Anda di halaman 1dari 17

Biografi khalifah-Khalifah dinasti abbasiyah

1.as-Shaffah
Abu al-'Abbas Abdullah bin Muhammad asSaffah (721 - 754) merupakan khalifahpertama Bani Abbasiyah. Bani
Abbasiyah berkuasa antara 750 sampai 1258, dan ia berkuasa sampai
kematiannya pada 754. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin AbdulMuththalib bin Hasyim. Abu al-'Abbas merupakan pemimpin salah satu
cabang Bani Hashim, yang menisbatkan nasabnya kepada Hasyim, buyut
Nabi Muhammad, melalui al-Abbas, paman Nabi SAW. Bani Hasyim mendapat
dukungan besar dari golongan Syiah yang berpikir bahwa keluarganya, yang
telah diturunkan dari NabiMuhammad dan Ali bin Abi Thalib, akan
menurunkan pemimpin besar lainnya atau Mahdi yang akan membebaskan
Islam. Kebijakan tanggung-tanggung penguasa terakhir Umayyah untuk
mentoleransi Muslim non-Arab dan Syiah telah gagal memadamkan
kerusuhan antara minoritas-minoritas itu.
2.Al-Manshur
Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al
Mansur merupakan Khalifah kedua Bani Abbasiyah. Ia dilahirkan di alHumaymah, kampung halaman keluarga Abbasiyah setelah migrasi
dari Hejaz pada tahun 687-688. Ayahnya adalah, Muhammad, cicit
dari Abbas; ibunya bernama Salamah al-Barbariyah, adalah wanita dari
suku Barbar. Ia dibaiat sebagai khalifah karena penobatannya sebagai putera
mahkota oleh kakaknya, As-Saffah pada tahun 754, dan berkuasa
sampai 775. Pada tahun 762 ia mendirikan ibukota baru dengan istananya
Madinat as-Salam, yang kemudian menjadi Baghdad.
al-Mansur tersangkut dengan kerasnya masa pemerintahannya setelah
kematian saudaranya al-'Abbas. Pada 755, ia menyusun pembunuhan Abu
Muslim, jenderal yang telah memimpin pasukan al-'Abbas menang terhadap
keluarga Umayyah dalam perang saudara ke-3. Ia berusaha memastikan
bahwa keluarga Abbasiyah ialah yang tertinggi dalam urusan negara, dan
kedaulatannya atas Khilafah akan tak diragukan lagi.
Ia menyatakan, sebagaimana yang telah ditempuh Khilafah Bani Umayyah,
menyelenggarakan otoritas keagamaan dan keduniawian. Secara lebih lanjut
mengasingkan Muslim Syiah yang telah terjadi, selama masa pemerintahan
al-'Abbas, menginginkan Imam Syiah mengangkat khalifah.
Selama masanya, karya sastra dan ilmiah di Dunia Islam mulai muncul
dalam kekuatan penuh, didukung toleransi terhadap orang-orang Persia dan
kelompok lain. Walau Khalifah Bani Umayyah Hisyam bin Abd al-Malik telah
mengambil praktik peradilan Persia, itu tak sampai masa al-Mansur jika
sastra dan ilmu pengetahuan Persia sampai mendapat penghargaan yang
sebenarnya di Dunia Islam. Munculnya Shu'ubiya di antara sarjana Persia
terjadi selama masa pemerintahan al-Mansur sebagai akibat hilangnya
sensor atas Persia. Shu'ubiya merupakan gerakan sastra antara orang Persia
yang menunjukkan kepercayaan mereka bahwa seni dan budaya Persian
lebih tinggi daripada Arab; gerakan, membantu mempercepat munculnya

dialog Arab-Persia pada abad ke-8.


Barangkali yang lebih penting daripada munculnya ilmu pengetahuan Persia
ialah masuknya banyak orang non-Arab ke dalam Islam. Secara aktif Bani
Umayyah mencoba mengecilkan jumlah masuknya agar melanjutkan
pungutan jizyah, atau pajak terhadap non-Muslim. Keinklusifan Bani
Abbasiyah, dan bahwa al-Mansur, memandang ekspansi Islam di antara
daerahnya; pada 750, sekitar 8% penduduk Negara Khilafah itu Muslim. Ini
menjadi 2 kali lipat 15% dari akhir masa al-Mansur.
Al-Mansur meninggal pada 775 dalam perjalanannya ke Makkah untuk
berhaji. Ia dimakamkan entah di mana di sepanjang jalan dalam salah satu
ratusan nisan yang telah digali untuk menyembunyikan badannya dari
orang-orang Umayyah. Ia digantikan putranya al-Mahdi.
3.Al Mahdi
Muhammad bin Mansur al-Mahdi (berkuasa 775785)
adalah khalifah ketiga Bani Abbasiyah. Ia menggantikan ayahnya al-Mansur.
Al-Mahdi, yang namanya berarti "Pemimpin yang Baik" atau "Penebus",
diangkat sebagai kholifah saat ayahnya di akhir hidupnya. Masa
pemerintahannya yang damai melanjutkan kebijakan para pendahulunya.
Pendekatan dengan Muslim Syiah di dalam kekhilafahan terjadi di bawah
pemerintahan al-Mahdi. Keluarga Barmakid yang amat kuat, yang telah
menasihati Kholifah sejak masa al-'Abbas sebagai wazir, memperoleh
kekuatan besar yang sama pada masa al-Mahdi, dan bekerja dekat dengan
kholifah untuk menjamin kemakmuran Daulah Bani Abbasiyah.
Kota kosmopolitan Bagdad berkembang selama masa al-Mahdi. Kota itu
menarik pendatang dari seluruh Arab, Irak, Suriah, Persia, dan daerah
sejauh India dan Spanyol. Bagdad merupakan tempat tinggal orang Kristen,
Yahudi, Hindu, dan Zoroastrianisme, di samping bertambahnya penduduk
Muslim. Menjadi kota terbesar dunia di luar Tiongkok.
Al-Mahdi melanjutkan mengembangkan administrasi Bani Abbasiyah,
menciptakan diwan baru, atau departemen, untuk ketentaraan, peradilan,
dan perpajakan. Qadi atau hakim diangkat, dan hukum terhadap non-Arab
dikeluarkan.
Keluarga Barmakid mengangkat pegawai ke departemen-departemen itu.
Orang-orang Barmakid, dari keturunan Persia, awalnya Buddha, namun
segera sebelum kedatangan orang-orang Arab, mereka telah masuk
Zoroastrianisme. Warisan Islam umur pendeknya akan berlaku terhadap
mereka selama masa Harun ar-Rasyid.
Orang-orang Barmakid memperkenalkan kertas dari India, yang belum
digunakan di Barat orang-orang Arab dan Persia menggunakan papirus,
dan orang-orang Eropa menggunakan kulit hewan. Industri kertas bertambah
di Bagdad di mana seluruh jalan di pusat kota menjadi tercurah pada penjual
kertas dan buku. Kemurahan dan daya tahan kertas amat berarti pada
perkembangan tepat guna birokrasi Abbasiyah yang sedang berkembang.
Al-Mahdi memiliki dua kebijakan keagamaan yang penting: penghukuman
terhadap zanadiqa, atau dualis, dan pernyataan ketaatan pada Islam. AlMahdi mengkhususkan penghukuman terhadap zanadiqa untuk pendiriannya

pendiriannya di antara orang-orang Syiah yang murni, yang menginginkan


perlakuan yang lebih kuat pada kebidahan, dan menemukan penyebaran
kelompok politeis muslim sinkretis terutama yang jahat. Al-Mahdi
menyatakan bahwa kholifah memiliki kemampuan dan sungguh-sungguh,
tanggung jawab mendefinisikan ketaatan seorang Muslim, agar melindungi
umat terhadap bidah. Walau al-Mahdi tak membuat penggunaan besarnya,
kekuatan baru, akan menjadi penting selama krisis mihna dari masa alMa'mun.
4. Al-Hadi
Abu Muhammad, Musa bin Al-Mahdi al-Hadi (dilahirkan di Rayy,
pada 147 H atau764 meninggal pada 14 September 786)
adalah Khalifah Bani Abbasiyah yang menggantikan ayahnya Al-Mahdi dan
memerintah antara tahun 785 sampai kematiannya pada 786.
Al-Hadi merupakan putra sulung Al-Mahdi, seperti ayahnya ia sangat terbuka
Pemerintahannya yang pendek ditimbulkan dengan sejumlah konflik militer
lebih dulu. Pemberontakan Husain bin Ali bin Hasan pecah saat Husain
menyatakan dirinya sebagai kholifah di Madinah. Al-Hadi memadamkan
pemberontakan dan membunuh Husain dan kebanyakan pendukungnya,
namun saudara Husain melarikan diri ke Maroko di mana ia kelak mendirikan
negara Idrisi. al-Hadi juga harus memadamkan pemberontakan Kharijite
sebagaimana berhadapan dengan serbuan Bizantium. Bagaimanapun,
Bizantium kembali lagi, dan pasukan Abbasiyah betul-brtul mendapatkan
beberapa daerah Bizantium.
Al-Hadi meninggal pada 786 secara alamiah. Beberapa orang telah
menyatakan bahwa ia dibunuh seseorang yang diupah ibunya sendiri,
namun sejarawan Muslim terkenal Ibnu Khalduntak mempercayai pernyataan
ini. Al-Hadi digantikan adiknya Harun al-Rashid.
5. Harun Ar-Rasyid
Harun Ar-Rasyid lahir di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada tanggal 24
Maret 809, di Thus, Khurasan.
Harun Ar-Rasyid adalah kalifah kelima dari kekalifahan Abbasiyah dan memerintah antara
tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama Muhammad Al-Mahdi, khalifah yang ketiga dan
kakaknya, Musa Al-Hadi adalah kalifah yang keempat. Ibunya Jurasyiyah
dijuluki Khayzuran berasal dari Yaman.
Meski berasal dari dinasti Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid dikenal dekat dengan
keluargaBarmak dari Persia (Iran). Pada masa mudanya, Harun banyak belajar dari Yahya
ibn Khalid Al-Barmak.
Era pemerintahan Harun, yang dilanjutkan oleh Ma'mun Ar-Rasyid, dikenal sebagaimasa
keemasan Islam (The Golden Age of Islam), di mana saat itu Baghdad menjadi salah
satu pusat ilmu pengetahuan dunia.
Pada masa pemerintahannya dia :
Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat.
Membangun kota Baghdad yang terletak di antara sungai eufrat dan tigris dengan
bangunan-bangunan megah.
Membangun tempat-tempat peribadatan.
Membangun sarana pendidikan, kesenian, kesehatan, dan perdagangan.

Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai


perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian.
Membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah
keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, mesjid-mesjid, dan istana. Pada masanya Ia
memiliki seorang kadi (penasehat kerajaan) yang sangat cerdas yang dikenal dengan nama Abu
Nawas menurut cerita rakyat irak ia suka menantang abu nawas dengan hal yang aneh kepada
abu nawas bahkan di salah satu cerita rakyat ia pernah disuruh memindahkan istananya
6.Al-Amin
Muhammad bin Harun al-Amin (Arab ( ) 787
813) adalah seorang khalifah dari Bani Abbasiyah. Ia berkuasa selama 4
tahun 8 bulan (809-813).
7.Al-Mamun
Al-Ma'mun ar-Rasyid (bahasa Arab: ( ) lahir 14
September 786 atau 15 Rabiul Awal 170 H dan meninggal pada 9
Agustus 833) bergelar Abu al-Abbas dengan nama asliAbdullah bin arRasyid bin al-Mahdi adalah seorang khalifah Bani Abbasiyah yang berkuasa
pada tahun 813 sampai 833, ia meninggal pada usia 48 tahun. Al-Ma'mun
adalah putera dari putra dari Khalifah Harun Ar-Rasyid dan saudara dari
khalifah sebelumnya Al-Amin.
8.Al-Mutashim
Abu Ishaq al-Mu'tasim bin Harun ialah Khalifah Bani
Abbasiyah (833 - 842). Ia menggantikan kerabatnya al-Ma'mun.
Ghilman diperkenalkan di negeri khilafah selama masa alMu'tasim. Ghilman ialah prajurit budak yang diambil sebagai anak-anak dari
daerah yang ditaklukkan, dalam mengantisipasi
sistem devshirme Ottoman. Ghilman, secara pribadi hanya bertanggung
jawab kepada khalifah, memberontak selama masa ar-Radi.
Ghilman, bersama dengan syakiriyah yang telah diperkenalkan pada
masa al-Ma'mun, telah mengganggu prajurit reguler Arab dari pasukan
kholifah. Ghilman Turki dan Armenia membuat marah warga kota Baghdad,
memancing huru-hara pada 836. Ibukota dipindahkan ke kota
baruSamarrah kemudian pada tahun itui, dan tetap di sana sampai 892 saat
kembali ke Baghdad oleh al-Mu'tamid.
Kesultanan Tahiriah, yang telah menonjol selama masa al-Ma'mun setelah
provinsi militerKhurasan diakui Tahir bin Husain, terus mengembangkan
kekuasaan. Mereka menerima kegubernuran Samarqand, Farghana,
dan Herat. Tak seperti kebanyakan provinsi pada masa Khilafah Abbasiyah,
yang secara dekat diperintah Baghdad dan Samarrah, provinsi yang di
bawah kendali Tahiriah dibebaskan dari banyak fungsi upeti dan kesalahan.
Kemerdekaan Tahiriah memberi andil besar terhadap turunnya supremasi
Abbasiyah di timur.
Itu selama masa al-Mu'tasim bahwa kemunduran dalam Khilafah Abbasiyah
mulai nyata. al-Mu'tasim harus menanggulangi Khurramiyyah di
daerah Tabriz. Dipimpin oleh orang bidahBabak, Khurramiyyah tak pernah

secara penuh ditaklukkan, walau lambat laun hilang selama masa kholifah
berikutnya.
Walaupun begitu, kekholifahan masih tetap tangguh dalam melindungi
penduduknya. Pada tahun 837, al-Mutasim Billah menyahut seruan seorang
budak muslimah yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan
oleh orang Romawi, kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri,
terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama
Khalifah Al-Mu'tashim billah dengan lafadz yang legendaris: waa
mu'tashimaah!. Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka
sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu
kota Amoria dan melibas semua orang kafir yang ada di sana (30.000
prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 yang lain ditawan). Seseorang
meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari istana
khalifah hingga kota Amoria, karena besarnya pasukan. Setelah menduduki
kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan dimana
rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan "Wahai
saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku ?". Dan sang budak
wanita inipun dibebaskan oleh khalifah serta orang romawi yang
melecehkannya dijadikan budak bagi wanita tersebut.
Matematikawan muslim terbesar al-Kindi dipekerjakan oleh al-Mu'tasim, dan
mengajari putra kholifah. al-Kindi telah bertugas di Baitul Hikmah,
atau Rumah Kebijaksanaan. Ia melanjutkan
belajar geometri dan aljabar Yunani di bawah naungan kholifah.
al-Mu'tasim Billah meninggal pada 842 dan digantikan putranya al-Watsiq.
9.al-wathiq
Watsiq bin Mutasim (m. 847) ialah Khalifah Bani Abbasiyah yang
menjabat antara842 sampai 847. Ia menggantikan ayahnya al-Mu'tasim
Billah, dan menunjukkan ketertarikan yang mirip dalam belajar; sehingga
ialah pelindung besar para sarjana, seperti seniman. Ia termasyhur karena
bakat musiknya sendiri, dan dianggap telah menyusun lebih dari 100 lagu.
Selama masa pemerintahannya, sejumlah pergolakan berkobar, yang
terbesar ialah di Suriahdan Palestina. Pergolakan itu ialah akibat
bertambahnya jurang besar antara penduduk Arab dan prajurit Turki yang
terbentuk oleh ayah al-Watsiq, al-Mutasim. Pergolakan itu dipadamkan,
namun antagonisme antara kedua kelompok itu terus meluas dengan
angkatan Turki mendapatkan kekuasaan.
Al-Watsiq meninggal pada 847 karena demam tinggi, dan digantikan
saudaranya al-Mutawakkil.
10.al-Mutawakkil
Al-Mutawakkil (821-861) adalah khalifah ke-10 Bani
Abbasiyah (847-861).
Ja'far al-Mutawakkil adalah putra al-Mu'tasim Billah (833-842) dan seorang
wanita Persia. Ia menggantikan saudaranya al-Watsiq (842-847) dan dikenal
menyelenggarakan "mihnah", percobaan seperti inkuisisi untuk menegakkan
satu versi murni Islam. Selama masa pemerintahan,
pengaruh Mu'tazilah berkurang dan masalah kemakhlukan al-

Qur'an berakhir. Selama tahun-tahun pertama pemerintahannya, alMutawakkil menunjukkan rasa toleran terhadap Imam Syi'ah yang mengajar
dan berdoa di Madinah. Setelah meninggalnya alMutawakkil, Syi'ah mengalami penindasan; makam Husain bin
Ali di Karbala dihancurkan.
Al-Mutawakkil terus mengandalkan negarawan Turki dan pasukan budak
untuk meredam pemberontakan dan memimpin pasukan menghadapi
kekuasaan asing, seperti Bizantium yang wilayahnya di Sisilia berhasil
direbut. Wazirnya al-Fath bin Khaqan, seorang Turki, adalah tokoh terkenal
pada masa pemerintahannya. Namun, kepercayaannya pada orang Turki
berbalik menghantuinya. Ia menitahkan pembunuhan terhadap panglima
tertingginya yang notabene orang Turki. Hal ini menyebabkan pengaruhnya
melorot drastis.
Al-Mutawakkil dibunuh oleh seorang prajurit Turki pada tanggal 11
Desember 861. Konon, pembunuhan ini merupakan bagian dari plot yang
direncanakan oleh putranya al-Muntashir, yang menjadi jauh dari
ayahandanya.
Pemerintahan al-Mutawakkil diingat akan reformasi-reformasinya dan
dipandang sebagai masa keemasan Bani Abbasiyah. Ia adalah khalifah
terbesar terakhir Abbasiyah; setelah kematiannya khilafah mulai mundur.
11.al-muntasir
Al-Muntashir (meninggal 862)
ialah khalifah Abbasiyah di Baghdad dari 861 hingga862.Al-Muntashir naik
secara mulus ke tahta kekholifahan pada 861 dengan dukungan faksi Turki
setelah pembunuhan ayahandanya oleh seorang perwira Turki. Al-Muntashir
terlibat dalam kejahatan. Partai Turki kemudian membujuk al-Muntashir
menyingkirkan saudaranya dari suksesi, takut akan balas dendam atas
pembunuhan ayah mereka. Di tempat mereka, ia akan mengangkat
puteranya sebagai pewaris tahta.
Al-Muntashir dipuji karena, tak seperti ayahnya, mencintai dinasti Al (Sha)
dan mencabut larangan ziarah ke makam Hassan dan Hussayn.
Pemerintahan Al-Muntashir berlangsung kurang dari setengah tahun;
berakhir dengan kematiannya yang tak diketahui pada 862. Ia adalah
khalifah Bani Abbasiyah perama yang makamnya diketahui; dibuat oleh
ibundanya, budak asal Yunani. Khalifah sebelumnya mengharapkan
makamnya dirahasiakan agar tidak disembah-sembah.
12. al-mustain
Al-Musta'in (m. 866) adalah khalifah Abbasiyah dari
tahun 862 hingga 866. Setelah mangkatnya pendahulunya al-Muntashir,
para tetua Turki membentuk dewan untuk menentukan penggantinya:
bukan al-Mu'tazz, ataupun saudaranya yang lain; sehingga mereka memilih
al-Musta'in, cucu al-Mu'tasim Billah yang lain.
Ia dihukum mati pada tahun 866, atas perintah al-Mu'tazz yang
mengkhianatinya.
13.Al-mutazz
Al-Mu'tazz (m. 869) adalah gelar untuk khalifah Abbasiyah yang

memerintah antara 866-869. Naik tahta atas bantuan orang Turki, ia terbukti
tepat sebagai murid orang Turki. Ia dikelilingi oleh kelompok-kelompok yang
saling cemburu satu sama lain: Di Samarrah, bangsa Turki bermasalah
dengan "bangsa Timur" (Berber dan Moor); sedangkan orang Arab dan Persia
di Baghdad, yang telah mendukung al-Musta'in, saling membenci satu sama
lain.
Pertama kali khalifah ini memerintahkan pembunuhan khalifah sebelumnya al-Musta'in. Lalu
saudaranya sendiri yang menjadi pewaris berikutnya. Saudaranya yang lain, Abu Ahmad, yang
dengan gagah berani memimpin pasukan di perang terakhir di pihaknya, dimasukkan ke dalam
penjara.
14.Al-Muhtadi
Nama lengkap Al-Muhtadi (869-870 M) adalah Abu Ishaq Muhammad
bin Al-Watsiq bin Al-Mu'tashim bin Harun Ar-Rasyid. Ia dilahirkan pada 219 H.
Ada yang mengatakan 215 H. Dia dikenal dengan sebutan Abu Abdillah. Ia
adalah putra Khalifah Al-Watsiq.
Khalifah Al-Muhtadi termasuk khalifah yang sangat teguh memegang prinsip.
Perilakunya baik, murah hati, dermawan, wara', gemar beribadah, dan zuhud
terhadap kesenangan dunia. Joesoef Sou'yb dalam Sejarah Daulah
Abbasiyah memaparkan ciri khalifah ini dengan kata-kata, "Ia bukan seorang
militer akan tetapi seorang ulama yang menyerahkan hidupnya untuk
kepentingan agama. Dan sikap hidupnya taat dan wara
15.Al-mutamid
Al-Mu'tamid Alallah (870-892 M) dilahirkan pada 229 H. Ibunya
berasal dari Romawi bernama Fityan. Tatkala Al-Muhtadikhalifah
sebelumnyaterbunuh, Al-Mu'tamid sedang berada dalam penjara Jausaq. Ia
pun dikeluarkan dan dilantik sebagai khalifah ke-15 Daulah Abbasiyah.
Al-Mu'tamid mengangkat saudaranya, Thalhah, yang dalam sejarah dikenal
dengan Al-Muwaffaq, sebagai Sulthan (pelaksana kekuasaan) sekaligus Qais
(panglima besar). Pada saat yang sama dia mengangkat anaknya, Ja'far,
sebagai putra mahkota dan menjadikannya sebagai gubernur untuk wilayah
Mesir dan Maroko. Dia memberinya gelar Al-Mufawwidh Alallah.
Pada zamannya inilah terjadi pemberontakan orang-orang Zanj yang
memasuki Bashrah dan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Mereka memasuki
Bashrah dengan pedang terhunus, lalu melakukan pengrusakan,
pembakaran kota dan penawanan kaum Muslimin. Pada saat itu terjadilah
peperangan yang sangat hebat antara kedua pasukan. Komando pasukan
tentara di pihak Al-Mu'tamid diserahkan kepada Al-Muwaffaq, saudaranya.
Peperangan melawan Zanj ini berlangsung sejak Al-Mu'tamid menjadi
khalifah pada 256 hingga 270 H. Komandan pasukan pemberontak Zanj yang
bernama Yahbudz terbunuh. Yahbudz adalah orang yang menolak kenabian
Rasulullah Saw dan mengklaim bahwa dirinya mengetahui masalah-masalah

gaib.
Pada 260 H, di masa pemerintahan Al-Mu'tamid terjadi kenaikan harga yang
sangat fantastis di Hijaz dan Irak. Pada 261 H, Al-Mu'tamid melantik
anaknya, Ja'far yang bergelar Al-Mufawwidh Alallah sebagai putra mahkota.
Baru setelah itu pada saudaranya, Al-Muwaffaq.
Al-Mu'tamid memberikan kepada keduanya bendera khusus yang berbeda.
Yakni bendera putih dan hitam. Dia mensyaratkan bahwa jika terjadi sesuatu,
maka urusan kekhalifahan hendaknya diserahkan kepada saudaranya jika
anaknya belum baligh. Dia menuliskan kesepakatan tersebut dan meminta
hakim agung, Ibnu Abu Asy-Syawarib, untuk menggantungkannya di dinding
Ka'bah.
16.Al-Mutadid
Al-Mu'tadhid Billah (857-902) adalah Khalifah Bani
Abbasiyah Baghdad dari 892hingga 902. Sebelum ia iangkat sebagai
khalifah, ia sudah memiliki kekuasaan tinggi, dan berlanjut sebagai khalifah
ia sanggup mengatur pemerintahan. Mesir kembali ke pangkuan khilafah.
Di Mesopotamia, sang Khalifah dan puterandanya sudah lama
memerangi Khawarij. Di ujung kawasan ini, yang sudah lama gonjangganjing, sebagian karena gerombolan pemberontak, sebagian karena
persaingan antara Mesir dan jenderal negeri, masalah itu harus diselesaikan.
Al-Mu'tadhid adalah penguasa pemberani dan energik. Ia juga begitu toleran
terhadap masyarakat Syi'ah yang dibuktikan dengan hadiah besar kepada
mereka dari pangeranTabaristan, ia tidak menunjukkan sikap yang tak
menyenangkan, seperti yang dilakukan pendahulunya; namun hanya
perintah untuk melakukannya secara terbuka. TIdak seperti terhadap Bani
Umayyah, ia memerintahkan Bani Umayyah dicela di doa umum dan
melarang semua sebutan yang memuji mereka di debat-debat kelompok
agama. Baghdad dipermalukan atas hal ini; dan pada akhirnya khalifah
menarik titahnya tersebut.
Setelah pemerintahan yang makmur selama 10 tahun, al-Mu'tadhid
mangkat; dan al-Muktafi, puterandanya dari seorang budak Turki, naik tahta.
17.Al-muktafi
Al-Muktafi (* 875; 908) adalah khalifah ke-17 Bani Abbasiyah (902908).
Abu Muhammad Ali bin al-Mu'tadhid al-Muktafi adalah anak alMu'tadhid (892-902) dengan seorang budak Turki. Dengan pimpinan ar
Raqqah saat kematian ayahandanya, ia kembali ke ibukota, di mana ia
dikagumi khayalak karena kemurahan hatinya, dan menghapuskan penjarapenjara rahasia ayahandanya. Selama masa pemerintahannya yang sekitar 6
tahun, khilafah mendapat ancaman dari sejumlah bahaya yang dengan
gagah berani dihadapi dan dipecahkan. Yang paling utama berasal
dari Qaramitha, salah satu cabang Ismailiyah yang mulai berkembang
selama tahun-tahun terakhir.

Setelah masa pemerintahan bergolak selama 6-7 tahun, al-Muktafi bisa


melihat-lihat dan mengetahui bahwa khilafah lebih aman daripada masa
pemerintahan al-Mu'tasim Billah. Salah satu tindakan terakhirnya aalah
kematian pangeran Samaniyan, yang mengakui suksesi puterandanya
di Khorasan, dan menyampaikan padanya bendera yang ditempelkan
dengan tangannya sendiri.
al-Muktafi digantikan oleh saudaranya al-Muqtadir (908-932).
18.Al-muqtadir
Al-Muqtadir (* 895; 932) adalah khalifah ke-18 Abbasiyah (908
932).
Setelah khalifah sebelumnya, al-Muktafi, dikurung selama beberapa bulan di
kamarnya, terjadi intrik yang menyangkut masa depan khilafah. Dari 2 calon,
adinda al-Muktafi yang disukai khalifah dan keturunan al-Mu'tazz yang baru
berusia 13 tahun, akhirnya dipilih al-Muqtadir, adinda al-Muktafi.
Sejak masa pemerintahannya, Abbasiyah terus menurun. Di saat yang sama,
banyak nama terkenal di bidang sastra dan IPTek bermunculan. Yang
terkenal: Ishaq bin Hunain (m. 911) (anak Hunain bin Ishaq), dokter dan
penerjemah tulisan-tulisan filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab; Ibnu
Fadhlan, penjelajah; Muhammad bin Jabir bin Sinan al-Battani (m. 923),
astronom;Thabari (m. 923), sejarawan dan agamawan; Abu Bakr ar-Razi (m.
930), filsuf yang memberikan sumbangan mendasar dan abadi di
bidang kedokteran dan kimia; Abu Nashr Muhammad al-Farabi (m. 950),
kimiawan dan filsuf; Abu Nashr Mansur (m. 1036), matematikawan; AlHaitsam(m. 1040), matematikawan; Abu Raihan al-Biruni (m. 1048),
matematikawan, astronom, fisikawan; Omar Khayym (m. 1123), penyair,
matematikawan, dan astronom.
Ada peperangan beberapa tahun antara kaum Muslimin dan Yunani di Asia,
dengan kekalahan besar di sisi kaum Muslim yang banyak dijadikan tawanan.
Nmaun, perbatasan Bizantium, mulai terancam gerombolan Bulgaria Volga;
sehingga Kaisar Zoe Karbonopsina mengirim 2 DuBes ke Baghdad untuk
menjamin gencatan senjata, dan membagikan ransum buat tawanan muslim.
Mereka diterima dengan tangan terbuka dan perdamaian dipulihkan.
120.000 lempengan emas dibayarkan untuk kebebasan tahanan itu.
12 tahun kemudian, untuk yang kedua kalinya al-Muqtadir menjadi sasaran
kudeta. Anggota istana terkemuka yang telah bersekongkol terhadapnya,
memaksanya turun tahta demi saudaranya al-Qahir, namun setelah terjadi
sejumlah penjarahan dan pembunuhan, para konspirator itu menyadari
mereka tak mendapat dukungan senjata, sehingga al-Muqtadir bisa
memerintah lagi.
Pada tahun 932 Al-Muqtadir dibunuh oleh penjaga kota di Mosul. Ia
digantikan oleh saudaranyaal-Qahir (932934).
19.Al-Qahir
Abu Manshur Muhammad Al-Qahir
Billah merupakan Khalifah Bani Abbasiyah diBaghdad dari

tahun 932 sampai 934. Ia dilahirkan pada tahun 286 Hijriyah atau 899 dan
meninggal pada tahun 339 Hijriyah atau 950.
20.Ar-Radi
Ar-Radhi Billah bernama lengkap Abu al-Abbas Muhammad
bin al-Muqtadir bin al-Mu'tadhid bin Thalhah bin al-Mutawakkil,
merupakan Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdaddari tahun 934 sampai
kematiannya tahun 940 pada umur 33 tahun. Diperkirakan lahir pada tahun
297 Hijriyah atau 910, dari seorang ibu yang merupakan
mantan budak dari Romawibernama Zhalum. Ia dilantik pada saat
pencopotan al-Qahir dari kursi kekhalifahan. Kemudian ia memerintahkan
Ibnu Muqlat untuk menulis semua kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir
dan memerintahkannya untuk membacakannya di depan khalayak ramai. ArRadhi Billah, Abu al-Abbas Muhammad bin Al-Muqtadir bin al-Mutadhid bin
Thalhah bin al-Mutawakkil.
Dia dilahirkan pada tahun 297 H.Ibunya adalah mantan budak yang berasal
dari Romawi bernama Zhalum.Dia dilantik menjadi khalifah pada saat alQahir diberhentikan dari jabatannya.Kemudian dia memerintahkan kepada
Ibnu Muqlat untuk menuliskan kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir dan
memerintahkannya untuk membacakannya dihadapan orang-orang.
Pada tahun 322 orang yang bernama Mardawaij, salah seorang pemuka
Dailam asala Asfahan meninggal dunia.Pada saat itu dia telah mempunyai
pengaruh yang kuat dan telah tersebar kabar bahwasannya dia akan datang
dan menyerang kota Baghdad.Dia pun mengadakan perjanjian damai
dengan orang-orang Majusi.Dia pernah berkata : Saya akan mengembalikan
kerajaan-kerajaan asing tersebut dan akan maenghancurkan kerajaan Arab.
Pada tahun ini Ali bin Buwaih mengutus seorang utusan kepada ar-Radhi dia
hendak menuntut bagian uang kepadanya sebesar delapan belas juta
dirhamm pertahun dari wilayah yang dia kuasai.Kemudian ar-Radhi
mengirimkan bendera kebesaran dan menyatakan Ibnu Buwaih dicopot dari
jabatannya.Sejak saat itulah Ibnu Buwaih mengulur-ulur pembayaran yang
harus dibayarkan kepada ar-Radhi.
Pada tahun ini al-Mahdi yang telah berkuasa di Maghrib meninggal dunia.Dia
telah berkuasa di tempat tersebut selama dua puluh lima tahun.Al-Mahdi
merupakan nenek moyang para khalifah Mesir yang dinamakan oleh orangorang bodoh sebagai kaum Fathimiyyah.Al-Mahdi menganggap dirinya
sebagai keturunan Alawi, padahal dia adalah seorang yang berasal dari
keturunan Majusi.
Qadhi Abu Bakar al-Baqlani berkata : Kakek dari Ubaidillah yang bergelar alMahdi tersebut adalah seorang Majusi.Pada saat Ubaidillah memasuki
wilayah Maghrib, dia menyebut dirinya sebagai keturunan Alawiyyin, padahal
tidak seorang pun para ahli silsilah menyatakan bahwa dia adalah keturunan
Ali.Dia adalah seorang penganut paham kebatinan yang kotor yang berusaha
untuk menghancurkan Islam.Dia tidak segan-segan memenggal kepala para
ulama dan fuqaha dengan tujuan agar tidak ada seorang pun yang
menghalangi ambisinya tersebut.
Demukian juga yang dilakukan oleh anak-anak dan penerusnya.Mereka

menghalalkan minuman keras dan perzinahan.Mereka sebarkan akidah


Rafidhah yang menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman.Setelah
meninggal dia digantikan oleh anaknya yangbernama al-Qaim Biamrillah
yang bernama asli Muhammad.
Pada tahun ini muncul gerakan Muhammad bin Ali as-Samani yang terkenal
dengan sebutan Abu al-Azafir.Telah tersebar kabar bahwasannya dia adalah
seseorang yang mengaku sebagai Tuhan dan bahwa dia mampu
menghidupkan orang mati., oleh karena itu dia dibunuh dan disalib bersamasama para pengikutnya.
Pada tahun ini pula Abu Jafar as-Sajzi salah seorang pembantu dekatnya
meninggal dunia.Diriwayatkan bahwa dia meninggal pada usia 140 tahun
dan panca inderanya masih normal.
Pada tahun ini perjalanan ibadah haji tidak bisa dilakukan hingga tahun 329
H.
Pada tahun 323 H.Ar-Radhi mengendalikan pemerintahannya dengan
tenang.Pada tahun ini dia membagikan kekuasaan kepada anaknya.Dia
memberi tugas kepada anaknya Abu al-Fadhl untuk mengatur wilayah
kekuasaannyadi sebelah timur, sedangkan Abu JAfar ditugaskan untuk
mengatur wilayah bagian barat.
Pada tahun ini terjadi peristiwa bersejarah yang terkenal dengan sebutan
peristiwa Syannabud.Yaitu peristiwa tobatnya Syannabud dari pemahamanpemahaman yang menyimpang dari al-Quran.Peristiwa pertobatan tersebut
dihadiri oleh Abu Ali bin Muqlat.
Pada bulan Jumadil Ula tahun ini angin besar bertiup dengan kencangnya di
Baghdad.Dunia seakan gelap mulai dari waktu Ashar hingga Maghrib.
Pada bulan Dzulqadah tahun ini binatang-binatang banyak yang mati
sepanjang malam.Peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pada tahun 324 H, Muhammad bin Raiq mampu menguasai Wasith dan
wilayah-wilayah sekitarnya.Sejak saat itu pemerintahan tidak berjalan
dengan normal dan kantor-kantor tutup karena semua medan telah dikuasai
oleh Raiq.Dan harta yang dihasilkan dari wilayah tersebut disetorkan kepada
Raiq.Ar-Radhi pada saat itu hanyalah sebuah simbol yang tidak mempunyai
kekuatan dalam kekuasaannya.
Pada tahun 325 H, pemerintahan ar-Radhi lemah tak berdaya.Sehingga
kekuasaan khilafah saat itu seringkali berada ditangan para pemberontak,
atau para pejabat yang tidak membawa apa-apa.Mereka laksana raja-raja
kecil, saat itulah tidak tersisa kekuasaan ar-Radhi kecuali di Baghdad dan
Suwad walaupun pada hakikatnya Ibnu Raiq sangat berpengaruh jika
dibandingkan dengan Radhi sendiri.
Pada saat kekuatan dinasti Bani Abbas menurun drastis karena gerakan
pemberontakan Qaramithah serta kelompok Ahli Bidah di berbagai wilayah,
maka muncullah kemauan yang kuat dari Bani Umayyah, yang ada diwilayah
Andalusia yang berada dibawah pimpinan Amir Abdur Rahman bin
Muhammad al-Umawi al-Marwani untuk memdirikan pemerintahan
sendiri.Dia berkata : Saya jauh lebih berhak untuk memegang kendali
khilafah daripada Bani Abbas.

Dia menyebut dirinya sebagai Amirul Mukminin an-Nashir Lidinillah.Dia


berhasil menguasai sebagian besar wilayah Andalusia.Dia mempunyai
wibawa yang sangat besar, semangat jihad yang tinggi dan mampu
melakukan penaklukan-penaklukan serta mempunyai kepribadian yang
sangat menawan dan menakjubkan.Dia mampu menaklukkan para
pemberontak dan mampu menguasaai tujuh puluh benteng.Dengan
demikian ada tiga orang pada saat itu yang menyebut dirinya sebagai Amirul
Mukminin Yaitu khalifah yang ada di Baghdad (ar-Radhi, kemudian penguasa
al-Umawi di Andalusia dan al-Mahdi di Qairawan.
Paada tahun 326 H, Yahkam melakukan pemberontakan pada Ibnu Raiq dan
dia berhasil mengalahkannya.Ibnu Raiq bersembunyi dan Yahkam akhirnya
dapat memasuki Baghdad.Pada saat kedatangannya ke Baghdad ar-Radhi
melakukan penghormatan yang besar dengan kedatangannya dan
memberikan kepadanya posisi yang tinggi serta memberinya gelar Amirul
Umara.Lalu dia diperintahkan untuk memimpin wilayah baghdad dan
Khurasan.
Pada tahun 327 H, Abu Ali Umar bin Yahya al-Alawi menulis surat kepada alQirmithi untuk membukakan jalan-jalan menuju Makkah, dan dia
mengatakan bahwa setiap orang yang melewati jalan yang dikuasainya
harus membayar pajak sebesar lima dinar.Dengan car seperti itu akan
membuat kaum muslimin dapat kembali melaksanakan ibadah haji.Dan ini
adalah bea cukai pertama kali yang dipungut kepada para jamaah Haji.
Pada tahun 328 H, di Baghdad terjadi banjir yang ketinggian airnya mencapai
tujuh belas depa.Banyak manusia dan binatang yang mati akabita banjir ini.
Pada tahun 329 H, ar-Radhi sakit dan meninggal pada bulan Rabiul
Akhir.Pada saat meninggal dia baru berusia tiga puluh satu tahun setengah.
Ar-Radhi dikenal sebagai seorang yang terbuka dan dermawan, ilmunya luas
dan seorang penyair yang fasih serta senang baergaul dengan para
ulama.Dia memiliki syair yang dibukukan.Disamping itu, dia sempat
mendengar hadits dari Imam al-Baghawi.
Al-Khatib berkata : Ar-Radhi memiliki banyak keutamaan.Antara lain adalah
khalifah terakhir yang memiliki syair yang dibukukan, dan khalifah terakhir
yang mampu melakukan khutbah Jumat.Dia adalah khalifah pertama yang
duduk bersama rakyat (egaliter).Dia banyak melakukan langkah-langkah
orang terdahulu.Bahkan dalam berpakaian dia selalu meniru orang-orang
dahulu.
Di antara syair yang pernah diucapkannya adalah :
Setiap yang bersih kan menjadi kotor
Semua perkara kan binasa
Semua pemuda gagah kan menuju pada kematian
Uban adalah pertanda bagi manusia
Tuk mengambil pelajaran
Wahai orang yang penuh angan
Yang tenggelam dalam jurang tipuan
Dimanakah orang yang datang sebelum kita
Lenyaplah mereka dari kehidupannya

Ya Tuhan Ampunilah dosa ini


Wahai Dzat yang Maha Pengampun dan Penyayang.
Abu Hasa al-Zarqawaih meriwayatkan dari Ismail al-Khaththabi, dia berkata :
Ar-Radhi memintaku datang pada malam Idul Fitri, kemudian saya datang
menemuinya.Dia berkata : Wahai Ismail, saya telah bertekad untuk
melakukan salat Idul Fitri bersama dengan rakyat besok, maka apakah yang
pantas untuk diucapkan setelah aku berdoa.
Saya merenung sejenak sambil menundukkan kepala, kemudian saya
katakan : Wahai Amirul Mukminin, jika kau telah membaca doa untuk dirimu
maka katakanlah doa ini :
Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau limpahkan padaku dan kepada kedua orang tuakudan untuk
mengerjakan amal shalih yang Engkau Ridhai.
Dia berkata kepada saya : Cukuplah bagiku apa yang kau katakan itu.
Setelah saya pulang ada seorang pekayan yang mengikutiku dari belakang
dan dia memberiku uang kepada saya sebanyak empat ratus dinar.
Beberapa tokoh yang meninggal pada masa pemerintahan ar-Radhi adalah :
Nafthawaih, Ibnu Mujahid seorang pakar qiraat, Ibnu Kas al-Hanafi, Ibnu Abi
Hatim, Ibnu Abi Rabbih pengarang kitab al-Iqd al-Farid, al-Ishthikhari
seorang tokoh madzhab Syafii, Ibnu Syannabud dan Abu Bakar al-Anbari.
21.Al-muttaqi
Al-Muttaqi Billah bergelar Abu Ishaq, dengan nama
lengkap Ibrahim bin al-Muqtadir binal-Mu'tadhid bin al-Muwaffaq Thalhah
bin al-Mutawakkil merupakan Khalifah Bani Abbasiyah diBaghdad dari
tahun 940 sampai 944. Dia dilantik sebagai khalifah setelah
kematian saudaranya. Saat dilantik, ia berumur tiga puluh empat tahun.
Ibunya adalah mantan budak yang bernama Khalub, ada pula yang
menyebutkan nama ibunya adalah Zahrah.
22.Al-Mustakfi
Al-Mustakfi bergelar Abu al-Qasim, dengan nama asli Abdullah
bin al-Muktaf bin al-Mu'tadhid merupakan Khalifah Bani
Abbasiyah di Baghdad dari tahun 944 sampai 946. Dia diangkat oleh Tuzun,
seorang jenderal Turki yang menurunkan dan membutakan khalifah
sebelumnya al-Muttaqi.
Dia dilantik pada bulan Safar tahun 333 H atau September 944, pada saat
berumur 41 tahun. Tuzun meninggal pada masa pemerintahannya. Dia
kemudian dicopot dari jabatan dan dipenjarakan hingga meninggal dunia
pada tahun 338 H atau tahun 950.
23.Al-Muti
Al-Muthi' Lillahi bergelar Abu al-Qasim dengan nama aslinya alFadhl bin al-Muqtadirbin al-Mu'tadhid merupakan Khalifah Bani
Abbasiyah di Baghdad yang berkuasa dari tahun 946sampai 974. Dia
dilahirkan pada tahun 301 H / 914, dan dilantik sebagai khalifah pada saat
pencopotan al-Mustakfi bulan Jumadil Akhir 334 H atau Januari 946.
24.At-Tai

Khalifah yang berjabat dari tahun 974M hingga 991


25.Al-Qadir
Al-Qadir Billah (m. 1031) bergelar Abu al-'Abbas dengan nama
asli Ahmad bin Ishaq bin al-Muqtadir merupakan khalifah Bani Abbasiyah dari
tahun 991 sampai 1031. Dia dilahirkan pada tahun 336 H atau 947 dari
seorang ibu yang merupakan mantan budak bernama Tumna.
Dia dilantik sebagai khalifah setelah pengunduran diri sepupunya, athTha'i dari jabatannya. Saat dilantik al-Qadir tidak berada di tempat. Dia baru
datang ke Baghdad pada tanggal sepuluh Ramadan 381 H (sekitar 20
November 991), dan baru keesokan harinya secara resmi ia menjalankan
roda pemerintahan.
Dia meninggal pada tanggal 11 Dzulhijjah 422 H atau 29 November 1031.
Dan masa pemerintahannya berlangsung selama 41 tahun 3 bulan.
26.Al-Qaim
Al-Qa'im Biamrillah bergelar Abu Ja'far dengan nama
aslinya Abdullah bin al-Qadiradalah Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari
tahun 1031 sampai 1075. Dia dilahirkan pada bulan Dzulqa'dah tahun 391 H
atau September 1001 dari seorang ibu yang mantan budak
dariArmenia bernama Badr ad-Duja.
27.Al-Muqtadi
Al-Muqtadi (m. 1094)
adalah Khalifah Abbasiyah di Baghdad dari 1075 hingga 1094. Ia dihotmati
oleh Sultan Seljuk Sultan Malik Shah, yang selama masa pemerintahannya
kekhalifahan diakui sepanjang kisaran meluas dari penaklukan Seljuk. Arab,
dengan Kota Sucinya diambil alih dari Fatimiyah, dipuji lagi atas yuridiksi
spiritual Bani Abbasiyah. Sultan memberikan puterindanya pada khalifah;
dan pada kelahiran putranya, berharap bergabung dalam tahta umum.
Namun mimpi itu tak berbuah. Sang permasisuri yang tidak puas
meninggalkan negeri itu ke Isfahan bersama bayuinya. Dan sultan sendiri
menjadi cemburu pada campur tangan khalifah dalam urusan negara,
mengharapkannya berhenti dan pensiun keBashrah; namun kematian Malik
Shah setelah itu, membuat keinginan itu tak terwujud.
28.Al-Mustazhir
Al-Mustazhir (1078-1118) bergelar Abu al-'Abbas dan nama aslinya
adalah Ahmad bin al-Muqtadi Billah adalah Khalifah Bani
Abbasiyah di Baghdad dari tahun 1094 sampai 1118. Dia menggantikan
ayahnya al-Muqtadi.
29.Al-Mustarsyid
Al-Mustarsyid Billah (10921135) bergelar Abu Manshur dengan
nama asli al-Fadhl binal-Mustazhir Billah adalah Khalifah Bani
Abbasiyah di Baghdad dari tahun 1118 sampai 1135. Dilahirkan pada bulan
Rabiul Awal 485 H atau April 1092 dari seorang ibu yang mantan budak. Dia
dilantik sebagai khalifah tatkala ayahnya meninggal dunia pada bulan Rabiul
Awal 512 H atau Juli 1118.
Al-Mustarsyid terbunuh di Muraghah pada hari Kamis tanggal

16 Dzulkaidah tahun 529 H / 28 Agustus 1135.

30.Ar-Rasyid
Harun Ar-Rasyid lahir di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada tanggal 24 Maret 809, di
Thus, Khurasan.
Harun Ar-Rasyid adalah kalifah kelima dari kekalifahan Abbasiyah dan memerintah antara
tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama Muhammad Al-Mahdi, khalifah yang ketiga dan
kakaknya, Musa Al-Hadi adalah kalifah yang keempat. Ibunya Jurasyiyah
dijuluki Khayzuran berasal dari Yaman.
Meski berasal dari dinasti Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid dikenal dekat dengan
keluargaBarmak dari Persia (Iran). Pada masa mudanya, Harun banyak belajar dari Yahya
ibn Khalid Al-Barmak.
Era pemerintahan Harun, yang dilanjutkan oleh Ma'mun Ar-Rasyid, dikenal sebagaimasa
keemasan Islam (The Golden Age of Islam), di mana saat itu Baghdad menjadi salah
satu pusat ilmu pengetahuan dunia.
Pada masa pemerintahannya dia :
Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat.
Membangun kota Baghdad yang terletak di antara sungai eufrat dan tigris dengan
bangunan-bangunan megah.
Membangun tempat-tempat peribadatan.
Membangun sarana pendidikan, kesenian, kesehatan, dan perdagangan.
Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai
perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian.
Membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah
keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, mesjid-mesjid, dan istana. Pada masanya Ia
memiliki seorang kadi (penasehat kerajaan) yang sangat cerdas yang dikenal dengan nama Abu
Nawas menurut cerita rakyat irak ia suka menantang abu nawas dengan hal yang aneh kepada
abu nawas bahkan di salah satu cerita rakyat ia pernah disuruh memindahkan istananya
31.Al-Muqtafi
Al-Muqtafi Liamrillah (m. 1160) bergelar Abu Abdullah dengan
nama asli Muhammad bin al-Mustazhir adalah khalifah Bani
Abbasiyah di Baghdad dari 1136 hingga 1160. Dia dilahirkan pada tanggal
22 Rabiul awal 489 H atau 20 Maret 1096, dari seorang ibu yang berasal
dari Ethiopia.
Dilantik sebagai khalifah kala pencopotan keponakannya, ar-Rasyid. Saat
pelantikan, dia berumur 40 tahun. Sebab diberinya gelar al-Muqtafi karena
dia melihat Rasulullah dalam mimpinya enam hari sebelum menjadi khalifah.
Dalam mimpi itu Rasulullah berkata. "Perkara ini (khilafah) akan sampai di
tanganmu, maka ikutlah jalan Allah (iqtaf liamrillah)."
32.Al-Mustanjid
Al-Mustanjid (11151170) bergelar Abu al-Muzhaffar dengan nama
asli Yusuf bin al-Muqtaf adalah khalifah Bani
Abbasiyah di Baghdad dari 1160 hingga 1170. Dia dilahirkan pada tahun 508
H / 1115, dari seorang ibu yang mantan budak berasal dari Karji bernama

Thawus, kemudian dinobatkan oleh ayahnya pada tahun 547


H / 1152 sebagai putera mahkota.
Salah seorang dari istri al-Muqtafi menginginkan puteranya yang menjadi
khalifah. Ia memperoleh dukungan dari banyak Amir, dan mempersenjatai
budak-budak perempuannya dengan pisau untuk membunuh khalifah yang
baru. Al-Mustanjid mengetahui hal ini, kemudian mempenjarakan saudara
dan ibu tirinya tersebut.
33.Al-Mustadi
Al-Mustadhi' Liamrillah (1142 - 1180) bergelar Abu
Muhammad dengan nama asli al-Hasan bin al-Mustanjid
Billah adalah Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdad dari 1170 hingga1180.
Seperti pendahulunya, ia terus menduduki kedudukan yang kurang lebih
independen dengan seorang wazir, dan hanya didukung oleh sebuah
angkatan kecil yang cukup untuk gerakan lokal biasa.
Pada masa kekuasaannyalah hidup seorang jenderal di Mesir yang dikenal
dengan namaSalahuddin al-Ayyubi, yang menjadi pahlawan Islam
dalam Perang Salib.
34.An-Nashir
An-Nashir Lidinillah (1158 1225) bergelar Abu al-Abbas dengan
nama asli Ahmad bin al-Mustadhi' Biamrillah adalah Khalifah ke-34 Bani
Abbasiyah di Baghdad dari 1180 hingga1225.
Adz-Dzahabi berkata tentang masa kekuasaannya:
"Tidak seorang pun dari khalifah yang memegang kekuasaan lebih lama
darinya. Karena dia berkuasa selama empat puluh tujuh tahun. Masa
pemerintahannya diwarnai dengan kestabilan dan kemuliaan serta
keagungan. Dia berhasil membungkam semua musuh-musunya...."
35.Az-Zahir
Merupakan khalifah ke 35 yg berjabat sejak tahun 1225 hingga 1226
36.Al-Muntasir
Al-Muntashir (meninggal 862)
ialah khalifah Abbasiyah di Baghdad dari 861 hingga862.Al-Muntashir naik
secara mulus ke tahta kekholifahan pada 861 dengan dukungan faksi Turki
setelah pembunuhan ayahandanya oleh seorang perwira Turki. Al-Muntashir
terlibat dalam kejahatan. Partai Turki kemudian membujuk al-Muntashir
menyingkirkan saudaranya dari suksesi, takut akan balas dendam atas
pembunuhan ayah mereka. Di tempat mereka, ia akan mengangkat
puteranya sebagai pewaris tahta.
Al-Muntashir dipuji karena, tak seperti ayahnya, mencintai dinasti Al (Sha)
dan mencabut larangan ziarah ke makam Hassan dan Hussayn.
Pemerintahan Al-Muntashir berlangsung kurang dari setengah tahun;
berakhir dengan kematiannya yang tak diketahui pada 862. Ia adalah
khalifah Bani Abbasiyah perama yang makamnya diketahui; dibuat oleh

ibundanya, budak asal Yunani. Khalifah sebelumnya mengharapkan


makamnya dirahasiakan agar tidak disembah-sembah.
37.Al-mustasim
Al-Musta'shim Billah bergelar Abu Ahmad dan bernama
lengkap Abdullah bin al-Mustanshir Billah (lahir 1213 - 20 Februari 1258)
adalah khalifah terakhir Bani Abbasiyah diBaghdad; dia berkuasa
dari 1242 hingga 1258.
Dilahirkan pada tahun 609 H / 1213, beribukan seorang mantan budak yang
bernama Hajar. Dilantik sebagai khalifah setelah kematian ayahnya.
Diriwayatkan ia merupakan sosok yang pemurah, penyabar, batinnya sehat
dan agamanya baik. Pada masanya, wilayah Kedaulatan Islam sedang
terancam penyerbuan bangsa Mongol, bahkan beberapa wilayah Kedaulatan
Islam telah jatuh ketangan Bangsa Mongol. Sementara di Andalusia, wilayah
kedaulatan Islam sudah menyempit, sehingga akhirnya tinggal Granada saja
yang tersisa. Sementara pertikaian yang melanda Kesultanan Ayubiyah turut
memperlemah Kedaulatan Islam.
Dalam keadaan seperti itu, Khalifah Al Mutashim terlalu lemah. Ia banyak
tergantung kepada wazirnya, yang bernama Muayidin Al Alqami Ar Rafidhi
yang diangkat pada tahun 1244. Ternyata ibnu Alqami yang beraliran Syiah
ini berambisi merebut kekhalifahan Abbasiyah dan menyerahkannya kepada
kaum Syiah. Ketika bangsa Mongol merebut wilayah-wilayah islam, Ia aktif
berkores-podensi dengan mereka dan mendukung mereka agar menyerang
Bagdadh. Ibnu Alqami juga melakukan demobilisasi terhadap pas-kan yang
telah disiapkan mendiang Khalifah Al Mustanshir untuk menghadapi pasukan
mongol. Jumlah pasukan yang mencapai seratus ribu orang, oleh ibnu Alqami
dikurangi dengan cara mencoret nama-nama pasukan dari daftar Negara dan
menghapus gajinya. Ia meyakinkan kepada Khalifah Al Mustasim bahwa
pasukan Mongol tidak akan menyerang Bagdad dan menasehatkannya untuk
mengirim hadiah kepada pasukan mongol agar tidak menyerang Bagdad.
Hadiah tersebut tidak perlu mewah. Selain itu Ibnu Alqami juga berusaha
memperkecil jumlah pasukan Al Mustashim hingga tinggal sepuluh ribu
personel.

Anda mungkin juga menyukai