1.as-Shaffah
Abu al-'Abbas Abdullah bin Muhammad asSaffah (721 - 754) merupakan khalifahpertama Bani Abbasiyah. Bani
Abbasiyah berkuasa antara 750 sampai 1258, dan ia berkuasa sampai
kematiannya pada 754. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin AbdulMuththalib bin Hasyim. Abu al-'Abbas merupakan pemimpin salah satu
cabang Bani Hashim, yang menisbatkan nasabnya kepada Hasyim, buyut
Nabi Muhammad, melalui al-Abbas, paman Nabi SAW. Bani Hasyim mendapat
dukungan besar dari golongan Syiah yang berpikir bahwa keluarganya, yang
telah diturunkan dari NabiMuhammad dan Ali bin Abi Thalib, akan
menurunkan pemimpin besar lainnya atau Mahdi yang akan membebaskan
Islam. Kebijakan tanggung-tanggung penguasa terakhir Umayyah untuk
mentoleransi Muslim non-Arab dan Syiah telah gagal memadamkan
kerusuhan antara minoritas-minoritas itu.
2.Al-Manshur
Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al
Mansur merupakan Khalifah kedua Bani Abbasiyah. Ia dilahirkan di alHumaymah, kampung halaman keluarga Abbasiyah setelah migrasi
dari Hejaz pada tahun 687-688. Ayahnya adalah, Muhammad, cicit
dari Abbas; ibunya bernama Salamah al-Barbariyah, adalah wanita dari
suku Barbar. Ia dibaiat sebagai khalifah karena penobatannya sebagai putera
mahkota oleh kakaknya, As-Saffah pada tahun 754, dan berkuasa
sampai 775. Pada tahun 762 ia mendirikan ibukota baru dengan istananya
Madinat as-Salam, yang kemudian menjadi Baghdad.
al-Mansur tersangkut dengan kerasnya masa pemerintahannya setelah
kematian saudaranya al-'Abbas. Pada 755, ia menyusun pembunuhan Abu
Muslim, jenderal yang telah memimpin pasukan al-'Abbas menang terhadap
keluarga Umayyah dalam perang saudara ke-3. Ia berusaha memastikan
bahwa keluarga Abbasiyah ialah yang tertinggi dalam urusan negara, dan
kedaulatannya atas Khilafah akan tak diragukan lagi.
Ia menyatakan, sebagaimana yang telah ditempuh Khilafah Bani Umayyah,
menyelenggarakan otoritas keagamaan dan keduniawian. Secara lebih lanjut
mengasingkan Muslim Syiah yang telah terjadi, selama masa pemerintahan
al-'Abbas, menginginkan Imam Syiah mengangkat khalifah.
Selama masanya, karya sastra dan ilmiah di Dunia Islam mulai muncul
dalam kekuatan penuh, didukung toleransi terhadap orang-orang Persia dan
kelompok lain. Walau Khalifah Bani Umayyah Hisyam bin Abd al-Malik telah
mengambil praktik peradilan Persia, itu tak sampai masa al-Mansur jika
sastra dan ilmu pengetahuan Persia sampai mendapat penghargaan yang
sebenarnya di Dunia Islam. Munculnya Shu'ubiya di antara sarjana Persia
terjadi selama masa pemerintahan al-Mansur sebagai akibat hilangnya
sensor atas Persia. Shu'ubiya merupakan gerakan sastra antara orang Persia
yang menunjukkan kepercayaan mereka bahwa seni dan budaya Persian
lebih tinggi daripada Arab; gerakan, membantu mempercepat munculnya
secara penuh ditaklukkan, walau lambat laun hilang selama masa kholifah
berikutnya.
Walaupun begitu, kekholifahan masih tetap tangguh dalam melindungi
penduduknya. Pada tahun 837, al-Mutasim Billah menyahut seruan seorang
budak muslimah yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan
oleh orang Romawi, kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri,
terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama
Khalifah Al-Mu'tashim billah dengan lafadz yang legendaris: waa
mu'tashimaah!. Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka
sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu
kota Amoria dan melibas semua orang kafir yang ada di sana (30.000
prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 yang lain ditawan). Seseorang
meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari istana
khalifah hingga kota Amoria, karena besarnya pasukan. Setelah menduduki
kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan dimana
rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan "Wahai
saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku ?". Dan sang budak
wanita inipun dibebaskan oleh khalifah serta orang romawi yang
melecehkannya dijadikan budak bagi wanita tersebut.
Matematikawan muslim terbesar al-Kindi dipekerjakan oleh al-Mu'tasim, dan
mengajari putra kholifah. al-Kindi telah bertugas di Baitul Hikmah,
atau Rumah Kebijaksanaan. Ia melanjutkan
belajar geometri dan aljabar Yunani di bawah naungan kholifah.
al-Mu'tasim Billah meninggal pada 842 dan digantikan putranya al-Watsiq.
9.al-wathiq
Watsiq bin Mutasim (m. 847) ialah Khalifah Bani Abbasiyah yang
menjabat antara842 sampai 847. Ia menggantikan ayahnya al-Mu'tasim
Billah, dan menunjukkan ketertarikan yang mirip dalam belajar; sehingga
ialah pelindung besar para sarjana, seperti seniman. Ia termasyhur karena
bakat musiknya sendiri, dan dianggap telah menyusun lebih dari 100 lagu.
Selama masa pemerintahannya, sejumlah pergolakan berkobar, yang
terbesar ialah di Suriahdan Palestina. Pergolakan itu ialah akibat
bertambahnya jurang besar antara penduduk Arab dan prajurit Turki yang
terbentuk oleh ayah al-Watsiq, al-Mutasim. Pergolakan itu dipadamkan,
namun antagonisme antara kedua kelompok itu terus meluas dengan
angkatan Turki mendapatkan kekuasaan.
Al-Watsiq meninggal pada 847 karena demam tinggi, dan digantikan
saudaranya al-Mutawakkil.
10.al-Mutawakkil
Al-Mutawakkil (821-861) adalah khalifah ke-10 Bani
Abbasiyah (847-861).
Ja'far al-Mutawakkil adalah putra al-Mu'tasim Billah (833-842) dan seorang
wanita Persia. Ia menggantikan saudaranya al-Watsiq (842-847) dan dikenal
menyelenggarakan "mihnah", percobaan seperti inkuisisi untuk menegakkan
satu versi murni Islam. Selama masa pemerintahan,
pengaruh Mu'tazilah berkurang dan masalah kemakhlukan al-
Qur'an berakhir. Selama tahun-tahun pertama pemerintahannya, alMutawakkil menunjukkan rasa toleran terhadap Imam Syi'ah yang mengajar
dan berdoa di Madinah. Setelah meninggalnya alMutawakkil, Syi'ah mengalami penindasan; makam Husain bin
Ali di Karbala dihancurkan.
Al-Mutawakkil terus mengandalkan negarawan Turki dan pasukan budak
untuk meredam pemberontakan dan memimpin pasukan menghadapi
kekuasaan asing, seperti Bizantium yang wilayahnya di Sisilia berhasil
direbut. Wazirnya al-Fath bin Khaqan, seorang Turki, adalah tokoh terkenal
pada masa pemerintahannya. Namun, kepercayaannya pada orang Turki
berbalik menghantuinya. Ia menitahkan pembunuhan terhadap panglima
tertingginya yang notabene orang Turki. Hal ini menyebabkan pengaruhnya
melorot drastis.
Al-Mutawakkil dibunuh oleh seorang prajurit Turki pada tanggal 11
Desember 861. Konon, pembunuhan ini merupakan bagian dari plot yang
direncanakan oleh putranya al-Muntashir, yang menjadi jauh dari
ayahandanya.
Pemerintahan al-Mutawakkil diingat akan reformasi-reformasinya dan
dipandang sebagai masa keemasan Bani Abbasiyah. Ia adalah khalifah
terbesar terakhir Abbasiyah; setelah kematiannya khilafah mulai mundur.
11.al-muntasir
Al-Muntashir (meninggal 862)
ialah khalifah Abbasiyah di Baghdad dari 861 hingga862.Al-Muntashir naik
secara mulus ke tahta kekholifahan pada 861 dengan dukungan faksi Turki
setelah pembunuhan ayahandanya oleh seorang perwira Turki. Al-Muntashir
terlibat dalam kejahatan. Partai Turki kemudian membujuk al-Muntashir
menyingkirkan saudaranya dari suksesi, takut akan balas dendam atas
pembunuhan ayah mereka. Di tempat mereka, ia akan mengangkat
puteranya sebagai pewaris tahta.
Al-Muntashir dipuji karena, tak seperti ayahnya, mencintai dinasti Al (Sha)
dan mencabut larangan ziarah ke makam Hassan dan Hussayn.
Pemerintahan Al-Muntashir berlangsung kurang dari setengah tahun;
berakhir dengan kematiannya yang tak diketahui pada 862. Ia adalah
khalifah Bani Abbasiyah perama yang makamnya diketahui; dibuat oleh
ibundanya, budak asal Yunani. Khalifah sebelumnya mengharapkan
makamnya dirahasiakan agar tidak disembah-sembah.
12. al-mustain
Al-Musta'in (m. 866) adalah khalifah Abbasiyah dari
tahun 862 hingga 866. Setelah mangkatnya pendahulunya al-Muntashir,
para tetua Turki membentuk dewan untuk menentukan penggantinya:
bukan al-Mu'tazz, ataupun saudaranya yang lain; sehingga mereka memilih
al-Musta'in, cucu al-Mu'tasim Billah yang lain.
Ia dihukum mati pada tahun 866, atas perintah al-Mu'tazz yang
mengkhianatinya.
13.Al-mutazz
Al-Mu'tazz (m. 869) adalah gelar untuk khalifah Abbasiyah yang
memerintah antara 866-869. Naik tahta atas bantuan orang Turki, ia terbukti
tepat sebagai murid orang Turki. Ia dikelilingi oleh kelompok-kelompok yang
saling cemburu satu sama lain: Di Samarrah, bangsa Turki bermasalah
dengan "bangsa Timur" (Berber dan Moor); sedangkan orang Arab dan Persia
di Baghdad, yang telah mendukung al-Musta'in, saling membenci satu sama
lain.
Pertama kali khalifah ini memerintahkan pembunuhan khalifah sebelumnya al-Musta'in. Lalu
saudaranya sendiri yang menjadi pewaris berikutnya. Saudaranya yang lain, Abu Ahmad, yang
dengan gagah berani memimpin pasukan di perang terakhir di pihaknya, dimasukkan ke dalam
penjara.
14.Al-Muhtadi
Nama lengkap Al-Muhtadi (869-870 M) adalah Abu Ishaq Muhammad
bin Al-Watsiq bin Al-Mu'tashim bin Harun Ar-Rasyid. Ia dilahirkan pada 219 H.
Ada yang mengatakan 215 H. Dia dikenal dengan sebutan Abu Abdillah. Ia
adalah putra Khalifah Al-Watsiq.
Khalifah Al-Muhtadi termasuk khalifah yang sangat teguh memegang prinsip.
Perilakunya baik, murah hati, dermawan, wara', gemar beribadah, dan zuhud
terhadap kesenangan dunia. Joesoef Sou'yb dalam Sejarah Daulah
Abbasiyah memaparkan ciri khalifah ini dengan kata-kata, "Ia bukan seorang
militer akan tetapi seorang ulama yang menyerahkan hidupnya untuk
kepentingan agama. Dan sikap hidupnya taat dan wara
15.Al-mutamid
Al-Mu'tamid Alallah (870-892 M) dilahirkan pada 229 H. Ibunya
berasal dari Romawi bernama Fityan. Tatkala Al-Muhtadikhalifah
sebelumnyaterbunuh, Al-Mu'tamid sedang berada dalam penjara Jausaq. Ia
pun dikeluarkan dan dilantik sebagai khalifah ke-15 Daulah Abbasiyah.
Al-Mu'tamid mengangkat saudaranya, Thalhah, yang dalam sejarah dikenal
dengan Al-Muwaffaq, sebagai Sulthan (pelaksana kekuasaan) sekaligus Qais
(panglima besar). Pada saat yang sama dia mengangkat anaknya, Ja'far,
sebagai putra mahkota dan menjadikannya sebagai gubernur untuk wilayah
Mesir dan Maroko. Dia memberinya gelar Al-Mufawwidh Alallah.
Pada zamannya inilah terjadi pemberontakan orang-orang Zanj yang
memasuki Bashrah dan wilayah-wilayah lain di sekitarnya. Mereka memasuki
Bashrah dengan pedang terhunus, lalu melakukan pengrusakan,
pembakaran kota dan penawanan kaum Muslimin. Pada saat itu terjadilah
peperangan yang sangat hebat antara kedua pasukan. Komando pasukan
tentara di pihak Al-Mu'tamid diserahkan kepada Al-Muwaffaq, saudaranya.
Peperangan melawan Zanj ini berlangsung sejak Al-Mu'tamid menjadi
khalifah pada 256 hingga 270 H. Komandan pasukan pemberontak Zanj yang
bernama Yahbudz terbunuh. Yahbudz adalah orang yang menolak kenabian
Rasulullah Saw dan mengklaim bahwa dirinya mengetahui masalah-masalah
gaib.
Pada 260 H, di masa pemerintahan Al-Mu'tamid terjadi kenaikan harga yang
sangat fantastis di Hijaz dan Irak. Pada 261 H, Al-Mu'tamid melantik
anaknya, Ja'far yang bergelar Al-Mufawwidh Alallah sebagai putra mahkota.
Baru setelah itu pada saudaranya, Al-Muwaffaq.
Al-Mu'tamid memberikan kepada keduanya bendera khusus yang berbeda.
Yakni bendera putih dan hitam. Dia mensyaratkan bahwa jika terjadi sesuatu,
maka urusan kekhalifahan hendaknya diserahkan kepada saudaranya jika
anaknya belum baligh. Dia menuliskan kesepakatan tersebut dan meminta
hakim agung, Ibnu Abu Asy-Syawarib, untuk menggantungkannya di dinding
Ka'bah.
16.Al-Mutadid
Al-Mu'tadhid Billah (857-902) adalah Khalifah Bani
Abbasiyah Baghdad dari 892hingga 902. Sebelum ia iangkat sebagai
khalifah, ia sudah memiliki kekuasaan tinggi, dan berlanjut sebagai khalifah
ia sanggup mengatur pemerintahan. Mesir kembali ke pangkuan khilafah.
Di Mesopotamia, sang Khalifah dan puterandanya sudah lama
memerangi Khawarij. Di ujung kawasan ini, yang sudah lama gonjangganjing, sebagian karena gerombolan pemberontak, sebagian karena
persaingan antara Mesir dan jenderal negeri, masalah itu harus diselesaikan.
Al-Mu'tadhid adalah penguasa pemberani dan energik. Ia juga begitu toleran
terhadap masyarakat Syi'ah yang dibuktikan dengan hadiah besar kepada
mereka dari pangeranTabaristan, ia tidak menunjukkan sikap yang tak
menyenangkan, seperti yang dilakukan pendahulunya; namun hanya
perintah untuk melakukannya secara terbuka. TIdak seperti terhadap Bani
Umayyah, ia memerintahkan Bani Umayyah dicela di doa umum dan
melarang semua sebutan yang memuji mereka di debat-debat kelompok
agama. Baghdad dipermalukan atas hal ini; dan pada akhirnya khalifah
menarik titahnya tersebut.
Setelah pemerintahan yang makmur selama 10 tahun, al-Mu'tadhid
mangkat; dan al-Muktafi, puterandanya dari seorang budak Turki, naik tahta.
17.Al-muktafi
Al-Muktafi (* 875; 908) adalah khalifah ke-17 Bani Abbasiyah (902908).
Abu Muhammad Ali bin al-Mu'tadhid al-Muktafi adalah anak alMu'tadhid (892-902) dengan seorang budak Turki. Dengan pimpinan ar
Raqqah saat kematian ayahandanya, ia kembali ke ibukota, di mana ia
dikagumi khayalak karena kemurahan hatinya, dan menghapuskan penjarapenjara rahasia ayahandanya. Selama masa pemerintahannya yang sekitar 6
tahun, khilafah mendapat ancaman dari sejumlah bahaya yang dengan
gagah berani dihadapi dan dipecahkan. Yang paling utama berasal
dari Qaramitha, salah satu cabang Ismailiyah yang mulai berkembang
selama tahun-tahun terakhir.
tahun 932 sampai 934. Ia dilahirkan pada tahun 286 Hijriyah atau 899 dan
meninggal pada tahun 339 Hijriyah atau 950.
20.Ar-Radi
Ar-Radhi Billah bernama lengkap Abu al-Abbas Muhammad
bin al-Muqtadir bin al-Mu'tadhid bin Thalhah bin al-Mutawakkil,
merupakan Khalifah Bani Abbasiyah di Baghdaddari tahun 934 sampai
kematiannya tahun 940 pada umur 33 tahun. Diperkirakan lahir pada tahun
297 Hijriyah atau 910, dari seorang ibu yang merupakan
mantan budak dari Romawibernama Zhalum. Ia dilantik pada saat
pencopotan al-Qahir dari kursi kekhalifahan. Kemudian ia memerintahkan
Ibnu Muqlat untuk menulis semua kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir
dan memerintahkannya untuk membacakannya di depan khalayak ramai. ArRadhi Billah, Abu al-Abbas Muhammad bin Al-Muqtadir bin al-Mutadhid bin
Thalhah bin al-Mutawakkil.
Dia dilahirkan pada tahun 297 H.Ibunya adalah mantan budak yang berasal
dari Romawi bernama Zhalum.Dia dilantik menjadi khalifah pada saat alQahir diberhentikan dari jabatannya.Kemudian dia memerintahkan kepada
Ibnu Muqlat untuk menuliskan kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir dan
memerintahkannya untuk membacakannya dihadapan orang-orang.
Pada tahun 322 orang yang bernama Mardawaij, salah seorang pemuka
Dailam asala Asfahan meninggal dunia.Pada saat itu dia telah mempunyai
pengaruh yang kuat dan telah tersebar kabar bahwasannya dia akan datang
dan menyerang kota Baghdad.Dia pun mengadakan perjanjian damai
dengan orang-orang Majusi.Dia pernah berkata : Saya akan mengembalikan
kerajaan-kerajaan asing tersebut dan akan maenghancurkan kerajaan Arab.
Pada tahun ini Ali bin Buwaih mengutus seorang utusan kepada ar-Radhi dia
hendak menuntut bagian uang kepadanya sebesar delapan belas juta
dirhamm pertahun dari wilayah yang dia kuasai.Kemudian ar-Radhi
mengirimkan bendera kebesaran dan menyatakan Ibnu Buwaih dicopot dari
jabatannya.Sejak saat itulah Ibnu Buwaih mengulur-ulur pembayaran yang
harus dibayarkan kepada ar-Radhi.
Pada tahun ini al-Mahdi yang telah berkuasa di Maghrib meninggal dunia.Dia
telah berkuasa di tempat tersebut selama dua puluh lima tahun.Al-Mahdi
merupakan nenek moyang para khalifah Mesir yang dinamakan oleh orangorang bodoh sebagai kaum Fathimiyyah.Al-Mahdi menganggap dirinya
sebagai keturunan Alawi, padahal dia adalah seorang yang berasal dari
keturunan Majusi.
Qadhi Abu Bakar al-Baqlani berkata : Kakek dari Ubaidillah yang bergelar alMahdi tersebut adalah seorang Majusi.Pada saat Ubaidillah memasuki
wilayah Maghrib, dia menyebut dirinya sebagai keturunan Alawiyyin, padahal
tidak seorang pun para ahli silsilah menyatakan bahwa dia adalah keturunan
Ali.Dia adalah seorang penganut paham kebatinan yang kotor yang berusaha
untuk menghancurkan Islam.Dia tidak segan-segan memenggal kepala para
ulama dan fuqaha dengan tujuan agar tidak ada seorang pun yang
menghalangi ambisinya tersebut.
Demukian juga yang dilakukan oleh anak-anak dan penerusnya.Mereka
30.Ar-Rasyid
Harun Ar-Rasyid lahir di Rayy pada tahun 766 dan wafat pada tanggal 24 Maret 809, di
Thus, Khurasan.
Harun Ar-Rasyid adalah kalifah kelima dari kekalifahan Abbasiyah dan memerintah antara
tahun 786 hingga 803. Ayahnya bernama Muhammad Al-Mahdi, khalifah yang ketiga dan
kakaknya, Musa Al-Hadi adalah kalifah yang keempat. Ibunya Jurasyiyah
dijuluki Khayzuran berasal dari Yaman.
Meski berasal dari dinasti Abbasiyah, Harun Ar-Rasyid dikenal dekat dengan
keluargaBarmak dari Persia (Iran). Pada masa mudanya, Harun banyak belajar dari Yahya
ibn Khalid Al-Barmak.
Era pemerintahan Harun, yang dilanjutkan oleh Ma'mun Ar-Rasyid, dikenal sebagaimasa
keemasan Islam (The Golden Age of Islam), di mana saat itu Baghdad menjadi salah
satu pusat ilmu pengetahuan dunia.
Pada masa pemerintahannya dia :
Mewujudkan keamanan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat.
Membangun kota Baghdad yang terletak di antara sungai eufrat dan tigris dengan
bangunan-bangunan megah.
Membangun tempat-tempat peribadatan.
Membangun sarana pendidikan, kesenian, kesehatan, dan perdagangan.
Mendirikan Baitul Hikmah, sebagai lembaga penerjemah yang berfungsi sebagai
perguruan tinggi, perpustakaan, dan penelitian.
Membangun majelis Al-Muzakarah, yakni lembaga pengkajian masalah-masalah
keagamaan yang diselenggarakan di rumah-rumah, mesjid-mesjid, dan istana. Pada masanya Ia
memiliki seorang kadi (penasehat kerajaan) yang sangat cerdas yang dikenal dengan nama Abu
Nawas menurut cerita rakyat irak ia suka menantang abu nawas dengan hal yang aneh kepada
abu nawas bahkan di salah satu cerita rakyat ia pernah disuruh memindahkan istananya
31.Al-Muqtafi
Al-Muqtafi Liamrillah (m. 1160) bergelar Abu Abdullah dengan
nama asli Muhammad bin al-Mustazhir adalah khalifah Bani
Abbasiyah di Baghdad dari 1136 hingga 1160. Dia dilahirkan pada tanggal
22 Rabiul awal 489 H atau 20 Maret 1096, dari seorang ibu yang berasal
dari Ethiopia.
Dilantik sebagai khalifah kala pencopotan keponakannya, ar-Rasyid. Saat
pelantikan, dia berumur 40 tahun. Sebab diberinya gelar al-Muqtafi karena
dia melihat Rasulullah dalam mimpinya enam hari sebelum menjadi khalifah.
Dalam mimpi itu Rasulullah berkata. "Perkara ini (khilafah) akan sampai di
tanganmu, maka ikutlah jalan Allah (iqtaf liamrillah)."
32.Al-Mustanjid
Al-Mustanjid (11151170) bergelar Abu al-Muzhaffar dengan nama
asli Yusuf bin al-Muqtaf adalah khalifah Bani
Abbasiyah di Baghdad dari 1160 hingga 1170. Dia dilahirkan pada tahun 508
H / 1115, dari seorang ibu yang mantan budak berasal dari Karji bernama