Untuk Pemetaan diperlukan adanya kerangka peta, yaitu terdiri dari titik-titik pasti di
permukaan bumi yang tertentu didalam hubungan horizontal koordinat-koordinatnya (X,Y) dan
hubungan vertikal yang menunjukkan ketinggian (Z). Peta yang digunakan sebagai perencanaan
harus baik dan benar yang berarti pemberian informasi dari peta harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya dari permukaan bumi.
Peta yang disajikan dalam bidang datar, sehingga posisi titik-titik yang dimuat di dalam
peta dinyatakan dengan kordinat-koordinat pada bidang datar pula. Penentuan koordinatnya
dilakukan dengan mengadakan pengukuran jarak dan arah jurusan, yaitu secara triangulasi,
trilaterasi, poligon dan triangulaterasi. Titik-titik dinyatakan dalam sistem koordinat ( X,Y ) dan (
Z ) untuk ketinggian dari permukaan laut rata-rata.
Metode yang dipakai untuk kerangka peta adalah poigon, yaitu rangkaian dari titik kerangka peta
menjadi segi banyak. Untuk mendapatkan data, yang diukur adalah semua sudut sisi-sisinya,
Azimut dan jarak untuk penentuan koordinat planimetris diatas permukaan bumi ( X,Y ), yang
digunakan sebagai kerangka peta ( Kerangka Kontrol Horizontal ). Poligon tersebut mempunyai
berbagai bentuk dan hitungan yang sederhana serta dapat menyesuaikan kondisi dan topografi
lapangan. Berdasarkan bentuknya, polygon dibagi menjadi 4 : Poligon lepas, Poligon memanjang
terikat sepihak, Poligon Memanjang Terikat sempurna, Poligon Tertutup.
1. Poligon Lepas
Poligon lepas atau poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan
titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).
- Saluran irigasi.
- Kabel TELKOM.
Poligon terbuka terikat sepihak adalah poligon yang satu ujungnya ( awal atau akhir ) terikat
pada koordinata titik tetap atau terikat pada sudut jurusan ( azimut ).
Keterangan gambar :
12 : azimut awal sisi poligon
Poligon tersebut sering dipakai pada pengukuran dengan cabang atau rasi yang terikat pada
poligon utama. Poligon tersebut dihitung dengan orientasi lokal, tidak ada koreksi sudut dan
koreksi koordinat.
Suatu poligon yang terikat sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup ataupun poligon
terbuka, suatu titik dikatakan sempurna sebagai titik ikat apabila diketahui koordinat dan
jurusannya minimum 2 buah titik ikat dan tingkatnya berada diatas titik yang akan dihasilkan.
Suatu poligon yang terikat tidak sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup ataupun poligon
terbuka, dikatakan titik ikat tidak sempurna apabila titik ikat tersebut diketahui koordinatnya atau
hanya jurusannya.
a. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth saja, sedangkan ujung
yang lain tidak terikat sama sekali. Poligon semacam ini dapat dihitung dari azimuth awal
dan yang diketahui dan sudut-sudut poligon yang diukur, sedangkan koordinat dari
masingmasing titiknya masih lokal.
b. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat saja, sedangkan ujung
yang lain tidak terikat sama sekali.Poligon semacam ini dapat dihitung dengan cara
memisalkan azimuth awal sehingga masing-masing azimuth sisi poligon dapat dihitung,
sedangkan koordinat masing-masing titik dihitung berdasarkan koordinat yang diketahui.
Oleh karena itu pada poligon bentuk ini koordinat yang dianggap betul hanyalah pada
koordinat titik yang diketahui (awal) sehingga poligon ini tidak ada orientasinya.
c. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat, sedangkan
ujung yang lain tidak terikat. Poligon jenis ini dapat dikatakan satu titik terikat secara
sempurna namun belum terkoreksi secara sempurna baik koreksi sudut maupun koreksi
koordinat, tetapi sistim koordinatnya sudah benar.
d. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth. Pada poligon jenis ini ada
koreksi azimuth, sedangkan koordinat titik-titik poligon adalah koordinat lokal.
e. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh koordinat. Jenis poligon ini tidak ada
koreksi sudut tetapi ada koreksi koordinat.
f. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat, sedangkan ujung yang
lain terikat azimuth. Pada poligon ini tidak ada koreksi sudut dan koreksi koordinat.
g. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat saja,
sedangkan ujung yang lain terikat koordinat. Jenis poligon ini tidak ada koreksi sudut
tetapi ada koreksi koordinat.
h. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat, sedangkan
ujung yang lain tidak terikat azimuth. Poligon ini ada koreksi sudut tetapi tidak ada
koreksi koordinat.
i. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat, sedangkan
ujung yang lain tidak terikat azimuth. Jenis poligon ini ada koreksi sudut tetapi tidak ada
koreksi koordinat.
Poligon terbuka tanpa ikatan sama sekali (poligon lepas), pengukuran seperti ini akan terjadi
pada daerah-daerah yang tidak ada titik tetapnya dan sulit melakukan pengukuran baik dengan
cara astronomis maupun dengan satelit. Poligon semacam ini dihitung dengan orientasi lokal
artinya koordinat dan azimuth awalnya dimisalkan sembarang.
Pada Gambar diatas, untuk mendapatkan koordinat titik 1, 2, 3 dan 4 maka dilakukan
pengukuran sudut (1, 2,3, 4) dan jarak (dB1, d12, d23, d34, d4C)
1. Syarat Sudut
Apabila dipakai pada poligon tertutup dimana titik awal dan titik akhir sama maka rumus diatas
akan berubah :
syarat sudut :
syarat absis :
syarat ordinat :
syarat sudut :
syarat absis
syarat ordinat
Toleransi Pengukuran
Cara Pengukuran
1. Memasang alat theodolit pada titik awal dan aturlah alat tersebut.
2. Posisi teropong biasa arahkan alat pada titik sebelumnya (titik tetap, bila ada) dan
kemudian pada titik selanjutnya, putarlah teropong pada posisi luar biasa arahkan ke titik
seperti pada posisi teropong biasa.
3. Ukurlah jarak antar titik secara langsung dengan pita ukur.
4. Kemudian pindahkan alat theodolit ke titik selanjutnya, lakukan langkah 1 s.d 3,
demikian seterusnya sampai titik terakhir apabila poligon terbuka dan kembali ke titik
awal apabila poligon tertutup.
Cara Perhitungan :
Untuk Pemetaan diperlukan adanya kerangka peta, yaitu terdiri dari titik-titik pasti di permukaan
bumi yang tertentu didalam hubungan horizontal koordinat-koordinatnya (X,Y) dan hubungan
Muhammad Hisyam Taufiq
111.140.090
KELAS E Page 8
Ilmu Ukur Tanah 2016
vertikal yang menunjukkan ketinggian (Z). Peta yang digunakan sebagai perencanaan harus baik
dan benar yang berarti pemberian informasi dari peta harus sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya dari permukaan bumi.
Peta yang disajikan dalam bidang datar, sehingga posisi titik-titik yang dimuat di dalam peta
dinyatakan dengan kordinat-koordinat pada bidang datar pula. Penentuan koordinatnya dilakukan
dengan mengadakan pengukuran jarak dan arah jurusan, yaitu secara triangulasi, trilaterasi,
poligon dan triangulaterasi. Titik-titik dinyatakan dalam sistem koordinat ( X,Y ) dan ( Z ) untuk
ketinggian dari permukaan laut rata-rata.
Metode yang dipakai untuk kerangka peta adalah poigon, yaitu rangkaian dari titik kerangka peta
menjadi segi banyak. Untuk mendapatkan data, yang diukur adalah semua sudut sisi-sisinya,
Azimut dan jarak untuk penentuan koordinat planimetris diatas permukaan bumi ( X,Y ), yang
digunakan sebagai kerangka peta ( Kerangka Kontrol Horizontal ). Poligon tersebut mempunyai
berbagai bentuk dan hitungan yang sederhana serta dapat menyesuaikan kondisi dan topografi
lapangan.
1. Poligon tertutup
2. Poligon terbuka
3. Poligon bercabang
Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah segi banyak yang terdiri atas rangkaian sudut dan sisi yang titik awal dan
titik akhirnya berimpit.
Keterangan gambar 1 :
12 = Azimuth awal
Pada poligon tertutup titik awal juga merupakan titik akhir poligon dan sudut jurusan awal sama
dengan sudut jurusan akhir, serta koordinat awal sama dengan koordinat akhir. Dengan adanya
ketentuan tersebut di atas, maka syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu poligon tertutup
adalah :
( i ) = (n 2) x 180
( di sin i ) = 0
( di cos i ) = 0
Tetapi pada umumnya hasil ukuran sudut dan jarak sisi poligon tidak bisa memenuhi ketiga
persyaratan tersebut di atas, sehingga agar dapat memenuhi ketiga persyaratan tersebut, perlu ada
besaran koreksi, yaitu :
i = ( n 2 ) x 180 + fs
(di Sin i) = fx
(di Cos i) = fy
Dimana :
Cara pemberian koreksi-koreksi pada masing-masing sudut dalam absis dan ordinat poligon
adalah sebagai berikut :
1. Koreksi sudut ( fs )
Besarnya koreksi sudut dibagi banyaknya sudut poligon, dan hasil pembagian diberikan secara
merata pada setiap sudut poligon. fs/n = V
Bila ternyata tidak habis dibagi, maka koreksi sudut terbesar diberikan pada sudut yang
mempunyai sisi terpendek.
Setelah sudut terkoreksi didapatkan, maka dapat dicari azimut tiap sisi.
23 = 12 180 2
34 = 23 180 3
Setelah semua syarat terpenuhi, maka koordinatnya dapat dihitung sebagai berikut :
Demikian pula untuk menghitung koordinat-koordinat titik poligon yang lain dengan cara dan
prinsip yang sama seperti diatas.
Poligon tertutup ditinjau dari cara pengikatannya dibedakan beberapa macam, yaitu :
Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah merupakan rangkaian titik-titik yang mempunyai sudut, dimana titik awal
dan titik akhirnya berlainan. Poligon terbuka menurut atau ditinjau dari cara pengikatannya
dibedakan beberapa macam, yaitu :
Poligon terbuka terikat sempurna, adalah dimana kedua ujung poligon diawali dan diakhiri pada
titik tetap serta azimuth awal dan azimuth akhir telah diketahui secara pasti. Poligon terbuka
terikat sempurna merupakan poligon terbaik karena adanya kontrol koordinat.
Keterangan Gambar. :
Adanya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran maka persamaan tersebut tidak dapat terpenuhi,
sehingga timbul koreksi sudut sebesar f.
Kesalahan penutup sudut f dibagi rata-rata pada semua sudut yang diukur. Bila kesalahan
penutup sudut tidak dapat dibagi rata, maka koreksi sudut terbesar diberikan pada sudut yang
mempunyai sisi terpendek.
Hitungan koreksi :
a. Sudut terkoreksi : i = i fi
i = i fi
Hitungan koordinat :
X2 = X1 + d12 sin 12
Y2 = Y1 + d12 cos 12
Demikian pula untuk menghitung koordinat titik-titik yang lain dengan cara prinsip yang sama
seperti diatas.
Adanya kesalahan accidental pada ukuran jarak, persamaan tersebut tidak dapat terpenuhi
sehingga persamaan tersebut menjadi :
{ fx } : koreksi absis
{ fy } : koreksi ordinat
Kesalahan penutup koordinat fx dan fy dibagi rata pada proyeksi absis dan ordinat, besarnya
koreksi sebanding dengan panjang sisi poligon.
Demilian pula untuk perhitungan koodinat titik-titik yang lain dengan cara dan prinsip yang
sama seperti diatas.
Poligon terbuka terikat sepihak adalah poligon yang satu ujungnya ( awal atau akhir ) terikat
pada koordinata titik tetap atau terikat pada sudut jurusan ( azimut ).
Keterangan gambar :
Poligon tersebut sering dipakai pada pengukuran dengan cabang atau rasi yang terikat pada
poligon utama. Poligon tersebut dihitung dengan orientasi lokal, tidak ada koreksi sudut dan
koreksi koordinat.
X2 = X1 + d12 Sin 12
Y2 = Y1 + d12 Cos 12
Demikian pula untuk perhitungan koordinat titik-titik yang lain, dengan cara dan prinsip yang
sama seperti di atas.
Poligon terbuka terikat sepihak adalah poligon yang satu ujungnya ( awal atau akhir ) terikat
pada koordinata titik tetap atau terikat pada sudut jurusan ( azimut ).
Keterangan gambar :
Poligon tersebut sering dipakai pada pengukuran dengan cabang atau rasi yang terikat pada
poligon utama. Poligon tersebut dihitung dengan orientasi lokal, tidak ada koreksi sudut dan
koreksi koordinat.
X2 = X1 + d12 Sin 12
Y2 = Y1 + d12 Cos 12
Demikian pula untuk perhitungan koordinat titik-titik yang lain, dengan cara dan prinsip yang
sama seperti di atas.
Poligon terbuka adalah merupakan rangkaian titik-titik yang mempunyai sudut, dimana titik awal
dan titik akhirnya berlainan. Poligon terbuka menurut atau ditinjau dari cara pengikatannya
dibedakan beberapa macam, yaitu :
Poligon terbuka terikat sempurna, adalah dimana kedua ujung poligon diawali dan diakhiri pada
titik tetap serta azimuth awal dan azimuth akhir telah diketahui secara pasti. Poligon terbuka
terikat sempurna merupakan poligon terbaik karena adanya kontrol koordinat.
Keterangan Gambar. :
Adanya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran maka persamaan tersebut tidak dapat terpenuhi,
sehingga timbul koreksi sudut sebesar f.
Kesalahan penutup sudut f dibagi rata-rata pada semua sudut yang diukur. Bila kesalahan
penutup sudut tidak dapat dibagi rata, maka koreksi sudut terbesar diberikan pada sudut yang
mempunyai sisi terpendek.
Hitungan koreksi :
a. Sudut terkoreksi : i = i fi
i = i fi
Hitungan koordinat :
X2 = X1 + d12 sin 12
Y2 = Y1 + d12 cos 12
Demikian pula untuk menghitung koordinat titik-titik yang lain dengan cara prinsip yang sama
seperti diatas.
Adanya kesalahan accidental pada ukuran jarak, persamaan tersebut tidak dapat terpenuhi
sehingga persamaan tersebut menjadi :
{ fx } : koreksi absis
{ fy } : koreksi ordinat
Kesalahan penutup koordinat fx dan fy dibagi rata pada proyeksi absis dan ordinat, besarnya
koreksi sebanding dengan panjang sisi poligon.
Demilian pula untuk perhitungan koodinat titik-titik yang lain dengan cara dan prinsip yang
sama seperti diatas.
Poligon Tertutup
Poligon tertutup merupakan poligon yang titik awal dan titik akhir saling berimpit atau pada
posisi yang sama atau saling bertemu. Pada poligon tertutup ini secara geometris bentuk
rangkaian poligon tertutup bila memiliki dua titik tetap biasa dinamakan dengan poligon tertutup
terikat sempurna.
Keterangan:
Keterangan:
S : jumlah sudut
d Sin : jumlah x
d Cos : jumlah y
Keterangan:
Keterangan:
n : nomor titik
Kesalahan jarak
Keterangan:
d : jumlah jarak
K : ketelitian linier
S : sudut ukuran
2. Azimuth semua sisi poligon dihitung berdasarkan azimuth awal dan semua sudut titik
hasil koreksi (S):
a) Jika urutan hitungan azimuth sisi poligon searah jarum jam, rumus yang digunakan:
b) Jika urutan hitungan azimuth sisi oligon berlawanan arah jarum jam, rumus yang
digunakan:
DAFTAR PUSTAKA