafik Mineral, tersusun dari mineral-mineral yang berwarna gelap dan
mempunyai berat jenis yan besar atau berat.
Conto : Olivin, Ampibol, Piroksen

1. FELSIK MINERAL
o Quartz = Kuarsa = SiO2
Sistem : Hexagonal (Prisma, Bipyramid dan kombinasinya)
Berat Jenis : SG = 2,65
Kekerasan :7
Warna : Jernih atau keru bila terdapat bersama Feldspar, sering terdapat
bersama feldspar, sering terdapat inklusi dari gas, cairan atau
mineral lain didalamnya, yang merupakan unsur pengotor dan
sangat mempengaruhi warna pada kuarsa, sehingga dari warna
yang ditunjukkan dapat memperkirakan derajat kemurnian dari
kuarsa tersebut.
Belaan : Tidak punya
Pecahan : Concoidal atau kerang
Penggunaan : Sebagai bahan baku utama atau pelengkap industri glas,
refractory, pengecoran logam, ferro silikon, glass wool, ampelas,
bangunan dan semen.

26
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

o Feldspar
Dibedakan dalam dua golongan besar, yaitu:
Alkali Feldspar terdiri dari : Orthoklas, Mikroklin, Sanidin, Anortoklas, Pertit dan
Antipertit.
Plagioklas terdiri dari : Anortit, Bitownit, Labradorit, Andesin, Oligoklas, Albit.
Praktikum megaskopis hanya dapat membedakan Alkali Feldspar (didominasi
Orthoklas) dengan Plagioklas.

 Orthoklas (KalSi3O8)
Merupakan Feldspar sumber utama dari unsur K yang ada dalam tanah.
Berat jenis : 2,6
Kekerasan :6
Warna : abu-abu kemeraan atau tak berwarna
Sistem Kristal : Monoklin, Prismatik, memanjang sejajar atau membutir dan
masif.
Kilap : Vitrous luster dengan kenampakan transparant atau translucent.
Penggunaan : karena sifatnya yang tidak stabil serina dijumpai orthoklas yang
terkonsentrasi dalam keadaan segar, tetapi ditemukan dalam
keadaan alterasi menjadi serisit (Muskovit) dan Kaolin yang
merupakan bahan dasar industri keramik.
Ortoklas sebagian besar terdapat pada batuan beku asam.

 Plagioklas (NaCaAl2Si3O8)
Dalam penentuan Albit-Anortit, volume prosentase An + Ab = 100%. Jadi antar
Albit-Anortit menunjukkan angota Isomorphorous Series.
Albit lebih dikenal dengan Sodic Plagioklase (sebab banyak mengandung Na).
Sedang Anortit (Calcic) sebab banyak mengandung Ca.
Sistem Kristal : Triklin
Berat Jenis : Albit = 2,26 ; Anortit = 2,76
Kekerasan :6
Warna : Biasanya berwarna kekuning-kuningan puti dan merah.
Belahan : Plagioklas punya Twining (kembaran)

27
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

o Feldspartoid
Mineral ini disebut juga mineral pengganti Feldspar, oleh karena terbentuk bla
dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2.
Dalam batuan yang menandung SiO2 bebas, mineral Feldspartoid tidak dibentuk
karena yang akan terbentuk adala feldspar.
Mneral yang termasuk didalam kelompok Feldspartoid (Foida), adalah:
Nefelin KnaAl2Si2O4
Leusite KAlSi2O6
Sodalite Na4Al3Si3O12Cl
Scapolite Ca4(Al2Si2O8)3(CO3)
Cancrinite Na3Ca(Al3Si3O12)CO3(OH)2
Analcite Na(AlSi2O6)H2O

2. MAFIK MINERAL

a) Olivin (MgFe)2SiO4
Merupakan kristal-kristal campuran antara Mg2SiO4 dengan Fe2SiO4 dalam hal
ini Mg selalu lebih banyak dari Fe. Olivin kadang disebut Chrysolite yang
merupakan mineral penyusun batuan terutama batuan beku berwarna gelap.
Berat jenis : 3,27 – 4,27
Kekerasan : 5,50 – 7,00
Kilap : Vitreous Luster
Umum tersapat pada batuan beku basa sampai ultra basa.
b) Kelompok Piroksen
Merupakan kelompok mineral silikiat yang kompleks dan memiliki hubungan
yang sangat erat dalam struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi kimia
walaupun mereka mengkristal dalam dua sistem berbeda yaitu Orthorombik dan
Monoklin. Struktur Piroksen terdiri atas mata rantai tetraedral SiO 4 diikat bersama
secara lateral ole ion logam Mg dan Ca. Rasio Si dan O yang dihasilkan dari
ikatan ini adalah Si : O = 1 : 3 dan memberi rumus kimia MgSiO 3 atau
CaMg(SiO3)2.
c) Kelompok Amphibole
Amphibole mungkin dapat dibagi menjadi seri yaitu Antopyllite, Cumingtonite –
Qrunerite, Tremolite – Actinolite, Aluminian Amphibolite – Sodic Amphibole.

28
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Mereka berhubungan dalam sifat-sifat kristalografi, kimia dan fisik. Struktur


Amphibole adalah type Tetrahedral SiO4 dalam struktur rantai ganda dan
menghasilkan rasio Si : O = 4 : 11 pengganti 1 : 3 dalam rantai tunggal.
d) Kelompok Mika\
Struktur mika adala type Tetrahedron dalam lembar-lembar. Tiap SiO4 memiliki
tiga oksigen dan satu oksigen bebas. Struktur lembar direfleksikan oleh belahan
bawah pada semua mika adalah elastik dan dapat dibedakan dengan Chlorite
yang brittle.
Rumus umum Mika dapat ditulis :
W(XY)2-3Z4O10(OHF)2
Diman : W = K (Na dalam Paragonite mineral yang sangat baik dalam
sekiot)
X dan Y = Al, Li, Mg dan Fe
Z = Si, Al

29
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

BAB IV
RESPONSI I
(Acara 6)

4.1 KOMPETENSI

Kompetensi pada mata acara Responsi I adalah :


1) Praktikan berkemampuan menyelesaikan soal teori yang mencakup
pengetahuan pada acara 1 s.d. acara 5.
2) Praktikan berkemampuan menyelesaian problem praktek, seperti :
a) Penentuan jenis kristal
b) Penentuan jenis mineral

4.2 MATERI PRAKTIKUM


Lingkup pengetahuan dan ketrampilan diberikan pada acara 1 s.d 5. Oleh karena
itu, Praktikan diwajibkan mempersiapkan diri untuk mengikuti acara Responsi I
yang terdiri dari responsi tulis dan responsi praktek. Persiapan tersebut mengacu
pada diktat praktikum yang telah dibagikan.

4.3 URAIAN TUGAS


Dalam acara Responsi I, setiap praktikan diuji dengan wajib mengikuti responsi
tulis dan responsi praktek. Adapun penjelasan dari kedua responsi tersebut
adalah sebagai berikut:

1) Responsi Tulis

Praktikan wajib mengikuti responsi tulis untuk mengukur capaian pemahaman


terhadap materi acara 1 s.d 5. Responsi tulis terdiri dari tipe soal berikut:
a) Tipe soal menilai pernyataan. Jika pernyataan benar, maka tulis benar. Jika
pernyataan salah, maka tulis salah.
b) Tipe soal pilihan berganda. Pilihlah satu dari beberapa pilihan jawaban yang
tersedia.
c) Tipe soal isian terbatas. Berikan jawaban untuk mengisi bagian kosong
(diberi tanda garis bawah) dari pernyataan yang belum lengkap.

30
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Penilaian didasarkan atas jumlah jawaban benar dari kewajiban


mengerjakan soal responsi tulis yang disediakan. Adapun nilai maksimal
yang mungkin dicapai adalah 100 untuk seluruh jawaban benar.

2) Responsi Praktek
Praktikan wajib mengikuti responsi praktek untuk mengukur ketrampilannya
dalam mendeskripsi kristal dan mineral

 Deskripsi kristal dan mineral


Setiap praktikan wajib mendeskripsi 10 contoh gabungan kristal dan mineral.
Waktu deskripsi diberikan 3 menit per contoh, sehingga untuk menyelesaikan
10 contoh batuan diperlukan waktu 30 menit.
Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap praktikan dalam mengenali
ciri-ciri kristal atau mineral, hingga mampu memberikan penamaan jenis
kristal dan mineral. Adapun nilai maksimum dari deskripsi kristal dan mineral
adalah 80 untuk seluruh jawaban benar.

31
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

BAB V
MINERALOGI
(Acara 7, 8, dan 9)

KOMPETENSI

Kompetensi yang harus dicapai oleh setiap praktikan selama mengikuti


praktikum Mineralogi adalah sebagai berikut:

1) Praktikan dapat mengidentifikasi beberapa jenis mineral dengan pendekatan


sifat-sifat fisiknya;

2) Praktikan dapat mengenali mineral-mineral sebagai material penyusun batuan.

MATERI PRAKTIKUM

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral,
baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari
tentang sifat-sifat fisik sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaannya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
“Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun teratur”.
2. D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
“Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik”.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
“Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas-batas tertentu atau dalam batas-batas tertentu
dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu
kehidupan”.

Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan suatu anomali atau
suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut sebagai mineral,

32
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

walaupun tidak termasuk didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat
suatu definisi baru atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak
menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa mineral mempunyai sifat sebagai :
bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap, berupa unsur tunggal atau
senyawa.

Batasan-batasan definisi mineral :


1. Suatu bahan alam
2. Mempunyai sifat fisis dan kimia yang tetap
3. Pada umumnya anorganik
4. Homogen

Mineralogi dibagi menjadi 2 bagian :


1. Mineralogi fisik
2. Mineralogi kimiawi

5.3. CARA PEMBENTUKAN MINERAL

Mineral mineral umumnya terbentuk mengikuti empat cara :


1. Terbentuk dari larutan larutan
2. Terbentuk dari magma
3. terbentuk karena sublimasi
4. terbentuk karena metamorfisme
yang terpenting ialah pembentukan dari larutan larutan dan magma – magma. Kristal
kristal mineral yang baik umumnya berasal dari proses penghabluran larutan larutan
magma.

5.3.1 Pembentukan dari larutan larutan


Larutan larutan air yang terdapat dikulit bumi berasal dari salah satu dari dua
kemungkinan :
1. Air permukaan,yang selama perjalanannya melalui batuan batuan akan melarutkan
mineral mineral yang mudah larut dan disebut air meteorick atau air tanah. Larutan
ini umumnya bersifat cair dan dingin. Mineral mineralnya kelak akan di endapkan
didekat atau pada permukaan tanah

33
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

2. Air yang terdapat dibagian lebih dalam disebut air magmatis, ialah sisa cairan yang
berasal dari intrusi intrusi batuan yang besar. Pengendapan mineral dari air
magmatis ini cukup dalam letaknya.
Cara pembentukan mineral yang terpenting yang berasal dari larutan :
1. penguapan larutan
Anhidrit dan halite umumnya berasal dari larutan larutan yang mengandung kedua
bahan tadi . Pengendapannya sering berupa lapisan lapisan yang tebal, seperti di
Kansas, Iowa, Michigan. Dipulau Jawa seperti di daerah Tegalombo (kabupaten
Pacitan),disekitar Cepu,di pegunungan Pamotan dll.
2. Pengeluaran gas yang berkerja sebagai pelarut :
Air yang mengandung banyak Gas CO 2 Bila mengenai batuan batuan kapur, maka
CaCO3 akan larut dalam bentuk Asam Bikarbonat CaH 2 (Co3)2 yang merupakan
persenyawaan yang tidak mantap. karena pengaruh beberapa faktor seperti suhu,
udara dll, maka gas CO2 dalam larutan akan keluar yang menyebabkan perubahan
karbonat ke bentuk yang lebih sukar larut ialah karbonat biasa mengikuti :
CaCo3 + H2O+CO2 CaH2 (CO3) 2
Didaerah daerah kapur maka sering terjadi pelarutan CaCO3 yang banyak dan
selanjutnya diendapkan di gua gua dalam bentuk stalakmit dan stalaktit. Bentuk
bentuk ini kita jumpai umpamanya di daerah gua tabuhan (Punung, Wonogiri),gua
Cermin (Wonosari),daerah Nusa Kambangan dll.
Sering pula terjadi pengendapan didekat mata air atau tepi kali yang disebut Tuff
kapur.Travertin terjadi dengan jalan yang sama tetapi lebih padat. umpama dapat di
gunung kapur (dekat Bogor).
3. Penurunan suhu dan tekanan
Larutan air magma tebentuk dalam keadaan dengan tekanan dan suhu yang tinggi,
sehingga banyak bahan yang terlarut didalamnya. bila suhu dan tekanan berkurang
maka diendapkanlah mineral mineral hidrotermal sumber sumber air panas dan
geyser geyser terdapat didaerah daerah dimana terdapat intrusi intrusi magma yang
mendekati permukaan bumi. Maka air tanah yang bergerak ini akan mengalami
penaikan suhu dan tekanan sehingga akan lebih banyak bahan bahan mineral yang
terlarut didalamnya dari pada keadaan biasa, dimana suhu dan tekanan
sesampainya dipermukaan tanah seperti biasa itu. Maka didaerah daerah ini akan
banyak diendapkan Tuff kapur dan Travertin, sintersilisium atau geyser
4. Interaksi larutan larutan

34
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Keadaan ini terjadi seperti di laboratorium laboratorium, dimana dapat terjadi


endapan kalau kita mecampurkan dua macam larutan. Larutan CaSO4 akan bertemu
dengan BaCO3 yang mudah larut ini, dengan langsung akan terbentuk BaSO 4
(mineral barit).
Keadaan seperti diatas serinmg terjadi dengan memberikan endapan endapan
mineral sebagai akibat pencampuran air magmatis yang satu dengan yang lain, atau
air mAgmatis dengan air permukaan dll.
5. Interaksi larutan dengan bahan padat
Larutan yang mengandung ZnSO4 bila melalui daerah kapur akan menyebabkan
terbentuknya ZnCO3 (mineral Smithsonit) dan CaSO4 (anhidrit atau gypsum).
Umumnya suatu larutan melarutkan sesuatu mineral, selanjutnya mengendapkan
mineral lain ditempatnya. Maka mineneral galenit (PbS) dan siulfida lain diendapkan
dari larutan dan sekaligus menempati /mengganti batuan kapurnya dimana larutan
saling berhubungan.
Tekstur atau struktur mineral yang terganggu, umumnya dipertahankan oleh mineral
yang menggantikannya. Contoh lain adalah pengisian bahan bahan silisium (silikasi)
kayu kayu, dimana larutan silisium mengganti bahan selulosa dengaan opal, tetapi
dengan strukturnya seperti kayu. keadaan ini umpamanya kita jumpai di kali
Baksoka (Punung Wonogiri). Proses ini disebut metasomatis dan penting sekali
pada pembentukan mineral mineral bijih.
6. Interaksi Gas gas dengan larutan larutan
Air yang mengandung H2S akan memberikan sulfide sulfida bila berhubungan
dengan larutan dari daerah tambang yang mengandung Zn,Cu,Fe dll.
7. Pengaruh atau pekerjaan makhluk makhluk dalam larutan
Moluska moluska, crikoida crikoida dll akan menyerap CaCO 3 dari air laut dan
mengeluarkannya lagi dalam bentuk bahan bahan pelindungnya, dalam bentuk
aragonite atau kalsit .Radiolaria, Diatome dan bunga bunga karang (spons )
mengeluarkan bahan silisium dan membentuk diatome. Umpama kita dapatkan
didaerah sangiran (Kaliyoso Surakarta), Bumiayu dll. juga dikeluarkan dalam bentuk
batu api, beberapa jenis kalsedon dll.
Limonit dan belerang dapat terjadi karena pengaruh bakteri dalam air yang
mrngandung besi atau sulfat (di danau danau pegunungan Dieng), begitupula
pengedapan NaNO3 dianggap sebagai pekerjaan makhluk makhluk juga (Chili)

35
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

5.3.2 Dari magma


Banyak mineral mineral (bijih bijih) yang penting seperti magnetit, ilminite, Chromit,
Pyrrotit, chalcopyrite dll berasal dari magma, ini disebut mineral mineral primer. Banyak
bahan bahan yang mudah menguap telarut alam magma seperti uap air, chlor, Fluor,
Sulfur, Borium, CO2 dll. Adanya bahan bahan ini akan menurunkan suhu penghabluran
dan menurunkan kekentalan atau viskositas magma dan mereka ini dapat ikut menjadi
persenyawaan persenyawaan yang sedang terbentuk karenanya, baik besar maupun
susunan mineral. Gas gas yang keluar dapat memberikan mineral mineral baru. Dari
penyelidikan penyelidikan mikroskop terhadap banyak batuan batuan, ternyata bahwa
sering menunjukan adanya urutan urutan tertentu dalam pembentukan mineral
magmatis. Deretan yang disederhanakan ini akan terdiri :
a. Bagian bagian tambahan/asesoris
Apatit Ca5,(F,Cl,OH)(PO4) 3CaF2
Zirkon ZrSiO4
Magetite Fe3O4
Hematit Fe2O3
Pyrite FeS2
b. Silikat silikat dengan kadar Fe, Mg yang tinggi :
Piroksin Piroksin, Amphibole amphibole,olivine dan Biotite.
c. Silikat silikat dengan kadar Ca yang tinggi :
Bagian anortit dari deret plagioklas
d. Silikat silikat yang kaya akan alkali :
Orthoklas dan bagian albite dari deret plagioklas atau pengganti feldspar seperti
leucite dan nephelin.
e. Kadang kadang kuarsa kalau dalam magma masih cukup asam silikat :

Karenanya maka mineral mineral ubahan yang menghablur lebih dahulu ini akan selalu
mendapat kesempatan untuk mendapatkan bentuknya sendiri, mereka ini berbentuk
sempurna atau idiomorf.

5.3.3 Terbentuk karena sublimasi

Termasuk disini tidak hanya mineral mineral yang langsung menghablur dari uap atau
gas, tetapi juga sebagai hasil interaksi gas yang lain atau gas dengan batuan batuan.

36
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Contoh yang umum dari sumblimasi ialah pembentukan salju, sebagai hasil
penghabluran uap air, yang langsung terjadi seperti halite, salmoniak (NH4Cl), belerang,
asam borat, ferri klorida dll.
Didekat lubang kepundan sering kita jumpai hematite dalam lubang lubang lahar
sebagai hasil interaksi ferri klorida dan uap air menurut ;
2FeCl3 + 3H2O Fe2O3 + 6 HCl
yang lebih penting lagi ialah mineral mineral yang terbentuk sebagai hasil reaksi gas gas
(Cl,B,S,H2O dll) dangan batuan yang berdekatan (intrusi intrusi magma granitik ).
Mineral yang terbentuk dengan jalan ini disebut sebagai hasil proses pneumatolistis.
Sebagai contoh ialah pembentukan kasiterit (SnO2) yang sering bersama sama dengan
florit CaF2, menurut reaksi :
SnF4 + 2H2O SnO2 + 4HF
4HF + 2CaCO3 2CaF2 + 2H2O + 2CO2
batu kapur fluorit

Uap air dan SnF4 yang mudah menguap itu mengadakan interaksi, maka terbentuklah
kasiterit dan asam fluor dan asam ini yang merupakan bahan chemis larutan, maka
akan merubah sifat, struktur dan susunan mineral baru bila ia berhubungan dengan
bahan atau batuan lain. Mineral mineral lain yang terjadi sebagai hasil pneumatolisis
ialah trauomalin topas, apatit,skapolite dan phologobit.

5.3.4 Terbentuk karena metamorfisme

Karena faktor faktor tertentu seperti panas uap air, tekanan dan pengaruh chemis
larutan maka batuan beku maupun batuan endapan akan mengalami perubahan. Kalau
perubahan hanya dibagian luar saja maka disebut metamorfime local, termal atau
kontak. Tipe metamorfisme ini jelas didekat batholit batholit, stok, tiang tiang intrusi/dyke
dll, ialah dimana batuan batuan yang tua terutama yang tidak mudah terkena pengaruh
intrusi batuan.
Perubahan ini dapat pula meliputi daerah yang luas yang umumnya karena pengaruh
pengaruh orogenetis atau pembentukan pegunungan pegunungan. Perubahan
perubahan ini sebagai akibat metamorfisme regional atau dynamic metamorfisme.
1. Metamorfisme local atau metamorfisme kontak

37
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Banyak minerak mineral terjadi karena metamorfisme kontak wollastonit,vesuvianit


dan epidot umumnya terbentuk kalau batuan kapur yang tidak murni mengalami
metamorfosa karena persinggungan atau kontak.
Bila terdapat banyak unsure Mg hasilnya ialah Diopsite,Tremolite, Spinal, Phrogopit,
Chondrodit an Olivine bersama sama kalsit dan dolomite. Andalusit dan Corderite
terjadi dengan jalan yang sama kalau pengaruh intrusi mengenai “sheles”.
2. Metamorfisme regional atau metamorfisme dinamis
Yang dipengaruhi di sini meliputi daerah yang luas dan struktur batuan yang
mengalami perubahan dengan jelas. Tetapi disini tidak terbentuk begitu banyak
mineral mineral seperti pada metamorfisme local atau metamorfisme kontak tadi.
Pada metamorfisme regional bahan bahan bitumitus yang lunak akan diubah
menjadi arang yang keras atau antrasit, endapan endapan batuan kapur dirubah
menjadi marmer atau pualam, batuan granit menjadi gneis dll.Batuan pesir kuarsa
akan menjadi kuarsit, Shale menjadi slate atau “micaschist” dll. Contohnya ialah di
daerah kali luk kulo (Kebumen)

5.4. TERDAPATNYA MINERAL MINERAL

Mineral dapat terdapat secara tersebar diantara mineral/batuan yang lain atau terikat
sebagai kristal kristal atau kerak pada mineral atau batuan lain bila tersebar mereka ini
memberikan bentuk bentuk kristalnya meskipun dalam bentuk butir butir, umpama
mineral pyrite dalam batuan kuarsa. Pecahan pecahan atau celah celah yang terisi
mineral disebut urat urat atau vein dan kalau terikat macam macam mineral yang
diendapkan secara berlapis disebut urat yang berlapis lapis. Bangun serta sifat fisis
yang umum bagi urat urat tergantung dari bentuk celah dimana mineral mineral di
endapkan. Dalam batuan yang padat dan homogen seperti granit maka celah tadi cukup
teratur dan halus permukaannya. Bila batuan mudah pecah atau berbutir butir seperti
pada schist, maka kita dapatkan celah celah saja, sedangkan pada batuan batuan yang
mudah larut/lapuk seperti pada batuan kapur, maka bentuk celah tidak teratur lagi. Urat
yang khas terdiri atas endapan endapan mineral yang mengisi celah celah dengan batas
batasnya yang jelas (berlapis lapis)
Kandungan mineral dalam urat urat tergantung dari susunan chemis larutan darimana
mieral mineral di hablurkan. Banyak sekali macam macam urat sehinga pengumpulan

38
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

atau asosiasi mineral akan bermacam macam juga. Tetapi terdapat mineral mineral
tertentu dan pengumpulan pengumpulan yang sering terdapt didalamnya.
Sulfida sulfida merupakan mineral yang umum dalam urat urat. Mineral mineral urat
yang umum ialah :Pyrit (FeS2), Chalcosit (CuFeS2), galenit (PbS), sphalerit (ZnS),
Chalcosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), markasit (FeS2), arsenopyrit (FeAs2), stibnite
(Sb2S3), tetrahydrit (Cu6Sb2S7) dll.
Selain itu terdapat juga mineral mineral bukan logam yang kurang penting dalam arti
komersial yang disebut mineral mineral tambahan, seperti kuarsa(SiO 2), kalsit (CaCO2),
dolomite (CaMgCo2) 2, siderite (FeCO2), barit (BaSO4), fluorit (CaF2), rhodocrosit (Mn3)
dll.
Lindgren 1928 menggolongkan mineral mineral urat mengingat derajat/urutan suhu
dalam pembentukannya. Mengingat bahwa bertambah dalam letak endapan bertambah
tinggi suhunya maka endapan endapan dapat digolongkan menjadi :
1. Eendapan hypotermal, dimana terdapat suhu dan tekanan yang tinggi (300 0 –
5000c), seperti pada pembentukan mineral mineral emas (Au), kalsitetit
(FeSnO2), wolfranit ((Fe,Mn)WO4), schelit (CaWO4), megnetit(Fe3O4), dll
2. Endapan Mesotermal, dimana mendapat suhu dan tekanan yang sedang (200 0 –
3000c), seperti pada pembentukan galenit (PbS), sfalerit, arsenopyerit,
tetrahedrit, enargit (Cu2As4) dll
3. Endapan Epithermal, endapan dekat permukan bumi dengan suhu dan tekanan
yang rendah (500 – 1500c), seperti pembentukan cinnabar (HgS), stibnite
(Sb2S3), pyrite, markasit dll

Sedangkan pengumpulan mineral mineral urat

 Urat urat kuarts yang mengandung emas ;


Au murni umumnya terapat dalam urat kwarts, berupa butiran butiran kecil yang
tersebar atau terkumpul dan kadang kadang bersama dengan sulfida sulfida tertentu
seperti pyrite, chalcopyrite, dan arsenopyrit (seperti pada pertambangan di Cikotok,
Jawa Barat)
 Urat tembaga yang mengandung Au dan Ag
Kandungan Au dan Ag dalam urat ini bersama sama dengan macam macam sulfida
Cu. Umumnya kadar kedua logam rendah. Mineral mineral yang utama ialah

39
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

chalcopyrite, tetrahydrit, bornit, chalcosit, pyrite dan macam macam mineral Ag yang
lebih jarang terdapatnya.
 Urat timah hitam yang mengandung Ag :
Mineral mineral Pb dan Ag sering bersama sama pengumpulannya. Urat urat ini
mengandung mineral mineral seperti galenit, argentit (Ag 2S), tetrahedrit, sfalerit,
pyrite, kalsit, dolomite, rhodochrosit dll
 Urat Pb Zn
Mineral mineral Pb dan Zn kadang kadang bersama sama terutama pada endapan
endapan yang terdapat dalam batuan kapur. Mineral mineral utama dari endapan ini
ialah galenit, sfaelerit, markasit, chalchopyrit, smitsonit (ZnCO 3), calamin atau
smitsonit (ZnCo3) dll
 Urat Cu Fe
Sulfida sulfida Cu dan Fe agak umum bersama sama dan mineral mineral utama
dalam urat urat ini ialah pyrite, chalchopyrit, chalcocit, bornit, tetrahedrit, enargit dll

5.5. MINERAL URAT PRIMER DAN SEKUNDER PERKAYAAN SEKUNDER

Mineral mineral urat primer ialah yang pertama utama terbentuk di edapan dari larutan
yang naik sedangkan yang sekunder berasal dari primer karena pengaruh dari larutan
atau air yang mengandung O2 dari permukaan air tanah yang meresap ke bawah.
Mineral mineral primer yang penting ialah pyrite, chalchopyrit, sfalerit dan galenit.
Karena pengaruh oksidasi ini terbentuk senyawa senyawa yang mengalami oksidasi dan
terjadi mineral mineral baru karena kehilangan oksigen dalam air dalam jarak yang
pendek saja, maka mineral mineral; sekunder tadi hanya terdapat di bagian teratas dari
urat urat saja. Bersama sama dengan pembentukan mineral mineral sekunder tadi,
terdapat penghanyutan logam logam yang penting kebawah kedalam urat urat tadi,
ialah karena pelarutan/ pelapukan dibagian atas dan diendapkan dibagian yang lebih
dalam, sehingga dapat terjadi perkayaan sekunder karenanya.
Jadi daerah mineral mineral sekunder ini merupakan daerah perkayaan juga. Hal ini
penting, karena 30 – 100 m dibawah atau dari bagian atas urat tadi merupakan bagian
terkaya dari suatu endapan. Bijih bijih dibawahnya berubah ke bagian yang tidak
mengalami perubahan dan perkayaan dan umumnya terlalu merugikan untuk dapat
dipertambangkan.

40
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Mineral mineral urat primer dengan mineral sekundernya yang penting ;


1. Mineral mineral besi :
Umumnya pyrite, kadang kadang markasit juga. Dioksidasikan akan
menghasilkan limonit Fe4O3(OH) 6. endapan limonit didekat permukaan
umumnya disebut ”gossan”. Dari kerak yang berwarna kuning tadi dapat dipkai
sebagai petunjuk dalam mecari tambang tambang.
2. Mineral mineral tembaga ;
Yang penting chalchopyrit. Mineral mineral sekundernya bornit dan chalcosit.
Chalcvhopyrit dipermukaan karena pengaruh oksidasi akan menjadi chalantit
CuSO4.5H2O, yang merupakan larutan dan dihanyautkan kebawah. Disini
berhubungan dengan chalchopyrit yang belum berubah, bereaksi dan akan
memperkaya daerah ini berubah menjadi bornit Cu5FeS4. selanjutnya lebih
banyak Cu Sulfat bereaksi dengan bornit dan perkayaan yang lebih tinggi
terjadi menjadi chalcosit Cu2S. disini terjadi pergantian antara ion ion logamnya,
Fe dalam sulfida larut dalam bentuk sulfatnya, jadi mengganti kedudukan Cu
yang selanjunya diendapkan. Bila endapan Cu ini terjadi didaerah kapur
umumnya didapat pula macam macam karbonat dari oksidasi oksidasi Cu
terbentuk dibagian atas endapan. Mineral mineral sekundernya ialah chalcosit,
bornit Cu, cuprit Cu2O, malachite (CuOH)2CO3, azurite Cu(CuOH)(CO3) 2,
chirysokolla CuSiO3, 2H2O, chalcantit dll.
3. Mineral mineral timah hitam :
Mineral primernya ialah galenit. Mineral sekundernya ialah bentuk bentuk
oksidatifnya seperti cerrusit PbCO3, anglecit PbSO4, pyromorfit Pb4(Pb,Cl)(PO4)
4, wulfenite PbMO4 dll.
4. Mineral mineral seng (Zn) ;
Mineral mineral primernya ialah sfalerit. Mineral mineral sekundernya ialah
smithsonit, calamine dll.
5. mineral mineral perak :
sebagian besar sulfide sulfide Ag merupakan mineral mineral primernya. Mineral
sekundernya ialah cerragyrit AgCl, embolit Ag(Cl.Br) dll.

Geode atau sangkar kristal merupakan pengumpulan mineral mineral pula, berupa
lubang lubang atau bulatan yang dibatasi bahan bahan mineral yang umumnya terdiri
atas kristal kristal yang baik. Seperti geode kalsit, geode kuarts dll. Ukurannya

41
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

bermacam macam dari diameter beberapa cm sampai bermeter meter ukuran kecil kecil
umpamanya terdapat di pantai pantai Nusa Kambangan, daerah Cepu, ditanah tanah
konsesi permigas besar (lemigas) dll

5.6. MINERALOGI FISIK


Sifat – sifat yang diselidiki
1. WARNA (COLOUR)
2. Perawakan kristal (crystal habit)
3. Kilap (luster)
4. Kekerasan (hardness)
5. Gores (streak)
6. Belahan (cleavage)
7. Pecahan (fracture)
8. Daya tahan terhadap pukulan (tenacity)
9. Berat jenis (specific gravity)
10. Rasa dan bau (teste and odour)
11. Kemagnetan
12. Derajat ketransparanan
13. Nama mineral dan Rumus Kimia.

WARNA (COLOUR)
Bila suatu permukaan mineral dikenal suatu cahaya, maka cahaya yang
mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (absorbsi) dan
sebagian dipantulkan (refleksi).
Warna penting untuk membedakan antara mineral akibat pengotoran dan warna
asli (tetap) yang berasal dari elemen utama pada mineral tersebut.
Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada
mineral disebut dengan nama Idiochromatic.
Misal : Sulfur berwarna kuning Pyrite berwarna kuning
loyang
Magnetite berwarna hitam
Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur lain, sehingga
memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya, disebut
dengan nama Allochromatic.

42
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Misal : Halite, warna dapat berubah-ubah :


- abu-abu
- biru bervariasi
- kuning
- coklat gelap
- merah muda
Kwarsa tak berwarna, tetapi karena ada campuran/pengotoran, warna
berubah-ubah menjadi :
- violet (amethyst)
- merah muda

- coklat-hitam
Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu pada
mineral disebut dengan nama Chromophores.
Misal : Ion-ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan Chromophores dalam
mineral Cu sekunder, maka akan memberikan warna hijau dan biru.

Faktor yang dapat mempengaruhi warna :


a. Komposisi Kimia.
b. Struktur kristal dan ikatan atom.
c. Pengotoran dari mineral.

5.6.2. PERAWAKAN KRISTAL (CRYSTAL HABIT)


Perawakan kristal (crystal habit), bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang
membangunnya, termaksud bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang ersebut. Kita
perlu mengenal beberapa perawakan kristal yang terdapat pada jenis mineral
tertentu, sehingga perawakan kristal dapat dipakai untuk penentuan jenis mineral,
walaupun perawakan kristal bukan merupakan ciri tetap mineral.
Contoh : - Mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun (foliated)
- Amphibol, selalu menunjukkan perawakan kristal meniang (columnar)
Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 golongan (Richard Pearl, 1975) yaitu;
A.Elongated habits (meniang / berserabut)
B.Flattened habits (lembaran tipis)

43
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

C.Rounded habits (membutir)

A. Elongated habits
1. Meniang (Columnar) 2. Menjarum ( Acicular) 3. Membenang
Contoh: Tourmaline Contoh: Natrolite (Filliform)
Contoh: Silver

4. Menyerat (Fibrous) 5. Menjaring (Reticulate) 6. Merabut (Capillery)


Contoh: Asbestos Contoh: Rulite Contoh: Cuprite

. . . .
.. .. .. .. .. ..
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .. .

7. Mondok (Stout, 8.Membintang (Stellated) 9. Menjari (Radiated)


Stubby, Equant) Contoh : - Pirofilit Contoh : - Markasit
Contoh: Zircon

44
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

B. Flattened Habits
1. Membilah (Bladed) 3. Membata (Blocky) 5. Memencar
Contoh : - Kyanite Contoh : - Microcline (Divergen)
- Kalaverit - Calcite Contoh : - Aragonite

2. Memapan (Tabular) 6. Membulu (Plumose)


4. Mendaun (Foliated)
Contoh : - Barite Contoh : - Mika
Contoh : - Mika
- Hypersthene
- Chlorite

C. Rounded Habits
1. Mendada 2. Membulat 3. Membulat jari
(Mamillary) (Colloform) (Colloform radial)
Contoh : - Malachite Contoh : Glauconite Contoh : - Pyrolorhyte
- Opal

45
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

4. Membutir (Granular) 5. Memisolit (Pisolitic) 6. Stalaktit (Stalactic)


Contoh : - Olivine Contoh : - Gibbsite Contoh : - Goethite
- Pisolitic

7. Mengginjal
(Rentiform)
Contoh : - Hematite

3. KILAP (LUSTER)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral,
yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi).
Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, yang apabila makin besar
indeks bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan.
Nilai ekonomik mineral kadang-kadang ditentukan oleh kilapnya.
Macam-macam kilap :
a. Kilap Logam ( Metallic Luster )
Mineral- mineral opag yang mempunyai indeks bias sama dengan 3 atau lebih,
Contoh : Galena, Native metal, Sulphide, Pyrite.

b. Kilap Sub-metalik ( Sub Metallic Luster )


Terdapat pada mineral yang mempunyai indeks bias antara 2,6 sampai 3.
Contoh : - Cuprite (n = 2.85)

46
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

- Cinnabar (n = 2.90)
- Hematite (n = 3.00)
- Alabandite (n = 2.70)

c. Kilap Bukan Logam ( Non Metallic Luster )


Mineral-mineral yang mempunyai warna terang dan dapat membiaskan, dengan
indeks bias kurang dari 2,5.
Gores dari mineral-mineral ini biasanya tak berwarna atau berwarna muda.
Macam-macam kilap bukan logam :
1. Kilap kaca (vitreous luster).
Kilap yang ditimbulkan oleh permukaan kaca atau gelas.
Contoh: - Quartz - Carbonates - Sulphates
- Spinel - Silicates - Fluoriote
- Garnet - Leucite - Corondum
- Halite yang segar

2. Kilap intan (adamantite luster)


Kilap yang sangat cemerlang yang di timbulkan oleh intan atau permata.
Contoh: - Diamond - Sphalerite
- Cassiterite - Zircon
- Sulfur - Rutile.

3. Kilap lemak (greasy luster)


Contoh: - Nepheline yang sudah teralterasi.
- Halite yang sudah terkena udara.

4. Kilap lilin (waxy luster)


Merupakan kilap seperti lilin yang khas.
Contoh: - Serphentine
- Cerargyrite.
Kilap dengan permukaan yang licin seperti berminyak atau kena lemak,
akibat proses oksidasi.

47
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

5. Kilap sutera (silky luster).


Kilap seperti yang terdapat pada mineral-mineral yang paralel atau
berserabut (paralel fibrous structure).
Contoh : - Asbestos - Serpentinite
- Selenite (variasi Gypsum) - Hematite.

6. Kilap mutiara (pearly luster)


Kilap yang di timbulkan oleh mineral transparan yang berbentuk lembaran
dan menyerupai mutiara.
Contoh: - Talc
- Gypsum
- Mika

7. Kilap tanah (earthy luster).


Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang masuk tidak
dipantulkan kembali.
Contoh: - Kaolin - Diatomea
- Montmorilonite - Pyrolusite
- Chalk - Variasi Ochres

4. KEKERASAN (HARDNESS)
Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahnmineral terhadap
goresan(scratching)
Penentuan kekerasan relatif mineral ialah dengan jalan menggoreskan permukaan
moneral yang rata pada mineral standart dari skala Mohs yang sudah di ketahui
kekerasannya.

Skala kekerasan relatif mineral dari Mohs :


1. Talc Mg3Si4O10(OH)2
2. Gypsum CaSO2 2H2O
3. Calcite CaCO3
4. Fluorite CaF2
5. Apatite Ca5(PO4)3F

48
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

6. Orthoclas K(AlSi3O8)
7. Quartz SiO2
8. Topaz Al2SiO4(FOH)2
9. Corondum Al2O3
10 Diamond C

Misal suatu mineral di gores dengan Kalsit (H = 3) ternyata mineral itu tidak tergores,
tetapi dapat tergores oleh Fluorite (H = 4), maka mineral tersebut mempunyai
kekerasan antara 3 dan 4.
Dapat pula penetuan kekerasan relatif mineral dengan mempergunakan alat-alat
sederhana yang sering tersapat di sekitar kita.
Misal: - Kuku jari manusia H = 2,5
- Kawat tembaga H=3
- Pecahan kaca H = 5,5
- Pisau baja H = 5,5
- Kikir baja H = 6,5
- Lempeng baja H=7

Bila mana suatu mineral tidak tergores oleh kuku jari manusia tetapi oleh kawat
tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.

5. GORES (STREAK).
Gores adalahmerupakan warna asli dari mineral apbila mineral tersebut di tumbuk
sampai halus. gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena stabil dan penting
untuk membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi goresnya berbeda.
Gores ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan keping
porselin, tetapi apabila mineral mempuntyai kekerasan lebih dari 6, maka dapat dicari
dengan cara menumbuk sampai halus menjadi berupa tepung.
Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.
Contoh: - Quartz = putih/ tak berwarna.
- Gypsum = putih/ tak berwarna.
- Calcite = tak berwarna.

49
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Mineral bukan logam ( non metalic mineral) dan berwarna gelap akan memberikan
gores yang lebih terang daripada warna mineralnya sendiri.
Contoh: - Leucite = warna abu-abu/ gores putih.
- Dolomite = warna kuning sampai merah jambu/ gores putih.
Mineral yang mempunyai kilap metalic kadang-kadang mempunyai warna gores yang
lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.
Contoh : - Pyrite = warna kuning loyang / gores hitam.
- Copper = warna merah tembaga/ gores hitam.
- Hematite = warna abu-abu kehitaman/ gores merah.
Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama.
Contoh : - Cinnabar = warna dan gores merah.
- Magnetite = waran dan gores hitam.
- Azurite = warna dan gores biru.

6. BELAHAN (CLEAVAGE)
Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas dan
plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah.
Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata,
karena belahan merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal. Belahan
tersebut akan menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian yang kecil, yang setiap
bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata.
Berdasarkan dari bagus atau tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan dapat
dibagi menjadi:
a. Sempurna ( Perfect )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan
bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
Contoh : - Calcite
- Muscovite
- Galena
- Halite

50
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

b. Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata,
tetapi dapat juga terbelah tidak melaui bidang belahannya.
Contoh : - Feldspar.
- Hyperstene.
- Diopsite.
- Augite.
- Rhodonite.

c. Jelas ( Distinct )
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut
sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
Contoh : - Staurolite.
- Scapolite.
- Hornblende.
- Anglesite.
- Feldspar.
- Scheelite.

d. Tidak jelas ( Indistict )


Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk
membentuk belahan dan pecahan sama besar.
Contoh : - Beryl.
- Corondum.
- Platina.
- Gold.
- Magnetite.

e. Tidak sempurna ( Imperfect )


Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan
pecah dengan permukaan yang tidak rata.
Contoh : - Apatite.
- Cassiterite.
- Native sulphur.

51
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

7. PECAHAN (FRACTURE)
Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas dan
elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.
Pecahan dapat dibagi:
a. Choncoidal : Pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit
bawang.
Contoh : - Quartz.
- Cerrusite.
- Anglesite.
- Obsidian.
- Rutile.
- Zincite.

b. Hacly : Pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta kasar tak
beraturan atau seperti tak bergerigi.
Contoh : - Copper.
- Platinum.
- Silver.
- Gold.

c. Even : Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung
pecahan masih mendekati bidang datar.
Contoh : - Muscovite.
- Talc.
- Biotite.
- Mineral lempung.

d. Uneven : Pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang pecahnya kasar


dan tidak teratur. Kebanyakan mineral mempunyai pecahan uneven.
Contoh : - Calcite.
- Marcasite.
- Choromite.
- Orthoclas.
- Rutile.

52
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

- Rhodonite.

e. Splintery : Pecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil dan tajam


menyerupai benang atau berserabut.
Contoh : - Fluorite.
- Anhydrite.
- Antigoite.

f. Earthy : Pecahan mineral yang hancur seperti tanah.


Contoh : - Kaolin. - Muscovite
- Biotite. - Talc.

8. DAYA TAHAN TERHADAP PUKULAN (TENACITY)


Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan,
penghancuran, dan pemotongan.
Macam-macam tenacity :
a. Brittle : Apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus.
Contoh : - Calcite
- Quartz
- Marcasite
- Hematite

b. Sectile : Apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak berkurang menjadi
tepung.
Contoh : - Gypsum
- Cerargyrite

c. Malleable : Apabila mineral di tempa dengan palu akan menjadi pipih.


Contoh : - Gold
- Copper

53
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

d. Ductile : Dapat di tarik/diulur seperti kawat. Apabila mineral ditarik dapat


bertambah panjang dan apabila di lepaskan maka mineral akan kembali
seperti semula.
Contoh : - Silver.
- Copper.
- Olivine.
- Cerrargyrite.
e. Flexible : Apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah.
Contoh : - Talc.
- Gypsum.
- Mica.

f. Elastic : Dapat merenggang bila di tarik, dan kembali seperti semula bila
dilepaskan.
Contoh : - Muscovite
- Hematite tipis.

9. BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)


Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral di bandingkan
dengan berat air pada volume yang sama.

Berat mineral
BJ =
Volume mineral.

Dalam penentuan berat jenis dipergunakan alat-alat :


1. Piknometer.
2. Timbangan analitik.
3. Gelas ukur.

10. RASA & BAU (TASTE & ODOUR)


Disamping dari sifat-sifat yang sudah di bahas diatas, beberapa mineral mempunyai
rasa dan bau.

54
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

11. SIFAT KEMAGNETAN.


Yang perlu dicatat padapraktikum mineral fisik ini adalah sifat dari mineral yang
diselidiki apakah paramagnetit (magnetit) ataukah diamagnetit (non-magnetit).
- Paramagnetit (magnetit) : Mineral tersebut mempunyai gaya tarik terhadap
magnet.
- Diamanetit (non-magnetit) : Adalah mineral tersebut mempunyai gaya tolak
terhadap magnet.

12. DERAJAT KETRANSPARANAN


Sifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan mineral tersebut
men-transmit sinar cahaya (berkas sinar).Sesuai dengan itu, variasi jenis mineral
dapat dibedakan atas :
a. Opaque mineral : Mineral yang tidak tembus cahaya meskipun dalam bentuk
helaian yang amat tipis.
Mineral-mineral ini permukaannya mempunyai kilauan metalik dan meninggalkan
berkas hitam atau gelap (logam-logam mulia, belerang, ferric oksida).

b. Transparant mineral : Mineral-mineral yang tembus pandang seperti kaca biasa


(batu-batu kristal dan Iceland Spar).

c. Translucent mineral : Mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang
seperti kaca frosted (Calsedon, Gypsum, dan kadang-kadang Opal).

d. Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non-transparant) dalam bentuk


pecahan-pecahan (fragmen) tetapi tembus cahaya pada lapisan yang tipis
(feldspar, karbonat-karbonat dan silikon).

13. NAMA MINERAL DAN RUMUS KIMIA


Dalam menentukan nama mineral dan rumus kimia dilakukan setelah diskripsi
diatas selesai. Caranya dengan mencocokkan diskripsi diatas dergan tabel
determinan yang telah disediakan di laboratorium.

55
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

5.7. MINERALOGI KIMIAWI


Mineralogi Kimiawi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat kimiawi dari mineral.
Meliputi perubahan yang terjadi bila dipanasi oleh api oksidasi maupun api reduksi
mengenai perubahan warna, sublimasi, pengembunan, penggarangan dan lain-lain,
serta mempelajari sistematika mineral kedalam golongan-golongan atas dasar
senyawa kimianya.

Alat-alat yang dipergunakan


1. Pipa tiup
2. Lampu spirtus
3. Kawat platina
4. Jarum preparat
5. Gelas arloji
6. Keping gips
7. Bor tangan
8. Buluh tertutup
9. Magnet

Nyala Api
a. Struktur nyala api.

1. Kerucut gelap terdiri dari gas belum


terbakar, berwarna biru sampai gelap.
4 2. Daerah tidak bersinar/bercahaya.
3. Daerah yang bersinar kuat memiliki
3 nyala api berwarna kuning cerah.
2 4. Kerucut luar, nyala api tak bercahaya
kaya akan O2
1
Keterangan :
- 1 dan 2 daerah reduksi
- 3 dan 4 daerah oksidasi
- 3 daerah oksidasi terkuat
- 2 daera reduksi terkuat.

56
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

b. Nyala api reduksi


Dengan memasukkan pipa tiup ke dalam
nyala api.
A : Daerah untuk meletakkan mineral yang A
akan dipanasi api reduksi\

c. Nyala api oksidasi


Dengan memasukkan pipa tiup ke dalam
nyala api.
B : Daerah untuk meletakkan mineral yang B
akan dipanasi api oksidasi

Pembagian Penyidikan
a. Penyelidikan basah dengan regensia
1. Mutiara borax
Alat-alat : - lampu spirtus
- pipa tiup
- kawat platina
- jarum preparat
- gelas arloji
Regensia : - HCl encer
- Soda
- tepung borax Na2B4O7
Bahan : - pyrolusite (MnO2)
- prusi (CuSO4)
- Magnetit (Fe3O4)
- Kalium bichromat

Cara Penyelidikan
1. Bersihkan kawat platina dengan jalan memasukkannya ke dalam lampu
spirtus, supaya cepat bersih, masukkan ke dalam HCl encer, kemudian
dipanaskan. Begitu berulang-ulang sampai bersih (berwarna putih).

57
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

2. Masukkan kawat platina ke dalam tepung borax


3. Panaskan ke dalam api oksidasi sampai terbentuk manik-manik (mutiara
borax) yang berwarna jernih tanpa noda sedikitpun.
4. Masukkan mutiara borax (dalam keadaan panas) ke dalam bubuk mineral
yang akan diselidiki.
5. Panaskan dengan api oksidasi.
6. Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.
7. Buatla mutiara borax lagi dan masukkan ke dalam tepung mineral yang akan
diselidiki.
8. Panasi dengan api reduksi.
9. Amati dan catat warna pada waktu panas dan pada waktu dingin.
10. Cocokkan dengan tabel Kranss, maka dapat diketahui unsur yang diselidiki.

Tabel Bead Coloration Kranss


No Oksidasi Borax Bead
dari Nyala api oksidsi Nyala api reduksi
1. Mn Violet kemerahan Tak berwarna
2. Co Biru Biru
3. Cu Biru hijau Merah Opaq
4. Ni Coklat kemerahan Abu-abu Opaq
5. Fe Kuning Hijau pucat
6. Cr Hijau kekuningan Hijau pucat
7. U Kuning Hijau pucat tak berwarna
8. V Hijau kekuningan Hijau cerah
9. Ti Tak berwarna Violet Kecoklatan
10. Mo Tak berwarna Coklat
11. W Tak berwarna Kuning-Coklat kemerahan
12. Si Tak berwarna Tak berwarna

58
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

5.8. GUNA MINERAL


Dipandang dari sudut ekonomis maka mineral mineral merupakan bahan yang sangat
penting karena bahan yang sehari hari yang berupa bahan bahan yang organik
umumnya berupa mineral atau bahan yang berasal dari mineral
Mengingat kegunaanya mineral mineral dapat kita golong golongkan sebagai berikut :
 mineral mineral permata
 mineral mineral perhiasan
 untuk penggosok
 untuk campuran campuran dalam indusri
 untuk semen, kapur dll
 untuk bahan bahan tahan api
 untuk barang keramik, gelas atau email
 untuk pupuk
 untuk bahan bahan optik dan alat alat pengetahuan
 untuk zat warna/pigmen alam
 untuk sumber sumber unsure/bijih
 untuk industri kimia

5.8.1 MINERAL MINERAL PERMATA

Yang menentukan nilai mineral sebagai permata ialah sifat fisisnya yang berdasar atas
warna, kilat, keras dan dispersinya. Pada beberapa mineral permata penilaian kita
sebagai permata berdasarkan salah satu sfat fisis tadi umpama pada turquoise kta nilai
mengingat warnanya, tetapi pada mineral mineral lain seperti intan, safire, jamrud dll
mempunyai campuran sifat sifat fisis tadi sehingga penilaian kita terhadapnya akan lebih
tinggi. Harga yang mahal kita jumpai pula kalau mineral yang bersangkutan jarang atau
sukar di dapatkannya, juga karena banyaknya permintaan dll.

CONTOH CONTOH MINERAL YANG TERMASUK MINERAL PERMATA ANTARA


LAIN ;

Intan
Yang umum kita pakai ialah intan yang jernih atau tidak berwarna, sedang intan yang
berwarna merah, biru, hijau dan kuning merupakan jenis intan yang mahal

59
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Koround
Ruby dan saphire merupakan varietas korundum, ruby berwarna merah dan yang mahal
berwarna merah tua agak ungu. Saphire berwarna biru, tetapi untuk semua jenis yang
tidak berwarna merah umumnya disebut saphire.
Beryl
Emerlad merupakan salah satu varietas beryl yang hijau warnanya yang mahal ialah
yang hijau dan jernih. Aqua marine ialah varietas beryl yang berwarna biru atau hijau
kebiru biruan. Morganit berwarna merah muda sedang golden beryl berwarna kuning
Turmalin
Jenis yang bernilai permata ialah yang berwarna dan jernih. turmalin sendiri umumnya
berwarna hijau, sedang yang merah atau merah muda kita kenal sebagai rubelitte, biru
tua sebagai indicolit ; sedang yang hijau kita kenal sebagai brazillian emerald
Topaz
Topaz yang tidak berwarna atau jernih, tidak begitu mahal, yang bernilai permata
umumnya yang berwarna biru muda, coklat, kuning emas atau merah muda.
Zirkon
Yang termasuk mineral permata ialah zircon yang berwarna, varietas varietas yang
merah, kuning dan coklat kita sebut hyacinth, sedang warna warna lain diebut yargon
Quarzt
Banyak varietas quarzt yang termasuk mineral permata walaupun agak murah
harganya. Umpama ametys yang berwarna ungu, coklat tua atau hitam disebut smoky
quarzt, quarzt yang terisi rutil, aventurine ialah quarzt yang terisi mineral mineral
hematite atau mika. Varietas dengan kristal yang halus kita kenal sebagai carmelian
ialah calchedon merah, chrysopras ialah calchedon hijau, heliotrop atau bloodstone
ialah calchedon hijau dengan titik merah didalamnya dll.

CONTOH MINERAL MINERAL PERHIASAN ;

Banyak mineral mineral yang kita gunakan untuk perhiasan penggunaanya sering
setempat atau lokal.
Mineral mineral yang termasuk disini atara lain :
 Kalsit dalam bentuk pualam atau aventurine
 Serpentine yang hijau atau hijau kekuningan banyak digunakan
 Malachite

60
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

 Lazurit merupakan mineral utama dalam lapis lazuli, berwarna biru tua
 Rhodonit banyak dipakai karena berwana merah muda.
 Gyps yang digunakan ialah varietas varietas alabaster
 Yade dapat berupa mineral jadeit (sejenis piroksin) atau nepherit (salah satu
jenis amphibole). Mengingat sifat sifatnya yang keras dan warnanya banyak
digunakan sebagai barang barang ukiran, keperluan sehari hari dll. Di RRC
banyak digunakan untuk barang barang ukiran atau batu giok

CONTOH CONTOH MINERAL UNTUK PENGGOSOK ;

Mengingat kekerasannya suatu mineral kita pakai sebagai penggosok seperti intan
(keras 10), korundum (keras 9), quarzt (keras 7), diatomit dll.

Contoh contoh mineral untuk campuran atau flux ;


 Kalsit dalam proses proses peleburan
 Fluorit dalam industri baja
 Quarzt dalam peleburan tembaga

Contoh contoh mineral untuk kapur,semen dll :


 Kalsit dalam batuan kapur banyak digunakan dalam industri semen dll
 Gypsum banyak untuk bubuk gyps, digunakan dalam industri semen dll

Contoh contoh mineral bahan tahan api


 Magnesit yang telah dipanasi dan mengandung kurang dari 1%CO2 banyak
digunakan untuk pembuatan “batu bata “(sejenis batu merah) yang tahan api.
 Dolomite seperti pada magnesit tetapi lebih murah harganya
 Kyanit, andalusit, dumortierit banyak digunakan untuk pembuatan porseline yang
tahan suhu yang tinggi, seperti untuk pembuatan busi, untuk kepentingan
laboratorium dll
 Grafit yang dicampur bahan lempung yang tahan api banyak digunakan di
industri baja, dalam bentuk cetakan atau cawan cawan. Bauxit yang dicampur
bahan perekat lain, sesudah diberi bentuk tertentu banyak digunakan dalam
industri industri berat, walaupun lebih mahal dari bahan bahan dari lempung
tetapi lebih tahan terhadap api dan gosokan gosokan.

61
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

 Chromit sesudah diberi bentuk banyak dipakai dalam pembuatan tungku tungku
peleburan. Asbes, zircon, talk, mika maupun lempumg banyak juga digunakan
untuk maksud maksud seperti diatas.

Contoh mineral mineral pembuat pot,gelas dan email


 Lempung, walaupun banyak macam lempung, tetapi dapat dipilih sesuai dengan
tujuan pemakaiannya. Lempung banyak digunakan dalam industri karena dalam
keadaan basah dapat diberikan sesuatu bentuk padanya secara mudah dan
sesudah dipanasi akan memberikan bahan bahan yang kuat atau tahan lama.
Banyak digunakan dalam pembuatan batu merah, alat alat keperluan rumah
tangga, alat alat listrik dll.
 Quarzt dalam bentuk pasir atau batuan pasir banyak digunakan dalam industri
gelas
 Feldspart banyak digunakan dalam industri industri gelas juga, khususnya
mengingat kandungan Al nya, kini banyak diganti oleh nephelin.
 Fluorit banyak digunakan dalam pembuatan gelas yang tidak tembus cahaya
atau yang kurang dapat ditembus cahaya, begitu juga untuk gelas gelas yang
berwarna.

Contoh mineral untuk pembuatan pupuk buatan ;


 Apatit dan collophanit banyak dipertambangkan untuk pembuatan pupuk yang
mengandung phosphor.
 Sylvit untuk pembuatan pupuk yang mengandung kalium.
 Soda niter untuk pembuatan pupuk yang mengandung nitrogen.
 Kalsit yang berupa batuan kapur untuk menetralkan tanah tanah yang asam.
 Gypsum digunakan sebagai bahan perekat untuk daerah daerah yang kering
Contoh mineral mineral untuk alat optik dan ilmu pengetahuan;
 Kuarsa
o Dalam bentuk komperator bagi perlengkapan mikroskop polarisasi.
o Untuk perlengkapan di radio mengingat sifat piezoelektrisitetnya.
o Untuk pembuatan lampu

62
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

 Fluorit
o Untuk pembutan lensa lensa guna menghindari adanya aberasi spheres
dan aberasi chromatis (spherical dan crhomatical aberration)
o Untuk alat alat optik terutama untuk pembuatan prisma prisma bagi
spektograf karena memerlukan bahan yang dapat meeruskan sinar
ultraviolet dan infra merah
 Kalsit
o Untuk pembuatan prisma nikol guna mendapatkan cahaya tertutup lurus
dalam mikroskop polarisasi
 Gyps
o Untuk pembuatan komperator gyps digunakan varietas selenit
 Mika
o Untuk pembuatan komperator mika
 Trumalin
o Untuk alat alat guna mendapat cahaya tertutup lurus karena penyerapan
selektip

Contoh mineral mineral untuk bahan pewarna ;


 Limonit yang berwarna kuning atau coklat dan hematite yang berwarna merah,
banyak digunakan untuk pemberian warna pada cat plester, karet dll. Oker
kuning ialah limonit yang tercampur lempung dan bahan quarzt dan warna oker
akan lebih tua kalau kadar oksida besinya lebih tinggi. Yang digunakan ialah
jenis jenis yang lunak, karena harus dihaluskan terlebih dahulu sebelum
digunakan.

CONTOH MINERAL MINERAL UNTUK PENGHASIL LOGAM ATAU MINERAL BIJIH;


 Aluminium
Bauxite, Al2O3.2H2O Gibbsite, Al(OH) 3
Diaspor, AlO(OH) Boehnit, Al(OH) 3
Liacit Al(OH) 3 Cryolit, Na3AlF6
Sampai sekarang yang banyak digunakan sebagai sumber Al ialah bauxite. Kalu
murni mengandung 49% Al, berwarna abu abu sampai kuning abu abu atau
kadang kadang coklat. Umumnya berupa tanah atau pisolitis, kerasnya sampai

63
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

3; Bj + 2,5. sering tercampur Fe karena Fe dapat mengganti Al sehingga ia akan


berwarna kemerah merahan atau merah.
Cryolit juga digunakan sebagai sumber Al, juga sebagai flux dalam proses –
proses elektrolotis
 Stibium atau antimony
Stibnite, Sb2S3 Antimon, Sb
Yang banyak digunakan sebagai sumber Sb ialah stibnite walaupun unsur Sb
banyak kita jumpai pada mineral mineral terutama dari golongan garam garam
sulfo dimana mereka ini bercampur dengan unsure unsure Cu,Pb aupun Ag.
Warna kelabu kebiru biruan, keras 2 dan berat jenis sekitar 4,6. sering berhelai
helai, berkeping keping, juga berupa kristal kristal rhombis yang memanjang,
mudah dibedakan dari galenit karena belahannya
 Arsen
Arsenopyrit, FeAsS Arsen, As
Realgar, AsS Orpimen, As2S3
Arsenopyrit merupakan sumber utama As, sedang As yang lain merupakan hasil
samping pada peleburan bijih bijih As untuk mendapatkan unsur unsur Cu,Au,
Pb dan Ag nya. Banyak juga didapatkan dari peleburan bijih bijih Cu dari mineral
enargit CuAsS4
Arsenopyrit kerasnya 6, berat jenis sekitar 6, warna kelabu sampai putih seperti
perak, kilat logam, cerat hitam kelabu tua, bentuk kristalnya yang khas berupa
bijih dari sistem rhombis.
 Bishmuth
Bismuth, Bi Bismithinit, Bi2S3
Penghasil Bi yang utama adalah mineral bismuth, tetapi mengingat sedikitnya
yang kita dapatkan di alam, maka Bi banyak berasal dari peleburan untuk Au dan
Ag.
 Cadmium
Greenockit, CdS
Greenockit yang merupakan salah satu mineral Cd hnya sedikit kita jumpai di
alam. Logam Cd yang banyak kita gunakan berasal dari peleburan bijih bijih Zn
yang mengandung sedikit Cd
 Chromium
Crhomit, FeCr2O4 Crocoid, PbCrO4

64
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Crhomid merupakan sumber Cr yang utama


 Kobalt
Cobaltit, CoAsS Linnaet, CO3S4
Smaltit, CoAs Erythrit, Co3As2O.8H2O
Kobalt merupakan unsur jarang, pada bijih bijih atau mineral mineral Ni sering
tercampur sediklit Co ini. Kobalt yang banyak kita gunakan umumnya sebagai
hasil samping bijih bijih yang lain.
 Tembaga
Tembaga, Cu Cuprit, Cu2O
Chalcoshit, Cu2S Atacamit, Cu2Cl(OH) 3
Bornit, Cu5FeS4 Malachit, Cu2C3(OH) 2
Chalcopyrite, CuFeS2 Azurit, Cu3(CO3) 2(OH) 2
Cobelit, Cus Antlerit, Cu3SO4(OH) 4
Tetrahedrit, (Cu,Fe,Zn,Ag) 12Sb4S13 Chalcantit, CuSO4.5h2o
Enargit, Cu3AsS4 Chrysocola, CuSiO3.2H2O
Chalcopyrite dan bornit merupakan penghasil Cu yang utama sedang calcocite
yang merupakan hasil perkayaan sekunder dalam urat banyak pula digunakan.
 Emas
Emas, sering tercampur sedikit Ag
Calaverit, AuTe2 Krennerit, AuTe2
Petzit, (Ag,Au) 2Te Sylvanit, AuAgTe4
Sumber utama bagi emas terdapat pada mineral emas itu sendiri. Sering kita
jumpai juga pada mineral mineral telluride
 Besi
Hematite, Fe2O3 Limonit , FeO(OH).nH2O
Magnetit,. Fe3O4 Siderit, FeCO3
Goethite, FeO(OH)
Besi merupakan unsur kedua setelah Al yang banyak dijumpai di lithosfer.
Banyak kita dapatkan dalam bentuk oksida,sulfid dan silikat. Sedang bentuk
unsur jarang kita dapatkan.
Hematite, magnetit, geothit merupakan mineral mineral yang biasa kita gunakan
sebagai penghasil Fe.
 Timah hitam
Galenit, PbS Vanadinit, Pb5Cl(VO4) 3

65
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Cerrusit, PbCO3 Anglesit, PbSO3


Phosgenit, Pb2Cl2CO3 Crocoid, PbCrO4
Pyromorfit Pb5Cl(PO4) 3 wulfenit, PbMoO4
Mimetit, PbCl(AsO4) 3
Sumber utama bagi Pb adalah Galenit, sedang Cerrusit dan Anglesit dapat juga
kita pakai. Galenit sering kita jumpai bersama sama dengan bijih bijih Zn Sfalerit
dan juga bijih bijih Ag
 Magnesium
Carnalit, KMgC13.6H2O
Walaupun Mg kita jumpai juga dalam mineral mineral Magnesit dan Dolomit
dalam jumlah yang cukup banyak, namun Mg yang kita pakai umumnya berasal
dari elektrolisa MgCl2 dan Carnalit
 Mangan
Franklinite (Fe,Zn,Mn,)(Fe,Mn) 2O4
Alabandit, MnS Psilomelan, H4R2Mn8O20
Pyrolusit MnO2 Rhodonit, MnSiO3
Wad, campuran oksida Rhodochrosit, MnCO3
Manganit MnO(OH) Braunit, Mn(Mn,Si)O3
Mn kita jumpai dimana mana dalam jumlah sedikit sedikit, yang banyak kita
jumpai dalam bentuk silikat, oksida dan karbonat karbonat. Bentuk oksida yang
terbanyak kita jumpai, dan dari oksida oksida inilah Mn dihasilkan.
Endapan Mn umumnya bersifat sekunder. Mn dari silikat silikat pembentuk
batuan karena pelapukan akan berubah menjadi oksida.
Bijih Mn yang dapat dipertimbangkan secara menguntungkan ialah yang
berkadar minimum 40% Mn dan kandungan P serta SiO2 harus rendah.
 Air Raksa
Cinnabar, HgS
Hg tidak begitu banyak kita jumpai di alam. Sumber Hg yang utama adalah
Cinnabar.
 Molybdenium
Molybdenit, MoS2 Wulfenit, PbMoO4
Molybdenit merupakan penghasil utama logam Mo, kadang kadang juga
digunakan Wulfenit.

66
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

 Nikel
Pyrhotit yang mengandung Ni Gersdorfit, NiAsS
Niccolit, NiAs Chloantit, NiAs2
Millerit, NiS Garnierit,
(Ni,Mg)SiO3.nH2O
Pentlandit, (Fe,Ni)S Gentit, Ni2Mg2Si3O10.6H2O
Ni jarang kita dapatkan di alam. Sering terdapat bersama sama Co. mineral
mineral Ni sering kita jumpai bersama sama dengan batuan Mg. sumber sumber
utama Ni adalah Garnirit dan Pyrotit yang mengandung Ni
 Platina
Platina, Pt Sperrylit, PtAs2
Penghasil logam ini ialah mineral dalam bentuk unsur Platina, kadang kadang
juga Sperrylit
 Perak
Perak, Ag Stephanit, Ag5SbS4
Argentit, Ag2S Pyragirit, Ag3SbS3
Stromeyerit, (Ag,Cu) 2S Proestit, Ag3AsS3
Sylvanit, (Au,Ag)Te2 Cerargyrit, AgCl
Polybasit, Ag16Sb2S11 Embolit, Ag(Cl,Br)
Walaupun umumnya mineral Ag berupa garam garam sulfo, tetapi penghasil
utama dari logam Ag hanyalah Perak dan Argentit saja. Disamping mineral
mineral Ag diatas, maka Ag yang kita gunakan banyak banyak juga dihasilkan
mineral mineral lain sebagai hasil sampingannya, umpamanya dari mineral
mineral galenit,tetrahedrit, chalcosit, bornit dan chalcopyrite yang mengandung
Ag. Oleh karena itu mineral mineral inilah yang secara umum digunakan sebagai
bijih Ag.
 timah Putih
Stannit, Cu2FeSnS4 Kasiterit, SnO2
Kasiterit merupakan penghasil Sn yang utama
 Titanium
Ilminit, FeTiO3 Brookit, TiO2
Rutil, TiO2 Sphene, CaTiSiO5
Ti merupakan unsur jarang tetapi kita dapatkan secara luas di alam. Penghasil Ti
ialah Rutil dan Ilminit.

67
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

 Tungsten/Wolfranium
Wolfranit, (Fe,Mn)WO4 Huebnerit, MnWO4
Ferberit, FeWO4 Scheelit, CaWO4
Penghasil W adalah Wolframit dan Scheelit
 Zincum/Seng
Sfalerit, ZnS Smithsonit, ZnCO2
Zinkit, ZnO Nemimorfit, Zn4Si2O7(OH) 2
Wilemit, Zn2SiO4 Franklinit, (Fe,Zn,Mn)(Fe,Mn)
2O4

Sfalerit merupakan bijih Zn yang utama

MINERAL UNTUK INDUSTRI KIMIA

 Halit sebagi penghasil Na dan Cl. Juga untuk pembuatan macam macam soda
seperti bikarbonat,caustic soda dll
 Belerang banyak di gunakan untuk pembuatan asam belerang, pupuk,
insektisida dll
 Lithium dihasilkan dari mineral mineral Li seperti spodumen. Tryphilit, ambligonit,
lepidolit, banyak digunakn dikalangan farmasi seperti pada pembuatan air lithium
(lithis water).tablrt tablet clorida dan flourida digunakan sebagai flux,
hidroksidanya untuk pabrik pabrik rayon, boratnya untuk gigi palsu dll
 Borax dan Asam Borat yang dihasilkan dari mineral mineral borax, kernit, dll
digunakan untuk pembuatan boraxdan asam borat.
 Strontium dihasilkan daristrontianit dan celestit, banyak digunakan di pabrik
pabrik gula biet, pabrik pabrik petasan (Sr-nitrat)dll.

68
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

BAB VI
PENGENALAN MIKROSKOP DAN MINERALOGI OPTIK
(Acara 10, 11, 12, dan 13)

6.1. KOMPETENSI
Kompetensi pada mata acara pengenalan mikroskop dan mineralogi optik adalah
sebagai berikut:
1) Praktikan dapat mengenal bagian-bagian mikroskop dan menggunakan
mikroskop optik dengan benar;
2) Praktikan dapat mengidentifikasi beberapa jenis mineral dengan pendekatan
sifat-sifat optiknya;

6.2. MATERI PRAKTIKUM


Mikroskop polarisasi secara luas digunakan untuk mengamati mineral-mineral
tembus cahaya meskipun jenis-jenis lain juga digunakan untuk mengamati bentuk-
bentuk khusus dari mineral, seperti mikroskop fase, mikroskop cermin, dan mikroskop
binokuler. Mikroskop fase sangat berguna dalam mengenali partikel-parikel yang tidak
jelas/kabur. Mikroskop cermin (pantul) berguna untuk mengamati permukaan mineral-
mineral logam yang telah dipoles, sedangkan mikroskop binokuler digunakan untuk
mengamati bentuk-bentuk permukaan mineral.
Mikroskop polarisasi secara ekstensif digunakan untuk mengamati fragmen-
fragmen mineral, butiran, dan juga kristal-kristal berukuran kecil, seperti halnya sayatan
tipis mineral, batuan, dan kristal-kristal lainnya. Mikroskop tersebut berguna dalam
mendeterminasi sifat-sifat individu mineral ataupun agregat, juga berguna dalam
menginterpretasi tekstur, pola-polanya, dan berbagai hubungan substansi alam seperti
yang ditunjukkan pada sayatan tipis.
Sistem optik pada mikroskop polarisasi pada dasarnya sama dengan
mikroskop lainnya, tetapi terdapat beberapa modifikasi yang meningkatkan cakupan
kegunaannya yang disesuaikan dengan fungsinya, yaitu dalam pekerjaan yang
berkaitan dengan mineral. Bentuk yang paling khusus adalah polarisator dan analisator ,
keduanya berada di bawah dan diatas meja objek. Adanya beberapa asesori mikroskop
seperti meja objek yang dapat di putar, lensa Amici-Bertrand, komparator mika, gypsum,
dan kuarsa yang membedakan mikroskop ini dengan jenis lainnya.

69
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Gambar mikroskop polarisasi serta bagian-bagiannya

Fungsi dari bagian mikroskop


 Lensa okuler
Merupakan tempat mata kita melihat objek. Terbuat dari dua buah lensa cembung
yag dirangkai dalam satu unit, umumnya pada tiap mikroskop terdiri dari tiga atau lebih
lensa okuler dengan perbesaran yang berlainan serta dilengkapi dengan garis benang
silang maupun skala grafis. Lesa ini dapat diganti-ganti sesuai kebutuhan.
 Tubus mikroskop
Pada tipe Olympus dan Reichert bagian ini dapat digerakkan naik turun untuk
mengatur jarak fokus.
 Lensa Amici-Bertrand
Gunanya untuk memperbesar gambar interferensi untuk penentuan sumbu optis dan
tanda optis suatu mineral.

70
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

 Komparator
Gunanya untuk mengetahui posisi sumbu indikatrik suatu mineral.
 Analisator
Terbuat dari lensa polaroid umumnya memiliki arah getar saling tegak lurus terhadap
arah getar polarisator, namun pada mikroskop tipe olympus arah getar analisator dapat
diatur sekehendak kita.
 Lensa obyektif
Umumnya paling sedikit disediakan tiga buah lensa objektif dengan perbesaran yang
berlainan.
 Sekrup pemusat (sentring)
Gunanya untuk mengatur agar sumbu putaran meja tepat pada perpotongan benang
silang.
 Meja obyek
Merupakan tempat meletakkan sayatan tipis, pada tepi meja dilengkapi skala 0 0 –
3600 serta skala nonius.
 Kondensor
Terdiri dari lensa cembung, gunanya untuk memusatkan sinar yang datang dari
cermin dibawahnya.
 Diafragma
Gunanya untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke medan pandang, dengan
cara memperbesar atau memperkecil lubang bukaan (apertur).
 Polarisator
Terbuat dari lensa polaroid, gunanya untuk menyerap cahaya secara selektif
sehingga cahaya yang masuk hanya bergetar pada suatu bidang.
 Cermin
Terdiri dari cermin datar dan cermin cekung, gunanya untuk mendapatkan pantulan
sinar sejajar dan sinar terpusat (konvergen).
 Sekrup pengatur fokus
Gunanya untuk mengatur jarak fokus antara lensa objektif dengan sayatan tipis.

71
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

6.3. NIKOL SEJAJAR

Pengamatan ortoskop nikol sejajar tidak menggunakan analisator atau analisator


sejajar dengan arah polarisator. Warna absorbsi, pleokrisme, ukuran kristal, bentuk
kristal, belahan, pecahan, dan indeks bias dapat diamati melalui pengamatan ini.
1. Warna absorbsi
Serapan cahaya yang melintasi kristal yang sedang bergetar sejajar dengan arah
getar polarisator dapat mengakibatkan terjadinya warna. Warna absorbsi dibagi menjadi
dua, yaitu :
1) Idiochromatic, yaitu warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-
elemen utama pada mineral tersebut.
2) Allochromatic, yaitu warna akibat adanya campuran atau pengotor dari unsur
lain, sehingga merikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya.
2. Pleokrisme
Pleokrisme adalah perubahan warna yang terjadi pada mineral ketika meja objek
diputar dalam posisi nikol sejajar.
Pleokrisme dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1) Dwikroik, apabila terjadi dua perubahan warna dalam 90 0 (mineral-mineral
dengan sistem hexagonal dan tetragonal).
2) Trikoik, apabila terjadi tiga perubahan warna dalam 90 0 (mineral-mineral
dengan sistem kristal orthorombik, monoklin, dan triklin). Mineral yang bersistem kristal
isometrik tidak mempunyai sifat pleokrisme. Warna yang nampak pada mikroskop,
tergantung sumbu indikatrik sinar mana yang sedang bergetar sejajar arah getar
polarisator.
3. Ukuran mineral
Ukuran mineral dapat dihitung daeri perbesaran lensa okuler dan lensa obyektif,
dapat pula langsung dengan mikrometer obyektif atau penggaris. Ukuran tiap bagian
mineral dapat diketahui dengan menggunakan lensa okuler berskala.

4. Bentuk mineral
Berdasarkan keutuhan bidang kristalnya, ukuran kristal dibagi menjadi tiga, yaitu :
 Euhedral, apabila seluruhnya dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri.
 Subhedral, apabila sebagian dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri.
 Anhedral, apabila tidak dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri.

72
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

5. Belahan dan pecahan


Belahan adalah kecenderungan suatu kristal untuk membelah/terbelah sejajar
dengan salah satu atau lebih arah di dalam kristal. Apabila bidang-bidang tersebut tidak
dikontrol oleh bentuk kristalnya (struktur atomnya), tetapi dikontrol oleh faktor lain seperti
kembaran maka bidang tersebut dinamakan “parting”. Apabila bidang-bidang tersebut
tidak lurus dengan arah tidak menentu dan tidak dikontrol secara kuat oleh struktur
atomnya, maka bidang tersebut dinamakan pecahan. Setiap mineral dicirikan oleh pola
belahan tertentu (bisa satu arah atau lebih dengan sudut antar belahan yang tertentu
6. Indeks bias
Sinar yang dilewatkan melalui media ke media lain dengan kecepatan yang berbeda
dapat menyebabkan perubahan arah, itulah yang disebut indeks bias. Pengukuran
indeks bias dapat diakukan secara relatif misal dengan metode garis becke atau secara
absolut misal dengan minyak imersi. Garis becke adalah suatu garis terang yang timbul
pada batas antara dua media yang saling bersentuhan karena adanya perbedaan
indeks bias dari ke dua media tersebut. Garis becke akan lebih jelas bila cahaya yang
masuk dikurangi. Bila tubus dijauhkan (meja objek diturunkan) maka garis becke akan
bergerak ke media yang mempunyai indeks bias yang besar, sebaliknya bila tubus
didekatkan (meja objek naikkan) maka garis becke akan bergerak kearah media yang
mempunyai indeks bias lebih kecil.
7. Relief
Relief adalah ungkapan nyata dari kejadian bahwa cahaya yang keluar dari suatu
media kemudian masuk ke dalam media lain yang mempunyai harga indeks bias yang
berbeda akan mengalami pembiasan atau pemantulan keatas pada sentuhan antara
dua media. Jadi kenampakan yang timbul merupakan akibat dari adanya perbedaan
indeks bias antara dua media (suatu mineral dengan media yang disekitarnya, karena
umumnya perekat sayatan tipis adalah balsam kanada. Jadi balsam kanada tidak
mempunyai relief atau berelief nol (nkb=1,537). Mencari relief biasanya dengan
membandingkan warna mineral yang diamati dengan warna mineral di sekitarnya, jika
warna mineral yang diamati mempunyai warna yang lebih mencolok dibandingkan
dengan warna mineral di sekitarnya maka mineral itu adalah berelief tinggi. Mineral yang
mempunyai indeks bias yang besar denan indeks bias kanada balsam (bisa lebih kecil
maupun lebih besar) akan mempunyai relief yang tinggi sampai sangat tinggi dan
sebaliknya.

73
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

6.4. NIKOL SILANG

Sifat-sifat optis yang dapat diamati didalam nikol silang antara lain warna
interferensi, birefringence (bias rangkap), Orientasi optis pemadaman dan sudut
pemadaman maupun kembaran.
Warna interferensi merupakan warna sebagai akibat dari cahya yang diteruskan
melalui analisator kepada mata si pengamat. Rangkaian warna interferensi dibagi
menjadi beberapa orde, mulai dari orde pertama, kedua dan sterusnya. Makin tinggi
ordenya, makin cerah warnanya.
Bias rangkap merupakan cahaya yang masuk kedalam media optis anisotrop akan
dibiaskan menjadi 2 sinar, yang bergetar dalam dua bidang yang saling tagak lurus.
Harga bias rangkap merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang
bergetar dalam suatu mineral. Selisih maiksimum sinar yang begetar dalam suatu
mineral jika sinar yang betgetar adalah sinar yang mampunyai indeks bias maksimum
dan indeks bias minimum.
Orientasi Optik merupakan hubungan antara sumbu panjang kristalografi mineral
dengan sumbu indikatriknya (arah getaran sinar). Sumbu Indikatrik mineral merupakan
sumbu khayal. Untuk menentukan kedudukanya dipakai komparator/kompensator (misal
keeping gypsum atau keeping mika) yang sudah ditentukan kedudukan sumbu
indikatriknya, yaitu sinar cepat (x) berkedudukan NW – SE dan sinar lambat (z)
berkedudukan NE – SW.
Addisi merupakan gejala yang terjadi apabila sumbu indikatrik sinar z mineral sejajar
dengan sumbu indikatrik sinar z komparator. Gejala ini nterlihat dengan adanya
penambahan warna interferensi (karena bertambahnya retardasi).
Subtraksi gejala yang terjadi apabila sumbu indikatrik sinar z mineral tegak lurus
dengan sumbu indikatrik sinar z komparator. Gejala ini terlihat dengan adanya
pengurangan warna interferensi (karena berkurangnya retardasi).
Pemadaman terjadi apabila sumbu indikatrik (arah getaran sinar) mineral sejajar
dengan arah getar polarisator atau analisator. Sudut pemadaman yang dibentuk oleh
sumbu panjang kristalografi (sb C) dengan sumbu indikatrik mineral (baik sinar cepat
atau sinar lambat). Ada 3 macam sudut pemadaman :
a. Parralel : Apabila sumbu c sejajar atau tegak lurus dengan sumbu
indikatrik mineral
b. Miring : Apabila sumbu c membentuk sudut dengan sumbu

74
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

indikatrik mineral atau C^ x,z = 1º - 44º


c. Simetri : Jika mineral menjadi padam pada kedudukan dimana
benang silang membagi sudut yang dibentuk oleh dua
arah belahan sama besar atau apabila sumbu c
menbentuk sudut 45 º dengan sumbu indikatrik mineral.
Kembaran, pada kenampakan mikroskopis kembaran nampak sebagai lembar-
lembar yang memperlihatkan warna interferensi dan pemadaman yang berbeda.
Kenampakan tersebut dapat disebabkan karena pada waktu proses kristalisasi
tertanggu (kemabaran tumbuh) atau karena adanya proses deformasi pada waktu kristal
tersebut sudah terbentuk (kembaran deformasi). Bentuk-bentuk kembaran tersebut
antara lain Albit, Karlsbat albit, baveno, periklin (“cross hatch”), Karlsbad.

6.5. KONOSKOP

Pada pengamatan konosop, mikroskop berfungsi sebagai teleskop untuk mengamati


suatu titik tak terhingga melalui peraga. Sehingga kita tidak lagi melakukan pengamatan
langsung pada peraga. Yang kita lihat dalam mikroskop adalah kenampakan gambar
interferansi.
Didalam melakukan pengamatan ini, menggunakan lensa “Amici-Betrand dan lensa-
lnsa lainya seperti kondensor, polarisator maupun analisator.
Tujuan mempelajari konoskop ini adalah kita dapat menentukan :
a. Sumbu optik mineral (uniaxial atau biaxial)
b. Tanda optik mineral (positif atau negative)
c. Sudut sumbu optik (2V)
d. Arah sayatan
Garis yang tegak lurus dengan arah sayatan tersebut dikenal sebagai sumbu optik.
Mineral uniaxial yang mempunyai sinar extra ordiner lebih cepat dari sinar ordiner diberi
tanda Optik Negatif. Sebalinya untuk mineral uniaxial yang mempunyai sinar ordiner
lebih cepat dari sinar ekstra ordiner diberi tanda Optik Positif.
Sudut sumbu optik adalah sudut yang dibentuk oleh dua sumbu optik. Oleh karena
itu sumbu optik hanya didapatkan pada mineral sumbu dua. Pada kristal sumbu dua
terdapat lima jenis gambar interferensi, yaitu :
 Gambar interferansi sumbu optik

75
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

 Gambar interferansi garis bagi sudut lancip (BSL)


 Gambar interferansi garis bagi sudut tumpul (BST)
 Gambar interferansi kilat
 Gambar interferansi tak terpusat

6.6. ANALISA PLAGIOKLAS

V.I Dasar Teori


Plagioklas merupakan kelompok mineral yang sangat penting. Plagiolas terdiri dari 6
jenis yaitu : Anortit / An (kaya ca), Bitownit, Labradorit, Andesin, Oligoklas, Albit /Ab
(kaya Na). Dalam penentuan jenis batuan beku, kisaran komposisi dari plagioklas
sangat umum digunakan untuk pengklarifikasian.
Cara identifikasi plagioklas dari sudut pemadaman pada kembaran, dengan
menggunakan metode Michel-Levy dan kembaran Karlsbad Albit.
1. Metode Michel-Levy
Kembaran Albit pada plagioklas memiliki bidang kembaran yang sejajar dengan
sumbu b kristal, yang dicirikan oleh ;
a. Garis-garis perpotongan antara bidang komosisi dengan bidang sayatan tampak
jelas dan tajam.
b. Garis kembaran yang diletakkan sejajar dengan benang silang vertical, akan
memberikan warna interferensi yang sama dan merata.
Cara mencari sudut pemadaman :
a. Posisikan garis kembaran mineral sejajar dengan benang silang vertical, dalam
kondisi warna interferensi sama dan merata, catat skala noniusnya (Xo)
b. Putar meja Objek searah jarum jam, smapai mineral dalam keadaan gelap
maksimum, catat skala noniousnya (X1). ([Xo-X1] = P ).
c. Lakukan hal yang sama dengan memutar meja objek berlawanan dengan arah
jarum jam, sampai mendapatkan gelap maksimum (X2). ([Xo-X2] = Q)
d. Selisih antara kedua sudut pemadaman tersebut tidak boleh lebih dari 6º. ([ P –
Q ] ≤6º)
e. Jika syarat tersebut telah terpenuhi, maka harga sudut pemadamannya ialah ( P
+Q)/2=Z
f. Masukan harga sudut pemadmannya (Zº) kedalam kurva Michel Levy sebagai
ordinatnya. Kemudian tarik garis horizontal hingga memotong kurva yang ada.

76
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

g. Dari perpotongan tersebut, tarik lagi garis ke bawah untuk mengetahui komposisi
dan jenis plagioklasnya.
h. Jika harga sudut pemadamannya kurang dari 20º, maka ukur indeks biasnya.
i. Nm < Nkb, maka digunakan kurva bagian kiri. Nm > Nkb, maka digunakan kurva
bagian kanan.

Gambar 6.1. Kurva untuk penentuan jenis plagioklas dengan kembaran albit (Michel Levy)

2. Dengan menggunakan Kembaran Karlsbad-Albit


Plagioklas memperlihatkan kembaran Karlsbad-Albit. Cara mencari Sudut
pemadaman :
a. Cari Harga sudut pemadaman kembaran Karlsbad-Albit (sama seperti pada
metode Michel-Levy).
b. Pada kembaran Karlsbad ditentukan dengan cara ;
|Xo – X1| + |Xo – X2| = Sº
2
Dengan syarat |Xo – X1| + | Xo – X2 |≤6º
c. Pada kembaran albit di kembaran Karlsbad albit ditentukan dengan cara :
|Yo – Y1| + |Yo – Y2| = Tº
2
Dengan syarat |Yo – Y1| + |Yo – Y2|≤6º

77
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

d. Kedua harga sudut pemadaman tersebut diploykan ke dalam kurva dengan


sudut pemadaman yang lebih kecil sebagai ordinat dan sudut pemadaman lebih besar
diplotkan pada kurva.
e. Kemudian tarik garis horizontal dari sudut pemadaman yang lebih kecil,
potongkan dengan kurva sudut pemadaman yang lebih besar

f. Dari perpotongan tersebut ditarik garis ke bawah, maka jenis plagioklas dapat
diketahui. Bila harga sudut pemadaman kurang dari 20º, maka harus diketahui lebih
dulu index biasnya.
g. Bila diketahui Nm < Nkb, maka digunakan nilai ordinat negative dalam
pengeplotannya. Jika Nm > Nkb, Maka digunakan ordinat positif.

Gambar 6.2. Kurva untuk penentuan jenis plagioklas dengan kembaran Calsbad-albit (menurut
F.E. Wright, dari Kerr P.F., 1977)

6.7. DISKRIPSI MINERAL

Sekitar 1700 jenis mineral telah dikenali. Pada bagian ini akan dibahas mengenai
pengamatan mineral-mineral transparan dan mineral-mineral yang umumnya terdapat
dalam sayatan tipis.
Klasifikasi mineral silikat didasarkan pada struktur. Struktur-struktur tidak selalu
sama. Sejumlah mineral silikat nampak amorf saat diamati dengan mikroskop, meskipun

78
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

mineral-mineral tersebut memperlihatkan bentuk kristalin pada pola difraksi sinar X.


Jenis-jenis seperti ini disebut sebagai mineraloid.
Silikat dibagi menjadi enam kelompok yang didasarkan pada susunan struktur
SiO4 .

Kelompok Silikat
Berdasarkan struktur ikatan atomnya kelompok silikat dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok yaitu silikat yang mempunyai struktur kerangka (“Tectosilicates”),
silikat dengan struktur rantai (“Inosilicates”), silikat dengan multiple SiO 2
(“Sorosilicates”), silikat dengan struktur cincin (“Cyclosilicates”), dan silikat dengan
struktur lembar (“Phyllosilicates”).

A. “Tectosilicates”
Kelompok silika : Kuarsa, Opal, Tridymit, Cristobalit, Lechatelierite, Coesite,
Stishovite.
Kelompok Feldspar : Orthoklas, Adularia, Sanidine, Mikroklin, Anorthoklas, Albit,
Oligoklas, Andesine, Labradorite, Bytownit, Anortite.

Macam silika yang lain adalah :


Kalsedon adalah : Varitas kuarsa yang berukuran sangat halus dan hanya dapat
dibedakan dengan “X-Ray”, “XEM”. Selalu berstruktur agregrad, spherulitic (bentuk).
Chert : kalsedon yang berukuran masif
Agate : Kalsedon yang berstruktur banded (konsentris)
Jasper : Kalsedon yang memperlihatkan warna campuran merah putih, coklat, masif,
opaq.

A.1 Kelompok Silika


Ada beberapa macam mineral dan mineraloid silika di alam antara lain kuarsa,
opal, trydimit, kristobalit, koesit, stishorit, dan lekatelierit. Dimana kuarsa dan opal ada
yang paling banyak dijumpai. Pada derjad pemanasan kuarsa ada perubahan tiba-tiba
pada sifat dan kristalisasinya yaitu pada suhu 572 0C, dari trigonal trapezoidal. Bentuk
pada temperatur rendah disebut kuarsa α, sedanga bentu pada temperatur tinggi
disebut kuarsa ß. Perbedaan bentuk temperatur rendah dan tinggi ini juga berlaku untuk

79
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Trydimit dan Kristobalit. Tetapi pada kenyataan secara mikroskopis kita sulit
0
membedakannya. Bentuk-bentuk kuarsa ß ada diatas 573 C pada pendinginan
membentuk invers ke bentuk kuarsa α. Opal merupakan mineraloid sekunder dalam
batuan beku volkanik yang umumnya hadir dalam lobang-lobang atau pengganti felspar.
Trydimit biasanya berbentuk segi enam atau segi tiga dan kadang
memperlihatkan kembaran. Ciri Trydimit yang perlu diingat adalah bahwa trydimit
mempunyai sistem kristal orthorombik, oleh karena itu mempunyai dua sumbu optik,
serta mempunyai orientasi optik “length fast”. Kristobalit sangat menyerupai Trydimit,
tetapi krystobalit mempunyai pecahan lengkung khas dan sering memperlihatkan
struktur “tile”. Kristobalit bersumbu optik satu. Kristobalit berbeda dari kuarsa karena
tanda optiknya negatif.

A.2 Feldspar
Feldspar terdiri dari dua kelompok, yaitu : Kelompok Feldspar alkali (orthoklas,
Adularia, Sanidine, Mikroklin, Anorthoklas dan kelompok plagioklas (Alnbit, Oligoklas,
Andesine, Labradorite, Bytownit, Anortite).
Feldspar alkali pada batuan vulkanik yang sering muncul adalah sanidine,
sedangkan pada batuan plutonik adalah orthoklas. Mikroklin adalah kandungan umum
pada pegmatite. Adularia bisa hadir pada suatu urat mineral. Secara optsi orthoklas
sering berkabut, sedangkan sanidine tampak cerah. Mikroklin dibedakan dari orthoklas
dengan kembaran polisintetiknya. Mikroklin sering hadir pada granit, syenit dan gneiss.
Orthoklas kadang sering menyerupai kuarsa, tetapi orthoklas biaxial negatif, sedangkan
kuarsa uniaxial positif.
Adapun spesies dari kelomok plagioklas dapat dibedakan secara khusus dengan
mencari komposisi “ An “ nya dengan mempergunakn beberapa metode plagiklas.

A.3 Kelompok Feldspatoid


Mineral-mineral feldspathoid adalah : Leusit, Nefelin, Kankrinit, Sodalit, Hauyne, dan
Melilit. Feldspatoid khas dijumpai pada syenit nefeline, phonolit dan batuan beku alkali
miskin silikanya.
Secara optis leusite mirip dengan analcim. Analcim memperlihatkan BF lemah,
kembaran polisintetiknya tidak pasti. Melilit mempnuyai BF lebih tinggi dan reliefnya
lebih rendah. Leusite dijumpai sebagai fenokris pada lava (Teprit leusite, basalt leusite,

80
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

phonolite leusite, dll). Karena mempunyai sistem kristal pseudo isometrik, maka dalam
kenampakannya hampir terlihat isotropis, dan sering memperlihatkan kembaran
polisintetik.
Nefeline sering dibuat keliru dengan orthoklas, tetapi orthoklas punya belahan yang
lebih baik dan biaxial. Nefeline sangat mudah teralterasi menjadi zeoit, sodalit,
muscovite, kankrinit atau hydronephelite (spesies dari natrolit).

B. “ Inosilicates (“Chain structures”)


Yang termasuk kedalam Inosilicates adalah kelompok piroksen dan kelompok
amfibol. Pada masing-masing kelompok terdapat mineral-mineral yang bersistem kristal
orthorhombic dan mikroklin. Perbedaan secara umum antara kelompok piroksen dan
kelompok amfibol adalah :
- Kelompok Piroksen : belahan 2 arah (membentuk sudut 88 o dan 92o).
Umumya tidak berwarna, non pleokroik/pelokroisme lemah kecuali aegirin. Sudut
pemadaman umumnya besar.
- Kelompok amfibol : belahan 2 arah membentuk sudut lancip (56 o dan 124o),
berwarna dan pleokroik. Sudut pemadaman umumnya kecil.

B.1 Kelompok Piroksen


Dibagi menjadi dua kelompok yaitu orthopiroksen (enstatite dan hypersten) dan
klinopiroksen (augit, diopsit, pigeonit, aegirin, hedenbergit jadeit, spodemen, aegirin-
augit, wolastonit). Pada kelompok orthopiroksen memperlihatkan sudut pemadaman
paralel, sedangkan klinopiroksen memperlihatkan sudut pemadaman miring (dalam
sayatan tertentu bisa memperlihatkan sudut pemadaman paralel). Untuk membedakan
antara enstatit dan hypersten dilihat dari tanda optiknya. Hypersten tanda optiknya
negatif sedang enstatit positif.
Sedangkan untuk membedakan setiap individu spesies dari klinopiroksen biasanya
dengan sudut pemadaman, disamping dengan sifat optik lainnya.
Warna mineral ternyata juga mempunyai arti penting dalam menentukan individu
spesies pada kelompok ini, karena ada mineral-mineral tertentu yang mempunyai warna
khas, misalnya aegirin (hijau) dll.
Asosiasi mineral juga sangat penting dan sangat membantu dalam membedakan
macam piroksen. Beberapa individu spesies akan hadir pada batuan tertentu dan akan
hadir bersama mineral tertentu. Sebagai contoh adalah pada proses Unmixing (solid

81
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

solution tidak sempurna), pigeonit akan tumbuh bersama dengan augit dan pigeonit
akan berubah menjadi hypersten setelah mencapai titk inverse. Dengan demikian,
dalam satu batuan tidak mungkin pigeonit hadir bersama hypersten.

B.2 Kelompok Amfibol


Seperti kelompok piroksen, kelompok amfibol dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
othroamfibol dan klinoamfibol. Pada kelompok othroamfibol memperlihatkan sudut
pemadaman paralel, sedangkan klinoamfibol memperlihatkan sudut pemadaman miring
(walaupun dalam sayatan tertentu bisa memperlihatkan sudut pemadaman paralel).
Untuk membedakan setiap individu spesies dari klinamfibol biasanya dengan sudut
pemadaman, disamping dengan sifat optik lainnya. Warna mineral ternyata juga punya
arti penting dalam menentukan indiividu spesies pada kelompok ini, karena ada mineral-
mineral tertentu yang mempunyai warna khas, misalnya hornblende (coklat-hijau),
glaukofan (biru-violet).

C. “Neosilicates”
Ada beberapa mineral yang termasuk kedalam struktur neosilikat yaitu kelompok
olivine (Forsterite, Olivine, Fayalite, Monticelite), kelompok Humit (Chondrit), kelompok
garnet (Pyrope, Alamandite, Spessarite, Uvarovite, Grossularite, Andrdite), staurolite,
sphene, Vesuvianite, Zircon, Axinite, Iddingsite, keluarga Silimanit (andalusit, Silimanit,
Kyanit, Mulite, Dumortierite, Topaz).

C.1. Kelompok Olivine


Mineral-mineral yang termasuk kedalam kelompok ini secar umum mempenyai
karakteristik indeks bias tingggi, relief tinggi, BF kuat, pecahan yang tidak teratur dan
sudut optik (2V) yang besar. Olivine sangat umum hadir pada batuan beku basa.
Forsterite sering ditemukan pada batugamping yang telah mengalami metamorfosa dan
pada zona metamorfosa kontak. Fayalite ditemukan pada granit pegmatite, juga dalam
beberapa urat-urat bijih. Monticellite adalah mineral metamorfosa kontak dan biasanya
pada batugamping /dolomit, tetapi kadang-kadang ditemukan juga pada batuan beku.
Secar optis untuk membedakan spesies pada kelompok ini sangat susah. Bisa
dibedakan dari sudut optik (2V). Monticellite mempunyai BF lebih lemah dibandingkan
dengan yang lain. Forsterite mempunyai sumbu optikny biaxial positif, sedangkan
fayalite sumbu optiknya biaxial negati.

82
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Yang paling khas dari kelompok ini adalah pecahannya. Hampir selalu
menampakkan pecahan dan memperlihatkan relief yang tinggi. Jadi mudah untuk
membedakan dengan kelompok lain terutama mineral penyusun batuan beku. Hal lain
yang perlu diperhatika adalah pada mineral olivine sumbu kristalografi C berimpit
dengan arah getar sinar Y, sehingga orientasi mineral ini kurang banyak membantu
dalam pemerian.

C.2. Kelompok Garnet


Ada 6 mineral yang termasuk kelompok ini, yaitu pyrope, Almandite, Spessartite,
Uvarovite, Grossularite dan Andradite. Ciri optik yang kahs dari kelompok garnet adalah
berbentuk segienam atau segidelapan, relief sangat tinggi, bias rangkapnya sangat
lemah sampai isotropis.
Membedakan spesies yang terdapat dalam kelompok ini adalah sangat sulit, kecuali
dengan indeks biasnya. Disamping itu masing-masing spesies hadir pada batuan-
batuan tertentu. Almandite sangat umum pada sekis dan gneis.
Pyrope banyak didapatkan pada peridotite. Grossularite dan Anhidrite umum
dijumpai pada zona metamorfosa kontak. Spessartite banyak terdapat pada pegmatite,
kuarsit maupun sekis. Spesies yang jarang ditemukan adalah Uvavovite yang
merupakan mineral sekunder dalam Kroamit.
Spinel sering menyerupai garnet, tetapi spinel mempunyai subsistem kristal
oktahedral, sedangkan garnet adalah dodecaheral dan trapezohedral, serta garnet
mempunyai relief lebih tinggi (relief sangat tinggi).

C.3. Keluarga Silimanit


Keluarga ini terdiri dari Silimanit, Andalusite, Kyanit, Mulit, Dumortiorit dan Topas.
Yang paling penting dari keluarga ini adalah mineral-mineral silimanit, andalusit dan
kyanit yang merupakan “ polymorphous” dari senyawa Al2O3SiO2(Al2SiO5). Andalusit
dibedakan dari silimanit dan kyanit dengan orientasi optiknya yang “length-fast” dan bias
rangkapnya yang lemah. Silimanit dibedkan dari kyanit, karena sudut pemadamannya
yang sejajar (kyanit mempunyai sudut pemadaman maksimum C^Z = 30o) dan biasanya
silimanit bentuknya berserabut panjang.

D. “Sorosilicates”

83
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Mineral yang termasuk didalamnya adalah kelompok Epidot. Kelompok Epidot


merupakan kalsium aluminium silikat, yang terdiri dari zoisit, klinozoisit, epidot,
piemontite, allanit, lawsonit dan pumpellite.
Zoisit merupakan mineral yang agak jarang didapat dalam batuan metamorf,
sedangkan klinozoisit lebih umum. Klinozoisit dibedakan dari zoisit sudut sumbu
optiknya (2V) yang lebih besar. Klinozoisit dibedakan dari epidot dengan bias
rangkapnya yang lebih lemah, kurang pleokroik dan bertanda optik positif.
Piemontite mempunyai warna yang khas yaitu kemerahan, sehingga mudah
dibedakan dengan individu lainnya dari kelompok ini.

E. “Cylosilicates”
Mineral-mineral yang termasuk kedalam kelompok ini mempunyai struktur cincin.
Termasuk didalamnya adalah mineral Tourmalin, Beryl dan Cordierite.

F. “Phyllosilicates”
Terdiri dari mika, kelompok Klorite, Kelompok Brittle Mika, Kelompok mineral
Lempung, Kelompok Serpentine, Talc, Pyrophyllite, Prehnite, Gloconite dan Mineraloid.
Mineral-mineral dengan struktur berlembar berkisar dari lembar-lembar muscovite
(mika) yang mudah dibelah, hingga sisik halus (“fine Flaky”). Struktur sisik (tabular) pada
kristal-kristal mineral lempung, seringkali terlihat hanya dengan mikroskop elektron.

F.1. Kelompok Mika


Kelompok ini terdiri dari Muscovite, Biotite, Phlogopit dan Lepidolit. Yang paling
penting dan yang paling sering ditemukan adalah biotite dan muskovite. Secara umum
mineral-mineral dalam kelompok ini susah dibedakan. Pada pengamatan ortoskop nikol
silang, semuanya memperlihatkan warna interferensi coklat orde 2 (dua) dan sering
memperlihatkan struktur “mata burung”.
Biotite dibedakan dengan muscovite dari warna, pleokroismenya dan reliefnya.
Biotite berwarna coklat, hijau dan pleokrok. Biotite akan menampakkan warna absorbsi
maksimum jika sumbu indikatrik sinar Z (sumbu panjang kristalografinya) sejajar arah
getar polarisator. Sedangkan muscovite sering memperlihatkan relief bervariasi dan
umumnya tidak berwarna (kadang kuning pucat). Talk sangat menyerupai muskovite
dan Phyophillite, tetatpi sudut ssumbu optik talk lebih kecil. Lepidolit sangat mirip
dengan muskovite, tetapi sudut pemadamannya lebih besar.

84
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

Plogopit dibedakan dengan jenis mika lainnya dari sudut sumbu optiknya yang kecil
(0o – 10o).

F.2. Kelompok Klorite


Mineral-mineral yang termasuk kedalam kelompok ini adalah Prochlorite, Clinoclore,
Penninite (Pennine), Chamosite, Stilpnomelane, Chloritoid.

F.3. Kelompok Karbonat


Karbonat adalah kelompok yang sangat penting dan dapat ditemukan hampir pada
setiap jenis batuan, serta bisa ditemukan pada daerah yang luas. Semua mineral dalam
kelompok ini mengandung anion (CO3-2).
Kelompok karbonat ini dapat dibagi lagi menjadi tiga (sub) kelompok yang penting
yaitu kelompok klasit, kelompok dolomit dan kelompok aragonit (Nesse W.D., 1991).
Kelompok aragonite dibedakan dari dua kelompok lainnya, karena sistem kristalnya
orthorhombik, sedangkan kelompok kalsit dan dolomit mempunyai sistem kristal
hexagonal (rhombohedral). Karena perbedaan sistem kristal tersebut, bisa dibedakan
kelompok aragonite dari yang lain dari sumbu optiknya, belahannya dan bentuknya.
Sedangkan antara kalsit dan dolomit, walaupun berbeda dalam proporsi kationnya,
sebenarnnya secara optik sangat susah dibedakan. Walaupun demikian ada beberapa
sifat optik yang bisa dipakai untuk membedakan kalsit dan dolomite.

F.4. Kelompok Sulfat


Ada puluhan mineral sulfat yang ditemukan dialam. Tetap hanya sebagian
kecil yang telah dianalisa sifat0sifat optiknya. Diantara yang telah dianalisa tersebut
adalah : Barite, Celestite, Anhydrite, Gypsum, Polyhalite, Jarosite.

F.5. Posphat
Mineral-mineral yang termasuk kedalam kelompok ini adalah Monazite,
Apatite, Collophane.

85
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

DAFTAR PUSTAKA

Djoko Isbandi, 1986. Mineralogi, Nur Cahaya, Yogyakarta


Yudith B. M., Hadi Sutomo, Soekardi M., 1982. Mineral Optik, Pusat Penerbitan Fakultas
Teknik UGM
Kerr P. F., 1977. Optical Mineralogy, McGraw Hill Book Company Inc, New York,
Toronto, London
Mackenzie W. S. and C. Guilford, 1980. Atlas of Rock-Forming Minerals in This Section,
Halsted Press
Phillips W.R., 1971. Mineral Optics, Principles and Tecniques, W.H. Freeman and
Company, San Francisco
Roger A.F., 1942. Optical Mineralogy, McGraw Hill Book Company Inc., New York and
Toronto
Wahlstrom E.E., 1960, Optical Crystallography, John Wiley & Sons Inc., New York and
London

86
Buku Panduan Praktikum Mineralogi

87

Anda mungkin juga menyukai