Anda di halaman 1dari 21

Ilmu Ukur Tanah 2016

Kerangka Dasar Pemetaan (Poligon)

Untuk Pemetaan diperlukan adanya kerangka peta, yaitu terdiri dari titik-titik pasti di
permukaan bumi yang tertentu didalam hubungan horizontal koordinat-koordinatnya (X,Y) dan
hubungan vertikal yang menunjukkan ketinggian (Z). Peta yang digunakan sebagai perencanaan
harus baik dan benar yang berarti pemberian informasi dari peta harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya dari permukaan bumi.

Peta yang disajikan dalam bidang datar, sehingga posisi titik-titik yang dimuat di dalam
peta dinyatakan dengan kordinat-koordinat pada bidang datar pula. Penentuan koordinatnya
dilakukan dengan mengadakan pengukuran jarak dan arah jurusan, yaitu secara triangulasi,
trilaterasi, poligon dan triangulaterasi. Titik-titik dinyatakan dalam sistem koordinat ( X,Y ) dan (
Z ) untuk ketinggian dari permukaan laut rata-rata.

Pengukuran Titik Kontrol Horisontal

Metode yang dipakai untuk kerangka peta adalah poigon, yaitu rangkaian dari titik kerangka peta
menjadi segi banyak. Untuk mendapatkan data, yang diukur adalah semua sudut sisi-sisinya,
Azimut dan jarak untuk penentuan koordinat planimetris diatas permukaan bumi ( X,Y ), yang
digunakan sebagai kerangka peta ( Kerangka Kontrol Horizontal ). Poligon tersebut mempunyai
berbagai bentuk dan hitungan yang sederhana serta dapat menyesuaikan kondisi dan topografi
lapangan. Berdasarkan bentuknya, polygon dibagi menjadi 4 : Poligon lepas, Poligon memanjang
terikat sepihak, Poligon Memanjang Terikat sempurna, Poligon Tertutup.

1. Poligon Lepas
Poligon lepas atau poligon terbuka adalah poligon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan
titik yang berlainan (tidak bertemu pada satu titik).

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 1
Ilmu Ukur Tanah 2016

Poligon terbuka biasanya digunakan untuk :

- Jalur lintas / jalan raya.

- Saluran irigasi.

- Kabel listrik tegangan tinggi.

- Kabel TELKOM.

- Jalan kereta api.

2. Poligon Memanjang Terikah Sepihak

Poligon terbuka terikat sepihak adalah poligon yang satu ujungnya ( awal atau akhir ) terikat
pada koordinata titik tetap atau terikat pada sudut jurusan ( azimut ).

Keterangan gambar :
12 : azimut awal sisi poligon

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 2
Ilmu Ukur Tanah 2016

1, 2, 3,........: sudut-sudut poligon yang diukur


d1, d2, d3,........: panjang sisi poligon yang diukur
A : titik tetap yang diketahui koordinatnya

Poligon tersebut sering dipakai pada pengukuran dengan cabang atau rasi yang terikat pada
poligon utama. Poligon tersebut dihitung dengan orientasi lokal, tidak ada koreksi sudut dan
koreksi koordinat.

Perhitungan koordinat titik poligon :


X2 = X1 + d12 Sin 12
Y2 = Y1 + d12 Cos 12
Demikian pula untuk perhitungan koordinat titik-titik yang lain, dengan cara dan prinsip yang
sama seperti di atas.

3. Poligon Memanjang Terikat Sempurna

Suatu poligon yang terikat sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup ataupun poligon
terbuka, suatu titik dikatakan sempurna sebagai titik ikat apabila diketahui koordinat dan
jurusannya minimum 2 buah titik ikat dan tingkatnya berada diatas titik yang akan dihasilkan.

a. Poligon tertutup terikat sempurna :

Poligon tertutup yang terikat oleh azimuth dan koordinat.

b. Poligon terbuka terikat sempurna :

Poligon terbuka yang masing-masing ujungnya terikat azimuth dan koordinat.

4. Poligon Terikat Tidak Sempurna

Suatu poligon yang terikat tidak sempurna dapat terjadi pada poligon tertutup ataupun poligon
terbuka, dikatakan titik ikat tidak sempurna apabila titik ikat tersebut diketahui koordinatnya atau
hanya jurusannya.

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 3
Ilmu Ukur Tanah 2016

a. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth saja, sedangkan ujung
yang lain tidak terikat sama sekali. Poligon semacam ini dapat dihitung dari azimuth awal
dan yang diketahui dan sudut-sudut poligon yang diukur, sedangkan koordinat dari
masingmasing titiknya masih lokal.
b. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat saja, sedangkan ujung
yang lain tidak terikat sama sekali.Poligon semacam ini dapat dihitung dengan cara
memisalkan azimuth awal sehingga masing-masing azimuth sisi poligon dapat dihitung,
sedangkan koordinat masing-masing titik dihitung berdasarkan koordinat yang diketahui.
Oleh karena itu pada poligon bentuk ini koordinat yang dianggap betul hanyalah pada
koordinat titik yang diketahui (awal) sehingga poligon ini tidak ada orientasinya.
c. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat, sedangkan
ujung yang lain tidak terikat. Poligon jenis ini dapat dikatakan satu titik terikat secara
sempurna namun belum terkoreksi secara sempurna baik koreksi sudut maupun koreksi
koordinat, tetapi sistim koordinatnya sudah benar.
d. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth. Pada poligon jenis ini ada
koreksi azimuth, sedangkan koordinat titik-titik poligon adalah koordinat lokal.
e. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh koordinat. Jenis poligon ini tidak ada
koreksi sudut tetapi ada koreksi koordinat.
f. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh koordinat, sedangkan ujung yang
lain terikat azimuth. Pada poligon ini tidak ada koreksi sudut dan koreksi koordinat.
g. Poligon terbuka yang salah satu ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat saja,
sedangkan ujung yang lain terikat koordinat. Jenis poligon ini tidak ada koreksi sudut
tetapi ada koreksi koordinat.
h. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat, sedangkan
ujung yang lain tidak terikat azimuth. Poligon ini ada koreksi sudut tetapi tidak ada
koreksi koordinat.
i. Poligon terbuka yang kedua ujungnya terikat oleh azimuth dan koordinat, sedangkan
ujung yang lain tidak terikat azimuth. Jenis poligon ini ada koreksi sudut tetapi tidak ada
koreksi koordinat.

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 4
Ilmu Ukur Tanah 2016

5. Poligon Tidak Terikat/Bebas

Poligon terbuka tanpa ikatan sama sekali (poligon lepas), pengukuran seperti ini akan terjadi
pada daerah-daerah yang tidak ada titik tetapnya dan sulit melakukan pengukuran baik dengan
cara astronomis maupun dengan satelit. Poligon semacam ini dihitung dengan orientasi lokal
artinya koordinat dan azimuth awalnya dimisalkan sembarang.

Rumus Umum Perhitungan Poligon

Pada Gambar diatas, untuk mendapatkan koordinat titik 1, 2, 3 dan 4 maka dilakukan
pengukuran sudut (1, 2,3, 4) dan jarak (dB1, d12, d23, d34, d4C)

Rumus koordinat secara umum :

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 5
Ilmu Ukur Tanah 2016

Syarat Geometris Hitungan Koordinat

1. Syarat Sudut

Apabila dipakai pada poligon tertutup dimana titik awal dan titik akhir sama maka rumus diatas
akan berubah :

Untuk poligon tertutup yang diukur sudut dalamnya maka :

syarat sudut :

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 6
Ilmu Ukur Tanah 2016

syarat absis :

syarat ordinat :

Untuk poligon tertutup yang diukur sudut luarnya maka :

syarat sudut :

syarat absis

syarat ordinat

Toleransi Pengukuran

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 7
Ilmu Ukur Tanah 2016

Cara Pengukuran

1. Memasang alat theodolit pada titik awal dan aturlah alat tersebut.
2. Posisi teropong biasa arahkan alat pada titik sebelumnya (titik tetap, bila ada) dan
kemudian pada titik selanjutnya, putarlah teropong pada posisi luar biasa arahkan ke titik
seperti pada posisi teropong biasa.
3. Ukurlah jarak antar titik secara langsung dengan pita ukur.
4. Kemudian pindahkan alat theodolit ke titik selanjutnya, lakukan langkah 1 s.d 3,
demikian seterusnya sampai titik terakhir apabila poligon terbuka dan kembali ke titik
awal apabila poligon tertutup.

Cara Perhitungan :

1. Hitunglah azimuth awal dan akhir apabila diketahui.


2. Hitunglah salah penutup sudut.
3. Koreksikan masing-masing sudut pengukuran.
4. Hitunglah azimuth masing-masing titik/arah.
5. Hitunglah selisih absis (X ) dan selisih ordinat (Y )
6. Hitung salah penutup absis dan salah penutup ordinat.
7. Koreksikan masing-masing selisih absis dan selisih ordinat.
8. Hitung koordinat masing-masing titik.

Kerangka Dasar Pemetaan

Untuk Pemetaan diperlukan adanya kerangka peta, yaitu terdiri dari titik-titik pasti di permukaan
bumi yang tertentu didalam hubungan horizontal koordinat-koordinatnya (X,Y) dan hubungan
Muhammad Hisyam Taufiq
111.140.090
KELAS E Page 8
Ilmu Ukur Tanah 2016

vertikal yang menunjukkan ketinggian (Z). Peta yang digunakan sebagai perencanaan harus baik
dan benar yang berarti pemberian informasi dari peta harus sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya dari permukaan bumi.

Peta yang disajikan dalam bidang datar, sehingga posisi titik-titik yang dimuat di dalam peta
dinyatakan dengan kordinat-koordinat pada bidang datar pula. Penentuan koordinatnya dilakukan
dengan mengadakan pengukuran jarak dan arah jurusan, yaitu secara triangulasi, trilaterasi,
poligon dan triangulaterasi. Titik-titik dinyatakan dalam sistem koordinat ( X,Y ) dan ( Z ) untuk
ketinggian dari permukaan laut rata-rata.

Pengukuran Titik Kontrol Horisontal

Metode yang dipakai untuk kerangka peta adalah poigon, yaitu rangkaian dari titik kerangka peta
menjadi segi banyak. Untuk mendapatkan data, yang diukur adalah semua sudut sisi-sisinya,
Azimut dan jarak untuk penentuan koordinat planimetris diatas permukaan bumi ( X,Y ), yang
digunakan sebagai kerangka peta ( Kerangka Kontrol Horizontal ). Poligon tersebut mempunyai
berbagai bentuk dan hitungan yang sederhana serta dapat menyesuaikan kondisi dan topografi
lapangan.

Berdasarkan bentuknya poligon dapat dibedakan menjadi 3 macam :

1. Poligon tertutup

2. Poligon terbuka

3. Poligon bercabang

Poligon Tertutup

Poligon tertutup adalah segi banyak yang terdiri atas rangkaian sudut dan sisi yang titik awal dan
titik akhirnya berimpit.

Keterangan gambar 1 :

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 9
Ilmu Ukur Tanah 2016

12 = Azimuth awal

d 12, d 23, ........., d 71 = Panjang sisi Poligon.

1, 2, 3, ......, 7 = Sudut-sudut dalam poligon.

Unsur-unsur yang diukur adalah :

1. Satu azimuth sisi poligon

2. Semua sudut dalam poligon

3. Semua sisi poligon

Pada poligon tertutup titik awal juga merupakan titik akhir poligon dan sudut jurusan awal sama
dengan sudut jurusan akhir, serta koordinat awal sama dengan koordinat akhir. Dengan adanya
ketentuan tersebut di atas, maka syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu poligon tertutup
adalah :

( i ) = (n 2) x 180

( di sin i ) = 0

( di cos i ) = 0

Tetapi pada umumnya hasil ukuran sudut dan jarak sisi poligon tidak bisa memenuhi ketiga
persyaratan tersebut di atas, sehingga agar dapat memenuhi ketiga persyaratan tersebut, perlu ada
besaran koreksi, yaitu :

i = ( n 2 ) x 180 + fs

(di Sin i) = fx

(di Cos i) = fy

Dimana :

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 10
Ilmu Ukur Tanah 2016

fs = kesalahan penutup sudut dalam poligon

fx = kesalahan penutup absis poligon

fy = kesalahan penutup ordinat poligon

di = panjang sisi poligon yang diukur

i = azimut sisi-sisi poligon

i = sudut-sudut dalam Poligon

Cara pemberian koreksi-koreksi pada masing-masing sudut dalam absis dan ordinat poligon
adalah sebagai berikut :

1. Koreksi sudut ( fs )

Besarnya koreksi sudut dibagi banyaknya sudut poligon, dan hasil pembagian diberikan secara
merata pada setiap sudut poligon. fs/n = V

Bila ternyata tidak habis dibagi, maka koreksi sudut terbesar diberikan pada sudut yang
mempunyai sisi terpendek.

Setelah sudut terkoreksi didapatkan, maka dapat dicari azimut tiap sisi.

23 = 12 180 2

34 = 23 180 3

n(n-1) = (n-1) 180 n

2. Koreksi absis dan koordinat

Koreksi absis dan ordinat berbanding lurus dengan besarnya jarak.

Koreksi absis : di/d x fx = xi


Muhammad Hisyam Taufiq
111.140.090
KELAS E Page 11
Ilmu Ukur Tanah 2016

Koreksi ordinat : di/d x fy = yi

Setelah semua syarat terpenuhi, maka koordinatnya dapat dihitung sebagai berikut :

X2 = X1 + d12 Sin 12 + x12

Y2 = Y1 + d12 Cos 12 + y12

Demikian pula untuk menghitung koordinat-koordinat titik poligon yang lain dengan cara dan
prinsip yang sama seperti diatas.

Poligon tertutup ditinjau dari cara pengikatannya dibedakan beberapa macam, yaitu :

1. Terikat pada azimuth ( sudut jurusan )

2. Terikat pada koordinat

3. Terikat pada azimuth dan koordinat.

Poligon Terbuka

Poligon terbuka adalah merupakan rangkaian titik-titik yang mempunyai sudut, dimana titik awal
dan titik akhirnya berlainan. Poligon terbuka menurut atau ditinjau dari cara pengikatannya
dibedakan beberapa macam, yaitu :

Poligon terbuka terikat sempurna

Poligon terbuka terikat sempurna, adalah dimana kedua ujung poligon diawali dan diakhiri pada
titik tetap serta azimuth awal dan azimuth akhir telah diketahui secara pasti. Poligon terbuka
terikat sempurna merupakan poligon terbaik karena adanya kontrol koordinat.

Keterangan Gambar. :

A, B, C, D = titik-titik ikat yang telah diketahui koordinatnya.

AB, CD = azimuth sisi poligon yang telah diketahui koordinatnya.

d 12, d 23, .. = panjang sisi poligon

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 12
Ilmu Ukur Tanah 2016

1, 2, 3, ...= sudut-sudut hasil ukuran

persamaan penyelesaian poligon terbuka terikat sempurna :

1. Cara kontrol sudut.

akhir awal = ( n 2 ) x 180 { }

dalam hal ini :

n = banyaknya sudut yang diukur

{ } = jumlah sudut yang diukur

Adanya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran maka persamaan tersebut tidak dapat terpenuhi,
sehingga timbul koreksi sudut sebesar f.

Persamaan tersebut menjadi :

akhir awal = ( n 2 ) x 180 { } f

Kesalahan penutup sudut f dibagi rata-rata pada semua sudut yang diukur. Bila kesalahan
penutup sudut tidak dapat dibagi rata, maka koreksi sudut terbesar diberikan pada sudut yang
mempunyai sisi terpendek.

Hitungan koreksi :

a. Sudut terkoreksi : i = i fi

b. Azimuth sisi poligon terkoreksi :

i = i fi

Hitungan koordinat :

X2 = X1 + d12 sin 12

Y2 = Y1 + d12 cos 12

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 13
Ilmu Ukur Tanah 2016

Demikian pula untuk menghitung koordinat titik-titik yang lain dengan cara prinsip yang sama
seperti diatas.

2. Cara kontrol koordinat.

X akhir X awal = {d sin }

Y akhir Y awal = { d cos }

Adanya kesalahan accidental pada ukuran jarak, persamaan tersebut tidak dapat terpenuhi
sehingga persamaan tersebut menjadi :

X akhir X awal = { d sin } { fx }

Y akhir Y awal = { d cos ) { fy }

{ fx } : koreksi absis

{ fy } : koreksi ordinat

Kesalahan penutup koordinat fx dan fy dibagi rata pada proyeksi absis dan ordinat, besarnya
koreksi sebanding dengan panjang sisi poligon.

Xi = di/{d}x{fx}, misal X12 = d12/{d}x{fx}

Yi = di/{d}x{fy}, misal Y12 = d12/{d}x{fy}

Perhitungan koordinat titik poligon :

X2 = X1 + d12 sin12 + X12

Y2 = Y2 + d12 cos12 + Y12

Demilian pula untuk perhitungan koodinat titik-titik yang lain dengan cara dan prinsip yang
sama seperti diatas.

Poligon Terbuka Terikat Sepihak dan Poligon Lepas

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 14
Ilmu Ukur Tanah 2016

Poligon terbuka terikat sepihak adalah poligon yang satu ujungnya ( awal atau akhir ) terikat
pada koordinata titik tetap atau terikat pada sudut jurusan ( azimut ).

Keterangan gambar :

12 : azimut awal sisi poligon

1, 2, 3,........: sudut-sudut poligon yang diukur

d1, d2, d3,........: panjang sisi poligon yang diukur

A : titik tetap yang diketahui koordinatnya

Poligon tersebut sering dipakai pada pengukuran dengan cabang atau rasi yang terikat pada
poligon utama. Poligon tersebut dihitung dengan orientasi lokal, tidak ada koreksi sudut dan
koreksi koordinat.

Perhitungan koordinat titik poligon :

X2 = X1 + d12 Sin 12

Y2 = Y1 + d12 Cos 12

Demikian pula untuk perhitungan koordinat titik-titik yang lain, dengan cara dan prinsip yang
sama seperti di atas.

Poligon Memanjang Terikat Sepihak

Poligon terbuka terikat sepihak adalah poligon yang satu ujungnya ( awal atau akhir ) terikat
pada koordinata titik tetap atau terikat pada sudut jurusan ( azimut ).

Keterangan gambar :

12 : azimut awal sisi poligon

1, 2, 3,........: sudut-sudut poligon yang diukur

d1, d2, d3,........: panjang sisi poligon yang diukur

A : titik tetap yang diketahui koordinatnya

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 15
Ilmu Ukur Tanah 2016

Poligon tersebut sering dipakai pada pengukuran dengan cabang atau rasi yang terikat pada
poligon utama. Poligon tersebut dihitung dengan orientasi lokal, tidak ada koreksi sudut dan
koreksi koordinat.

Perhitungan koordinat titik poligon :

X2 = X1 + d12 Sin 12

Y2 = Y1 + d12 Cos 12

Demikian pula untuk perhitungan koordinat titik-titik yang lain, dengan cara dan prinsip yang
sama seperti di atas.

Poligon Memanjang Terikat

Poligon terbuka adalah merupakan rangkaian titik-titik yang mempunyai sudut, dimana titik awal
dan titik akhirnya berlainan. Poligon terbuka menurut atau ditinjau dari cara pengikatannya
dibedakan beberapa macam, yaitu :

Poligon terbuka terikat sempurna, adalah dimana kedua ujung poligon diawali dan diakhiri pada
titik tetap serta azimuth awal dan azimuth akhir telah diketahui secara pasti. Poligon terbuka
terikat sempurna merupakan poligon terbaik karena adanya kontrol koordinat.

Keterangan Gambar. :

A, B, C, D = titik-titik ikat yang telah diketahui koordinatnya.

AB, CD = azimuth sisi poligon yang telah diketahui koordinatnya.

d 12, d 23, .. = panjang sisi poligon

1, 2, 3, ...= sudut-sudut hasil ukuran

persamaan penyelesaian poligon terbuka terikat sempurna :

1. Cara kontrol sudut.

akhir awal = ( n 2 ) x 180 { }

dalam hal ini :

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 16
Ilmu Ukur Tanah 2016

n = banyaknya sudut yang diukur

{ } = jumlah sudut yang diukur

Adanya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran maka persamaan tersebut tidak dapat terpenuhi,
sehingga timbul koreksi sudut sebesar f.

Persamaan tersebut menjadi :

akhir awal = ( n 2 ) x 180 { } f

Kesalahan penutup sudut f dibagi rata-rata pada semua sudut yang diukur. Bila kesalahan
penutup sudut tidak dapat dibagi rata, maka koreksi sudut terbesar diberikan pada sudut yang
mempunyai sisi terpendek.

Hitungan koreksi :

a. Sudut terkoreksi : i = i fi

b. Azimuth sisi poligon terkoreksi :

i = i fi

Hitungan koordinat :

X2 = X1 + d12 sin 12

Y2 = Y1 + d12 cos 12

Demikian pula untuk menghitung koordinat titik-titik yang lain dengan cara prinsip yang sama
seperti diatas.

2. Cara kontrol koordinat.

X akhir X awal = {d sin }

Y akhir Y awal = { d cos }

Adanya kesalahan accidental pada ukuran jarak, persamaan tersebut tidak dapat terpenuhi
sehingga persamaan tersebut menjadi :

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 17
Ilmu Ukur Tanah 2016

X akhir X awal = { d sin } { fx }

Y akhir Y awal = { d cos ) { fy }

{ fx } : koreksi absis

{ fy } : koreksi ordinat

Kesalahan penutup koordinat fx dan fy dibagi rata pada proyeksi absis dan ordinat, besarnya
koreksi sebanding dengan panjang sisi poligon.

Xi = di/{d}x{fx}, misal X12 = d12/{d}x{fx}

Yi = di/{d}x{fy}, misal Y12 = d12/{d}x{fy

Perhitungan koordinat titik poligon :

X2 = X1 + d12 sin12 + X12

Y2 = Y2 + d12 cos12 + Y12

Demilian pula untuk perhitungan koodinat titik-titik yang lain dengan cara dan prinsip yang
sama seperti diatas.

Poligon Tertutup

Poligon tertutup merupakan poligon yang titik awal dan titik akhir saling berimpit atau pada
posisi yang sama atau saling bertemu. Pada poligon tertutup ini secara geometris bentuk
rangkaian poligon tertutup bila memiliki dua titik tetap biasa dinamakan dengan poligon tertutup
terikat sempurna.

Keterangan:

1, 2, 3, ..., n : titik kontrol poligon

D12, D23,..., Dn1 : jarak pengukuran sisi poligon

S1, S2, S3, ..., Sn : sudut

Syarat geometris dari poligon terturup sebagai berikut.

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 18
Ilmu Ukur Tanah 2016

1. S + f(s) = (n-2) x 180....................................................... (II.4)

2. d Sin + f(x) = 0 .............................................................. (II.5)

3. d Cos + f(y) = 0 ............................................................. (II.6)

Keterangan:

S : jumlah sudut

d Sin : jumlah x

d Cos : jumlah y

f(s) : kesalahan sudut

f(x) : kesalahan koordinat X

f(y) : kesalahan koordinat Y

1. Koordinat sementara semua titik poligon, persamaan yang digunakan:

Xn = Xn-1 + d Sin n-1.n .......................................................... (II.7)

Yn = Yn-1 + d Cos n-1.n ......................................................... (II.8)

Keterangan:

Xn, Yn : koordinat titik n

Xn-1, Yn-1 : koordinat titil n-1

2. Koordinat terkoreksi dari semua titik poligon dihitung dengan persamaan:

Xn = Xn-1.n + dn Sin n-1.n + (dn / d) x f(x) .......................... (II.9)

Yn = Yn-1.n + d Cos n-1.n + (dn / d) x f(y) ........................... (II.10)

Keterangan:

n : nomor titik

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 19
Ilmu Ukur Tanah 2016

Xn, Yn : koordinat terkoreksi titik n

Xn-1.n, Yn-1.n : koordinat titik ke n-1

dn : jarak sisi titik n-1 ke n

n-1.n : azimuth sisi n-1 ke n

3. Ketelitian poligon dinyatakan dengan persamaan:

Kesalahan jarak

f(d) = [f(x)2 + f(y)2]1/2 ................................................ (II.11)

K = d / f(d) .............................................................. (II.12)

Keterangan:

f(d) : kesalahan jarak

f(x) :kesalahan linier absis

f(y) : kesalahan linier ordinat

d : jumlah jarak

K : ketelitian linier

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyelesaian poligon:

1. Besar sudut tiap titik hasil setelah koreksi

S = S + [f(s) / n] ..................................................................... (II.13)

dimana: S : sudut terkoreksi

S : sudut ukuran

2. Azimuth semua sisi poligon dihitung berdasarkan azimuth awal dan semua sudut titik
hasil koreksi (S):

a) Jika urutan hitungan azimuth sisi poligon searah jarum jam, rumus yang digunakan:

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 20
Ilmu Ukur Tanah 2016

n.n+1 = (n-1.n +180) S .............................................. (II.14)

n.n+1 = (n-1.n + S) 180 ............................................. (II.15)

b) Jika urutan hitungan azimuth sisi oligon berlawanan arah jarum jam, rumus yang
digunakan:

n.n+1 = (n-1.n + S) 180 ............................................. (II.16)

n.n+1 = (n-1.n +180) S .............................................. (II.17)

dimana: n : nomor titik

n.n+1 : azimuth sisi n ke n+1

n-1.n : azimuth sisi n-1 ke n

DAFTAR PUSTAKA

Kuswondo, Dodo. 2010. POLIGON.


http://geoexpose.blogspot.co.id/2010/12/poligon.html

Frick, Heinz. 2010. ILMU UKUR TANAH. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Muhammad Hisyam Taufiq


111.140.090
KELAS E Page 21

Anda mungkin juga menyukai