Anda di halaman 1dari 39

1

1. KONSTRUKSI JALAN
• Pengertian dan Fungsi Jalan Tambang
• Design Jalan Tambang

2. MANAJEMEN PEMELIHARAAN

• Tipe Kerusakan Jalan Tambang

3. MANAJEMEN DISPOSAL
JALAN TAMBANG
DIGUNAKAN UNTUK PENGANGKUTAN MINEAL HASIL
GALIAN (COMMODITY) KE CRUSHING PLANT,
STOCKPILE ATAU TANAH BUANGAN (OB) KE
DISPOSAL

FUNGSI JALAN TAMBANG


ADALAH SEBAGAI SARANA YANG HARUS DILEWATI
KENDAAAN UNTUK PENGANGKUTAN BAHAN GALIAN
DAN TANAH BUANGAN KE LOKASI YANG
DITENTUKAN

TUJUAN JALAN TAMBANG


ADALAH AGAR KENDARAAN BISA LEWAT DENGAN
KECEPATAN YANG AMAN DAN NYAMAN BAGI
PENGEMUDI/OPERATOR SERTA MENGHASILKAN
PRODUKTIVITAS YANG OPTIMUM DENGAN BIAYA
YANG SEEKONOMIS MUNGKIN 3
Design Vehicle
Jenis-jenis kendaraan yang direncanakan akan melewati jalan yang dibuat.

Design Speed
Kecepatan maksimum yang direncanakan untuk unit yang akan melewati jalan yang dibuat.

Sight Distance
Jarak pandang pengemudi (kendaraan terkecil yang akan lewat) yang aman saat berpapasan
atau akan mendahului kendaraan di depannya.

Width of Pavement
Lebar jalan yang diperkeras atau didesain untuk dilewati kendaraan secara reguler.

Width of Shoulder
Lebar tambahan di kedua sisi jalan berfungsi untuk kebebasan samping.

Crossfall
Bentuk normal kemiringan jalan (cross section) satu atau dua arah.

4
Batter Slope
Kemiringan slope/tebing di daerah timbunan atau galian.
Safety Berm
Bund wall yang dibuat khususnya pada daerah timbunan yg tingginya > 3.0 m.

Horizontal Curve Radius


Radius desain di daerah tikungan dan berhubungan dengan kecepatan yang aman
saat melewati daerah tsb.

Superelevation
kemiringan maksimum seluruh lebar jalan yang diperkeras ke suatu arah untuk
mengimbangi gaya centrifugal alat (pada tikungan).
Vertical Curve
Bentuk kurva yang digunakan dalam hitungan untuk membentuk puncak atau dasar
dari suatu tanjakan/turunan sehingga unit akan mudah dan aman saat melewatinya.
Vertical alignment
Tanjakan atau turunan sepanjang jalan yang direncanakan dan dihitung dengan
satuan percent grade. 5
Jalan tambang dibagi atas 2 :

» Jalan dengan perkerasan (pavement)

Yaitu permukaan jalan diberi lapisan batu


pecah sehingga jalan dapat dilewati saat
hujan. Jalan tipe ini umumnya mahal karena
memerlukan batuan dengan gradasi tertentu
dan memerlukan crusher

» Jalan tanpa perkerasan

Yaitu jalan yang dibuat dari tanah asli dan


dipadatkan tanpa ada lapisan dipermukaan
jalan. Umumnya operasi harus berhenti saat
hujan dan ada waktu hilang karena slippery
sesudah hujan
6
Pada dasarnya Kondisi Jalan Tambang akan berpengaruh
besar pada :

 Cycle Time Unit (Produktivitas Dump Truck)


 Pemakaian Consumables goods (Fuel, Oil & Tire)

 Down Time

7
Produktivitas alat angkut secara langsung akan dipengaruhi
oleh Cycle Time unit yang terbagi atas 2 macam :

Ж Fixed time
• Loading
Fix time adalah waktu aktivitas dari alat
hauling yang bisa • Spotting
dianggap selalu tetap dalam keadaan • Dumping
normal, antara lain :

Ж Variabel time
• Jenis alat angkut
Variabel time adalah waktu aktivitas
dari alat hauling yang bisa berubah • Jarak angkut
tergantung kondisi dan keadaan. • Lebar Jalan
Aktivitas tersebut adalah Traveling • Grade jalan
Time yang mana waktunya tergantung • Kebebasan samping
dari :
• Jarak pandang
• Cuaca 8
Travel Time unit, dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
1. Rolling Resistance (RR %)
2. Grade Resistance (GR %)

TOTAL RESISTANCE = ROLLING RESISITANCE + GRADE RESISTANCE

GR%
9
RR adalah sebuah gaya yang diperlukan untuk
memutar atau menarik roda/ban diatas
tanah/jalan, yang sehubungan dengan :
• Deformasi jalan
• Penetrasi ban kedalam perkerasan jalan
• Deformasi ban akibat kondisi permukaan jalan
10
Deformasi Jalan

Penetrasi ban kedalam


lapisan jalan

Deformasi pada ban akibat


dari permukaan jalan
11
TABLE ROLLING RESISTANCE

HAUL ROAD CONDITION RR

Well - maintained road, surface is flat and firm,


properly wetted and does not sink under weight of 2%
vehicle

Same road conditions as above, but surface sinks


3.5%
slightly under weight of vehicle

Poorly maintained, not wetted, sinks under weight


5.0%
of vehicle

Badly maintained, road base not compacted or


8.0%
stabilized, forms ruts easily

Loose sand or gravel road 10.0%

Not maintained at all, soft, muddy, deeply rutted


15 to 20%
12
Komatsu Hand Book
Yaitu hambatan karena kemiringan yang menyebabkan
perlambatan (menanjak) atau percepatan (menurun) pada
kendaraan yang bergerak.

Dalam kondisi menanjak, nilai GR akan positif/perlambatan,


sebaliknya saat menurun nilai GR negatif/percepatan. Pengaruh
grade sangat besar pada kecepatan unit sehingga dalam
perencanaan jalan, harus diperhatikan grade maksimum yang
efesien untuk suatu tipe kendaraan.

13
Desain Jalan
1. Topography & Lingkungan
– Curah Hujan
~ Tinggi, sedang, rendah
– Muka Air Tanah
~ Dekat permukaan tanah asli
~ Jauh dari permukaan tanah asli
– Aspek Geoteknik dari Tanah Asli & Perkerasan
~ Jenis dan klasifikasi tanah
~ Index Plastisitas
~ Strength / kuat tekan
~ Abrasive / keausan
~ Desain ( CBR ), slope desain, dan compaction

14
2. Desain Geometrik Jalan
– Cross Section Jalan
~ Lebar perkerasan, bahu jalan, drainase ( m )
~ Crossfall / normal crown
~ Slope Desain ( cut/fill )
~ Pelebaran pada tikungan ( m )

– Alinemen Horizontal
~ Kec. Rencana ( km/jam )
~ Radius tikungan, jarak pandang ( m )
~ Jenis tikungan, superelevasi ( m/m )
• Superelevasi (m/m)
v2 e = superelevasi ( m/m )
(e+fm) = -------------- fm = Koefesien gesekan samping (0.15)
127 R v = Kec. Rencana
R = Jari-jari tikungan ( m )

– Alinemen Vertikal
~ Grade maksimum ( % ), lengkungan vertical
~ Drainase jalan, jarak pandang, safety berm
15
Dampak Desain Jalan

Grade yang terlalu tinggi, akan berakibat sbb :

- Keausan ban meningkat


- Kendaraan sulit dikontrol pada kondisi basah

- Erosi karena air meningkat

- Fuel consumption meningkat


- Kecepatan turun sehingga produktivitas turun

Jalan kurang lebar, akibatnya :


- Ban tertembus batuan akibat benturan
- Meningkatkan biaya road maintenance

16
Crossfall terlalu datar,
air akan menggenang sehingga :
- Permukaan menjadi kasar/batu muncul ke permukaan
- Kerusakan permukaan jalan, meningkatkan kerusakan pada
ban dan chasis
- Mengurangi daya dukung perkerasan
- Meningkatkan biaya road maintenance
- Mengurangi jarak pandang kendaraan kecil
- Mengurangi traksi (material loose), stabilitas turun

Crossfall terlalu besar/terlalu miring, akibatnya :


- Erosi sehingga batu tertinggal di permukaan
- Ban terluar mengalami pembebanan berlebihan
- Permukaan jalan kasar sehingga ban cepat aus
- Kestabilan kendaraan berkurang 17
Superelevasi arahnya terbalik, akibatnya :
- Ban rusak karena ada material yang tumpah di jalan
- Meningkatkan beban ban (kerusakan karena panas)
- Keausan ban tinggi (umur ban turun)
- Kontaminasi pada surface course (kekuatan berkurang)
- Ban terluar melewati gundukan batu/tanah (hasil buangan grader)
- Kendaraan sulit dikendalikan
- Kecepatan turun, produktivitas turun.

Radius terlalu kecil, akibatnya :


– Ban terluar melewati gundukan batu/tanah (hasil buangan grader)
– Permukaan bergelombang akibat pengereman dan percepatan
– Material tumpah di jalan, road maintenance meningkat
– Kecepatan turun, produktivitas turun
– Kendaraan sulit dikendalikan
– Surface course mudah tererosi/aus karena putaran kendaraan
meningkat
18
Parameter yang dinilai untuk menetapkan kondisi Jalan Tambang :
1. Ketidaksempurnaan Bentuk Potongan Melintang jalan tambang
2. Ketidaksempurnaan Drainase jalan tambang
3. Permukaan Jalan yang Bergelombang (corrugated)
4. Debu
5. Lubang di jalan tambang
6. Lendutan (rutting) di jalan tambang
7. Kondisi Permukaan Base Coarse yang Lepas (loose aggregate)
1. Ketidaksempurnaan Bentuk Potongan Melintang Jalan Tambang

Potongan melintang tipikal Jalan Tambang


Medium Severity

High Severity
2. Ketidaksempurnaan Drainase Jalan Tambang

Medium Severity

High Severity High Severity


3. Permukaan Jalan yang Bergelombang (corrugated)

High Severity

Low Severity
4. Pencemaran Debu
Tingkat severity Pengurangan nilai

Low severity 2

Medium severity 4

High severity 15

Medium Severity

High Severity
5. Lubang di Jalan Tambang
6. Lendutan di Jalan Tambang (rutting)

Medium Severity

Low Severity High Severity


7. Kondisi Permukaan Base Coarse yang Lepas (loose aggregate)

Mekanisme lepasnya butiran aggregate oleh beban kendaraan


PEMELIHARAAN JALAN
• Metode pemeliharaan jalan yang umum dipakai adalah
grading, compacting dan dewatering.
• Permukaan jalan akan mengalami keausan akibat erosi
(hujan) dan debu (panas atau di grading) sehingga
material perkerasan akan berkurang jumlahnya dan secara
periodik harus di tambah.
• Sistim pemeliharaan jalan :
– Grader bekerja secara full (sesuai kapasitasnya), compactor
tidak perlu menggunakan vibro sehingga bisa lebih cepat
dan tidak ada istilah tunggu compactor
– Jumlah material yang disuply ke jalan akan sangat
mempengaruhi efektifitas road maintenance, jika material
kurang grader akan banyak bekerja untuk mengumpulkan
material sehingga jam kerja akan tinggi

29
ROAD MAINTENANCE GOAL’S

Terbentuk jalan yang sesuai standard sehingga semua alat hauling dapat melintasinya
dengan kecepatan optimum dan cepat disiapkan untuk operasi setelah hujan
selesai

Standard parameter jalan tambang berdasarkan RIOS

NO DISCRIPTION PARAMETER
1 Design Speed - 60 Km/Jam
2 Lebar Jalan - Min 3,5 L ( L = lebar alat hauling terbesar )
3 Grade Jalan - Max 8 % untuk Rigid ; 12 % untuk Articulated
4 Horizontal Curve Radius - Min 50 meter ( S-C-S)
5 Superelevasi - Max 5 %
2–3% 2–3%
6 Cross Fall - Max 5 % ; shoulder 4 - 8 % 2/3 x T ban HD
terbesar

7 Sight Distance - Min 80 meter S>1% CL


8 Drainage - Min slope 1 %
3,5 x Lebar HD terbesar

9 Safety Berm - Min 2/3 D (D = tinggi ban alat hauling terbesar)

30
31
32
33
34
Lane 1

Lane 2 Lane 3 Lane 4

1 2 1 2 1 2 1 2 1

Haulroad Lane Widths relative to Vehicle Widths


35
Tikungan Peralihan (Transition Curve)
Panjang = P

ST
CS
Circular Arch

N
Su
p
Su

N
er
2V

N
er
V

E
Super E

SC

urve) Super N
ition C
li h a n (Trans jang = P
an Pera Pan
Tikung
V'

TS N

2V'

Legenda : CL

TS = Sprial garis singgung tikunganl


SC = Lingkaran Spiral
CS = Sprial lingkaran
ST = Garis singgung spiral
CL = Garis lingkaran
N = Kemirinann normal di lurusan
E = Maksimum Superelevasi

36
LAMPIRAN 7

Required Stopping Distance

Sight Distance
Line of Sight

Hazard

Vertical Curve

Required Stopping Distance

Sight Distance Line of Sight

Hazard

Vertical Curve

Vertical Alignment Criteria


37
LAMPIRAN 6

Required Stopping Distance

Sight Distance
Line of Sight

Vertical Face
or Obstruction

Required Stopping Distance

Sight Distance
Line of Sight

Tree Removed and


Slopes leid Back

Horizontal Alignment Criteria

38
104% 102% 184%

78% 103% 219%

78% 103% 219%

Tyre Loads, Impact of Road Boundary

39

Anda mungkin juga menyukai