Disusun Oleh :
Nama Anggota :
Bibim Nugroho
(21412455)
Geraldi Geastio
(23412119)
Imam Maulana
(23412634)
Nur Arifin
(25412447)
3IC04
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
2014
1
Kata Pengantar
Pengecoran logam merupakan salah satu metode pembentukan benda kerja atau bahan
baku benda kerja yang telah sejak lama dilakukan bahkan jauh sebelum berkembangnya Ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagaimana bukti-bukti yang ditemukan oleh archaeologist
berupa benda kuno seperti koin-koin emas, perak dan perunggu dalam bentuk tiga dimensi
dibuat melalui proses pengecoran, artinya paling tidak proses pengecoran sudah dilakukan
sejak berkembangnya peradaban manusia.
Dalam berbagai hal benda-benda kerja yang dibentuk melalui proses pengecoran
memiliki keunggulan baik sifat maupun efisiensinya pembentukannya, bahkan tidak dimiliki
oleh bahan yang dibentuk dengan cara lain, misalnya pada besi/baja tempa, dimana bendabenda tuangan (hasil pengecoran) sifat-sifatnya dapat ditentukan oleh formulasi campuran
dan dapat diperbaiki menurut kebutuhan kita, bentuk dan dimensinya dapat dibentuk melalui
pengecoran ini, misalnya rongga- rongga, saluran-saluran dan lain-lain yang mungkin tidak
dapat dilakukan dengan cara lain, dengan demikian benda tuangan berkembang sejalan
dengan moderenisasi teknologi itu sendiri hal ini dikarenakan benda tuangan memiliki
keunggulan dan dapat diterima diberbagai jenis produk, seperti permesinan, automotif, listrik
dan elektronik, konstruksi/ bangunan gedung, assesoris dan lain-lain. Namun demikian jika
kita lihat industry manufaktur yang bergerak dibidang pengecoran ini jumlahnya masih
relative kecil dengan kualitas produknya pun masih rendah walaupun ada produk dengan
kualitas tinggi tetapi masih dengan teknologi luar negeri. Hal ini menjadi tantangan bagi kita
semua agar dapat berkompetisi dengan bangsa lain terutama dalam era globalisasi seperti
sekarang ini.
Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat dan berguna
dalam
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
MATERI PEMBAHASAN METAL CASTING PROCESS......................................... 4
1. Sejarah Pengecoran................................................................................................. 4
2. Definisi Umum ....................................................................................................... 5
3. Klasifikasi .............................................................................................................. 5
4. Bahan-Bahan Coran ............................................................................................... 6
5. Proses Pengecoran Logam...................................................................................... 7
6. Sand Casting (penuangan dengan cetakan pasir) ................................................... 8
7. Bahan cetakan dan bahan teras................................................................................9
8. Proses peleburan (pencairan) logam tuangan (cor)..................................................9
9. Proses penuangan....................................................................................................11
10. Studi Kasus :
Cacat Cor Pada Pengecoran Burner Kompor..........................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................13
1. Kesimpulan ............................................................................................................15
2. Saran.....15
DAFTAR PUSTAKA
iii
1. Sejarah Pengecoran
Peleburan tembaga nampaknya telah berkembang secara terpisah dalam beberapa
bahagian dunia. Di samping perkembangan di Anatolia pada 5000 SM, ia dikembangkan di
China sebelum 2800 SM, Amerika Tengah sekitar 600 TM, dan Afrika Barat sekitar 900 TM.
3
2. Definisi Umum
Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau
plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam
cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-pecah untuk dijadikan
4
Pengecoran digunakan untuk membentuk logam dalam kondisi panas sesuai dengan
bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam cair atau
plastik yang bisa meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut air misalnya
beton atau gips, dan materi lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam
kondisi basah seperti tanah liat, dan lain-lain yang jika dalam kondisi kering akan
berubah menjadi keras dalam cetakan, dan terbakar dalam perapian. Proses
pengecoran dibagi menjadi dua: expandable (dapat diperluas) dan non expandable
(tidak dapat diperluas) mold casting
3. Klasifikasi
Klasifikasi yang berkaitan dengan bahan pembentuk, proses pembentukan, dan
metode pembentukan dengan logam cair, dapat dikategorikan sebagai berikut:
Expendable mold, yang mana tipe ini terbuat dari pasir, gips, keramik, dan bahan
semacam itu dan umumnya dicampur dengan berbagai bahan pengikat (bonding
agents) untuk peningkatan peralatan. Sebuah cetakan pasir khas terdiri dari 90% pasir,
7% tanah liat, dan 3% air. Materi-materi ini bersifat patah (bahan ini memiliki
kemampuan untuk bertahan pada temperature tinggi logam cair). Setelah cetakan
telah berbentuk padat, hasil cetakan dipisahkan dari cetakannya.
Permanent molds, yang mana terbuat dari logam yang tahan pada temperature tinggi.
Seperti namanya, cetakan ini digunakan berulang-ulang dan dirancang sedemikian
rupa sehingga hasil cetakan dapat dihilangkan dengan mudah dan cetakan dapat
digunakan untuk cetakan berikutnya. Cetakan logam dapat digunakan kembali karena
bersifat konduktor dan lebih baik daripada cetakan bukan logam yang terbuang
setelah digunakan. sehingga, cetakan padat terkena tingkat yang lebih tinggi dari
pendinginan, yang mempengaruhi sturktur mikro dan ukuran butir dalam pengecoran.
Composite molds, yang mana terbuat dari dua atau lebih material yang berbeda
(seperti pasir, grafit, dan logam) dengan menggabungkan keunggulan masing-masing
bahan. Pembentuk ini memiliki sifat tetap dan sebagian dibuang dan digunakan di
4. Bahan-bahan Coran
Besi
Besi cor (cast Iron) dapat didefinisikan sebagai paduan besi yang memiliki kadar
karbon lebih dari 1,7 %. Umumnya kadar karbon ini berada pada kisaran antara 2,4 hingga
4 %, merupakan bahan yang relatif mahal, dimana bahan ini diproduksi dari besi kasar atau
besi/baja rosok. Produk besi cor memiliki fungsi mekanis sangat penting dan diproduksi
dalam jumlah besar. Prosesnya sering dilakukan dengan cara menambahkan unsur
graphite ke dalam ladle sebagai pengendali. paduan besi cor (alloy iron castings) bahannya
telah dilakukan penghalusan (refined) dan pemaduan besi kasar (pig iron). Produk-produk
seperti crankshaf, conecting rod dan element dari bagian-bagian mesin sebelumnya dibuat
dari baja tempa (steel forgings), sekarang lebih banyak menggunakan high-duty alloy iron
casting.
Alumunium
Alumunium casting merupakan suatu cara ( metode ) pembuatan paduan logam
alumunium dengan menggunakan cetakan ( die casting atau sand casting ) dengan cara
melebur paduan logam yang kemudian dituang didalam suatu cetakan sehingga mengalami
pendinginan ( solidification ) didalam cetakan. Alumunium dipilih sebagai bahan dasar
casting karena memiliki beberapa sifat yaitu :
Alumunium merupakan unsur dengan massa jenis yang rendah ( 2.7 g/cm3)
sehingga dapat menghasilkan paduan yang ringan
Tembaga
Tembaga digunakan secara luas sebagai salah satu bahan teknik, baik dalam keadaan
murni maupun paduan. Tembaga memiliki kekuatan tarik hingga 150 N/mm2 dalam bentuk
6
tembaga tuangan dan dapat ditingkatkan hingga 390 N/mm2 melalui proses pengerjaan
dingin dan untuk jenis tuangan aangka kekerasanya hanya mencapai 45 HB namun dapat
ditingkatkan menjadi 90 HB melalui pengerjaan dingin, dimana dengan proses pengerjaan
dingin ini akan mereduksi keuletan, walaupun demikian keuletannya dapat ditingkatkan
melalui proses annealing (lihat proses perlakuan panas) dapat menurunkan angka
kekerasan serta tegangannya atau yang disebut proses temperature dimana dapat dicapai
melalui pengendalian jarak pengerjaan setelah annealing.
Tembaga memiliki sifat thermal dan electrical conduktifitas nomor dua setelah Silver.
Tembaga yang digunakan sebagai penghantar listrik banyak digunakan dalam keadaan tingkat
kemurnian yang tinggi hingga 99,9 %. Sifat lain dari tembaga ialah sifat ketahanannya
terhadap korosi atmospheric serta berbagai serangan media korosi lainnya. Tembaga sangat
mudah
disambung
melalui
termasuk dalam golongan logam berat dimana memiliki berat jenis 8,9 kg/m3 dengan titik
cair 10830C.
Proses pembentukan benda kerja dengan metoda penuangan logam cair kedalam
cetakan pasir (sand casting), secara sederhana cetakan pasir ini dapat diartikan sebagai
rongga hasil pembentukan dengan cara mengikis berbagai bentuk benda pada bongkahan
daripasir yang kemudian rongga tersebut diisi dengan logam yang telah dicairkan melalui
pemanasan (molten metals).
Bagian-bagian dari cetakan pasir :
Pola, mal atau model (pattern), yaitu sebuah bentuk dan ukuran benda yang sama
dengan bentuk asli benda yang dikehendaki, pola ini dapat dibuat dari kayu atau
plastik yang nantinya akan dibentuk pada cetakan pasir dalam bentuk rongga atau
yang disebut mold jika model ini dikeluarkan yang kedalamnya akan dituangkan
logam cair
Inti (core), inti ini merupakan bagian khusus untuk yang berfungsi sebagai bingkai
untuk melindungi struktur model yang akan dibentuk, dengan demikian keadaan
ketebalan dinding,lubang dan bentuk-bentuk khusus dari benda tuangan (casting)
dan drag
Riser,lubang pengeluaran yang disediakan untuk mengalirnya sisa lelehan logam cair
dari dalam cetakan serta sedikit reserve larutan logam cair.
10
9. Proses penuangan
Proses penuangan (pengecoran) ialah pengisian rongga cetakan dengan bahan tuangan
yang telah dileburkan (dicairkan),berbagai cara penuangan dapat dilakukan sesuai dengan
sistem pengecoran yang digunakan, seperti penuangan pada cetakan pasir dilakukan dengan
system penuangan menggunakan panci tuang (ladle), dimana cetakan dibuat pada rangka
cetak. Untuk pengecoran dengan cetakan logam dimana bentuk luar dari cetakan itu sendiri
telah didisain sesuai dengan perencanaan dalam proses pengecorannya.
1. Centrifugal casting
Proses penuangan (pengecoran) dengan metoda sentrifugal dilakukan pada
pengecoran dengan menggunakan cetakan logam (die casting), tidak semua bentuk benda
tuangan dapat dilakukan dengan metoda ini, benda-benda bulat silinder dan simetris sesuai
dengan konstruksinya dapat di cor dengan metoda sentrifugal ini. Secara prinsip proses
pengecoran dengan sentrifugal ini dapat dilihat pada gambar berikut.
11
Proses Penuangan
2. Continuous casting
Proses penuangan berlanjut (Continouos Casting) bertujuan untuk menghasilkan
benda tuangan yang panjang yang dapat dipotong sesuai dengan kebutuhan benda kerja.
Mesin penuangan (Continouos Casting machine) terdiri atas bagian yang sejajar dengan
saluran pada bejana dimana logam cair dituangkan dan mengalir ke dalam cetakan (Mould)
dari bahan tembaga yang berbentuk pipa sepanjang 1m dengan dinding yang dilapisi
dengan chromium bagian ini dilengkapi juga dengan air pendingin. Setelah casting melewati
cetakan juga didinginkan yang selanjutnya ditarik dan diarahkan oleh roller khusus
(straightening roller). Mesin ini juga memeiliki sisitem pengendalian gerakkan casting hingga
masuk pembagian pemotongan (flying shears) yang akan memotong casting ini sepanjang
yang diinginkan.
12
10.Studi Kasus :
keringnya saluran cerat dan ladel, penuangan yang terlalu lambat, cawan tuang dan sistem
saluran yang basah, permeabilitas dari pasir cetak yang kurang sempurna, lubang angin yang
tidak memadai pada inti, sehingga udara tidak dapat keluar atau terjebak dalam logam,
cetakan yang kurang kering, terlalu banyak gas yang timbul dari cetakan,tekanan di atas
terlalu rendah, rongga udara oleh penyangga, cil atau cil dalam. Cacat coran akibat keropos
ditunjukkan pada gambar 6.
Kegagalan ini disebabkan karena pemasangan inti yang kurang tepat sehingga
inti bergeser, seperti ditunjukkan pada gambar 7. Logam tidak dapat mengisi rongga antara
cetakan dan inti yang terlalu sempit karena logam membeku terlebih dahulu sebelum sampai
pada titik tujuan. Selain itu kegagalan ini juga disebabkan karena inti yang bergeser karena
aliran dari logam cair karena telapak inti tidak mampu menahan berat dari inti coran.
13
14
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pada makalah ini dijelaskan secara garis besar mengenai cetakan pasir,dapur
kupola,dan proses-proses penuangan centrifugal casting dan continuous casting,dimana tipetipe penuangan tersebut paling banyak dipakai dan dikenal secara luas.
Pada teknik pembentukan material,proses-proses pengerjaan logam dapat dikerjakan
untuk semua jenis material logam ferro dan non ferro. Di dalamnya terdapat banyak prosesproses peleburan dan proses penuangan dengan keunggulannya tersendiri. Material-material
dengan karakteristik tertentu dikerjakan dengan proses peleburan dan proses penuangan
dengan metode dan alat-alat serta komponen pendukung yang sesuai dengannya
2. SARAN
1. Mahasiswa dituntut untuk lebih banyak menambah wawasan dan lebih
mengexplore kemampuan dibidang material,khususnya proses poengerjaan
material.
2. Kemampuan dosen juga dituntut untuk senantiasa selalu update dan mengexplore
lebih jauh lagi melalui referensi-referensi teknik mesin yang ada.
3. Para pimpinan jurusan dan universitas agar terus berkembang dan berinovasi agar
mutu pendidikan dan kualitas lulusan semakin bertambah kompeten dan qualified.
4. Fasilitas penunjang praktikum pembentukan material lebih ditingkatkan lagi dan
lebih dimaksimalkan kemampuan dan kompetensi para PJ dan Aslab.
15
DAFTAR PUSTAKA
16