BAB 1
ASISTENSI UMUM
(Acara 1)
1.1 KOMPETENSI
Asistensi umum adalah mata acara I dari praktikum Mineralogi. Pada acara ini
dijelaskan tentang materi POS yang mencakup peserta, ketentuan pelaksanaan,
lingkup acara, dan evaluasi dan nilai.
1) Peserta Praktikum
1
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
2
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
b) Praktikan yang tiga kali tidak mengikuti acara praktikum dinyatakan gugur,
sehingga tidak bisa diberikan nilai akhir (NA);
i. Nilai Tugas dan Kuis (NTR) adalah nilai tugas dan kuis selama
mengikuti praktikum dengan presentasi 25% dari nilai NA. Kalau kuis
diberikan, maka bobot nilai kuis adalah 10%, sedangkan bobot nilai
tugas adalah 90%. Nilai tugas diatur dengan proporsi nilai tugas di
laboratorium sebesar 20% dan tugas mingguan sebesar 80%.
Tugas praktikan setiap mengikuti acara praktikum terdiri dari dua. Pertama,
tugas latihan yang dikerjakan di laboratorium dan kedua, tugas rumah yang wajib
dikerjakan di rumah dan dikumpulkan.
1) Tugas latihan di laboratorium dimaksudkan agar mahasiswa dapat memahami
konsep/teori dan dasar ketrampilan melalui arahan dan bimbingan langsung dari
staf asisten;
3
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Pada acara I ini tidak diberikan tugas latihan di laboratorium karena lebih fokus
menjelaskan tentang ketentuan peserta, pelaksanaan, lingkup acara, penilaian
dan evaluasi kegiatan praktikum. Praktikan hanya diminta mengerjakan tugas
mingguan.
4
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
BAB 2
KRISTALOGRAFI
(Acara 2, 3, dan 4)
2.1 KOMPETENSI
Kompetensi pada acara kristalografi adalah sebagai berikut :
1. Praktikan dapat mengidentifikasi beberapa jenis kristalografi dengan pendekatan
sifat-sifat fisiknya
2. Praktikan dapat mengidentifikasi beberapa jenis kristalografi dengan pendekatan
sifat-sifat geometrinya
Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air serta
menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti
hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan teratur.
Kristalografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal
terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam
(internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
Sifat geometri,
5
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
(Gambar 1.1)
6
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
7
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
(Hk0)
Gambar Tujuh Prinsip Letak Bidang Kristal Terhadap Susunan Sumbu Kristalografi
8
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Ketentuan:
Sumbu : a = b = c
Sudut : = = = 900
Karena Sb a = Sb b = Sb c, maka disebut juga Sb a.
Cara Menggambar:
a+ / b¯ = 300
a : b¯: c = 1 : 3 : 3
Ketentuan:
Sumbu : a = b c
Sudut : = = = 900
Karena Sb a = Sb b disebut juga Sb a
Sb c bisa lebih panjang atau lebih pendek dari Sb a
atau b.
Bila Sb c lebih panjang dari Sb a dan Sb b disebut
bentuk Columnar
Bila Sb c lebih pendek dari Sb a dan Sb b disebut
bentuk Stout.
Cara menggambar:
a + / b-- = 30o
a:b:c=1:3:6
9
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Ketentuan:
Ada 4 sumbu yaitu a, b, c, d
Sumbu a : = b = d c
Sudut : 1 = 2 = 3 = 900
Sudut : 1 = 2 = 3 = 1200
Sb a, b, dan d terletak dalam bidang horisontal dan
membentuk 600.
Sb c dapat lebih panjang atau lebih pendek dari Sb a.
Cara menggambar:
a+ / b¯ = 170
b+ / d¯ = 390
b:d:c:=3:1:6
Orde I
Orde III
Orde II
10
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Ketentuan
Sumbu : a = b = d c
Sudut : 1 = 2 = 3 = 900
Sudut : 1 = 2 = 3 = 1200
Cara menggambar:
Sama dengan sistem Hexagonal,
perbedaannya hanya pada Sb c bernilai 3.
Penarikan Sb a sama dengan pada
Sistem Hexagonal.
(Gambar 1.5.5)
Ketentuan:
Sumbu : a b c
Sudut = = = 900
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek
Sb a disebut Sb Brachy
Sb b disebut Sb Macro
Sb c disebut Sb Basal
Cara menggambar:
a+ / b¯ = 300
a:b:c=1:4:6
11
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Ketentuan:
Sumbu : a b c
Sudut : = = 900 900
Sb a disebut sumbu Clino
Sb b disebut sumbu Ortho
Sb c disebut sumbu Basal
Cara menggambar
a+ / b¯ = 450
a:b:c=1:4:6
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek
Cara menggambar:
a+ / c¯ = 450
b+ / c¯ = 800
a:b:c=1:4:6
12
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Satuan ukur
Simbol Miller =
Bagian yang terpotong
Simbol Miller dipakai sebagai simbol bidang dan simbol bentuk suatu
kristal
2. 6. KLAS SIMETRI
Pengelompokkan dalam Klas Simetri didasarkan pada:
1. Sumbu Simetri
2. Bidang Simetri
3. Titik Simetri atau Pusat Simetri
13
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
14
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
15
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
yang lain dengan jarak yang sama, dijumpai kenampakan yang sama
(tepi, sudut, bidang).
Pusat Simetri selalu berhimpit dengan pusat kistal, tetapi pusat kristal
belum tentu merupakan pusat simetri.
16
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
SISTEM TETRAGONAL
Bagian I : Menerangkan nilai sumbu c, mungkin bernilai 4 atau tidak
bernilai dan ada tidaknya bidang simteri yang tegak lurus
sumbu c.
4
Bagian ini dinotasikan : ,4,4
m
17
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Contoh :
6 2 2 6 2 2
- Klas Dihexagonal bipyramidal………..
m m m m m m
- Klas Dihexagonal trapezohedral..….... 6 2 2 6 2 2
- Klas Dihexagonal pyramidal …..... 6 m m 6 m m
6 6
- Klas Hexagonal bipyramidal …..……..
m m
- Klas Hexagonal pyramidal ... …...……..6 6
- Klas trapezohedral…….........……….… 3 2 3 2
- Klas Ditrigonal pyramidal ……………... 3 m 3 m
atau 3 m 3 m
SISTEM ORTHOROMBIC
Bagian I : Menerangkan nilai sumbu a dan ada tidaknya bidang yang
tegak lurus terhadap sumbu a tersebut .
2
Dinotasikan : ,2 , m
m
Contoh :
2 2 2 2 2 2
1. Klas Orthorombic bipyramidal……………
m m m m m m
2. Klas Ortorombic bisphenoidai………….…2 2 2 2 2 2
3. Klas Orthorombic pyramidal …………... m m 2 m m
19
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
SISTEM MONOKLIN
Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada
tidaknya bidang simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.
Contoh :
2
1. Klas Prismatik………………………
m
2. Klas Sphenoidal ………………….. 2
3. Klas Domestik ……………………. m
SISTEM TRIKLIN
Sistem ini hanya ada 2 klas simetri, yaitu:
20
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Kalau mempunyai:
Bidang simetri vertical (v)
Bidang simetri diagonal (d) dinotasikan v
Kalau mempunyai:
Bidang simetri diagonal (d) dinotasikan d
Contoh :
1. Klas Hexoctahedral ……………………………………. .Oh
2. Klas Pentagonal icositetrahedral …………………….….O
3. Klas Hextetrahedral ……………………………………. .Td
4. Klas Dykisdodecahedral……………………………… …Th
5. Klas Tetrahedral pentagonal dodecahedral…………… T
21
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Kalau mempunyai:
Bidang simetri vertical (v) dinotasikan v
Bidang simetri diagonal (d)
Kalau mempunyai:
Bidang simetri diagonal (d) dinotasikan d
Contoh :
1. Klas Ditetragonal pyramidal ............................ C4v
2. Klas Ditetragonal bipyramidal ......................... D4h
3. Klas Tetragonal scalenohedral ....................... D2d
4. Klas Tetragonal trapezohedral ........................ D
5. Klas Tetragonal bipyramidal ........................... C4h
6. Klas Tetragonal pyramidal .............................. C4
7. Klas Tetragonal bispenoidal ........................... S4
8. Klas Dihexagonal pyramidal ........................... D6h
9. Klas Dihexagonal bipyramidal ........................ C6h
10. Klas Hexagonal trapezohedral ........................ D6
11. Klas Hexagonal bipyramidal ........................... C6h
12. Klas Hexagonal pyramidal .............................. C6
13. Klas Trigonal bipyramidal ................................ C3h
14. Klas Trigonal trapezohedral ............................ D3
15. Klas Trigonal rhombohedral ............................ C3i
16. Klas Trigonal pyramidal .................................. C3
17. Klas Ditrigonal scalenohedral ......................... D3d
18. Klas Ditrigonal bipyramidal ............................. D3h
19. Klas Ditrigonal pyramidal ................................ C3v
20. Klas Orthorombic pyramidal ........................... C2v
21. Klas Orthorombic bisphenoidal ....................... D2
22. Klas Orthorombic bipyramidal ......................... D2h
23. Klas Prismatik ................................................. C2h
24. Klas Spenoidal ................................................ C2
25. Klas Domatic ................................................... C1h
26. Klas Pinacoidal ................................................ Ci
27. Klas Asymetric ................................................. C1
Keterangan: Untuk sistem Monoklin, sumbu b dianggap sebagai sumbu c.
22
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
URAIAN TUGAS
Tugas memberikan pengetahuan dan melatih praktikan agar mampu mendeskripsi
berbagai sistem kristal dengan tujuan memberikan kompetensi kognitif, psikomotorik
dan afektif.
a) Praktikan diminta mengidentifikasi jenis kristal dengan cara membuat
deskripsi kristal atas contoh-contoh mineral menurut sifat fisiknya secara
megaskopis;
b) Praktikan diminta menggunakan Lembar Deskripsi Kristalogi untuk
mendeskripsi 5 (lima) contoh mineral yang berbeda;
c) Praktikan meminta paraf asisten sebagai bukti telah selesai berlatih
mendeskripsi kristal.
23
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
BAB III
ROCK FORMING MINERAL
(Acara 5)
3.1 KOMPETENSI
Kompetensi pada acara kristalografi adalah sebagai berikut :
1. Praktikan dapat mengidentifikasi mineral dalam Deret Bowen
2. Praktikan dapat membedakan mineral mafik dan felsik
Pada dasarnya kulit bumi dibentuk oleh 99,9% mineral yang terdapat dialam. Mineral-
mineral tersebut disebut Rock Forming Mineral, dengan mineral utama silika, terutama
feldspar yang merupakan kelompok mineral penting. Disamping itu adapula mineral
orthoklas dan mikrocleane.
Sedangkan mineral-mineral yang penting dalam pembentukan kulit bumi adalah mineral
pada seri reaksi Bowen.
24
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Ca 12000
Discontinue series Continue series
Olivin Anortit
Bitownit
Piroksen
Labradorit
Andesin
Hornblende
Oligoklas
Biotit Albit
K. Feldspar
Muscovit
5700 Na
Quartz
Discontinous Series :
Mineral yang terbentuk secara tidak menerus. Pada suhu yang tinggi terbentuk
mineral olivin. Kemudian suhu menurun terus-menerus hingga terbentuk mineral
piroksen dimana mineral olivin sudah tak terbentuk lagi. Begitu seterusnya
sampai terbetuknya mineral Biotit.
Didominasi oleh Mineral-mineral mafic (mineral gelap).
25
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Continous Series :
Mineral terbetuk secara menerus. Pada suhu yang tinggi terbentuk mineral
anortit (Plagioklas Ca). Kemudian suhu menurun terus-menerus hingga
terbentuk mineral bitownit, tetapi mineral anortit masih terbentuk. Begitu
seterusnya sampai terbentuk mineral albit.
Disebut juga dengan kelompok Plagioklas.
Didominasi oleh mineral felsik (mineral terang).
Sampai pada suhu yang rendah + 5000 C mineral Biotit dan mineral Albit saling
bertemu dan terbentuklah kemudian mineral K.Feldspar, Muskovit dan Quartz.
1. FELSIK MINERAL
o Quartz = Kuarsa = SiO2
Sistem : Hexagonal (Prisma, Bipyramid dan kombinasinya)
Berat Jenis : SG = 2,65
Kekerasan :7
Warna : Jernih atau keru bila terdapat bersama Feldspar, sering terdapat
bersama feldspar, sering terdapat inklusi dari gas, cairan atau
mineral lain didalamnya, yang merupakan unsur pengotor dan
sangat mempengaruhi warna pada kuarsa, sehingga dari warna
yang ditunjukkan dapat memperkirakan derajat kemurnian dari
kuarsa tersebut.
Belaan : Tidak punya
Pecahan : Concoidal atau kerang
Penggunaan : Sebagai bahan baku utama atau pelengkap industri glas,
refractory, pengecoran logam, ferro silikon, glass wool, ampelas,
bangunan dan semen.
26
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
o Feldspar
Dibedakan dalam dua golongan besar, yaitu:
Alkali Feldspar terdiri dari : Orthoklas, Mikroklin, Sanidin, Anortoklas, Pertit dan
Antipertit.
Plagioklas terdiri dari : Anortit, Bitownit, Labradorit, Andesin, Oligoklas, Albit.
Praktikum megaskopis hanya dapat membedakan Alkali Feldspar (didominasi
Orthoklas) dengan Plagioklas.
Orthoklas (KalSi3O8)
Merupakan Feldspar sumber utama dari unsur K yang ada dalam tanah.
Berat jenis : 2,6
Kekerasan :6
Warna : abu-abu kemeraan atau tak berwarna
Sistem Kristal : Monoklin, Prismatik, memanjang sejajar atau membutir dan
masif.
Kilap : Vitrous luster dengan kenampakan transparant atau translucent.
Penggunaan : karena sifatnya yang tidak stabil serina dijumpai orthoklas yang
terkonsentrasi dalam keadaan segar, tetapi ditemukan dalam
keadaan alterasi menjadi serisit (Muskovit) dan Kaolin yang
merupakan bahan dasar industri keramik.
Ortoklas sebagian besar terdapat pada batuan beku asam.
Plagioklas (NaCaAl2Si3O8)
Dalam penentuan Albit-Anortit, volume prosentase An + Ab = 100%. Jadi antar
Albit-Anortit menunjukkan angota Isomorphorous Series.
Albit lebih dikenal dengan Sodic Plagioklase (sebab banyak mengandung Na).
Sedang Anortit (Calcic) sebab banyak mengandung Ca.
Sistem Kristal : Triklin
Berat Jenis : Albit = 2,26 ; Anortit = 2,76
Kekerasan :6
Warna : Biasanya berwarna kekuning-kuningan puti dan merah.
Belahan : Plagioklas punya Twining (kembaran)
27
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
o Feldspartoid
Mineral ini disebut juga mineral pengganti Feldspar, oleh karena terbentuk bla
dalam sebuah batuan tidak cukup terdapat SiO2.
Dalam batuan yang menandung SiO2 bebas, mineral Feldspartoid tidak dibentuk
karena yang akan terbentuk adala feldspar.
Mneral yang termasuk didalam kelompok Feldspartoid (Foida), adalah:
Nefelin KnaAl2Si2O4
Leusite KAlSi2O6
Sodalite Na4Al3Si3O12Cl
Scapolite Ca4(Al2Si2O8)3(CO3)
Cancrinite Na3Ca(Al3Si3O12)CO3(OH)2
Analcite Na(AlSi2O6)H2O
2. MAFIK MINERAL
a) Olivin (MgFe)2SiO4
Merupakan kristal-kristal campuran antara Mg2SiO4 dengan Fe2SiO4 dalam hal
ini Mg selalu lebih banyak dari Fe. Olivin kadang disebut Chrysolite yang
merupakan mineral penyusun batuan terutama batuan beku berwarna gelap.
Berat jenis : 3,27 – 4,27
Kekerasan : 5,50 – 7,00
Kilap : Vitreous Luster
Umum tersapat pada batuan beku basa sampai ultra basa.
b) Kelompok Piroksen
Merupakan kelompok mineral silikiat yang kompleks dan memiliki hubungan
yang sangat erat dalam struktur kristal, sifat-sifat fisik dan komposisi kimia
walaupun mereka mengkristal dalam dua sistem berbeda yaitu Orthorombik dan
Monoklin. Struktur Piroksen terdiri atas mata rantai tetraedral SiO 4 diikat bersama
secara lateral ole ion logam Mg dan Ca. Rasio Si dan O yang dihasilkan dari
ikatan ini adalah Si : O = 1 : 3 dan memberi rumus kimia MgSiO 3 atau
CaMg(SiO3)2.
c) Kelompok Amphibole
Amphibole mungkin dapat dibagi menjadi seri yaitu Antopyllite, Cumingtonite –
Qrunerite, Tremolite – Actinolite, Aluminian Amphibolite – Sodic Amphibole.
28
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
29
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
BAB IV
RESPONSI I
(Acara 6)
4.1 KOMPETENSI
1) Responsi Tulis
30
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
2) Responsi Praktek
Praktikan wajib mengikuti responsi praktek untuk mengukur ketrampilannya
dalam mendeskripsi kristal dan mineral
31
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
BAB V
MINERALOGI
(Acara 7, 8, dan 9)
KOMPETENSI
MATERI PRAKTIKUM
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral,
baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari
tentang sifat-sifat fisik sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaannya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
“Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun teratur”.
2. D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
“Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik”.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
“Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas-batas tertentu atau dalam batas-batas tertentu
dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu
kehidupan”.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan suatu anomali atau
suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut sebagai mineral,
32
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
walaupun tidak termasuk didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat
suatu definisi baru atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak
menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa mineral mempunyai sifat sebagai :
bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap, berupa unsur tunggal atau
senyawa.
33
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
2. Air yang terdapat dibagian lebih dalam disebut air magmatis, ialah sisa cairan yang
berasal dari intrusi intrusi batuan yang besar. Pengendapan mineral dari air
magmatis ini cukup dalam letaknya.
Cara pembentukan mineral yang terpenting yang berasal dari larutan :
1. penguapan larutan
Anhidrit dan halite umumnya berasal dari larutan larutan yang mengandung kedua
bahan tadi . Pengendapannya sering berupa lapisan lapisan yang tebal, seperti di
Kansas, Iowa, Michigan. Dipulau Jawa seperti di daerah Tegalombo (kabupaten
Pacitan),disekitar Cepu,di pegunungan Pamotan dll.
2. Pengeluaran gas yang berkerja sebagai pelarut :
Air yang mengandung banyak Gas CO 2 Bila mengenai batuan batuan kapur, maka
CaCO3 akan larut dalam bentuk Asam Bikarbonat CaH 2 (Co3)2 yang merupakan
persenyawaan yang tidak mantap. karena pengaruh beberapa faktor seperti suhu,
udara dll, maka gas CO2 dalam larutan akan keluar yang menyebabkan perubahan
karbonat ke bentuk yang lebih sukar larut ialah karbonat biasa mengikuti :
CaCo3 + H2O+CO2 CaH2 (CO3) 2
Didaerah daerah kapur maka sering terjadi pelarutan CaCO3 yang banyak dan
selanjutnya diendapkan di gua gua dalam bentuk stalakmit dan stalaktit. Bentuk
bentuk ini kita jumpai umpamanya di daerah gua tabuhan (Punung, Wonogiri),gua
Cermin (Wonosari),daerah Nusa Kambangan dll.
Sering pula terjadi pengendapan didekat mata air atau tepi kali yang disebut Tuff
kapur.Travertin terjadi dengan jalan yang sama tetapi lebih padat. umpama dapat di
gunung kapur (dekat Bogor).
3. Penurunan suhu dan tekanan
Larutan air magma tebentuk dalam keadaan dengan tekanan dan suhu yang tinggi,
sehingga banyak bahan yang terlarut didalamnya. bila suhu dan tekanan berkurang
maka diendapkanlah mineral mineral hidrotermal sumber sumber air panas dan
geyser geyser terdapat didaerah daerah dimana terdapat intrusi intrusi magma yang
mendekati permukaan bumi. Maka air tanah yang bergerak ini akan mengalami
penaikan suhu dan tekanan sehingga akan lebih banyak bahan bahan mineral yang
terlarut didalamnya dari pada keadaan biasa, dimana suhu dan tekanan
sesampainya dipermukaan tanah seperti biasa itu. Maka didaerah daerah ini akan
banyak diendapkan Tuff kapur dan Travertin, sintersilisium atau geyser
4. Interaksi larutan larutan
34
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
35
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Karenanya maka mineral mineral ubahan yang menghablur lebih dahulu ini akan selalu
mendapat kesempatan untuk mendapatkan bentuknya sendiri, mereka ini berbentuk
sempurna atau idiomorf.
Termasuk disini tidak hanya mineral mineral yang langsung menghablur dari uap atau
gas, tetapi juga sebagai hasil interaksi gas yang lain atau gas dengan batuan batuan.
36
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Contoh yang umum dari sumblimasi ialah pembentukan salju, sebagai hasil
penghabluran uap air, yang langsung terjadi seperti halite, salmoniak (NH4Cl), belerang,
asam borat, ferri klorida dll.
Didekat lubang kepundan sering kita jumpai hematite dalam lubang lubang lahar
sebagai hasil interaksi ferri klorida dan uap air menurut ;
2FeCl3 + 3H2O Fe2O3 + 6 HCl
yang lebih penting lagi ialah mineral mineral yang terbentuk sebagai hasil reaksi gas gas
(Cl,B,S,H2O dll) dangan batuan yang berdekatan (intrusi intrusi magma granitik ).
Mineral yang terbentuk dengan jalan ini disebut sebagai hasil proses pneumatolistis.
Sebagai contoh ialah pembentukan kasiterit (SnO2) yang sering bersama sama dengan
florit CaF2, menurut reaksi :
SnF4 + 2H2O SnO2 + 4HF
4HF + 2CaCO3 2CaF2 + 2H2O + 2CO2
batu kapur fluorit
Uap air dan SnF4 yang mudah menguap itu mengadakan interaksi, maka terbentuklah
kasiterit dan asam fluor dan asam ini yang merupakan bahan chemis larutan, maka
akan merubah sifat, struktur dan susunan mineral baru bila ia berhubungan dengan
bahan atau batuan lain. Mineral mineral lain yang terjadi sebagai hasil pneumatolisis
ialah trauomalin topas, apatit,skapolite dan phologobit.
Karena faktor faktor tertentu seperti panas uap air, tekanan dan pengaruh chemis
larutan maka batuan beku maupun batuan endapan akan mengalami perubahan. Kalau
perubahan hanya dibagian luar saja maka disebut metamorfime local, termal atau
kontak. Tipe metamorfisme ini jelas didekat batholit batholit, stok, tiang tiang intrusi/dyke
dll, ialah dimana batuan batuan yang tua terutama yang tidak mudah terkena pengaruh
intrusi batuan.
Perubahan ini dapat pula meliputi daerah yang luas yang umumnya karena pengaruh
pengaruh orogenetis atau pembentukan pegunungan pegunungan. Perubahan
perubahan ini sebagai akibat metamorfisme regional atau dynamic metamorfisme.
1. Metamorfisme local atau metamorfisme kontak
37
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Mineral dapat terdapat secara tersebar diantara mineral/batuan yang lain atau terikat
sebagai kristal kristal atau kerak pada mineral atau batuan lain bila tersebar mereka ini
memberikan bentuk bentuk kristalnya meskipun dalam bentuk butir butir, umpama
mineral pyrite dalam batuan kuarsa. Pecahan pecahan atau celah celah yang terisi
mineral disebut urat urat atau vein dan kalau terikat macam macam mineral yang
diendapkan secara berlapis disebut urat yang berlapis lapis. Bangun serta sifat fisis
yang umum bagi urat urat tergantung dari bentuk celah dimana mineral mineral di
endapkan. Dalam batuan yang padat dan homogen seperti granit maka celah tadi cukup
teratur dan halus permukaannya. Bila batuan mudah pecah atau berbutir butir seperti
pada schist, maka kita dapatkan celah celah saja, sedangkan pada batuan batuan yang
mudah larut/lapuk seperti pada batuan kapur, maka bentuk celah tidak teratur lagi. Urat
yang khas terdiri atas endapan endapan mineral yang mengisi celah celah dengan batas
batasnya yang jelas (berlapis lapis)
Kandungan mineral dalam urat urat tergantung dari susunan chemis larutan darimana
mieral mineral di hablurkan. Banyak sekali macam macam urat sehinga pengumpulan
38
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
atau asosiasi mineral akan bermacam macam juga. Tetapi terdapat mineral mineral
tertentu dan pengumpulan pengumpulan yang sering terdapt didalamnya.
Sulfida sulfida merupakan mineral yang umum dalam urat urat. Mineral mineral urat
yang umum ialah :Pyrit (FeS2), Chalcosit (CuFeS2), galenit (PbS), sphalerit (ZnS),
Chalcosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), markasit (FeS2), arsenopyrit (FeAs2), stibnite
(Sb2S3), tetrahydrit (Cu6Sb2S7) dll.
Selain itu terdapat juga mineral mineral bukan logam yang kurang penting dalam arti
komersial yang disebut mineral mineral tambahan, seperti kuarsa(SiO 2), kalsit (CaCO2),
dolomite (CaMgCo2) 2, siderite (FeCO2), barit (BaSO4), fluorit (CaF2), rhodocrosit (Mn3)
dll.
Lindgren 1928 menggolongkan mineral mineral urat mengingat derajat/urutan suhu
dalam pembentukannya. Mengingat bahwa bertambah dalam letak endapan bertambah
tinggi suhunya maka endapan endapan dapat digolongkan menjadi :
1. Eendapan hypotermal, dimana terdapat suhu dan tekanan yang tinggi (300 0 –
5000c), seperti pada pembentukan mineral mineral emas (Au), kalsitetit
(FeSnO2), wolfranit ((Fe,Mn)WO4), schelit (CaWO4), megnetit(Fe3O4), dll
2. Endapan Mesotermal, dimana mendapat suhu dan tekanan yang sedang (200 0 –
3000c), seperti pada pembentukan galenit (PbS), sfalerit, arsenopyerit,
tetrahedrit, enargit (Cu2As4) dll
3. Endapan Epithermal, endapan dekat permukan bumi dengan suhu dan tekanan
yang rendah (500 – 1500c), seperti pembentukan cinnabar (HgS), stibnite
(Sb2S3), pyrite, markasit dll
39
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
chalcopyrite, tetrahydrit, bornit, chalcosit, pyrite dan macam macam mineral Ag yang
lebih jarang terdapatnya.
Urat timah hitam yang mengandung Ag :
Mineral mineral Pb dan Ag sering bersama sama pengumpulannya. Urat urat ini
mengandung mineral mineral seperti galenit, argentit (Ag 2S), tetrahedrit, sfalerit,
pyrite, kalsit, dolomite, rhodochrosit dll
Urat Pb Zn
Mineral mineral Pb dan Zn kadang kadang bersama sama terutama pada endapan
endapan yang terdapat dalam batuan kapur. Mineral mineral utama dari endapan ini
ialah galenit, sfaelerit, markasit, chalchopyrit, smitsonit (ZnCO 3), calamin atau
smitsonit (ZnCo3) dll
Urat Cu Fe
Sulfida sulfida Cu dan Fe agak umum bersama sama dan mineral mineral utama
dalam urat urat ini ialah pyrite, chalchopyrit, chalcocit, bornit, tetrahedrit, enargit dll
Mineral mineral urat primer ialah yang pertama utama terbentuk di edapan dari larutan
yang naik sedangkan yang sekunder berasal dari primer karena pengaruh dari larutan
atau air yang mengandung O2 dari permukaan air tanah yang meresap ke bawah.
Mineral mineral primer yang penting ialah pyrite, chalchopyrit, sfalerit dan galenit.
Karena pengaruh oksidasi ini terbentuk senyawa senyawa yang mengalami oksidasi dan
terjadi mineral mineral baru karena kehilangan oksigen dalam air dalam jarak yang
pendek saja, maka mineral mineral; sekunder tadi hanya terdapat di bagian teratas dari
urat urat saja. Bersama sama dengan pembentukan mineral mineral sekunder tadi,
terdapat penghanyutan logam logam yang penting kebawah kedalam urat urat tadi,
ialah karena pelarutan/ pelapukan dibagian atas dan diendapkan dibagian yang lebih
dalam, sehingga dapat terjadi perkayaan sekunder karenanya.
Jadi daerah mineral mineral sekunder ini merupakan daerah perkayaan juga. Hal ini
penting, karena 30 – 100 m dibawah atau dari bagian atas urat tadi merupakan bagian
terkaya dari suatu endapan. Bijih bijih dibawahnya berubah ke bagian yang tidak
mengalami perubahan dan perkayaan dan umumnya terlalu merugikan untuk dapat
dipertambangkan.
40
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Geode atau sangkar kristal merupakan pengumpulan mineral mineral pula, berupa
lubang lubang atau bulatan yang dibatasi bahan bahan mineral yang umumnya terdiri
atas kristal kristal yang baik. Seperti geode kalsit, geode kuarts dll. Ukurannya
41
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
bermacam macam dari diameter beberapa cm sampai bermeter meter ukuran kecil kecil
umpamanya terdapat di pantai pantai Nusa Kambangan, daerah Cepu, ditanah tanah
konsesi permigas besar (lemigas) dll
WARNA (COLOUR)
Bila suatu permukaan mineral dikenal suatu cahaya, maka cahaya yang
mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (absorbsi) dan
sebagian dipantulkan (refleksi).
Warna penting untuk membedakan antara mineral akibat pengotoran dan warna
asli (tetap) yang berasal dari elemen utama pada mineral tersebut.
Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada
mineral disebut dengan nama Idiochromatic.
Misal : Sulfur berwarna kuning Pyrite berwarna kuning
loyang
Magnetite berwarna hitam
Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur lain, sehingga
memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya, disebut
dengan nama Allochromatic.
42
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
- coklat-hitam
Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu pada
mineral disebut dengan nama Chromophores.
Misal : Ion-ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan Chromophores dalam
mineral Cu sekunder, maka akan memberikan warna hijau dan biru.
43
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
A. Elongated habits
1. Meniang (Columnar) 2. Menjarum ( Acicular) 3. Membenang
Contoh: Tourmaline Contoh: Natrolite (Filliform)
Contoh: Silver
. . . .
.. .. .. .. .. ..
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .. .
44
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
B. Flattened Habits
1. Membilah (Bladed) 3. Membata (Blocky) 5. Memencar
Contoh : - Kyanite Contoh : - Microcline (Divergen)
- Kalaverit - Calcite Contoh : - Aragonite
C. Rounded Habits
1. Mendada 2. Membulat 3. Membulat jari
(Mamillary) (Colloform) (Colloform radial)
Contoh : - Malachite Contoh : Glauconite Contoh : - Pyrolorhyte
- Opal
45
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
7. Mengginjal
(Rentiform)
Contoh : - Hematite
3. KILAP (LUSTER)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral,
yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi).
Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, yang apabila makin besar
indeks bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan.
Nilai ekonomik mineral kadang-kadang ditentukan oleh kilapnya.
Macam-macam kilap :
a. Kilap Logam ( Metallic Luster )
Mineral- mineral opag yang mempunyai indeks bias sama dengan 3 atau lebih,
Contoh : Galena, Native metal, Sulphide, Pyrite.
46
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
- Cinnabar (n = 2.90)
- Hematite (n = 3.00)
- Alabandite (n = 2.70)
47
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
4. KEKERASAN (HARDNESS)
Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahnmineral terhadap
goresan(scratching)
Penentuan kekerasan relatif mineral ialah dengan jalan menggoreskan permukaan
moneral yang rata pada mineral standart dari skala Mohs yang sudah di ketahui
kekerasannya.
48
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
6. Orthoclas K(AlSi3O8)
7. Quartz SiO2
8. Topaz Al2SiO4(FOH)2
9. Corondum Al2O3
10 Diamond C
Misal suatu mineral di gores dengan Kalsit (H = 3) ternyata mineral itu tidak tergores,
tetapi dapat tergores oleh Fluorite (H = 4), maka mineral tersebut mempunyai
kekerasan antara 3 dan 4.
Dapat pula penetuan kekerasan relatif mineral dengan mempergunakan alat-alat
sederhana yang sering tersapat di sekitar kita.
Misal: - Kuku jari manusia H = 2,5
- Kawat tembaga H=3
- Pecahan kaca H = 5,5
- Pisau baja H = 5,5
- Kikir baja H = 6,5
- Lempeng baja H=7
Bila mana suatu mineral tidak tergores oleh kuku jari manusia tetapi oleh kawat
tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.
5. GORES (STREAK).
Gores adalahmerupakan warna asli dari mineral apbila mineral tersebut di tumbuk
sampai halus. gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena stabil dan penting
untuk membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi goresnya berbeda.
Gores ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan keping
porselin, tetapi apabila mineral mempuntyai kekerasan lebih dari 6, maka dapat dicari
dengan cara menumbuk sampai halus menjadi berupa tepung.
Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.
Contoh: - Quartz = putih/ tak berwarna.
- Gypsum = putih/ tak berwarna.
- Calcite = tak berwarna.
49
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Mineral bukan logam ( non metalic mineral) dan berwarna gelap akan memberikan
gores yang lebih terang daripada warna mineralnya sendiri.
Contoh: - Leucite = warna abu-abu/ gores putih.
- Dolomite = warna kuning sampai merah jambu/ gores putih.
Mineral yang mempunyai kilap metalic kadang-kadang mempunyai warna gores yang
lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.
Contoh : - Pyrite = warna kuning loyang / gores hitam.
- Copper = warna merah tembaga/ gores hitam.
- Hematite = warna abu-abu kehitaman/ gores merah.
Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama.
Contoh : - Cinnabar = warna dan gores merah.
- Magnetite = waran dan gores hitam.
- Azurite = warna dan gores biru.
6. BELAHAN (CLEAVAGE)
Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas dan
plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah.
Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata,
karena belahan merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal. Belahan
tersebut akan menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian yang kecil, yang setiap
bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata.
Berdasarkan dari bagus atau tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan dapat
dibagi menjadi:
a. Sempurna ( Perfect )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan
bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
Contoh : - Calcite
- Muscovite
- Galena
- Halite
50
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
b. Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata,
tetapi dapat juga terbelah tidak melaui bidang belahannya.
Contoh : - Feldspar.
- Hyperstene.
- Diopsite.
- Augite.
- Rhodonite.
c. Jelas ( Distinct )
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut
sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
Contoh : - Staurolite.
- Scapolite.
- Hornblende.
- Anglesite.
- Feldspar.
- Scheelite.
51
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
7. PECAHAN (FRACTURE)
Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas dan
elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.
Pecahan dapat dibagi:
a. Choncoidal : Pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit
bawang.
Contoh : - Quartz.
- Cerrusite.
- Anglesite.
- Obsidian.
- Rutile.
- Zincite.
b. Hacly : Pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta kasar tak
beraturan atau seperti tak bergerigi.
Contoh : - Copper.
- Platinum.
- Silver.
- Gold.
c. Even : Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung
pecahan masih mendekati bidang datar.
Contoh : - Muscovite.
- Talc.
- Biotite.
- Mineral lempung.
52
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
- Rhodonite.
b. Sectile : Apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak berkurang menjadi
tepung.
Contoh : - Gypsum
- Cerargyrite
53
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
f. Elastic : Dapat merenggang bila di tarik, dan kembali seperti semula bila
dilepaskan.
Contoh : - Muscovite
- Hematite tipis.
Berat mineral
BJ =
Volume mineral.
54
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
c. Translucent mineral : Mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang
seperti kaca frosted (Calsedon, Gypsum, dan kadang-kadang Opal).
55
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Nyala Api
a. Struktur nyala api.
56
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Pembagian Penyidikan
a. Penyelidikan basah dengan regensia
1. Mutiara borax
Alat-alat : - lampu spirtus
- pipa tiup
- kawat platina
- jarum preparat
- gelas arloji
Regensia : - HCl encer
- Soda
- tepung borax Na2B4O7
Bahan : - pyrolusite (MnO2)
- prusi (CuSO4)
- Magnetit (Fe3O4)
- Kalium bichromat
Cara Penyelidikan
1. Bersihkan kawat platina dengan jalan memasukkannya ke dalam lampu
spirtus, supaya cepat bersih, masukkan ke dalam HCl encer, kemudian
dipanaskan. Begitu berulang-ulang sampai bersih (berwarna putih).
57
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
58
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Yang menentukan nilai mineral sebagai permata ialah sifat fisisnya yang berdasar atas
warna, kilat, keras dan dispersinya. Pada beberapa mineral permata penilaian kita
sebagai permata berdasarkan salah satu sfat fisis tadi umpama pada turquoise kta nilai
mengingat warnanya, tetapi pada mineral mineral lain seperti intan, safire, jamrud dll
mempunyai campuran sifat sifat fisis tadi sehingga penilaian kita terhadapnya akan lebih
tinggi. Harga yang mahal kita jumpai pula kalau mineral yang bersangkutan jarang atau
sukar di dapatkannya, juga karena banyaknya permintaan dll.
Intan
Yang umum kita pakai ialah intan yang jernih atau tidak berwarna, sedang intan yang
berwarna merah, biru, hijau dan kuning merupakan jenis intan yang mahal
59
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Koround
Ruby dan saphire merupakan varietas korundum, ruby berwarna merah dan yang mahal
berwarna merah tua agak ungu. Saphire berwarna biru, tetapi untuk semua jenis yang
tidak berwarna merah umumnya disebut saphire.
Beryl
Emerlad merupakan salah satu varietas beryl yang hijau warnanya yang mahal ialah
yang hijau dan jernih. Aqua marine ialah varietas beryl yang berwarna biru atau hijau
kebiru biruan. Morganit berwarna merah muda sedang golden beryl berwarna kuning
Turmalin
Jenis yang bernilai permata ialah yang berwarna dan jernih. turmalin sendiri umumnya
berwarna hijau, sedang yang merah atau merah muda kita kenal sebagai rubelitte, biru
tua sebagai indicolit ; sedang yang hijau kita kenal sebagai brazillian emerald
Topaz
Topaz yang tidak berwarna atau jernih, tidak begitu mahal, yang bernilai permata
umumnya yang berwarna biru muda, coklat, kuning emas atau merah muda.
Zirkon
Yang termasuk mineral permata ialah zircon yang berwarna, varietas varietas yang
merah, kuning dan coklat kita sebut hyacinth, sedang warna warna lain diebut yargon
Quarzt
Banyak varietas quarzt yang termasuk mineral permata walaupun agak murah
harganya. Umpama ametys yang berwarna ungu, coklat tua atau hitam disebut smoky
quarzt, quarzt yang terisi rutil, aventurine ialah quarzt yang terisi mineral mineral
hematite atau mika. Varietas dengan kristal yang halus kita kenal sebagai carmelian
ialah calchedon merah, chrysopras ialah calchedon hijau, heliotrop atau bloodstone
ialah calchedon hijau dengan titik merah didalamnya dll.
Banyak mineral mineral yang kita gunakan untuk perhiasan penggunaanya sering
setempat atau lokal.
Mineral mineral yang termasuk disini atara lain :
Kalsit dalam bentuk pualam atau aventurine
Serpentine yang hijau atau hijau kekuningan banyak digunakan
Malachite
60
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Lazurit merupakan mineral utama dalam lapis lazuli, berwarna biru tua
Rhodonit banyak dipakai karena berwana merah muda.
Gyps yang digunakan ialah varietas varietas alabaster
Yade dapat berupa mineral jadeit (sejenis piroksin) atau nepherit (salah satu
jenis amphibole). Mengingat sifat sifatnya yang keras dan warnanya banyak
digunakan sebagai barang barang ukiran, keperluan sehari hari dll. Di RRC
banyak digunakan untuk barang barang ukiran atau batu giok
Mengingat kekerasannya suatu mineral kita pakai sebagai penggosok seperti intan
(keras 10), korundum (keras 9), quarzt (keras 7), diatomit dll.
61
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Chromit sesudah diberi bentuk banyak dipakai dalam pembuatan tungku tungku
peleburan. Asbes, zircon, talk, mika maupun lempumg banyak juga digunakan
untuk maksud maksud seperti diatas.
62
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Fluorit
o Untuk pembutan lensa lensa guna menghindari adanya aberasi spheres
dan aberasi chromatis (spherical dan crhomatical aberration)
o Untuk alat alat optik terutama untuk pembuatan prisma prisma bagi
spektograf karena memerlukan bahan yang dapat meeruskan sinar
ultraviolet dan infra merah
Kalsit
o Untuk pembuatan prisma nikol guna mendapatkan cahaya tertutup lurus
dalam mikroskop polarisasi
Gyps
o Untuk pembuatan komperator gyps digunakan varietas selenit
Mika
o Untuk pembuatan komperator mika
Trumalin
o Untuk alat alat guna mendapat cahaya tertutup lurus karena penyerapan
selektip
63
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
64
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
65
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
66
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Nikel
Pyrhotit yang mengandung Ni Gersdorfit, NiAsS
Niccolit, NiAs Chloantit, NiAs2
Millerit, NiS Garnierit,
(Ni,Mg)SiO3.nH2O
Pentlandit, (Fe,Ni)S Gentit, Ni2Mg2Si3O10.6H2O
Ni jarang kita dapatkan di alam. Sering terdapat bersama sama Co. mineral
mineral Ni sering kita jumpai bersama sama dengan batuan Mg. sumber sumber
utama Ni adalah Garnirit dan Pyrotit yang mengandung Ni
Platina
Platina, Pt Sperrylit, PtAs2
Penghasil logam ini ialah mineral dalam bentuk unsur Platina, kadang kadang
juga Sperrylit
Perak
Perak, Ag Stephanit, Ag5SbS4
Argentit, Ag2S Pyragirit, Ag3SbS3
Stromeyerit, (Ag,Cu) 2S Proestit, Ag3AsS3
Sylvanit, (Au,Ag)Te2 Cerargyrit, AgCl
Polybasit, Ag16Sb2S11 Embolit, Ag(Cl,Br)
Walaupun umumnya mineral Ag berupa garam garam sulfo, tetapi penghasil
utama dari logam Ag hanyalah Perak dan Argentit saja. Disamping mineral
mineral Ag diatas, maka Ag yang kita gunakan banyak banyak juga dihasilkan
mineral mineral lain sebagai hasil sampingannya, umpamanya dari mineral
mineral galenit,tetrahedrit, chalcosit, bornit dan chalcopyrite yang mengandung
Ag. Oleh karena itu mineral mineral inilah yang secara umum digunakan sebagai
bijih Ag.
timah Putih
Stannit, Cu2FeSnS4 Kasiterit, SnO2
Kasiterit merupakan penghasil Sn yang utama
Titanium
Ilminit, FeTiO3 Brookit, TiO2
Rutil, TiO2 Sphene, CaTiSiO5
Ti merupakan unsur jarang tetapi kita dapatkan secara luas di alam. Penghasil Ti
ialah Rutil dan Ilminit.
67
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Tungsten/Wolfranium
Wolfranit, (Fe,Mn)WO4 Huebnerit, MnWO4
Ferberit, FeWO4 Scheelit, CaWO4
Penghasil W adalah Wolframit dan Scheelit
Zincum/Seng
Sfalerit, ZnS Smithsonit, ZnCO2
Zinkit, ZnO Nemimorfit, Zn4Si2O7(OH) 2
Wilemit, Zn2SiO4 Franklinit, (Fe,Zn,Mn)(Fe,Mn)
2O4
Halit sebagi penghasil Na dan Cl. Juga untuk pembuatan macam macam soda
seperti bikarbonat,caustic soda dll
Belerang banyak di gunakan untuk pembuatan asam belerang, pupuk,
insektisida dll
Lithium dihasilkan dari mineral mineral Li seperti spodumen. Tryphilit, ambligonit,
lepidolit, banyak digunakn dikalangan farmasi seperti pada pembuatan air lithium
(lithis water).tablrt tablet clorida dan flourida digunakan sebagai flux,
hidroksidanya untuk pabrik pabrik rayon, boratnya untuk gigi palsu dll
Borax dan Asam Borat yang dihasilkan dari mineral mineral borax, kernit, dll
digunakan untuk pembuatan boraxdan asam borat.
Strontium dihasilkan daristrontianit dan celestit, banyak digunakan di pabrik
pabrik gula biet, pabrik pabrik petasan (Sr-nitrat)dll.
68
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
BAB VI
PENGENALAN MIKROSKOP DAN MINERALOGI OPTIK
(Acara 10, 11, 12, dan 13)
6.1. KOMPETENSI
Kompetensi pada mata acara pengenalan mikroskop dan mineralogi optik adalah
sebagai berikut:
1) Praktikan dapat mengenal bagian-bagian mikroskop dan menggunakan
mikroskop optik dengan benar;
2) Praktikan dapat mengidentifikasi beberapa jenis mineral dengan pendekatan
sifat-sifat optiknya;
69
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
70
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Komparator
Gunanya untuk mengetahui posisi sumbu indikatrik suatu mineral.
Analisator
Terbuat dari lensa polaroid umumnya memiliki arah getar saling tegak lurus terhadap
arah getar polarisator, namun pada mikroskop tipe olympus arah getar analisator dapat
diatur sekehendak kita.
Lensa obyektif
Umumnya paling sedikit disediakan tiga buah lensa objektif dengan perbesaran yang
berlainan.
Sekrup pemusat (sentring)
Gunanya untuk mengatur agar sumbu putaran meja tepat pada perpotongan benang
silang.
Meja obyek
Merupakan tempat meletakkan sayatan tipis, pada tepi meja dilengkapi skala 0 0 –
3600 serta skala nonius.
Kondensor
Terdiri dari lensa cembung, gunanya untuk memusatkan sinar yang datang dari
cermin dibawahnya.
Diafragma
Gunanya untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke medan pandang, dengan
cara memperbesar atau memperkecil lubang bukaan (apertur).
Polarisator
Terbuat dari lensa polaroid, gunanya untuk menyerap cahaya secara selektif
sehingga cahaya yang masuk hanya bergetar pada suatu bidang.
Cermin
Terdiri dari cermin datar dan cermin cekung, gunanya untuk mendapatkan pantulan
sinar sejajar dan sinar terpusat (konvergen).
Sekrup pengatur fokus
Gunanya untuk mengatur jarak fokus antara lensa objektif dengan sayatan tipis.
71
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
4. Bentuk mineral
Berdasarkan keutuhan bidang kristalnya, ukuran kristal dibagi menjadi tiga, yaitu :
Euhedral, apabila seluruhnya dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri.
Subhedral, apabila sebagian dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri.
Anhedral, apabila tidak dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri.
72
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
73
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Sifat-sifat optis yang dapat diamati didalam nikol silang antara lain warna
interferensi, birefringence (bias rangkap), Orientasi optis pemadaman dan sudut
pemadaman maupun kembaran.
Warna interferensi merupakan warna sebagai akibat dari cahya yang diteruskan
melalui analisator kepada mata si pengamat. Rangkaian warna interferensi dibagi
menjadi beberapa orde, mulai dari orde pertama, kedua dan sterusnya. Makin tinggi
ordenya, makin cerah warnanya.
Bias rangkap merupakan cahaya yang masuk kedalam media optis anisotrop akan
dibiaskan menjadi 2 sinar, yang bergetar dalam dua bidang yang saling tagak lurus.
Harga bias rangkap merupakan selisih maksimum kedua indeks bias sinar yang
bergetar dalam suatu mineral. Selisih maiksimum sinar yang begetar dalam suatu
mineral jika sinar yang betgetar adalah sinar yang mampunyai indeks bias maksimum
dan indeks bias minimum.
Orientasi Optik merupakan hubungan antara sumbu panjang kristalografi mineral
dengan sumbu indikatriknya (arah getaran sinar). Sumbu Indikatrik mineral merupakan
sumbu khayal. Untuk menentukan kedudukanya dipakai komparator/kompensator (misal
keeping gypsum atau keeping mika) yang sudah ditentukan kedudukan sumbu
indikatriknya, yaitu sinar cepat (x) berkedudukan NW – SE dan sinar lambat (z)
berkedudukan NE – SW.
Addisi merupakan gejala yang terjadi apabila sumbu indikatrik sinar z mineral sejajar
dengan sumbu indikatrik sinar z komparator. Gejala ini nterlihat dengan adanya
penambahan warna interferensi (karena bertambahnya retardasi).
Subtraksi gejala yang terjadi apabila sumbu indikatrik sinar z mineral tegak lurus
dengan sumbu indikatrik sinar z komparator. Gejala ini terlihat dengan adanya
pengurangan warna interferensi (karena berkurangnya retardasi).
Pemadaman terjadi apabila sumbu indikatrik (arah getaran sinar) mineral sejajar
dengan arah getar polarisator atau analisator. Sudut pemadaman yang dibentuk oleh
sumbu panjang kristalografi (sb C) dengan sumbu indikatrik mineral (baik sinar cepat
atau sinar lambat). Ada 3 macam sudut pemadaman :
a. Parralel : Apabila sumbu c sejajar atau tegak lurus dengan sumbu
indikatrik mineral
b. Miring : Apabila sumbu c membentuk sudut dengan sumbu
74
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
6.5. KONOSKOP
75
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
76
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
g. Dari perpotongan tersebut, tarik lagi garis ke bawah untuk mengetahui komposisi
dan jenis plagioklasnya.
h. Jika harga sudut pemadamannya kurang dari 20º, maka ukur indeks biasnya.
i. Nm < Nkb, maka digunakan kurva bagian kiri. Nm > Nkb, maka digunakan kurva
bagian kanan.
Gambar 6.1. Kurva untuk penentuan jenis plagioklas dengan kembaran albit (Michel Levy)
77
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
f. Dari perpotongan tersebut ditarik garis ke bawah, maka jenis plagioklas dapat
diketahui. Bila harga sudut pemadaman kurang dari 20º, maka harus diketahui lebih
dulu index biasnya.
g. Bila diketahui Nm < Nkb, maka digunakan nilai ordinat negative dalam
pengeplotannya. Jika Nm > Nkb, Maka digunakan ordinat positif.
Gambar 6.2. Kurva untuk penentuan jenis plagioklas dengan kembaran Calsbad-albit (menurut
F.E. Wright, dari Kerr P.F., 1977)
Sekitar 1700 jenis mineral telah dikenali. Pada bagian ini akan dibahas mengenai
pengamatan mineral-mineral transparan dan mineral-mineral yang umumnya terdapat
dalam sayatan tipis.
Klasifikasi mineral silikat didasarkan pada struktur. Struktur-struktur tidak selalu
sama. Sejumlah mineral silikat nampak amorf saat diamati dengan mikroskop, meskipun
78
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Kelompok Silikat
Berdasarkan struktur ikatan atomnya kelompok silikat dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok yaitu silikat yang mempunyai struktur kerangka (“Tectosilicates”),
silikat dengan struktur rantai (“Inosilicates”), silikat dengan multiple SiO 2
(“Sorosilicates”), silikat dengan struktur cincin (“Cyclosilicates”), dan silikat dengan
struktur lembar (“Phyllosilicates”).
A. “Tectosilicates”
Kelompok silika : Kuarsa, Opal, Tridymit, Cristobalit, Lechatelierite, Coesite,
Stishovite.
Kelompok Feldspar : Orthoklas, Adularia, Sanidine, Mikroklin, Anorthoklas, Albit,
Oligoklas, Andesine, Labradorite, Bytownit, Anortite.
79
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Trydimit dan Kristobalit. Tetapi pada kenyataan secara mikroskopis kita sulit
0
membedakannya. Bentuk-bentuk kuarsa ß ada diatas 573 C pada pendinginan
membentuk invers ke bentuk kuarsa α. Opal merupakan mineraloid sekunder dalam
batuan beku volkanik yang umumnya hadir dalam lobang-lobang atau pengganti felspar.
Trydimit biasanya berbentuk segi enam atau segi tiga dan kadang
memperlihatkan kembaran. Ciri Trydimit yang perlu diingat adalah bahwa trydimit
mempunyai sistem kristal orthorombik, oleh karena itu mempunyai dua sumbu optik,
serta mempunyai orientasi optik “length fast”. Kristobalit sangat menyerupai Trydimit,
tetapi krystobalit mempunyai pecahan lengkung khas dan sering memperlihatkan
struktur “tile”. Kristobalit bersumbu optik satu. Kristobalit berbeda dari kuarsa karena
tanda optiknya negatif.
A.2 Feldspar
Feldspar terdiri dari dua kelompok, yaitu : Kelompok Feldspar alkali (orthoklas,
Adularia, Sanidine, Mikroklin, Anorthoklas dan kelompok plagioklas (Alnbit, Oligoklas,
Andesine, Labradorite, Bytownit, Anortite).
Feldspar alkali pada batuan vulkanik yang sering muncul adalah sanidine,
sedangkan pada batuan plutonik adalah orthoklas. Mikroklin adalah kandungan umum
pada pegmatite. Adularia bisa hadir pada suatu urat mineral. Secara optsi orthoklas
sering berkabut, sedangkan sanidine tampak cerah. Mikroklin dibedakan dari orthoklas
dengan kembaran polisintetiknya. Mikroklin sering hadir pada granit, syenit dan gneiss.
Orthoklas kadang sering menyerupai kuarsa, tetapi orthoklas biaxial negatif, sedangkan
kuarsa uniaxial positif.
Adapun spesies dari kelomok plagioklas dapat dibedakan secara khusus dengan
mencari komposisi “ An “ nya dengan mempergunakn beberapa metode plagiklas.
80
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
phonolite leusite, dll). Karena mempunyai sistem kristal pseudo isometrik, maka dalam
kenampakannya hampir terlihat isotropis, dan sering memperlihatkan kembaran
polisintetik.
Nefeline sering dibuat keliru dengan orthoklas, tetapi orthoklas punya belahan yang
lebih baik dan biaxial. Nefeline sangat mudah teralterasi menjadi zeoit, sodalit,
muscovite, kankrinit atau hydronephelite (spesies dari natrolit).
81
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
solution tidak sempurna), pigeonit akan tumbuh bersama dengan augit dan pigeonit
akan berubah menjadi hypersten setelah mencapai titk inverse. Dengan demikian,
dalam satu batuan tidak mungkin pigeonit hadir bersama hypersten.
C. “Neosilicates”
Ada beberapa mineral yang termasuk kedalam struktur neosilikat yaitu kelompok
olivine (Forsterite, Olivine, Fayalite, Monticelite), kelompok Humit (Chondrit), kelompok
garnet (Pyrope, Alamandite, Spessarite, Uvarovite, Grossularite, Andrdite), staurolite,
sphene, Vesuvianite, Zircon, Axinite, Iddingsite, keluarga Silimanit (andalusit, Silimanit,
Kyanit, Mulite, Dumortierite, Topaz).
82
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Yang paling khas dari kelompok ini adalah pecahannya. Hampir selalu
menampakkan pecahan dan memperlihatkan relief yang tinggi. Jadi mudah untuk
membedakan dengan kelompok lain terutama mineral penyusun batuan beku. Hal lain
yang perlu diperhatika adalah pada mineral olivine sumbu kristalografi C berimpit
dengan arah getar sinar Y, sehingga orientasi mineral ini kurang banyak membantu
dalam pemerian.
D. “Sorosilicates”
83
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
E. “Cylosilicates”
Mineral-mineral yang termasuk kedalam kelompok ini mempunyai struktur cincin.
Termasuk didalamnya adalah mineral Tourmalin, Beryl dan Cordierite.
F. “Phyllosilicates”
Terdiri dari mika, kelompok Klorite, Kelompok Brittle Mika, Kelompok mineral
Lempung, Kelompok Serpentine, Talc, Pyrophyllite, Prehnite, Gloconite dan Mineraloid.
Mineral-mineral dengan struktur berlembar berkisar dari lembar-lembar muscovite
(mika) yang mudah dibelah, hingga sisik halus (“fine Flaky”). Struktur sisik (tabular) pada
kristal-kristal mineral lempung, seringkali terlihat hanya dengan mikroskop elektron.
84
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
Plogopit dibedakan dengan jenis mika lainnya dari sudut sumbu optiknya yang kecil
(0o – 10o).
F.5. Posphat
Mineral-mineral yang termasuk kedalam kelompok ini adalah Monazite,
Apatite, Collophane.
85
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
DAFTAR PUSTAKA
86
Buku Panduan Praktikum Mineralogi
87