OLEH
KELOMPOK IV
OLEH :
Fikri Khairul Anam 720.5.1.1188
Moh. Nurut Tamam 720.5.1.1162
Moh. Fahru Rosi 720.5.1.1130
Alfadincha Hifaman 720.5.1.1134
Akbar Riski Darrani 721.5.1.1242
Tito Yudha Dwiangga 720.5.1.1182
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan, Mengetahui,
Ketua Program Studi Kepala Laboratorium
iii
KATAPENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ilmu ukur tanah ini,
shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi
Besar Muhammad SAW.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
IbuAnita Intan Nura Diana, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing praktikum ilmu
ukur tanah di Universitas Wiraraja yang sudah memberikan kepercayaan kepada
kami untuk menyelesaikan laporan ini.
Kami pun menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan laporan
yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Mudah-mudahan laporan sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang
khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, baik dalam penelitian maupun dalam penyusunan laporan
ini. Ucapan terima kasih dan rasa hormat kami sampaikan kepada :
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat, doa, motivasi, dan
kesempatan untuk terus menuntut ilmu serta berkarya sehingga tulisan ini dapat
selesai.
2. Bapak Dr. Sjaifurrachman, S.H., C.N., M.H selaku Rektor Universitas
Wiraraja Madura.
3. Ibu Cholilul Cahyati, S.T.,M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Wiraraja Madura.
4. Bapak Ahmad Suwandi,ST.,MT. selaku Ketua Program Study Teknik
Universitas Wiraraja Madura sekaligus dosen penguji II, Praktikum ilmu ukur
tanah.
i
5. Ibu Anita Intan Nura Diana, ST., MT.selaku dosen pembimbing Praktikum
ilmu ukur tanah.
6. Bapak Dwi Deshariyanto,ST., MT. selaku dosen penguji I, Praktikum ilmu
ukur tanah.
7. Rekan-rekan mahasiswa teknik sipil Universitas Wiraraja Madura yang juga
banyak membantu dalam penyelesaian penyusunan laporan ini.
8. Seluruh pihak yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta pikiran guna
membimbing dan membantu penulis sampai terwujudnya laporan ini.
Akhir kata semoga Allah SWT senantiasa meridhoi apa yang telah penulis
kerjakan selama penyusunan laporan ini dan membalas segala amal baik pihak-
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga
tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Sumenep, 20 Januari2022
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................
DAFTARGAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................
1.1. Latar Belakang .......................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................
1.3. Tujuan Praktikum ...................................................................................
1.4. Jadwal Pelaksanaan ................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
2.1. Pengertian Praktikum .............................................................................
2.2. Peralatan pada Praktikum Ilmu Ukur Tanah............................................
2.2.1. Waterpass......................................................................................
2.2.2. Tripod ...........................................................................................
2.2.3. Rambu Ukur ..................................................................................
2.2.4. Peralatan Pendukung .....................................................................
2.3. Pengukuran dengan Waterpass ...............................................................
2.4. Syarat Penggunaan Waterpass ................................................................
2.5. Pengertian Beda Tinggi ..........................................................................
2.6. Galian dan Timbunan .............................................................................
2.7. Metode Pengukuran................................................................................
2.8. Kesalahan dan Hambatan dalam Pengukuran ..........................................
2.9. Prosedur Praktikum Ilmu Ukur Tanah.....................................................
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
3.1. Hasil Pengamatan ...................................................................................
3.2. Analisa Data...........................................................................................
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi padaSTA 0
Tabel 3.2. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 50
Tabel 3.3. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 100
Tabel 3.4. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 150
Tabel 3.5. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 200
Tabel 3.6. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 250
Tabel 3.7. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 300
Tabel3.8. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 350
Tabel 3.9. Data Perhitungan jarak, beda tinggi, dan elevasi pada STA 400
Tabel 3.10. Data Pengukuran Memanjang Jalan
Tabel 3.11. Perbandingan Luas Galian Total Manual dengan Autocad
Tabel 3.12. Perbandingan Luas Timbunan Total Manual dengan Autocad
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 3.11. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 200
Gambar 3.12. Luas pada STA 250 dengan Autocad
Gambar 3.13. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 300
Gambar 3.16. Luas pada STA 300 dengan Autocad
Gambar 3.11. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 350
Gambar 3.12. Luas pada STA 350 dengan Autocad
Gambar 3.13. Luas Galian dan Timbunan Pada STA 400
Gambar 3.16. Luas pada STA 400 dengan Autocad
Gambar 3.1. Profil Memanjang dengan Volume End Areas
i
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
Prinsip kerja alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horizontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horizontal adalah nivo,
yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya. Tanda
bahwa alat ukur sudah dalam kedudukan stabil/horizontal adalah gelembung
yang ada pada nivo harus tepat di tengah. Dalam pengukuran waterpass
dibutuhkan alat lain sebagai pendukung pegukuran, yaitu:
1) Rambu ukur, berfungsi sebagai titik patokan dalam pengukuran
menggunakan waterpass.
2) Unting-unting, berfungsi sebagai penunjuk tegak atau tidaknya alat
yang didirikan.
3) Patok, berfungsi sebagai ciri atau tanda suatu tempat dan penunjuk arah
utara.
4) Tripod (kaki tiga), berfungsi sebagai penegak atau mendirikan alat
waterpass yang disimpan diatas tripod.
5) Meteran, berfungsi sebagai alat untuk mengukur panjang dengan posisi
tegak lurus.
8
Pada saat pengukuran ada dua hasil bidikan dengan waterpass yang
dapat dibaca, yaitu:
a) Pembacaan benang atau pembacaan rambu
Pembacaan benang atau rambu adalah bacaan angka pada rambu
ukur yang dibidik tepat dengan benang diafragma mendatar dan benang
standia atas dan bawah. Bacaan yang tepat dengan benang diafragma
mendatar disebut Benang Tengah (BT), sedangkan yang tepat dengan
benang standia atas disebut Benang Atas (BA) dan yang tepat dengan
benang standia bawah disebut Benang Bawah (BB).
b) Pembacaan sudut
Pembacaan sudut waterpass seringkali juga dilengkapi dengan
lingkaran mendatar berskala, sehingga dapat digunakan untuk
mengukur sudut mendatar atau sudut horizontal.
Ada 2 satuan ukuran sudut yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Satuan derajat
Pada satuan ini satu lingkaran dibagi ke dalam 360 bagian, setiap
bagian dinyatakan dengan 1 dderajat (1 ), setiap derajat dibagi lagi
menjadi 60 bagian, setiap bagian dinyatakan dengan 1 menit (1’) dan
setiap menit dibagi lagi ke dalam 60 bagian dan setiap bagian
dinyatakan dengan 1 detik (1’’).
2. Satuan grid
Pada satuan ini satu lingkaran dibagi ke dalam 400 bagian, setiap
bagian dinyatakan dengan 1 grid (1 g), setiap grid dibagi lagi menjadi
100 bagian, setiap bagian dinyatakan dengan 1 centigrid (1 cg) dan
setiap centigrid dibagi lagi ke dalam 100 bagian dan setiap bagian
9
Apabila jarak antara dua titik (P dan Q) yang akan dikur beda tingginya
relatif jauh, sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran dengan sekali berdiri
alat, maka pengukurannya dapat dibuat secara berantai (differential levelling)
dengan menggunakan titik-titik bantu di antara P dan Q.
1
H2 = b2 m2
........ = ..... .....
........ = ..... .....
H = b m
Dimana
: b = jumlah pembacaan rambu belakang
m = jumlah pembacaan rambu muka
H = beda tinggi tiap slag
atau sebagian. Contoh kesalahan : salah baca, salah catat ukuran data
ukuran, dan salah dengar dari pencatat. Cara menghindarinya adalah
melakukan pengukuran lebih dari satu kali.
b. Kesalahan sistematik (Systematic error)
Kesalahan sistematik disebabkan oleh alat ukur. Kesalahan dapat
dihilangkan dengan cara :
1) Sebelum digunakan untuk pengukuran, alat dikalibrasi terlebihdahulu
2) Memberikan koreksi pada dataukuranyangdidapat
3) Koreksi pada pengolahan data
Pada pengukuran jarak langsung kesalahan sistematik terjadi
dikarenakan:
1) Kesalahan panjang pita ukur yangtidakstandar
2) Pita ukur yang tidak mendatar
3) Kemiringan medan lapangan
4) Kelenturan pita ukur
5) Variasi temperatur
c. Kesalahan random/kesalahan tak terduga
Kesalahan random terjadi diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain:
1) Getaran udara atau kondisi
2) Kondisi tanah tempat berdiri alat ukur yang tidak stabil
3) Pengaruh kecepatan angin
4) Kondisi psikis pengamat
Kesalahan ini bisa terlihat jika pengukuran dilakukan berulang-
ulang dan hasilnya tidak selalu sama antara satu ukuran dengan ukuran
yang lain.
Tabel 3.1
Data Pengukuran pada STA 0
70
1
Tabel 3.2
Data Pengukuran pada STA 50
Alat Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut
Tinggi Alat
Bidikan BA BB BT Horizontal
Tabel 3.3
Data Pengukuran pada STA 100
Alat Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut
Tinggi Alat
Bidikan Horizontal
BA BB BT
L3.1 1215 1138 1176,5 187
L3.2 1155 1085 1120 184
L3.3 1480 1410 1445 184
TA=157
Alat 2
1
R3.7 1439 1325 1382 165
Tabel 3.4
Data Pengukuran pada STA 150
Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut
No Tinggi Alat
Bidikan BA BB BT Horizontal
TA=157
Tabel 3.5
Data Pengukuran pada STA 200
1
L5.5 1110 970 1040 171
Tabel 3.6
Data Pengukuran pada STA 250
Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut
Alat Tinggi Alat
Bidikan Horizontal
BA BB BT
L6.1 1060 640 850 201
L6.2 1050 630 840 197
L6.3 1355 930 1142,5 197
L6.4 1260 850 1055 177
L6.5 880 470 675 177
TA=146
Alat 3
1
Tabel 3.7
Data Pengukuran pada STA 300
Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut
Alat Tinggi Alat
Bidikan Horizontal
BA BB BT
L7.1 1075 822 948,5 5
L7.2 1080 830 955 7
L7.3 1338 1088 1213 7
L7.4 1390 1130 1260 21
L7.5 1010 748 879 21
TA=155
Alat 4
Tabel 3.8
Data Pengukuran pada STA 350
1
Tabel 3.9
Data Pengukuran pada STA 400
Tabel 3.2.1 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 0
70
2
1
1. Titik BM
-
JarakD = 100 (BABB)
= 1570 1510
= 0,06 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (+0,06)
= + 37,06 m
2. Titik L1.1
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1079
= 0,491m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ 0,491)
= + 37,491 m
3. Titik L1.2
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1092
=+ 0,4765 m
1
-
Elevasi[H] = H.TA1 + H
= 37+ (+0,4765)
= + 37,4765m
4. Titik L1.3
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1400
= + 0,169 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (+ 0,169)
= + 37,169 m
5. Titik L1.4
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1374,5
= + 0,195,5m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (+ 0,1955)
= + 37,1955m
6. Titik L1.5
-
JarakD = 100 (BA BB
= 1570 1005,5
=0,5645 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ 0,5645
= + 37,5645m
7. Titik CL1
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 993,5
= 0,5765m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ 0,5765
= + 37,65 m
8. Titik R1.6
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 976,5
= 0,5935 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 57+ 0,5935
= +37,5935 m
1
9. Titik R1.7
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1365
= 0,205m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+(0,205)
= +37,205 m
= 1570 1380
= 0,19m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ ()0,19
= +37,19 m
= 1570 1162
=0,408 m
2
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ 0,408
= +37,408 m
= 1570 1153
=0,417 m
-
Elevasi [H] = BM + H
= 37+ 0,417
= +37,417 m
2
Tabel 3.2.2 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 50
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1036
= 0,534m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (0,534)
= + 37,534 m.
2. Titik L2.2
2
-
JarakD
= 100 (BA BB)
= 100 (1150 902)
= 24,8 m
-
Beda tinggi H
= TA BT
= 1570 1026
= 0,544 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37+(0,544)
= + 37,544 m
3. Titik L2.3
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1335
= 0,235 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37+ (0,235)
= + 37,235m
4. Titik L2.4
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1332,5
= 0,238 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37+ (0,238)
2
= + 37,238 m
5. Titik L2.5
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 948,5
= 0,622m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (0,622)
= + 37,622 m
6. Titik CL.2
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 956
= 0,614 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ (0,614)
= + 37,614m
7. Titik R2.6
-
JarakD = 100 (BA BB)
-
Beda tinggi H
= TA BT
2
= 1570 975,5
=0,613m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37+(0,613)
= + 37,613m
8. Titik R2.7
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1339
= 0,231m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37 +0,231
= + 37,231 m
9. Titik R1.8
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1415
= 0,155 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37+ 0,155
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1111
= 0,459m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37 +0,459
= + 37,46m
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1150
= 0,420m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37 + 0,420
= + 37,420m
2
Tabel 3.2.3 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 100
Beda
Alat Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut Jarak Elevasi
Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)
L3.1 1215 1138 1176,5 187 7,7 0,394 38,008
1. Titik L3.1
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1176,5
= 0,393,5 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,394
= + 38,008m
2
2. Titik L3.2
-
JarakD = 100 (BABB)
= 1570 1120
=0,45m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37,614+(0,45)
= + 38,064 m
3. Titik L3.3
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1445
= 0,125 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37,614+(0,125)
= + 37,739 m
4. Titik L3.4
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1350
= 0,22 m
2
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37,614+ 0,22
= + 37,834 m
5. Titik L3.5
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 996,5
= 0,574 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37,614+ 0,574
= + 38,188 m
6. Titik CL.3
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 997,5
= 0,573 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37,614+ 0,573
= + 38,188 m
7. Titik R3.6
-
JarakD = 100 (BA BB)
-
Beda tinggi H = TA BT
= 1570 995
=0,575 m
-
Elevasi [H] = H.TA1+ H
=37,614+(0,575)
= + 38,189 m
8. Titik R3.7
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1382
=0,188m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
=37,614+(0,188)
9. Titik R3.8
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1575
= 0,005 m
-
Elevasi [H] = H.TA1 + H
= 37,614+ ( 0,005)
= + 37,609m.
-
JarakD = 100 (BA BB)
3
= 1570 1230
= 0,34m
-
Elevasi [H] = H.TA1+ H
= 37,614+ 0,34
= + 37,954
-
JarakD
= 100 (BA BB)
= 1570 1232,5
= 0,338
-
Elevasi [H] = H.TA1+ H
= 37,614+ (0,338)
= + 37,952 m
3
Tabel 3.2.4 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 150
TA=157
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1015
= 0,555 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614 + 0,55
= + 38,17 m
3
2. Titik L4.2
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1340 1095
= 0,48m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ (0,48)
= + 38,09 m
3. Titik L4.3
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1375
= 0,195m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=37,614+ (0,195)
= +37,81 m
4. Titik L4.4
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570
= 0,22
3
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,22
= + 37,834 m
5. Titik L4.5
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 987,5
= 0,583 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,583
= + 38,197 m
6. Titik CL4
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 987,5
= 0,583 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,583
= + 38,20 m
7. Titik R4.6
-
JarakD
= 100 (1210
765)
3
= 100 (BA BB)
= 100 (1210
765)
3
-
Beda tinggi H = TA BT
= 1570 987,5
= 0,583m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=37,614+(0,583)
= + 38,197 m.
8. Titik R4.7
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1370
= 0,20m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=37,614+(0,20)
= + 37,814m
9. Titik R4.8
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1557,5
= 0,013m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,013
= + 37,627m
.
3
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1177,5
= 0,393m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614+ 0,393
= + 38,007m
11. Titik R4.10
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1570 1160
= 41m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 37,614 + 0,41
= + 38,024m
3
Tabel 3.2.5 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 200
Beda
Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut Jarak Elevasi
Alat Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)
= 1460 1162,5
= 0,298 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ 0,298
= + 38,498m
3
2. Titik L5.2
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 1185
= 0,275 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ 0,275
= + 38,475 m
3. Titik L5.3
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 1700
= 0,24 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=38,2+( 0,24)
= + 37,96 m
4. Titik L5.4
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 1677,5
= -0,217m
4
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=38,2+(0,217)
= + 37,983 m
5. Titik L5.5
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 1040
= 0,42 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ 0,42
= + 38,62 m
6. Titik CL.5
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1340 1044
= 0,416m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ 0,416
= + 38,616 m
7. Titik R5.6
-
JarakD = 100 (BA BB)
4
= 1460 1046
= 0,414 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ 0,414
= + 38,614m
8. Titik R5.7
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 1677,5
= -0,217 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
=38,2+(-0,217)
= + 37,983 m
9. Titik R5.8
-
JarakD = 100 (BABB)
= 1460 1729
= 0,269 m
-
Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2 +( 0,269)
= + 37,931 m
4
= 1460 1451
= 0,09 m
- Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ (0,9)
= + 38,209 m
= 1460 1451
= 0,09m
- Elevasi [H] = H.TA2 + H
= 38,2+ (0,09)
= + 38,209 m
4
Tabel 3.2.6 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 250
Beda
Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut Jarak Elevasi
Alat Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)
1. Titik L6.1
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 850
= 0,61 m
4
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,2+ 0,61
= + 38,81 m
2. Titik L6.2
-
JarakD = 100 (BABB)
= 1460 840
= 0,62 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,2+0,62
= + 38,82 m
3. Titik L6.3
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 1142,5
= 0,318m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,318
= + 38,518m
4. Titik L6.4
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 41m
-
Beda tinggi H = TA BT
= 1460 1055
= 0,41m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,41
= + 38,61m
5. Titik L6.5
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 470
= 0,785m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,785
= + 38,985m
6. Titik CL6
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 470
= 0,78m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,78
= + 38,98m
4
7. Titik L6.6
-
JarakD
= 100 (BA BB)
= 1460 690
= 0,77m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,77
= + 38,97m
8. Titik L6.7
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 1075
= 0,385 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,385
= + 38,585m
9. Titik L6.8
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 1120
= 0,34 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,34
= + 38,54m
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 882,5
= 0,57 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,57
= + 38,77m
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1460 847,5
= 0,61 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,2+ 0,61
= + 38,81m
4
Tabel 3.2.7 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 300
Beda
Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut Jarak Elevasi
Alat Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)
1. Titik L7.1
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1550 948,5
= 0,602 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,602
4
= + 39,582m
2. Titik L7.2
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1550 955
= 0,595 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,595
= + 39,575 m
3. Titik L7.3
-
JarakD
= 100 (BA BB)
= 1550 1213
= 0,337 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,337
= + 39,317 m
4. Titik L7.4
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1550 1260
= 0,29 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,29
= + 39,27 m
5. Titik L7.5
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1550 879
= 0,671 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,671
= + 39,651 m
6. Titik CL 7
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1550 879,5
= 0,671m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
=38,98+ 0,671
= + 39,65 m
5
7. Titik R7.6
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1550 870
= 0,68 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,68
= + 39,66 m
8. Titik R7.7
-
JarakD = 100 (BABB)
= 1350 1263
= 0,287 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,287
= + 39,267 m
9. Titik R7.8
-
JarakD
= 100 (BA BB)
= 1550 1385
= 0,165 m
5
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+0,165
= + 39,145 m
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1550 1069,5
= 0,481 m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,481
= + 39,461m
-
JarakD
= 100 (BA BB)
= 1550 1086
= 0,464m
-
Elevasi [H] = H.TA3 + H
= 38,98+ 0,4464
= + 39,434m
.
5
Tabel 3.2.8 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 350
Beda
Tinggi Titik Bacaan Rambu (mm) Sudut Jarak Elevasi
Alat Tinggi
Alat Bidikan Horizontal (m) (m)
BA BB BT (m)
1. Titik L8.1
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1470 1248
= 0,222 m
- Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65 + 0,222
= + 39,872m.
2. Titik L8.2
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 16,2
5
= 100 (1353
1191)
= 16,2
5
-
Beda tinggi H = TA BT
= 1470 1272
= 0,198 m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+ 0,198
= +39,848m
3. Titik L8.3
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1470 1540
= 0,07 m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+ ( 0,07)
= + 39,58m
.
4. Titik CL8
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1470 1495
= 0,025 m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+( 0,025)
= + 39,625
56
5. Titik R8.4
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1470 1956,5
= 0,487 m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+ ( 0,487)
= + 39,164 m
Tabel 3.2.9 Hasil Perhtungan Jarak, Beda Tinggi dan elevasi STA 400
1. Titik L9.1
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1470 1427
= 0,033 m
- Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+ 0,033
= + 39,683m
2. Titik CL9
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1470 1352
= 0,108m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+0,108
=39,758 m
3. Titik R9.2
-
JarakD = 100 (BA BB)
= 1470 1405
= 0,055 m
-
Elevasi [H] = H.TA4 + H
= 39,65+ 0,055
= + 39,705 m
5
STA =0
< BM - < L1.1 = < L1.1 - < BM
= 187°– 185°
= 2°
< L1.1- < L1.2 = < L1.2 - < L1.1
= 185° – 187°
= -2°
< L1.2- < L1.3 = < L1.3 - < L1.2
= 185° – 185°
= 0°
< L1.3- < L1.4 = < L1.4 - < L1.3
= 171° – 185°
= -14°
< L1.4- < L1.5 = < L1.5 - < L1.4
= 171° – 171°
= 0°
< L1.5- < CL1 = < CL1 - < L1.5
= 167° – 165°
=-2°
< CL1- < R1.6 = < R1.6 - < CL1
= 343° – 167°
= 0°
< R1.6- < R1.7 = < R1.7 - < R1.6
= 165° – 165°
= 0°
< R1.7- < R1.8 = < R1.8 - < R1.7
= 140° – 165°
5
= -25°
< R1.8- < R1.9 = < R1.9 - < R1.8
= 140° – 140°
= 0°
< R1.9- < R1.10 = < R1.10 - < R1.9
= 142° –140°
= -2°
STA = 50
< L2.1- < L2.2 = < L2.2 - < L2.1
= 354° – 352°
= 2°
< L2.2- < L2.3 = < L2.3 - < L2.2
= 354° – 354°
= 0°
< L2.3- < L2.4 = < L2.4 - < L2.3
= 15° – 354°
= -339°
< L2.4- < L2.5 = < L2.5 - < L2.4
= 15° – 15°
= 0°
< L2.5- < CL2 = < CL2 - < L2.5
= 18° – 15°
= 3°
< CL2- < R2.6 = < R2.6 - < CL2
= 21° –18°
= 3°
6
STA = 100
< L3.1- < L3.2 = < L3.2 - < L3.1
= 184° –187°
= 3°
< L3.2- < L3.3 = < L3.3 - < L3.2
= 184° –184°
= 0°
< L3.3- < L3.4 = < L3.4 - < L3.3
= 172° – 184°
= -12°
< L3.4- < L3.5 = < L3.5 - < L3.4
= 172° –172°
= 0°
< L3.5- < CL3 = < CL3 - < L3.3
= 169° – 172°
= -3°
6
STA = 150
< L4.1- < L4.2 = < L4.2 - < L4.1
= 353° – 352°
= 1°
< L4.2- < L4.3 = < L4.3 - < L4.2
= 353°– 353°
= 0°
< L4.3- < L4.4 = < L4.4 - < L4.3
= 16° – 353°
= -338°
< L4.4- < L4.5 = < L4.5 - < L4.4
= 16°– 16°
= 0°
6
STA = 200
< L5.1- < L5.2 = < L5.2 - < L5.1
= 184° – 186°
= -2°
< L5.2- < L5.3 = < L5.3 - < L5.2
= 184° – 184°
= 0°
< L5.3- < L5.4 = < L5.4 - < L5.3
= 171° – 184°
= -13°
6
STA = 250
< L6.1- < L6.2 = < L6.2 - < L6.1
= 197° – 201°
= -4°
< L6.2- < L6.3 = < L6.3 - < L6.2
= 197°– 197°
= 0°
6
STA = 300
< L7.1- < L7.2 = < L7.2 - < L7.1
= 7° – 5°
= -2°
6
STA = 350
< L8.1- < L8.2 = < L8.2 - < L8.1
= 352° – 350°
= 2°
6
STA = 400
< L9.1- < L9.2 = < L9.2 - < L9.1
= 20° – 9°
= 11°
< CL9- < R9.2 = < R9.2 - < CL9
= 34° – 20°
= 0°
6
Tabel 3.10
Titik Elevasi
No.
Bidikan (m)
1 CL1 +37,58
2 CL2 +37,615
3 CL3 +38,188
4 CL4 +38,19
5 CL5 +38,602
6 CL6 +38,97
7 CL7 +38,641
8 CL8 +39,616
9 CL9 +39,479
Elevasi titik bidikan yang terdapat pada tabel di atas diperoleh dari
perhitungan melintang pada STA 0 sampai dengan STA 400, sehingga
dapat digambarkan potongan memanjang jalan sebagai berikut:
40.000
39.000
38.000
37.000
BP + 37.000 NO. PATOK JARAK (M)
CL1 CL2 CL3 CL4 CL5 CL6 CL7 CL8 CL9
36.000
ELEVASI ASLI (M)
3
8
3
9
3
8
-0,08
35.000
KEMIRINGAN ASLI (%)
2
5
2
5
2
5
KEMIRINGAN RENCANA (%) GALIAN (M3) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
ELEVASI RENCANA (M) -0,06 0,06 -0,20 0,10 1,21 -0,19 0,19
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
Gambar 3.10
Potongan Memanjang Jalan
(Sumber: Data Hasil Lapangan 2022)
6
8 9 10
2 3 7 11 1516
1 4 14
6 12
5 13
37.00
38.00
36.00
BP + 33.00
NO. PATOK L1.1 L1.2 L1.3 L1.5 CL.6 R1.6 L1.4 R1.7 R1.9R1.10
R1.8
4
0
0
.
3
7
34.00
3
7
3
7
.
3
7
3
7
ELEVASI ASLI (M)
0
.
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 0 + 00
SKALA 1 : 100
Gambar 3.11
Luas Galian dan Timbunan Pada STA 0
(Sumber: Data Hasil Lapangan 2020)
H max H min
Elevasi rencana STA 0 =
2
37,594+37,169
= 2
= 37,3815 m
6
-Luas Galian 2
= ( Y8 – Y7 )+( Y9 –
Y7) x (X9 – X7 )
2
= (3,565–3,381) + (3,577-3,381)
x (9,25 – 8,848 )
2
= 0,076m2
7
- Luas Galian 3
- Luas Galian 4
- Luas Timbunan 1
- Luas Timbunan 2
= 1,508+ 1,424
= 2,932 𝑚2
= 0,318 𝑚2
7
39.00
8 9 10-
23 15 16
1 4 7 11 14
38.00 5 6 12 13
37.00
36.00
BP + 33.00
NO. PATOK L2.1 L2.2 L2.3 L2.5 CL 2 R2.6 L2.4 R2.7 R2.9 R2.8 R2.10
4
.
3
7
3
3
-0.95
-
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 50 + 00
SKALA 1 : 100
Gambar 3.15
Luas Galian dan Timbunan Pada STA 50
(Sumber: Data Hasil Lapangan 2020)
H max H min
Elevasi rencana STA 50 =
2
37,622+37,155
= 2
= 37,3885 m
7
-Luas Galian 2
= ( Y8 – Y7 )+( Y9 –
x (X9 – X7 )
Y7)
2
= (3,3,622–3,388) + (3,613-3,388)
x (9,14 – 89,25 )
2
= 0,154m2
7
- Luas Galian 3
= ( Y9 – Y7 )+( Y10 – Y11) x (X11– X9
)2
= (3,614–3,388)+(3,613– 3,384)
x (9,54 – 9,14 )
2
= 0,09m2
- Luas Galian 4
- Luas Timbunan 1
- Luas Timbunan 2
= 1,139+ 1,568
= 2,707 𝑚2
7
= 0,482 𝑚2
8 9 10
3
38.00 2
1 4
711
12
15
14
16
6
5 13
37.00
36.00
BP + 2.00
NO. PATOK L3.1 L3.2 L3.3 L3.5 CL 3 R3.6 L3.4 R3.7 R3.9 R3.8 R3.10
4
.
3
3
1.28
-
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 100 + 00
SKALA 1 : 100
Gambar 3.21
Luas Galian dan Timbunan pada STA 100
(Sumber : data hasil pengukuran Lapangan 2020)
H max H min
Elevasi rencana STA 100 =
2
38,609+38,189
= 2
= 37,899 m
7
-Luas Galian 2
= ( Y8 – Y7 )+( Y9 – x (X9 – X7 )
Y7)
2
= (4,188–3,899) + (4,187-3,899)
x (9,14 – 8,738 )
2
= 0,115m2
- Luas Galian 3
= ( Y9 – Y7 )+( Y10 – Y11) x (X11– X9
)2
= (4,187–3,899)+(4,189– 3,899)
x (9,54 – 9,14 )
2
= 0,115m2
- Luas Galian 4
- Luas Timbunan 1
- Luas Timbunan 2
= 0,843+ 1,54
= 2,383 𝑚2
= 0,464 𝑚2
2 8 9 10
3 711
38.00 1
4
5
6
15
14
16
12
13
37.00
36.00
BP + 2.00
NO. PATOK L4.1 L4.2 L4.3 L4.5 CL 4 R4.6 L4.4 R4.7 R4.9 R4.8 R4.10
0
.
38.17
34.00
-0.750.400
ELEVASI ASLI (M)
3
8
3
7
3
7
3
8
-32.00
9
-
3.73
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 150 + 00
SKALA 1 : 100
Gambar 3.27
Luas Galian dan Timbunan Pada STA 150
(Sumber : data hasil pengukuran Lapangan 2020)
H max H min
Elevasi rencana STA 150 =
2
38,2+37,627
= 2
= 37,9135 m
- Luas Galian 1
-Luas Galian 2
- Luas Galian 3
= ( Y9 – Y7 )+( Y10 – Y11) x (X11– X9
)2
= (4,2–3,912)+(4,197– 3,912)
x (11,5 – 11,1 )
2
= 0,114m2
8
- Luas Galian 4
- Luas Timbunan 1
- Luas Timbunan 2
= 0,9402+ 1,497
= 2,4372 𝑚2
= 0,4073 𝑚2
Diperoleh juga nilai 2,4372 m2dan termasuk timbunan karena elevasi rencana
ada di atas elevasi asli.
39.00
7 8 9
6
3 10
2 14
38.00 1 4 5 11 12
13
37.00
36.00
BP + 2.00
NO. PATOK L5.1 L5.2 L5.3 L5.5 R5.6 R5.6 L5.4 R5.7 R5.9 R5.8 R5.10
3
7
3
8
ELEVASI ASLI (M)
3
8
3
8
3
7
34.00
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 200 + 00
SKALA 1 : 100
Gambar 3.33
Luas Galian dan Timbunan Pada STA 200
(Sumber : data hasil pengukuran Lapangan 2020)
H max H min
Elevasi rencana STA 200 =
2
38,62+37,931
= 2
= 38,2755 m
X1,Y1 0 4,17
X2,Y2 0 4,275
X3,Y3 1,21 4,147
X4,Y4 1,21 3,632
X5,Y5 11,947 3,655
X6,Y6 11,947 4,275
X7,Y7 11,947 4,292
X8,Y8 12,365 4,288
X9,Y9 12,78 4,286
X10,Y10 12,78 4,275
X11,Y11 12,78 3,655
X12,Y12 20,6 3,603
X13,Y13 20,6 3,881
X14,Y14 21,852 3,881
-Luas Galian 2
= ( Y2 – Y6 )+( Y9 – x (X5 – X4 )
Y10)
2
= (4,275–3,632) + (4,275-3,655)
x (11,947 – 1,21 )
2
= 6,78m2
8
- Luas Galian 3
= ( Y10 – Y11 )+( Y1–Y12)
x (X12– X11 )
2
= (4,275–3,655)+(4,275– 3,603)
x (20,6 – 12,78 )
2
= 5,0517m2
- Luas Galian 4
- Luas Timbunan 1
- Luas Timbunan 2
= 0,00627+ 0,1088
= 0,11507 𝑚2
= 12,4658 𝑚2
39.00 2 3
8 9 10
16
7 11 15
1 4 14
5 12 13
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 2.00 0.939 0
L6 .1 L6.2 L6.5 R6.6 R6.6
7.720 R6.9
NO. PATOK L6.3 L6.4 R6.7 R6.8
38.985
38.98
38.54
38.77
38.81
38.97
38.82
38.61
2.35
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 250 + 00
SKALA 1 : 100
Gambar 3.39
Luas Galian dan Timbunan pada STA 250
(Sumber : Data hasil pengukuran Lapangan 2022)
9
H max H min
Elevasi rencana STA 250 =
2
38,985+38,515
= 2
= 38,75 m
-Luas Galian 2
= ( Y8 – Y7 )+( Y9 – Y7)
x (X9 – X7 )
2
= (4,985–4,75) + (4,98-4,75)
x (12,36 –11,937 )
2
= 0,0995m2
- Luas Galian 3
= ( Y9 – Y7 )+( Y10 – Y11) x (X11– X9
)2
= (4,98–4,75)+(4,97– 4,75)
x (12,79–12,365
2
)
= 0,0956m2
9
- Luas Galian 4
- Luas Timbunan 1
- Luas Timbunan 2
9
= 2,013 + 1,447
= 3,46 𝑚2
= 0,3106 𝑚2
40.00
16
8 9 10
3
5 12 1413
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 2.00
L7.1 L7.2 L7.5 CL 7 R7.6 R7.9
NO. PATOK L7.3 L7.4 R7.7 R7.8
39.145
39.65
39.66
39.58
39.57
39.31
39.26
ELEVASI ASLI (M)
7
2
-90.35
KEMIRINGAN ASLI (%) -0.55 3.07 -1.57 -1.33
2.3
5
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 300 + 00
SKALA 1 : 100
Gambar 3.42
Luas Galian dan Timbunan pada STA 300
Sumber: Data Hasil Lapangan 2020
H max H min
Elevasi rencana STA 300 =
2
39,66+39,145
= 2
= 39,4025 m
-Luas Galian 2
= ( Y8 – Y7 )+( Y9 –
x (X9 – X7 )
Y7)
2
= (5,65–5,403) + (5,651-5,403)
x (12,555 –12,128 )
2
= 0,1056m2
- Luas Galian 3
= ( Y9 – Y7 )+( Y10 – Y11) x (X11– X9
)2
= (5,651–5,403)+(5,66– 5,403)
x (12,98–12,555
2
)
= 0,1073m2
9
- Luas Galian 4
- Luas Timbunan 1
- Luas Timbunan 2
= 1,194 + 1,526
= 2,72 𝑚2
= 1,0757 𝑚2
9
41.00
40.00 3
4 5
6
39.00 7
38.00
37.00
BP + 2.00
L8.1 L8.2 CL 8 R8.4
NO. PATOK L8.3
39.84
39.58
39.62
39.16
ELEVASI ASLI (M)
2
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 350 + 00
SKALA 1 : 100
Gambar 3.48
Luas Galian dan Timbunan pada STA 350
(Sumber: Data Hasil Lapangan 2020)
H max H min
Elevasi rencana STA 350 =
2
39,872+39,164
= 2
= 39,036 m
X,Y X Y
X1,Y1 0 3,518
X2,Y2 0 3,872
X3,Y3 1,3 3,848
X4,Y4 1,3 3,58
X5,Y5 12,9 3,625
X6,Y6 15,616 3,518
X7,Y7 24,6 3,164
- Luas Timbunan 2
= ( Y4 – Y1 )+( Y5 – x (X5 – X4 )
Y1)
2
= (3,58–3,518) + (3,625 – 3,518)
x (12,9 – 1,3 )
2
= 0,98m2
1
- Luas Galian 1
=1 x (Y5-Y1)x(X5-X4)
2
=1 x (3,625 – 3,518 ) x (15,616 – 12,9)
2
= 0,145m2
- Luas Galian 1
=1 x (Y6-Y7)x(X7-X6)
2
=1 x (3,518 – 3,164 ) x (24,6 – 15,616)
2
= 1,59m2
=0,145 + 1,59
= 1,735 𝑚2
= 0,444 + 0,98
= 1,424 𝑚2
40.00
2 4
1 3 5 6
39.00
38.00
BP + 2.00 37.00
NO. PATOK L9.1 CL 9 R9.2
36.00
ELEVASI ASLI (M)
KEMIRINGAN ASLI (%) 1.25 -0.43
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 400 + 00
SKALA 1 : 100
Gambar 3.54
Luas Galian dan Timbunan Pada STA 400
(Sumber: Data Hasil Lapangan 2020)
H max H min
Elevasi rencana STA 400 =
2
39,758+39683
= 2
= 39,7205 m
1
X,Y X Y
X1,Y1 0 4,683
X2,Y2 0 4,721
X3,Y3 3 4,721
X4,Y4 6 4,758
X5,Y5 14,838 4,721
X6,Y6 18,346 4,705
-Luas Galian 2
= ( Y4 – Y1 )+( Y5 –
x (X5 – X4 )
Y1)
2
= ( 4,758– 4,683 )+(4,721-4,683) x (14,838 – 6 )
2
= 0,335m2
10
-Luas Galian 3
=1 x (Y5-Y6)x(X5-X4)
2
=1 x (4,721 – 4,705 ) x (14,838 – 6)
2
= 0,07m2
-Luas Timbunan1
=1 x (Y6-Y7)x(X7-X6)
2
=1 x (4,705 – 3,164 ) x (24,6 – 18,346)
2
= 4,818m2
= 0,633 𝑚2
10
= 4,818
= 4,818 𝑚2
Jadi, perhitungan luas galian dan timbunan total pada STA 350 adalah
sebagai berikut:
- Luas galian total STA 400
- = 2,932 + 2,707 + 2,383 + 2,4373 + 12,4658 + 3,46 + 2,72 + 1,424 +
4,818
= 35,347 m2
Tabel 3.11
50 0,482 m2 0,482 m2 0
Jadi dapat disimpulkan, luas galian total antara perhitungan manual dan
Autocad tidak ada selisih atau sama.
10
Tabel 3.12
Perbandingan Luas Galian dan TimbunanTotal Manual dengan Autocad
50 2,707 m2 2,707 m2 0
Jadi dapat disimpulkan, luas timbunan total antara perhitungan manual dan
Autocad tidak ada selisih atau sama.
10
Total luas galian STA 0 sampai dengan STA 400 adalah 35,347 m2.
Total luas timbunan STA 0 sampai dengan STA 400 adalah 5,5603
m2.
10
V = A1 A2 A3 ...... An1 An L
n
Keterangan :
V = Volume (m3)
A = Luas (m2)
L = Jarak seluruh STA (m)
n = Banyaknya section
a) Volumegalian A1 A2 A3 ..... A8 A9
n L
=
35,347
=
9 ×400
= 1.570,97 m3
b) Volumetimbunan A1 A2 A3 ..... A8 A9
n L
=
5,5603
=
9 ×400
= 247,124 m3
A3 A4
V = D12 A1 A2 D 23 A2 A3 D 34 .....
2 2 2
11
Keterangan :
V = Volume (m3)
A = Luas (m2)
D = Jarak antar STA (m)
a) Volumegalian
b) = D A1 A2 A2 A3 A3 A4
12
D 23 D 34 +
2 2 2
A4 A5
D
D A5 A6 A6 A7
45 56
D +
2 2 67
2
A A9
D78 A7 A8 D 89 8
2 2
0,318+0,482 0,482+0,464 0,464+0,407
=50 x 2 + 50 x 1 + 50 x 2 + 50 x
0,407+0,115 0,115+0,3106 0,3106+1,0957
2 + 50 x 2 + 50 x 2 + 50 x
1,0957+1,735 1,735+0,633
2 + 50 x 2
=50 x 0,8 +50 x 0,946 0,871 0,52 0,4253
+ 2
+50 x 50 x +50 x +50
2 2 2 2
2
1,4063 2,8306 2,368
x
2 +50 x 2 +50 x 2
= 20 +23,65+21,775 + 13,05 + 10,6325 +
35,1575 + 70,765 + 59,2
= 254,23m3
c) Volumetimbunan = A1 A2 A2 A3 A3 A4
D D D +
12 23 34
2 2 2
A4 A5
D D A5 A6 A A7
45 56 D67 6 +
2 2 2
A8 A9
D78 A7 A8 D 89
2 2
11
5,639 5,09
=50 x +50 x 4,8202 14,903 15,9258 6,18 4,144
2 2 +50 x 2 +50 x 2 +50 x 2 +50 x 2 +50 x 2
6,242
+50 x 2
Gambar 3.60
Profil Memanjang dengan Volume End Areas
(Sumber : datahasil pengukuran Lapangan 2020)
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktikulm Ilmu Ukur Tanah oleh kelompok XII yang
berlokasi di depan Depan Bank BPRS Kabupaten Sumenep, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari Praktikan ini kita dapat mengenal dan mengoperasikan alat-alat yang
digunakan dalam praktikum. Praktikum Ilmu Ukur Tanah kali ini
menggunakan jenis alat ukur waterpass.
2. Hasil dari pengukuran sipat datar di lapangan adalah memperoleh nilai
BA, BB, dan BT setiap titik bidikan pada masing-masing section/STA,
dimana data pengukuran ini dapat digunakan untuk menghitung jarak,
beda tinggi, dan elevasi.
3. Hasil dari pengukuran di lapangan terbagi menjadi dua profil, yaitu profil
memanjang dan profil melintang.
4. Perhitungangalian dan timbunan terdiri dari perhitungan luas galian dan
timbunan melintang jalan dan volume galian dan timbunan memanjang
jalan. Adapun perhitungan volume terdapat dua metode, yaitu metode
Mean areas dan metode End areas. Sedangkan perhitungan luas yang
digunakan pada bab 3 di atas yaitu metode numeris dengan koordinat.
5. Dari hasil perhitungan volume dengan kedua metode di atas, diperoleh
hasil volume galian dengan metode End areas adalah 254,23 m3,
sedangkan volume galian dengan metode Mean areas adalah 1.570,97 m3,
sehingga diperoleh selisih sebesar 40,640 m3. Adapun hasil volume
timbunan dengan metode End areas adalah 1.573,6 m3, sedangkan volume
timbunan dengan metode Mean areas adalah 247,124 m3, sehingga
diperoleh selisih sebesar 1.326,476 m3.
14
4.2. Saran
14
LAMPIRAN
14
Lampiran 2. Gambar Layout
Titik Alat Titik Alat Titik Alat Titik Alat Titik Alat
STA. 0+400
X
X X X X
Jl. Talang Siring
Titik Akhir
TAMAN ADIPURA
Titik Awal 90 STA. 0+050 STA. 0+150 STA. 0+250
14
Lampiran 3. Profil Melintang Jalan STA 0 –
STA 0
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 33.00
NO. PATOK L1.1 L1.2 L1.5 CL.6 R1.6 R1.9 R1.10
L1.3 L1.4 R1.7 R1.8
JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.250 7.600
8.000 1.063
0.
37.594
37.594
0.400
37.1
477
37.
37.
37
37.
96
KEMIRINGAN ASLI (%) -1.12
3.
0
0 - 0.87
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 0 + 00
SKALA 1 : 100
14
STA
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 33.00
L2.1 L2.2 L2.5 CL 2 R2.6 R2.9 R2.10
NO. PATOK L2.3 L2.4 R2.7 R2.8
0.
37.614
ELEVASI ASLI (M)
37.
37.
37.
37.
37
37.
37.
37.
37.
37.
KEMIRINGAN ASLI (%) 0.81
97
5 - -3.75
-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 50 + 00
SKALA 1 : 100
14
STA
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 2.00
L3.1 L3.2 L3.5 CL 3 R3.6 R3.9 R3.10
NO. PATOK L3.3 L3.4 R3.7 R3.8
0.
38.187
ELEVASI ASLI (M)
38.
37.
38.
37.
37.
38.
38.
37.
37.
38.
KEMIRINGAN ASLI (%) 4.91
0
-
1 - -0.17
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 100 + 00
SKALA 1 : 100
14
STA
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 2.00
L4.1 L4.2 L4.5 CL 4 R4.6 R4.9 R4.10
NO. PATOK L4.3 L4.4 R4.7 R4.8
7.820 1.258
40
0.
JARAK (M) ELEVASI ASLI 10.4
38.17
38.
38.
38.
37.
37
37.
38
37.
38.
3
-32.00
95
-
3 - 1
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 150 + 00
SKALA 1 : 100
15
STA
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 2.00
NO. PATOK L5.1 L5.2 L5.3 L5.5 R5.6 R5.6 R5.9 R5.8 R5.10
L5.4 R5.7
0.
38.616
ELEVASI ASLI (M)
37.
38.
37.
38.
38.
37
38.
38.
37.
38
KEMIRINGAN ASLI (%) -1.90 0.21 -0.96-0.48 -0.66 0.00
KETERANGAN
STA. 200 + 00
SKALA 1 : 100
15
STA
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 2.00
0.939
L6.1 L6.2 L6.5 R6.6 R6.6 7.720 R6.9 R6.10
NO. PATOK L6.3 L6.4 R6.7 R6.8
38
38
38
38.
38
38
38
38
38.
KEMIRINGAN ASLI (%) 0.83 4.33 -0.58 4.26
-
-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 250 + 00
SKALA 1 : 100
15
STA
40.00
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 2.00
L7.1 L7.2 L7.5 CL 7 R7.6 R7.9 R7.10
NO. PATOK L7.3 L7.4 R7.7 R7.8
39.
39.
39
39.
39.
39
39.
39.
39.
39.
39
KEMIRINGAN ASLI (%) -0.55
2
.
3 - -1.33
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 300 + 00
SKALA 1 : 100
15
STA
41.00
40.00
39.00
38.00
37.00
BP + 2.00
NO. PATOK L8.1 L8.2 L8.3 CL 8 R8.4
39.
39.
39.
39.
ELEVASI ASLI (M)
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 350 + 00
SKALA 1 : 100
15
STA
40.00
39.00
38.00
37.00
36.00
BP + 2.00
NO. PATOK L9.1 CL 9 R9.2
39.705
39.758
ELEVASI ASLI (M)
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 400 + 00
SKALA 1 : 100
15
Lampiran 4. Profil Memanjang
40.000
39.000
38.000
37.000
36.000
35.000
BP + 37.000
NO. PATOK CL1 CL2 CL3 CL4 CL5 CL6 CL7 CL8 CL9
JARAK (M)
39.
39.
37.
38.
38.
37.
3
3
KEMIRINGAN ASLI (%) -0,06 0,06 -0,20 0,10 1,21 -0,08 -0,19 0,19
KEMIRINGAN RENCANA (%) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
POTONGAN MEMANJANG
15
Lampiran 5. Profil Melintang Galian dan Timbunan STA 0 –
STA 0
39.00
38.00
37.00
36.00
BP + 33.00 34.00
NO. PATOK L1.1 L1.2 L1.5 CL.6 R1.6 R1.9 R1.10
L1.3 L1.4 R1.7 R1.8
0
0.40 0
37.594 0.40
JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.250 7.600 8.000 1.063
37.417
37.477
37.196
37.594
37.19
37.49
37.2
37.4
37.5
37.1
4.2
3.0
KEMIRINGAN ASLI (%) -1.12 0.36 -0.19 0.87
5
0
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 0 + 00
SKALA 1 : 100
15
STA
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 33.00
L2.1 L2.2 L2.5 CL 2 R2.6 R2.9 R2.10
NO. PATOK L2.3 L2.4 R2.7 R2.8
0.4
JARAK (M) ELEVASI ASLI 1.250 7.500 8.000 1.040
37.614
37.6
37.2
37.1
37.4
37.5
37.2
37.5
37.2
37.6
37.
ELEVASI ASLI (M)
97.
KEMIRINGAN ASLI (%)
-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 50 + 00
SKALA 1 : 100
15
STA
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 2.00
L3.1 L3.2 L3.5 CL 3 R3.6 R3.9 R3.10
NO. PATOK L3.3 L3.4 R3.7 R3.8
0.
38.187
ELEVASI ASLI (M)
37.
37.
37.
38.
38.
38.
37.
38.
38.
37.
KEMIRINGAN ASLI (%) 4.91 1.28 -2.41 -0.17
0.
-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 100 + 00
SKALA 1 : 100
15
STA
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 2.00
L4.1 L4.2 L4.5 CL 4 R4.6 R4.9 R4.10
NO. PATOK L4.3 L4.4 R4.7 R4.8
1.258
3 40
JARAK (M) ELEVASI ASLI 10.450 7.820
0.
38.
37
38.
37.
38.
37.
38
38.
37.
38.17
95
-
-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 150 + 00
SKALA 1 : 100
16
STA
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
.00
L5 .1 L5 .2 L5.5 R5.6 R5.6 R5.9 R5.10
K L5.3 L5 .4 R5.7 R5.8
5
5
) ELEVASI ASLI 1.140 10.740 7.820 1.288
38.61 0.4
0.4
1
1
38.498
38.475
37.983
38.20
37.93
38.61
ASLI (M)
437.
138.
37
38
9
6
AN ASLI (%) -1.90 0.21 -0.96-0.48 -0.66 0.00
) RENCANA ELEVASI
AN RENCANA (%)
M3)
N (M3)
GAN
16
STA
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 2.00
0.939
L6.1 L6.2 L6.5 R6.6 R6.6 7.720 R6.9 R6.10
NO. PATOK L6.3 L6.4 R6.7 R6.8
38
38
38.
38
38
38
38
38
38.
38
38.
KEMIRINGAN ASLI (%) 0.83 4.33 -0.58 4.26
-
-
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 250 + 00
SKALA 1 : 100
16
STA
40.00
39.00
38.00
37.00
36.00
34.00
BP + 2.00
L7.1 L7.2 L7.5 CL 7 R7.6 R7.9 R7.10
NO. PATOK L7.3 L7.4 R7.7 R7.8
39.
39.
39
39
39.
39.
39.
39.
39.
39.
39
ELEVASI ASLI (M)
2
.
JARAK (M) RENCANA ELEVASI
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 300 + 00
SKALA 1 : 100
16
STA
41.00
40.00
39.00
38.00
37.00
BP + 2.00
L8.1 L8.2 CL 8 R8.4
NO. PATOK L8.3
39.
39.
ELEVASI ASLI (M)
39.
39.
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 350 + 00
SKALA 1 : 100
16
STA
40.00
39.00
38.00
37.00
36.00
BP + 2.00
NO. PATOK L9.1 CL 9 R9.2
39.705
39.758
ELEVASI ASLI (M)
GALIAN (M3)
TIMBUNAN (M3)
KETERANGAN
STA. 400 + 00
SKALA 1 : 100
16
Lampiran 6. Profil Memanjang Galian dan
GALIAN
40.000 TIMBUNAN
39.000
38.000
37.000
36.000
BP + 37.000 35.000
NO. PATOK JARAK (M) CL2 CL3 CL4 CL5 CL6 CL7 CL8 CL9
CL1
39.
39.
37.
38.
38.
37.
3
-0,06 0,06 -0,20 0,10 1,21 -0,08 -0,19 0,19
KEMIRINGAN ASLI (%)
ELEVASI RENCANA (M)
2
POTONGAN MEMANJANG
16
Lampiran 7. Dokumentasi Kegiatan
1
1