Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pekerjaan di jalan raya banyak dijumpai tikungan atau belokan, untuk pekerjaan semacam ini
perlu dilakukan pembuatan lengkungan di lapangan untuk menentukan alinyemen horizontal dari
jalan tersebut. Pekerjaan semacam ini biasa dinamakan dengan pekerjaan untuk menentukan
Geometrik jalan. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan menggunakan alat – alat ukur yang paling
sederhana sampai yang paling mutakhir sekalipun. Dalam rangka pelatihan pekerjaan dilakukan
dengan alat yang sederhana.
Untuk pekerjaan Geometrik jalan, terutama pada daerah yang banyak memiliki tikungan jalan,
maka perlu dilakukan pengukuran alinyemen horizontal dengan maksud agar kita dapat
menentukan lengkungan atau kurvanya.

1.2 Maksud dan Tujuan

Setelah melaksanakan praktek pembuatan lengkung sederhana diharapkan mahasiswa mampu:


1. Memahami cara-cara dalam pembuatan lengkung sederhana.
2. Dapat mengetahui kesulitan-kesulitan dalam pengukuran dan cara mengatasinya.
3. Dapat menggunakan alat ukur sederhana, dalam membuat lengkung sederhana.
4. Melatih mahasiswa terjun ke lapangan langsung sehingga mahasiswa tersebut tidak terlalu kaku
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mungkin akan mereka temui nantinya.

1.3 Ruang Lingkup


1.3.1 Lingkup Waktu dan Lokasi
Waktu pelaksanaan kerja Praktek Lapangan Ilmu Ukur Tanah:
a. Hari / Tanggal : Selasa, 17 November 2015
b. Jam : 08.00 s/d 10.00
c. Tempat : Lapangan (Woodball) Kampus Polban, Bandung

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 1


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

1.4 Sistematika Penulisan

Laporan ini dibagi menjadi empat bab serta disusun secara sistematis dan dijabarkan
sebagai berikut :
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan
sistematika penulisan.
2. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
Bab kajian pustaka ini berisi uraian konsep dan teori-teori penunjang yang dibutuhkan
dalam melaksanakan praktek lapangan.
3. BAB 3 DATA DAN ANALISIS
Bab data dan analisis ini berisi data yang didapat dan analisis dari apa yang telah
didapatkan saat pelaksaan praktek serta hambatan-hambatan yang ditemui selama
melaksanakan praktek lapangan.
4. BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab kesimpulan dan saran ini membahas mengenai kesimpulan berdasarkan data dan
analisis serta hubungannya dengan kajian pustaka. Pada bab ini juga terdapat saran yang
bertujuan untuk meminimalkan hambatan yang ditemui selama melakukan praktek
lapangan.

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 2


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori

Pada pembuatan lengkung sederhana ini memiliki beberapa metode , akan tetapi pada
praktikum ini yang di pakai yaitu metode titik perantara dengan titik singgung perantara yang di mana
untuk menentukan titik perantaranya itu
D1M1 = D2M2 = R ( 1-Cos )
S1M1 = S2M2 = – R

Untuk mencari titik perantara yang lainnya juga dengan menggunakan rumus yang sama
kecuali yang di ambil sebagai ½ lengkung dan seterusnya hingga telah dapat semua titik perantaranya.

Pekerjaan membuat lengkungan, dapat dilakukan dengan peralatan yang sangat sederhana
dan tidak perlu menggunakan alat – alat ukur sudut seperti teodolit apabila keadaan peralatan
tersebut tidak ada.

Pada pekerjaan membuat lengkungan sederhana dapat dilakukan dengan beberapa cara
anatara lain :

 Cara setengah, seperempat, seperdelapan bagian


 Cara koordinat

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 3


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB 3

DATA DAN ANALISIS

3.1. Membuat Garis Lengkung

Praktek lapangan pertama yang dilakukan adalah membuat garis lurus. Dalam praktek ini
tiap anggota dari tim bekerjasama dalam membuat dan mengukur garis lurus. Hasil yang
didapat adalah garis lengkung antara T1 – M – T2.

3.1.1. Prosedur Pelaksanaan


3.1.1.1. Peralatan dan Perlengkapan

Pada tabel 3.1 dijabarkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan selama
melakukan praktek pembuatan lengkung sederhana

Tabel 3.1 Peralatan untuk pembuatan lengkung sederhana.


Keterangan dan
No. Alat Gambar
Spesifikasi
Menandai titik-titik
tertentu yang akan
1. Jalon
diukur jarak atau
ketinggiannya.

Digunakan untuk
2. Pita Ukur mengukur suatu
jarak.

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 4


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Tabel 3.1 Peralatan pembuatan lengkung sederhana.

Keterangan dan
No. Alat Gambar
Spesifikasi

Untuk memberi
tanda titik sementara
3. Pen Ukur
atau penanda titik
pengukuran

Membuat garis yang


4. Prisma
tegak lurus

Tongkat penyangga
5. Tongkat prisma antara prisma
dengan tanah

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 5


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

3.1.1.2. Petunjuk umum

1. Sebelum memulai pengukuran, tinjau terlebih dahulu keadaan dan situasi di


lapangan.
2. Selama pengukuran, jalon harus tegak lurus dengan tanah.
3. Jarak jalon dengan orang pemegang jalon tidak boleh lebih dari 25 cm.
4. Saat pengukuran, pen ukur diletakan tepat disisi jalon dan sejajar dengan pen
ukur yang ada di jalon yang akan diukur jaraknya.
5. Mahasiswa dianjurkan memakai pakaian praktek, sepatu dan guna keselamatan
kerja

3.1.1.3. Tata cara pelaksanaan

1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktek membuat lengkung


sederhana.
2. Menentukan lokasi atau tempat yang akan dilakukan pengukuran.
3. Membuat garis dari titik yang di beri nama T1 ke tiitk T2.
R = 14,5 m
α = 60o
4. Membagi dua dari jarak T1 ke T2 dan beri nama titik D ( penta prisma di titik D ).
5. Membidik melalui penta prisma yang berada di titik D arah lurus ke depan yang di beri
nama jalon di titik M, dengan menyesuaikan T1 , T2 agar tetap lurus jika membidik melalui
penta prisma dan menarik garis antara T1 ke M dan M ke T2.
6. Membuat garis lurus vertikal yang di beri nama jalon di titik S dengan panjang dari jalon di
titik M ke S sama dengan panjang dari penta prisma ke jalon di titik M.
7. Membuat lengkungan pertama di sebelah kiri, Menentukan D1 dengan cara jarak dari T1 ke
M di bagi dua maka akan dapat titik D1 dan memindahkan penta prisma ke titik D1 lalu
membidik kearah T1 maka akan terbentuk sudut yang di beri nama titik S1, sama pula
caranya untuk membuat lengkungan kedua hingga dapat S2, dan S1 dengan S2 di
hubungkan garis lurus.
8. Memasang jalon di titik D3 dan S3, D5 dan S5,dilengkungan pertama juga D6 dan S6, D4
dan S4 dilengkungan kedua dengan cara jarak dari T1 ke D1 dibagi dua maka akan dapat
jarak D3 dan S3, dan mencari D5 dan S5 jarak dari D1 ke M di bagi dua maka akan dapat D5
dan S5, begitu juga di lengkungan ke dua untuk menentukan D6 dan S6, D4 dan S5, dan
kemiringannya sama dengan cara menentukan D1 dan S1 .

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 6


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

9. Membuat lengkungan pertama dengan menentukan titik dari D1 ke M1, D3 ke M3, D5 ke


M5, dan begitu juga dengan di lengkungan yang kedua di D6 ke M6, D2 ke M2 dan D4 ke M4
serta menarik garis lengkungan dari T1, M3, M1, M5, M, M6, M2, M4 dan T2.
10. Hitung jarak T1 – M - T2
11. Cocokkan dengan hasil perhitungan.

3.1.2. Data dan Analisis


Diketahui β= 120⁰, maka α= 180⁰-β=180⁰-120⁰=60⁰, dan R = 14,5 m

1) ST1= Rtan ½ α

= 14,5 . tan ½ .60

=14,5 . tan 30

=8,3715 m

2) SM=14,5 (1/cos30 - 1)
=14,5(1/0,866 - 1)
=2,2436 m
3) MD=14,5(1-cos30)
=14,5 (1-0,866)
=14,5 (0,134)
=1,943 m
4) T1DT2=2(14,5).sin30
=14,5 m
5) T1MT2=(60/180). 3,14 . 14,5
=15,177 m

Setelah itu, dilakukan perhitungan kembali untuk mendapatkan jarak:

1) M1D1=1/4 MD
=1/4 . 1,943
=0,485 m
2) M2D2=1/4 M1D1
=1/4 . 0,485
=0,121 m

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 7


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

1. Setelah itu, dilakukan perhitungan dengan membagi sudut pusat α menjadi 10 bagian. Dihitung
koordinat titik perantara m1 sampai dengan m10 (mencari x,y dari m1-m10 , θ dari 6⁰ - 60⁰,
dibuatkan dalam tabel).
Θ (⁰) X= R.sinθ (m) Y=R(1-cosθ) (m)
6 1,516 0,080
12 3,015 0,317
18 4,481 0,710
24 5,898 1,254
30 7,25 1,943
36 8,523 2,770
42 9,702 3,724
48 10,776 4,798
54 11,731 5,977
60 12,557 7,250
T1-D=D-T2 =(T1-T2):2 = 14,5:2=7,25 m
Untuk titik D dapat digunakan pen ukur sebagai patokannya.
1) dari D ke S (4,1 m) ditentukan M, dengan jarak MD= 1,943 m.
2) T1-M=M-T2 =7,53 m
D1=(T1-M):2 = 7,53:2=3,76 m
3) M1D1=1/4 MD
=1/4 . 1,943
=0,485 m
4) T1M1=M1M=MM1=M1T2=3,785 m
D2=(T1-M1):2 = 3,785:2=1,89 m
D3=(M1-M):2 = 3,785:2=1,89 m
5) M2D2=M3D3= 1/4 M1D1
=1/4 . 0,485
= 0,121 m
6) Ukuran lengkung adalah T1MT2=15,177 m, lengkung jarak ini sama seperti jarak L=15,235 m.

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 8


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari hasil praktikum ini kami dapat mengambil kesimpulan, bahwa Pembuatan
lengkungan ( kurva ) dengan cara sederhana sebenarnya cukup sulit dan memekan waktu
yang cukup lama, selain itu ketelitiannya pun kurang akurat ( tidak sesuai dengan
hitungan ). Maka dalam pembuatan lengkungan sederhana sebaiknya digunakan alat ukur
seperti teodolit.

4.1.2 Hambatan

Agar pengukuran berjalan dengan lancar maka kita harus mengatisipasi hambatan-
hambatan yang ada. Salah satu hambatan yang seringkali ditemui adalah kurang runcingnya
ujung jalon sehingga saat menancap tanah, jalon terkadang tidak tegak lurus dengan tanah.

4.2. Saran

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 9


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

1. Dalam perhitungan dan pengukuran data-data diperlukan prinsip-prinsip pengukuran untuk


menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.
2. Susunan dalam laporan harus mengikuti metodologi yang baik dan pengumpulan data dari
berbagai sumber.
3. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, maka tugas pengukuran
harus berdasarkan pada prinsip-prinsip pengukuran, yaitu :
a. Perlu adanya pengecekkan terpisah
b. Tidak adanya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran
4. Kiranya laporan ini bisa dipergunakan dan dapat dijadikan bahan acuan dalam penyusunan
laporan-laporan selanjutnya.

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 10


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/216275510/Modul-Praktek-Ukur-Tanah-I

http://denyrudianto127.blogspot.co.id/p/bab-v-membuat-lengkungsederhana-5.html

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 11


LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

LAMPIRAN

Kelompok 4 - Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 12

Anda mungkin juga menyukai