Dosen Pembimbing :
Sulaiman., S.T., M.T.
Disusun Oleh :
Tania Dwi Cahya Olivia Hutapea 40040420650017
Dimas Rio Javani 40040420650024
Cahyanisa Dyni Hindasari 40040420650032
Anik Kartika 40040420650046
Disusun Oleh:
MENGETAHUI MENYETUJUI
Praktikum Pengelasan adalah salah satu mata kuliah wajib di Program Studi Teknologi
Rekayasa Konstruksi Perkapalan Sekolah Vokasi Unoversitas Diponegoro.
Dengan praktikum ini diharapkan mahasiswa mengetahui alat – alat yang dipakai untuk
proses pengelasan, terampil dalam penggunaanya, dan memahami dasar-dasar pengelasan.
Laporan praktikum ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas praktik dalam mata kuliah
Teknologi Pengelasan Kapal 3. Laporan ini berisi tentang cara membuat meja las.
Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam laporan, Untuk itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan ini dimasa yang
akan datang. Kami mengucapkan terimamkasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini.
2.1 ALAT
➢ LAS SMAW
2.2 BAHAN
➢ PLAT SIKU
Plat siku yang digunakan pada praktek kali ini memiliki ukuran panjang 6 m lebar 4 cm
tinggi 4 cm dan tebal 4 mm.
Tampak bawah
Tampak samping
Hasil praktek pembuatan meja las yang dilaksanakan di Workshop Welding School pada
tanggal 13 September 2021 s/d 15 September 2021 :
➢ Analisis Terhadap Besar Kecilnya Elektroda Yang Akan Digunakan Untuk Pengelasan
Terhadap Waktu Ampere Yang Digunakan
Ukuran diameter elektroda mempunyai pengaruh penting terhadap besar arus las listrik yang
tepat untuk digunakan. Semakin kecil diameter elektroda yang digunakan, maka ampere yang
digunakan juga semakin kecil. Sebaliknya jika dimeter kawat las yang dipakai semakin besar,
maka arus yang digunakan juga semakin besar. Besar arus pada pengelasan mempengaruhi
hasil las. Bila arus yang dipakai terlalu rendah atau kecil, maka akan menyebabkan sukarnya
penyalaan busur listrik dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak
cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar sehinggga hasilnya merupakan rigi-rigi
yang kecil dan tidak rata serta penembusan yang kurang dalam. Sebaliknya bila arus yang
dihasilkan terlalu besar maka, akan berakibat elektroda akan mencair terlalu cepat dan akan
menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam.
5.1 KESIMPULAN
Saat ini teknologi di bidang konstruksi terus berkembang terutama dalam perancangan
dan desain produk. Penerapan konstruksi baja seringkali tidak dapat dihindari dan merupakan
keharusan agar melakukan proses pemotongan dan penyambungan logam. Penyambungan logam
adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung 2 (dua) bagian logam atau lebih baik
logam yang sejenis maupun tidak sejenis. Penyambungan bagian-bagian logam ini dapat
dilakukan dengan berbagai macam metoda sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan.
Setiap metoda penyambungan yang digunakan mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri
dibandingkan dengan metoda lainnya, sebab metoda penyambungan yang digunakan pada suatu
konstruksi sambungan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada, hal ini mengingat efisiensi
sambungan.
Salah satu jenis sambungan yang sering dipakai ialah pengelasan. pengelasan adalah suatu
proses penyambungan dua material / lebih, biasanya berupa logam, dengan menggunakan energi
panas sampai material yang akan disambung tersebut meleleh (melted) kemudian menyatu /
berpadu (fused), dengan memberikan tekanan atau tidak, serta dengan memberikan bahan
tambahan (consumable) atau tidak. Sambungan hasil las memiliki banyak keuntungan
dibandingkan dengan sambungan lainnya. Beberapa keuntungan dari penggunaan las untuk
penyambungan logam antara lain : Proses pengelasan akan menghasilkan hasil sambungan yang
permanen, Sambungan las akan lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan bahan awal jika saat
proses pengelasan menggunakan bahan tambah atau pengisi dan teknik pengelasan yang tepat dan
sesuai, Pada umumnya proses penyambungan logam dengan pengelasan lebih hemat dan
ekonomis dilihat dari segi biaya dan penggunaan materialnya dan Pengelasan dapat digunakan
atau dilakukan di lapangan, tidak hanya digunakan dalam lingkungan pabrik saja.
Walaupun penyambungan dengan menggunakan proses pengelasan memiliki beberapa
keuntungan, namun juga memiliki beberapa keterbatasan dan kelemahan, antara lain : Pengelasan
yang dikerjakan atau dilakukan di lapangan umumnya masih dilakukan secara manual sehingga
membutuhkan biaya untuk operator yang mahal, Pada umumnya proses pengelasan untuk