Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Ilmu Ukur Tanah ini dengan baik. Pembuatan Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
ini adalah untuk memenuhi tuga smata kuliah Ilmu Ukur Tanah pada Fakultas
Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kani mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
serta petunjuk dan bimbingan yang lebih jauh dari pembaca, agar dalam pembuatan
laporan selanjutnya dapat lebih baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, 2020
Penyusun
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini telah disetujui dan telah disahkan
sebagai satu syarat kelulusan mata kuliah Praktikum Ilmu Ukur Tanah pada Jurusan
Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Kepala Laboratorium Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Surakarta
FAKULTAS TEKNIK
Jl.A Yani Pabelan Kartusura Telp (0271)717 417- 219 Tromol Pos I Sukarta 57162
KEGIATAN KONSULTASI
Nama Kegiatan : Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Nama : Dafa Prabaswara Wahyudi (D100190006)
Ahmad Herdian Syahputra (D100190022)
Faizal Rizaf Fauzi (D100190052)
Imam Setyo Wibowo (D100190054)
Asisten Dosen : Razif Alven Ma’ruf (D100180252)
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………...
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………...
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………...
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1. Maksud dan Tujuan…………………………………………………………….
2. Pemetaan………………………………………………………………………..
BAB II WATERPASS
1. Prinsip Kerja Alat………………………………………………………………
2. Persyaratan Alat………………………………………………………………...
3. Kegunaan Alat………………………………………………………………….
4. Kelengkapan Alat………………………………………………………………
5. Spesifikasi Alat…………………………………………………………………
6. Bagian-Bagian Alat Ukur Waterpass dan Fungsinya…………………………..
7. Cara Mengoperasikan Alat Ukur Waterpass…………………………………...
8. Metode dan Jenis Waterpass……………………………………………………
BAB III POLIGON
1. Prinsip Kerja Alat………………………………………………………………
2. Persyaratan Alat………………………………………………………………...
3. Kegunaan Alat………………………………………………………………….
4. Kelengkapan Alat………………………………………………………………
5. Spesifikasi Alat…………………………………………………………………
6. Bagian-Bagian Alat Ukur Theodolit dan Fungsinya…………………………...
7. Cara Mengoperasikan Alat Ukur Theodolit……………………………………
BAB IV DATA – DATA PENGUKURAN HASIL PRAKTIKUM
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
1.2. Pemetaan
Definisi : peta adalah sarana guna memperoleh informasi ilmiah
mengenai keadaan permukaan bumi dengan cara menggambar berbagai
tanda dan keterangan sehingga mudah di baca dan dimengerti. Dalam ilmu
ukur tanah, kita mengenal peta tranches yaitu peta yang dilengkapi dengan
garis kontur (garis tinggi) yang menunjukkan ketinggian suatu tempat,
situasi dan sebagainya. Peta tersebut biasanya digunakan untuk
pembangunan, jadi jenis peta ada bermacam-macam tergantung dari
penggunaannya.
BAB II
WATERPASS
4) ke dua arah (a) dan (b) mendatar. Tidak tegaknya sumbu satu
(Gambar 2.4) akan mengakibatkan teropong yang dibidikan ke
Gambar 2.3. Sumbu satu tegak satu arah dan garis bidiknya sudah
dapat diatur mendatar (a), kemudian dibidikan ke arah lain, maka
garis bidiknya akan berubah menjadi tidak mendatar lagi (b).
1
2
Gambar 2.6. Benang Diafragma Mendatar Tidak Tegak Lurus Sumbu Satu
2
3
c. Kegunaan Alat
Sesuai konstruksi alat yang dipersiapkan dengan prinsip menyipat
datar, maka alat ini dapat digunakan untuk :
1) Memperoleh pandangan mendatar atau mendapatkan garis bidikan
yang sama tinggi, sehingga titik-titik yang tepat dengan garis
bidik/bidikan akan mempunyai ketinggian yang sama.
2) Dengan pandangan mendatar ini dan diketahuinya jarak dari garis
bidik yang dapat dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik
terhadap titik-titik tertentu, maka akan diketahui atau ditentukan
beda tinggi atau ketinggian dari titik-titik tersebut.
Kedua hal diatas adalah kegunaan utama dari alat ukur
waterpass sesuai dengan fungsinya sebagai sifat ukur datar dan
minimal bagian-bagian alat yang semestinya ada,yaitu sumbu satu,
teropong dengan garis bidiknya dan nivo. Alat ini dapat ditambah
fungsi atau kegunaan dengan menampah bagian alat lainnya.
a. Benang stadia, yaitu dua buah benang yang berada diatas dan
dibawah serta sejajar dan dengan jarak yang sama dari benang
diafragma mendatar, seperti pada Gambar 2.7.
Dengan adanya benang stadia ini dan bantuan
kelengkapan alat ukur waterpass berupa rambu atau bak ukur,
alat ini dapat digunakan atau difungsikan sebagai alat
pengukur jarak horizontal atau jarak mendatar.
3
4
4
5
(b)
(a)
Gambar 2.9. Rambu Ukur (a) dan Pin (b)
5
6
c. Pin adalah patok dari besi berukuran tinggi 40-50 cm, diameter
kira-kira 0,8 cm dengan bentuk seperti pada Gambar 2.9 (b). Alat
ini berfungsi untuk pemberi tanda sementara dari titik-titik
pengukuran.
e. Spesifikasi Alat
Spesifikasi alat atau sering dikenal juga istilah data teknis alat
adalah data yang menunjukkan karakteristik dari alat yang
bersangkutan. Pengetahuan ini diperlukan antara lain untuk
memperlancar penggunaannya dan untuk menentukan atau memilih alat
sesuai dengan jenis dan tingkat ketelitian pengukuran yang akan
dikerjakan. Perbedaan spesifikasi alat yang paling diperlukan untuk
diketahui antara lain satuan bacaan sudut yang digunakan, derajat atau
grid dan tingkat ketelitian alat yang ditunjukkan oleh satuan bacaan
sudut terkecil ya dapat dibaca dari lat yang bersangkutan. Spesifikasi
alat ini biasanya tercantum dalam buku manual dari alat tersebut.
f. Bagian-bagian Alat Ukur Waterpass dan Fungsinya
Alat ukur waterpass yang sederhana hanya terdiri dari 4 komponen
alat, yaitu :
1) Teropong yang di dalamnya terdapat lensa objektif, lensa okuler,
dan dianfragma.
2) Nivo kotak dan nivo tabung.
3) Sumbu satu, dan
4) Tiga sktup pendatar, seperti pada Gambar 2.10.
6
7
7
8
8
9
Gambar 2.13. Posisi Tiga Skrup Pendatar pada Kepala Kaki Tiga
9
10
10
11
11
12
(a) Satuan grid ( 392,66g atau 392g 66ccg) (b) Satuan derajat (314°41’)
HB = HB – HA
12
13
ΔH = BT blk – BT muka
Dimana :
ΔH = BT blk – BT muka
13
14
H = HA – HB
Dimana,
14
15
t.g.v = Tp + TA
Dimana :
Tp = tinggi pesawat
TA = tinggi titik A
TB = t.g.v – BT
Dimana :
t.g.v = BT + TA
BT = benang tengah
TA = tinggi titik A
15
16
c. Waterpass memanjang
Waterpass memanjang / berantai dimaksud untuk memperoleh
suatu rangkaian / jaring-jaring.
h1 = b1 – m1
h2 = b2 – m2
h3 = b3 – m3
h4 = b4 – m4
1nh = (b + b + …+ b) – (m + m + …+ m)
n1h = n b1 - n m1
Dimana :
16
17
E=ks
Dimana,
E = nilai kesalahan
K = konstanta
S = jarak
Kesalahan
penutup
2 mms 10
5 mms
mms
17
18
d. Waterpass lapangan
Yang dimaksud dengan waterpass lapangan adalah untuk
menentukan ketinggian dari titik-titik di lapangan sehingga
mendapatkan gambaran lengkap tentang kedudukan tinggi dari
lapangan tersebut. Metode ini disebut metode koordinat kutub.
S I I S S2
K
I K
A 345.150
1 -0.002 347.186
18
19
2 345.500
3 -0.002 347.480
4 0.002 349.519
Selisih pengukuran 6 mm
19
20
20
21
21
22
22
23
BAB III
POLYGON
2.1. Teodolit
Teodolit adalah alat ukur sudut baik sudut horizontal maupun sudut
vertikal, sehingga pada alat ini teropong harus dapat berputar pada dua
lingkaran berskala, yaitu lingkaran berskala mendatar dan lingkaran
berskala tegak. Alat ini juga tergolong alat berkaki tiga, yaitu pada
operasionalnya harus terpasang pada kaki tiga atau statif. Pada praktikum
kali ini untuk pengukuran poligon alat yang digunakan adalah teodolit.
Teodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar atau sudut tegak. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam
theodolit sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Prinsip kerja alat ini adalah alat atau teropong atau lebih tegasnya
benang diafragma mendatar pada jarak tertentu bila diputar mendatar harus
membentuk bidang horizontal dan benang diafragma tegak bila diputar
kearah tegak harus membentuk/mengikuti bidang vertikal.
b. Persyaratan Alat
Untuk memenuhi prinsip kerja alat diatas dan layak digunakan alat
harus tergolong dalam keadaan baik. Untuk itu diperlukan 4 syarat, yaitu :
23
24
24
25
Dengan tidak tegak lurusnya garis bidik atau teropong pada sumbu
kedua akanmengakibatkan gerak teropong atau garis bidik kearah vertikal
selain tidak berada tepat diatas juga gerakannya tidak pada jalur yang
lurus, tapi membentuk gerakan melengkung, seperti Gambar 3.3.
25
26
c. Kegunaan Alat
d. Kelengkapan Alat
e. Spesifikasi Alat
26
27
27
28
28
29
12. Skrup pengatur nivo tabung, untuk mengatur gelembung nivo tabung.
13. Teropong alat baca sudut horizontal, untuk melihat bacaan sudut
horizontal.
14. Pemokus bacaan sudut horizontal, untuk mempejelas skala bacaan sudut
horizontal.
15. Kunci gerakan horizontal, untuk mengunci agar teropong tidak berputar/
bergerak keearah horizontal dan memfungsikan gerakan halus horizontal.
17. Vernier, berfungsi untuk menghimpitkan skala atas dan skala bawah paada
baacaan sudut horizontal dan sebagai tambahan bacaan sudut horizontal
dalam satuan menit atau centigrid.
18. Sumbu tegak atau sumbu kesatu berfungsi agar teropong dapat berputar ke
arah horizontal.
29
30
21. Kunci Bousol, berfungi untuk mengunci atau melepaskan kuncian dari
lingkaran horizontal berskala sebagai penunjuk bacaan sudut horizontal
yang dapat bergerak seperti kompas. Bila kunci bousol di buka bacaan
sudut horizontal menunjukkan bacaan azimut dari arah tersebut.
2. Mendirikan Alat
30
31
3. Membidikkan Alat
Maksud dan cara sama dengan alat ukur waterpass, sedikit perbedaan pada
teodolit karena teropong tidak harus selalu dalam keadaan mendatar, maka benang
mendatar dapat diatur kedudukan bacaan sesuai keinginan pemakai, misalnya
disamakan dengan tinggi alat.
Pembacaan hasil pembidikan juga sama dengan alat ukur waterpass, yaitu
bacaan rambu ukur dan bacaan sudut. Perbedaan hanya ada pada penampilan
bacaan sudut dan sudut yang dibaca bukan hanya sudut horizontal saja tetapi juga
sudut vertikal.
9) Cek apakah titik center pesawat tetap berada tepat di titik patok,
dengan melihat lensa patok, jika belum kendorkan ketiga
pengunci kemudian geser pesawat hingga center alat berada tepat
pada titik patok.
31
32
2.2. Skala
Topografi map adalah representasi dari suatu daerah atau bagian dari
bumi, jarak dari dua titik yang diperlihatkan dipeta harus diketahui dengan suatu
perbandingan tertentu dengan keadaan tertentu, perbndingan itu disebut skala.
Ada beberapa macam skala dari peta misalnya 1: 1.000 artinya 1cm dipeta sama
dengan 1.000 cm atau 10 m dilapangan. Pemilihan skala tergantung pada
penggunaan dari peta, hal ini karena menyangkut masalah ketelitian yang didapat
dari hasil pengukuran. Oleh karena itu skala peta harus ditentukan dahulu sebelum
pekerjaan dimulai.
2.3. Kontur
32
33
47 46
48
49 46
50
47
48
49
50
Ψ = Azimut
Α = Sudut Luar
33
34
a. Perhitungan Sudut
Dimana :
K = koreksi
34
35
b. Perhitungan azimut
c. Perhitungan Koordinat
Ordinat Xn = Xm + D Cos Y
Dimana :
35
36
Xp Yp
BM 0 D1 D1 Sin Y D1 Cos Y BM
∆X1 ∆X1
1 0 Xp±D1Si Yp±D 1
n 1Cos
Y±∆X1= Y±∆Y
X1 1=Y1
2 0 D2 D2 Sin Y D2 Cos Y 2
∆X2 ∆X2
0 Xp±D2Si Yp±D
n 2Cos
Y±∆X2= Y±∆Y
X2 2=Y2
∆X1 ∆X1
n= BM 0 Xn- Yn- n=
1±DnSin 1±DnC BM
os
Y±∆Xn=
Xn=Xp Y±∆Y
n=Yn=
36
37
Yp
N N N
∑D 1 ∑DSin Y ∑DSin Y
1 1
Kesalahan yaitu :
37
38
∑1n
∑1n D
Dimana :
∑n1 D Sin Y = jumlah jarak dikali sin sudut azimuth (untuk absis)
∑n1 D Cos Y = jumlah jarak dikali Kosinus sudut azimuth ( untuk ordinat)
XBM = Xp
X1 = Xp + D sin Y + X1
X2 = X2 + D sin Y + X2
Xn = X(n-1) + Dn sin Y + Xn
Oleh karena (Xn = XBM = Xp) maka harga X tersebut harus sama dengan (Xp).
Demikian pula untuk perhitungan ordinat (Yp) identic seperti diatas, jadi harga-
harga (X1,X2,¼,X(n-1), Xn) dan (Y1,Y2,¼, Y(n-1),Yn) yang didapat dari perhitungan
adalah ssaling berkaitan, hingga akhirnya (Xn = Xp) dan (Yn = Yp). Toleransi atau
limitasi kesalahan dalam praktikum ini ( Sx dan Sy ) tidak melebihi 1m. dalam
pengukuran yang sesungguhnya toleransi kesalahan ini bervariasi tergantung dari
pengadaan peta, sebagai contoh adalah sebagai berikut :
38
39
Yang dimaksud pengukuran detail atau pengukuran kipas adalah pengukuran atau
semua benda-benda atau titik dilapangan ysang merupakan kelengkapan dari pada
sebagian permukaan bumi baik benda buatan seperti, jalan, jembatan, bangunan
dan sebagainya ataupun benda alam seperti gunung, sungai, dan sebagainya. Dari
pengukuran ini kedudukan titik dari keadaan lapangan dapat diketahui, kemudian
dapat digambarkan kembali dan akhirnya berujud suatu peta.
a. Metode pengukuran
Metode interpolasi
39
40
Untuk mengetahui kedudukan titik detail tersebut maka dapat dilakukan dengan
pengukuran jarak miring dimana diukur dengan sudut vertikal, horizontal dan
jarak optisnya. Selisih tinggi H dapat dihitung dengan rumus :
Dimana :
∆H = selisih tinggi
αv = sudut vertical
40
41
Sudut horizontal
41
42
2) Mencari jarak
Poligon Tertutup
Theodolit
Pegas ukur
Statif
Syalon
c. Ketentuan teknis :
42
43
Catatan :
Untuk pembacaan sudut yang lain, pesawat dengan posisi pembacaan 0°0’0’’
diarahkan ke titik sebelumnya atau titik yang ditempati alat sebelumnya.
CP1
ψawal
CP2
BM
Gambar 3.11. Pembacaan azimuth awal
43
44
Pengukuran kipas
Bak ukur
Pesawat theodolite
Statif
c. Ketentuan teknik
3) Pada waktu pengukuran titik kipas dari suatu kedudukan titik harus
overlap dengan pengukuran yang sama dari titik yang lain.
44
45
45
46
5 Rumah
Setiap sudut bangunan
rumah apabila terhalang
minimal dua sudut, yang
lain diukur dengan pegas
ukur.
\
Pada batas-batas
6 Bangunan-bangunan bangunan tersebut masih
lain dapat dijangkau atau
dilihat dari pesawat.
46
47
Pada pengukuran seperti diatas, terutama pada bangunan jalan dan sungai
pengukuran dilakukan dengan kerapatan yang memadai sehingga didapatkan arah
jalan ataupun aliran sungai apabila digambar.
Berikut adalah contoh formulir data pengukuran kipas dan sketsa pada
pengukuran di tiap-tiap titik.
47
48
48
49
Keterangan :
Catatan : keterangan dan sketsa diatas perlu dicantumkan dalam formulir data.
49
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan dan hasil perhitungan Ilmu Ukur Tanah, Maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengukuran polygon berguna untuk penggambaran peta situasi sebuah
lokasi.
2. Untuk menentukan beda tinggi suatu tempat disuatu lokasi dilakukan
pengukuran beda tinggi dengan waterpass/theodolite.
3. Dari data Praktikum dapat diambil beberapa hal , yaitu : sudut, jarak, dan
azimuth dari Suatu Daerah.
4. Dari Azimuth yang didapat diketahui koordinat titik-titik Poligon yang
akan di plat ke kertas gambar.
5. Pengamatan dilakukan tidak terlepas dari kesalahan, hal tersebut terjadi
karena disebabkan oleh :
Faktor Alam (cuaca)
Faktor Manusia (Kesalahan dalam praktikum)
Faktor Alat (Gangguan Alat)
B. Saran
Demi kesempurnaan dan ketelitian praktikum Ilmu Ukur Tanah ini maka kami
menyarankan :
1. Kontrol kelayakan pesawat yang dipakai serta peralatan lainnya sebelum
memulai praktikum.
2. Melaksanakan praktikum dengan serius dan teliti.
3. Saling berkerja sama dengan tim dan menjaga kekompakkan satu sama
lain antar anggota tim.
4. Pengawasan dari asisten saat praktikum sangat dibutuhkan oleh praktikan.
5. Kuasai alat,sehingga praktikum berjalan dengan lancar dan hasilnya
menjadi maksimal.
6. Pengecekkan data saat pembuatan laporan sangat diperlukan oleh
praktikan dari asisten untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan data saat
penggambaran di AutoCAD.
BAB V
PENUTUP
Assallammuallaikum Wr .Wb
Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat da hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini dengan lancar.
Dengan ini kami dapat mengambil hikmah berupa pengetahuan yang sangat
bermanfaat bagi kami dan kehidupan, dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya penyusun hanya dapat berharap semoga laporan ini dapat memberi
manfaat bagi semua kalangan civitas akademik.
Wassallamuallaikum Wr.Wb