TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
OLEH
DICKY ROMAWI TAMPUBOLON
NPM : 043310174
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
OLEH :
Disetujui oleh :
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Disahkan oleh :
DEKAN FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR
Dengan mamanjatkan puji dan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimapahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir, yang mana Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk memperoleh Gelar
Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Mesin.
Adapun penulis Tugas Akhir ini dengan judul Perencanaan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro Di Desa Batu Sasak Kecamatan Kampar Kiri Hulu
Pada kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan adik penulis yang telah membantu dengan kesabaran,
dorongan moril dan materi untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng Wiyono, MMT. I.PU selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Islam Riau.
3. Bapak Sehat Abdi Saragih, ST. MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Islam Riau.
4. Bapak Ir. Syawaldi, MSc. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Tugas
Akhir ini.
5. Bapak Eddy Elfiano, ST. M.Eng. selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah
banyak memberi bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat
Tugas Akhir ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Teknik Universitas Islam Riau.
7. Dan kepada rekan-rekan seperjuangan serta seluruh rekan-rekan mahasiswa
yang telah membantu hingga selesainya Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari penulisan Tugas Akhir ini masih kurang sempurna baik
dalam penyajian maupun materi yang dibahas karena keterbatasan ilmu dan
pengetahuan serta buku-buku literatur yang digunakan, untuk itu penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Tugas Akhir ini.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
1.2
1.3
Metodologi................................................................................................. 4
1.4
1.5
Sistematika Penulisan................................................................................. 5
2.2
Prinsip Dasar . 9
2.2.1 Persamaan Kontiunitas .................................................................. 10
2.2.2 Persamaan Bernoulli...................................................................... 10
2.3
3.2
Iklim ......................................................................................................... 60
3.3
3.4
3.5
Pengukuran Head...................................................................................... 67
....................................................................................................................
4.2
Perencanaan Mekanikal............................................................................. 76
4.2.1 Turbin............................................................................................ 76
4.2.1.1 Panjang Roda Turbin (runner)......................................... 77
4.2.1.2 Diameter Roda Turbin (runner)....................................... 77
4.2.1.3 Kecepatan Putaran Turbin ............................................... 78
4.2.1.4 Kecepatan Spesifik Turbin .............................................. 78
4.2.1.5 Daya Turbin .................................................................... 79
4.3
4.4
4.6
Pasak......................................................................................................... 88
4.7
Poros......................................................................................................... 89
4.7.1 Daya Rencana ( Pd )....................................................................... 89
4.7.2 Momen Puntir ( T ) ........................................................................ 89
4.7.3 Tegangan Geser Yang Diizinkan ( a ) ........................................... 89
Sistim Kontrol........................................................................................... 97
4.8.1
5.2
Debit Aliran..........................................................................................m2/s
A
v
P
h
Ep
W
g
Et
Ek
b
Y
As
vs
r
S
d
D
vp
De
Hf
L
Hb
L
L
L
T
A
bo
q11
Do
Hn
nt
ns
Pt
Pg
Dg
Dt
c
c1
c2
u
u1
u2
w
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
w1
w2
1
2
1
2
1
2
rs
rm
Lb
Zs
S1
Wr
Ap
Ae
be
le
ln
bn
Pd
T
a
dp
dpt
Vp
Vpt
Mp
Ym
Nk
Mpl
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Momen Lentur.93
Gambar 4.3
Defleksi Poros..95
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 3.1
Tabel 3.2
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Potensi Sumber Energi Air di Propinsi Riau .................................. ..9
Desa Batu Sasak Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten kampar merupakan salah satu
dari 1.440 desa yang ada di Propinsi Riau yang belum menikmati sarana kelistrikan
karena merupakan daerah terisolir. Kondisi geografis Desa Batu Sasak memungkinkan
untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro guna memenuhi kebutuhan
listrik masyarakat. Adanya Sungai Sialang dengan debid air (Q) 0,59 m3/s dan tinggi
terjun bersih (H) 6,884 m, ukuran-ukuran utama antara lain : luas penampang mulut
Elbow (Ap) 3,846 cm2, lebar mulut Elbow (bc) 0,46 m, panjang pipa pesat 20 m,
diameter pipa pesat 0,7 m dapat dimanfaatkan untuk membangun Pembangkit Listrik
Tenaga Air dengan daya turbin (P) sebesar 23,9 kW, putaran turbin 350 rpm, daya
generator (Pg) 21,8 kW, dan putaran generator (Ng) 1500 rpm. Dan dapat untuk
memenuhi kebutuhan 90 kepala keluarga masyarakat Desa Batu Sasak. Turbin yang
digunakan jenis Cross-Flow.
1)
Mahasiswa
2)
Pembimbing I
3)
pembimbing II
Kata kunci :
Turbin, Daya, Putaran, Generator,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Desa Batu Sasak termasuk kedalam Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan
Ibukota Kecamatan Lipat Kain Kabupaten Kampar, dimana Desa ini dapat ditempuh
dengan mengunakan transportasi darat dari Pekanbaru ke Desa Batu Sasak dengan
waktu tempuh 4 jam dan berjarak 120 Km.
Jumlah penduduk Desa Batu Sasak seluruhnya ada sebanyak 90 KK. Mata
pencarian penduduk Desa Batu Sasak umumnya adalah penyadap karet dan buruh
angkut kayu. Desa Batu Sasak merupakan daerah terisolir yang sampai saat ini belum
memperoleh penerangan dari sarana kelistrikan yang ada hanya mengandalkan lampu
minyak tanah dan genset pribadi yang mempunyai kapasitas terbatas.
Berdasarkan
1.2.
rancangan turbin air yang sesuai dengan kondisi yang ada di lokasi yang dimaksud dan
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima selama kuliah untuk diterapkan
dilapangan, sebagai salah satu wujud dan peran serta mahasiswa dalam penerapan
teknologi tepat guna bagi kepentingan masyarakat.
Tujuan yaitu menghasilkan turbin air sebagai generator pembangkit listrik untuk
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro guna kemajuan Desa dimaksud
dengan adanya sarana kelistrikan.
1.3.
Metodologi.
Dalam pelaksanaan menyusun tugas akhir ini, ada bebarapa tahapan kegiatan
1.5.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini, penulis akan memberikan gambaran
Mulai
Survey
Tidak
Data
Lengka
p
Ya
Perhitungan
Hasil
Tidak
Gambar
Ya
Sesuai
Kesimpulan
Selesai
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1.
Pendahuluan.
Tinjauan kepustakan merupakan bab yang membahas sistem mikrohidro yang
diambil dari literaturliteratur untuk mencari informasi tentang sistem mikrohidro dan
persamaan yang di gunakan untuk perhitungan sistem dari mikrohidro.
Pada bab ini di akan bahas tentang permasalahan yaitu Potensi Tenaga Air yang
terdapat di propinsi Riau, Rumus Dasar, Jenis turbin, Sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro, Bangunan Sipil, Peralatan Mekanikal Elektrikal dan Komponen Pendukung
Mikrohidro.
2.2.
satunya adalah potensi sumber energi air tersebar di berbagai daerah yang nantinya
dimungkinkan di kembangkan sebagai pembangkit listrik.
Potensi sumber energi air baik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (
PLTMH ) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) yang tersebar di Propinsi Riau
mencapai 949.206,4 kW atau 949,2064 MW dapat di lihat Potensi Tenaga Air di
Propinsi Riau dalam tabel 2.1 dan grafik 2.1 yang di manfaatkan 144.043,5 kW atau
baru sekitan 15,15 % dari potensi yang ada. Tersedianya potensi tenaga air yang
tersebar luas di Propinsi Riau dan masih banyaknya desa-desa yang belum terjangkau
oleh jaringan listrik PLN merupakan pendorong yang kuat untuk memanfaatkan tenaga
air skala kecil dengan membangun pusat-pusat tenaga mikrohidro.
No
Kabupaten
Lokasi
Potensi
( kW )
Keterangan
Kampar Kiri
178.000
Koto Tengah
103.000
Koto Panjang
Pangkalan Serai
8
9
Kampar
Kuantan Singingi
Kuantan
16.000
20 Telah beroperasi
350.000
Lubuk Jambi
57,9
10
11
Mandiangin
40,4
12
Pintu Kuari
10,9
Sungai Talas
10,3
Rokan Kanan
56.000
13
Rokan Hulu
Rokan Kiri
132.000
14
Tibawan
16,2
15
pendalian
27,2
Total
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Riau
949.206,40
2.3.
Rumus Dasar.
Dengan menggunakan rumus-rumus mekanika fluida yang merupakan rumusan
dasar, maka kita dapat menghitung daya turbin, luas penampang saluran dan dimensi
bagian-bagian turbin lainnya serta bentuk energi dari air yang ditentukan.
Bila tidak ada energi yang dimasukan ke dalam sistem ataupun dikeluarkan
maka diperoleh keadaan sebagai berikut :
+
2.
2.
2
1
= 2 +
2.
2
2
Dimana :
P = Tekanan ( kg/m2 )
v = Kecepatan ( m/s ) =
h = Elevasi/ketinggian ( m )
= Berat fluida ( kg/m3 )
Mengacu dalam persamaan Beroulli bahwa total energi pada titik masuk dengan
total energi pada titik keluar akan sama.
Qi =Qo
Energi aliran disetiap fluida yang mengalir tersusun atas tiga komponen :
Dimana :
W = Berat fluida ( kg )
P = Tekanan ( kg / m2 )
= Berat jenis fluida ( kg / m3 )
c. Energi Kinetis ( Ek ) sebesar :
Ek =
. 2
...........................................................................
2.
Dimana :
W = Berat fluida ( kg )
v = Kecepatan fluida ( m / s ) =
g = Kecepatan grafitasi ( m / s2 )
2
2.4.
Turbin Air.
Turbin berkaitan erat dengan generator, fungsi utamanya adalah mengubah
energi air menjadi energi listrik dimana air mengalir melalui turbin, memberi tenaga
penggerak ( runner ) dari turbin dandan memutar generator sehingga menghasilkan
listrik.
Menurut sejarah turbin sekarang ini berasal dari kincir air pada zaman
petengahan yang dipakai untuk memecah batubara dan keperluan pabrik gandum.
Tetapi disamping pemikiran dasar. Turbin moderen merupakan kemajuan teknologi dari
cabang cabang bidang teknik seperti mekanika zat cair, ilmu logam dan mekanika
teknik.
Turbin dengan menggunakan air sebagai fluida kerja dimana energi potensial
dirubah menjadi energi kinetik, dimana energi kinetik diperoleh karena adanya
perbedaan tinggi air dibendungan dengan poros roda turbin.
Konstruksi jenis turbin ini pertama kali dibuat sekitar tahun 1950 oleh seorang
Amerika yang bernama Howk dan Francis, turbin ini yang paling banyak dipakai,
karena tinggi air jatuh dan kapasitasnya yang paling sering didapat / sesuai dengan
kebutuhan. Dari hasil penggunaan dan penelitian yang terus menerus untuk
pengembangan selanjutnya, turbin Francis sekarang sudah bisa digunakan untuk tinggi
air jatuh sampai 700 meter dengan kapasitas air dan kecepatan putar yang sudah
memenuhi harapan.
Gambar 2.1 memperlihatkan sebuah jenis turbin Francis diamana turbin Francis
berbatasan dengan turbin Pleton dan begitu juga dengan turbin Kaplan. Penempatan
turbin Francis di dalam bangunan dibawah tanah adalah mungkin, yang baik dan
menguntungkan untuk turbin ini adalah bila tinggi permukaan air bawah sangat berubah
ubah. Tempat yang dibutuhkan untuk turbin Francis adalah lebih kecil. Rendeman
turbin ini untuk beban penuh adalah baik, tetapi akan memburuk bila bebannya tidak
penuh kecepatan spesifik turbin Francis adalah ( ns ) = 60 s/d 300 rpm.
Altenator
Net Head
Nautilus Turbine
Penstock
Draft Tube
Tailwater
Tail water
22"
Stream Bed
Foundatlon
A R A H M A S U K N Y A A IR
1.4.1.3.
Turbin Pelton.
Turbin Pelton termasuk dalam pilihan, bila dari kecepatan spesifik ( ns) = 8
s/d 15 rpm, diantara kecepatan spesifik ( ns ) 15 s/d 22 rpm tidak ada turbin. Pancaran
air akan mengenai sudu di tengah tengahnya dan sesuai dengan perimbangan
tempatnya air pancar tersebut belok ke kedua arah supaya ada kemungkinan
membaliknya air bisa di arahkan tegak lurus. Turbin ini dilengkapi dengan 4 buah
nozzel dan 6 buah nozzel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 2.3 Jenis Turbin
Pelton.
2.4.1.4.
Turbin Kaplan.
Jenis Turbin Kaplan seperti terlihat pada Gambar 2.4 adalah turbin tekanan
lebih yang spesial sudu jalan turbin ini kemurniannya sangat kecil dan pada saluran
sudu jalan belokannya. Pada waktu bekerja turbin ini bisa diatur posisinya, sesuai
dengan perubahan tinggi air jatuh, jadi turbin ini cocok untuk pusat air jatuh yang
dibangun disungai. Dimana makin kecil tinggi air yang tersedia, makin sedikit belokan
aliran air didalam sudu jalan. Turbin ini bekerja pada air jatuh yang berubah ubah
mempunyai kerugian, karena dalam perencanaan sudu turbin telah disesuaikan bahwa
perpindahan energi yang baik hanya terjadi pada titik normal yaitu pada kondisi
perbandingan kecepatan dan tekanan yang tertentu.
Putaran turbin kaplan tinggi, dengan demikian roda turbin bisa dikopel
langsung dengan generator, dimana putaran spesifik turbin ( ns ) = 270 s/d 1.000 rpm.
2.4.2
dengan tinggi tekan dari 2 meter sampai 2.000 meter. Berdasarkan wilayah tersebut,
diadakan penggolongan turbin. Mosoyi memaparkan tersebut, sebagai berikut :2
-
2 15 meter
15 50 meter
> 50 meter
Jenis Turbin
Arah Aliran
Francis
Pelton
Tangensial
Kaplan
Aksial
Cross Flow
Radial
Deriaz
diagonal
Jenis Turbin
Lambat
Sedang
Cepat
Francis
60 150
151 250
251 300
Cross-Flow
42 80
81 120
121 170
Kaplan
270 450
451 700
701 1.000
Pelton
8 15
16 30
31 70
Sumber: Sunarto Edy. M, Alex Arter, Ueli Mejar Pedoman Rekayasa Tenaga Air
TURBIN
Energi
GENERATOR
Energi Mekanis
Energi Listrik
Potensial Air
Gambar 2.7 Sistem Konversi Energi
2.5.1.1.Bendung.
Bendung berfungsi untuk meninggikan elevasi muka air di sungai sehingga air
dapat mengalir ke arah intake untuk selanjutnya dialirkan ke arah saluran pembawa
khususnya pada musim kemarau. Bendung di lengkapi dengan pintu air penguras yang
berfungsi mengatur jumlah air yang masuk ke intake sekaligus sebagai pintu penguras
2.5.1.2.Intake
Intake adalah bagunan baik disisi kiri maupun kanan bendung berfungsi untuk
mengalirkan air ke saluran pembawa sesuai dengan debit yang direncanakan. Intake
dirancang agar selalu mampu mengalirkan air sesuai dengan debit perencanaan pada
kondisi sungai yang bagaiamanapun. Pada intake dilengkapi saringan kasar untuk
mencegah sampah dan kayu-kayu masuk kedalam saluran pembawa.
Dalam mendisain intake dengan pintu stoplog perlu diperhatikan pertimbanganpertimbangan dalam perencanaan sebagai berikut:
a. Untuk menjaga naiknya muka air yang tinggi dalam saluran penghantar pada
saat sungai banjir, maka bangunan sadap harus dilengkapi dengan sekat dari
beton bertulang.
2Q
3C ( 2 gY ) 0 ,5
(meter).................................................... (1)
dimana :
b = Lebar pintu intake.
h = Tinggi pintu intake.
Q = Debit air, ( meter3/detik )
g = Percepatan grafitasi , ( 9,81 m/detik2).
Y = Kedalaman air dimuka pintu intake ( 0,2 s/d 0,5 )
C = Koefisien pengaliran.
e. Kecepatan air masuk di lubang sadap tidak boleh diambil lebih dari 1,5
m/detik.
f. Untuk menutup bangunan sadap dalam keadaan darurat dan waktu diadakan
perbaikan, bangunan sadap dilengkapi dengan balok sekat. Penempatan
2.5.1.3.Saluran Pembawa
Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake ke bak penenang
sehingga mengurangi perembesan dan pengikisan agar air yang masuk sesuai dengan
debit perencanaan. Saluran pembawa dirancang sesuai dengan debit yang direncanakan,
kemiringan antara dasar bendung dengan dasar bak pengendap serta kondisi daya
dukung tanah sepanjang lintasan saluran pembawa selain itu diperhitungkan pula
toleransi debit yang diijinkan masuk ke saluran pembawa pada kondisi banjir.
Air yang masuk melalui intake dengan debit sebesar Q ( m3/detik), dialirkan
melalui saluran penghantar. Kecepatan aliran (v) pada saluran ini (pasangan batu dan
diplester) dibatasi antara 1,2 s/d 1,5 m/detik. Besar kecepatan aliran ini dapat diatur
dengan kemiringan (slope) saluran. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi penggerusan,
bentuk saluran yang dipakai umumnya berbentuk trapesium dengan sudut 450 lihat
gambar 2.6 penampang saluran pembawa.
Q
(meter ) ................................................................................... (3)
v
Dimana :
A = Luas penampang saluran.
Q = Debit.
v = Kecepatan aliran air.
Radius hidraulic ( r ) Saluran tipe trapesium tersebut adalah :
r 0,5
Sin
. A ...................................................................... (4)
2 Cos
Maka didapat kemiringan / slope (S) saluran agar air mengalir dengan kecepatan (v)
adalah :
2
(nv
S
2 meter/meter .................................................................. (5)
3
(r )
Dimana :
S = Kemiringan saluran.
v = Kecapatan air.
r
= Radius hidraulic
Pintu Penguras
Pelimpah
Pintu Pengatur
Pipa Udara
Saringan
Sampah
Tampak Samping
Pipa Pesat
Tampak Atas
Saluran
Pembuang
a. Bangunan pelimpah,
b. Pintu penguras.
c. Lobang sadap untuk pipa pesat.
d. Pintu pengatur.
e. Saringan sampah.
Di dalam menentukan dimensi bak yang perlu diperhitungkan adalah tinggi
tenggelam pipa pesat (S), sedangkan lebarnya dapat disesuaikan dengan lebar saluran
pipa penghantar.
Tinggi tengelam pipa pesat (S) dihitung dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
S 0,54.v.D 0,5 ................................................................................... (8)
Kecepatan aliran dalam pipa (v) adalah :
v (0,125).(2 gH )0,5 (meter/detik)....................................................... (9)
Dimana :
g = Percepatan grafitasi ( 9,81 m/detik2 ).
H = Tinggi jatuh air, Head ( m ).
v = Kecapatan aliran dalam pipa. (m/dt).
setelah keluar dari bak penenang dipasang pipa nafas ( air vent ) dengan panjang
permukaan pipa 1 meter di atas permukaan air pada bak penenang. Pemasangan pipa
nafas dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tekanan rendah di pipa pesat apabila
mulut pipa pesat tersumbat tekanan rendah pada pipa pesat dapat merusak pipa pesat,
fungsi lain dari pipa pesat adalah untuk membantu mengeluarkan udara didalam pipa
pesat pada saat dilakukan pengoperasian pembangkit.
Setiap potongan pipa pesat dihubungkan dengan flanges dan dihubungkan
dengan baut-mur, karet packing dipasang antara flanges untuk menghindari kebocoran
sambungan flanges. Untuk lintasan pipa pesat yang panjang, dimana telah
diperhitungkan pemuaian maupun penyusutan pipa pesat akibat perubahan temperatur
dapat merusak struktur pondasi pipa pesat ( thrust block maupun sliding block ) biasa
dipasang expansion joint. Pada ujung dari pipa pesat sebelum masuk ke turbin dipasang
adaptor yang berfungsi untuk mengarahkan jalannya air dari penampung berbentuk
lingkaran di pipa pesat ke inlet turbin yang berbentuk segi empat. Pada adaptor biasa
dipasang alat pengukur tekanan air yang disebut pressure gauge. Angka yang
ditunjukkan oleh perssure gauge menunjukkan ketinggian ( head ) permukaan air
dihitung dari adaptor ke permukaan air di bak penenang. Pada adaptor juga dipasang
stop kran untuk memudahkan pengisian air pada ballast tank.
Didalam perencanaan pipa pesat, pertimbangan yang perlu dilakukan adalah
dalam hal sebagai berikut :
a. Pemilihan dimensi ekonomis (De) pipa pesat.
b. Perhitungan kehilangan Head.
c. Sambungan dan penyangga pipa.
d. Efek perubahan.
De =
4Q
(meter )..................................................................... ( 10 )
3,14v
Dimana :
De = Diameter pipa pesat.
Q = Debit air.
v = Kecepatan Aliran dalam pipa.
10.n 2 .Q 2
. L ( meter ) ........................................................ (11)
D2
Dimana :
n
= diameter pipa.
= panjang pipa.
No
Koefisien Kekasaran
permukaan pipa
Plastik
0,009 0,011
2.
0,012 0,013
3.
0,011 0,013
4.
0,011 0,012
5.
Besi Galvanis
0.015 0,017
6.
Logam berkerut
0,023 0,028
= Kb V .......................................................................... (12 )
2g
Hb
Dimana :
Hb
Kb
Konstanta Kb
Keterangan
( r/D )
1
Belokan 900
0,60
0,50
0,40
0,30
Belokan 450
0,45
0,375
0,30
0,225
Belokan 200
0,30
0,25
0,20
0,15
Sudut
S h ie ld
F la n g e
Baut
P ip a p e s a t
Penyangga pipa dipasang pada setiap belokan dibuat dari beton cor ( Anchor
Block). Akibat adanya perbedaan temperatur akan mengakibatkan terjadinya perubahan
panjang pipa ( L) dan sangat dirasakan bila menggunakan pipa yang cukup panjang,
Besar perubahan panjang pipa ini yaitu :
L = L .a. T, ( meter ) ...................................................................... (13)
Dimana :
L
= Koefisien perubahan panjang, ( 1,2 x 10-6), m/m .0C, untuk bahan baja.
2.5.1.6.Rumah Pembangkit.
Bagunan untuk melindungi dari keseluruhan sistem lihat Gambar 2.9. Rumah
turbin terdiri dari ruangan yaitu :
1. Ruang operator.
2. Ruangan Mesin.
Ruangan operator digunakan untuk pusat kontrol dari sistem pambangkit, sedangkan
ruangan mesin adalah tempat memposisikan turbin , generator , panel kontrol dan bak
ballast serta peralatan lainnya.
11
12
9
10
7
15
13
5
6
3
14
Pipa Pesat
8.
Panel
2.
9.
R. Operator
3.
Kolam
4.
nozzel
12. Teras
5.
Turbin
13. Drainage
6.
Pondasi Turbin
14. Kolam
7.
Generator
15. kWh
1000.Q
q11 .D H n
mm......................................................................(14)
Dimana :
q11
= Unit discharge.
Do
= Diameter runner.
Hn
n11
. Hn .............................................................................. ( 14 )
Do
Dimana :
nt
N11
= Unit kecepatan.
= 40, untuk turbin Cross-Flow T12R30.
Do
= Head.
ns
n1 Q
................................................................................... ( 15 )
H3/4
Dimana :
ns
nt
Hnet
kabel yang dihubungkan pada tebung generator dan sistem ini disebut jaringan labalaba. Konstruksi rotor jenis tiang yang menonjol ini cocok dengan hydro-generator.
Generator yang umum digunakan sebagai pembangkit energi listrik adalah
generator sinkron atau disebut alternator. Mesin ini mempunyai dua kumparan yaitu
pada bagian stator dan rotor. Kumparan rotor diberi tegangan DC melalui sumber
listrik DC yang disebut dengan exiter. Mengalirnya arus pada kumparan rotor ( If),
menyebabkan kumparan tersebut menghasilkan fluksi medan magnet. Oleh sebab itu
kumparan ini desebut dengan kumparan medan.
Disebabkan kumparan stator ( kumparan jangkar ) berada disekeliling kumparan
rotor, maka fluksi medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan rotor dirasakan oleh
kumparan stator. Agar tegangan terinduksi pada kumparan stator, maka rotor harus
diputar agar fluksi yang dihasilkannya dan dirsaskan oleh kumparan stator merupakan
fluksi yang berubah ubah setiap saat.
Apabila generator dibebani, maka kumparan stator akan menghasilkan medan
magnet yang akan melawan medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan rotor.
Kondisi inilah yang menyebabkan timbulnya reaksi jangkar. Dengan demikian
parameter yang terdapat pada generator berbeban adalah terdiri dari resistansi jangkan (
Ra ) sebagai akibat adanya lilitan kawat kumparan stator serta reaktansi pemagnetan (
Xm ) dan reaktansi jangkar ( Xa ) dapat dilihat pada Gambar 2.14 rangkayan ekivalen
generetor.
= Efisiensi generator
(2.24)
lit. 4 hal 13
60
sebagai berikut:
= Frekuensi (Hz)
tempat kedudukan V belt / plate belt untuk memindahkan daya dari poros turbin ke
generator. Dimana pully ini terpasang pada kedua ujung poros turbin dan generator.
Sedangkan belt dipergunakan adalah tipe V belt/plate belt sebagai peghubung poros
turbin dan generator melalui pully, untuk turbin Cross-Flow digunakan pully dengan
diameter 60 cm dan untuk menetukan diameter pully generator dapat dihitung dengan
rumus:
........................................................ (2.26) lit. 4 hal 12
Dimana:
Dg
nt
ng
Dt
Volume air
Kontrol
Turbin
Beban
Generator
Ballast
dan diserap oleh beban ballast. Keseimbangan antara daya yang dihasilkan oleh
generator dan daya yang diserap beban konsumen dan beban ballast diatur oleh sistem
kontrol. Dengan demikian akan selalu terjadi keseimbangan yang diatur oleh sistem
kontrol. Dengan adanya keseimbangan beban ini, maka kesetabilan tegangan dan
frekuensi listrik akan dapat terjaga pula.
Adapun notasi yang dipakai dalam segitiga kecepatan yang disepakati secara meluas
adalah :
c
= Kecepatan mutlak
= Kecepatan keliling
= Sudut kecepatan mutlak
= Sudut kecepatan relatif atau nisbi.
.D0 .nt
(m/s) ... (2.29) lit. 3 hal 12
60
Dimana :
D0 = Diameter luar turbin (meter)
nt = Putaran turbin (rpm)
D1
(m/s) ... (2.30) lit. 3 hal 14
D0
Dimana :
D1 = Diameter dalam runner = 0,2 m
D0 = Diameter luar runner = 0,3 m
u1 = Kecepatan keliling runner arah masuk.
u1 0
( )..(2.33) lit. 3 hal 12
u
2
1 = Arc Cos 2
w1 0
( ).. (2.34) lit. 3 hal 10
u1
2 = Arc Tan 2
Dimana :
1 = Ard Sin
Dimana :
Dimana :
rs = Jari-jari kelengkungan sudu
D0 . .
( cm) . (2.42) lit. 3 hal 13
360 0
.D0
.... (2.45) lit. 3 hal 10
S1
Dimana :
D0 = Diameter luar runner
S1 = Jarak antar sudu
2.5.7.1. Elbow
Elbo merupakan komponen penyambungan antara pipa pesat dengan nozzel.
Luas penampang elbow (Ae) dan direncanakan sama dengan luas penampang pipa pesat
(Ap), dimana luas penampang mulut elbow dan luas mulut elbow dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
Dimana :
De = Diameter pipa pesat (m)
Ae = Luas penampang mulut elbow (cm2)
Lebar mulut elbow (be)
be =
Ae
....... (2.48) lit. 8 hal 12
1e
Dimana :
2.5.7.2. Nozzel
Fungsi nozzel mengarahkan masuknya air dalam runner dimana ukurannya sama
dengan ukuran panjang mulut elbow, dimana panjang mulut nozzel (Ln) dan lebar
mulut nozzel (bn) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Panjang mulut nozzel (Ln)
Ln = 1e .......... (2.49) lit. 8 hal 13
Lebar mulut nozzel (bn)
bn = be .......... (2.49) lit. 8 hal 13
2.5.7.3.Pasak
Pasak adalah elemen masin yang dipakai untuk menetapkan bagian-bagian
mesin seperti roda gigi, sproket, puli dan kopling. Pada poros momen diteruskan dari
poros ke naf atau sebaliknya dimana ukuran pasak yang dinormalisasi dapat dilihat pada
tabel lampiran.
2.5.7.4. Poros
Poros adalah salah satu bagian elemen mesin yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya dan putaran. Dalam sistem turbin air sebagai pembangkit listrik
tenaga mikrohidro proses digunakan untuk mentransmisikan daya dari turbin ke
generator, untuk itu kita perlu mengetahui daya rencana (Pd), momen putir (T), tegangan
geser yang diizinkan ( a ), diameter poros (dp), diameter poros turbin (dpt), bantalan
dan tegangan geser yang terjadi ( ) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Dimana :
Pd = Daya rencana (kW)
fc = Faktor koreksi
= 1,2 digunakan.
Pt = Daya turbin (kW)
Pd
....... (2.52) lit. 7 hal 7
nt
Dimana :
T = Momen puntir ( kg.mm)
Pd = Daya rencana (kW)
Nt = Putaran turbin ( rpm )
a=
b
........... (2.53) lit. 7 hal 8
Sf1 .Sf 2
Dimana :
= Faktor keamanan untuk bahan S-C dengan pengaruh massa dan baja
paduan = 6
Sf2
dp = .K t .C b .T
a
Dimana :
1/ 3
dp
Kt
= 1,0 1,5
Cb
= 1,2 2,3
T = Momen puntir (kg.mm)
5,1.T
........... (2.55) lit. 7 hal 7
dp 3
Dimana :
T = Momen puntir (kg.mm)
dp = Diameter poros (mm)
Berat poros
Untuk mendapatkan harga difleksi maksimum suatu poros, maka kita harus
mengetahui dahulu berat poros dengan persamaan sebagai berikut:
-
Vpr =
-
k g.
W p .Ym
W p .Ym
Dimana :
g
Wp = Berat poros
Ym = Defleksi maksimum
Putaran Kritis
Putaran kritis adalah putaran yang terjadi pada suatu mesin bilamana putaran
dari mesin dapat bertambah atau berkurang dengan putaran tertentu dimana
proses mesin akan mengalami getaran yang sangat besar. Pengaruh putaran
kritis dapat mengakibatkan terjadinya kontak langsung antara bagian yang
berputar dengan yang diam, misalnya antara sudut gerak dengan casing. Hal
ini menyebabkan kerusakan pada bearing dan poros. Putaran kritis yang idial
berkisar 20 -40% dari putaran kerja.
Untuk menghitung putaran kritis dapat dipergunakan persamaan sebagai
berikut:
Nk =
60.
(rpm) ............... (2.59) lit. 8 hal 288.
2.
Dimana :
BAB III
SURVEY LAPANGAN
3.1. Pendahuluan.
Pemanfaatan tenaga air sebagai pembangkit listrik tidak terlepas dari kondisi suatu
wilayah, dimana pembangunan tenaga air menjadi energi listrik yang merupakan suatu
rekayasa teknologi dan tergantung dari dua parameter yaitu debit air dan tinggi terjun
dimana tenaga potensial berbanding lurus dengan kedua perubahan tersebut.
Pada bab ini akan dibahas pokok permasalahan mengenai diskripsi lokasi, iklim,
persiapan survey lapangan, pengukuran debit, pengukuran kecepatan aliran sungai,
perhitungan luas penampang sungai dan pengukuran tinggi terjun ( head ).
3.1.Iklim.
Desa Batu Sasak Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar terletak di
dalam zona iklim tropis dengan temperatur rata-rata 290 C musim kemarau terjadi pada
bulan Maret hingga bulan September dan musim hujan terjadi pada bulan Oktober
hingga bulan Pebruari dengan jumlah hari hujan pada bulan Desember sebanyak 21
hari dengan curah hujan sebanyak 419 mm dan jumlah hari hujan minimum terjadi
pada bulan Juli sebanyak 6 hari hujan dengan curah hujan sebanyak 88 mm. Jumlah
perkiraan hari hujan pada tahun 2010 sebanyak 148 hari dengan curah hujan sebanyak
2.381 mm / tahun.
Gambar rencana tata letak ( layout) bangunan PLTMH yang diplot pada peta
topografi.
3.3.Pengukuran Debit .
Debit adalah banyaknya air yang tersedia pada suatu sungai, turbin air sebagi
pembangkit listrik memerlukan ketersediaan air yang cukup dan konstan sebagai
penggerak turbin, dengan demikian maka diperlukan pengukuran-pengukuran debit
yang dilakukan baik dalam musim ke kering dimana aliran air berada dalam kondisi
paling rendah hal ini penting sekali untuk menjamin kelangsungan operasi mesin
tersebut. Didalam pengukuran debit air ada 2 aspek penting yang harus diperhatikan :
a. Pengukuran kecepatan aliran sungai.
b. Pengukuran luas penampang sungai.
pelampung pada jarak yang dimaksud, pada lintasan sungai sebanding dengan waktu
yang dibutuhkan pelampung untuk melintasinya. Peralatan yang dibutuhkan adalah
stop watch dan meteran gulung lihat gambar 3.1. pengukuran kecepatan sungai, pada
lintasan sungai sebanding dengan waktu yang dibutuhkan pelampung untuk
melintasinya. Peralatan yang dibutuhkan adalah stop watch dan meteran gulung.
15
PELAM PUN G
JA R A K Y A N G
D IT E M P U H
PELA M PU N G
Hasil pengukuran yang dilakukan sebanyak 7 kali pada bagian sungai yang
dimulai dari titik paling pinggir paling kiri sampai pinggir paling kanan dan semangkin
rapat pengukuran jarak semangkin baik hasil pengukurannya, pengukuran dilakukan
pada bulan Januari 2011 dimana pada bulan tersebut merupakan musim kering yang
nantinya digunakan sebagai debit rencana hal ini dimaksud agar mesin dapat beroperasi
secara efisien, di Desa Batu Sasak Kecamatan Kampar Kiri hulu Kabupaten Kampar
didapat data data kecepatan aliran lihat tabel 3.1. pengukuran kecepatan aliran air
sungai yang merupakan hasil pengukuran :
Tabel 3.1. Data Hasil Pengukuran Kecapatan Aliran
Panjang
Waktu tempuh ( t )
Waktu Tempuh
Kecepatan
( detik )
Rata Rata
Pelampung
(detik )
( meter/detik
Lintasan
( meter )
t1
t2
t3
t4
t5
15
65
55
65
75
55
t6
57
t7
67
tr
Vp
62,7
0,24
Dari data di atas maka kita dapat menghitung waktu tempuh rata - rata berjarak
15 meter adalah :
tr
t1 t2 t2 3 t4 5 t6 t6 tt
n
65 55 65 75 55 57 67
7
439
7
= 62,7 m / detik.
Maka kecepatan pelampung yang dihasilkan dengan mempertimbangkan
koefisien aliran dasar sungai berupa pasir dengan harga 0,7 adalah :
Kecepatan pelampung :
Vp = P / t
= 15 / 62,7
= 0,24 m/detik.
sedangkan kecepatan rata-rata aliran sungai ( Vr ) adalah :
Vr = c. Vp
= (0,7) . (0,24)
= 0,168 m/detik
Dimana :
t
= Waktu tempuh.
tr
= banyaknya pengukuran.
P = Panjang lintasan.
Vp = Kecepatan pelampung.
Vr = Kecepatan rata-rata aliran sungai.
MUKA AIR
L
h1
h2
h3
h4
h5
h6
h7
Dalam sungai ( h )
Dalam
Luas
Sungai
( meter )
sungai
Penampang
rata-rata
Sungai
( meter )
( m2 )
hr
0,44
3,52
(meter )
h1
h2
h3
0.40
0,41
0,45
h4
h5
h6
h7
0,50
0,46
0,45
0,42
3,09
7
= 0,44 m2.
Dari data diatas maka didapatkan luas penampang sungai ( A ) adalah :
A hr . L
= ( 0,44 ) ( 8 )
= 3,52 m2
Dengan demikian dari hasil analisa hasil survey yang telah dilaksanakan , maka
kita dapat mencari debit ataupun kapasitas air sungai Sialang Desa Batu Sasak
Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
Q = A . Vr
= 3,52 . 0,168
= 0,59 m3/detik
3.4.Pengukuran Head.
Pengukuran beda tinggi ( head ) dapat dilakukan dengan menggunakan cara
sederhana yaitu dengan menggunkan 2 buah mistar dan selang air lihat gambar 3.3 atau
dengan menggunakan alat ukur sudut ( TOPCON). Dari hasil pengukuran beda tinggi di
h1
H2
Beda Tinggi H1 = H2 - h1
Sungai
h2
H3
2
HII = H3 - h2
h3
3
H4
HIII = H4 - h3
2.
a. Pasak dan tongkat ukur terlebih dahulu diberi garis ukur setiap 10 cm.
b. Isi selang dengan air.
c. Tentukan titik permukaan pengukuran dan titik akhir pengukuran, titik
permulaan terletak pada kedudukan bak penenang sedangkan titik akhir pada
tepi sungai dibawah bangunan rumah mesin.
3.
BAB IV
ANALISA RANCANGAN BENTUK TURBIN
4.1. Pendahuluan
Dalam
perencanaan
analisa
bentuk
turbin
hal
yang
pokok
untuk
pula sebaliknya tinggi bendungan tergantung dari pada luas areal genangan. Untuk
perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro yang berada di Dusun Pangkalan
Serai Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar dan sesuai dengan kondisi di
lapangan maka bendungan direncanakan selebar 13 meter dan tinggi 2,5 meter dan luas
genangan yang akan terjadi seluas 50 m2.
4.2.2. Intake
Intake adalah bagunan baik disisi kiri maupun kanan bendung berfungsi untuk
mengalirkan air ke saluran pembawa sesuai dengan debit yang direncanakan. Besar
debit air ( Q ) yang masuk ke pintu intake menuju saluran penghantar dan terus ke
turbin ditentukan oleh ukuran pintu intake.
Dimensi intake dapat dihitung dengan persamaan ( 2.7 )
-
2
3 (2
2.0,59
3.0,4(2.9,81.1,5)
= 0,4 m
3
= .
2
3
0,4 = 0,6
2
Saluran pembawa adalah jalan air dari bangunan sadap sehingga air dapat
dimasukkan ke dalam pipa pesat, saluran harus merupakan saluran dengan aliran bebas
dan apabila melalui medan dimana bahaya longsor menimbulkan kerugian yang besar
maka saluran dapat dibuat tertutup sedangkan apabila tidak ada bahaya longsor maka
saluran dapat dibiarkan terbuka.
Bentuk penampang saluran pembawa dipilih antara trapesium dan empat persegi
panjang sesuai dengan keadaan geologi dan topografi daerah setempat. Pada jenis tanah
yang cukup sulit digali dengan tenaga manusia maupun medan yang terjal bentuk
penampang ditentukan empat persegi panjang sedangkan pada kondisi tanah yang
cukup mudah digali bentuk penampang ditentukan bentuk trapesium.
Melihat kondisi yang ada dimana jenis tanah di lokasi adalah tanah pasir padat
maka saluran yang direncanakan untuk dibuat adalah bentuk trapesium dengan sudut
kemiringan 450, dimana dimensi luas penampang saluran (AS) dapat dihitung dengan
persamaan ( 2.9 ) dan kecepatan aliran air (Vs) 1,2 m / s yang diambil :
=
0,59
= 0,49 m
1,2
Dan radius hidraulic ( r ) saluran tipe trapesium dapat dihitung dengan persamaan
(2.10) :
= 0,5
= 0,5
45
. 0,49 = 0,22 m
45
2
Untuk menghitung kemiringan/slope (S) saluran agar air mengalir dengan kecepatan
(VS) dapat dihitung dengan persamaan (2.11) :
=
=
. ,
= 0,001 /
( )
Dan dimensi saluran pembawa dapat dihitung dengan persamaan (2.12 dan 2.13) :
-
Kedalaman saluran:
d = 2r
= 2.0,22 = 0,44 m
4.0,22
= 1,36
45
Kecepatan aliran dalam pipa (VP) dapat dihitung dengan persamaan ( 2.15 ):
= (0,125). (2
= (0,125). (2.9,81.7)
= 1,465 m/s
Diameter ekonomis pipa pesat (De) dapat dihitung dengan persamaan (2.16):
=
=
4
3,14
4.0,59
= 0,7 m
3,14.1,465
Sehingga tinggi tenggelam pipa pesat (S) dapat dihitung dengan persamaan (2.14) :
= 0,54.
= 0,54.1,465. 0,7
4.2.5. Pipa Pesat
= 0,66 m/s
10.
= 0,225
1,465
= 0,025 m
2.9,81
Head net ( Hn) adalah Head hasil pengukuran dilapangan (HI) dikurangi head
akibat gesekan (Hf) ditambah head belokan total (Hbt) sehingga head total
menjadi :
Hn = Hl ( Hf + Hbt )
Disamping hal-hal teknis tersebut diatas, untuk itu perlu juga hal-hal untuk
menjadi pertimbangan dibawah ini
1. Komponen harus cukup andal karena dipakai di daerah terpencil jauh dari sarana
untuk perbaikan.
2. Biaya pembuatan murah.
3. Mudah dan sederhana pembuatannya. Hal ini dimaksudkan agar dapat dibuat di
bengkel-bengkel kecil.
Guna mencapai tujuan di atas tanpa menyimpang disain teknis yang
dipersyaratkan maka perlu dihitung dimensi turbin meliputi :
1000.
.
1.000.0,59
0,92.0,36,884
= 81,5 cm
Dimana
Di = Diameter dalam
Do = Diameter luar
2
= .
3
= 20 cm
40
. 6,884 = 350 rpm
0,3
350. 23,9
= 153 rpm
6,884 /
Dari tinjauan di atas bahwa untuk Desa Batu Sasak jenis turbin yang cocok
adalah jenis Cross-Flow.
. g . Hn . t
4.4.
Perencanaan Elektrikal
Elektrikal merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu sistem
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro dimana generator merubah energi mekanis yang
dihasilkan turbin di ubah menjadi tenaga listrik.
4.4.1. Generator
Dalam sistem ketenagalistrikan generator memegang peranan yang sangat
penting dalam menghasilkan tenaga listrik, dimana bila poros generator diputar sampai
pada putaran nominalnya. Daya dan putaran generator dapat dicari dengan
menggunakan persamaan yang terdapat pada bab sebelumnya yaitu :
Untuk mencari daya dan putaran generator pada spesifikasi pabrik efisiensi (g)
91,5 % diambil dengan alasan bahwa generator akan dipakai pada beban penuh, proses
perhitungan dengan menggunakan persamaan ( 2.24 ) :
Pg = ( Pt . g )
= 23,9 . 0,915 = 21,8 kW
4.4.1.2
Putaran Generator
Untuk mencari putaran generator dapat dicari dengan persamaan ( 2.25 ) :
=
60
60.50
= 1.500 rpm
2
60.350
= 14 cm
1.500
=
350
= 0,2
1.500
Jadi perbandingan rasio putaran turbin dan putaran generator adalah 1 : 5 artinya
dimana satu kali putaran yang terjadi pada pully turbin sama dengan lima kali putaran
yang terjadi pully generator.
4.5.2. Kecepatan keliling pully ( v )
Kecepatan keliling pully turbin sama dengan kecepatan keliling pully generator
maka :
=
. .
60. . 350
=
= 18,3 cm
3.600
3.600
1
L = 2 . sp + . Dg + Dt +
. (60 14)2
2
4. sp
= 2.90 +
. (14 + 60) +
1
. (60 14) = 288,5 cm
4.90
c =
2. .
( / )
2.9,81.6,884 = 11,6 /
. D . n
(m/s)
60
. 03.350
= 5,49
60
D
(m/s)
D
0,2
= 3,66 m/s
0,3
dan 2.34) :
Sudut-sudut kecepatan mutlak sisi masuk (
).
( )
= Arc Cos 2.
= Arc Cos 2.
5,49
= 18,8
11,6
= Arc Tan 2.
= Arc Tan 2.
90
( )
6,44
= 66,9
5,49
2.36) :
).
Kecepatan kisi sudut (s) dapat dicari dengan persamaan ( 2.37 dan 2.38 ) :
Sudut kisi sudut arah pemasukan (
).
= Arc Sin
10.
( +
c
= Arc Sin
33 + 90
= 46,3
11,6
= 180 (
= 180 2(
2
1
2.
4,89 + 15 2.15.
1.
33 = 14,3 cm
. .
3600
30. . 45
= 11,7 cm
360
Junmlah sudut ( Zs )
Z =
=
.D
S
. 30
= 15
6,4
. De2
4
. 70 = 3.846 cm
4
Ae
le
3.846,5
= 47 cm
81,5
4.6.3. Nozzel
Dalam perhitungan nozzel dimana dimensi nozzel sama dengan panjang mulut
elbow dapat dihitung dengan menggunkan persamaan ( 2.49 dan 2.50 ) :
Panjang mulut nozzel ( lc )
ln = lc = 70 cm
lebar mulut nozzle ( bc ) m
bn = bc = 47 cm
4.6.4. Kecepatan Air Keluar Nozzel
Untuk mendapatkan kecepatan air yang keluar dan nozzel ( vo ), maka dapat
dicari sebagai berikut :
Laju aliran volume ( Qo )
Qo = v o . A c
4.7. Pasak
vo =
Qo
0,59
=
= 1,5 m/s
Ae 3.846,5
Pada perencanaan pasak untuk turbin air disini dipakai pasak benam yang
mempunyai penampang segi empat dimana terdapat juga bentuk prigmatis dan tirus dan
diberi kepala untuk memudahkan pencabutan.
Untuk menghitung dimensi pasak yang digunakan berdasarkan diameter poros
dan telah dinormalisasi, dimana diameter poros ( dp ) = 60 mm maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
-
Lebar pasak ( b )
= 15 mm
Tinggi pasak ( h )
= 10 mm
Panjang pasak ( 1 )
= 100 mm
= 5 mm
4.8. Poros
Untuk merencanakan poros yang berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran,
hal-hal yang harus diperhatikan yaitu : kekuatan poros, kekakuan poros, putaran kritis.
4.8.1. Daya Rencana (Pd )
Daya rencana yaitu untuk mengetahui momen puntir yang terjadi, dapat dihitung
dengan persamaan ( 2.51 )
28,68
= 79.812,3
350
1.
95
= 7,9kg/mm
6.2
5,1
dp =
.
1/3
5,1
. 1,3.1,5.79.812,3
7,9
= 46,5 mm
4.8.5. Bantalan.
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros dan beban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang
umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin
lainnya bekerja dengan. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh
sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Ukuran bantalan sebagai berikut
-
Nomor Bantalan
30310
50 mm
110 mm
Lebar bantalan ( B )
27 mm
1,7
0,95
8.900 kg
9.950 kg
(2.55) :
=
5,1.
kg/mm
= Poros
B dan D
= Poros bantalan
= Poros Runner
Untuk mendapatkan berat poros dapat dihitung dengan persamaan ( 2.56 dan
2.57 ) :
-
Berat poros ( Wp )
(46,5) . 254 +
Wp = Wpr +
= 3.566 . 625 . 7,8 . 10-6 = 28 kg
Dimana :
Wpl = Berat Pully
= 5 kg
Wr
= 15 kg
= Berat Runner
l1
= 254 mm
l2
= 407,5 mm
l3
= 407,5 mm
=+
Rb ( l2 + l3 ) Wpl . l1 + Wr . l2 = 0
Rb ( l2 + l3 ) = Wpl . l1 Wr . l2
Rb =
Rb =
,
,
.
.
= 5,9 kg
MB = +
Ra ( l2 + l3 ) Wpl . ( l1 + l2 + l3 ) + Wr . l3 = 0
Ra ( l2 + l3 ) = Wpl . (l1 + l2 + l3 ) + Wr . l3
Ra =
Ra =
W . (l + l + l )
l +l
F1 = 33 Kg
b = 815 mm
F2 = 43 Kg
64
.
64
. (64,5) = 8,4. 10 mm
3. .
. .
3. .
33. (254)
43. (254) . 815
+
= 5,3. 10 mm
3. (2,1. 10 ). (8,4. 10 ) 3. (2,1. 10 ). (8,4. 10 )
Y
Jadi:
. .
16. .
43.254. 815
= 2,6. 10 mm
16. (2,1. 10 ). (8,4. 10 )
Yc = Yc1 + Yc2
= 5,3 . 10-2 + 2,6 . 10-2 = 0,079 mm
b. Difleksi dititik D adalah :
Jadi :
. .
16. .
.
48. .
33.254. 815
= 1,97. 10 mm
16. (2,1. 10 ). (8,4. 10 )
43.815
= 3,3. 10 mm
48. (2,1. 10 ). (8,4. 10 )
Yd = Yd1 + Yd2
= 1,97 . 10-2 + 3,3 . 10-5 mm = 0,0197 mm
Maka difleksi maksimum ( Ym ) dengan harga 1,9 . 10-5 m
4.8.12.
:
=
=
9,81.
28. (1,9. 10 )
= 718,5 rad/s
28. (1,9. 10 )
Nk =
60. k
2.
60.718,5
= 6.321 rpm
2.
Karena putaran kritis ( Nk ) > lebih besar dari pada putaran turbin ( nt ) maka
poros turbin dapat beroperasi dengan aman dimana putaran kritis (Nk = 6.321 rpm) dan
putaran turbin (nt = 350 rpm).
4.9.
Sistem Kontol
Kerugian genset :
- Menggunakan bahan bakar cukup banyak apabila penggunaan listrik 24 jam.
- Menimbulkan polusi udara.
- Biaya perawatan yang cukup mahal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan.
Dari hasil survey potensi energi air sebagai penggerak turbin yang dilaksanakan di
Desa Batu Sasak Kecapatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar diperoleh data sebagai
berikut :
a. Desa Batu Sasak Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar
merupakan daerah yang terisolir yang belum menikmati sarana kelistrikan.
b. Debit air ( Q ) sesuai hasil analisa didapat
= 0,59 m3 / detik
Tinggi terjun
=7m
= 21,8 kW
d. Putaran Generator ( Ng )
= 1500 rpm.
e. Tegangan
= 20/380 Volt.
= 23,9 kW.
g. Intake
i.
ii.
= 0,4 m
= 0,6 m
h. Saluran pambawa
i.
Kedalaman saluran ( d )
= 0,44 m
ii.
= 1,36 m
= 0,066 m
ii.
= 0,05 m
iii.
Head total
6,884 m
Panjang
= 20 m
ii.
Lebar
= 0,7 m.
k. Elbow
i.
Luas penampang ( Ap )
ii.
Lebar mulut
= 3,846 cm2
( bc )
= 47
cm
l. Nozzel
i.
= 70 cm
ii.
= 47 cm
= 1,5 m/s
Kedalaman saluran
= 0,44 m
ii.
= 1,36 m
o. Turbin yang sesuai dengan kondisi lokasi yang dapat diterapkan adalah jenis
Cross-Flow Tipe T12 R30 bo815 mm, daya Turbin 23,9 kW dan putaran 350
rpm.
p. Roda Turbin ( runner )
i.
Panjang ( bo )
= 815 mm
ii.
Diameter luar ( Di )
= 200 mm
iii.
Diameter dalam ( Do )
= 300 mm
iv.
= 70 mm
v.
Berat poros ( Wp )
= 28 kg
vi.
Berat runner
= 15 kg
vii.
Kecepatan putaran ( ns )
= 350 rpm
viii.
Kecepatan spesifik ( ns )
= 135 rpm
i.
Diameter pully ( Dg )
= 600 mm
ii.
Diameter generator ( v )
= 140 mm
iii.
= 900 mm.
iv.
= 90 cm
v.
= 288,5 mm
i.
Jumlah sudu ( Zs )
= 15 Buah
ii.
Sudut sudu
q. Pully
r. Sudu
= 21,40
Kecepatan mutlak ( c )
ii.
Sisi masuk ( c1 )
= 11,6 m/s
iii.
Sisi keluar ( c2 )
= 6,1 m/s
iv.
Sisi masuk ( u1 )
= 5,49 m/s
vi.
Sisi keluar ( u2 )
= 3,66 m/s
vii.
Kecepatan relatif ( w )
viii.
Sisi masuk ( w! )
= 6,44 m/s
ix.
Sisi keluar ( w2 )
= 4,8 m/s
x.
xiii.
xi.
Sisi masuk ( 1 )
= 18,80
xii.
Sisi keluar ( 2 )
= 66,90
xiv.Sisi masuk ( 1 )
= 330
xv.Sisi keluar ( 2 )
= 900
t. Pasak
i.
Lebar pasak
b)
= 15
mm
ii.
Tinggi pasak ( h )
= 10 mm
iii.
Panjag pasak
= 100 mm
iv.
= 5 mm
v.
= 5 mm
i.
Daya rencana ( Pd )
= 28,68 kW
ii.
Momet puntir ( T )
(l)
u. Poros
79.812,3
kg.mm
iii.
iv.
Diameter poros ( dp )
v.
vi.
= 46,5 mm
= 14 kg
vii.
= 33 kg
viii.
= 43 kg
i.
= 50 mm
ii.
= 110 mm
iii.
Lebar bantalan ( B )
= 27 mm
iv.
= 1,7
v.
= 0,95
vi.
= 8.900 kg
v. Bantalan
vii.
4.2. Saran.
Dari hasil analisa diatas untuk dapat direncanakan tahap selanjutnya yaitu tahap
Pembangunan Pembangkit Listrik Mikrohidro ( PLTMH ) perlu dilakukan analisa yang
lebih detail dari berbagai aspek baik teknis, ekonomis maupun terhadap lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga, Jakarta.
No
Data
Simbol
Nilai
Satuan
1
2
3
4
5
6
7
10
11
12
13
14
15
16
17
Q
H
Pg
Ng
Pt
nt
0,59
6,664
21,8
1500
23,9
350
m3/tedit
m
kW
rpm
kW
rpm
b
h
0,4
0,6
m
m
d
W
Hf
Hb
0,44
1,36
0,066
0,05
6,884
m
m
m
m
m
p
l
20
0,7
m
m
Ap
bc
3,846
47
cm2
cm
lc
bc
70
47
cm
cm
Qo
1,5
m/s
0,44
1,36
m
m
815
200
300
70
28
15
350
135
mm
mm
mm
mm
mm
mm
rpm
Rpm
Lk
600
140
900
90
288,5
mm
mm
mm
cm
mm
ZS
15
buah
bo
D1
D0
dpt
Wp
ns
ns
Dg
v
sp
Sudut Sudu
18 Pasak
Lebar Pasak
Tinggi Pasak
Panjang Pasak
Tinggi Bagian Pasak Bawah
Tinggi Bagian Pasak Atas
19 Poros
Momen Puntir
Tegangan Geser Yang Diinginkan
Diameter Poros
Momen Lentur Pada Poros
20 Bantalan
Diameter bantalan dalam
Diameter Bantalan Luar
Lebar Bantalan
Faktor Beban Aksial
Faktor Beban Aksial
Kapasitan Nominal Dinamik Spesifik
Kapasitan Nominal Statik Spesifik
21,4
derajat
b
h
l
tl
t2
15
10
100
5
5
mm
mm
mm
mm
mm
T
dp
Ra
79.812,3
7,9
46,5
14
kg.mm
kg/mm2
mm
kg
di
D
B
YI
Y0
C
C0
50
110
27
1,7
0,95
8.900
9.950
mm
mm
mm
kg
kg