Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMETAAN WATERPASS MEMANJANG


& MELINTANG

DISUSUN OLEH (KELOMPOK 2) :

Dhia Khalis Aditya (03)


Mohamad Ilham Fahmi (08)
Wilda Devi Septianingsih (09)
Naufal Kukuh Razqa (19)
Chaerunisa Supian (29)
Ahmad Qoidunnas (31)
Husnul Fathiyya (40)

Dosen pengajar :

S. Kamilia Aziz ST. MT.

Dosen Asistensi :

Ir. Eddy Sumirman MT.

D4 TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTIKUM ……………………………………............................... 1


DAFTAR ISI …………………………..……………………………………………. 2
DAFTAR TABEL …………………..…………………………………………......... 3
BAB I …………………….………………………..………………………....……... 4
1. LATAR BELAKANG …………...……………….…………………………. 4
2. RUMUSAN MASALAH ……………………..…………………………….. 4
3. TUJUAN PRAKTIKUM …………….……………………………………… 4
4. MANFAAT PRAKTIKUM …………….……………………………………4
BAB II …………………………………………………………………………......... 5
1. DEFINISI…………………………………………………………................. 5
2. JENIS PENGUKURAN …………………………………………….............. 5
A. SIPAT DATAR MEMANJANG ……………………………................. 5
B. SIPAT DATAR MELINTANG ……………………………………….. 5
BAB III ………………………………………………………………………………6
1. UMUM ……………………………………………………………………… 6
2. PERALATAN ………………………………………………………………. 6
3. LOKASI PENGUKURAN ……………..…………………………………… 9
4. PROSEDUR PELAKSANAAN ……………………………………………. 10
A. MEMBACA BAAK UKUR …………………………………………… 10
B. PROFIL MEMANJANG ..……………………………………………... 10
C. PROFIL MELINTANG………………………………………………… 12
DAFTAR TABEL PENGUKURAN MEMANJANG ……..………………………. 13
DAFTAR TABEL PENGUKURAN MELINTANG.. ……..………………………. 15
PERHITUNGAN …………………………………………………………………… 21
BAB IV ……………………………..………………………………………………. 22
PENUTUP ………………………………………………………………………….. 22
1. KESIMPULAN …………………………………………………………….. 22
2. SARAN ……….……………………………………………………………. 22
LAMPIRAN GAMBAR …………………………………………………………… 23

2
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

DAFTAR TABEL

Tabel 1. pengukuran memanjang ………………………………………………… 14


Tabel 2. pengukuran melintang patok 6 …………………………………………. 16
Tabel 3. pengukuran melintang patok 8………………………………………….. 18
Tabel 4. pengukuran melintang patok 10 ………………………………………... 20

3
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB I

1. Latar Belakang

Pengukuran tanah dapat merupakan salah satu disiplin ilmu yang meliputi metode
pengumpulan dan pemprosesan data dari kondisi yang ada di lapangan.
Di dunia teknik sipil pengukuran tanah atau lebih dikenal dengan ilmu ukur tanah
adalah bagian yang tidak bisa ditinggalkan. Sebelum melakukan suatu proyek perlu
dilakukan surveying yang didalamnya nanti pemakaian ilmu ukur tanah ini. Sebelum
pengukuran tanah dilakukan, maka suatu proyek tidak bisa dikerjakan. Jadi ilmu ukur
tanah merupakan bagaian yang vital di dunia ketekniksipilan.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengoperasikan alat ukur waterpass dengan baik dan benar?
b. Apa saja komponen komponen alat ukur waterpass?
c. Bagaimana cara pengukuran profil memanjang?
d. Bagaiman cara menentukan elevasi suatu bidang datar dari suatu permukaan tanah?
e. Bagaimana cara memasukkan dan mengolah data hasil pengukuran profil
memanjang?
f. Bagaimana cara menampilkan data dalam bentuk tabel dan sketsa bidang permukaan
tanah yang telah diukur?

3. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu melakukan pengaturan alat ukur waterpass dan membaca bak
ukur.
b. Mahasiswa mampu mengenal komponen-komponen alat ukur waterpass.
c. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran profil memanjang dengan alat ukur
waterpass.
d. Mahasiswa mampu menentukan elevasi suatu bidang datar dari permukaan tanah.
e. Mahasiswa mampu memasukkan dan mengolah data hasil pengukuran profil
memanjang.
f. Mahasiswa mampu menampilkan data dalam bentuk tabel dan sketsa bidang
permukaan tanah yang telah diukur.

4. Manfaat Praktikum
Kegiatan praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan mahasiswa
dalam pengukuran tanah sebagai upaya meningkatkan kompetensi mahasiswa.
Mahasiswa mampu mengatur alat ukur waterpass dengan benar dan mengetahui
komponen- komponennya, dengan begitu mahasiswa mampu melakukan pengukuran
memanjang jalan dan menentukan elevasinya serta menampilkannnya dlaam bentuk
data.

4
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB II

DASAR TEORI

1. DEFINISI

Sifat profil bertujuan untuk menentukan bentuk permukaan tanah atau tinggi
rendahnya permukaan tanah sepanjang jalur pengukuran, baik secara memanjang
maupun melintang.

Sifat datar (leveling) suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua titik di
permukaan tanah. Sebuah bidang datar acuan atau datum ditetapkan dan elevasi
diukur terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang ditentukan dikurangkan dari atau
ditambah dengan nilai yang ditetapkan tersebut, dan hasilnya adalah elevasi titik-titik
tadi.

2. JENIS PENGUKURAN

A. Sifat Datar Memanjang


Sifat datar memanjang adalah suatu pengukuran yang bertujuan untuk
mengetahui ketinggian titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan pada umumnya
digunakan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan. (Geomatika
ITS, 2008).

B. Sipat Datar Melintang


Tujuan pengukuran ini umumnya sebagai dasar dalam menentukan volume galian
dan timbunan dalam perencanaan pembuatan jalan raya, jalan kereta api, saluran
irigasi, dsb.

5
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB III

METODE PELAKSANAAN

1. UMUM
Pengukuran waterpass memanjang dan melintang bertujua untuk mendapatkan relief
dari permukaan tanah yang akan digunakan sebagai fungsi tertentu dengan cara
mengukur ketinggian dari masing-masing titik relief tersebut. Pengukuran ini dapat
diguanakan untuk:
a. Perencanaan jalan raya.
b. Perencanaan jalan kereta api.
c. Landasan pacu pesawat terbang.
d. Irigasi.
e. Perencanaan jalur pipa.
f. Pembuatan bendungan.

2. PERALATAN
Peralatan yang diperlukan:
a. Cuttle pack dan rompi 7 buah.
Digunakan untuk tanda pengenal dan juga keselamatan kerja.

b. Alat ukur waterpass 1 buah


Digunakan untuk membaca pengukuran beda tinggi kontur dan lainnya.

6
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

c. Tripot statif 1 buah


Digunakan untuk meletakkan waterpass. Waterpass mempunyai tiga kaki yang
dapat menyangga penempatan alat pada masing-masing ujung runcing agar masuk
ke dalam tanah. Ketga kaki statif ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan
keadaan tanah tempat alat itu berdiri.

d. Baak Ukur
Digunakan untuk membaca tinggi rendahnya permukaan tanah. Baak ukur
mempunyai bentuk penampang segi empat panjang
yang berukuran ±3-4 cm, lebar ± 10 cm, panjang
±300 cm, bahka ada yang panjangnya mencapai
500cm.

e. Meteran 1 buah
Rol meter terbuat dari fiberglass dengan panjang 30-50 m dan dilengkapi tangkai
untuk mengukur jarak antara patok yang satu dengan patok yang lain.

7
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

d. Unting-unting
Unting unting ini melekat dibawah penyetel kaki statif, unting unting ini
berfungsi sebagai tolak ukur apakah waterpass tersebut sudah berada tepat di
atas patok.

e. Bendera

f. Helm
Berfungsi untuk melindungi kepala untuk
kejadian yang tidak diinginkan dan sebagai
pelindung kepala dari sinar matahari

g. Pilox
Berfungsi sebagai suatu tanda di lapangan untuk titik utama dalam pengukuran.

8
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

h. Alat penunjang lain


Alat penunjang lainnya seperti blangko data, kalkulator, alat tulis , yang dipakai untuk
memperlancar jalannya praktikum.

3. LOKASI PENGUKURAN
Lokasi pengukuran dalam praktikum pemetaan ini adalah Jl. Raya Menur.

4. PROSEDUR PELAKSANAAN

9
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

A. Membaca Baak Ukur.


1. Bidik dan arahkan teropong secara kasar pada baak ukur yang didirikan vertikal
pada suatu titik sasaran dengan menggunakan garis bidik yang ada di atas
pesawat.
2. Bila banyangan kabur, perjelas dengan memutar sekrup pengatur lensa dan jika
benang sialng kabur, perjelas dengan memeutar sekrup pengaturan diafragma.
3. Himpitkan benang silang diafragma dengan sumbu baak ukur , dengan cara
mengatur sekrup diafragma penggerak halus.
4. Lakukan pembacaan baak ukur , misal benanga atas (BA) 1.344 , benang tengah
(BT) 1.342 , dan benag bawah (BB) 1.340.
5. Pembacaan baak ukur selesai dan harus memenuhi ketentuan : BA+BB= 2BT
atau (BA-BT)= (BT-BB).
6. Untuk mendapatkan jarak optis, digunakan rumus : S x m ; diman (BA-BB) = S
dan m=100 yang merupakan faktor pengali.

B. Profil Memanjang
Prosedur Pengukuran.
1. Menyiapkan catatan, daftar pengukuran dan membuat sket situasi yang akan
diukur.
2. Menentukan dan menancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik.
3. Mendirikan pesawat di antara titik A dan B kemudian melakukan penyetelan alat
sampai didapat kedataran.
4. Mengarahkan pesawat ke ttik A (sbg rambu belakang) dan membaca benang
tengahnya.
5. Memutar teropong searah jarum jam dan mengarahkan teropong pesawat ke titik
B (sebagai rambu muka), membaca dan mencatat benang tengahnya.
6. Memindahkan teropong pesawat di antara titik B dan C dan lakukan penyetelan
alat sampai datar.

10
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
7. Mengarahkan pesawat ke titik B ( sebagai rambu belakan ) dan membaca benang
tengahnya.
8. Memutar teropong searah jarum jam dan arahkan teropong pesawat ke titik C
(sebafai rambu muka), membaca dan mencatat benang tengahnya.
9. Dengan cara yang sama, melakukan sampai titik yang terakhir. (pengukuran
pergi)
10. Setelah pengukuran sampai pada titik yang terakhir, melakukan pengukuran
kembali (pengukuran pulang) dari arah titik terakhir sampai ke titik awal dengan
cara yang sama pada pengukuran pergi.
11. Melakukan perhitungan beda tinggi dan ketinggian masing masing titik.
12. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.

Perhitungan profil memanjang.


1. Siapkan catatan hasil pengukuran profil memanjang.
2. Buat tabel pada program Microsoft Office Excel sesuai format standard yang
sudah ditentukan.
3. Masukan seluruh data ke dalam table excel sesuai catatan pada hasil pengukuran.
4. Hitung jarak optis dengan menggunakan rumus D=(BA-BB)X100.

5. Hitung beda tinggi dengan menggunakan rumus ∆H=BT belakang – BT muka


6. Hitung ∆H rata rata antara pergi dan pulang dengan rumus DH rata rata + ((∆H
pergi + ∆H pulang)/2). Rumus digunakan dengan asumsi besaran ∆H merupakan
harga mutlak.
7. Lakukan koreksi beda tinggi dengan rumus, k(selisih ∆H)= IS∆H pergi I-IS∆H
pulangI, dengan toleransi ≤ 2mm.
8. Hitung elevasi tiap titik dengan rumus, elevasi patok 1=elevasi BM + ∆H rata
rata. Lakukan hal yang sama untuk elevasi patok berikutnya.
9. Kemudian buat sketsa dari hasil perhitungan tersebut.

11
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

C. Profil Melintang
Prosedur Pengukuran.
1. Mendirikan baak ukur di beberapa titik(sepanjang garis teropong) yang
diperlukan sebagai titik detail sebelah kiri titik 1. Kemudian baca dan catat
benang tengahnya.
2. Memutar pesawat searah jarum jam dengan besar sudut horizontal 180

3. Mendirikan baak ukur di beberapa titik (sepanjang garis teropong) yang


diperlukan sebagai titik detail disebelah kanan titik 1. Kemudian mencatat
benang tengahnya.
4. Mengukur tinggi pesawat dan jarak antar titik detail (kiri dan kanan)
5. Dengan cara yang sama melakukan pengukuran profil melintang di atas tiap
titik pokok sampai titik terakhir.
6. Menghitung beda tinggi dan ketinggian masing-masing titik.
7. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.

Perhitungan profil melintang.


1. Siapkan catatan hasil pengukuran profil memanjang.
2. Buat tabel pada program Microsoft Office Excel sesuai Format standar yang
sudah ditentukan.
3. Masukkan seluruh data ke dalam table excel sesuai catatan pada hasil
pengukuran.
4. Hitung jarak optis dengan menggunakan D=(BA-BB)x100.
5. Hitung beda tinggi dengan menggunakan rumus H=Tinggi alat – benang
tengah setiap titik detail. Rumus digunakan dengan asumsi H merupakan
harga mutlak.
6. Hitung elevasi tiap titik dengan rumus, elevasi titik detail=elevasi BM + H.
Lakukan hal yang sama untuk elevasi titik detail berikutnya.
7. Kemudian buat sketsa dari hasil perhitungan tersebut.

12
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

DAFTAR TABEL PENGUKURAN MEMANJANG

JENIS PENGUKURAN : WATERPASS MEMANJANG ALAT UKUR : Waterpass

DIUKUR OLEH : KELOMPOK 2 TANGGAL : 13 SEPTEMBER 2016

LOKASI : Jl. Raya Menur - Surabaya NO. SERI : Nikon 213433 E-6

Tabel 1. Pengukuran Memanjang

PEMBACAAN BAAK UKUR RATA-


BEDA BEDATINGGI RATA ELEVAS
JARAK
BELAKANG MUKA TINGGI BEDA I
NO.
TITI TINGGI
PAT
K
OK ATAS ATAS
TENGA TENGA BELK PULAN
MUKA PERGI
H H BAWA ANG G
BAWAH
H

1,290
BM/
1,241 9,8 7,486
P5
1,192

1,333 1,330
P6 1,280 1,281 10,3 9,5 -0,040 -0,040 0,033 0,0275 7,4585
1,230 1,235

1,355 1,332
P7 1,305 1,282 9,8 9,5 -0,002 -0,002 0,051 0,0015 7,4570
1,257 1,237
PERGI

1,380 1,380
P8 1,328 1,330 10,4 9,3 -0,025 -0,025 0,021 0,0230 7,4340
1,276 1,287

1,370 1,390
P9 1,319 1,337 10,2 10,5 -0,019 -0,019 0,001 0,0240 7,4100
1,268 1,285

1,412
P10 1,360 9,7 -0,041 -0,041 0,015 0,0370 7,3730
1,315

1,392
P10 1,349 8,6
1,306

1,348 1,369
P9 1,297 1,316 10,1 10,4 0,033
1,247 1,265
1,438 1,319
P8 1,386 1,268 10,3 10,1 0,029
PULANG

1,335 1,218

1,395 1,416
P7 1,342 1,365 10,3 10,1 0,021
1,292 1,315
1,397 1,395
P6 1,345 1,341 10,2 10,3 0,001
1,295 1,292

BM/ 1,382
1,330 10,2 0,015
P5 1,280

13
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

DAFTAR TABEL PENGUKURAN MELINTANG

JENIS PENGUKURAN : WATERPASS MELINTANG ALAT UKUR : Waterpass

DIUKUR OLEH : KELOMPOK 2 TANGGAL : 27 SEPTEMBER 2016

LOKASI : Jl. Raya Menur - Surabaya NO. SERI : Nikon 213433 E-6

Tabel 2. Pengukuran melintang patok 6

JARAK BEDA
TINGGI PEMBACAAN BAAK UKUR ELEVASI
D TINGGI PERMUKAAN AIR
ALAT (m)
BELAKANG MUKA (m) (m)
DAN YG
DIBIDIK ATAS ATAS TINGGI ELEVASI
TENGAH TENGAH
BAWAH BAWAH (m) (m)
1.408
1 1.317 18.3 -0.117 7.329
1.226
1.212
2 1.166 9.2 0.034 7.480
1.120
0.967
3 0.925 8.35 0.275 7.721
0.883
1.186
4 1.148 7.5 0.052 7.498
1.110
ELEVASI
7.446
TITIK
TINGGI
1.2
ALAT
1.265
5 1.249 3.1 -0.049 7.397
1.233
1.395
6 1.359 7.1 -0.159 7.287
1.323
2.483
7 2.444 8.5 -1.244 6.202 0.52 6,722
2.401
3.174
8 3.127 9.85 -1.927 5.519 1.2 6,719
3.080
2.474
9 2.423 11.85 -1.220 6.226 0.5 6,726
2.361
0.757
10 0.685 14.45 0.515 7.961
0.613
DAFTAR TABEL PENGUKURAN MELINTANG

JENIS PENGUKURAN : WATERPASS MELINTANG ALAT UKUR : Waterpass

DIUKUR OLEH : KELOMPOK 2 TANGGAL : 27 SEPTEMBER 2016

LOKASI : Jl. Raya Menur - Surabaya NO. SERI : Nikon 213433 E-6

14
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

15
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
Tabel 3. Pengukuran melintang patok 8

JARA BEDA ELEVA


PEMBACAAN BAAK UKUR PERMUKAAN
TINGGI KD TINGGI SI
AIR
ALAT (m) (m) (m)
BELAKANG MUKA
DAN YG
ATAS ATAS
DIBIDIK TENGA TENGA TINGGI ELEVA
BAWA BAWA
H H (m) SI (m)
H H
1.503
1 1.410 18.6 -0.080 7.339
1.317
1.319
2 1.271 9.6 0.059 7.478
1.223
1.118
3 1.076 8.4 0.254 7.673
1.034
1.266
4 1.228 7.6 0.102 7.521
1.190
ELEVASI
7.419
TITIK
TINGGI
1.330
ALAT
1.379
5 1.361 3.6 -0.031 7.388
1.343
1.547
6 1.511 7.2 -0.181 7.238
1.475
2.709
7 2.665 8.8 -1.335 6.084 0.6 6.684
2.621
3.396
8 3.347 10 -2.017 5.402 1.28 6.682
3.296
2.705
9 2.645 12 -1.315 6.104 0.57 6,674
2.585
0.956
10 0,882 14.8 0.448 7.867
0.808

DAFTAR TABEL PENGUKURAN MELINTANG

JENIS PENGUKURAN : WATERPASS MELINTANG ALAT UKUR : Waterpass


DIUKUR OLEH : KELOMPOK 2 TANGGAL : 27 SEPTEMBER 2016
LOKASI : Jl. Raya Menur - Surabaya NO. SERI : Nikon 213433 E-6

16
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
Tabel 4. Pengukuran melintang patok 10

PEMBACAAN BAAK UKUR JARAK BEDA


TINGGI ELEVASI
D TINGGI PERMUKAAN AIR
ALAT (m)
BELAKANG MUKA (m) (m)
DAN YG
DIBIDIK ATAS ATAS TINGGI ELEVASI
TENGAH TENGAH
BAWAH BAWAH (m) (m)
1.3605
1 1.265 19.1 -0.020 7.349
1.1695
1.1875
2 1.138 9.9 0.107 7.476
1.0885
1.031
3 0.988 8.6 0.257 7.626
0.945
1.109
4 1.070 7.8 0.175 7.544
1.031

ELEVASI
7.369
TITIK

TINGGI
1.245
ALAT

1.254
5 1.235 3.8 0.010 7.379
1.216
1.267
6 1.425 7.4 -0.180 7.189
1.388
1.462
7 2.647 8.9 -1.402 5.967 0.64 6,607
1.388
3.380
8 3.095 10.2 -2.085 5.284 1.5 6,784
3.278
2.692
9 2.631 12.2 -1.386 5.983 0.62 6.603
2.570
0.915
10 0.840 15 0.405 7.774
0.765

PERHITUNGAN

17
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

 contoh perhitungan memanjang pada patok 6


a. Mencari nilai benang tengah (BT)
BT = (BA+BB):2
= (1.330+1.235):2
=1.281
b. Mencari jarak optis(D)untuk bacaan rambu belakang yang menghadap patok5
D = (BA-BB)x100
= (1.290-1192)x100
= 9.8
c. Mencari jarak optis (D) untuk bacaan rambu muka yang menghadap patok6
D = (BA-BB)x100
= (1.330-1.235)x100
= 10.3
d. Mencari beda tinggi
H = BT belakang – BT muka
= 1.241-1.281
= 0.040
e. Mencari rata-rata beda tinggi
H rata-rata = (Hpergi-Hpulang):2
= -(0.040-0.015):2
= -0.0275
f. Mencari elevasi = mendapatkan bm dari patok 5 yang telah ditentukan oleh
kelompok 1
g. Mencari elevasi
= (F+E)
= 8-0.0275
= 7.9725

BAB V

PENUTUP

18
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya
1. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan kelompok 2 yang berlokasi di Jl. Raya
Menur dari proses pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hal-hal
yang perlu diprhatikan dalam proses pengukuran sipat datar adalah :
1. Ketepatan gelembung Nivo.
2. Pembacaan Bak Ukur oleh pengamat.
3. Penulisan hasil pembacaan Bak Ukur.
4. Posisi Bak Ukur, apakah sudah benar-benar tegak.
5. Penentuan posisi Patok
6. Pemberian tanda letak batok
7. Kerja sama tim
Tiap-tiap perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rambu ukur akan
menghasilkan bahwa tiap-tiap jarak tertentu pada permukaan tanah memiliki
perbedaan tinggi yang berbeda.

2. SARAN
Dibutuhkan ketelitian dan kerja sama antar kelompok sehingga dalam mengerjakan
tugas ini menjadi lebih mudah. Dalam pemakaina Waterpass harus diletakkan pada
keadaan Teduh namun masih ada cahaya matahari, agar benang ukur tidak hilang.
Peletakan baak ukur juga tidak boleh miring, karena pembacaan harus teliti untuk
meminimalisir terjadinya kesalahan. Dalam melakukan praktikum ini dengan sebaik-
baiknya agar dapat efektif dan diharapkan agar berhati-hati dalam penggunaan alat
dan keselamatan dalam menjalankan praktek.

LAMPIRAN GAMBAR

19
D4 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

20

Anda mungkin juga menyukai