Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMETAAN I
WATERPASS MEMANJANG

Nama :

Ainun Nafis (3114030081)

Dosen pengajar :

Kamilia Aziz, ST., MT

Dosen Asistensi :

Kamilia Aziz, ST., MT

D3 TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

KATA PENGANTAR

Assalammualikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat yang telah
diberikan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan praktikum Pemetaan I Waterpass
memajang serta dapat menyusun laporan mengenai hasil praktikum tersebut dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini,saya mengalami kesulitan. Akan tetapi saya dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik. Hal ini tidak lepas dari peranan Bapak Khoiri sebagai
dosen saya serta bantuan teman-teman yang telah membantu saya untuk menyusun laporan
ini.
Laporan survey dan pemetaan ini menjelaskan ruang lingkup Ilmu Ukur Tanah,
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada ilmu ukur tanah untuk pekerjaan Teknik Sipil.
Selain itu, dibahas tentang perkenalan ilmu pemetaanI beserta K3 (keamanan dan
keselamatan kerja) dan disertakan juga contoh perhitungan beserta gambarnya.
Semoga laporan yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua, baik bagi saya
sendiri sebagai tolak ukur untuk penyusunan laporan yang berikutnya maupun bagi teman-
teman dan para pembaca.

Surabaya,26 Oktober 2014

Penyusun

2
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
1.1 Latar belakang.......................................................................................................................3
1.2 Permasalahan.........................................................................................................................3
1.3 Maksud dan tujuan.................................................................................................................3
1.4 Manfaat..................................................................................................................................4
1.5 Waktu dan tempat pengukuran..............................................................................................4
1.6 Alat-alat yang digunakan dalam praktikum.................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................11
METODE PELAKSANAAN..............................................................................................................11
2.1 Pengukuran waterpass dengan cara memanjang........................................................................11
2.2 pengukuran waterpass dengan cara melintang...........................................................................13
BAB III................................................................................................................................................14
3.1 Data pengukuran..................................................................................................................14
3.2 Analisa data pengukuran memanjang........................................................................................19
 Cara perhitungan dari pengukuran memanjang....................................................................19
3.3 Analisa data pengukuran melintang.....................................................................................21
 Cara perhitungan dari pengukuran melintang......................................................................21
BAB IV...............................................................................................................................................24
 Cara Penggambaran.................................................................................................................24
PENUTUP...........................................................................................................................................27
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................28
LAMPIRAN........................................................................................................................................29

3
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ilmu ukur tanah merupakan suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di
permukaan bumi dan merupakan seni dan teknologi ketergantungan posisi relatif suatu titik
atau beberapa titik, diatas, pada atau dibawah permukaan tanah.

Bentuk bumi merupakan pusat kajian dan perhatian dalam ilmu ukur tanah. Proses
penggambaran permukaan bumi secara fisik adalah berupa bola yang tidak beraturan
bentuknya dan mendekati bentuk sebuah jeruk. Hal tersebut terbukti dengan adanya
pegunungan, Lereng-lereng, dan jurang. Karena bentuknya yang tidak beraturan maka
diperlukan suatu bidang matematis. Oleh sebab itu, diperlukannya ilmu ukur tanah yang
berguna untuk menentukan perbedaan tinggi antara satu titik dengan titk lainnya. Dalam hal
ini, kita dapat memanfaatkan alat untuk ilmu ukur tanah, yaitu penyipat datar atau waterpass.
Sehingga kita dapat mengetahui atau menetukan posisi vertikalnya yang berupa ketinggian
terhadap bidang rujukan ketinggian tersebut.
Waterpas (Levelling) adalah suatu alat untuk mengukur dalam menentukan beda
tinggi dari sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi. Perbedaan yang di maksud
adalah perbedaan tinggi di atas air laut ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertikal. 

1.2 Batasan Masalah


1. Bagaimana daerah yang kita lihat datar jika kita ukur dengan menggunakan
penyipat datar dapat terlihat perbedaan elevasinya?
2. Menentukan jarak dan beda tinggi antara titik satu dengan titik yang lain.
3. Menentukan elevasi titik-titik yang diukur dari titik tetap yang telah diketahui
ketinggiannya (BM).

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan praktikum:
1. Mahasiswa dapat mempraktekkan centering pada alat ukur waterpass.
2. Mahasiswa dapat mempraktekkan metode yang digunakan untuk penentuan beda
tinggi antar dua titik sesuai dengan kondisi di lapangan.

4
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

3. Mahasiswa dapat mempraktekkan pembacaan benang silang diafragma pada


rambu ukur dengan alat ukur waterpass.
4. Mahasiswa dapat mempraktekkan mengukur beda tinggi pada alat ukur waterpass.
5. Mahasiswa dapat mempraktekkan pengukuran jarak langsung dan tidak langsung.

Manfaat dari praktikum ini adalah:

1. Mahasiswa mengetahui cara centering pada alat ukur waterpass.


2. Mahasiswa mengetahui metode yang digunakan untuk penentuan beda tinggi antar
dua titik sesuai dengan kondisi di lapangan.
3. Mahasiswa mengetahui cara membaca benang silang diafragma pada rambu ukur
dengan menggunakan alat ukur waterpass.
4. Mahasiswa mengetahui cara mengukur beda tinggi pada alat ukur waterpass.
5. Mahasiswa mengetahui mengukur jarak langsung dan tidak langsung.
6. Mahasiswa mengetahui cara penulisan data lapangan ke formulir data ukur.
7. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan sketsa lapangan ke dalam gambar.
8. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara menentukan perbedaan elevasi
disetiap lapangan yang ditinjau.

1.4 Tempat Pengukuran


Pengukuran waterpass memanjang maupun melintang dilakukan di Perumahan
Komplek Manyar Airdas jalan Manyar Tirtomoyo

Gambar 1. Lokasi Praktikum

5
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran Waterpass

Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan


ketinggian atau beda tinggi antara dua titik. Hasil dari pengukuran waterpass biasanya
digunakan untuk perencanaan jalan,jalan kereta api,saluran,penentuan letak bangunan
gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada,perhitungan urugan dan galian
tanah. (Slamet Basuki,hal 139,2006)

Dalam pengukuran ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu:

a. Garis Vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi,yang umum dianggap
sama dengan unting-unting.

b. Bidang Mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap titik.
Pada bidang horizontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.

c. Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk ketinggian.

d. Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang datum.

e. Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya
terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah
sekelilingnya.

Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horizontal.Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang
berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya. (Slamet Basuki,hal
138,2006)

Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sebagai


berikut :
1. Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.
2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.

6
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

3. Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.


Pada penggunaan alat ukur waterpass selalu harus disertai dengan rambu ukur
(baak). Yang terpenting dari rambu ukur ini adalah pembagian skalanya harus betul-
betul teliti untuk dapat menghasilkan pengukuran yang baik. Di samping itu cara
memegangnya pun harus betul-betul tegak (vertikal). Agar letak rambu ukur berdiri
dengan tegak, maka dapat digunakan nivo rambu . Jika nivo rambu ini tidak tersedia,
dapat pula dengan cara menggoyangkan rambu ukur secara perlahan-lahan ke depan,
kemudian ke belakang, kemudian pengamat mencatat hasil pembacaan rambu ukur
yang minimum.

2.2 Pengukuran Waterpass memanjang dan melintang

Waterpass memanjang, bertujuan untuk mengetahui beda tinggi permukaan tanah


dalam arah memanjang pada poligon. Waterpass melintang, bertujuan untuk
mengetahui beda tinggi permukaan tanah dalam arah melintang pada poligon. Pada
kedua profil ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk mengetahui tinggi
rendahnya permukaan tanah pada suatu poligon yang diukur dari muka air laut.
Pembuatan profil-profil ini sangat diperlukan dalam pekerjaan teknik sipil. Semua
proyek sipil yang vital diperlukan data yang akurat untuk mengetahui keadaan tanah
dari lokasi-lokasi tersebut, oleh karena itu perlu diadakan pengukuran keadaan tanah
untuk mengetahui dan mendapatkan data-data tersebut. Data-data tersebut digunakan
sebagai instrumen untuk mengetahui keadaan lapangan. Instrumen terlebih dahulu
harus diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh tidak menyimpang.

2.3 Profil Waterpass

Bertujuan untuk mengetahui beda tinggi permukaan tanah dalam arah melintang
pada poligon.Pada kedua profil ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk
mengetahui tinggi rendahnya permukaan tanah pada suatu poligon yang diukur dari
muka air laut. Pembuatan profil-profil ini sangat diperlukan dalam pekerjaan teknik
sipil. Semua proyek sipil yang vital diperlukan data yang akurat untuk mengetahui
keadaan tanah dari lokasi-lokasi tersebut, oleh karena itu perlu diadakan pengukuran

7
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

keadaan tanah untuk mengetahui dan mendapatkan data-data tersebut. Data-data


tersebut digunakan sebagai instrumen untuk mengetahui keadaan lapangan. Instrumen
terlebih dahulu harus diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh tidak
menyimpang.

2.4 Cara Penggambaran

Menentukan terlebih dahulu skala untuk jarak dan tinggi, karena jarak selalu lebih
panjang daripada tinggi, maka untuk jarak dan tinggi selalu diambil skala yang sama.
Selanjutnya untuk pelaksanaan membuat empat garis mendatar. Garis mendatar pertama
ditentukan titik - titik yang diukur dengan menggunakan jarak yang diambil dari titik
satu.Titik satu ditempatkan paling kiri diatas garis pertama.

Jarak-jarak yang diambil dari titik 1 ditulis dengan garis mendatar ke-1 dan
garis mendatar ke-2 serta ditulis tegak lurus, setelah melalui titik titik yang telah ada
pada garis mendatar pertama di tarik garis-garis yang tengah. Diantara garis mendatar
ke-2 dan ke-3 ditulis dengan arah tegak tinggi daripada titik tersebut. Bila satu garis
yang mempunyai tinggi sama dengan 0 harus ada pada gambar untuk daftar melukiskan
titik-titik yang diukur, sehingga diperlukan banyak ruangan. Maka untuk menghemat
ruang, titik yang diukur akan dilukiskan diatas suatu garis yang tingginya mendekati
titik - titik itu dan tingginya diambil dengan skala bulat. Dengan menggunakan skala
tinggi dapatlah sekarang digambarkan titik - titik yang diukur, diletakkan garis tegak
dan ditarik melalui titik yang telah ada pada garis mendatar pertama. Bila sekarang
titik-titik yang telah dilukiskan dengan tingginya yang dihubungkan berurutan maka
didapatlah profil lapangan pengukuran memanjang dan melintang.

8
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Alat-alat yang digunakan

3.1.1 Waterpass
Alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian atau beda tinggi dan jarak secara optis.
Waterpass yang digunakan dalam praktek ilmu ukur tanah 1 adalah :

Bila melihat melalui teropong, benang-benang silang ini


akan tampak sebagai berikut:

Keterangan : V : Benang-benang silang vertikal

BA: Benang Atas

BT : Benang Tengah

BB : Benang Bawah

9
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Gambar 2 Alat Waterpass

Keterangan :

1. Garis bidik : garis yang berfungsi untuk pembidikan

2. Ronsel lensa tengah : untuk mengatur lensa tengah

3. Prisma : untuk memantukkan pembidikan

4. Prisma pendulum

5. lensa obyektif: Lensa Teropong bagian depan untuk mengamati obyek.

6. lensa okuler : Lensa Teropong pengamatan bagian Belakang Dan berhubungan


Artikel Baru Langsung mata Pengamat.

7. Sumbu vertikal (I)

8. Skrup penyetel (ABC) : Untuk mengatur ketinggian alat

9. Plat dasar (tatakan)

10. Lensa sentral/tengah

10
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

3.1.2 Baak Ukur

Alat yang terbuat dari aluminium ini terdapat angka-angka ukur sebagai penunjuk
pengukuran,memiliki satuan centimeter (cm) dengan

Gambar 3 Baak Ukur

3.1.3 Pita Ukur/Roll Meter

Untuk pengukuran jarak secara langsung digunakan pita ukur, baik yang terbuat dari plastik
maupun yang terbuat dari plat baja pita ukur ini biasanya lebar ± 2 cm, panjang 50 m dengan
menggunakan skala bolak-balik.

Gambar 4 Rol Ukur

3.1.4 Unting-Unting

Unting-Unting digunakan untuk membantu meluruskan prisma sudut dengan titik yang berada
dibawahnya. Alat ini terbuat dari logam pejal yang salah satu ujungnya runcing dan ujung yang lain
tumpul dan diberi seutas tali untuk dikaitkan pada baut pemegang waterpass.

11
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Gambar 5 Unting-Unting

3.1.5 Tripot/ Kaki Tiga

Alat ini digunakan untuk membantu agar waterpass dapat berdiri tegak meskipun diletakkan
pada suatu landasan yang landai. Sesuai namanya mempunyai kaki tiga yang terbuat dari besi
ujungnya runcing agar dapat menancap di tanah dan bagian atasnya sebagai tempat waterpass yang
bagian tengahnya terdapat lubang untuk mengunci waterpass.

Gambar 6 Triport/ Kaki Tiga

3.1.6 Payung

Berguna untuk melindungi waterpass dari sinar matahari secara langsung yang dapat
menyebabkan Nivo pecah, mengerasnya klem pengunci, mengubah persyaratan alat serta digunakan
untuk melindungi waterpass dari air hujan.

12
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Gambar 7 Payung

3.1.7 Alat Keselamatan

Alat-alat keselamatan ini bertujuan untuk mencegah bahaya keselamatan kerja praktek di
lapangan. Alat-alat keselamatan yang dimaksud adalah :
 Helm
 Rompi spotlight
 Bendera

 Metode Mengukur Memanjang :

1) sebelum memulai praktek ukur tanah harus memakai PPE ( Personal Protective
Equipment).
2) Meminjam peralatan dan alat keselamatanyang akan digunakan praktek ukur tanah
pada lap ukur tanah.
3) Pertama melakukan pengecekan  alat – alat,seperti : Pesawat waterpass dan kaki
statif. Waterpass dipasang dan didatarkan. Sebelum dipakai, pesawat harus di stel
terlebih dahulu.
4) Pesawat didirikan tepat diatas dititik P1 yang telah ditandai dengan cat.
5) Setelah unting-unting menunjuk tepat ke titik P1, sekrup pengukit diatur sedemikian
rupa hingga gelembung nivo tepat ditengah-tengah.
6) Menentukan  titik-titik yang akan ditentukan ketinggiannya, lalu mengukur jarak titik-
titik tesebut dari pesawat. Titik-titik tersebut adalah titik 1, 2, 3, dst.

13
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

7) Menyipat titik-titik yang telah ditentukan tersebut serta titik BM, sementara
pemegang  rambu membetulkan posisi  rambu ukur (baak) spaya tegak betul.
8) Setelah letak rambu ukur vertikal, benang horisontal dibaca oleh pengamat dan
hasilnya dicatat oleh pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus waterpass,
yaitu : d = 100 x (BA-BB) dan 2 x BT = BA + BB. Jika hasil pembacaan tidak
memenuhi rumus diatas, pembacaan rambu ukur diulang kembali.
9) Setelah titik-titik tersebut disipat, maka pesawat dipindahkan ke titik P2 yang telah
diberi tanda cat, kemudian mengulang langkah-langkah no.2 s/d no.5. prosedur ini
diulang untuk posisi pesawat di P3, P4, dan seterusnya hingga titik terakhir, yaitu titik
P11.
10) Melakukan penghitungan beda tinggi terhadap titik-titik tersebut.

2.1 Perhitungan waterpass memanjang

Dalam pengukuran
waterpass
memanjang kita
dapat mengetahui
kebenaran nilai
benang tengah dengan cara :

 BT = BA+BB

Keterangan :

BT : Benang tengah

BA : Benang atas

BB : Benang bawah

14
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Mencari jarak dapat menggunakan rumus :

 Jarak= (BA-BB) x 100

Beda tinggi bisa didapatkan dengan rumus :

 Beda tinggi = BT belakang – BT muka

Rata-rata beda tinggi bisa didapatkan dengan rumus :


 Rata-rata beda tinggi = beda tinggi pergi + beda tinggi pulang

Lalu untuk rata –rata beda tinggi dapat diperoleh dengan :

Dalam menentukan rata –rata beda tinggi, tanda minus ( - ) dimutlakkan, lalu pada hasilnya tanda
akan mengikuti beda tinggi pergi. Misal pada beda tinggi, menunjukkan( + ) , maka hasil dari rata –
rata beda tinggi akan megikuti ( + ) juga.

Cara menentukan elevasi :


a. Pertama harus mengetahui elevasi awal yang biasanya sudah ditentukan dari awal.
b. Lalu elevasi awal tersebut ditambahkan dengan rata–rata beda tingginya jika ( + ),dan jika ( - )
akan dikurangi dengan beda tingginya.
c. Lalu hasil dari elevasi awal dengan patok awal tersebut didapat, hasil tersebut ditambahkan
atau dikurangi dengan patok selanjutnya.
d. Begitu pula seterusnya.

2.2 pengukuran waterpass dengan cara melintang

15
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Dalam mencari benang tengah dan jarak dalam waterpass melintang, cara yang dilakukan
sama dengan waterpass memanjang, yaitu :
 BT = BA+BB

 Jarak= (BA-BB) x 100

Keterangan :
BT : Benang tengah
BA : Benang atas
BB : Benang bawah

Jika mencari beda tinggi, hal pertama yang perlu diketahui adalah tinggi pesawat,yaitu jarak
dari waterpass sampai ke patok. Sehingga dapet diperoleh rumus :
 Beda tinggi = Tinggi pesawat – BT masing-masing titik

Dan untuk mencari elevasi, dapat dicari dari elevasi masing – masing titik pada tabel data
waterpass memanjang. Lalu ditambahkan atau dikurangi dengan beda tingginya sesuai dengan tanda
pada beda tingginya. Jika beda tinggi ( + ) , maka ditambahkan, dan jika beda tinggi ( - ) , maka
dikurangkan.
Adapun yang menjadi point-point pengukuran melintang sebagai berikut:
a. Pinggir/tepi kiri saluran
b. Tengah saluran
c. Tepi kanan saluran
d. As jalan/tengah jalan
e. Tepi kanan jalan
f. trotoar

16
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA


4.1 Hasil data pengukuran waterpass memanjang

JENIS PENGUKURAN : Memanjang


LOKASI : Jl. Manyar Tirtomoyo
TANGGAL : 11 Oktober 2013

Sketsa gambar

Contoh Perhitungan :
 Jarak (D)
1. Jarak BM ke patok 1 = (BA-BB)x100

17
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

= ((1.231-0,984)+(1.381-1,243))x100
= 38,5
2. Jarak patok 1 ke 2 = (BA-BB)x100
= ((1.278-1,213)+(1,332-1,255))x100
= 14,2
Dan seterusnya…
 Beda tinggi
1. Beda tinggi BM dan Patok 1= BTbelakang – BTmuka
= 1,093-1,310
= -0,217
2. Beda tinggi Patok 1 dan 2 = BTbelakang – BTmuka
= 1.240-1,291
= -0,048
Dan seterusnya…
 Rata-rata Beda tinggi
1. Rata-rata Beda tinggi BM dan Patok 1 = 0,217+0,216
2
= 0,2165
2. Rata-rata Beda tinggi patok 1 dan 2 = 0,048+0,045
2
= 0,05
Dan seterusnya…
 Elevasi
1. Elevasi patok 1 = Elevasi awal + Rata-rata beda tinggi
= 5,5+(-0,2165)
= 5,2835
2. Elevasi patok 2 = Elevasi awal + Rata-rata beda tinggi
= 5,2835+(-0,05)
= 5,2335
Dan seterusnya…

18
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

4.2 Hasil data pengukuran waterpass melintang P1


JENIS PENGUKURAN : Memanjang DIUKUR OLEH :
LOKASI : Jl. Manyar Tirtoyoso ALAT UKUR :
TANGGAL : 11 November 2013 NO.SERI :

PEMBACAAN BAAK UKUR RATA-RATA BEDA


TITIK/ TINGGI
BELAKANG MUKA BEDA
NO JARAK
BA BA TINGGI
PATOK
BT BT PERGI PULANG
BB BB
1.231
BM 1.093
0.984 38.5 -0.217 -0.217 0.216
1.278 1.381
1 1.243 1.310
1.213 1.243 14.2 -0.048 -0.048 0.045
1.467 1.332
2 1.430 1.291
1.394 1.255 15.4 0.065 0.065 -0.062
1.291 1.416
3 1.248 1.375
1.205 1.335 16.0 -0.136 -0.136 0.137
1.515 1.422
4 1.474 1.384
1.432 1.348 16.0 0.032 0.032 -0.035
1.464 1.479
5 1.427 1.442
1.388 1.402 14.6 0.007 0.007 -0.003
1.425 1.455
6 1.388 1.420
1.352 1.385 15.2 -0.003
1.439 1.431
5 1.390 1.391
1.351 1.352 16.8 -0.035
1.479 1.468
4 1.443 1.425
1.406 1.388 15.8 0.137
1.357 1.349
3 1.318 1.306
Sketsa gambar

Contoh Perhitungan :

19
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

 Jarak Optis (D)


1. Jarak b1 dari waterpass = (BA-BB)x100
= (1,323-1,264)x100
= 5,9
2. Jarak a1 dari waterpass = (BA-BB)x100
= (1,301-1,277)x100
= 2,4
Dan seterusnya…
 Beda tinggi
1. Beda tinggi b1 = Tinggi pesawat - BT
= 1,300-1,295
= 0,005
2. Beda tinggi a1 = Tinggi pesawat – BT
= 1,300-1,288
= 0,012
Dan seterusnya…
 Elevasi
1. Elevasi b1 = Elevasi patok 1 + Beda tinggi
= 5,2835+0,005
= 5,2885
2. Elevasi a1 = Elevasi patok 1 + Beda tinggi
= 5,2835+0,012
= 5,2955

20
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

4.3 Hasil pengukuran data waterpass melintang P2


JENIS PENGUKURAN : Memanjang DIUKUR OLEH :
LOKASI : Jl. Manyar Tirtoyoso ALAT UKUR :
TANGGAL : 11 November 2013 NO.SERI :

PEMBACAAN BAAK UKUR RATA-RATA BEDA


TITIK/ TINGGI
BELAKANG MUKA BEDA
NO JARAK
BA BA TINGGI
PATOK
BT BT PERGI PULANG
BB BB
1.231
BM 1.093
0.984 38.5 -0.217 -0.217 0.216
1.278 1.381
1 1.243 1.310
1.213 1.243 14.2 -0.048 -0.048 0.045
1.467 1.332
2 1.430 1.291
1.394 1.255 15.4 0.065 0.065 -0.062
1.291 1.416
3 1.248 1.375
1.205 1.335 16.0 -0.136 -0.136 0.137
1.515 1.422
4 1.474 1.384
1.432 1.348 16.0 0.032 0.032 -0.035
1.464 1.479
5 1.427 1.442
1.388 1.402 14.6 0.007 0.007 -0.003
1.425 1.455
6 1.388 1.420
1.352 1.385 15.2 -0.003
1.439 1.431
5 1.390 1.391
1.351 1.352 16.8 -0.035
1.479 1.468
4 1.443 1.425
1.406 1.388 15.8 0.137

Sketsa gambar

21
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

 Beda Tinggi = elevasi patok b2 – elevasi patok 2


= 5,485 – 5,479

= 0,006

 Jarak Optis = (BA-BB)x100


= (1,802-1,658)x100
= 14,4 (akurat)

22
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

 4.4 Hasil data pengukuran waterpass melintang P3

JENIS PENGUKURAN : Memanjang DIUKUR OLEH


LOKASI : Jl. Manyar Tirtoyoso ALAT UKUR
TANGGAL : 11 November 2013 NO.SERI

PEMBACAAN BAAK UKUR RATA-RATA BEDA


TITIK/ TINGGI
BELAKANG MUKA BEDA
NO JARAK
BA BA TINGGI
PATOK
BT BT PERGI PULAN
BB BB
1.231
BM 1.093
0.984 38.5 -0.217 -0.217 0.2
1.278 1.381
1 1.243 1.310
1.213 1.243 14.2 -0.048 -0.048 0.0
1.467 1.332
2 1.430 1.291
1.394 1.255 15.4 0.065 0.065 -0.0
1.291 1.416
3 1.248 1.375
1.205 1.335 16.0 -0.136 -0.136 0.1
1.515 1.422
4 1.474 1.384
1.432 1.348 16.0 0.032 0.032 -0.0
1.464 1.479
5 1.427 1.442
1.388 1.402 14.6 0.007 0.007 -0.0
1.425 1.455
6 1.388 1.420
1.352 1.385 15.2 -0.003
1.439 1.431
5 1.390 1.391
1.351 1.352 16.8 -0.035
1.479 1.468
4 1.443 1.425
1.406 1.388 15.8 0.137

Sketsa gambar

23
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

 Beda tinggi = elevasi patok b3 – elevasi patok 3


= 5,517 – 5,489
= 0,028
 Jarak Optis = (BA-BB)x100
= (1,825-1,559)x100
= 26,6 (akurat)

24
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

4.5 hasil data pengukuran waterpass melintang P4

JENIS PENGUKURAN : Memanjang DIUKUR OLEH


LOKASI : Jl. Manyar Tirtoyoso ALAT UKUR
TANGGAL : 11 November 2013 NO.SERI

PEMBACAAN BAAK UKUR RATA-RATA BEDA


TITIK/ TINGGI
BELAKANG MUKA BEDA
NO JARAK
BA BA TINGGI
PATOK
BT BT PERGI PULANG
BB BB
1.231
BM 1.093
0.984 38.5 -0.217 -0.217 0.2
1.278 1.381
1 1.243 1.310
1.213 1.243 14.2 -0.048 -0.048 0.0
1.467 1.332
2 1.430 1.291
1.394 1.255 15.4 0.065 0.065 -0.0
1.291 1.416
3 1.248 1.375
1.205 1.335 16.0 -0.136 -0.136 0.1
1.515 1.422
4 1.474 1.384
1.432 1.348 16.0 0.032 0.032 -0.0
1.464 1.479
5 1.427 1.442
1.388 1.402 14.6 0.007 0.007 -0.0
1.425 1.455
6 1.388 1.420
1.352 1.385 15.2 -0.003
1.439 1.431
5 1.390 1.391
1.351 1.352 16.8 -0.035
1.479 1.468
4 1.443 1.425
1.406 1.388 15.8 0.137

Sketsa gambar

25
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

 Beda tinggi = elevasi patok a4 – elevasi patok 4


= 5,514-5,493
= 0,021
 Jarak Optis = (BA-BB)x100
= (1,740-1,478)x100
= 26,2 (akurat)

26
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

 Hasil data pengukuran waterpass melintang P5


JENIS PENGUKURAN : Memanjang DIUKUR OLEH : Kelompok
LOKASI : Jl. Manyar Tirtoyoso ALAT UKUR : Waterpass
TANGGAL : 11 November 2013 NO.SERI :

PEMBACAAN BAAK UKUR RATA-RATA BEDA


TITIK/ TINGGI
BELAKANG MUKA BEDA RATA-RA
NO JARAK
BA BA TINGGI BEDA T
PATOK
BT BT PERGI PULANG
BB BB
1.231
BM 1.093
0.984 38.5 -0.217 -0.217 0.216 -0.2
1.278 1.381
1 1.243 1.310
1.213 1.243 14.2 -0.048 -0.048 0.045 -0.
1.467 1.332
2 1.430 1.291
1.394 1.255 15.4 0.065 0.065 -0.062 0.06
1.291 1.416
3 1.248 1.375
1.205 1.335 16.0 -0.136 -0.136 0.137 -0.1
1.515 1.422
4 1.474 1.384
1.432 1.348 16.0 0.032 0.032 -0.035 0.03
1.464 1.479
5 1.427 1.442
1.388 1.402 14.6 0.007 0.007 -0.003 0.0
1.425 1.455
6 1.388 1.420
1.352 1.385 15.2 -0.003
1.439 1.431
5 1.390 1.391
1.351 1.352 16.8 -0.035
1.479 1.468
4 1.443 1.425
1.406 1.388 15.8 0.137
1.357 1.349
3 1.318 1.306
1.286 1.264 15.2 -0.062

Sketsa gambar

27
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

 Beda tinggi = elevasi patok a5 – elevasi patok A5


= 5,511-5,501
= 0.010
 Jarak Optis = (BA-BB)x100
= (2,478-2,298)x100
= 18,0 (akurat)

28
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

Hasil data pengukuran waterpass melintang P6

JENIS PENGUKURAN : Memanjang DIUKUR OLEH :K


LOKASI : Jl. Manyar Tirtoyoso ALAT UKUR : W
TANGGAL : 11 November 2013 NO.SERI :

PEMBACAAN BAAK UKUR RATA-RATA BEDA


TITIK/ TINGGI
BELAKANG MUKA BEDA
NO JARAK
BA BA TINGGI
PATOK
BT BT PERGI PULANG
BB BB
1.231
BM 1.093
0.984 38.5 -0.217 -0.217 0.216
1.278 1.381
1 1.243 1.310
1.213 1.243 14.2 -0.048 -0.048 0.045
1.467 1.332
2 1.430 1.291
1.394 1.255 15.4 0.065 0.065 -0.062
1.291 1.416
3 1.248 1.375
1.205 1.335 16.0 -0.136 -0.136 0.137
1.515 1.422
4 1.474 1.384
1.432 1.348 16.0 0.032 0.032 -0.035
1.464 1.479
5 1.427 1.442
1.388 1.402 14.6 0.007 0.007 -0.003
1.425 1.455
6 1.388 1.420
1.352 1.385 15.2 -0.003
1.439 1.431
5 1.390 1.391
1.351 1.352 16.8 -0.035
1.479 1.468
4 1.443 1.425
1.406 1.388 15.8 0.137
1.357 1.349
3 1.318 1.306
Sketsa gambar

29
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

 Beda tinggi = elevasi patok a6 – elevasi patok A6


= 5,507-5,499
= 0.008
 Jarak Optis = (BA-BB)x100
= (1,531-1,279)x100
= 25,2 (akurat)

30
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

BAB V

KESIMPULAN
Dalam praktikum ilmu ukur tanah ini kita bisa mengetahui bahwa beda tinggi dan
elevasi pada suatu tempat itu mempunyai perbedaan di setiap titiknya yang dimana
perbedaan tinggi tersebut tergantung pada rendah,tingginya suatu permukaan tanah disetiap
titik pada suatu jarak.

Pada praktikum yang kami lakukan kami mendapat hasil sebagai berikut:

31
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Slamet. 2006 . ILMU UKUR TANAH (edis- Revisi). Surabaya : Teknik Sipil UGM.

Pirwaamijaya, Iskandar Muda,2008, Teknik Survey dan pemetaan jilid 1,Jakarta

Gayo, Yusuf., dan kawan-kawan. 2005.Pengukuran Topografi dan TeknikPemetaan.


PT. Pradjna Paramita.Jakarta.

Anonim. (1983). Ukur Tanah 2. Jurusan Teknik Sipil PEDC. Bandung

Ichsan, Muhammad, 1991, Surverying Ilmu Ukur Tanah, Politeknik Negeri

Lhoksuemawe:Lhoksuemawe.

Ir Iman Subarkah, 1984, Vedemakum Lengkap-Teknik Sipil, Idean Darma:Jakarta.

Ir Tedjo Mulyono,  Ir M .Muhklisin, Drs Setio Utomo, 1996, Petunjuk Pratikum Ukur Tanah 1,

Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik Direktorat Jendral Tinggi Departemen

Pendidikan dan kebudayaan:Bandung.

Jemes. R . Wishing, B.S. Roy H Wishing, B. I.E, 1995, Pengantar Pemetaan, Erlangga:Jakarta.

R H. Dugdalc, B. Sc.(Eng), M.Sc..C.Eng. M. I. C. E., AMBIM, A.C. G.I. 1999, Head of department

of  Construction dan surveying,Erith College technolog.

Russell C. Brinker, Paul R. Wolf, Djoko Walijatum, Dasar–Dasar Pengukuran Tanah

(surveying) edisi ketujuh Jilid I.

32
D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Sekretariat: Jalan Menur 127, Surabaya

LAMPIRAN

33

Anda mungkin juga menyukai