KATA PENGANTAR
ii
PROGRAM D 3
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Penulis
iii
PROGRAM D 3
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
iv
PROGRAM D 3
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
INFORMASI PROYEK
(Persero).
Konsultan Perencana : PT. Multi Phi Beta
Consulting Engineers.
Konsultan PMI : PT. Mono Heksa
KSO PT. Global
BAB III
PEMBAHASAN
Produktivitas Alat
35 . 0,83 . 60
=1,4 . 31,67 . 1,2
= 32,75 m3/jam
= 115,01 m3/jam
= 5,44 ≈ 6 unit
q = q1 x a = 4,4 m3
𝑞 . 60 . 𝐸 4,4 . 60 . 0,83
Q = 𝐶𝑚
= 2,02
= 108,475 m3/jam
Volume 17 jam kerja = 1844,079 m3
Jumlah alat = 10000 : 1844,079
= 5,422 ≈ 6 unit
Produktivitas Alat
Dump Truck Hino Kapasitas 24 m3
35 . 0,83 . 60
=1,4 .28,37 . 1,2
= 36,67 m3/jam
= 621,69 m3
Jumlah alat = 10000 m3 : 621,69 m3
= 16 unit
= 96,45 m3/jam
= 6,098 ≈ 7 unit
q = q1 x a = 4,4 m3
𝑞 . 60 . 𝐸 4,4 . 60 . 0,83
Q = =
𝐶𝑚 2,02
= 108,475 m3/jam
Volume 17 jam kerja = 1844,079 m3
Jumlah alat = 10000 : 1844,079
= 5,422 ≈ 6 unit
PROBOLINGGO PASURUAN
Saluran Subdrain
FG ? FG Saluran Subdrain
Saluran Subdrain
- 4% @ 20 x 20 cm
- 2% @ 20 x 20 cm - 2% @ 20 x 20 cm
- 4%
(Arah Melintang)
(Arah Memanjang) (Arah Memanjang)
2
1 DETAIL 1
2
25
25
25
1
Geotextile Type woven ˜ GW-250 gr/m² (52 Kn)
400
Perhitungan Volume
1. Perhitungan volume lubang
W10 = W6 – W7 – Wc
Keterangan :
W10 = Berat pasir dalam lubang (gram)
W6 = Berat botol + corong + pasir secukupnya (gram)
W7 = Berat botol + corong + sisa pasir (gram)
Wc = Berat pasir dalam corong (gram)
Ve = W10 : Ɣs
Keterangan :
Ve = Volume lubang (cm3)
W10 = Berat isi pasir (gram)
Ɣs = Berat pasir dalam lubang (gram)
Ɣw = (W8 – W9) : Ve
Keterangan :
Keterangan :
Ɣd = Berat isi kering tanah (g/cm3)
Ɣw = Berat isi tanah (g/cm3)
Wc = Kadar air tanah (%)
2. Langkah kerja
alat dan bahan.
Membersihkan alat speedy dengan sikat pembersih.
Menimbang benda uji kurang lebih 50 gr.
Pemasangan Alat
ruk/alat berat lainnya ditempatkan sedemikan rupa sehingga
dapat dipasang dongkrak CBR mekanis tepat diatas lubang
pemeriksaan.
21 7
7
121216
11
Basah 120 12
Beton kelas C
200 D13-200 (P1) D13-200 (P1)
7 185 7 15 190 38 18
245
21 7
7
121216
D13-200 (P1a)
200
186
168
142
120
146
120
142
144
146
168
144
11
12 Penampang
120 12
Beton
D13-200 (P2)kelas C
D13-200
245 (P2)
12 Penampang Basah
D13-200 (P1)
161212
D13-200 (P1b)(P1a)
D13-200
200
186
168
142
120
146
120
142
144
146
168
144
11
7 21
D13-200 (P2)
7
20 5
D13-200 (P2)
D13-200 (P1)
1016 24 Penampang Basah 120 24 1610 245 16
161212
D13-200 (P1b)
260
11
Blending Stone t. 20cm
7 21
Lean Concrete t. 5cm(beton kelas E) Blending Stone t. 20cm
7
DETAIL RCP
1016 24 Penampang PRECAST
Basah 120 24 1610
Blending Stone t. 20cm
POTONGAN
245
260
B16
Skala Lean
= Concrete
1 : t.50
5cm(beton kelas E) Blending Stone t. 20cm
Lean Concrete t. 5cm (beton kelas E)
Skala = 1 : 50
D13-200 (W1c)
70 120 70 D13-200 (W3b)
70
D13-200 (W1c)
D13-200 (W1a) D13-200 (W4f) D13-200D13-200
(W3b) (W4g)
70
D13-200 (W1b)
D13-200 (W4e) 238 D13-200D13-200
(W3a) (W4h)
163
100
D13-200 (W4e) D13-200 (W4h)
D13-200 (W4b) D13-200 (W4k)
163
D13-200 (W2b)
D13-200 (W2d)
D13-200 (W2c) D13-200 (W4a) D13-200 (W4l)
70
D13-200 (W2c)
70
D13-200 (W2a)
25 20
20 20 20 20
POTONGAN C
Lean Concrete t= 5Cm Beton Kelas D t= 20Cm Lantai Kerja t.5cm
20 Blending Stone t.20cm
Blinding Stone 10
t= 20Cm 260 Beton Kelas C 10
40 Skala = 1 : 50
Lean Concrete t= 5Cm
WING WALL
Blinding Stone t= 20Cm
Beton Kelas D t= 20Cm
Beton Kelas C
POTONGAN C
Skala = 1 : 50
WING WALL
Skala = 1 : 50
Skala = 1 : 50
a
b
B b= 12.00
350
D16-250 = 6 BH D13-125 = 10 BH
20
GambarD19-250
3.14 = 3 BHTipe tulangan pada pembesian
.19
RCP Pre
D13-500/500 = 8 cast
BH D13-500/500 = 12 BH
14.73
19.39
96
120
3. Panjang tulangan dihitung pada AutoCad dengan satuan
20
85.4
meter dan dikalikan dengan 7 jumlah tulangan Øsesuai 19 = 4 BH
dengan
26.6
9.7
jarak tulangan
D19-250 = 3 BH tersebut. Jumlah total panjang tulangan dibagi
7
D19-250 = 2 BH
D16-250 = 4 BH
120
350
12 meter untuk mendapatkan berapa lonjor tulangan 213
10 yang
dibutuhkan danD13-150 60
= 25 BH
dikalikan D13-150 = 53 BH
dengan 50
Ø19 = 2 BH
berat besi sehingga pada
TOP 7
hasil akhir kebutuhan
BOTTOM
130
besi dapat
110
diketahui pada satuan 7kg.
4. Volume pembesian D13-150 = 17 BH yang D13-150
dihitung
= 61 BH terletak pada bagian 10
plat
213
lantai350selimut beton RCP, dinding dan atap selimut beton
31.6
125
D16-250 = 10 BH
D19-250 = 5 BH 9.7
7
85.4
20
Box Culvert
24.38
125
10 19.39
Perhitungan
D19-250 = 6 BH
volume pembesian3.35 padaD13-500/500 Box
= 12 BH Cuulvert
D13-500/500 = 18 BH
mengiikuti350
langkah – langkah sebagaiD13-125
D16-250 = 12 BH
berikut:20
= 22 BH
1. Pada gambar rencana pembesian setiap tulangan diberi
nomer berbeda sesuai jenis dan panjang tulangan tersebut.
Tulangan diberi nomer sama apabila ada tulangan yang
mempunyai jenis dan panjang sama.
32.5 295 32.5
60 120
D13-500/500 D13-150 15
CAST IN SITU
D13-150 D19-250 STEK D13
30
15
30
15
D13-150
100
32 60 32
D19-250 Plat Embeded 150x150x8
20 STEK D13
D19-250 D19-125
Plat Joint 100x250x10
100
35
D13-150
15
D13-150 D19-250
120 120
35
32.5
D13-500/500
PT295WASKITA
D13-150
32.5KARYA (Persero) Tbk 32
INDUSTRI KONSTRUKSI
PROGRAM D 3
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
50
30
D13-150 (W4)
B
200
D16-150 (W3)
D13-150 (W5)
3-D16 (W8) 3-D16 (W8)
35
50
30 300 30
D16-150 (W9)
D16-150 (W9)
D13-150 (W4)
D13-150 (W7)
D13-450/450 3 D16 (W8)
35
250 250
D13-150 (W4) D13-150 (W6) D16-150 (W1)
A
b
a
45°
a
a
F
b
a 45°
b
a
b
e
°
135
B
c
148º
C E c
d
c
b
°
135
d D a
c
122
º
d
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk 33
INDUSTRI KONSTRUKSI
PROGRAM D 3
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Gambar 3.18 Box Culvert STA 8+072 Gambar 3.19 Overpass STA 4+547
Gambar 3.20 Box Culvert STA 8+072 Gambar 3.21 Overpass STA 4+547
C - Wall Piers
- Abutments,footing of piers, retaining walls
- Approach slabs
- Stairs on embankment and foundations of street lighting
poles
- Box culverts (termasuk dinding sayap/wing walls)
- RC frames and encasement of pipe culverts
- Planting Boxes
- Curbs (reinforced) and precast plates for slabs
- Stairs of pedestrian bridge
- Piers of pedestrian bridge
- U-ditches
D. - Dinding penahan tanah tipe gravitasi
- Concrete foot paths
- Head walls, penopang gorong-gorong pipa
E. - Levelling concrete, backfill concrete pada stone masonry
sebagimana disebutkan dalam Gambar
AA - Segmental precast prestressed concrete , U-girders
- Preccast/Segmental prestressed concrete I-girders
- Segmental prestressed concrete U-girders
- Prestressed concrete spun pile
P - Concrete Pavement.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1) Metode pelaksanaan di lapangan yang digunakan di proyek ini
sebagian berbeda dari perencanan awal proyek, dikarenakan
menyesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan.
2) Proyek mengalami perlambatan di beberapa section, adapun
penyebabnya mulai dari cuaca, kondisi lapangan maupun
pekerjanya. Namun ketelambatan tersebut terus dikejar di
minggu selanjutnya untuk mengejar target pekerjaan yang
harus terselesaikan.
3) Ada beberapa bangunan drainase yang tertimbun tanah
dikarenakan tidak adanya perwatan secara berkala.
4) Gambar soft drawing untuk beberapa bangunan struktur
dirubah dikarenakan menyesuaikan kondisi lapangan. Serta
beberapa gambar dan hitungan pembesian perlu di refisi ulang
akibat dari adanya kesalahan.
4.2 Saran
Penulis telah melaksanakan magang kerja selama 2,5 bulan
dan mendapat banyak pengalaman serta pelajaran berharga selama
proses tersebut. Dari pengalaman tersebut penulis menyarankan
agar pembaca yang akan menjalani program magang untuk
mempersiapkan topik Tugas Akhir. Hal ini bermanfaat untuk
mengetahui data apa saja yang dibutuhkan saat melakukan program
magang agar dilain waktu ketika magang sudah selesai data – data
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/
http://repository.uns.ac.id/metode-pelaksanaan-perkerasan-kaku/