Anda di halaman 1dari 153

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH

OLEH
KELOMPOK IV

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIRARAJA
MADURA
2021
LAPORAN
PRAKTIKUM

OLEH :
Fikri Khairul Anam 720.5.1.1188
Moh. Nurut Tamam 720.5.1.1162
Moh. Fahru Rosi 720.5.1.1130
Alfadincha Hifaman 720.5.1.1134
Akbar Riski Darrani 721.5.1.1242
Tito Yudha Dwiangga 720.5.1.1182

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIRARAJA
MADURA
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum yang disusun oleh Kelompok XIIdan


telah dipertahankan di depan penguji
pada tanggal ...........

Penguji I, Penguji II,

(Dwi Deshariyanto, S.T.,M.T.) (Ahmad Suwandi, S.T.,M.T.)

Mengesahkan, Mengetahui,
Ketua Program Studi Kepala Laboratorium

(Ahmad Suwandi, S.T.,M.T.) (Ach. Desmantri Rahmanto,S.T.,M.T.)

iii
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ilmu ukur tanah ini,
shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi
Besar Muhammad SAW.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
IbuAnita Intan Nura Diana, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing praktikum ilmu
ukur tanah di Universitas Wiraraja yang sudah memberikan kepercayaan kepada
kami untuk menyelesaikan laporan ini.
Kami pun menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan laporan
yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan laporan sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, baik dalam penelitian maupun dalam penyusunan laporan
ini. Ucapan terima kasih dan rasa hormat kami sampaikan kepada :
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat, doa, motivasi, dan
kesempatan untuk terus menuntut ilmu serta berkarya sehingga tulisan ini dapat
selesai.
2. Bapak Dr. Sjaifurrachman, S.H., C.N., M.H selaku Rektor Universitas
Wiraraja Madura.
3. Ibu Cholilul Cahyati, S.T.,M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Wiraraja Madura.
4. Bapak Ahmad Suwandi,ST.,MT. selaku Ketua Program Study Teknik
Universitas Wiraraja Madura sekaligus dosen penguji II, Praktikum ilmu ukur
tanah.

i
5. Ibu Anita Intan Nura Diana, ST., MT.selaku dosen pembimbing Praktikum
ilmu ukur tanah.
6. Bapak Dwi Deshariyanto,ST., MT. selaku dosen penguji I, Praktikum ilmu
ukur tanah.
7. Rekan-rekan mahasiswa teknik sipil Universitas Wiraraja Madura yang juga
banyak membantu dalam penyelesaian penyusunan laporan ini.
8. Seluruh pihak yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta pikiran guna
membimbing dan membantu penulis sampai terwujudnya laporan ini.
Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa meridhoi apa yang telah penulis
kerjakan selama penyusunan laporan ini dan membalas segala amal baik pihak-
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga
tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Sumenep, 20 Januari2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................
DAFTARGAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................
1.1. Latar Belakang .......................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................
1.3. Tujuan Praktikum ...................................................................................
1.4. Jadwal Pelaksanaan ................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
2.1. Pengertian Praktikum .............................................................................
2.2. Peralatan pada Praktikum Ilmu Ukur Tanah............................................
2.2.1. Waterpass......................................................................................
2.2.2. Tripod ...........................................................................................
2.2.3. Rambu Ukur ..................................................................................
2.2.4. Peralatan Pendukung .....................................................................
2.3. Pengukuran dengan Waterpass ...............................................................
2.4. Syarat Penggunaan Waterpass ................................................................
2.5. Pengertian Beda Tinggi ..........................................................................
2.6. Galian dan Timbunan .............................................................................
2.7. Metode Pengukuran................................................................................
2.8. Kesalahan dan Hambatan dalam Pengukuran ..........................................
2.9. Prosedur Praktikum Ilmu Ukur Tanah.....................................................
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
3.1. Hasil Pengamatan ...................................................................................
3.2. Analisa Data...........................................................................................

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi padaSTA 0
Tabel 3.2. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 50
Tabel 3.3. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 100
Tabel 3.4. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 150
Tabel 3.5. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 200
Tabel 3.6. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 250
Tabel 3.7. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 300
Tabel3.8. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 350
Tabel 3.9. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 400
Tabel 3.10. Data Pengukuran Memanjang Jalan
Tabel 3.11. Perbandingan Luas Galian Total Manual dengan Autocad
Tabel 3.12. Perbandingan Luas Timbunan Total Manual dengan Autocad

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Waterpass Tipe Auto Level


Gambar 2.2. Tripod/Statif
Gambar 2.3. Rambu Ukur
Gambar 2.4. Peralatan
Pendukung
Gambar 2.5. Waterpassing Metode 1
Gambar 2.6. Waterpassing Metode 2
Gambar 2.7. Waterpassing Metode 3
Gambar 2.8. Metode Waterpass Berantai
Gambar 3.1. Potongan Melintang pada STA 0
Gambar 3.2. Potongan Melintang pada STA 50
Gambar 3.3. Potongan Melintang pada STA 100
Gambar 3.4. Potongan Melintang pada STA 150
Gambar 3.5. Potongan Melintang pada STA 200
Gambar 3.6. Potongan Melintang pada STA 250
Gambar 3.7. Potongan Melintang pada STA 300
Gambar 3.8. Potongan Melintang pada STA 350
Gambar 3.9. Potongan Melintang pada STA 400
Gambar 3.10. Potongan Memanjang Jalan
Gambar 3.11. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 0
Gambar 3.12. Luas pada STA 0 dengan Autocad
Gambar 3.13. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 50
Gambar 3.16. Luas pada STA 50 dengan Autocad
Gambar 3.11. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 100
Gambar 3.12. Luas pada STA 100 dengan Autocad
Gambar 3.13. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 150
Gambar 3.16. Luas pada STA 150 dengan Autocad

vi
Gambar 3.11. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 200
Gambar 3.12. Luas pada STA 250 dengan Autocad
Gambar 3.13. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 300
Gambar 3.16. Luas pada STA 300 dengan Autocad
Gambar 3.11. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 350
Gambar 3.12. Luas pada STA 350 dengan Autocad
Gambar 3.13. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 400
Gambar 3.16. Luas pada STA 400 dengan Autocad
Gambar 3.1. Profil Memanjang dengan Volume End Areas

i
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Layout jalan

Lampiran 2. Data Asli Hasil Pengukuran di Lapangan

Lampiran 3. Profil Melintang Jalan STA 0 – 400

Lampiran 4. Profil Memanjang Jalan

Lampiran 5. Profil Melintang Luas Galian dan Timbunan STA 0 – 400

Lampiran 6. Profil dan Volume Memanjang Jalan

Lampiran 7. Foto Dokumentasi.

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang
merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan
menyajikannya dalam bentuk tertentu (Buku Pedoman Praktikum Ilmu Ukur
Tanah, 2019).
Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan perencanaan yang
membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan Berdasarkan
ketelitian pengukurannya, Menurut (Buku Pedoman Praktikum Ilmu Ukur
Tanah, 2019 ), ilmu Geodesi terbagi atas dua macam yaitu :
1. Geodetic Surveying, yaitu suatu survey yang memperhitungkan
kelengkungan bumi atau kondisi sebenarnya. Geodetic Surveying ini
digunakan dalam pengukuran daerah yang luas dengan menggunakan
bidang hitung yaitu bidang lengkung (bola/ellipsoid).
2. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan
bumi dan mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini
digunakan untuk pengukuran daerah yang tidak luas dengan
menggunakan bidang hitung yaitu bidang datar.
Dalam praktikum ini kita memakai Ilmu Ukur Tanah (Plane Surveying)
Ilmu Ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang
meliputi semua metoda untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi
tentang permukaan bumi dan lingkungan fisik bumi yang menganggap bumi
sebagai bidang datar, sehingga dapat ditentukan posisi titik-titik di permukaan
bumi. Dari titik yang telah didapatkan tersebut dapat disajikan dalam bentuk
peta .
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini mahasiswa akan berlatih
melakukan pekerjaan - pekerjaan survey, dengan tujuan agar Ilmu Ukur
Tanah yang didapat dibangku kuliah dapat diterapkan di lapangan, dengan
demikian diharapkan mahasiswa dapat memahami dengan baik aspek diatas.

1
2

Dengan praktikum ini diharapkan dapat melatih mahasiswa melakukan


pengukuran situasi teritris.Hal ini ditempuh mengingat bahwa peta situasi
pada umumnya diperlukan untuk berbagai keperluan perencanaan teknis atau
keperluan-keperluan lainnya yang menggunakan peta sebagai acuan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menentukan jarak terhadap titik bidikan?


2. Bagaimana cara menentukan beda tinggi terhadap titik bidikan?
3. Bagaimana cara menentukan elevasi terhadap titik bidikan ?
4. Bagaimana cara menggambar profil melintang dan memanjang jalan?
5. Bagaimana cara menentukan luas dan volume terhadap galian dan
timbunan?

1.3. Maksud dan Tujuan


Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum Ilmu Ukur Tanah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui cara menentukan jarak terhadap titik bidikan.
2. Untuk mengetahui cara menentukan beda tinggi terhadap titik bidikan.
3. Untuk mengetahui cara menentukan elevasi terhadap titik bidikan.
4. Untuk mengetahui cara menggambar profil melintang dan memanjang
Jalan.
5. Untuk mengetahui cara menentukan luas dan volume terhadap galian dan
timbunan.

1.4. Waktu dan Tempat Praktikum

Lokasi diadakannya pengambilan data yaitu


: Tempat : Depan Bank BPRS Kab.Sumenep
Waktu :10.00–15.00
Tanggal : Rabu, 24 November 2021

Tempat : Depan Bank BPRS Kab.Sumenep


Waktu : 08.00 – 15.00
Tanggal : Jum’at, 26 November 2021
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Pengertian Praktikum


Kata praktikum berasal dari kata pratique(Perancis), practicus(latin),
atau praktikos (Yunani) yang secara harafiah berarti aktif atau mengerjakan.
Sedangkan secara istilah, praktikum merupakan bagian dari pengajaran yang
bertujuan agar mahasiswa mendapat kesempatan untuk menguji dan
melaksanakan dari keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori.

1.2. Peralatan pada Praktikum Ilmu Ukur Tanah


2.2.1. Waterpass
Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik
acuan ke titik berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan
gelembung kecil di dalamnya. Waterpass telah terpasang dengan benar,
apabila gelembung tepat berada di tengah. Pada waterpass terdapat
lensa untuk melihat sasaran bidik. Waterpass memiliki nivo sebagai
penyama ketinggian, lensa obyektif, lena okuler dan penangkap cahaya.
Kegunaan waterpass adalah untuk mendapatkan data sebagai
keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass diantaranya digunakan untuk
perencanaan jalan, jalan kereta api, penentuan letak bangunan, saluran,
dan lainnya.

Alat ukur waterpass dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis,


yaitu sebagai berikut:
a. Type semua tetap (dumpty level), dimana teropong dengan nivo
menjadi satu, penyetelan kedudukan teropong dilakukan dengan tiga
sekrup pengatur.
b. Type nivo refleksi (wye level), dimana teropong dapat diputar pada
sumbu memanjangnya.

3
4

c. Type semua tetap dengan sekrup pengungkit (dumpty tilting level),


pada jenis ini sumbu teropong disetel dengan menggunakan sekrup
pengungkit (tilting screw).
d. Type otomatis (automatic level), pada jenis ini kedudukan sumbu
teropong akan horizontal secara otomatis karena di dalamnya
dilengkapi dengan prisma-prisma yang digantungkan pada plat baja.
e. Hand level, dimana alat ini hanya terdiri dari teropong yang
dilengkapi dengan nivo, sedangkan cara menggunakannya cukup
dipegang dengan tangan.

Berikut merupakan bagian-bagian dari alat waterpass (auto level)


beserta fungsinya, yaitu:

Gambar 2.1. Waterpass Tipe Auto Level

1) Teropong, berfungsi untuk membidik objek


a) Lensa pembacaan sudut horizontal, berfungsi untuk memperbesar
dan memperjelas bacaan sudut horizontal.
b) Lensa objektif, berfungsi untuk menerima objek yang dibidik.
c) Lensa okuler (pengamat), berfungsi untuk mengamati objek yang
dibidik.
2) Sekrup penyeimbang atau sekrup ABC, berfungsi untuk mengatur
kedataran pesawat
3) Pemutar halus atau sekrup penggerak halus aldehide horizontal,
berfungsi untuk menggerakkan pesawat arah horizontal secara halus
setelah klem aldehide horizontal dikunci agar kedudukan benang
pada pesawat tepat pada objek yang dibidik
5

4) Nivo kotak, berfungsi untuk mengetahui kedataran pesawat


5) Pemutar fokus atau sekrup pengatur fokus teropong, berfungsi untuk
memperjelas objek yang dibidik
2.2.2. Tripod
Tripod atau statif adalah penyangga berdirinya waterpass. Alat ini
umumnya dibuat dari aluminium dan kayu (sudah tidak dipakai). Saat
diberdirikan di atas tanah, tripod dengan mudah dapat ditinggi
rendahkan, yang kemudian disesuaikan dengan tinggi rendahnya
pengguna. Sedangkan bagian-bagian penting tripod adalah
kepala/bidang level, sekrup pengunci waterpass, sekrup penyetel naik
turun tripod, dan kaki tripod.

Gambar 2.2. Tripod/Statif

2.2.3. Rambu Ukur


Rambu ukur adalah papan berskala yang dibuat dari kayu atau
aluminium. Pada umumnya rambu ukur ini memiliki panjang 3-4 meter,
bahkan yang dibuat dari aluminium ada yang mencapai 5 meter, dan
dapat diatur panjang pendeknya sesuai kebutuhan. Rambu ukur ini
memiliki skala bacaan meter, decimeter, centimeter, milimeter. Untuk
ini, mencatat hasil bacaan rambu ukur harus terdiri dari 4 digit dengan
cara 0,000 (m,dm,cm,mm). Ketelitian bacaan hingga 1 milimeter.
6

Gambar 2.3. Rambu Ukur

2.2.4. Peralatan Pendukung


Beberapa peralatan pendukung penggunaan alat waterpass adalah
sebagai berikut:
a. Rollmeter, digunakan untuk mengukur jarak langsung dan atau
tinggi alat.
b. Payung, digunakan untuk melindungi alat waterpass dari panas
matahari dan hujan.
c. Pylox, digunakan untuk memberi tanda terhadap titik yang menjadi
tempat berdirinya alat waterpass untuk membidik titik lainnya, dan
juga untuk menandai lokasi titik bidikan di setiap stasiun.
d. Radio HT (Handy Talky), digunakan untuk mempermudah
komunikasi/memberikan arahan antara pembidik dan pemegang
rambu ukur.

(a) (b) (c) (d)

Gambar 2.4. Peralatan Pendukung


7

2.3. Pengukuran dengan Waterpass


Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan,
yaitu:
a. Garis vertikal, yaitu garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum
dianggap sama dengan garis unting-unting.
b. Bidang mendatar, yaitu bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap
titik. Bidang horizontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
c. Datum, yaitu bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk
ketinggian, misalnya permukaan laut rata-rata.
d. Elevasi, merupakan jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap
bidang datum.
e. Banch mark (BM), yaitu titik yang tetap, yang telah diketahui elevasinya
terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah
di sekelilingnya.

Prinsip kerja alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horizontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal adalah nivo,
yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya. Tanda
bahwa alat ukur sudah dalam kedudukan stabil/horizontal adalah gelembung
yang ada pada nivo harus tepat di tengah. Dalam pengukuran waterpass
dibutuhkan alat lain sebagai pendukung pegukuran, yaitu:
1) Rambu ukur, berfungsi sebagai titik patokan dalam pengukuran
menggunakan waterpass.
2) Unting-unting, berfungsi sebagai penunjuk tegak atau tidaknya alat
yang didirikan.
3) Patok, berfungsi sebagai ciri atau tanda suatu tempat dan penunjuk arah
utara.
4) Tripod (kaki tiga), berfungsi sebagai penegak atau mendirikan alat
waterpass yang disimpan diatas tripod.
5) Meteran, berfungsi sebagai alat untuk mengukur panjang dengan posisi
tegak lurus.
8

6) Nivo, berfungsi sebagai penunjuk sumbu vertikal dalam keadaan tegak


atau tidak. Di dalam nivo terdapat gelembung yang harus diatur berada
di tengah agar hasil bidikan benar-benar tegak.
7) Alat tulis, berfungsi untuk mencatat data hasil pengukuran di lembar
formulir pengukuran jarak dan sudut.

Pada saat pengukuran ada dua hasil bidikan dengan waterpass yang
dapat dibaca, yaitu:
a) Pembacaan benang atau pembacaan rambu
Pembacaan benang atau rambu adalah bacaan angka pada rambu
ukur yang dibidik tepat dengan benang diafragma mendatar dan benang
standia atas dan bawah. Bacaan yang tepat dengan benang diafragma
mendatar disebut Benang Tengah (BT), sedangkan yang tepat dengan
benang standia atas disebut Benang Atas (BA) dan yang tepat dengan
benang standia bawah disebut Benang Bawah (BB).
b) Pembacaan sudut
Pembacaan sudut waterpass seringkali juga dilengkapi dengan
lingkaran mendatar berskala, sehingga dapat digunakan untuk
mengukur sudut mendatar atau sudut horizontal.

Ada 2 satuan ukuran sudut yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Satuan derajat
Pada satuan ini satu lingkaran dibagi ke dalam 360 bagian, setiap
bagian dinyatakan dengan 1 dderajat (1  ), setiap derajat dibagi lagi
menjadi 60 bagian, setiap bagian dinyatakan dengan 1 menit (1’) dan
setiap menit dibagi lagi ke dalam 60 bagian dan setiap bagian
dinyatakan dengan 1 detik (1’’).
2. Satuan grid
Pada satuan ini satu lingkaran dibagi ke dalam 400 bagian, setiap
bagian dinyatakan dengan 1 grid (1 g), setiap grid dibagi lagi menjadi
100 bagian, setiap bagian dinyatakan dengan 1 centigrid (1 cg) dan
setiap centigrid dibagi lagi ke dalam 100 bagian dan setiap bagian
9

dinyatakan dengan 1 centi-centigrid (1 ccg). Salah satu contoh


pembacaan sudut horizontal dari alat ukur waterpass NK2 dari Wild.

2.4. Syarat Penggunaan Waterpass


Waterpass adalah alat ukur optik, untuk itu setiap penggunaannya harus
memenuhi syarat-syarat optik sebagaimana yang ditentukan oleh perusahaan
alat. Syarat-syarat tersebut dimaksudkan agar bisa mendapatkan hasil
pengukuran yang benar dan teliti. Adapun syarat-syarat penggunaan alat
waterpass adalah sebagai berikut:
a. Garis bidik teropong tegak lurus dengan garis arah nivo
b. Garis arah nivo tegak lurus sumbu I (sumbu vertikal)
c. Benang silang mendatar diafragma tegak lurus sumbu I
Dalam melalukan pengukuran sipat datar terdapat adanya tingkat
ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan dikarenakan pada
setiap pengukuran akan selalu terdapat kesalahan-kesalahan. Fungsi tingkat
ketelitian tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran yang
diperbolehkan. Untuk itu perlu mengantisipasi kesalahan tersebut agar
diperoleh suatu hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi yang
ditetapkan, seperti dengan bekerja secara disiplin, serius, dan jujur.

2.5. Pengertian Beda Tinggi


Maksud pengukuran beda tinggi adalah menentukan beda tinggi antara
dua titik di suatu daerah, misal titik A dan titik B. Yang dimaksud dengan bed
tinggi antara titik A dan titik B adalah jarak antara dua bidang nivo yang
melalui titik A dan titik B. Umumnya bidang nivo adalah bidang yang
lengkung, tetapi bila jarak antara titik-titik A dan B dapat dianggap sebagai
bidang datar. Adapun fungsi dari pengukuran beda tinggi ini antara lain:
a. Merancang jalan raya, saluran-saluran dll
b. Merencanakan proyek konstruksi menurut elevasi terencana
c. Menghitung volume pekerjaan tanah
d. Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah
e. Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum
1

2.6. Galian dan Timbunan


Galian dan timbunan atau yang lebih dikenal dengan oleh orang-orang
lapangan adalah Cut and Fill dimana pekerjaan ini sangat penting baik pada
pekerjaan pembuatan jalan, bendungan, bangunan, dan reklamasi. Galian dan
timbunan dapat diperoleh dari peta situasi yang dilengkapi dengan garis-garis
kontur atau diperoleh langsung dari lapangan melalui pengukuran sipat datar
profil melintang sepanjang koridor jalur proyek atau bangunan.

2.7. Metode Pengukuran


Pengukuran beda tinggi antara dua titik dengan menggunakan waterpass
dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
a. Waterpass ditempatkan di salah satu titik (metode 1)

Gambar 2.5. Waterpassing Metode 1

Beda tingi dihitung menggunakan rumus :


H  Ta  BT
Keterangan :
H : beda tinggi
Ta : tinggi alat
BT : benang tengah
b. Waterpass ditempatkan di antara dua titik (metode 2)

Gambar 2.6. Waterpassing Metode 2


1

Beda tinggi dihitung dengan menggunakan rumus :


H  Btb  Btm
Keterangan :
H : beda tinggi
Btb : bacaan benang tengah rambu belakang
Btm: bacaan benang tengah rambu muka
c. Waterpass ditempatkan di luar garis antara dua titik (metode 3)

Gambar 2.7. Waterpassing Metode 3

Beda tinggi dihitung dengan menggunakan rumus :


H  Btb  Btm
Keterangan :
H : beda tinggi
Btb : bacaan benang tengah rambu belakang
Btm: bacaan benang tengah rambu muka

Untuk menghitung jarak (D) antara dua titik tersebut di atas


menggunakan rumus :
D  (BA BB)100

Apabila jarak antara dua titik (P dan Q) yang akan dikur beda tingginya
relatif jauh, sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran dengan sekali berdiri
alat, maka pengukurannya dapat dibuat secara berantai (differential levelling)
dengan menggunakan titik-titik bantu di antara P dan Q.
1

Gambar 2.8. Metode Waterpass Berantai


Beda tinggi waterpassing berantai adalah kumulatif dari beda tinggi
setiap slag, yaitu :
H1 = b1  m1

H2 = b2  m2
........ = ..... .....
........ = ..... .....
H = b m
Dimana
:  b = jumlah pembacaan rambu belakang
m = jumlah pembacaan rambu muka
 H = beda tinggi tiap slag

2.8. Kesalahan dan Hambatan dalam Pengukuran


Pengukuran adalah pengamatan terhadap suatu besaran yang dilakukan
dengan menggunakan peralatan dalam suatu lokasi dengan beberapa
keterbatasan yang tertentu. Menurut (Laporan Praktikum Survey Pengukuran
Menggunakan Alat Waterpass, zul zulaidy, 2012) dalam melakukan
pengukuran, kita tidak luput dari kesalahan-kesalahan. Kesalahan itu dapat
dibagi dalam tiga kategori yaitu :
a. Kesalahan kasar (Mistake/blunders)
Kesalahan ini terjadi karena kurang hati-hati, kurang pengalaman
dan kurang perhatian. Kesalahan ini tidak boleh terjadi, dianjurkan self
checking dari pengamatan. Apabila terjadi, dianjurkan mengulang seluruh
1

atau sebagian. Contoh kesalahan : salah baca, salah catat ukuran data
ukuran, dan salah dengar dari pencatat. Cara menghindarinya adalah
melakukan pengukuran lebih dari satu kali.
b. Kesalahan sistematik (Systematic error)
Kesalahan sistematik disebabkan oleh alat ukur. Kesalahan dapat
dihilangkan dengan cara :
1) Sebelum digunakan untuk pengukuran, alat dikalibrasi terlebihdahulu
2) Memberikan koreksi pada dataukuranyangdidapat
3) Koreksi pada pengolahan data
Pada pengukuran jarak langsung kesalahan sistematik terjadi
dikarenakan:
1) Kesalahan panjang pita ukur yangtidakstandar
2) Pita ukur yang tidak mendatar
3) Kemiringan medan lapangan
4) Kelenturan pita ukur
5) Variasi temperatur
c. Kesalahan random/kesalahan tak terduga
Kesalahan random terjadi diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain:
1) Getaran udara atau kondisi
2) Kondisi tanah tempat berdiri alat ukur yang tidak stabil
3) Pengaruh kecepatan angin
4) Kondisi psikis pengamat
Kesalahan ini bisa terlihat jika pengukuran dilakukan berulang-
ulang dan hasilnya tidak selalu sama antara satu ukuran dengan ukuran
yang lain.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kesalahan-


kesalahan dalam pengukuran, diantaranya:
- Tahu sedikit banyak tentang teori pengukuran
- Paham dengan jenis-jenis alat ukur dan cara koreksinya
- Bekerja dengan loyalitas yang tinggi dan penuh dengan rasa tanggung
jawab.
1

Adapun hambatan-hambatan yang terjadi di lapangan dikarenakan oleh


beberapa faktor. Menurut (Laporan Praktikum Survey Pengukuran
Menggunakan Alat Waterpass,zul zulaidy, 2012) Hambatan yang terjadi di
lapangan ada beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya / proses
pengukuran yaitu :
a. Faktor kurangnya pemahaman tentang teori pengukuran,
b. Faktor bahan dan alat,
c. Terlebih lagi faktor cuaca juga memperlambat proses pengukuran karena
apabila cuaca hujan otomatis tim pengukur berhenti sejenak untuk
berteduh dari hujan.

2.9. Prosedur Praktikum Ilmu Ukur Tanah


1. Menyiapkan alat perlengkapan pengukuran berupa :
a. Pesawat penyipat datar (waterpass)
b. Tripod (kaki tiga)
c. Unting – unting
d. Bak ukur (rambu ukur)
e. Peralatan pendukung seperti : roll meter, payung, pylox
2. Menentukan lokasi pengukuran
3. Menggambarkan sketsa lokasi pengukuran
4. Menentukan titik lokasi pengukuran pada sketsa yang ada
5. Meletakkan alat pada titik awal yang telah ditentukan, meliputi :
a. Memasang titik statip
b. Memasang pesawat
c. Menyetel nivo
6. Mengukur tinggi pesawat dengan roll meter
7. Mencari sudut vertical dan horizontal pada pembacaan sudut
8. Membaca BA, BB dan BT pada rambu ukur
9. Mengukur jarak antara pesawat dengan rol meter
10. Melepas hold pada pesawat lalu memutar alat ke titik selanjutnya dan
melakukan hal yang sama dengan point 7, 8, 9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan


Dari pengamatan di lapangan dengan menggunakan waterpass yang
berlokasi di depan Bank BPRS Kab.Sumenep memperoleh data yaitu
BA,BB,BT,dan sudut horizontal yang bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.1
Data Pengukuran pada STA 0

Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut


Alat Tinggi Alat
Bidikan BA BB BT Horizontal

BM 1639 1382 1510 185 

L1.1 1208 950 1079 187 

L1.2 1222 965 1093,5 185 

L1.3 1530 1272 1401 185 

L1.4 1509 1240 1374,5 171 


TA=15

L1.5 1149 862 1005,5 171 


Alat 1

70

CL 1 1145 842 993,5 167 

R1.6 1128 825 976,5 165 

R1.7 1520 1210 1365 165 

R1.8 1550 1210 1380 140 

R1.9 1310 1010 1162 140 

R1.10 1308 998 1153 142 

1
Tabel 3.2
Data Pengukuran pada STA 50
Alat Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut
Tinggi Alat
Bidikan BA BB BT Horizontal

L2.1 1160 912 1036 352 

L2.2 1150 902 1026 354 

L2.3 1462 1208 1335 354 

L2.4 1470 1195 1332,5 15 

L2.5 1085 812 948,5 15 


TA=157
Alat 1

CL 2 1092 820 956 18 


0

R2.6 1100 815 957,5 21 

R2.7 1488 1190 1339 21 

R2.8 1560 1270 1415 32 

R2.9 1260 962 1111 32 


R2.10 1300 1000 1150 33 

Tabel 3.3
Data Pengukuran pada STA 100
Alat Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut
Tinggi Alat
Bidikan Horizontal
BA BB BT
L3.1 1215 1138 1176,5 187 
L3.2 1155 1085 1120 184 
L3.3 1480 1410 1445 184 
TA=157
Alat 2

L3.4 1400 1300 1350 172 


0

L3.5 1048 945 996,5 172 


CL3 1050 945 997,5 169 
R3.6 1050 940 995 165 

1
R3.7 1439 1325 1382 165 

R3.8 1650 1500 1575 141 

R3.9 1310 1150 1230 142 

R3.10 1320 1145 1232,5 143 

Tabel 3.4
Data Pengukuran pada STA 150
Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut
No Tinggi Alat
Bidikan BA BB BT Horizontal

L4.1 1230 800 1015 352 


L4.2 1300 890 1095 353 
L4.3 1590 1160 1375 353 
L4.4 1570 1130 1350 16 
L4.5 1210 765 987,5 16 
ALAT 2

TA=157

CL4 1210 765 987,5 18 


0

R4.6 1215 765 1045 22 


R4.7 1590 1150 1370 22 
R4.8 1760 1355 1557,5 32 
R4.9 1385 970 1177,5 32 
R4.10 1375 945 1160 33 

Tabel 3.5
Data Pengukuran pada STA 200

Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut


Alat
Alat Bidikan Horizontal
BA BB BT

L5.1 1225 1100 1162,5 186 


TA=1460

L5.2 1245 1125 1185 184 


Alat 3

L5.3 1750 1650 1700 184 

L5.4 1725 1630 1677,5 171 

1
L5.5 1110 970 1040 171 

CL5 1113 975 1044 167 

R5.6 1113 980 1046,5 164 

R5.7 1725 1630 16777,5 164 

R5.8 1825 1633 1729 140 

R5.9 1602 1300 1451 140 

R5.10 1602 1300 1451 141 

Tabel 3.6
Data Pengukuran pada STA 250
Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut
Alat Tinggi Alat
Bidikan Horizontal
BA BB BT
L6.1 1060 640 850 201 
L6.2 1050 630 840 197 
L6.3 1355 930 1142,5 197 
L6.4 1260 850 1055 177 
L6.5 880 470 675 177 
TA=146
Alat 3

CL6 890 470 680 176 


0

R6.6 890 490 690 173 


R6.7 1280 870 1075 173 
R6.8 1340 900 1120 159 
R6.9 1100 665 882,5 159 
R6.10 1070 625 847,5 158 

1
Tabel 3.7
Data Pengukuran pada STA 300
Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut
Alat Tinggi Alat
Bidikan Horizontal
BA BB BT
L7.1 1075 822 948,5 5
L7.2 1080 830 955 7
L7.3 1338 1088 1213 7
L7.4 1390 1130 1260 21 
L7.5 1010 748 879 21 
TA=155
Alat 4

CL7 1011 748 879,5 22 


0

R7.6 1005 735 870 22 


R7.7 1398 1128 1263 22 
R7.8 1530 1240 1385 282 
R7.9 1221 918 1069,5 28 
R7.10 1242 930 1086 29 

Tabel 3.8
Data Pengukuran pada STA 350

Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut


Alat
Alat Bidikan Horizontal
BA BB BT
L8.1 1333 1163 1248 350 
L8.2 1353 1191 1272 352 
TA=1470
Alat

L8.3 1620 1460 1540 352 


5

CL8 1580 1410 1495 17 


R8.4 1983 1930 1956,5 33 

1
Tabel 3.9
Data Pengukuran pada STA 400

Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut


Alat
Alat Bidikan Horizontal
BA BB BT
L9.1 1602 1252 1427 9
TA=1470
Alat 5

CL9 1524 1180 1352 20 


R9.2 1600 1210 1405 34 

3.2. Perhitungan Jarak, Beda Tinggi, dan Elevasi

Tabel 3.2.1 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 0

Bacaan Rambu (mm) Beda


Tinggi Titik Sudut Jarak Elevasi
Alat Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)

BM 1639 1382 1510 185  25,70 0,06 37

L1.1 1208 950 1079 187  25,80 0,491 37,491

L1.2 1222 965 1093,5 185  25,70 0,4765 37,477

L1.3 1530 1272 1401 185  25,80 0,169 37,169

L1.4 1509 1240 1374,5 171  26,90 0,1955 37,196

171  0,5645 37,565


TA=15

L1.5 1149 862 1005,5 28,70


Alat 1

70

CL 1 1145 842 993,5 167  30,30 0,5765 37,577

R1.6 1128 825 976,5 165  30,30 0,5935 37,594

R1.7 1520 1210 1365 165  31,00 0,205 37,205

R1.8 1550 1210 1380 140  34,00 0,19 37,19

R1.9 1310 1010 1162 140  30,00 0,408 37,408

R1.10 1308 998 1153 142  31,00 0,417 37,417

(Sumber: Data hasil perhitungan dari lapangan. 2022)

2
1

Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 0

1. Titik BM
-
JarakD = 100 (BABB)

= 100 (1639 1382)


= 25,7 m
-
Beda tinggi H = TABT

= 1570 1510
= 0,06 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (+0,06)
= + 37,06 m

2. Titik L1.1
-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1208 950)


= 25,8 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1079
= 0,491m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ 0,491)
= + 37,491 m

3. Titik L1.2
-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1222 965)


= 25,7 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1092
=+ 0,4765 m
1

-
Elevasi[H] = H.TA1 + H
= 37+ (+0,4765)
= + 37,4765m

4. Titik L1.3
-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1530 1272)


= 25,8 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1400
= + 0,169 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (+ 0,169)
= + 37,169 m

5. Titik L1.4
-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1509 1240)


= 26,9 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1374,5
= + 0,195,5m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (+ 0,1955)
= + 37,1955m

6. Titik L1.5
-
JarakD = 100 (BA BB

= 100 (1149 862)


= 28,7 m
-
Beda tinggi H = TA BT
1

= 1570 1005,5
=0,5645 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ 0,5645
= + 37,5645m

7. Titik CL1
-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1145 842)


= 30,3 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 993,5
= 0,5765m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ 0,5765
= + 37,65 m

8. Titik R1.6
-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1128 825)


= 30,3 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 976,5
= 0,5935 m

-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 57+ 0,5935
= +37,5935 m
1

9. Titik R1.7
-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1520 1210)


= 31 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1365
= 0,205m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+(0,205)
= +37,205 m

10. Titik R1.8


-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1550 1100)


= 45 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1380
= 0,19m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ ()0,19
= +37,19 m

11. Titik R1.9


-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1310 1010)


= 30 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1162
=0,408 m
2

-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ 0,408
= +37,408 m

12. Titik R1.10


-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1308 998)


= 31 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1153
=0,417 m
-
Elevasi [H] = BM + H
= 37+ 0,417
= +37,417 m
2

Tabel 3.2.2 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 50

Bacaan Rambu (mm) Beda


Alat Tinggi Titik Sudut Jarak Elevasi
Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)

L2.1 1160 912 1036 352  24,8 0,532 37,532

L2.2 1150 902 1026 354  24,8 0,552 37,552

L2.3 1462 1208 1335 354  25,4 0,235 37,235

L2.4 1470 1195 1332,5 15  27,5 0,24 37,238

L2.5 1085 812 948,5 15  27,3 0,62 37,622


TA=157
Alat 1

CL 2 1092 820 956 18  27,2 0,615 37,614


0

R2.6 1100 815 957,5 21  28,5 0,615 37,613

R2.7 1488 1190 1339 21  28 0,334 37,231

R2.8 1560 1270 1415 32  29 0,155 37,155

R2.9 1260 962 1111 32  29,8 0,46 37,459

R2.10 1300 1000 1150 33  30 0,422 37,42

(Sumber: Data hasil perhitungan dari lapangan. 2022)

Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 50


1. Titik L2.1

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1160 912)


= 24,8 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1036
= 0,534m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (0,534)
= + 37,534 m.

2. Titik L2.2
2

-
JarakD
= 100 (BA BB)
= 100 (1150 902)
= 24,8 m
-
Beda tinggi H
= TA BT

= 1570 1026
= 0,544 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37+(0,544)
= + 37,544 m

3. Titik L2.3
-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1462 1208)


= 25,4m
-
Beda tinggi H = TABT

= 1570 1335
= 0,235 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37+ (0,235)
= + 37,235m

4. Titik L2.4

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1470 1195)


= 27,5 m
-
Beda tinggi H = TABT

= 1570 1332,5
= 0,238 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37+ (0,238)
2

= + 37,238 m

5. Titik L2.5

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1085 812)


= 27,3m
-
Beda tinggi H = TABT

= 1570 948,5
= 0,622m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (0,622)
= + 37,622 m

6. Titik CL.2

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1092 820)


= 27,2m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 956
= 0,614 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (0,614)
= + 37,614m

7. Titik R2.6

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1100 815)


= 28,5m

-
Beda tinggi H
= TA BT
2

= 1570 975,5
=0,613m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37+(0,613)
= + 37,613m

8. Titik R2.7

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1488 1190)


= 29,8 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1339
= 0,231m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37 +0,231
= + 37,231 m

9. Titik R1.8

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1560 1270)


= 29 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1415
= 0,155 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ 0,155

10. Titik R1.9


2

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1260 962)


= 29,8 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1111
= 0,459m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37 +0,459
= + 37,46m

11. Titik R1.10

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1300 1000)


= 30 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1150
= 0,420m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37 + 0,420
= + 37,420m
2

Tabel 3.2.3 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 100

Beda
Alat Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut Jarak Elevasi
Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)
L3.1 1215 1138 1176,5 187  7,7 0,394 38,008

L3.2 1155 1085 1120 184  7 0,45 38,064

L3.3 1480 1410 1445 184  7 0,125 37,739

L3.4 1400 1300 1350 172  10 0,22 37,834

L3.5 1048 945 996,5 172  10,3 0,574 38,188


TA=157
Alat 2

CL3 1050 945 997,5 169  10,5 0,573 38,187


0

R3.6 1050 940 995 165  11 0,575 38,189

R3.7 1439 1325 1382 165  11,4 0,188 37,802

R3.8 1650 1500 1575 141  15 -0,005 37,609

R3.9 1310 1150 1230 142  16 0,34 37,954

R3.10 1320 1145 1232,5 143  17,5 0,338 37,952

(Sumber: Data hasil perhitungan dari lapangan. 2022)

Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 100

1. Titik L3.1

-
JarakD = 100 (BA BB)

=100 (1215 1138)


= 7,7 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1176,5
= 0,393,5 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,394
= + 38,008m
2

2. Titik L3.2

-
JarakD = 100 (BABB)

= 100 (1155 1410)


=7m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1120
=0,45m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37,614+(0,45)
= + 38,064 m

3. Titik L3.3

-
JarakD = 100 (BA BB)

=100 (1480 1300)


=7m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1445
= 0,125 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37,614+(0,125)
= + 37,739 m

4. Titik L3.4

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1400 1300)


= 10 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1350
= 0,22 m
2

-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37,614+ 0,22
= + 37,834 m

5. Titik L3.5

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1048 945)


=10,3 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 996,5
= 0,574 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37,614+ 0,574
= + 38,188 m

6. Titik CL.3

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1050 945)


= 10,4 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 997,5
= 0,573 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37,614+ 0,573
= + 38,188 m

7. Titik R3.6

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1050 940)


= 11 m
2

-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 995
=0,575 m
-
Elevasi [H] = H.TA1+ H
=37,614+(0,575)
= + 38,189 m

8. Titik R3.7

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1439 1325)


= 11,4 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1382
=0,188m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37,614+(0,188)

9. Titik R3.8

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1650 1500)


= 15 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1575
= 0,005 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37,614+ ( 0,005)
= + 37,609m.

10. Titik R3.9

-
JarakD = 100 (BA BB)
3

= 100 (1310 1150)


= 16 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1230
= 0,34m
-
Elevasi [H] = H.TA1+ H
= 37,614+ 0,34
= + 37,954

11. Titik R3.10

-
JarakD
= 100 (BA BB)

= 100 (1320 1145)


= 17,5 m
-
Beda tinggi H
= TA BT

= 1570 1232,5
= 0,338
-
Elevasi [H] = H.TA1+ H
= 37,614+ (0,338)
= + 37,952 m
3

Tabel 3.2.4 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 150

Bacaan Rambu (mm) Beda


Tinggi Titik Sudut Jarak Elevasi
No Tinggi
Alat Bidikan BA BB BT Horizontal (m) (m)
(m)

L4.1 1230 800 1015 352  43 0,55 38,17

L4.2 1300 890 1095 353  41 0,48 38,09

L4.3 1590 1160 1375 353  43 0,195 37,81

L4.4 1570 1130 1350 16  44 0,22 37,834

L4.5 1210 765 987,5 16  44,5 0,583 38,197


ALAT 2

TA=157

CL4 1210 765 987,5 18  44,5 0,583 38,20


0

R4.6 1215 765 1045 22  44,5 0,583 38,197

R4.7 1590 1150 1370 22  44 0,20 37,814

R4.8 1760 1355 1557,5 32  40,5 0,013 37,627

R4.9 1385 970 1177,5 32  41,5 0,393 38,007

R4.10 1375 945 1160 33  43 0,41 38,024

(Sumber: Data hasil perhitungan dari lapangan. 2021)

Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 150


1. Titik L4.1

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1230 800)


= 43 m
-
Beda tinggi H = TABT

= 1570 1015
= 0,555 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614 + 0,55
= + 38,17 m
3

2. Titik L4.2

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1300 890)


= 41 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1340 1095
= 0,48m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ (0,48)
= + 38,09 m

3. Titik L4.3

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1590 1160)


= 43 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1375
= 0,195m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=37,614+ (0,195)
= +37,81 m

4. Titik L4.4

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1570 1130)


= 44 m
-
Beda tinggi H
= 1570
= 0,22
3
= TABT

= 1570
= 0,22
3

-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,22
= + 37,834 m
5. Titik L4.5

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1210 1765)


=44,5 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 987,5
= 0,583 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,583
= + 38,197 m

6. Titik CL4

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1210 765)


= 44,5 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 987,5
= 0,583 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,583
= + 38,20 m

7. Titik R4.6

-
JarakD
= 100 (1210
765)
3
= 100 (BA BB)

= 100 (1210
765)
3

-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 987,5
= 0,583m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=37,614+(0,583)
= + 38,197 m.

8. Titik R4.7

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1590 1150)


= 44 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1370
= 0,20m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=37,614+(0,20)
= + 37,814m

9. Titik R4.8

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1760 1355)


= 40,5 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1557,5
= 0,013m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,013
= + 37,627m
.
3

10. Titik R4.9

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1385 970)


= 41,5 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1177,5
= 0,393m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,393
= + 38,007m
11. Titik R4.10

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1375 945)


= 43 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1570 1160
= 41m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614 + 0,41
= + 38,024m
3

Tabel 3.2.5 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 200

Beda
Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut Jarak Elevasi
Alat Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)

L5.1 1225 1100 1162,5 186  12,5 0,292 38,498

L5.2 1245 1125 1185 184  12 0,282 38,475

L5.3 1750 1650 1700 184  10 -0,215 37,96

L5.4 1725 1630 1677,5 171  9,5 0,55 37,983

L5.5 1110 970 1040 171  14 0,42 38,62


TA=146
Alat 3

CL5 1113 975 1044 167  13,8 0,418 38,616


0

R5.6 1113 980 1046,5 164  13,3 0,41 38,614

R5.7 1725 1630 16777,5 164  9,5 0,022 37,983

R5.8 1825 1633 1729 140  19,2 -0,18 37,931

R5.9 1602 1300 1451 140  30,2 -0,03 38,209

R5.10 1602 1300 1451 141  30,2 0,13 38,209

(Sumber: Data hasil perhitungan dari lapangan. 2022)

Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 200


1. Titik L5.1
-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1225 1100)


= 12,5 m
-
Beda tinggi H = TABT

= 1460 1162,5
= 0,298 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ 0,298
= + 38,498m
3

2. Titik L5.2

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1245 1125)


= 12 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1185
= 0,275 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ 0,275
= + 38,475 m

3. Titik L5.3

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1750 1650)


= 10 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1700
= 0,24 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=38,2+( 0,24)
= + 37,96 m

4. Titik L5.4

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1725 1630)


= 9,5 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1677,5
= -0,217m
4

-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=38,2+(0,217)
= + 37,983 m

5. Titik L5.5

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1110 970)


= 14 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1040
= 0,42 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ 0,42
= + 38,62 m

6. Titik CL.5

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1113 980)


= 13,8 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1340 1044
= 0,416m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ 0,416
= + 38,616 m

7. Titik R5.6

-
JarakD = 100 (BA BB)
4

= 100 (1113 980)


= 13,3 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1046
= 0,414 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ 0,414
= + 38,614m

8. Titik R5.7

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1725 1630)


= 9,5 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1677,5
= -0,217 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=38,2+(-0,217)
= + 37,983 m

9. Titik R5.8

-
JarakD = 100 (BABB)

= 100 (1825 1633)


= 19,2 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1729
= 0,269 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2 +( 0,269)
= + 37,931 m
4

10. Titik R5.9

- JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1602 1300)


= 30,2 m

- Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1451
= 0,09 m
- Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ (0,9)
= + 38,209 m

11. Titik R5.10

- JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1602 1300)


= 30,2 m

- Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1451
= 0,09m
- Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ (0,09)
= + 38,209 m
4

Tabel 3.2.6 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 250
Beda
Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut Jarak Elevasi
Alat Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)

L6.1 1060 640 850 201  42 0,61 38,81

L6.2 1050 630 840 197  42 0,62 38,82

L6.3 1355 930 1142,5 197  42,5 0,315 38,515

L6.4 1260 850 1055 177  41 0,41 38,61

L6.5 880 470 675 177  41 0,785 38,985


TA=146
Alat 3

CL6 890 470 680 176  42 0,78 38,98


0

R6.6 890 490 690 173  40 0,77 38,97

R6.7 1280 870 1075 173  41 0,385 38,585

R6.8 1340 900 1120 159  44 0,34 38,54

R6.9 1100 665 882,5 159  43,5 0,57 38,77

R6.10 1070 625 847,5 158  44,5 0,61 38,81

(Sumber: Data hasil perhitungan lapangan 2022)

Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 250

1. Titik L6.1

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1060 640)


= 42 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 850
= 0,61 m
4

-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,2+ 0,61
= + 38,81 m

2. Titik L6.2

-
JarakD = 100 (BABB)

= 100 (1050 630)


= 42 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 840
= 0,62 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,2+0,62
= + 38,82 m

3. Titik L6.3

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1355 930


= 42,5m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1142,5
= 0,318m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,318
= + 38,518m

4. Titik L6.4

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1260 850


4

= 41m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1055
= 0,41m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,41
= + 38,61m

5. Titik L6.5

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (880 675


= 41m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 470
= 0,785m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,785
= + 38,985m

6. Titik CL6

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (890 680


= 42m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 470
= 0,78m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,78
= + 38,98m
4

7. Titik L6.6

-
JarakD
= 100 (BA BB)

= 100 (890 490


= 40m
-
Beda tinggi H
= TA BT

= 1460 690
= 0,77m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,77
= + 38,97m

8. Titik L6.7

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1280 870


= 41 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 1075
= 0,385 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,385
= + 38,585m

9. Titik L6.8

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1340 900


= 44 m
-
Beda tinggi H = TA BT
4

= 1460 1120
= 0,34 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,34
= + 38,54m

10. Titik L6.9

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1100 665


= 43,5 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 882,5
= 0,57 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,57
= + 38,77m

11. Titik L6.10

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1070 625


= 44,5 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1460 847,5
= 0,61 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,61
= + 38,81m
4

Tabel 3.2.7 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 300
Beda
Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut Jarak Elevasi
Alat Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)

L7.1 1075 822 948,5 5 25,3 0,602 39,582

L7.2 1080 830 955 7 25 0,595 39,575

L7.3 1338 1088 1213 7 25 0,337 39,317

L7.4 1390 1130 1260 21  26 0,29 39,27

L7.5 1010 748 879 21  26,2 0,671 39,651


TA=155
Alat 4

CL7 1011 748 879,5 22  26,3 0,671 39,651


0

R7.6 1005 735 870 22  27 0,68 39,66

R7.7 1398 1128 1263 22  27 0,287 39,267

R7.8 1530 1240 1385 282  29 0,165 39,145

R7.9 1221 918 1069,5 28  30,3 0,481 39,461

R7.10 1242 930 1086 29  31,2 0,464 39,444

(Sumber: Data hasil perhitungan lapangan. 2022)

Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 300

1. Titik L7.1

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1075 822)


= 25,36 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1550 948,5
= 0,602 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,602
4

= + 39,582m

2. Titik L7.2

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1080 830)


= 25 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1550 955
= 0,595 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,595
= + 39,575 m

3. Titik L7.3

-
JarakD
= 100 (BA BB)

= 100 (1338 1088)


= 25 m
-
Beda tinggi H
= TA BT

= 1550 1213
= 0,337 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,337
= + 39,317 m

4. Titik L7.4

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1390 1130)


= 26 m
-
Beda tinggi H = TA BT
5

= 1550 1260
= 0,29 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,29
= + 39,27 m

5. Titik L7.5

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1010 478)


= 26,2 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1550 879
= 0,671 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,671
= + 39,651 m

6. Titik CL 7

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1011 748)


= 26,3 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1550 879,5
= 0,671m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,98+ 0,671
= + 39,65 m
5

7. Titik R7.6

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1005 735)


= 27 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1550 870
= 0,68 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,68
= + 39,66 m

8. Titik R7.7

-
JarakD = 100 (BABB)

= 100 (1398 1128


= 27 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1350 1263
= 0,287 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,287
= + 39,267 m

9. Titik R7.8

-
JarakD
= 100 (BA BB)

= 100 (1530 1240)


= 29 m
-
Beda tinggi H
= TA BT

= 1550 1385
= 0,165 m
5

-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+0,165
= + 39,145 m

10. Titik R7.9

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1221 918)


= 30,3 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1550 1069,5
= 0,481 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,481
= + 39,461m

11. Titik R7.10

-
JarakD
= 100 (BA BB)

= 100 (1242 930)


= 31,2 m
-
Beda tinggi H
= TA BT

= 1550 1086
= 0,464m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,4464
= + 39,434m
.
5

Tabel 3.2.8 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 350
Beda
Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut Jarak Elevasi
Alat Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)

L8.1 1333 1163 1248 350  17 0,222 39,872

L8.2 1353 1191 1272 352  16,2 0,198 39,848


TA=1470
Alat

L8.3 1620 1460 1540 352  16 -0,07 39,58


5

CL8 1580 1410 1495 17  17 -0,025 39,625

R8.4 1983 1930 1956,5 33  5,3 -0,487 39,164

(Sumber: Data hasil perhitungan lapangan. 2022)

Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 350

1. Titik L8.1

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1333 1163)


= 17 m

- Beda tinggi H


= TA BT

= 1470 1248
= 0,222 m
- Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65 + 0,222
= + 39,872m.

2. Titik L8.2

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 16,2
5
= 100 (1353
1191)

= 16,2
5

-
Beda tinggi H = TA BT

= 1470 1272
= 0,198 m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+ 0,198
= +39,848m

3. Titik L8.3

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1620 1460)


= 16 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1470 1540
= 0,07 m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+ ( 0,07)
= + 39,58m
.

4. Titik CL8

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1580 1410)


= 17 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1470 1495
= 0,025 m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+( 0,025)
= + 39,625
56

5. Titik R8.4

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1983 1930)


=5,3 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1470 1956,5
= 0,487 m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+ ( 0,487)
= + 39,164 m

Tabel 3.2.9 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 400

Bacaan Rambu Beda


Tinggi Titik Sudut Jarak Elevasi
Alat (mm) Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)

L9.1 1602 1252 1427 9 35 0,033 39,683


TA=1470

CL9 1524 1180 1352 20  34,4 0,108 39,758


Alat 5

R9.2 1600 1210 1405 34  39 0,055 39,705

(Sumber: Data hasil perhitungan dari lapangan. 2022).

Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 400

1. Titik L9.1
-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1602 1252)


= 35 m
5

- Beda tinggi H = TA BT

= 1470 1427
= 0,033 m
- Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+ 0,033
= + 39,683m

2. Titik CL9

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1524 1180)


= 34,4m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1470 1352
= 0,108m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+0,108
=39,758 m

3. Titik R9.2

-
JarakD = 100 (BA BB)

= 100 (1600 1210)


= 39 m
-
Beda tinggi H = TA BT

= 1470 1405
= 0,055 m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+ 0,055
= + 39,705 m
5

Pengukuran sudut Antara Dua Titik

STA =0
< BM - < L1.1 = < L1.1 - < BM
= 187°– 185°
= 2°
< L1.1- < L1.2 = < L1.2 - < L1.1
= 185° – 187°
= -2°
< L1.2- < L1.3 = < L1.3 - < L1.2
= 185° – 185°
= 0°
< L1.3- < L1.4 = < L1.4 - < L1.3
= 171° – 185°
= -14°
< L1.4- < L1.5 = < L1.5 - < L1.4
= 171° – 171°
= 0°
< L1.5- < CL1 = < CL1 - < L1.5
= 167° – 165°
=-2°
< CL1- < R1.6 = < R1.6 - < CL1
= 343° – 167°
= 0°
< R1.6- < R1.7 = < R1.7 - < R1.6
= 165° – 165°
= 0°
< R1.7- < R1.8 = < R1.8 - < R1.7
= 140° – 165°
5

= -25°
< R1.8- < R1.9 = < R1.9 - < R1.8
= 140° – 140°
= 0°
< R1.9- < R1.10 = < R1.10 - < R1.9
= 142° –140°
= -2°

STA = 50
< L2.1- < L2.2 = < L2.2 - < L2.1
= 354° – 352°
= 2°
< L2.2- < L2.3 = < L2.3 - < L2.2
= 354° – 354°
= 0°
< L2.3- < L2.4 = < L2.4 - < L2.3
= 15° – 354°
= -339°
< L2.4- < L2.5 = < L2.5 - < L2.4
= 15° – 15°
= 0°
< L2.5- < CL2 = < CL2 - < L2.5
= 18° – 15°
= 3°
< CL2- < R2.6 = < R2.6 - < CL2
= 21° –18°
= 3°
6

< R2.6- < R2.7 = < R2.7 - < R2.6


= 21° – 21°
= 0°
< R2.7 < R2.8 = < R2.8 - < R2.7
= 32° – 21°
= 11°
< R2.8- < R2.9 = < R2.9 - < R2.8
= 32° – 32°
= -1°
< R2.9- < R2.10 = < R2.10 - < R2.9
= 33° – 32°
= 1°

STA = 100
< L3.1- < L3.2 = < L3.2 - < L3.1
= 184° –187°
= 3°
< L3.2- < L3.3 = < L3.3 - < L3.2
= 184° –184°
= 0°
< L3.3- < L3.4 = < L3.4 - < L3.3
= 172° – 184°
= -12°
< L3.4- < L3.5 = < L3.5 - < L3.4
= 172° –172°
= 0°
< L3.5- < CL3 = < CL3 - < L3.3
= 169° – 172°
= -3°
6

< CL3- < R3.6 = < R36 - < CL3


= 165° – 167°
= -2°
< R3.6- < R3.7 = < R3.7- < R3.6
= 165° – 165°
= 0°
< R3.7- < R3.8 = < R3.8- < R3.7
= 141° – 165°
= -24°
< R38- < R3.9 = < R3.9- < R3.8
= 142° – 141°
= 1°
< R3.9 < R3.10 = < R310- < R3.9
= 143° – 142°
= 1°

STA = 150
< L4.1- < L4.2 = < L4.2 - < L4.1
= 353° – 352°
= 1°
< L4.2- < L4.3 = < L4.3 - < L4.2
= 353°– 353°
= 0°
< L4.3- < L4.4 = < L4.4 - < L4.3
= 16° – 353°
= -338°
< L4.4- < L4.5 = < L4.5 - < L4.4
= 16°– 16°
= 0°
6

< L4.5- < CL4 = < CL4 - < L4.5


= 18°– 16°
= --2°
< CL4- < R4.6= < R4.6 - < CL4
= 22° – 18°
= 2°
< R4.6- < R4.7 = < R4.7 - < R4.6
= 22° – 22°
= 0°
< R4.7- < R4.8 = < R4.8 - < R4.7
= 32°– 22°
= -10°
< R4.8- < R4.9 = < R4.9 - < R4.8
= 32° – 32°
= 0°
< R4.9- < R4.10 = < R4.10 - < R4.9
= 33°– 32°
= 2°

STA = 200
< L5.1- < L5.2 = < L5.2 - < L5.1
= 184° – 186°
= -2°
< L5.2- < L5.3 = < L5.3 - < L5.2
= 184° – 184°
= 0°
< L5.3- < L5.4 = < L5.4 - < L5.3
= 171° – 184°
= -13°
6

< L5.4- < L5.5 = < L5.5 - < L5.4


= 171° – 171°
= 0°
< L5.5- < CL5 = < CL5 - < L5.5
= 167° – 171°
= -4°
< CL5- < R5.6 = < R5.6 - < CL5
= 164° – 167°
= -3°
< R5.6- < R5.7 = < R5.7 - < R5.6
=164° – 164°
= 0°
< R5.7- < R5.8 = < R5.8 - < R5.7
= 140° – 164°
= -26°
< R5.8- < R5.9 = < R5.9 - < R5.8
= 140° – 140°
= 0°
< R5.9- < R5.10 = < R5.10 - < R5.9
= 141° – 140°
= -1°

STA = 250
< L6.1- < L6.2 = < L6.2 - < L6.1
= 197° – 201°
= -4°
< L6.2- < L6.3 = < L6.3 - < L6.2
= 197°– 197°
= 0°
6

< L6.3- < L6.4 = < L6.4 - < L6.3


= 177° – 197°
= -20°
< L6.4- < L6.5 = < L6.5 - < L6.4
= 177°– 177°
= 0°
< L6.5- < CL6 = < CL6- < L6.5
= 173°– 177°
= -4°
< CL6- < R6.6 = < R6.6 - < CL6
= 173° – 173°
= 0°
< R6.6- < R6.7 = < R6.7 - < R6.6
= 171° – 171°
= 0°
< R6.7- < R6.8 = < R6. - < R6.7
= 173°– 173°
= 0°
< R6.8- < R6.9 = < R6.9 - < R6.3
= 159° – 159°
= 0°
< R6.9- < R6.10 = < R6.10 - < R6.9
= 158°– 159°
= -1°

STA = 300
< L7.1- < L7.2 = < L7.2 - < L7.1
= 7° – 5°
= -2°
6

< L7.2- < L7.3 = < L7.3 - < L7.2


= 7° –7 °
= 0°
< L7.3- < L7.4 = < L7.4 - < L7.3
= 21° –7°
= -14°
< L7.4- < L7.5 = < L7.5 - < L7.4
= 21° – 21°
= 0°
< L7.5- < CL7 = < CL7 - < L7.4
= 22° – 21°
= -1°
< CL7- < R7.6 = < R7.6 - < CL7
= 22° – 22°
= 0°
< R7.6- < R7.7 = < R7.7 - < R7.5
= 22° – 22°
= 0°
< R7.8- < R7.9 = < R7.9 - < R7.8
= 28° – 22°
= -6°
< R7.9- < R7.10 = < R10.10 - < R7.9
= 29° – 28°
= -1°

STA = 350
< L8.1- < L8.2 = < L8.2 - < L8.1
= 352° – 350°
= 2°
6

< L8.2- < L8.3 = < L8.3 - < L8.2


= 352° – 352°
= 0°
< L8.3- < CL8 = < CL8 - < L8.3
= 17° – 220°
= -4°
< CL.8- < CL8 = < CL8 - < L8.4
= 218° – 33°
= 2°
= -1°

STA = 400
< L9.1- < L9.2 = < L9.2 - < L9.1
= 20° – 9°
= 11°
< CL9- < R9.2 = < R9.2 - < CL9
= 34° – 20°
= 0°
6

Tabel 3.10

Data Pengukuran Memanjang Jalan

Titik Elevasi
No.
Bidikan (m)
1 CL1 +37,58
2 CL2 +37,615
3 CL3 +38,188
4 CL4 +38,19
5 CL5 +38,602
6 CL6 +38,97
7 CL7 +38,641
8 CL8 +39,616
9 CL9 +39,479

(Sumber : Data hasil pengukuran di lapangan,2022)

Elevasi titik bidikan yang terdapat pada tabel di atas diperoleh dari
perhitungan melintang pada STA 0 sampai dengan STA 400, sehingga
dapat digambarkan potongan memanjang jalan sebagai berikut:
40.000

39.000

38.000

37.000
BP + 37.000 NO. PATOK JARAK (M)
CL1 CL2 CL3 CL4 CL5 CL6 CL7 CL8 CL9

36.000
ELEVASI ASLI (M)
3
8

3
9
3
8

-0,08
35.000
KEMIRINGAN ASLI (%)
2
5

2
5

2
5

KEMIRINGAN RENCANA (%) GALIAN (M3) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
ELEVASI RENCANA (M) -0,06 0,06 -0,20 0,10 1,21 -0,19 0,19
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN

Gambar 3.10
Potongan Memanjang Jalan
(Sumber: Data Hasil Lapangan 2022)
6

3.2. Perhitungan Luas dan Volume

a. Perhitungan luas galian dan timbunan pada STA 0


39.00

8 9 10
2 3 7 11 1516
1 4 14
6 12
5 13
37.00
38.00

36.00

BP + 33.00
NO. PATOK L1.1 L1.2 L1.3 L1.5 CL.6 R1.6 L1.4 R1.7 R1.9R1.10
R1.8

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.250 7.600 8.000 1.063

4
0
0
.

3
7
34.00
3
7

3
7
.
3
7

3
7
ELEVASI ASLI (M)

KEMIRINGAN ASLI (%) -1.12 -0.19 0.87


0.36

0
.
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 0 + 00
SKALA 1 : 100

Gambar 3.11
Luas Galian dan Timbunan Pada STA 0
(Sumber: Data Hasil Lapangan 2020)

H max H min
Elevasi rencana STA 0 =
2
37,594+37,169
= 2
= 37,3815 m
6

Koordinat titik pada STA 0


Perhitungan luas secara manual :
- Luas Galian 1

= ( Y2– Y1 )+(Y3 – Y4) x (X4 – X1)


2
=(3,491– 3,381)+(3,477-3,381) x (1,25 – 0 )
2
= 0,128m2

-Luas Galian 2

= ( Y8 – Y7 )+( Y9 –
Y7) x (X9 – X7 )
2
= (3,565–3,381) + (3,577-3,381)
x (9,25 – 8,848 )
2
= 0,076m2
7

- Luas Galian 3

= ( Y9 – Y7 )+( Y10 – Y11) x (X11– X9


)2
= (3,577–3,381)+(3,594– 3,377)
x (9,65 – 9,25 )
2
= 0,0826m2

- Luas Galian 4

= ( Y15 – Y14 )+( Y16 – Y14) x (X16 – X14)


2
= (3,408-3,381) + (3,417-3,381)
x (18,68 – 17,65 )
2
= 0,032m2

- Luas Timbunan 1

= ( Y4 – Y5 )+( Y7 – x (X7 – X4)


Y6)
2
= (3,381-3,169) + (3,381-3,196)
x (8,848 – 1,25 )
2
= 1,508m2
7

- Luas Timbunan 2

= ( Y11 – Y12 )+( Y14 – Y13)x (X14 – X11)


2
= (3,377-3,205) + (3,374-3,19)
x (17,65 – 9,65 )
2
= 1,424m2

Total Timbunan STA 0 :

=Luas Timbunan 1 + Luas Timbunan 2

= 1,508+ 1,424

= 2,932 𝑚2

Total Galian STA 0 :


=Luas Galian 1 + Luas Galian 2 + Luas Galian 3 + Luas
Galian 4

= 0,128+ 0,076 +0,082+0,032

= 0,318 𝑚2
7

Perhitungan luas dengan rumus diatas sehingga diperoleh nilai 0,318m 2


dan termasuk Galian, karena Elevasi rencana ada dibawah Elevasi asli.
Diperoleh juga nilai 2,932 m2dan termasuk timbunan karena elevasi rencana
ada di atas elevasi asli.

b. Perhitungan luas galian dan timbunan pada STA 50

39.00

8 9 10-
23 15 16
1 4 7 11 14
38.00 5 6 12 13
37.00

36.00

BP + 33.00
NO. PATOK L2.1 L2.2 L2.3 L2.5 CL 2 R2.6 L2.4 R2.7 R2.9 R2.8 R2.10

JARAK (M) ELEVASI ASLI 34.00 1.250 7.500 8.000 1.040


0

4
.

ELEVASI ASLI (M)

3
7
3
3

KEMIRINGAN ASLI (%) 0.81 -3.75


5.05
9
7

-0.95
-

JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 50 + 00
SKALA 1 : 100

Gambar 3.15
Luas Galian dan Timbunan Pada STA 50
(Sumber: Data Hasil Lapangan 2020)

H max H min
Elevasi rencana STA 50 =
2
37,622+37,155
= 2
= 37,3885 m
7

Koordinat titik pada STA 50

(X1 – Y1) = (0 ; 3,389) (X9 – Y9) = (9,14 ; 3,614)


(X2 – Y2) = (0 ; 3,534) (X10 – Y10) = (9,54 ; 3,613)
(X3 – Y3) = (1,24 ; 3,544) (X11 – Y11) = (9,54; 3,389)
(X4 – Y4) = (1,24 ; 3,389) (X12 – Y12) =(9,54; 3,231)
(X5 – Y5) = (1,24 ; 3,235) (X13 – Y13) =(17,54 ; 3,155)
(X6 – Y6) = (8,738 ; 3,238) (X14 – Y14) = (17,54; 3,389)
(X7 – Y7) = (8,738; 3,388) (X15 – Y15) = (17,54; 3,459)
(X8 – Y8) = (8,738; 3,622) (X16 – Y16) = (18,571 ; 3,42)

Koordinat titik pada STA 50


Perhitungan luas secara manual :
- Luas Galian 1

= ( Y2– Y1 )+(Y3 – Y4)


x (X4 – X1)
2
=(3,534– 3,389)+(3,544-3,389)
x (1,24 – 0 )
2
= 0,186m2

-Luas Galian 2

= ( Y8 – Y7 )+( Y9 –
x (X9 – X7 )
Y7)
2
= (3,3,622–3,388) + (3,613-3,388)
x (9,14 – 89,25 )
2
= 0,154m2
7

- Luas Galian 3
= ( Y9 – Y7 )+( Y10 – Y11) x (X11– X9
)2
= (3,614–3,388)+(3,613– 3,384)
x (9,54 – 9,14 )
2
= 0,09m2

- Luas Galian 4

= ( Y15 – Y14 )+( Y16 – Y14) x (X16 – X14)


2
= (3,459-3,389) + (3,42-3,389)
x (18,571 – 17,54 )
2
= 0,052m2
7

- Luas Timbunan 1

= ( Y4 – Y5 )+( Y7 – x (X7 – X4)


Y6)
2
= (3,389-3,235) + (3,613-3,389)
x (8,738 – 1,24 )
2
= 1,139m2

- Luas Timbunan 2

= ( Y11 – Y12 )+( Y14 – Y13)x (X14 – X11)


2
= (3,389-3,231) + (3,389-3,155)
x (17,54 – 9,54 )
2
= 1,568m2

Total Timbunan STA 50 :

=Luas Timbunan 1 + Luas Timbunan 2

= 1,139+ 1,568

= 2,707 𝑚2
7

Total Galian STA 50 :

=Luas Galian 1 + Luas Galian 2 + Luas Galian 3 + Luas


Galian 4
= 0,186+ 0,154 +0,09+0,052

= 0,482 𝑚2

Perhitungan luas dengan rumus diatas sehingga diperoleh nilai 2,707m 2


dan termasuk Galian, karena Elevasi rencana ada dibawah Elevasi asli.
Diperoleh juga nilai 0,482 m2dan termasuk timbunan karena elevasi rencana
ada di atas elevasi asli.

c. Perhitungan luas galian dan timbunan pada STA 100


39.00

8 9 10
3
38.00 2
1 4
711
12
15
14
16
6
5 13

37.00

36.00

BP + 2.00
NO. PATOK L3.1 L3.2 L3.3 L3.5 CL 3 R3.6 L3.4 R3.7 R3.9 R3.8 R3.10

JARAK (M) ELEVASI ASLI 34.00 1.140 7.450 8.000 1.210


0

4
.

ELEVASI ASLI (M)

3
3

KEMIRINGAN ASLI (%) 4.91 -2.41 -0.17


0

1.28
-

JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 100 + 00
SKALA 1 : 100

Gambar 3.21
Luas Galian dan Timbunan pada STA 100
(Sumber : data hasil pengukuran Lapangan 2020)

H max H min
Elevasi rencana STA 100 =
2
38,609+38,189
= 2
= 37,899 m
7

Koordinat titik pada STA 100


X,Y X Y
X1,Y1 0 3,899
X2,Y2 0 4,008
X3,Y3 1,14 4,064
X4,Y4 1,14 3,899
X5,Y5 1,14 3,739
X6,Y6 8,738 3,834
X7,Y7 8,738 3,899
X8,Y8 8,738 4,188
X9,Y9 9,14 4,187
X10,Y10 9,54 4,189
X11,Y11 9,54 3,899
X12,Y12 9,54 3,802
X13,Y13 17,54 3,609
X14,Y14 17,54 3,899
X15,Y15 17,54 3,954
X16,Y16 18,571 3,952

Perhitungan luas secara manual :


- Luas Galian 1

= ( Y2– Y1 )+(Y3 – Y4) x (X4 – X1)


2
=(4,008– 3,899)+(4,064-3,899) x (1,14 – 0 )
2
= 0,169m2
7

-Luas Galian 2

= ( Y8 – Y7 )+( Y9 – x (X9 – X7 )
Y7)
2
= (4,188–3,899) + (4,187-3,899)
x (9,14 – 8,738 )
2
= 0,115m2

- Luas Galian 3
= ( Y9 – Y7 )+( Y10 – Y11) x (X11– X9
)2
= (4,187–3,899)+(4,189– 3,899)
x (9,54 – 9,14 )
2
= 0,115m2

- Luas Galian 4

= ( Y15 – Y14 )+( Y16 – Y14) x (X16 – X14)


2
= (3,954-3,899) + (3,952-3,899)
x (18,571 – 17,54 )
2
= 0,065m2
7

- Luas Timbunan 1

= ( Y4 – Y5 )+( Y7 – x (X7 – X4)


Y6)
2
= (3,899-3,739) + (3,899-3,834)
x (8,738 – 1,14 )
2
= 0,843m2

- Luas Timbunan 2

= ( Y11 – Y12 )+( Y14 – Y13)x (X14 – X11)


2
= (3,899-3,802) + (3,899-3,609)
x (17,54 – 9,54 )
2
= 1,54m2
8

Total Timbunan STA 100 :

=Luas Timbunan 1 + Luas Timbunan 2

= 0,843+ 1,54

= 2,383 𝑚2

Total Galian STA 100 :


=Luas Galian 1 + Luas Galian 2 + Luas Galian 3 + Luas
Galian 4

= 0,169+ 0,115 +0,115+0,065

= 0,464 𝑚2

Perhitungan luas dengan rumus diatas sehingga diperoleh nilai 0,464m 2


dan termasuk Galian, karena Elevasi rencana ada dibawah Elevasi asli.
Diperoleh juga nilai 2,383 m2dan termasuk timbunan karena elevasi rencana
ada di atas elevasi asli.
8

d. Perhitungan luas galian dan timbunan pada STA 150


39.00

2 8 9 10
3 711
38.00 1
4
5
6
15
14
16

12
13

37.00

36.00

BP + 2.00
NO. PATOK L4.1 L4.2 L4.3 L4.5 CL 4 R4.6 L4.4 R4.7 R4.9 R4.8 R4.10

JARAK (M) ELEVASI ASLI 10.450 7.820 1.258

0
.
38.17
34.00

-0.750.400
ELEVASI ASLI (M)

3
8
3
7
3
7

3
8
-32.00

KEMIRINGAN ASLI (%) -2.39 1.39

9
-
3.73

JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 150 + 00
SKALA 1 : 100

Gambar 3.27
Luas Galian dan Timbunan Pada STA 150
(Sumber : data hasil pengukuran Lapangan 2020)
H max H min
Elevasi rencana STA 150 =
2
38,2+37,627
= 2
= 37,9135 m

Koordinat titik pada STA 150


X,Y X Y
X1,Y1 0 3,912
X2,Y2 0 4,177
X3,Y3 0,25 4,09
X4,Y4 0,25 3,912
X5,Y5 0,25 3,81
X6,Y6 10,697 3,834
X7,Y7 10,697 3,912
X8,Y8 10,697 4,188
X9,Y9 11,1 4,2
X10,Y10 11,5 4,197
X11,Y11 11,5 3,912
X12,Y12 11,5 3,814
X13,Y13 19,32 3,627
X14,Y14 19,32 3,912
X15,Y15 19,32 4,007
X16,Y16 20,528 4,024
Perhitungan luas secara manual :
8

- Luas Galian 1

= ( Y2– Y1 )+(Y3 – Y4) x (X4 – X1)


2
=(4,179– 3,912)+(4,09-3,912) x (0,25 – 0 )
2
= 0,0553m2

-Luas Galian 2

= ( Y8 – Y7 )+( Y9 – Y7) x (X9 – X7 )


2
= (4,188–3,912) + (4,2-3,912) x (11,1 – 10,697 )
2
= 0,113m2

- Luas Galian 3
= ( Y9 – Y7 )+( Y10 – Y11) x (X11– X9
)2
= (4,2–3,912)+(4,197– 3,912)
x (11,5 – 11,1 )
2
= 0,114m2
8

- Luas Galian 4

= ( Y15 – Y14 )+( Y16 – Y14) x (X16 – X14)


2
= (4,007-3,912) + (4,024-3,912)
x (20,528 – 19,32 )
2
= 0,125m2

- Luas Timbunan 1

= ( Y4 – Y5 )+( Y7 – x (X7 – X4)


Y6)
2
= (3,912-3,81) + (3,912-3,834)
x (10,697 – 0,25
2
)
= 0,9402m2
8

- Luas Timbunan 2

= ( Y11 – Y12 )+( Y14 – Y13)x (X14 – X11)


2
= (3,912-3,814) + (3,912-3,627)
x (19,32– 11,5 )
2
= 1,497m2

Total Galian STA 150 :

=Luas Galian 1 + Luas Galian 2

= 0,9402+ 1,497

= 2,4372 𝑚2

Total Galian STA 150 :


=Luas Galian 1 + Luas Galian 2 + Luas Galian 3 + Luas
Galian 4

= 0,0553+ 0,113 +0,114+0,125

= 0,4073 𝑚2

Perhitungan luas dengan rumus diatas sehingga diperoleh nilai 0,4073m2


dan termasuk Galian, karena Elevasi rencana ada dibawah Elevasi asli.
8

Diperoleh juga nilai 2,4372 m2dan termasuk timbunan karena elevasi rencana
ada di atas elevasi asli.

e. Perhitungan luas galian dan timbunan pada STA 200

39.00

7 8 9
6
3 10

2 14

38.00 1 4 5 11 12

13
37.00

36.00
BP + 2.00
NO. PATOK L5.1 L5.2 L5.3 L5.5 R5.6 R5.6 L5.4 R5.7 R5.9 R5.8 R5.10

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.140 10.740 7.820 1.288


0
38.616 .
0.415

3
7

3
8
ELEVASI ASLI (M)
3
8

3
8

3
7

34.00

KEMIRINGAN ASLI (%) -1.90 0.21 -0.96 -0.48 -0.66 0.00

JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 200 + 00
SKALA 1 : 100

Gambar 3.33
Luas Galian dan Timbunan Pada STA 200
(Sumber : data hasil pengukuran Lapangan 2020)
H max H min
Elevasi rencana STA 200 =
2
38,62+37,931
= 2
= 38,2755 m

Koordinat titik pada STA 200


X,Y X Y
8

X1,Y1 0 4,17
X2,Y2 0 4,275
X3,Y3 1,21 4,147
X4,Y4 1,21 3,632
X5,Y5 11,947 3,655
X6,Y6 11,947 4,275
X7,Y7 11,947 4,292
X8,Y8 12,365 4,288
X9,Y9 12,78 4,286
X10,Y10 12,78 4,275
X11,Y11 12,78 3,655
X12,Y12 20,6 3,603
X13,Y13 20,6 3,881
X14,Y14 21,852 3,881

Perhitungan luas secara manual :


- Luas Galian 1

= ( Y2– Y1 )+(Y2 – Y3) x (X3 – X1)


2
=(4,275– 4,17)+(4,275-4,147) x (1,21 – 0 )
2
= 0,1409m2

-Luas Galian 2

= ( Y2 – Y6 )+( Y9 – x (X5 – X4 )
Y10)
2
= (4,275–3,632) + (4,275-3,655)
x (11,947 – 1,21 )
2
= 6,78m2
8

- Luas Galian 3
= ( Y10 – Y11 )+( Y1–Y12)
x (X12– X11 )
2
= (4,275–3,655)+(4,275– 3,603)
x (20,6 – 12,78 )
2
= 5,0517m2

- Luas Galian 4

= ( Y10 – Y13 )+( Y10 – Y14) x (X14 – X13)


2
= (4,275-3,881) + (4,275-3,881)
x (21,852 – 20,6 )
2
= 0,4932m2

- Luas Timbunan 1

= ( Y7 – Y6 )+( Y8 – x (X8 – X6)


Y6)
2
= (4,292-4,275) + (4,288-4,275)
x (12,365–11,947 )
2
= 0,00627m2
8

- Luas Timbunan 2

= ( Y8 – Y10 )+( Y9 – x (X10 – X8)


Y10)
2
= (4,288-4,275) + (4,286-4,275)
x (12,78– 12,365 )
2
= 0,1088m2

Total Timbunan STA 200 :

=Luas Timbunan 1 + Luas Timbunan 2

= 0,00627+ 0,1088

= 0,11507 𝑚2

Total Galian STA 200 :


=Luas Galian 1 + Luas Galian 2 + Luas Galian 3 + Luas
Galian 4
8

= 0,1409+ 6,78 +5,0517+0,4932

= 12,4658 𝑚2

Perhitungan luas dengan rumus diatas sehingga diperoleh nilai 12,4658


m2 dan termasuk Galian, karena Elevasi rencana ada dibawah Elevasi asli.
Diperoleh juga nilai 0,11507 m2dan termasuk timbunan karena elevasi
rencana ada di atas elevasi asli.

a. Perhitungan luas galian dan timbunan pada STA 250

39.00 2 3
8 9 10
16
7 11 15

1 4 14
5 12 13

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 2.00 0.939 0
L6 .1 L6.2 L6.5 R6.6 R6.6
7.720 R6.9
NO. PATOK L6.3 L6.4 R6.7 R6.8

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.200 10.740 0.4250.425


38.585
38.515

38.985

38.98

38.54
38.77
38.81

38.97
38.82

38.61

ELEVASI ASLI (M)


-94.12

2.35

KEMIRINGAN ASLI (%) 0.83 4.33 -0.58 4.26


-

JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 250 + 00
SKALA 1 : 100

Gambar 3.39
Luas Galian dan Timbunan pada STA 250
(Sumber : Data hasil pengukuran Lapangan 2022)
9

H max H min
Elevasi rencana STA 250 =
2
38,985+38,515
= 2
= 38,75 m

Koordinat titik pada STA 250


X,Y X Y
X1,Y1 0 4,75
X2,Y2 0 4,81
X3,Y3 1,2 4,82
X4,Y4 1,2 4,75
X5,Y5 1,2 4,515
X6,Y6 11,937 4,61
X7,Y7 11,937 4,75
X8,Y8 11,937 4,985
X9,Y9 12,365 4,98
X10,Y10 12,79 4,97
X11,Y11 12,79 4,75
X12,Y12 12,79 4,585
X13,Y13 20,51 4,54
X14,Y14 20,51 4,75
X15,Y15 20,51 4,77
X16,Y16 21,449 4,81

Perhitungan luas secara manual :


- Luas Galian 1

= ( Y2– Y1 )+(Y3 – Y4)


x (X4 – X1)
2
=(4,81– 4,75)+(4,82-4,75)
x (1,2 – 0 )
2
= 0,078m2
9

-Luas Galian 2
= ( Y8 – Y7 )+( Y9 – Y7)
x (X9 – X7 )
2
= (4,985–4,75) + (4,98-4,75)
x (12,36 –11,937 )
2
= 0,0995m2

- Luas Galian 3
= ( Y9 – Y7 )+( Y10 – Y11) x (X11– X9
)2
= (4,98–4,75)+(4,97– 4,75)
x (12,79–12,365
2
)
= 0,0956m2
9

- Luas Galian 4

= ( Y15 – Y14 )+( Y16 – Y14) x (X16 – X14)


2
= (4,77-4,75) + (4,81-4,75)
x (21,449 – 20,51 )
2
= 0,0375m2

- Luas Timbunan 1

= ( Y4 – Y5 )+( Y7 – Y6) x (X7 – X4)


2
= (4,75-4,515) + (4,75-61) x (11,937 – 1,2 )
2
= 2,013m2

- Luas Timbunan 2
9

= ( Y11 – Y12 )+( Y14 – Y13)x (X14 – X11)


2
= (4,75-4,585) + (4,75-4,54)
x (20,51– 12,99 )
2
= 1,447m2

Total Timbunan STA 250 :

=Luas Timbunan 1 + Luas Timbunan 2

= 2,013 + 1,447

= 3,46 𝑚2

Total Galian STA 250 :


=Luas Galian 1 + Luas Galian 2 + Luas Galian 3 + Luas
Galian 4

= 0,078+ 0,0995 +0,0956+0,0375

= 0,3106 𝑚2

Perhitungan luas dengan rumus diatas sehingga diperoleh nilai 0,3106 m 2


dan termasuk Galian, karena Elevasi rencana ada dibawah Elevasi asli.
Diperoleh juga nilai 3,46 m2dan termasuk timbunan karena elevasi rencana
ada di atas elevasi asli.
9

f. Perhitungan luas galian dan timbunan pada STA 300

40.00
16
8 9 10
3

5 12 1413
39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 2.00
L7.1 L7.2 L7.5 CL 7 R7.6 R7.9
NO. PATOK L7.3 L7.4 R7.7 R7.8

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.270 10.860 0.4250.425 7.750 1.285

39.145
39.65

39.66
39.58

39.57
39.31

39.26
ELEVASI ASLI (M)

7
2

-90.35
KEMIRINGAN ASLI (%) -0.55 3.07 -1.57 -1.33

2.3
5
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 300 + 00
SKALA 1 : 100

Gambar 3.42
Luas Galian dan Timbunan pada STA 300
Sumber: Data Hasil Lapangan 2020

H max H min
Elevasi rencana STA 300 =
2
39,66+39,145
= 2
= 39,4025 m

Koordinat titik pada STA 300


X,Y X Y
X1,Y1 0 5,403
X2,Y2 0 5,582
X3,Y3 1,27 5,574
X4,Y4 1,27 5,402
X5,Y5 1,27 5,316
X6,Y6 12,128 5,27
X7,Y7 12,128 5,403
X8,Y8 12,128 5,65
X9,Y9 12,555 5,651
X10,Y10 12,98 5,66
X11,Y11 12,98 5,403
X12,Y12 12,98 5,267
X13,Y13 20,73 5,145
9

X14,Y14 20,73 5,403


X15,Y15 20,73 5,461
X16,Y16 21,992 5,444

Perhitungan luas secara manual :


- Luas Galian 1

= ( Y2– Y1 )+(Y3 – Y4) x (X4 – X1)


2
=(5,582– 5,403)+(5,574-5,402) x (1,27 – 0 )
2
= 0,2228m2

-Luas Galian 2

= ( Y8 – Y7 )+( Y9 –
x (X9 – X7 )
Y7)
2
= (5,65–5,403) + (5,651-5,403)
x (12,555 –12,128 )
2
= 0,1056m2

- Luas Galian 3
= ( Y9 – Y7 )+( Y10 – Y11) x (X11– X9
)2
= (5,651–5,403)+(5,66– 5,403)
x (12,98–12,555
2
)
= 0,1073m2
9

- Luas Galian 4

= ( Y15 – Y14 )+( Y16 – Y14) x (X16 – X14)


2
= (5,461-5,403) + (5,444-5,402)
x (22,010 – 20,73 )
2
= 0,64m2

- Luas Timbunan 1

= ( Y4 – Y5 )+( Y7 – x (X7 – X4)


Y6)
2
= (5,402-5,316) + (5,403-5,27)
x (12,128 – 1,27
2
)
= 1,194m2
9

- Luas Timbunan 2

= ( Y11 – Y12 )+( Y14 – Y13)x (X14 – X11)


2
= (5,403-5,267) + (5,403-5,145)
x (20,73– 12,98 )
2
= 1,526m2

Total Timbunan STA 300 :

=Luas Timbunan 1 + Luas Timbunan 2

= 1,194 + 1,526

= 2,72 𝑚2

Total Galian STA 300 :


=Luas Galian 1 + Luas Galian 2 + Luas Galian 3 + Luas
Galian 4

= 0,2228+ 0,1056 +0,1073+0,64

= 1,0757 𝑚2
9

Perhitungan luas dengan rumus diatas sehingga diperoleh nilai 1,0757 m 2


dan termasuk Galian, karena Elevasi rencana ada dibawah Elevasi asli.
Diperoleh juga nilai 2,72 m2dan termasuk timbunan karena elevasi rencana
ada di atas elevasi asli.

g. Perhitungan luas galian dan timbunan pada STA 350

41.00

40.00 3
4 5

6
39.00 7

38.00

37.00

BP + 2.00
L8.1 L8.2 CL 8 R8.4
NO. PATOK L8.3

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.300 11.600 11.700


39.87

39.84
39.58

39.62

39.16
ELEVASI ASLI (M)
2

KEMIRINGAN ASLI (%) -1.85 0.39 -3.94

JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 350 + 00
SKALA 1 : 100

Gambar 3.48
Luas Galian dan Timbunan pada STA 350
(Sumber: Data Hasil Lapangan 2020)
H max H min
Elevasi rencana STA 350 =
2
39,872+39,164
= 2
= 39,036 m

Koordinat titik pada STA 350


9

X,Y X Y
X1,Y1 0 3,518
X2,Y2 0 3,872
X3,Y3 1,3 3,848
X4,Y4 1,3 3,58
X5,Y5 12,9 3,625
X6,Y6 15,616 3,518
X7,Y7 24,6 3,164

Perhitungan luas secara manual :


- Luas Timbunan 1
= ( Y2 – Y1 )+( Y3 – Y1) x (X4 – X1 )
2
=(3,872–3,518)+(3,848-3,518) x (1,3– 0 )
2
= 0,444m2

- Luas Timbunan 2
= ( Y4 – Y1 )+( Y5 – x (X5 – X4 )
Y1)
2
= (3,58–3,518) + (3,625 – 3,518)
x (12,9 – 1,3 )
2
= 0,98m2
1

- Luas Galian 1

=1 x (Y5-Y1)x(X5-X4)
2
=1 x (3,625 – 3,518 ) x (15,616 – 12,9)
2
= 0,145m2

- Luas Galian 1
=1 x (Y6-Y7)x(X7-X6)
2
=1 x (3,518 – 3,164 ) x (24,6 – 15,616)
2

= 1,59m2

Total Galian STA 350 :

=Luas Galian 1 + Luas Galian 2

=0,145 + 1,59

= 1,735 𝑚2

Total Timbunan STA 350 :


=Luas Timbunan 1 + Luas Timbunan 2
1

= 0,444 + 0,98

= 1,424 𝑚2

Perhitungan luas dengan rumus diatas sehingga diperoleh nilai1,735 m 2


dan termasuk Galian, karena Elevasi rencana ada dibawah Elevasi asli.
Diperoleh juga nilai 1,424 m2dan termasuk timbunan karena elevasi rencana
ada di atas elevasi asli.

h. Perhitungan luas galian dan timbunan pada STA 400

40.00
2 4
1 3 5 6

39.00

38.00

BP + 2.00 37.00
NO. PATOK L9.1 CL 9 R9.2

JARAK (M) ELEVASI ASLI 6.000 12.350

36.00
ELEVASI ASLI (M)
KEMIRINGAN ASLI (%) 1.25 -0.43

JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 400 + 00
SKALA 1 : 100

Gambar 3.54
Luas Galian dan Timbunan Pada STA 400
(Sumber: Data Hasil Lapangan 2020)
H max H min
Elevasi rencana STA 400 =
2

39,758+39683
= 2
= 39,7205 m
1

Koordinat titik pada STA 400

X,Y X Y
X1,Y1 0 4,683
X2,Y2 0 4,721
X3,Y3 3 4,721
X4,Y4 6 4,758
X5,Y5 14,838 4,721
X6,Y6 18,346 4,705

Perhitungan luas secara manual


:
- Luas Galian 1
x (X4 – X1 )
= ( Y2 – Y1 )+( Y3 – Y1)
2
= (4,721–4,683 )+(4,721-4,683) x (6– 0)
2
= 0,228m2

-Luas Galian 2
= ( Y4 – Y1 )+( Y5 –
x (X5 – X4 )
Y1)
2
= ( 4,758– 4,683 )+(4,721-4,683) x (14,838 – 6 )
2
= 0,335m2
10

-Luas Galian 3
=1 x (Y5-Y6)x(X5-X4)
2
=1 x (4,721 – 4,705 ) x (14,838 – 6)
2
= 0,07m2

-Luas Timbunan1

=1 x (Y6-Y7)x(X7-X6)
2
=1 x (4,705 – 3,164 ) x (24,6 – 18,346)
2
= 4,818m2

Total Galian STA 400 :

=Luas Galian 1 + Luas Galian 2 + Luas Galian 3

=0,228 + 0,335 + 0,07

= 0,633 𝑚2
10

Total Timbunan STA 400 :


=Luas Timbunan 1

= 4,818

= 4,818 𝑚2

Perhitungan luas dengan rumus diatas sehingga diperoleh nilai0,633 m 2


dan termasuk Galian, karena Elevasi rencana ada dibawah Elevasi asli.
Diperoleh juga nilai 4,818 m2dan termasuk timbunan karena elevasi rencana
ada di atas elevasi asli.
10

Jadi, perhitungan luas galian dan timbunan total pada STA 350 adalah
sebagai berikut:
- Luas galian total STA 400
- = 2,932 + 2,707 + 2,383 + 2,4373 + 12,4658 + 3,46 + 2,72 + 1,424 +
4,818
= 35,347 m2

- Luas timbunan total STA 400


- 0,318 + 0,482 + 0,464 + 0,407 + 0,115 + 0,3106 + 1,0957 + 1,735 +
0,633
- = 5,5603 m2
10

Perbandingan hasil perhitungan luas galian antara cara manual dengan


Autocad, sebagai berikut :

Tabel 3.11

Perbandingan Luas Galian dan Timbunan Total Manual dengan Autocad

Hasil luas total Hasil luas total


STA galian galian Selisih
(Manual) (Autocad)
0 0,318 m2 0,318 m2 0,

50 0,482 m2 0,482 m2 0

100 0,464 m2 0,464 m2 0

150 0,407 m2 0,407 m2 0

200 0,115 m2 0,115 m2 0

250 0,3106 m2 0,3106 m2 0

300 1,0957 m2 1,0957 m2 0

350 1,735 m2 1,735 m2 0

400 0,633 m2 0,633 m2 0

Total 35,347 m2 35,347 m2 0

(Sumber : datahasil pengukuran Lapangan 2020)

Jadi dapat disimpulkan, luas galian total antara perhitungan manual dan
Autocad tidak ada selisih atau sama.
10

Perbandingan hasil perhitungan luas galian antara cara manual dengan


Autocad, sebagai berikut :

Tabel 3.12
Perbandingan Luas Galian dan TimbunanTotal Manual dengan Autocad

Hasil luas total Hasil luas total


STA Timbunan Timbunan Selisih
(Manual) (Autocad)
0 2,932 m2 2,932 m2 0

50 2,707 m2 2,707 m2 0

100 2,383m2 2,383m2 0

150 2,4372 m2 2,4372 m2 0

200 12,4658 m2 12,4658 m2 0

250 3,46 m2 3,46 m2 0

300 2,72 m2 2,72 m2 0

350 1,424 m2 1,424 m2 0

400 4,818 m2 4,818 m2 0

Total 5,5603 m2 5,5603 m2 0

(Sumber : datahasil pengukuran Lapangan 2020)

Jadi dapat disimpulkan, luas timbunan total antara perhitungan manual dan
Autocad tidak ada selisih atau sama.
10

3.2.1. Analisa Perhitungan Volume Memanjang Jalan


Berdasarkan perhitungan luas galian dan timbunan pada STA 0
sampai dengan STA 400 yang telah dibahas pada sub sub bab
sebelumnya. Adapun luas galian total pada setiap STA adalah sebagai
berikut :

- Luas galian total pada STA 0 (A1) = 0,318 m2


- Luas galian total pada STA 50 (A2) = 0,482 m2
- Luas galian total pada STA 100 (A3) = 0,464 m2
- Luas galian total pada STA 150 (A4) = 0,407 m2
- Luas galian total pada STA 200 (A5) = 0,115 m2
- Luas galian total pada STA 250 (A6) = 0,3106m2
- Luas galian total pada STA 300 (A7) = 1,0757 m2
- Luas galian total pada STA 350 (A8) = 1,735 m2
- Luas galian total pada STA 400 (A9) = 0,633 m2

Total luas galian STA 0 sampai dengan STA 400 adalah 35,347 m2.

Hasil perhitungan luas timbunan total pada STA 0 sampai


dengan STA 400 adalah sebagai berikut :

- Luas timbunantotal pada STA 0 (A1) =2,932 m2


- Luas timbunantotal pada STA 50 (A2) = 2,707 m2
- Luas timbunantotal pada STA 100 (A3) = 2,383m2
- Luas timbunantotal pada STA 150 (A4) = 2,4372 m2
- Luas timbunantotal pada STA 200 (A5) = 12,4658 m2
- Luas timbunantotal pada STA 250 (A6) = 3,46 m2
- Luas timbunantotal pada STA 300 (A7) = 2,72 m2
- Luas timbunantotal pada STA 350 (A8) = 1,424 m2
- Luas timbunantotal pada STA 400 (A9) = 4,818 m2

Total luas timbunan STA 0 sampai dengan STA 400 adalah 5,5603
m2.
10

Perhitungan volume galian dan timbunan dapat digunakan


dengan beberapa persamaan. Adapun persamaan pertama yang dapat
digunakan adalah persamaan tampang rata-rata (Mean Areas) yaitu
dengan mengalikan luas rata-rata dari tampang dengan jarak antara
tampang awal sampai akhir sebagai berikut :

V = A1  A2  A3 ...... An1  An  L
n
Keterangan :
V = Volume (m3)
A = Luas (m2)
L = Jarak seluruh STA (m)
n = Banyaknya section

a) Volumegalian A1  A2  A3 ..... A8  A9
n L
=
35,347
=
9 ×400
= 1.570,97 m3

b) Volumetimbunan A1  A2  A3 ..... A8  A9
n L
=
5,5603
=
9 ×400

= 247,124 m3

Perhitungan volume galian dan timbunan dapat dihitung dengan


persamaan kedua, yaitu persamaan dua tampang (End Areas) sebagai
berikut :

A3  A4
V = D12 A1  A2  D 23 A2  A3  D 34  .....
2 2 2
11

Keterangan :
V = Volume (m3)
A = Luas (m2)
D = Jarak antar STA (m)

a) Volumegalian

b) = D A1  A2 A2  A3 A3  A4
12
 D 23  D 34 +
2 2 2
A4  A5
D
D  A5  A6 A6  A7
45 56
D +
2 2 67
2
A  A9
D78 A7  A8  D 89 8
2 2
0,318+0,482 0,482+0,464 0,464+0,407
=50 x 2 + 50 x 1 + 50 x 2 + 50 x
0,407+0,115 0,115+0,3106 0,3106+1,0957
2 + 50 x 2 + 50 x 2 + 50 x
1,0957+1,735 1,735+0,633
2 + 50 x 2
=50 x 0,8 +50 x 0,946 0,871 0,52 0,4253
+ 2
+50 x 50 x +50 x +50
2 2 2 2
2
1,4063 2,8306 2,368
x
2 +50 x 2 +50 x 2
= 20 +23,65+21,775 + 13,05 + 10,6325 +
35,1575 + 70,765 + 59,2
= 254,23m3

c) Volumetimbunan = A1  A2 A2  A3 A3  A4
D D D +
12 23 34
2 2 2
A4  A5
D D A5  A6 A  A7
45 56  D67 6 +
2 2 2
A8  A9
D78 A7  A8  D 89
2 2
11

2,932+2,707 2,707+2,383 2,383+2,4372 2,4372+12,4658


=50 x 2 + 50 x 1 + 50 x 2 + 50 x 2 + 50 x
12,4658+3,46 3,46+2,72 2,72+1,424 1,424+4,818
2 + 50 x 2 + 50 x 2 + 50 x 2

5,639 5,09
=50 x +50 x 4,8202 14,903 15,9258 6,18 4,144
2 2 +50 x 2 +50 x 2 +50 x 2 +50 x 2 +50 x 2

6,242
+50 x 2

= 140,975 + 127,25 + 120,505 + 372,575 +398,145+ 154,5 + 103,6 + 156,05


=1.573,6m3.
Berdasarkan perhitungan volume dengan kedua metode di atas,
dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan volume galian dengan
metode Mean areas adalah 1.570,97 m3, sedangkan hasil perhitungan
volume galian dengan metode End areas adalah 254,23m3, sehingga
perhitungan volume galian dengan kedua metode tersebut mempunyai
selisih sebesar 40,640 m3. Adapun hasil perhitungan volume timbunan
dengan metode Mean areas adalah 247,124 m3, sedangkan hasil
perhitungan volume timbunan dengan metode End areas adalah
1.573,6m3, sehingga perhitungan volume timbunan dengan kedua
metode tersebut mempunyai selisih sebesar 1.326,476 m3.
11

Berikut adalah gambar profil memanjang disertai hasil


perhitungan volume galian dan timbunan dengan metode End areas
menggunakan program AutoCAD dengan skala 1:1000 yang digambar
oleh Kelompok IX :

Gambar 3.60
Profil Memanjang dengan Volume End Areas
(Sumber : datahasil pengukuran Lapangan 2020)
BAB 4
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktikulm Ilmu Ukur Tanah oleh kelompok XII yang
berlokasi di depan Depan Bank BPRS Kabupaten Sumenep, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari Praktikan ini kita dapat mengenal dan mengoperasikan alat-alat yang
digunakan dalam praktikum. Praktikum Ilmu Ukur Tanah kali ini
menggunakan jenis alat ukur waterpass.
2. Hasil dari pengukuran sipat datar di lapangan adalah memperoleh nilai
BA, BB, dan BT setiap titik bidikan pada masing-masing section/STA,
dimana data pengukuran ini dapat digunakan untuk menghitung jarak,
beda tinggi, dan elevasi.
3. Hasil dari pengukuran di lapangan terbagi menjadi dua profil, yaitu profil
memanjang dan profil melintang.
4. Perhitungangalian dan timbunan terdiri dari perhitungan luas galian dan
timbunan melintang jalan dan volume galian dan timbunan memanjang
jalan. Adapun perhitungan volume terdapat dua metode, yaitu metode
Mean areas dan metode End areas. Sedangkan perhitungan luas yang
digunakan pada bab 3 di atas yaitu metode numeris dengan koordinat.
5. Dari hasil perhitungan volume dengan kedua metode di atas, diperoleh
hasil volume galian dengan metode End areas adalah 254,23 m3,
sedangkan volume galian dengan metode Mean areas adalah 1.570,97 m3,
sehingga diperoleh selisih sebesar 40,640 m3. Adapun hasil volume
timbunan dengan metode End areas adalah 1.573,6 m3, sedangkan volume
timbunan dengan metode Mean areas adalah 247,124 m3, sehingga
diperoleh selisih sebesar 1.326,476 m3.

14
4.2. Saran

Pengukuran data dengan menggunakan sipat datar saat di lapangan


sering terjadi hambatan maupun kesalahan. Maka untuk menghindari
kesalahan-kesalahan dalam pengukuran perlu dilakukan hal-hal seperti
mengetahui sedikit banyak tentang teori pengukuran, paham dalam
menggunakan alat ukur dan cara koreksinya, melakukan pengukuran lebih
dari satu kali, dan bekerja dengan loyalitas tinggi dan penuh dengan rasa
tanggung jawab.

14
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Asli Hasil Pengukuran di Lapangan

14
Lampiran 2. Gambar Layout

Titik Alat Titik Alat Titik Alat Titik Alat Titik Alat

STA. 0+400

STA. 0+000 STA. 0+100 STA. 0+200


STA. 0+300
STA. 0+350

X
X X X X
Jl. Talang Siring
Titik Akhir

TAMAN ADIPURA
Titik Awal 90 STA. 0+050 STA. 0+150 STA. 0+250

14
Lampiran 3. Profil Melintang Jalan STA 0 –
STA 0

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 33.00
NO. PATOK L1.1 L1.2 L1.5 CL.6 R1.6 R1.9 R1.10
L1.3 L1.4 R1.7 R1.8
JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.250 7.600
8.000 1.063

0.
37.594

37.594
0.400
37.1
477

ELEVASI ASLI (M)


37.

37.

37.
37
37.

96
KEMIRINGAN ASLI (%) -1.12

3.
0
0 - 0.87
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 0 + 00
SKALA 1 : 100

14
STA

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 33.00
L2.1 L2.2 L2.5 CL 2 R2.6 R2.9 R2.10
NO. PATOK L2.3 L2.4 R2.7 R2.8

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.250 7.500 8.000 1.040

0.
37.614
ELEVASI ASLI (M)

37.
37.

37.
37.

37
37.

37.
37.

37.
37.
KEMIRINGAN ASLI (%) 0.81

97
5 - -3.75

-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 50 + 00
SKALA 1 : 100

14
STA

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 2.00
L3.1 L3.2 L3.5 CL 3 R3.6 R3.9 R3.10
NO. PATOK L3.3 L3.4 R3.7 R3.8

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.140 7.450 8.000 1.210

0.
38.187
ELEVASI ASLI (M)

38.

37.
38.

37.

37.
38.

38.
37.

37.
38.
KEMIRINGAN ASLI (%) 4.91

0
-
1 - -0.17
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 100 + 00
SKALA 1 : 100

14
STA

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 2.00
L4.1 L4.2 L4.5 CL 4 R4.6 R4.9 R4.10
NO. PATOK L4.3 L4.4 R4.7 R4.8

7.820 1.258

40
0.
JARAK (M) ELEVASI ASLI 10.4
38.17

ELEVASI ASLI (M)

38.
38.
38.

37.
37

37.
38

37.
38.

3
-32.00

KEMIRINGAN ASLI (%)

95
-
3 - 1
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 150 + 00
SKALA 1 : 100

15
STA

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 2.00
NO. PATOK L5.1 L5.2 L5.3 L5.5 R5.6 R5.6 R5.9 R5.8 R5.10
L5.4 R5.7

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.140 10.740 7.820 1.288

0.
38.616
ELEVASI ASLI (M)

37.

38.
37.
38.

38.
37
38.
38.

37.
38
KEMIRINGAN ASLI (%) -1.90 0.21 -0.96-0.48 -0.66 0.00

JARAK (M) RENCANA ELEVASI KEMIRINGAN RENCANA (%) GALIAN (M3)


TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 200 + 00
SKALA 1 : 100

15
STA

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 2.00
0.939
L6.1 L6.2 L6.5 R6.6 R6.6 7.720 R6.9 R6.10
NO. PATOK L6.3 L6.4 R6.7 R6.8

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.200 10.740 0.4205.425

ELEVASI ASLI (M)


38
38.

38
38
38
38.

38
38

38
38
38.
KEMIRINGAN ASLI (%) 0.83 4.33 -0.58 4.26

-
-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 250 + 00
SKALA 1 : 100

15
STA

40.00

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 2.00
L7.1 L7.2 L7.5 CL 7 R7.6 R7.9 R7.10
NO. PATOK L7.3 L7.4 R7.7 R7.8

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.270 0. 4205.


425 7.750
10. 1.285

ELEVASI ASLI (M)

39.
39.
39

39.

39.
39
39.
39.
39.

39.
39
KEMIRINGAN ASLI (%) -0.55

2
.
3 - -1.33
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 300 + 00
SKALA 1 : 100

15
STA

41.00

40.00

39.00

38.00

37.00

BP + 2.00
NO. PATOK L8.1 L8.2 L8.3 CL 8 R8.4

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.300 11.600 11.700


39.

39.

39.
39.

39.
ELEVASI ASLI (M)

KEMIRINGAN ASLI (%) -1.85 0.39 -3.94


JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 350 + 00
SKALA 1 : 100

15
STA

40.00

39.00

38.00

37.00

36.00

BP + 2.00
NO. PATOK L9.1 CL 9 R9.2

JARAK (M) ELEVASI ASLI 6.000 12.350


39.683

39.705
39.758
ELEVASI ASLI (M)

KEMIRINGAN ASLI (%) 1.25 -0.43

JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 400 + 00
SKALA 1 : 100

15
Lampiran 4. Profil Memanjang

40.000

39.000

38.000

37.000

36.000

35.000

BP + 37.000
NO. PATOK CL1 CL2 CL3 CL4 CL5 CL6 CL7 CL8 CL9
JARAK (M)

39.

39.
37.

38.
38.
37.

ELEVASI ASLI (M)

3
3
KEMIRINGAN ASLI (%) -0,06 0,06 -0,20 0,10 1,21 -0,08 -0,19 0,19

ELEVASI RENCANA (M)

KEMIRINGAN RENCANA (%) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN

POTONGAN MEMANJANG

15
Lampiran 5. Profil Melintang Galian dan Timbunan STA 0 –
STA 0
39.00

38.00

37.00

36.00

BP + 33.00 34.00
NO. PATOK L1.1 L1.2 L1.5 CL.6 R1.6 R1.9 R1.10
L1.3 L1.4 R1.7 R1.8

0
0.40 0
37.594 0.40
JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.250 7.600 8.000 1.063

37.417
37.477

37.196

37.594

37.19
37.49

37.2

37.4
37.5
37.1

ELEVASI ASLI (M)


1

4.2
3.0
KEMIRINGAN ASLI (%) -1.12 0.36 -0.19 0.87

5
0
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 0 + 00
SKALA 1 : 100

15
STA

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 33.00
L2.1 L2.2 L2.5 CL 2 R2.6 R2.9 R2.10
NO. PATOK L2.3 L2.4 R2.7 R2.8

0.4
JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.250 7.500 8.000 1.040

37.614
37.6
37.2

37.1
37.4
37.5

37.2
37.5

37.2
37.6

37.
ELEVASI ASLI (M)

0.81 5.05 -0.95 -3.75

97.
KEMIRINGAN ASLI (%)

-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 50 + 00
SKALA 1 : 100

15
STA

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 2.00
L3.1 L3.2 L3.5 CL 3 R3.6 R3.9 R3.10
NO. PATOK L3.3 L3.4 R3.7 R3.8

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.140 7.450 8.000 1.210

0.
38.187
ELEVASI ASLI (M)

37.

37.
37.
38.
38.
38.

37.
38.

38.
37.
KEMIRINGAN ASLI (%) 4.91 1.28 -2.41 -0.17

0.
-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 100 + 00
SKALA 1 : 100

15
STA

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 2.00
L4.1 L4.2 L4.5 CL 4 R4.6 R4.9 R4.10
NO. PATOK L4.3 L4.4 R4.7 R4.8

1.258

3 40
JARAK (M) ELEVASI ASLI 10.450 7.820

0.

38.
37

38.

37.
38.
37.
38

38.
37.
38.17

ELEVASI ASLI (M)

KEMIRINGAN ASLI (%) 3.73 -2.39 1.39

95
-

-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 150 + 00
SKALA 1 : 100

16
STA

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

.00
L5 .1 L5 .2 L5.5 R5.6 R5.6 R5.9 R5.10
K L5.3 L5 .4 R5.7 R5.8

5
5
) ELEVASI ASLI 1.140 10.740 7.820 1.288

38.61 0.4
0.4
1
1
38.498

38.475

37.983

38.20
37.93
38.61
ASLI (M)

437.

138.
37

38

9
6
AN ASLI (%) -1.90 0.21 -0.96-0.48 -0.66 0.00

) RENCANA ELEVASI

AN RENCANA (%)

M3)

N (M3)

GAN

16
STA

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 2.00
0.939
L6.1 L6.2 L6.5 R6.6 R6.6 7.720 R6.9 R6.10
NO. PATOK L6.3 L6.4 R6.7 R6.8

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.200 10.740 0.4205.425

ELEVASI ASLI (M)

38
38
38.
38
38

38
38

38
38.
38

38.
KEMIRINGAN ASLI (%) 0.83 4.33 -0.58 4.26

-
-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 250 + 00
SKALA 1 : 100

16
STA

40.00

39.00

38.00

37.00

36.00

34.00

BP + 2.00
L7.1 L7.2 L7.5 CL 7 R7.6 R7.9 R7.10
NO. PATOK L7.3 L7.4 R7.7 R7.8

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.270 10.860 0.4205.42 7.750 1.285


5

39.
39.
39
39

39.
39.
39.

39.
39.

39.
39
ELEVASI ASLI (M)

KEMIRINGAN ASLI (%) -0.55 3.07 -1.57 -1.33

2
.
JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 300 + 00
SKALA 1 : 100

16
STA

41.00

40.00

39.00

38.00

37.00

BP + 2.00
L8.1 L8.2 CL 8 R8.4
NO. PATOK L8.3

JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.300 11.600 11.700


39.

39.

39.
ELEVASI ASLI (M)
39.
39.

KEMIRINGAN ASLI (%) -1.85 0.39 -3.94

JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 350 + 00
SKALA 1 : 100

16
STA

40.00

39.00

38.00

37.00

36.00

BP + 2.00
NO. PATOK L9.1 CL 9 R9.2

JARAK (M) ELEVASI ASLI 6.000 12.350


39.683

39.705
39.758
ELEVASI ASLI (M)

KEMIRINGAN ASLI (%) 1.25 -0.43

JARAK (M) RENCANA ELEVASI

KEMIRINGAN RENCANA (%)

GALIAN (M3)

TIMBUNAN (M3)

KETERANGAN

STA. 400 + 00
SKALA 1 : 100

16
Lampiran 6. Profil Memanjang Galian dan

GALIAN

40.000 TIMBUNAN

39.000

38.000

37.000

36.000

BP + 37.000 35.000
NO. PATOK JARAK (M) CL2 CL3 CL4 CL5 CL6 CL7 CL8 CL9
CL1

ELEVASI ASLI (M)

39.

39.
37.

38.
38.
37.

3
-0,06 0,06 -0,20 0,10 1,21 -0,08 -0,19 0,19
KEMIRINGAN ASLI (%)
ELEVASI RENCANA (M)
2

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00


KEMIRINGAN RENCANA (%) GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN

POTONGAN MEMANJANG

16
Lampiran 7. Dokumentasi Kegiatan

1
1

Anda mungkin juga menyukai