Anda di halaman 1dari 53

Prosedur pada bagan alir tsb,

Berlaku untuk desain jalan baru


maupun untuk rekonstruksi jalan lama.

Ketentuan Desain Geometrik


Mengacu pada Bab 4 dan Bab 5
dari Pedoman Desain Geometrik Jalan (PDGJ)
No.13/P/BM/2021

Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021


Prosedur desain geometrik terdiri dari 3 sub, untuk:
1) Jln Antarkota → dpt diterapkan utk jalan Nasional, Provinsi, Kabupaten
2) Jln Perkotaan → dpt diterapkan utk jalan-jalan dalam kota
3) Jln Bebas Hambatan (JBH) → dpt diterapkan utk jalan Tol, di dalam kota maupun di luar kota
Ciri utama segmen jalan Antarkota:
• Jauh lebih Panjang dibandingkan segmen jalan perkotaan,
• karakteristik geometrik jarang berubah,
• simpang utamanya berjauhan,
• Panjang jalan bisa puluhan kilometer, akses ke jalan utamanya sedikit,
• Spesifikasi umumnya JSD (tipe jalan 2/2-TT) dan JRY (tipe jalan 4/2-T)

JSD : jalan sedang


→ Jalan umum yg melayani lalu lintas jarak sedang
→ Paling sedikit dua lajur untuk dua arah
→ Lebar jalur baku paling min. 7m JRY : jalan raya
→ Jalan umum yg melayani lalu lintas menerus
→ Paling min. dua lajur setiap arah
→ Lebar lajur baku paling min. 3,5m
Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021 → Memiliki median
Ukuran badan jalan 2-7-2
Disebelah kiri: Disebelah kanan: Setelah bahu jalan didesain, tidak dilengkapiVerge
• dilengkapi Verge • dilengkapi Verge
• patok pengarah (delineator) • patok pengarah (delineator)
• Saluran samping • Selokan samping
• Ambang pengaman • Lereng landai
• Lereng terjal
Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021
• Badan jalan 1-6,1
• Tetapi bahu sebelah kiri dimanfaatkan untuk kegiatan komersial lokal
• Bahu sebelah kanan untuk parkir

• Penggunaan bahu tsb mengganggu kelancaran lalin,


• Desain awal tidak diperuntukkan parkir.
• Median ditinggikan, setinggi kerb • Tipikal jalan seperti ini → perlu rekonstruksi fungsional
• Dilengkapi jalur hijau badan jalan
• Bahu dalam +/- 0,5m • Sekalipun tidak mengubah geometrik, tetapi perlu
penyempurnaan fungsi bagian-bagian jalannya.
Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021
Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021
Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021
Ciri utama segmen jalan Perkotaan:
• Sisi kiri kanan terbangun permanen & menerus
• Melayani wilayah populasi penduduk >100rb jiwa
• Fluktuasi arus lalin sibuk di pagi & sore hari
• Komposisi lalin berbeda dengan di jalan Antarkota
• % kend.pribadi & sepeda motor > % truk berat & bus besar
• Adanya kereb & trotoar (walaupun tdk selalu)
• Geometrik jln Perkotaan harus mampu akomodir karakteristik arus lalin
yg lebih dominan perjalanan lokal dalam kota
• Tipe jalan perkotaan yg umum Jalan 2/2-TT, 4/2-TT, 4/2-T, dan jalan
satu arah 1 lajur s.d 3 lajur dgn ukuran lebar lajur bervariasi
• Segmen jalan dianggap pada medan datar

Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021


• 2/2-TT
• 2/2-TT • Ukuran badan jalan 1-7-1
• Bahu berpenutup dan sisanya tidak berpenutup • Bahu diperkeras
• Tipikal selokan samping terbuka (kiri) • Sebelah luar bahu ada selajur tanah yg dpt dilihat
• Tipikal selokan samping yg dibawah trotoar dan sebagai bahu tidak berpenutup
berpenutup (kanan) • Sebelah luar kanan ada saluran samping terbuka
• Berbatasan dengan muka bangunan (toko, gudang, dll) • Tetapi sebelah kiri tidak terlihat saluran samping terbuka
dan langsung bangunan
Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021
• Arteri
• 4/2-T perkotaan
• Sisi kiri kanan jalan ada pengembangan yg menerus
• Masing-masing memiliki akses langsung ke jalan utama,
yg secara norma, akses ini harus dibatasi jumlahnya,
agar arus lalu lintas dapat melintas tanpa gangguan
kendaraan keluar masuk akses (Permen 19/2011)

Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021


Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021
Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021
• JBH didefinisikan sebagai jalan umum untuk lalu lintas (lalin) menerus,
pengendalian jalan masuk secara penuh.
• Sering disamakan dengan jalan tol yg penggunanya wajib membayar
• Tipe jalan JBH umumnya 4/2-T, 6/2-T, 8/2-T
• Praktek JBH di Indonesia umumnya berupa jalan Tol, sekalipun secara
persyaratan teknis, tidak sedikit JBH yang bukan jalan Tol (misal: jalan
layang, jembatan Pasopati (Bandung), dll.4/2-T perkotaan
• Yang berbeda secara geometrik, pada jalan Tol adalah penetapan VD
(kecepatan desain)
• Karakteristik pengemudi ketika lalin padat/macet, sering memakai bahu
jalan sebagai lajur tambahan. Padahal bahu hanya untuk manouver darurat
yg sifatnya sementara, oleh karenaya perlu memperhatikan lebar bahu

Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021


• Median bisa yang ditinggikan maupun yang direndahkan
• Bahu dalam dan bahu luar
• Selokan samping baik tipe terbuka (umumnya JBH Antarkota) dan tertutup
(JBH Perkotaan)

• Gambar 6.24 → 6/2-T dengan median ditinggikan


• Gambar 6.25 → 4/2-T dengan median direndahkan
Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021
Sumber: PDGJ No.13/P/BM/2021
❑ Perkerasan adalah bagian dari struktur jalan yang penting
❑ Pemilihan tipe perkerasan adalah salah satu tantangan bagi
penyelenggara jalan sebagai decision maker
❑ Pemilihan tidak tepat akan berakibat pada → BIAYA
- biaya konstruksi, pemeliharaan, perbaikan,
- biaya pengguna jalan (BOK:Biaya Operasi Kendaraan)
- dampak kondisi lingkungan & sosial
Surface course (lapis permukaan) -
Aspal atau beton
Binder course (lapis antara)

Base (lapis pondasi)– Aspal, beton,


CTB atau berbutir

Sub-base (lapis pondasi bawah)–


CTB atau berbutir

Capping – hanya digunakan saat


subgrade lemah

Subgrade (tanah dasar) –


Struktur perkerasan berfungsi untuk soil
melindungi tanah-dasar (subgrade) dan lapisan-lapisan perkerasan
agar tidak mengalami tegangan dan regangan yang berlebihan
akibat beban lalu-lintas maupun faktor lingkungan.
Sumber: Taqia Rahman (2021)
+ + + +

= =

❑ Flexible pavements adalah ❑ Rigid pavements adalah


perkerasan yg memiliki permukaan perkerasan yg memiliki permukaan
berbahan aspal (bituminous/asphalt) berbahan beton / PCC
❑ Aspal bersifat sebagai viscous liquid ❑ Semen membuat rigid material
pada suhu normal jalan. Sehingga yang tidak dapat berdeformasi
aspal mempunyai kemampuan untuk (secara ekstrem) kecuali saat
bergeser/ “flow” sudah retak.
Sumber: Taqia Rahman (2021)
Flexible pavement
Rigid pavement
120%

100%
Proporsi
penggunaan 80% “Secara umum, 90%
Tipe Perkerasan
60% jalan berperkerasan memiliki
40% lapisan permukaan aspal.”
(Thom, N. 2013)
20%
Sumber: Taqia Rahman (2021)
0%
USA UK Jepang Jerman Malaysia Indonesia
(2018) (2017) (2010) (2008) (2019) (2018)
Sumber:
Keterangan: ▪ US: https://www.fhwa.dot.gov
*Jalan tol/bebas hambatan ▪ UK: https://www.asphaltuk.org/key-facts/
*61% aspal, 39% selain aspal, beton dan perkerasan berbutir ▪ Jepang: Annual Report of Road statistics, Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism, Japan
▪ Jerman: Japan cement association
▪ Malaysia: S Sahari et al 2019
▪ Indonesia: BPS RI
Harapan masa layan perkerasan: Aspal dengan Beton
Masa layan (sebelum perlu perbaikan besar/ major reconstruction)

Perkerasan beton “diharapkan”


memiliki
masa layan yang lebih tinggi
oleh Penyelenggara Jalan di US
Kualitas
Skid Resistance Keausan Ban Berkendara
❑ Dapat tercapai selama texture depth ❑ Perkerasan dengan ❑ Sambungan/joints pada
mencukupi permukaan beton perkerasan beton biasanya
❑ Perkerasan beton, tekstur dapat menyebabkan abrasi ban akan mengurangi kualitas
tercapai dengan melakukan grooving pada kecepatan tinggi yg berkendara (Thom, 2013)
(pemberian tekstur) saat beton masih lebih besar daripada ❑ Aspal secara umum lebih
basah. permukaan aspal, karena smooth daripada perkerasan
❑ Perkerasan aspal biasanya sudah perkerasan beton memiliki beton (Mahoney et al., 2017).
memiliki tekstur alami yang memadai. stiffness/kekakuan yg lebih Karena memiliki nilai IRI
besar (Kumar, 2017) (tingkat ketidakrataan) yang
lebih rendah.
Perkerasan aspal secara umum mempunyai permukaan
yang membuat kualitas berkendara lebih baik daripada
beton
Sumber: Taqia Rahman (2021)
Biaya Awal Pembangunan Biaya Perawatan & Perbaikan
❑ Biaya konstruksi awal, ❑ Biaya perawatan/ pemeliharaan
Perkerasan Aspal umumnya sekitar 20% Perkerasan Aspal umumnya lebih mahal karena
lebih murah dari beton Sumber: A. Pasha et al. (2020) lebih sering dilakukan perawatan/pemeliharaan
FOR EXAMPLE PURPOSES ONLY

Sumber: Taqia Rahman (2021)


FOR EXAMPLE PURPOSES ONLY
❑ Secara historis, pemilihan jenis
perkerasan ditentukan berdasarkan
biaya pembangunan awal
❑ Saat ini faktor-faktor lain juga menjadi
penting, tetapi biaya tetap yang
utama, karena terkait dengan
keterbatasan dana.

Sumber: Taqia Rahman (2021)


Jenis Kecelakaan Lalu lintas Jalan

Sumber: KNKT (2017)

Sumber: Kemenhub (2017)


Lokasi Kecelakaan Lalu lintas Jalan Waktu Terjadinya Kecelakaan
Transportasi Jalan

Sumber: KNKT (2017)


❑ KNKT, Bapak Achmad Wildan
menjelaskan:
❑ Keselamatan Berkendara yaitu
❑ KNKT (Komite Nasional Keselamatan terhindarnya dari risiko dan bahaya
Transportasi), Achmad Wildan, ATD, M.Sc yang dapat mengakibatkan
(2021) menjelaskan ada 3 poin penting kecelakaan
mengapa kecelakaan bisa terjadi: ❑ Oleh karena itu, pihak pembuat
1) Pengemudi tidak mampu program keselamatan, harus mampu
mengendalikan kendaraannya meng “identifikasi” Risiko & Hazard
2) Pengemudi tidak mampu memahami yang ada, untuk menghindarkan
jalan dan lingkungannya pengemudi dari bahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan.
3) Pengemudi tidak mampu memahami
gerakan pengguna jalan lain
Masalah terbesar dari Isu Keselamatan Jalan di
Indonesia adalah :
kita tidak tahu RISIKO yang kita hadapi di jalan
Sumber: KNKT (2021)
Self Enforcement
Self Regulating Jalan yg didesain mampu memaksa
Jalan yg memenuhi Standar dan mengendalikan pengguna jalan
Geometrik jalan atau memenuhi untuk patuh terhadap aturan/norma
Persyaratan Teknis Jalan yang dan pemanfaatan ruang jalan
didesain sesuai parameter
perencanaan jalan Aspek
Keselamatan Forgiving Road
Aspek
Jalan yg didesain untuk mampu
Keamanan Self Explaining melindungi pengguna jalan yang
Jalan yg didesain untuk mampu melakukan kesalahan sehingga dapat
memberikan informasi kepada mencegah kecelakaan lalu lintas dan
pengguna jalan agar mampu mencegah terjadinya kecelakaan fatal
mengarahkan/memandu pengguna
jalan untuk mengetahui kondisi jalan Sumber: Hedy Rahadian,
Dirjen Bina Marga (2021)
Jalan yg memenuhi Standar
Geometrik; Persyaratan Teknis;
Struktural Jalan

Aspek
Keamanan

Sumber: Hedy Rahadian,


Dirjen Bina Marga (2021)
Aspek
Keselamatan
Jalan yg didesain untuk mampu
memberikan informasi kepada
pengguna jalan

❑ Perancang menggunakan aspek


keselamatan yg maksimal pada geometrik
❑ Rambu, marka, dan sinyal mampu menuntun
pengguna jalan untuk mengetahui situasi
dan kondisi segmen jalan berikutnya.

Sumber: Hedy Rahadian,


Dirjen Bina Marga (2021)
Aspek
Keselamatan
Jalan yg didesain mampu memaksa
dan mengendalikan pengguna jalan
untuk patuh terhadap aturan/norma
dan pemanfaatan ruang jalan

❑ Perancang jalan memenuhi desain


perlengkapan jalan yang maksimal
❑ Rambu, marka, dan sinyal mampu
mengendalikan pengguna jalan untuk tetap
mematuhi aturan lalu lintas.
❑ Selain itu, mampu mengendalikan
kecepatan yang aman, jarak kendaraan, dan
pembatasan ruang jalan Sumber: Hedy Rahadian,
Dirjen Bina Marga (2021)
Aspek
Keselamatan
Jalan yg didesain untuk mampu
melindungi pengguna jalan yang
melakukan kesalahan sehingga
mencegah kecelakaan terjadinya fatalitas

❑ Perancang jalan tidak hanya memenuhi


aspek geometrik serta perlengakapan jalan,
tetapi juga memenuhi bangunan pelengkap
jalan dan perangkat keselamatan.
❑ Desain pagar serta perangkat keselamatan
jalan lainnya mampu mengarahkan pengguna
jalan agar tetap berada pada jalurnya, dan
kalaupun terjadi, tidak menimbulkan
kematian.
Sumber: Hedy Rahadian,
Dirjen Bina Marga (2021)
Semi Flexible
Barrier: Guardrail
Aspek
Keselamatan
Jalan yg didesain untuk mampu
melindungi pengguna jalan yang
melakukan kesalahan sehingga
mencegah kecelakaan terjadinya fatalitas

W beam Guardrail

Fishtail End
Terminal Guardrail

Sumber: Hedy Rahadian,


Dirjen Bina Marga (2021)
❑Tembok ujung jembatan (tembok fedada/parapet) adalah hazard
sisi jalan yang umum di Indonesia.
❑Cara yang dapat diterima untuk melindungi pemakai jalan dari
hazard ini adalah memasang pagar semikaku di setiap pendekat
ke jembatan, yang secara terhubung kuat dengan tiang di ujung
jembatan yang kaku.
❑Ini adalah satu hal yang tidak dilakukan secara berkeselamatan
di Indonesia dewasa ini.
❑Jika pagar baja profil W dipasang di pendekat jembatan,
biasanya berakhir sebelum parapet

❑ Untuk menghindari masalah pocketing, sebaiknya


dilakukan hal-hal berikut :
• Mengurangi jarak tiang pagar baja profil W hingga lebih
dekat ke jembatan; dan
• Menghubungkan pagar baja profil W dengan kuat ke
parapet jembatan.

Sumber: Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan (2012)


❑ Jangan mencampur rambu peringatan dengan rambu ❑ Rambu peringatan Hati-hati terlalu umum.
peraturan. ❑ Rambu ini menunjukkan bahwa telah terjadi
❑ Jika 30 km/jam adalah kecepatan yang dianjurkan. banyak tabrakan pada lokasi tersebut.
Gunakan papan tambahan berwarna hitam kuning di ❑ Namun apa yang harus
bawah rambu peringatan kurva pengendara/pengemudi lakukan untuk
mengurangi risiko tabrakan?
❑ Rambu peringatan harus lebih spesifik.

Sumber: Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan (2012)


Opsi untuk memperlakukan drainase yang berisiko
termasuk :
❑ Hilangkan – gantikan drainase dengan jaringan pipa
bawah tanah.
❑ Relokasi – ke area di luar ruang bebas. Semakin jauh dari
jalan, semakin berkeselamatan pula drainase.
❑ Ubah – semua drainase harus ditutupi – untuk
keselamatan jalan dan kenyamanan pejalan kaki.
Saat air tidak langsung mengalir ke luar dari jalan dan
menggenang diatas perkerasan,
ada risiko mengapung.
Ini berbahaya terutama bagi sepeda motor.

Sumber: Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan (2012)


Fortaleza, di Brasil, telah memenangkan pengakuan
internasional atas strategi mengurangi kematian lalu
lintas. Tahun 2019 dari The Institute for Transportation
and Development Policy (ITDP) dan Vision Zero for
Youth Leadership Award 2020 dari FIA Foundation.

❖ Jalur sepeda dan jaringan jalur bus khusus diperluas.


❖ Langkah-langkah lalu lintas ditargetkan di daerah
berisiko tinggi, dengan:
- desain ulang penyeberangan pejalan kaki
- modernisasi sistem lampu lalu lintas, dan
- pengurangan batas kecepatan di jalan arteri. ❖Keberhasilan solusi manajemen kecepatan di
Avenida Leste-Oeste dapat diukur:
❖ Fortaleza juga berinvestasi di pos pemeriksaan Tabrakan yang melibatkan kendaraan bermotor
keselamatan dan kampanye media, terutama yang dan pejalan kaki menurun sebesar 63%.
menargetkan pengendara sepeda motor, sebagai
penyumbang terbesar kematian lalu lintas dan cedera
serius.
Sumber: ITF (2020)
Pemerintah bermaksud agar jalan kaki dan
bersepeda menjadi lebih mudah diakses oleh
masyarakat dengan membuat jalanan lebih aman.
❖ Hal ini berpotensi menghemat uang dan waktu
masyarakat, terutama yang melakukan perjalanan
singkat kurang dari 5 km, sekaligus
menggunakan pilihan transportasi yang lebih
bersih dan sehat.
❖ Intervensi pertama, Microcentro Peatonal,
menawarkan lebih banyak ruang jalan bagi
pejalan kaki dan pengendara sepeda di pusat
kota.
❖ Penggunaan mobil kini dibatasi di kawasan yg
❖Tujuh daerah berisiko tinggi di Buenos Aires
jalannya sempit.
menerima transformasi jalan, memulihkan total
❖ Jalan lain diubah jadi ruang bersama, dimana
25.000 m2 ruang publik untuk pejalan kaki.
banyak pengguna jalan berinteraksi & pejalan kaki
menjadi prioritas. ❖116 persimpangan berisiko tinggi di seluruh
kota, membuat penyeberangan pejalan kaki lebih
❖ Jumlah kecelakaan menurun sebesar 39% dari tahun terlihat dan mengurangi radius jalur putar
2013 dan 2014 di persimpangan yang didesain ulang kendaraan untuk mengurangi kecepatan.
❖ Selain itu, tidak ada peningkatan kecelakaan pada
persimpangan lainnya (GCBA, 2014). Sumber: ITF (2020)
Car seats for Baby & Child
❑ Di Inggris, anak dengan tinggi atau di bawah 135 cm (sekitar
usia 10 tahun untuk anak laki-laki dan usia 12 tahun untuk anak
Roller Barrier di Korea Selatan perempuan) wajib
Indonesia : Aceh (2015) ❑ Sedangkan di Irlandia, para ahli keselamatan anak
menyarankan, anak dengan tinggi atau di bawah 150 cm wajib
diletakkan pada car seat.
❑ Peraturan ini juga berlaku di beberapa negara di Eropa lainnya,
seperti Jerman dan Prancis.

Sumber: SafetySign (2015)


Belt up in the back

❖ Malaysia tahun 2015 melalui Menteri


Transportasi menerapkan kewajiban
penggunaaan seat belt bagi yang duduk
dibelakang dan sudah ada UU nya.
❖ Karena tingkat kematian saat kecelakaan
tertinggi yaitu Ketika terlempar keluar dari
mobil karena tidak menggunakan seat belt

Sumber:carsifu (2015)
Studi Kasus : Sebuah Jalan Tol yang merupakan perpanjangan dari sebuah Ring Road

Sumber: Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan (2012)


Studi Kasus : Jalan Nasional

Sumber: Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan (2012)



Anda mungkin juga menyukai