Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

PERPETAAN DAN SIG


(WATERPASS MEMANJANG MELINTANG)

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Deny Prasetyo 41116120005
Roland Aditya P. S 41116120009
Kurnia Sandy 41116120010
Rico Tri Ambodo 41116120021
Faisal Ahmad 41116120023

Dosen:
Ir. Zainal Arifin, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2017
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga pelaksanaan praktikum dan penulisan
laporan praktikum ini bisa lancar dan selesai tepat pada waktunya. Kedua kalinya kami
selaku penulis dan penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih kepada beberapa
pihak yaitu :

1. Bapak Ir. Zainal Arifin MT , selaku dosen pengampu mata kuliah Perpetaan
& SIG Universitas Mercu Buana Jakarta kampus Meruya
2. Adelfy Dara Arianti dan Siti Ratnasari selaku Assisten Dosen mata kuliah
Perpetaan & SIG Universitas Mercu Buana Jakarta kampus Meruya.
3. Teman-teman kelompok 1 kelas mata kuliah Perpetaan & SIG Universitas
MercuBuana Jakarta kampus Meruya.
4. Teman-teman Mahasiswa & Mahasiswi Universitas Mercu Buana.
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan
praktikum ini.

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpa kepada
mereka yang sudah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amin Yaa Robbal Alamin. Dan juga kami berharap ilmu yang kami
dapatkan dalam praktikum ini dapat bermanfaat bagi diri kami sendiri dan juga untuk
orang lain.

Jakarta, 13 Mei 2017

Kelompok 1

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA |i


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB. I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 2

1.2.1 Maksud........................................................................................................ 2

1.2.2 Tujuan ......................................................................................................... 2

1.3 Ruang Lingkup ................................................................................................... 2

1.4 Pembahasan Masalah ......................................................................................... 2

BAB. II. PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori ......................................................................................................... 3

2.1.1 Penjelasan Peralatan ................................................................................... 3

2.1.2 Dasar Teori ................................................................................................. 8

BAB. III. PELAKSANAAN

3.1 Jadwal Praktikum ............................................................................................. 10

3.2 Peralatan ........................................................................................................... 10

3.3 Langkah Kerja ................................................................................................ 111

BAB. IV. PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Lapangan ................................................................................................. 16

4.2 Perhitungan ...................................................................................................... 17

BAB. V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 30

5.2 Saran ................................................................................................................. 30

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | ii


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu ukur tanah adalah salah satu bagian kecil dari ilmu geodesi, yang
merupakan ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya
dalam bentuk tertentu. Ilmu geodesi terbagi dalam dua macam yaitu :
1. Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan kelengkungan
bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini digunakan dalam
pengukuran daerah yang luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang
lengkung (bola/ellipsoid).
2. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan
mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini digunakan untuk
pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu
bidang datar.
Dalam praktikum ini kita memakai Ilmu Ukur Tanah (Plane Surveying).
Khususnya dengan materi Waterpass Tertutup. Dengan praktikum ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti cara penggunaan waterpass dan dapat mempraktekkan
ilmu teori yang didapatnya. Dengan demikian mahasiswa di harapkan bisa
melakukan pekerjaan survey pada saat dia terjun ke dunia kerja nantinya.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA |1


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

1.2. Maksud dan Tujuan


1.2.1. Maksud
1. Praktikum mengerti secara teori dan praktek dalam pengukuran
kerangka vertikal dan profil memanjang dengan pesawat waterpass.
2. Praktikan mengetahui peralatan apa saja yang digunakan untuk
melakukan pengukuran kerangka vertikal dan profil memanjang
dengan pesawat waterpass.

1.2.2. Tujuan
1. Praktikan dapat memahami cara menentukan jarak optis patok utama
dan detail,
2. Praktikan dapat memahami cara menentukan Beda Tinggi,
3. Praktikan dapat memahami cara menentukan koreksi kesalahan,
4. Praktikan dapat memahami cara menentukan tinggi patok, dan
5. Praktikan dapat mengolah data hasil pengukuran.

1.3. Ruang Lingkup


Materi perkuliahan ini meliputi :

Pengaturan titik kontrol horizontal dengan cara poligon terbuka maupun


tertutup.
Penghitungan dan pengolahan data hasil ukuran yang meliputi perhitungan
ketinggian tempat dan penggambarannya.
Pengukuran beda tinggi Waterpass.

1.4. Pembahasan Masalah


Dalam penyusunan Laporan Praktikum Waterpass Tertutup ini kami
hanya membahas tentang Pengukuran Sifat Datar.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA |2


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Penjelasan Peralatan
Dalam praktikum waterpass tertutup ada beberapa alat yang digunakan,
yaitu :

Waterpass

Waterpass adalah alat sipat datar type Automatic Level dengan sistem
pengaturan garis bidik yang tidak lagi bergantung pada nivo yang terletak diatas
teropong. Alat ini hanya mendatarkan bidang nivo kotak melalui tiga sekrup
penyetel dan secara otomatis sebuah bandul menggantikan fungsi nivo tabung
dalam mendatarkan garis nivo ke target yang dikehendaki.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA |3


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

Tombol Fokus/Mikrometer Visir

Lensa Okuler
Lensa Obyektif

Nivo Kotak
Tombol Penggerak Halus
Horizontal
Sekrup Pendatar

Plat Pagar Pendatar

Bagian waterpass dan fungsinya :


1. Nivo berfungsi untuk melindungi nivo tabung
2. Tombol fokus / mikrometer berfungsi untuk memfokuskan bayangan dan
memperjelas obyek yag dibidik.
3. Sekrup pendatar / sekrup pengungkit berfungsi untuk menggerakkan
teropong secara vertikal dengan terbatas.
4. Penggerak halus horizontal berfungsi untuk menggerakkan waterpass
pada arah horizontal secara halus.
5. Lensa okuler berfungsi untuk mengamati objek yang dibidik.
6. Lensa obyektif berfungsi untuk menerima objek yang dibidik.
7. Plat dasar berfungsi sebagai tempat landasan alat diatas statif / tripod.
8. Sekrup pendatar berfungsi untuk mengatur kedataran pesawat.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA |4


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

Statif / Tripod
Statif / Tripod berfungsi sebagai tempat atau dudukan pesawat waterpass
maupun pesawat lainnya.

Bidang Level/Kepala Statif

Sekrup Pengunci

Tali Pembawa

Sekrup Penyetel

Kaki Statif

Beberapa bagian Statif / Tripod yaitu :

1. Bidang level / kepala statif berfungsi untuk tempat menaruh pesawat.


2. Sekrup pengunci berfungsi untuk mengunci pesawat waterpass atau
pesawat lain supaya tidak begerak
3. Tali pembawa berfungsi untuk mempermudah dalam membawa statif /
tripod.
4. Sekrup penyetel berfungsi untuk mengatur ketinggian statif / tripod dan
mengunci kaki statif agar tidak turun.
5. Kaki statif berfungsi untuk menjadi tatakan statif pada tanah atau area ukur
yang lain.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA |5


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

Rol Meter
Rol meter berfungsi bemberikan tanda dan mngukur jarak langsung pada
pengukuran penyipat datar dan untuk mengukur ketinggian alat.

Rambu Ukur
Fungsi rambu ukur adalah sebagai alat bantu dalam menentukan beda tinggi
dan mengukur jarak dengan menggunakan pesawat.

Rambu ukur diperlukan untuk mempermudah / membantu mngukur beda


tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Rambu ukur terbuat dari
campuran logam alumunium. Ukurannya tebal 3 cm 4cm, lebarnya + 10 cm
dan panjangnya ada beberapa variatif yaitu 2 m, 3 m, 4 m, dan 5 m.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA |6


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

Palu
Palu berfungsi untuk membantu mempermudah untuk menancapkan
patok bantu pada area yang sudah ditentukan.

Patok Bantu
Patok bantu berfungsi untuk menandai area / titik yang akan di ukur.
Patok ini biasanya terbuat dari besi, kayu, beton atau bambu yang di atasnya
di cat warna merah agar mudah untuk dilihat.

Payung
Payung berguna untuk melindungi waterpass dari sinar matahari
langsung. Karena lensa waterpass sangat sensitif terhadap sinar matahari.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA |7


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

2.1.2 Dasar Teori

Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menetukan beda tinggi


dua titik atau lebih. Pengukuran waterpass ini sangat penting kegunaannya untuk
mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan, ataupun untuk
pekerjaan konstruksi.

Khusus untuk praktikum kali ini kami membahas materi tentang waterpass
tertutup. Pada praktikum kali ini kami menggunakan waterpas untuk mengetahui
jarak optis dan beda tinggi antara patok satu dengan patok yang lain.

Dalam pengukuran beda tinggi ada istilah yang sering digunakan, yaitu :

1. BA ( Batas Atas ) adalah garis baca yang ada pada pesawat waterpass
untuk membaca ukuran bagian atas pada rambu ukur.
2. BT ( Batas Tengah ) adalah garis baca yang ada pada peswat waterpass
untuk membaca ukuran bagian tengah pada rambu ukur.
3. BB ( Batas Bawah ) adalah garis baca yang ada pada pesawat waterpass
untuk membaca ukuran bagian bawah pada rambu ukur.
4. Beda tinggi ( Bt ) adalah perbedaan elevasi antara patok 1 dengan patok
lainnya.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu
teropong horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah
nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA |8


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat


sebagai berikut :
Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.
Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I
Pada saat waterpass sudah terpasang dengan benar usahakan jangan sampai
tersenggol, karena akan mengakibatkan pesawat itu akan berubah posisinya atau
miring.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA |9


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

BAB III
PELAKSANAAN

3.1 Jadwal Praktikum


Hari / Tanggal : Sabtu, 13 Mei 2017
Pukul : 13.00 15.00
Tempat : Lapangan Bola Universitas Mercu Buana Jakarta
Kegiatan : Praktikum Waterpass Memanjang Melintang

3.2 Peralatan

Waterpass Tripod Rol Meter

Rambu Ukur Palu Patok Bantu

Payung

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 10


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

3.3 Langkah Kerja


1. Pertama pasang patok awal pada titik awal ( patok A1 ) yang akan kita ukur.

2. Kemudian pasang patok A2, A3, dengan jarak masing-masing 5 meter.

3. Pasang patok B1 dengan jarak 5 meter dari patok B1, kemudian pasang patok
B2, B3 dengan jarak masing-masing 5 meter.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 11


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

4. Pasang patok C1 dengan jarak 5 meter dari patok B1, kemudian pasang patok
C2, C3 dengan jarak masing-masing 5 meter.

5. Kemudian Pasang patok D1 dengan jarak 5 meter dari patok C1, kemudian
pasang patok D2, D3 dengan jarak masing-masing 5 meter.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 12


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

6. Kemudian Pasang patok E1 dengan jarak 5 meter dari patok D1, kemudian
pasang patok E2, E3 dengan jarak masing-masing 5 meter.

7. Pasang statif / tripod lurus dengan patok C1 dengan jarak 5 meter dari patok
C1.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 13


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

Dirikan statif / tripod setinggi dada orang dewasa. Perhatikan kemiringan kaki
statif jangan sampai terlalu miring. Pastikan kepala statif tidak miring, dan
patikan baut sekrup penyetel kaki statif terkunci dengan kuat sehingga kaki
statif tidak merosot / bergerak.

8. Pasang waterpass pada kepala statif, kunci dengan sekrup pengunci yang
tersedia pada statif dan pastikan terkunci dengan benar dan kuat.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 14


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

Setting waterpass sampai rata dengan memutar sekrup pendatar sampai nivo
berada di tengah.

9. Setelah waterpass terpasang sempurna, kemudian dirikan rambu ukur pada


patok A1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring kekanan kiri atau depan
belakang.

BAB IV

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 15


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

10. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
A1. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

11. Pindahkan rambu ukur ke patok A2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 16


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

12. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
A2. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

13. Pindahkan rambu ukur ke patok A3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

14. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
A3. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

15. Pindahkan rambu ukur ke patok B1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 17


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

16. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
B1. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

17. Pindahkan rambu ukur ke patok B2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

18. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
B2. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

19. Pindahkan rambu ukur ke patok B3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 18


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

20. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
B3. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

21. Pindahkan rambu ukur ke patok C1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

22. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
C1. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

23. Pindahkan rambu ukur ke patok C2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 19


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

24. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
C2. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

25. Pindahkan rambu ukur ke patok C3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

26. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
C3. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

27. Pindahkan rambu ukur ke patok D1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 20


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

28. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
D1. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

29. Pindahkan rambu ukur ke patok D2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

30. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
D2. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

31. Pindahkan rambu ukur ke patok D3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 21


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

32. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
D3. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

33. Pindahkan rambu ukur ke patok E1. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

34. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
E1. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

35. Pindahkan rambu ukur ke patok E2. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 22


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

36. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
E2. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

37. Pindahkan rambu ukur ke patok E3. Pastikan rambu ukur lurus, tidak miring
kekanan kiri atau depan belakang.

38. Kemudian baca ukuran / tinggi Batas Atas (BA) dan Batas Bawah yang kita
lihat melalui lensa waterpass pada rambu ukur yang kita letakkan di patok
E3. Dan baca juga sudut putaran pesawat waterpass.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 23


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

PENGOLAHAN DATA

4.1 Rumus
Dalam praktikum waterpass memanjang melintang kali ini ada beberapa rumus
yang kami gunakan, yaitu :
Untuk mencari Batas Tengah ( BT )
BT = ( BA + BB )
2
Keterangan :
BT = Batas Tengah
BA = Batas Atas
BB = Batas Bawah
Untuk menghitung beda tinggi ( Bt )
Bt = BA BB
Keterangan :
BA = Batas Atas
BB = Batas Bawah
Bt = Beda tinggi
Untuk menghitung volume
Metode memanjang
Volume Area [ { ( A1 + A2 ) : 2 } + { ( B1 + B2 ) : 2 } x Luas Area ] : 2
Metode melintang
Volume Area [ { ( A1 + B1 ) : 2 } + { ( A2 + B2 ) : 2 } x Luas Area ] : 2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 24


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

4.2 Perhitungan

Dari pengukuran yang sudah dilakukan didapatkan data sebagai berikut :


Batas Atas Batas Bawah Sudut
No. Titik Ukur Sat. Pesawat
(BA) (BB)
1. A1 cm 145.0 133.2 66
2. A2 cm 147.4 133.0 44
3. A3 cm 150.2 131.8 24
4. B1 cm 141.9 134.5 37
5. B2 cm 144.8 133.3 22
6. B3 cm 148.5 132.2 10
7. C1 cm 140.8 135.6 0
8. C2 cm 144.6 134.5 7
9. C3 cm 146.9 131.8 350
10. D1 cm 142.9 136.1 310
11. D2 cm 145.6 134.9 330.5
12. D3 cm 156.0 137.0 133.2
13. E1 cm 146.4 135.6 29.3
14. E2 cm 149.2 135.8 30.5
15. E3 cm 152.5 135.5 318

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 25


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

Batas Tengah ( BT ) per titik :


Titik A1 - Titik A2
BT = ( BA + BB ) BT = ( BA + BB )
2 2
= ( 145.0 + 133.2 ) = ( 147.4 + 133.0 )
2 2
= 139.1 cm = 140.2 cm
Titik A3 - Titik B1
BT = ( BA + BB ) BT = ( BA + BB )
2 2
= ( 150.2 + 131.8 ) = ( 141.9 + 134.5 )
2 2
= 141.0 cm = 138.2 cm
Titik B2 - Titik B3
BT = ( BA + BB ) BT = ( BA + BB )
2 2
= ( 144.8 + 133.3 ) = ( 148.5 + 132.2 )
2 2
= 139.05 cm = 140.35 cm
Titik C1 - Titik C2
BT = ( BA + BB ) BT = ( BA + BB )
2 2
= ( 140.8 + 135.6 ) = ( 144.6 + 134.5 )
2 2
= 138.2 cm = 139.55 cm
Titik C3 - Titik D1
BT = ( BA + BB ) BT = ( BA + BB )
2 2
= ( 146.9 + 131.8 ) = ( 142.9 + 136.1)
2 2
= 139.35 cm = 139.5 cm

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 26


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

Titik D2 - Titik D3
BT = ( BA + BB ) BT = ( BA + BB )
2 2
= ( 145.6 + 134.9 ) = ( 156.0 + 137.0 )
2 2
= 140.25 cm = 146.5 cm
Titik E1 - Titik E2
BT = ( BA + BB ) BT = ( BA + BB )
2 2
= ( 146.4 + 135.6 ) = ( 149.2 + 135.8 )
2 2
= 141.0 cm = 142.5 cm
Titik E3
BT = ( BA + BB )
2
= ( 152.5 + 135.5 )
2
= 144.0 cm

Batas Tinggi per titik :


Beda Tinggi Area A :
A1 = 145.0 133.2 = 11.8 cm = 0.118 m
A2 = 147.4 133.0 = 14.4 cm = 0.144 m
A3 = 150.2 131.8 = 18.4 cm = 0.184 m
Beda Tinggi Area B :
B1 = 141.9 134.5 = 7.40 cm = 0.74 m
B2 = 144.8 133.3 = 11.5 cm = 0.115 m
B3 = 148.5 132.2 = 16.3 cm = 0.163 m
Beda Tinggi Area C :
C1 = 140.8 135.6 = 5.20 cm = 0.052 m
C2 = 144.6 134.5 = 10.1 cm = 0.101 m
C3 = 146.9 131.8 = 15.0 cm = 0.15 m

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 27


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

Beda Tinggi Area D :


D1 = 142.9 136.1 = 6.80 cm = 0.68 m
D2 = 145.6 134.9 = 10.7 cm = 0.107 m
D3 = 156.0 137.0 = 19.0 cm = 0.19 m
Beda Tinggi Area E :
E1 = 146.4 135.6 = 10.8 cm = 0.108 m
E2 = 149.2 135.8 = 13.4 cm = 0.134 m
E3 = 152.5 135.5 = 17.0 cm = 0.17 m

Metode Memanjang :

Volume area AB :
Volume Area [{(A1+A2):2}+{(B1+B2):2} x Luas Area ] : 2
Volume AB 1=[{(0.118+0.144):2}+{(0.74+0.115):2}x25] : 2=6.982 m3
Volume AB 2=[{(0,144+0.184):2}+{(0.115 + 0.163):2}x25] : 2=3.788 m3
Volume area BC :
Volume Area [{(B1+B2):2}+{(C1+C2):2} x Luas Area ] : 2
Volume BC 1=[{(0.74+0.115):2}+{(0.052 + 0.101):2}x25] : 2=6.300 m3
Volume BC 2=[{(0.115+0.163):2}+{(0.101 + 0.15):2}x25] : 2=3.307 m3
Volume area CD :
Volume Area [{(C1+C2):2}+{(D1+D2):2} x Luas Area ] : 2
Volume CD 1=[{(0.052+0,101):2}+{(0.68 + 0.107):2}x25] : 2=5.875 m3
Volume CD 2=[{(0,101+0.15):2}+{(0.107 + 0.19):2}x25] : 2=3.425 m3

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 28


LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

Volume area DE :
Volume Area [{(D1+D2):2}+{(E1+E2):2} x Luas Area ] : 2
Volume DE 1=[{(0.68+0,107):2}+{(0.108 + 0.134):2}x25] : 2=6.432 m3
Volume DE 2=[{(0,107+0.19):2}+{(0.134 + 0.17):2}x25] : 2=3.757 m3

Metode Melintang :

Volume area AB :
Volume Area [{(A1+B1):2}+{(A2+B2):2} x Luas Area ] : 2
Volume AB 1=[{(0.118+0.74):2}+{(0.144 + 0.115):2}x25] : 2=6.982 m3
Volume AB 2=[{(0,144+0.115):2}+{(0.184 + 0.163):2}x25] : 2=3.788 m3
Volume area BC :
Volume Area [{(B1+C1):2}+{(B2+C2):2} x Luas Area ] : 2
Volume BC 1=[{(0.74+0.052):2}+{(0.115 + 0.101):2}x25] : 2=6.300 m3
Volume BC 2=[{(0.115+0.101):2}+{(0.163 + 0.15):2}x25] : 2=3.307 m3
Volume area CD :
Volume Area [{(C1+D1):2}+{(C2+D2):2} x Luas Area ] : 2
Volume CD 1=[{(0.052+0.68):2}+{(0.101 + 0.107):2}x25] : 2=5.875 m3
Volume CD 2=[{(0,101+0.107):2}+{(0.15 + 0.19):2}x25] : 2=3.425 m3
Volume area DE :
Volume Area [{(D1+E1):2}+{(D2+E2):2} x Luas Area ] : 2
Volume DE 1=[{(0.68+0.108):2}+{(0.107 + 0.134):2}x25] : 2=6.432 m3
Volume DE 2=[{(0,107+0.134):2}+{(0.19 + 0.17):2}x25] : 2=3.757 m3
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 29
LAPORAN PRAKTIKUM PERPETAAN DAN SIG Kelompok 1

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Waterpass memanjang melintang adalah suatu sistem pengukuran untuk


mengetahui beda tinggi elevasi dan volume suatu daerah / area, yang sistem
pengukurannya terdiri dari beberapa patok yang akan di ukur.

5.2 Saran

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan waterpass yaitu :


1. Harus selalu memperhatikan penempatan dan pemasangan waterpass dengan
benar. Karena apabila pemasangan waterpass tidak benar atau miring maka data
yang akan diperoleh juga akan tidak benar.
2. Selalu menempatkan rambu ukur dengan benar dan dibantu dengan nivo, karena
apabila rambu ukur tersebut miring maka data ukuran yang diperoleh akan
menjadi tidak sesuai lapangan.
3. Waterpass harus dilindungi dengan payung, karena lensa waterpass sangat
sensitif dengan sinar matahari langsung. Karena dapat membuat lensa tersebut
memuai dan menyebatkan pembacaan rambu ukur akan salah. Dan juga
waterpass harus dikalibrasi ulang.
4. Harus benar-benar memperhatikan ukuran saat melihat ukuran rambu ukur dari
lensa pesawat waterpass, karena apabila kita salah membaca rambu ukur akan
terjadi kesalahan data dan berakibat fatal pada kepentingan yang akan di lakukan
di areal tersebut, misalnya cut and fill, penentuan elevasi lantai bangunan, dan
lain-lain.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCUBUANA | 30

Anda mungkin juga menyukai