Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Sunar Rochmadi, M. E. S
Disusun Oleh :
Kelompok 3 : Kelas C2
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat
dan KaruniaNya sehingga laporan hasil praktikum ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tak dapat dipungkiri bahwa penulisan laporan ini dapat terselesaikan karena adanya
bimbingan, pengarahan, serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, kami berterima
kasih kepada :
1. Bapak Drs. Darmono, MT. Selaku Kepala Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan
Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta;
2. Bapak Dr. Ir. Sunar Rochmadi, M. E. S., Selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum
Geomatika I.
3. Keluarga yang senantiasa mendukung kami;
4. Anggota kelompok 3. yang telah bekerja sama dengan baik sejak persiapan, pelaksanaan
praktikum, hingga penyusunan laporan ini.
Laporan ini merupakan laporan hasil praktikum yang memuat hasil praktikum kami
mengenai Pemetaan Sederhana dengan Menggunakan Kompas Dan Pita Ukur di Kawasan
sebelah Tenggara Gedung KPLT FT UNY.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini membawa manfaat dan
menambah wawasan bagi kita semua. Apabila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
laporan ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Untuk itu, kami mohon kritik dan saran
yang membangun guna memperbaiki dan melengkapi penulisan laporan ini. Terima Kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Permukaan bumi mengalami berbagai macam perubahan bentuk sehingga permukaannya
tidak selalu rata. Perbedaan bentuk terjadi karena adanya gaya endogen dan eksogen yang
mengakibatkan perbedaan letak ketinggian pada permukaan bumi. Permukaan bumi yang
dipandang dari kemiringan lereng dan beda tinggi permukaan laut disebut dengan topografi.
Ada dua unsur topografi yang sering dibahas dan memiliki pengaruh besar terhadap erosi tanah
yaitu panjang lereng dan kemiringan lereng. Bentuk lereng dipengaruhi oleh proses erosi,
pelapukan, dan gerakan tanah. Ilmu yang membahas tentang topografi disebut dengan
geomorfologi.
Pada praktikum ini, alat yang digunakan masih menggunakan peralatan yang sederhana.
Alat yang akan digunakan adalah abney level, pita ukur, rambu ukur, dan alat tulis. Praktikum
dilakukan pada titik – titik tertentu di Fakultas Teknik Negeri Yogyakarta yang sudah
ditentukan sebelumnya. Pengukuran pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
tinggi permukaan tanah menggunakan cara trigonometri. Pengukuran yang didapatkan akan
disajikan dalam bentuk tabel hitungan.
Melalui praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu mengukur perbedaan tinggi
permukaan tanah menggunakan cara trigonometri dengan bantuan alat sederhana. Sehingga
dapat mengantisipasi terjadinya erosi tanah yang dapat menyebabkan kemiringan tanah yang
semakin curam. Karena semakin curam dan panjang lereng tanah maka semakin besar pula
aliran permukaan dan bahaya erosi semakin tinggi. Oleh karena itu, mengetahui sudut
kemiringan lereng tanah sangat penting untuk mengantisipasi dampak negatif dari erosi tanah
pada pengelolaan lahan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dilakuannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran tinggi menggunakan cara trigonometri
dengan alat ukur tanah sederhana.
2. Mahasiswa dapat menghitung tinggi dari hasil pengukuran jarak dan sudut miring.
3. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran tinggi dengan cara trigonometri.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa bisa memahami ilmu
pengukuran, prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan. Sehingga mampu menerapkannya
setelah selesai dari perguruan tinggi dan saat terjun kelapangan, mampu mengaplikasikannya.
BAB II
KAJIAN TEORI
Abney level adalah suatu instrumen atau peralatan dalam keteknikan rancang
bangun yang digunakan untuk menentukan tinggi suatu benda atau bangunan
dan kemiringan suatu tempat atau areal. Abney Level mengukur sudut diantara tempat
datar dengan garis yang ditarik lurus pada suatu kelerengan. Tpopgraphic Abney Level
biasanya mencakup skala lulus dalam ukuran busur derajat, level presentasi , dan di
Abney Level ini juga adanya cosinus dari busur sudut, yang mana berfungsi untuk
mengkonversi jarak yang diukur sepanjang lereng untuk mengukur jarak horizontal.
Dengan menggunakan trigonometri, pengguna dari Abney Level dapat menentukan
ketinggian, volume, dan Level. Secara umum dapat digunakan di beberapa bidang
diantaranya adalah:
a. penggunaan dalam survei topografi, yaitu untuk mengukur lokasi
penempatan peralatan Survey agar tingginya bisa presisi, terutama di medan
kasar dan terjal.
b. penggunaan dalam Hutan, Yaitu untuk pengukuran tinggi pohon.
c. penggunaan dalam lingkungan pertambangan yaitu untuk mengukur nilai
dari jalan lewatnya Truck dan kendaraan berat lainnya.
Beberapa kelebihan abney level adalah mudah untuk digunakan, relative
murah dan akurat. Alat ini berupa teropong yang dilengkapi dengan busur
setengah lingkaran. Walaupun lebih praktis ketika dibawa ke lapangan, namun
data yang diperoleh kurang akurat.
Metode mengukur dengan Abney Level:
Memegang alat Abney Level, meletakkan lubang tempat membidiknya tepat di
mata.
Membidik ke suatu sasaran/rambu ukur
Mengatur setengah lingkaran berskalanya ke atas atau ke bawah sampai gelembung
nivo yang terlihat di teropong tepat di tengah benang mendatar
Melihat angka skala pada setengah lingkaran. Angka tersebut menunjukkan
kemiringan atau bidikan yang kita lakukan.
4.4. Pembahasaan
Pengukuran beda tinggi permukaan tanah dilakukan sebanyak dua kali, dimulai tanggal
13 februari 2019 kemudian dilanjutkan pada tanggal 20 februari 2019. Pengukuran dilakukan
sebanyak dua kali dikarenakan data hasil pengukuran dilapangan masih kurang akurat.
Pengukuran dilakukan di wilayah Fakultas Teknik UNY yang sudah ditentukan tempat
pengukurannya. Pengukuran beda tinggi masih menggunakan alat sederhana yaitu abney level,
pita ukur, rambu ukur dan alat tulis. Tujuan dari pengukuran ini untuk mengetahui perbedaan
tinggi pada wilayah yang sudah ditentukan. Bentuk awal dari pengukuran ini berupa data angka
yang kemudian diolah menggunakan excel. Dari tadi dilapangan kemudian dihitung perbedaan
tinggi permukaan tanah menggunakan cara trigonometri. Melalui cara trigonometri akan
diketahui perbedaan tinggi permukaan tanah.
Sebelum melakukan pengukuran beda tinggi menggunakan abney level, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran tinggi mata setiap pengamat dan pemberian titik nomor pada jarak yang
akan diukur. Kemudian baru dilakukan pengukuran menggunakan abney level. Setiap anggota
kelompok secara bergantian melakukan pengukuran pada titik-titik nomor yang sudah
ditentukan. Data yang diambil dilapangan adalah jarak miring dalam satuan meter,sudut
kemiringannya (derajat dan menit), dan arah posisi abney level (Naik + atau turun -).
Pengukuran beda tinggi dilapangan dilakukan sebanyak dua kali. Karena data yang
dihasilkan pada pengukuran pertama kali tidak akurat dengan data sebagai berikut :
Ketidak akuratan ini kemungkinan terjadi karena adanya kesalahan membaca alat ukur
abney level ataupun kesalahan lainnya saat pengukuran dilakukan. Sehingga data yang
didapatkan ketika diolah menggunakan program exel, beda tinggi yang didapatkan tidak sesuai
dengan standarnya. Standar untuk perbedaan tinggi harus dibawah 1 meter. Untuk itu maka
pengukuran dilakukan lagi supaya supaya mendapatkan beda tinggi yang sesuai dengan
standarnya.Setelah dilakukannya pengukuran dilapangan yang kedua kalinya dan analisis data
lapangan yang telah dilakukan, maka diperoleh :
Hasil olah data didapatkan perbedaan tinggi permukaan tanah seperti di atas. Dari data
yang dihasilkan tersebut akan dapat diketahui langkah yang diambil untuk mencegah terjadinya
erosi tanah ataupun penurunan permukaan tanah.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Praktikum pengukuran beda tinggi dengan cara trigonometri menggunakan alatsederhana
bertujuan untuk mengetahui perbedaan tinggi permukaan tanah pada wilayah yang sudah
ditentukan. Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, telah didapatkan perbedaan tinggi
permukaan tanah sebanyak 0,6893 m menggunakan data-data hasil pengukuran dilapangan
yang kemudian diolah menggunakan program exel. Praktikum ini dilakukan sebanyak dua kali,
karena pada praktikum yang pertama data yang didapatkan masih kurang akurat sehingga tidak
sesuai standar beda tingginya. Jadi, untuk mendapatkan beda tinggi yang sesuai standar, maka
praktikum di ulang sekali lagi.
5.2. Saran
Beda tinggi yang dihasilkan dari data pengukuran masih terlalu tinggi walaupun sudah
dibawah 1 meter. Maka dari itu, sebaiknya pengukuran beda tinggi dilakukan lebih dari satu
kali untuk mendapatkan data dari pengukuran dilapangan yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA