Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MEKATRONIKA

PENJELASAN TENTANG SENSOR

Disusun oleh

Bayu Arista
Bibim Nugroho
Redha
Lukhmanul Ikhsan
Kelas

: 3IC04

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015

A.

Pengertian Sensor Macam Macam Sensor


1)

Pengertian sensor dan Tranduser


Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran

mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor
sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau
pengendalian Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian
elektronik antara lain sensor cahaya, sensor suhu, dan sensor tekanan. Adapun
Pengertian Sensor menurut pendapat para ahli :
1. Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu
besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu
rangkaian elektronik. Sensor merupakan komponen utama dari suatu
tranduser, sedangkan tranduser merupakan sistem yang melengkapi agar
sensor tersebut mempunyai keluaran sesuai yang kita inginkan dan dapat
langsung dibaca pada keluarannya.
2. Sensor adalah alat untuk mendeteki/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk
mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi
tegangan dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika,
sensor memberikan kesamaan yanag menyerupai mata, pendengaran, hidung,
lidah yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya (Petruzella,
2001).
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara elektronik berfungsi
mengubah tegangan fisika (misalnya: temperatur, cahaya, gaya, kecepatan putaran)
menjadi besaran listrik yang proposional. Sensor dalam teknik pengukuran dan
pengaturan ini harus memnuhi persyaratan-persyaratan kualitas yakni :
a. Linieritas : Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik
konversi harus linier.

b. Tidak tergantung temperature : Keluaran inverter tidak boleh tergantung pada


temperatur disekelilingnya, kecuali sensor suhu.
c. Kepekaan : Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilainilai masukan yang ada dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup
besar.
d. Waktu tanggapan : Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran
sensor untuk mencapai nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah
secara mendadak. Sensor harus dapat berubah cepat bila nilai masukan pada
sistem tempat sensor tersebut berubah.
Transduser berasal dari kata traducere dalam bahasa Latin yang berarti
mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat
mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Dari sisi pola aktivasinya,
transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1). Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi
tambahan dari luar. Contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi
panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus
dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh
panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah.
2). Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari
luar,

tetapi

menggunakan

energi

yang

akan

diubah

itu

sendiri.

Contohnya adalah termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung


menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.
Pemilihan
pemakai

dan

suatu

transduser

lingkungan

di

sangat

sekitar

tergantung
pemakaian.

kepada
Untuk

memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:

kebutuhan
itu

dalam

1. Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.


2. Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukankeluaran yang linier.
3. Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu
banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan.
4. Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan
dengan bentuk dan besar yang sama.
5. Repeatability, yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang
sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi
lingkungan yang sama.
6. Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser
sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata seringkali menjadi kendala
serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.

B.

Macam Macam Sensor


Beberapa jenis sensor yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik

antara lain sensor cahaya, sensor suhu, dan sensor tekanan. Jenis sensor secara garis
besar bisa dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Sensor Fisika
2. Sensor Kimia

Sensor fisika adalah sensor yang mendeteksi suatu besaran berdasarkan hokumhukum fisika. Yang termasuk kedalam jenis sensor fisika yaitu:

Sensor cahaya

Sensor suara

Sensor suhu

Sensor gaya

Sensor percepatan

Sensor kimia adalah sensor yang mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan
cara mengubah besaran kimi menjadi besaran listrik. Biasanya ini melibatkan
beberapa reaksi kimia. Yang termasuk kedalam jenis sensor kimia yaitu :
Sensor PH
Sensor Gas
Sensor oksigen
Sensor Ledakan
dll
untuk selanjutnya pembahsan kita akan lebih difokuskan pada jenis Sensor
Fisika dan implementasinya dalam rangkaian elektronika sederhana. Berikut ini
adalah beberapa sensor yang banyak dipakai dalam kehidupan sehari :
1) Sensor Cahaya

a) Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi
sinar langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada
dasarnya adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada
cahaya pada lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron
antara bagian P dan N, jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar
0,5 volt per sel pada sinar matahari penuh. Sel fotovoltaic adalah jenis
tranduser sinar/cahaya seperti pada gambar 1.

b) Fotokonduktif

Energi

yang

jatuh

pada

sel

fotokonduktif

akan

menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila permukaan alat ini gelap


maka tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala dengan terang tahanan
turun pada tingkat harga yang rendah. Seperti terlihat pada gambar 2.

3) Sensor Suhu
Ada 4 jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan :
a) Thermocouple Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang
penghantar yang berbeda disambung las dilebur bersama satu sisi
membentuk hot atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung
bebasnya untuk hubungan dengan sambungan referensi. Perbedaan suhu

antara sambungan pengukuranmdengan sambungan referensi harus muncul


untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai thermocouple.

Gambar 3. (a)Thermocouple
b) Detektor Suhu Tahanan Konsep utama dari yang mendasari pengukuran
suhu dengan detektor suhu tahanan (resistant temperature detector = RTD)
adalah tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu.
Kesebandingan variasi ini adalah presisi dan dapat diulang lagi sehingga
memungkinkan pengukuran suhu yang konsisten melalui pendeteksian
tahanan. Bahan yang sering digunakan RTD adalah platina karena
kelinearan,

stabilitas

dan

reproduksibilitas.

c) Thermistor Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya


mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan
menurun dan sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan
sebesar 5 % per 3C) oleh karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di
dalam suhu.

d) Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC) Sensor suhu dengan IC ini


menggunakan chip silikon untuk elemen yang merasakan (sensor).
Memiliki konfigurasi output tegangan dan arus. Meskipun terbatas dalam
rentang suhu (dibawah 200 C), tetapi menghasilkan output yang sangat
linear di atas rentang kerja.

4) Sensor gerak (PIR)


Sensor gerak atau PIR mempunyai dua bagian utama. Bagian yang pertama
pemancar infrared, sedangkan bagian yang kedua yaitu penerima. Bila alat
sensor ini ada yang melewatinyan bagian pemancar akan mengirim tanda atau
sinyal ke bagian penerima. Selanjutnya, penerima akan memberi perintah
pada alat lainnya. Misalnya membuka pintu atau mengeluarkan suara,
tergantung system aplikasi yang diterapkan.
Contoh aplikasi :
Pintu yang bisa membuka sendiri secara otomatis Jika ada yang lewat atau
masuk maupun keluar. Alat sensor tersebut melakukan deteksi terhadap suatu
gerakan yang disebut Namanya adalah PIR (Passive Infrared Sensor)

5) Sensor Ultrasonic
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara,
dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian
menangkapnya

kembali

dengan

perbedaan

waktu

sebagai

dasar

penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan


dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding
lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang
dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun tekstil.
Contoh Aplikasi :
Sensor ultrasonic banyak digunakan di berbagai perangkat pengukur jarak.
sebagai contoh di dunia robotika sensor ini digunakan sebagai indra utama
untuk navigasi robot. sebagai contoh tipe ultra sonic yang banyak digunakan
adalah tipe SRF, dan PING pada perinsipnya sensor jarak ultra sonic
menggunakan prinsip kerja yang sama, yaitu pngirim sinyal dan penerima
sinyal (transmitter and receiver).

6) Sensor Penyandi (Encoder)


Sensor ini adalah saat rangkaian sumber cahaya diberi VCC 5 Volt dan
menghasilkan cahaya, cahaya masuk pada photodioda tidak terhalangi maka
akan menghasilkan tegangan 5V dan begitu juga sebaliknya saat terhalangi
maka akan menghasilkan tegangan 0V. Dimana tegangan menjadi inputan
untuk mikrokontroler.
Contoh Aplikasi :
Salah satu aplikasi rotary encoder sebagai sensor posisi digunakan
pada Mouse Analog (Mouse yang menggunakan Bola). Kurang lebih Tiga
buah Rangkaian Sensor Posisi menggunakan Rotary Encoder.

7) Sensor Level (Silo Pilot)


Sensor Level ini akan menurunkan bandulnya dengan timing tertentu
kemudian jika bandul tersebut menyentuh material maka bandul akan naik
kembali. Dan Level ketinggian material bisa diketahui dari Panjang bandul
yang diturunkan tersebut. Bisa juga diperintahkan dari Pusat Kontrol untuk

memberikan Command ke Controller jika ingin melakukan pengukuran


material menggunakan SiloPilot ini
Contoh Aplikasi :
Penggunaan sensor level di pabrik semen biasanya di pasang di bin material,
Silo ataupun untuk mengetahui ketinggian/volume tandon air (water
treatment). Silo pilot cocok untuk pengukuran level di pabrik semen karena
selain cukup handal sensor ini juga baik untuk pengukuran material bulk
seperti semen.

8) Sensor Level (Level Switch)


Sensor level switch ini cukup sederhana, sensor ini cuman melakukan
pensaklaran biasa, apabila material semen kontak dengan sensor sehingga
switch tertekan maka kita cukup menghubungkan kaki NO/NC nya dengan
tegangan signal baik itu 24 VDC atau 220 VAC, yang kemudian signal kita
dapat teruskan ke controller (PLC/DCS).

9) Accelerometer
Accelerometer merupakan sensor yang berfungsi untuk mengukur percepatan,
mendeteksi dab mengukur adanya getaran. Sensor ini juga dapat digunakan
untuk mengukur percepatan akibat gravitasi bumi. Prinsip kerja accelerometer
mengikuti hukum fisika, yaitu seperti peristiwa timbulnya medan magnet.
Bila medan magnet digerakkan melalui komduktor, maka timbul tegangan
induksi pada accelerometer tersebut, sehingga dapat dilakukan pengukuran
percepatan.

10) Inclinometer

Inclinometer atau clinometer adalah instrumen yang digunakan untuk


mengukur kemiringan atau sudut kemiringan objek yang berkaitan dengan
gravitasi. Sensor ini dapat digunakan pada kamera, pengendali pesawat
terbang, sistem keamanan mobil dan lain sebagainya.

11) Sensor Vision


Saat ini pada aplikasi robot banyak sekali penggunaan sensor vision, demikian
juga pada mekatronika. Sensor vision erat kaitannya dengan pendeteksian atau
pengenalan suatu objek, sehingga di dalamnya terkandung sistem kecerdasan
buatan (AI), yang digunakan sebagai pengambilan keputusan. Dengan demikian
sensor vision dapat dinyatakan sebagai sensor yang berfungsi menganalisis citra
(image) untuk pengenalan atau pendeteksian objek, pengenalan karakter,
pendeteksian posisi, dan pendeteksian kerusakan atau cacat. Terdapat setidaknya
13 macam poduk sensor vision, antara lain sensor untuk menentukan posisi,
sensor untuk penjejakan (tracking), dan sensor camera. Gambar 4.12. adalah
berbagai bentuk fisik dari sensor vision:

12) Sensor Tekanan


Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis
menjadi sinyal listrik. kurang ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa
tahanan

pengantar

berubah

dengan

panjang

dan

luas

penampang.

Daya yang diberikan pada kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga


menyebabkan ukuran kawat berubah dan mengubah tahanannya, seperti
terlihat pada gambar 7. Aplikasi umum-pengukuran tekanan balok

Gambar 8. Penggunaan Sensor Tekan pada Pengukur Regangan Kawat

Gambar 9. Contoh Penggunaan Sensor Tekanan Pada timbangan digital

13) Sensor Biner (Binary Sensor)


Berdasarkan output yang dihasilkan, sensor dibedakan menjadi sensor biner
dan sensor analog. Sensor biner menghasilkan dua output sinyal, yaitu status
on dan status off. Status-status tersebut dikonversikan ke dalam bilangan
biner 1 untuk on dan 0 untuk off. Untuk mendapatkan output biner, dapat
menggunakan sistem threshold atau komparasi pada outputnya. Jenis sensor
biner yang sering digunakan antara lain:

Sensor manual (push button), contoh normally open/closed contact dan


changeover contact. Sensor jenis ini memberikan logika 0 atau 1 selama
penekakanan. Gambar sensor push button seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Push Button


Sensor batas (limit switch)
Limit Switch adalah sensor peraba yang bersifat mekanis dan mendeteksi
sesuatu setelah terjadi kontak fisik. Penggunaan sensor ini biasanya digunakan
untuk membatasi gerakan maksimum sebuah mekanik. Contohnya pada
penggerak lengan di mana limit switch akan aktif dan memberikan masukan
pada CPU untuk menghentikan gerak motor di saat lengan sudah ditarik
maksimum.Pada umumnya limit switch digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya suatu obyek di lokasi tertentu. Gambar 4.2. merupakan bentukbentuk dari sensor limit switch

Gambar 4.2. Limit Switch


Sensor proximity
Sensor ini biasanya digunakan untuk mendeteksi ada atau tidak nya suatu
objek, tanpa melakukan kontak fisik. Jenis sensor proximity meliputi limit
switch (saklar mekanik), ultrasonic proximity, infra merah, kamera dan lain
sebagainya. Contoh sensor proximity jenis infra merah seperti pada Gambar
4.3.

Gambar 4.3. Sensor Infra Red Proximity


14) Sensor Analog
Setelah mengenal sensor biner, tentu dengan mudah kita dapat mendefinisikan
sensor analog. Sensor analog merupakan sensor yang mengukur atau
menentukan informasi kontinyu. Dengan kata lain sensor analog merupakan
sensor yang dapat membangkitkan atau menghasilkan perubahan sinyal
elektrik berupa perubahan arus atau perubahan tegangan. Contoh dari sensor
analog antara lain adalah LDR (sensor cahaya) yang memonitor jumlah
intensitas cahaya, sensor untuk mengukur temperatur, jarak dan tekanan.

Gambar 4.4. Sensor cahaya (LDR)


15) Positive Sensitive Device
Positive sensitive device merupakan fotodiode sederhana, yaitu sensor posisi
bersifat optik yang dapat mengukur atau mendeteksi seberkas cahaya yang
jatuh di permukaan sensor. Posisi dihitung dari besar (magnitudo) signal
photocurrent yang dikandung PSD.PSD terdiri atas sebuah photodiode PIN
monolitik dengan resistansi uniform, baik satu atau dua dimensi. PSD
memiliki banyak keuntungan dibanding Discrete Element Detector, yaitu
memiliki resolusi tinggi, respon yang tinggi, dan rangkaian operasi yang
sederhana. Salah satu aplikasi PSD ini adalah untuk penjejakan objek (optical
tracking object).

(a)

(b)

Gambar 4.7. Sensor PSD (a) dan Disain Sensor PSD (b)
16) Compass Sensor

Sensor compass merupakan alat yang dapat digunakan untuk navigasi atau
penunjuk arah. Salah satu sensor tersebut adalah modul magnetic compass
CMPS03. Modul ini sering digunakan dalam membuat robot yang berfungsi
untuk memberikan referensi keberadaan robot dan arah dari robot tersebut,
kemudian posisi dan arah yang telah ditentukan dijadikan acuan untuk
gerakan robot selanjutnya. Modul Magnetic Compass menggunakan jalur
komunikasi data 12C ke mikrokontroller.

(a)

(b)

Gambar 4.8. Modul CMP03 (a), dan Rangkaian aplikasi modul CMP03 (b)

Anda mungkin juga menyukai