Anda di halaman 1dari 19

KAJIAN TEKNIS KONDISI JALAN ANGKUT TAMBANG

DI PT. BUKIT ASAM(PERSERO) TBK, TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Tugas Akhir pada jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
Antonio Da Costa
11.2013.1.90042

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2014

KAJIAN TEKNIS KONDISI JALAN ANGKUT TAMBANG


DI PT. BUKIT ASAM(PERSERO) TBK, TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Tugas Akhir pada jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
Antonio Da Costa
11.2013.1.90042

Disetujui dan di sahkan oleh :

Ketua Jurusan Teknik Pertambangan

Ir. Harry Boedioetomo


NIP:112080

Kordinator Tugas Akhir

Ir. I Putu Somayasa


NIP:112079

I.

JUDUL
KAJIAN TEKNIS

KONDISI JALAN ANGKUT TAMBANG DI PT. BUKIT

ASAM(PERSERO) TBK, TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN.

II.

LATAR BELAKANG
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana
infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang
berfungsi sebagai penghubung lokasi - lokasi penting, antara lain lokasi tambang
dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan
karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang
secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak
pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau
beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh
peralatan mekanis.

III.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengkaji mengenai
perhitungan geometri kondisi jalan angkut tambang untuk jalur lurus dan tikungan
(belokan), perencanaan perkerasan jalan, dan perencanaan jarak aman pada jalan
tambang.

IV.

RUANG LINGKUP PENELITIAN


Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis membatasi permasalahan pada hal
sebagai berikut:
1. Kondisi jalan angkut dari permuka kerja menuju stockpile.

2. Mengkaji kembali geometri jalan angkut tambang yang digunakan


3. Membandingkan geometri jalan angkut pada kondisi sekarang dengan kondisi
jalan angkut dengan geometri baru dari permuka kerja menuju stockpile.
4. Aspek keselamatan jalan angkut tambang.

V.

METODA PENELITIAN TUGAS AKHIR


Metoda yang digunakan oleh penulis dalam tugas akhir ini adalah :
1. Studi pendahuluan
Merupakan tahap persiapan yang dimaksudkan untuk menyusun rencana kerja
dan schedule yang tepat serta menghimpun beberapa data tambahan sehingga
permasalahan di lapangan akan lebih mudah dikenali.
2. Pengambilan Data
Mengadakan penelitian secara langsung di lapangan terhadap objek yang akan
diteliti.
3. Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan analisis data kajian mengenai Pengaruh Produksi
terhadap jalan angkut Batubara dan konsumsi bahan bakar Dump Truck di PT.
Bukit Asam (Persero) Tbk, Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
4. Selanjutnya setelah data terhimpun, lalu menyusunnya secara sistematis, faktual,
dan cermat dalam bentuk laporan tugas akhir.
5. Selain itu juga dilakukan studi pustaka sebagai pelengkap dan sebagai korelasi
data yang sudah didapatkan dilapangan sehingga nanti diharapkan tercipta suatu
solusi yang benar terhadap permasalahan yang ditemui dilapangan.

VI.

LANDASAN TEORI
Fungsi utama jalan angkut secara umum adalah untuk menunjang kelancaran
operasi penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Medan berat yang
mungkin terdapat di sepanjang rute jalan tambang harus diatasi dengan mengubah
rancangan jalan untuk meningkatkan aspek manfaat dan keselamatan kerja. Hal hal
yang harus diperhatikan dalam membuat jalan tambang yaitu :
6.1

Geometri Jalan Angkut


6.1.1

Lebar jalan pada jalur lurus


Untuk menentukan lebar jalan minimum yang dipakai sebagai jalur ganda

atau lebih pada jalur lurus, di tepi kiri dan tepi kanan jalan harus ditambah dengan
setengah lebar alat angkut.

Gambar 6.1
Lebar Jalan Angkut Pada Jalur Lurus
Untuk menghitung lebar jalan angkut pada jalur lurus dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :

L ( m )=n (Wt ) +{ ( n+1 ) ( 1/2 Wt ) }


Keterangan :
L(m) = Lebar jalan angkut minimum (meter)
n

= Jumlah jalur

Wt

= Lebar alat angkut (meter)


Tabel 6.1
Lebar Jalan Angkut Minimum

Jumlah jalur

Rumus

Lebar Jalan Angkut Minimal

1
2
3
4

1 + (2 x 1/2)
2 + (3 x 1/2)
3 + (4 x 1/2)
4 + (5 x 1/2)

2,00
3,50
5,00
6,50

6.2.1

Lebar jalan pada belokan


Penentuan lebar jalan pada belokan didasarkan pada lebar lintasan alat

angkut yaitu lebar tonjolan kendaraan bagian depan dan bagian belakang pada
saat membelok. Lebar jalan angkut pada belokan selalu lebih besar dari pada lebar
jalan lurus. Untuk jalur ganda maka lebar minimum pada belokan didasarkan
atas:
o
o
o
o

Lebar jejak ban


Lebar juntai (tonjolan)
Jarak antara alat angkut pada saat bersimpangan
Jarak dari kedua tepi jalan

Gambar 6.2
Lebar Jalan Angkut Pada Belokan
Untuk menghitung lebar jalan angkut pada belokan dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
W =2 ( U + FA+ FB+ Z )+ C
Z=

U + FA+ FB
2

Keterangan :

6.3.1

= lebar jalan angkut pada belokan (meter)

= lebar jejak roda (center to center tires) (meter)

Fa

= lebar juntai (overhang) depan (meter)

Fb

= lebar juntai belakang (meter)

= lebar bagian tepi jalan (meter)

= jarak antara kendaraan (total lateral clearance) (meter)

Jari jari tikungan dan Superelevasi

Jari jari tikungan

Jari-jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan konstruksi alat angkut


yang digunakan, khususnya jarak horizontal antara poros roda depan dan
belakang. Dengan demikian jari-jaribelokan dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

w
sin

Di mana :
R = jari - jari belokan jalan angkut
W = jarak poros roda depan dan belakang
= sudut penyimpangan roda depan,
Namun, rumus di atas merupakan perhitungan matematis untuk mendapatkan
lengkungan belokan jalan tanpa mempertimbangkan faktor-faktor kecepatan alat
angkut, gesekan roda bandengan permukaan jalan dan super elevasi. Bila
dipertimbangkan, maka rumusnya menjadi:
R

V
127 (e+ f )

Superelevasi
Pada jalan yang membelok, badan jalan dimiringkan ke arah titik pusat
belokan yang disebut superelevasi. Superelevasi berhubungan erat dengan jari-jari
belokan, kecepatan kendaraan dan perubahan kecepatan. Super elevasi dicapai
secara bertahap dari kemiringan normal pada bagian jalan yang lurus sampai
kekemiringan penuh (super elevasi) pada bagian jalan yang lengkung.
6.4.1 Kemiringan jalan

Kemiringan jalan angkut dapat berupa jalan menanjak maupun menurun


yang disebabkan perbedaan ketinggian pada jalur jalan. Kemampuan dalam
mengatasi tanjakan untuk setiap alat angkut berbeda tergantung pada jenis alat itu
sendiri. Kemiringan jalan dinyatakan dalam persen. Kemiringan 1% merupakan
kemiringan permukaan yang menanjak atau menurun secara vertikal dalam jarak
horizontal 100 meter. Untuk mengetahui kemiringan jalan dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Grade=

h
100
x
Keterangan :

6.5.1

= Beda tinggi antara dua titik yang diukur (meter)

= Jarak datar antara dua titik yang diukur (meter)

Cross Slope
Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan

terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk


penampang melintang cembun. Dibuat demikian dengan tujuan untuk
memperlancar penyaliran. Apabila turun hujan atau sebab lain, maka air yang ada
pada permukaan jalan akan segera mengalir ke tepi jalan angkut, tidak berhenti
dan mengumpul pada permukaan jalan. Hal ini penting karena air yang
menggenang pada permukaan jalan angkut akan membahayakan kendaraan yang
lewat dan mempercepat kerusakan jalan.
6.2

Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan ada 3 jenis, yaitu:
1. Perkerasan lentur (flexible pavement)

Karakteristik lapisan perkerasan lentur:


- Elastis jika menerima beban, shg nyaman bagi pengguna jalan
- Umumnya menggunakan bhn pengikat aspal
- Seluruh lapisan ikut menanggung beban
- Penyebaran tegangan diupayakan tdk merusak lapisan subgrade (dasar)
- Bisa berusia 20 tahun dgn perawatan secara rutin.
2. Perkerasan kaku (rigid pavement)
Lapisan perkerasan rigid adalah lapisan per-mukaannya terbuat dari plat
beton (concrete slab).
3. Perkerasan kombinasi lentur-kaku (composite pavement)
Perkerasan jalan tersusun sbb:
1. Lapisan dasar (subgrade)
Merupakan lapisan asli bumi yang sangat menentukan kekuatan daya
dukung terhadap kendaraan yang lewat.
2. Lapisan fondasi bawah (sub base course)
Merupakan bagian perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke
tanah dasar.
3. Lapisan fondasi atas (base course)
Bagian perkerasan utk menahan gaya melintang dari roda dan
menyebarkan ke lapisan dibawahnya sebagai lapisan peresapan air dari
bawah dan sebagai bantalan bagi lapisan permukaan.
4. .Lapisan permukaan (surface course)

Sebagai lapisan perkerasan penahan beban roda yang mempunyai


stabilitas tinggi. lapisan kedap air, shg air hujan dpt mengalir diatasnya
dan tidak meresap kebawahnya serta tidak melemahkan lapisan tersebut
sebagai lapisan aus (wearing course).

6.3

Aspek Keselamatan Jalan Angkut


Bebarapa

aspek

keselamatan

sepanjang

jalan

angkut

meliputi

1) Jarak pandang aman


Jarak pandang aman diperlukan oleh operator untuk melihat ke
depan secara bebas pada suatu tikungan.
2) Rambu-rambu pada jalan angkut,
Rambu rambu jalan dipasang untuk menjamin keamanan
selama beroperasi di jalan tambang
3) Lampu penerangan
Lampu penerangan digunakan pada malam hari dan dipasang
pada tikungan, perempatan atau pertigaan jalan, jembatan dan tanjakan
maupun turunan tajam.
4) Jalur pengelak untuk menghindari kecelakaan
Dibuat untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjad ikarena slip, rem
blong atau sebab lainnya.

VII.

RENCANA JADWAL PENELITIAN


Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk,
Tanjung Enim, Sumatera Selatan,selama 4 minggu yang akan dimulai pada tanggal 15
November 2014.
November
Minggu ke
1
2
3
4

No
Kegiatan
.
1

Registrasi, dan Induksi K3

Orientasi Lapangan
Pengumpulan

data

data

penunjang kegiatan dan Studi


Literatur
Pengamatan dan pengambilan

4
5
6
7

data kegiatan di lapangan


Pengolahan data
Penulisan laporan
Evaluasi

Desember
Minggu ke
1
2
3
4

VIII. PENUTUP
Demikianlah proposal usulan kegiatan Tugas Akhir yang akan dilaksanakan di PT.
Bukit Asam (Persero) Tbk, Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Semoga usulan kegiatan
ini mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Dengan keterbatasan
kemampuan yang dimiliki, maka Penulis amat mengharapkan bantuan/dukungan
moril maupun materil dari pihak perusahaan untuk melancarkan Tugas Akhir ini.
Semoga kegiatan ini dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan dalam pemecahan
masalah yang terjadi di lapangan.
Atas perhatian dan kerjasama dari Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

Surabaya, Oktober 2014


Hormat kami,

Antonio Da Costa
11.2013.1.90042

RENCANA DAFTAR ISI


SARI
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah Perusahaan
2.2 Lokasi Kesampaian Daerah
2.3 Topografi
2.4 Iklim dan Curah Hujan
2.5 Geologi dan Statigrafi
2.5.1 Geologi Regional
2.5.2 Statigrafi
2.6 Cadangan dan Kualitas Batubara

2.7 Sistem dan Metode Penambangan


2.8 Kegiatan Penambangan
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Alat angkut
3.1.1 Tahanan gulir (Rolling resistance)
3.1.2 Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
3.1.3 Koefisien tarik (Coefficient of traction)
3.1.4 Rimpull
3.1.5 Percepatan (Acceleration)
3.2 Waktu Kerja Efektif
3.3 Geomet
ri jalan angkut
3.3.1 Lebar jalan angkut
3.3.1.1 Lebar jalan pada jalur lurus
3.3.1.2 Lebar jalan pada belokan
3.4.3 Jari jari tikungan dan superelevasi
3.4.3.1 Jari jari tikungan
3.4.3.1 Superlevasi
3.4.4 Kemiringan jalan angkut
3.4.5 Cross Slope
3.5

Perkerasan Jalan Angkut


3.5.1 Evaluasi Lapisan dasar
3.5.2 Material Perkerasan Jalan
3.5.3 Lapisan Perkerasan Jalan

3.6 Aspek Keselamatan Jalan Angkut Tambang


3.6.1 Jarak Pandang Yang Aman
3.6.2 Rambu rambu pada jalan
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1

Studi Literatur

4.2

Observasi Lapangan

4.3

Pengambilan Data
4.3.1 Data Primer
4.3.2 Data Sekunder

4.4

Pengolahan Data

4.5

Kesimpulan dan Saran

BAB V HASIL PENGAMATAN


4.1

Keadaan Permuka Kerja

4.2

Jalan angkut
4.2.1 Jalan angkut pada jalur lurus
4.2.2 Kemiringan jalan angkut
4.2.3 Belokan jalan angkut
4.2.4 Permukaan jalan angkut

4.3

Ketersediaan Alat Mekanis


4.3.1 Ketersediaan alat muat Excavator
4.3.2 Ketersediaan alat angkut Articulated Dump Truck HINO E 700

4.4

Waktu Kerja Efektif

2.1

Aspek Keselamatan jalan angkut

BAB VI PEMBAHASAN

5.1

Jarak dan Kemiringan Jalan Angkut Setelah Mengalami Perbaikan

5.2

Perhitungan Rimpull

5.3

Produksi Alat Angkut Setelah Mengalami Perbaikan Jalan

5.4

Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut Setelah Perbaikan Jalan

5.5

Biaya Bahan Bakar Alat Angkut Setelah Perbaikan Jalam

5.6

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Setelah Perbaikan gometri jalan angkut
tambang

BAB VII KESIMPULAN dan SARAN


6.1

Kesimpulan

6.2

Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

KAJIAN TEKNIS KONDISI JALAN ANGKUT TAMBANG


Studi Literatur
Pengambilan Data

Data segmen jalan angkut


Geometri jalan angkut
Aspek keselamatan jalan
angkut tambang

Data Primer

Data Sekunder

Pembahasan :
Simulasi waktu edar alat muat
Simulasi waktu edar alat angkut per
grade
Simulasi produktvitas alat angkut per
grade

Hasil Analsis

Kesimpulan

Peta Topografi
Spesifikasi Alat Gali
MuatDanAlat Angkut
Data efisiensi kerja
Jenis dan Keadaan Material
Jarak Angkut dan Kondisi

RENCANA DAFTAR PUSTAKA


1. Drevdahal Jr., ER, Profitable Use of Excavation Equipment , Technical Publication,
Desert Laboratories Inc., Tueson Arizona, 1961.
2. Howard L. Hartman,Introductory Mining Engineering, John Willey and Sons, 1987.
3. Martakim, Soeharsono. 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga: Jakarta Martakim.
4. Suwandhi,Awang, 2004. Perencanaan Jalan Tambang. D i k l a t P e r e n c a n a a n
Tambang Terbuka. Unisba
5. Partanto Prodjosumarto, Tambang Terbuka, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, ITB, Bandung, 1986.
6. Suyono, Beberapa Geometri Penting Yang Akan Mempengaruhi Keadaan Jalan Angkut
pada Tambang Terbuka, BTM No.79, Edisi November, 1993.
7.

Wesley LD, Ir, Mekanika Tanah, Cetakan IV, Badan Penerbit Pekerjaan Umum,
Jakarta, 1977.

Anda mungkin juga menyukai