Oleh :
MOHAMMAD TEGAR PRASOJO
(2005081059)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
PELAKSANAAN PEKERJAAN FINISHING PADA PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH UMUM (GKU) 2
ITERA
Oleh
MOHAMMAD TEGAR PRASOJO
2005081059
Pada
Jurusan Arsitektur
Program Studi DIII Arsitektur Bangunan Gedung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2023
ABSTRAK
Oleh
Secara garis besar pekerjaan proyek konstruksi terbagi atas empat kelompok
besar, yaitu: pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur,
danpekerjaan MEP (Mechanical, Electrical dan Plumbing). Masing-masing
pekerjaan tersebut masih terbagi lagi atas sub-sub pekerjaan yang lebih rinci lagi.
Pekerjaan arsitektur (finishing), terbagi atas: pekerjaan dinding, pekerjaan kusen
pintu dan jendela, pekerjaan lantai, pekerjaan plafon, dan pekerjaan fasad bangunan.
Penulis mengikuti kerja praktik di salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi yaitu KSO ADHI-ABIPRAYA dalam Proyek Pembangunan Gedung
Kuliah Umum (2) INSTITUT TEKNOLOGI SUMATRA (ITERA). Tujuan dari kerja
praktik ini adalah untuk memenuhi syarat akademik, menambah ilmu pekerjaan
arsitektur (finishing), dan juga dapat membandingkan teori dan praktik di lapangan.
Selain itu juga melatih diri untuk lebih disiplin, memperoleh pengalaman, dan
keterampilan teknis dalam operasional kerja.
I
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
MENYETUJUI
Pembimbing Penguji
Dona Jhonnata, S.T., M.T. Ir. Panji Kurniawan, S.T., M.Sc. I.P.M
NIP 198609172019031011 NIP 198302072008121002
MENGETAHUI
Ir. Agung Cahyo Nugroho, S.T., M.T. Dr. Ir. Citra Persada, M.Sc.
NIP 197603022006041002 NIP 196511081995012001
II
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
1. Tim Penguji
III
SURAT PERNYATAAN
NPM : 2005081059
(ITERA)
IV
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 28 Maret 2003, sebagai anak pertama dari
empat bersaudara, dari Bapak Eko Rakhmanto Hady Saputra S.T. dan Ibu Murniasih ,Ibu Ely
Suryani
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Putri Rofi’ah diselesaikan tahun 2008, Sekolah Dasar
(SD) diselesaikan di SD Negeri 1 Langkapura pada tahun 2014, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di SMPN 13 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2017, dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) diselesaikan di SMA KEBANGSAAN pada tahun 2020.
Tahun 2020, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Arsitektur Bangunan Gedung
Fakultas Teknik Unila melalui jalur Vokasi. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti
organisasi internal kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HIMATUR). Pada tahun 2022,
penulis melakukan Kerja Praktik (KP) di proyek pembangunan Gedung Kuliah Umum 2 ITERA
selama kurang lebih tiga bulan, sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan tugas akhir pada
Program Studi D3 Teknik Sipil Arsitektur Bangunan Gedung, Fakultas Teknik, Universitas
Lampung.
V
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil Aalamiin.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT.
yang telah memberikan begitu banyak rezeki dan nikmat kepadaku
Sholawat serta salam saya junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Sebagai mana hari ini penulis telah menyelesaikan Laporan Kerja Praktik
dengan atas ridho-Mu, melalui ujian-Mu, dan menyelesaikan melalui
pertolongan-Mu
VI
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan anugerah-Nya laporan kerja praktik ini dapat diselesaikan.Laporan
kerja praktik dengan judul “Pekerjaan Struktur Tengah pada proyek
Pembengunan Gedung Kuliah Umum (GKU) 2 Institut Teknologi Sumatra
ITERA” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahlimadya Arsitektur
di Universitas Lampung.
8. PT. Brantas Abipraya, terima kasih sudah mengizinkan untuk kerja praktik
pada proyek pembangunannya;
9. Orang tua saya Bapak Eko Rakhmanto HS dan Ibu Alm.Murniasih. saya ucapkan
terima kasih yang selalu memberi dukungan, motivasi dan menjadi alasan saya
untuk terus bersemangat menyelesaikan kerja praktik;
10. Tidak lupa juga saya ucapkan banyak terima kasih kepada mba dengan NPM :
2015012005 yang selalu menemani saya mengerjakan laporan kerja praktik ini ;
11. Diri saya sendiri yang selalu bersemangat menyelesaikan kerja praktik;
12. Teman-teman saya yang telah membantu dan memberi motivasi saya dalam
VII
menyelesaikan laporan kerja praktik;
13. Semua pihak yang terlibat dan tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
sudah memberi doa, dukungan, dan semangat dalam menyelesaikan laporan
kerja praktik.
VIII
SURAT PERNYATAAN
IX
DAFTAR ISI
ABSTRAK ____________________________________________________________ I
BAB I _______________________________________________________________ 1
PENDAHULUAN _____________________________________________________ 1
BAB II ______________________________________________________________ 7
X
2.3 Sarana dan Prasarana Pelaksanaan __________________________________ 8
BAB III_____________________________________________________________ 18
BAB IV _____________________________________________________________ 77
XII
DAFTAR TABEL
XIII
DAFTAR GAMBAR
XVII
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kerja Praktik merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh mahasiswa
Program Studi D3 Arsitektur Bangunan Gedung, Fakultas Teknik, Universitas
Lampung sebagai salah syarat akademik untuk mengikuti kegiatan Tugas Akhir
(TA).
Bentuk dari kegiatan Kerja Praktik (KP) mahasiswa D3 Arsitektur Bangunan
Gedung, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yaitu mahasiswa melakukan
proses magang pada suatu konsultan perencana ataupun kontraktor pelaksana yang
sedang melaksanakan pembangunan proyek untuk memberikan kesempatan pada
mahasiswa agar dapat mengetahui secara langsung pengaplikasian ilmu yang
diperoleh pada masa perkuliahan serta mempelajari konsep-konsep manajemen
atau metode pekerjaan pembangunan proyek pada dunia kerja.
Dengan demikian, Penulis melakukan kegiatan kerja praktik pada pelaksanaan
pekerjaan finishing selama tiga bulan (26 September 2023 – 26 Desember 2023)
sesuai dengan jadwal yang sedang dilaksanakan pada proyek Pembangunan
Gedung Kuliah Umum 2 Institut Teknologi Sumatera (ITERA).
2
2. Dapat Mengetahui langsung pengaplikasian teori atau pengetahuan yang diperoleh
selama perkuliahan sesuai dengan kondisi yangsebenarnya di lapangan.
3. Dapat mengetahui dan memahami tentang tata cara sistem pengelolaan, dan sistem
pelaksanaan pembangunan bangunan bertingkat.
4. Dapat mengetahui dan memahami konsep-konsep non-akademisdalam pelaksanaan
pembangunan proyek.
5. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja di lapangan yang akan dihadapi setelah
menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.
Batasan masalah yang dibahas dalam laporan ini dibuat sesuai dengan
pekerjaan yang sedang berlangsung pada saat penulis melaksanakan kerja praktik
di lokasi Gedung Kuliah Umum (GKU)2 Institut Teknologi Sumatra ITERA yaitu
Pekerjaan arsitektur (finishing). Pekerjaan arsitektur (finishing) yang dikerjakan
selama penulis melaksanakanKerja Praktik meliputi:
1. Pekerjaan dinding
2. Pekerjaan plafon
3. Pekerjaan lantai
4. Pekerjaan kusen
5. Pekerjaan fasad banguna
3
1.5 Metode pengambilan data
Adapun metode pengambilan data dalam laporan kegiatan kerja praktik ini
adalah sebagai berikut:
1. Data primer
a. Observasi (Pengamatan)
Metode observasi dilakukan dengan mengamati proses pekerjaan yang
sedang berlangsung pada pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU)2
Institut Teknologi Sumatra ITERA
b. Interview (Wawancara langsung)
Metode interview dilakukan dengan bertanya langsung dengan pihak-pihak
yang berwenang untuk mendapatkan informasi atau datanon tertulis yang
berkaitan dengan proses pembangunan.
c. Dokumentasi
4
1.6 Sistematika Penulisan
Laporan kerja Praktik ini ditulis berdasarkan hasil Kerja Praktik yang
dilaksanakan pada proyek pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU) 2
ITERA dan sesuai dengan format yang berlaku di lingkungan Universitas
Lampung. Sistematika laporan Kerja Praktik tersebut terbagi atas lima bab
yaitu:
a. BAB I Pendahuluan
Pada BAB I Pendahuluan menguraikan serta menjelaskan mengenai latar
belakang dari pelaksanaan kegiatan kerja praktik serta latar belakang dari
pelaksanaan kegiatan proyek pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU)2,
maksud dan sasaran dari pelaksanaan proyek dan pelaksanaan kerjapraktik,
ruang lingkup dari pekerjaan yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
proyek, batasan masalah, metode pengambilan data, serta uraian singkat
mengenai sistematika penulisan dari laporan kerja praktik
5
yang meliputi tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan finishing pada bangunan.
Metode dari pelaksanaan kegiatan tersebut diawali dengan proses
pembentukan. Tenaga kerja, perencanaan jadwal pelaksanaan kegiatan, dan
proses dari pelaksanaan kegiataan pekerjaan beserta pembahasan mengenai dari
setiap masing-masing pekerjaan.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK
7
2.2 Data Umum Proyek
8
h. Fabrikasi Besi & Kayu
i. Mess pekerja
j. Jalan lingkungan proyek dan Pintu Keluar dan Masuk Site
k. Rambu- rambu K3
l. Jaringan air bersih
m. Instalasi listrik
n. Kamar mandi/ WC
9
proyek yang direncanakan sesuai dengan tujuan dan kegunaan proyek.
3. Penjelasan (Briefing)
Pada tahap ini manajer konstruksi yang bekerja sama dengan pemilik
Gedung Kuliah Umum (GKU) 2 Institut Teknologi Sumatra ITERA
menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang di ijinkan, sehingga konsultan
perencana CV. Dwiantara Mega Konsultan dapat secara tepat menafsirkan
keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya yang diperlukan.
4. Studi Perencanaan
Tahap ini dimulai dengan dibuatnya perencanaan desain oleh konsultan
perencana CV. Dwiantara Mega Konsultan yang akan disesuaikan dengan
alokasi dana yang tersedia. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini
meliputi:
a. Program kerja.
b. Penelitian dan pengukuran.
c. Penentuan jenis konstruksi yang akan dipakai.
d. Perhitungan struktur bangunan.
e. Metode pelaksanaan.
5. Pengadaan / Pelelangan (Procuremen / Tender)
Pelelangan adalah suatu sistem pemilihan yang ditawarkan oleh pemilik
proyek atau wakilnya kepada kontraktor untuk mengadakan penawaran
biaya pekerjaan secara tertulis untuk menyelesaiakan proyek yang akan di
lelangkan.
6. Pelaksanaan (Contruction)
Tujuan dari pelaksanaan konstruksi adalah untuk mewujudkan
bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh
konsultan perencana, dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati,
serta dengan mutu material dan peralatan serta pelaksanaan pekerjaan yang
telah disyaratkan.
7. Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance and Star Up)
Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance and Star Up)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah
selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja
10
sebagaimana mestinya.
2.6 Pelelangan
1. Kontrak Lumpsum
Merupakan kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga yang
pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Semua resiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa;
b. Berbasis kepada keluaran/output base
11
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
5. Kontrak Payung
Dapat berupa kontrak harga satuan dalam periode waktu tertentu untuk
barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/atau waktu
pengirimannya pada saat Kontrak ditandatangani
12
2.8 Struktur Organisasi Proyek
1. Pemilik Proyek
13
Pemilik proyek pada pembangunan ini adalah Institut Teknologi
Sumatera yang bertugas sebagai pemberi tugas atau pengguna jasa adalah
suatu badan usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun swasta yang
memiliki, memberikan pekerjaan, serta membiayai suatu proyek dalam
proses pembangunan suatu bangunan.
a. Hak dan kewajiban pengguna jasa adalah:
b. Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
c. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan
yang telah dilakukan penyedia jasa.
d. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dana prasaran yang
membutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.
e. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
f. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia
jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah
bangunan.
g. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang
untuk bertindak atas nama pemilik.
h. Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan.
i. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang
dikehendaki.
2. Kantor Pengawas
Konsultan Pengawas pada proyek ini yaitu PT.Yodya Karya (Persero)
mempunyai kewajiban atau tugas yang merencanakan suatu rencana dalam
perencanaan struktur, arsitektur, dan mekanikal/elektrikal, dengan ketentuan
yang diinginkan oleh pemilik proyek. Hak dan kewajiban konsultan
supervisi adalah:
a. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan
pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
b. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-
14
hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja, dan syarat-
syarat.
c. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
3. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang dipilih oleh owner untuk
melaksanakan pekerjaan yang direncanakan, perencana dapat berupa
perorangan atau badan usaha pemerintah atau swasta. Konsultan perencana
mendapatkan proyek dari proses pelelangan yang diadakan oleh panitia
tender pekerjaan kontruksi. Adapun tugas dari konsultan perencana adalah
sebagai berikut:
a. Membuat gambar desain, rincian volume pekerjaan pelaksanaan,
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan membuat encana kerja dan syarat
– syarat (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan kontruksi.
b. Mempersiapkan spesifikasi material kontruksi.
c. Bertanggung jawab atas desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan kontruksi.
4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana pada pekerjaan proyek ini yaitu PT Brantas
Abipraya. Kontraktor pelaksana ini berupa perorangan maupun badan
hukum baik pemerintah maupun swasta yang telah ditetapkan dari pemilik
proyek serta telah menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK). Kontraktor
pelaksana ini bekerja dengan mengacu pada gambar kerja (shop drawing),
rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) yang telah disusun sebelumnya oleh
konsultan perencana. Hak dan kewajiban kontraktor pelaksana adalah:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan
syarat-syarat, dan tambahan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh
pengguna jasa.
b. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
c. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
15
peraturan untuk menjaga keselamaran pekerja dan masyarakat.
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan,
dan bulanan.
e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah
diselsaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
16
Tugas bagian logistik adalah bertanggung jawab terhadap sirkulasi
barang dan peralatan, mencatat inventarisasi barang dan alat,
mengecek, mencatat material yang masuk sesuai pesanan, membuat
laporan logistik untuk dilaporkan kepada pelaksana lapangan.
6. Safety Officer (K3)
K3 adalah singkatan dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja, yaitu
orang yang bertanggung jawab atas keselamatan pekerja yang ada
didalam sebuah pekerjaan atau proyek
7. Pelaksana Lapangan
Orang yang bertanggung jawab dan memimpin mulai dari pekerjaan
struktur, arsitektur, dan mechanical, electrical, dan plumbing (MEP).
17
BAB III
DESKRIPSI TEKNIS PROYEK
Fungsi
18
Scaffolding adalah bangunan pelataran kerja (platform) yang dibuat
untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja,
bahan-bahan, dan alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi termasuk
pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran.
Fungsi
Cutting Wheel adalah mesin potong berupa dudukan yang digunakan
dalam berbagai macam pekerjaan yang membutuhkan metode
pemotongan seperti pemotongan hebel atau bata ringan, ataupun besi
tulangan ulir.
3 Nama Alat Spesifikasi
Electric Mixer Kecepatan : 680 rpm
Input daya : 800 Watt
Maksimal diameter-
pengaduk : 16 cm
Panjang besi- pengaduk : 58
cm
19
4 Nama Alat Spesifikasi
Bor Listrik Input daya : 650 Watt
Dimensi : 32,5 x 20,3 x 8,9 cm
Hammering speed : 0-4600
(blows/min)
Single impact energy : 1,8 Nm.
Speed under load : 0-930.
Fungsi
Bor listrik adalah alat yang digunakan untuk pekerjaan pengeboran.
Bor listrik terdiri atas handle, mata bor, tombol kendali mesin, dan
mesin sebagai penggerak mata bor tersebut. Penggunaan mata bor
dapat diganti sesuai dengan jenis pekerjaan. Dalam pekerjaan finishing
proyek pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU)2 Institut
Teknologi Sumatra ITERA bor listrik digunakan
untuk mengebor beton / lantai kerja, dinding, serta plywood.
5 Nama Alat Spesifikasi
Gerinda Tangan Input daya : 540 Watt
Kecepatan : 12000 rpm
Kapasitas : 100mm /4"
Berat : 1,6 Kg
Fungsi
20
Gerinda tangan adalah alat listrik yang digunakan sebagai alat potong
material yang dikendalikan oleh tangan pekerja tanpa dudukan.
Dalam pekerjaan finishing proyek pembangunan Gedung Kuliah
Umum (GKU)2 Institut Teknologi Sumatra ITERA gerinda tangan
digunakan sebagai alat memotong besi tulangan ulir, serta
plywood.
21
Fungsi
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik
pengukuran secara vertikal, horizontal maupun diagonal. Dilengkapi
dengan Magnet untuk kemudahan pengukuran pada media besi.
8 Nama Alat Spesifikasi
Sipatan ( Chalk Line ) Panjang : 10 meter
Berat : 200 gram
Dimenasi : 28 x 12 x 5 cm
22
Fungsi
Automatic level/ Waterpass merupakan alat yang memiliki fungsi
untuk mengukur posisi suatu titik atau benda, baik secara vertikal
maupun horizontal. Dalam pekerjaan finishing proyek pembangunan
Gedung Kuliah Umum (GKU)2 Institut Teknologi Sumatra ITERA
total station digunakan sebagai alat yang menentukan titik
kepalaan screed pada pekerjaan lantai.
10 Nama Alat Spesifikasi
Jidar Model : Jidar Aluminium
hollow
Dimensi : 10 x 5 x 200 cm
Fungsi
Jidar adalah istilah alat yang digunakan untuk meratakan plesteran
pada pekerjaan plester dinding ataupun meratakan beton cair tanpa
koral pada pekerjaan screed lantai. Terdapat dua jenis jidar yaitu jidar
aluminium dan juga jidar kayu. Jidar yang digunakan pada pekerjaan
finishing plester proyek pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU)2
Institut Teknologi Sumatra ITERA yaitu jidar aluminium.
11 Nama Alat Spesifikasi
23
Circular saw SAW R Daya : 1.200 W
Diameter Mata Gergaji : 185
mm
Kecepatan Tanpa Daya : 4.700
rpm
Max. Memotong pada 90º : 63
mm
24
Sealant Sillicone Gun (Caulk Gun) Merek : Ell Pro
Dimensi : dapat menampung
lem tabung 230
gram
Fungsi
Caulk Gun adalah alat yangn digunakan untuk membantu proses sealant
kaca pada bingkai jendela aluminium.
25
1. Agregat halus
a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari daerah
setempat dengan catatan memenuhi syarat seperti yang tercantum dalam
PBI'71 untuk Agregat Halus.
b. Pasir harus bersih dari bahan organik, zat-zat alkali dan substansi-
substansi yang merusak beton.
c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
d. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
2. Agregat Kasar
a. Agregat kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahanbatu dengan Wet System Stone Crusher.
b. Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi agregat kasar
untukbeton menurut ASTM C33-86.
c. Ukuran terbesar agregat kasar adalah 2,5 cm.
d. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan
pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan
yang tidak diinginkan.
e. Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butiran-butiran
yang kasar, keras tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada
butir-butir yang pipih jumlahnya tidak boleh
26
f. melampaui 20 % dari jumlah berat seluruhnya.
g. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga
melebihi 50 % kehilangan berat menurut tes mesin Los Angeles
h. Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif
alkali atau substansi yang merusak beton.
3. Besi Tulangan
27
4. Air
Air yang digunakan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia yaitu air
harus bersih, tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 2gr/L, tidak
mengandung garam lebih dari 15gr/L, tidak mengandung senyawa sulfat
lebih dari 1gr/L dan tidak mengandung asam klorida lebih dari 0,5gr/L. Air
yang tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kualitas adukan,
mengurangi daya lekat beton, dan merusak beton serta dapat mengakibatkan
besi-besi tulangan berkarat. Dalam pekerjaan finishing, air digunakan
sebagai campuran dalam berbagai adukan.
28
6. Semen
Semen yang digunakan harus dari mutu terbaik dari satu hasil produk yang
disetujui direksi pengawas. Semen yang digunakan pada proyek
pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU)2 Insitut Teknologi Sumatra
ITERA adalah semen merek Semen Merah Putih dengan model Portland
Composite Cement (PCC).
7. Mortar
Mortar (sering disebut juga mortel atau spesi) adalah campuran yang terdiri
dari pasir, bahan perekat serta air, dan diaduk sampai homogen. Pasir sebagai
bahan bangunan dasar harus direkatkan dengan bahan perekat. Bahan perekat
yang digunakan dapat bermacam-macam, yaitu dapat berupa tanah liat, kapur,
atau semen merah (bata merah yang dihaluskan), maupun semen portland.
Pengaplikasian mortar hanya membutuhkan sedikit air dibandingkan dengan
semen biasa yaitu 9 – 10 liter / Sak 50 Kg. Mortar yang digunakan pada proyek
pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU)2 Insitut Teknologi Sumatra
ITERA adalah mortar merek Mortar Nasional (MONAS) yang terbagi atas 2
jenis mortar yaitu:
a. Mortar Nasional (MONAS) Thin Bed 50 Kg
Yaitu mortar yang digunakan sebagai perekat bata hebel pada dinding.
b. Mortar Nasional (MONAS) Plester Max 50 Kg
Yaitu mortar yang digunakan sebag tl plester pada dinding.
29
c. Mortar Nasional (MONAS) Skim coat 40 Kg
Yaitu mortar yang digunakan sebagai finishing pada semen ekspos di tangga.
30
Gambar 3.23 Mortar skim coat 40kg
Sumber: Foto Lapangan
31
8. Plywood (Multipleks)
Material kayu solid yang telah di pabrikasi menjadi bentuk lembaran.
Spesifikasi yang digunakan adalah plywood dengan ketebalan 12 mm
dimensi 122 cm x 244 cm. Dalam pekerjaan finishing proyek
pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU)2 Insitut Teknologi Sumatra
ITERA plywood digunakan sebagai bekisting pengecorankolom praktis.
9. Homogeneous Tile
Keramik yang digunakan pada pekerjaan finishing proyek pembangunan
Gedung Kuliah Umum (GKU)2 Insitut Teknologi Sumatra ITERAadalah
keramik jenis Homogeneous Tile merek Granito ukuran 60 x 60 cm, 30 x
60 cm dengan jenis polish.
32
10. Tile Grout
Tile Grout adalah pengisi nat pada proses pemasangan keramik untuk
menghasilkan ketahanan terhadap bakteri dan jamur. Tile Grout yang
digunakan pada proyek pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU)2
Insitut Teknologi Sumatra ITERA adalah merek DRY MIX Sanitized Tile
Grout 1 Kg.
12. Compound
33
Compound mempunyai fungsi untuk penutup celah, pori – pori, lubang
yang kecil pada permukaan gypsum sebelum dicat dasar/cat finishing,
tujuannya agar permukaan gypsum bisa rata, tidak bergelombang sesuai
dengan yang diinginkan sehingga ketika dicat tidak muncul permukaan
yang bergelombang, berlubang dan bintik-bintik akibat dari serat bahan
drywall yang di pasang. Pada proyek ini menggunakan compound dari
A Plus 20kg.
13. Roster
Roster adalah suatu alat yang digunakan untuk mengontrol udara yang
masuk atau keluar dari suatu ruangan. Roster lubang angin biasanya terdapat
pada jendela atau pintu, dan terdiri dari sebuah jaringan atau sekat yang bisa
dibuka atau ditutup sesuai kebutuhan. Roster yang digunakan pada proyek
ini ukuran 20x20 cm dengan tebal 10cm.
34
3.3 Persyaratan dan teknis pelaksanaan
3.3.1 Pekerjaan dinding
1. Pekerjaan bata ringan
a. Lingkup pekerjaan
• Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan- bahan,
peralatan dan alat-alat Bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
• Pekerjaan pasangan dinding ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk MK.
b. Persyaratan Bahan
• Hebel dipres oleh mesin dengan penekanan (pressure) yang sama
dengan memenuhi standar dan persyaratan lain yang
diindikasikan/dinyatakan di bawah untuk setiap bentuk hebel
yang disyaratkan.
➢ SNI 03-0349-1989
➢ Ukuran : Menyediakan bata yang diproduksi dengan dimensi
nyata sebagai berikut : 100 x 200 x 600 mm.
• Adukan Mortar
35
untuk waktu pengadukan dan kadar air.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
• Pasangan bata ringan dengan menggunakan perekat mortar dan
air untuk semua pasangan dengan ketebalan ± 3 mm.
36
cm kecuali ditentukan lain.
d. Teknis pelaksanaan
• Untuk memulai pekerjaan dan untuk mengontrol kelurusan sesuai
dengan shop drawing dilakukan pengukuran dan penandaan
(marking) untuk jalur pemasangan bata ringan.
37
ketinggian lebih dari 1,5 m dan harus diikuti dengan pemasangan
kolom praktis.
38
Gambar 3.34 Denah rencana finishing dinding lantai 2
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
39
Gambar 3.37 Denah rencana finishing dinding lantai atap
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
40
Tabel 3.1 Tabel finishing dinding
2. Pekerjaan plesteran
a. Lingkup pekerjaan
• Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.
b. Persyaratan bahan
• Bahan untuk plesteran adalah produk Mortar Nasional (MONAS)
Monas-328 Plester Max untuk pasangan bata ringan dan beton.
• Air untuk pencampuran harus bersih dan bebas dari zat berbahaya
dan merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan anorganik
41
lainnya.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
• Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan MK.
42
atau mengandung zat-zat lain yang akan mengurangi kualitas
adukan dan menggunakan semen yang berusia lebih dari 3 bulan.
d. Teknis pelaksanaan
• Mempersiapkan bahan, peralatan dan tenaga kerja.
43
• Membuat kepalaan vertikal dengan jarak 1,5 m dari atas ke
bawah,
b. Persyaratan bahan
• Bahan untuk plesteran trasraam (Kedap air) adalah produk DRY
MIX Plester D-200 yang digunakan untuk plesteran beton, bidang
kedap air dan eksterior.
44
c. Persyaratan pekerjaan
• Siapkan alat campuran / pengaduk.
d. Teknis pelaksanaan
• Campurkan adukan dengan perbandingan 9 - 10 liter per sak 50
kg.
45
/ kamar mandi sampai 200 cm di atas lantai untuk seluruh dinding
dari pasangan lainnya yang terdapat dalam ruangan, pagar dan
turap sampai dengan 20-30 cm di atas level tanah yang terdekat
dengan pagar, dan seluruh pekerjaan turap; untuk turap yang
akan terkena genangan air.
46
Gambar 3.41 Denah rencana finishing dinding trasraam lantai 2
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
47
Gambar 3.43 Denah rencana finishing dinding trasraam lantai 4
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
4. Pekerjaan acian
a. Lingkup pekerjaan
• Termasuk dalam pekerjaan acian dinding adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan acian,
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Persyaratan bahan
• Bahan untuk acian adalah produk DRY MIX Acian S100 .
c. Syarat-syarat pelaksanaan
• Siapkan alat pencampur / pengaduk.
48
atau mengandung zat-zat lain yang akan mengurangi kualitas
adukan dan menggunakan semen yang berusia lebih dari 3 bulan.
d. Teknis pelaksanaan
• Pada tahap pencampuran dianjurkan menggunakan electric
mixer.
49
• Untuk pekerjaan dimana pekerjaan instalasi ME di dalam ruangan
belum dikerjakan, untuk mengantisipasi adanya perbedaan antara
acian lama dengan acian baru setelah pemasangan instalasi ME
maka pada lokasi yang akan dipasang instalasi ME untuk
pekerjaan acian tidak dikerjakan terlebih dahulu.
• Cat yang digunakan setelah pengacian adalah cat interior dan cat
weathershield dari produk Nippon Paint.
b. Syarat pelaksanaan
• Keramik harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, sisi
yang berpotongan rapi. Jenis, ukuran dan ketebalan yang
seragam.
50
• Pada permukaan dinding beton/plesteran yang telah berusia
minimal 14 hari dan telah diterima oleh Pengawas, keram dapat
langsung diletakkan, dengan menggunakan perekat dengan tipe
sesuai dengan rekomendasi dari produsen.
• Ketinggian peil tepi atas pola keramik harus sesuai dengan yang
dikehendaki/sesuai dengan gambar kerja,
51
kimia/garam,
c. Teknis pelaksanaan
• Melakukan pengecekan dinding bata apakah sudah cukup untuk
dibebani oleh beban pasangan keramik,
52
kemudian menerus ke arah horizontal dan ke atas.
53
Gambar 3.45 Potongan A-A Toilet
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
54
Gambar 3.47 Potongan C-C Toilet
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
55
ekstrusi anodized yang jelas pada paduan aluminium paduan
6063, temper T5 atau T6 minimal 10 mikron dengan lapisan
berwarna sebagaimana ditentukan oleh skema warna yang akan
diterbitkan kemudian, dan harus sesuai dengan SNI 07-0603-
1989 dan ASTM B 221M.
• 07920 - Sealant
b. Syarat pelaksanaan
• Semua profil aluminium yang akan digunakan harus dipilih
dengan hati-hati, memiliki keseragaman warna, dimensi dan
kesejajaran serta bebas dari cacat. Semua profil harus disetujui
oleh engineer.
• Pintu dan kusen harus dikirim dalam satu paket untuk mencegah
kerusakan akibat pengiriman atau cuaca. Semua bagian kusen
harus dikemas bersama. Setiap pintu harus
56
penempatan, bentuk, cara pemasangan, mekanisme- nya dan
detail-detail sesuai gambar,
• Kusen disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup serta tidak
terlihat dari luar,
57
c. Teknis pelaksanaan
• Pasang kusen jendela/pintu aluminium pada lokasi yang
ditentukan (sesuai tipe), sesuaikan ukuran kusen dengan lubang
tempat kusen tersebut (selisih ± 1 cm),
58
Gambar 3.50 Denah pintu dan jendela lantai 2
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
59
Gambar 3.52 Denah pintu dan jendela lantai 4
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
60
Tabel 3.2 Tabel tipe kusen pintu
61
Tabel 3.4 Tabel tipe kusen pintu
62
3.3.3 Pekerjaan Plafon
1. Pekerjaan plafon gypsum board
a. Persyaratan bahan
• Gypsum board yang dipakai adalah gypsum board merek
Jayaboard dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 9 mm.
• - 81 dan NI-5.
b. Syarat-syarat pelaksanaan
• Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari direksi pengawas.
63
• Harus diperhatikan terhadap disiplin lain di antaranya pekerjaan
elektrikal dan perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila
pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas tidak
c. Teknis pelaksanaan
• Rangka langit-langit gypsum menggunakan rangka hollow 4 x 4
cm dengan bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan
gambar dan harus sesuai tata cara dan teknis pemasangan dari
pabriknya.
64
• Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan
atau atap dengan menggunakan penggantung dari
65
Tabel 3.6 Tabel finishing plafon
66
Gambar 3.54 Denah rencana plafon lantai 1
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
67
Gambar 3.56 Denah rencana plafon lantai 3
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
68
Gambar 3.58 Detail plafond
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
3.3.4 Pekerjaan lantai
1. Pekerjaan screeding lantai
a. Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan- bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik.
• Persyaratan bahan
b. Syarat pelaksanaan
• Penggunaan peralatan sesuai dengan kondisi lapangan,
cetok, roskam atau trowel, benang ukur, meteran, jidar dan
automatic level atau waterpass.
69
• Membuat kepalaan screeding dengan jarak 1,5 m/ kepalaan
dengan bahan adukan spesi 1 pc : 4ps setebal 5 cm dan lebar 10
cm.
• Ketebalan screed antara 3-5 cm. Jika terlalu tipis akan mudah
terkelupas dan jika screed terlalu tebal harus diberi kawat ayam
agar tidak terjadi pecah-pecah.
c. Teknis pelaksanaan
• Bahan dipilih dengan kualitas yang sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan adukan/mortar baik kekerasan, ukuran butir, kadar
lumpur/kotoran, dan lain-lain.
70
• Mortar ready mix yang dibawa dituangkan menggunakan
concrete pump secara berurutan di antara kepalaan, kemudian
diratakan dengan jidar serta dihaluskan menggunakan roskam
sesuai acuan elevasi.
b. Persyaratan bahan
• Lantai keramik yang digunakan :
• Ukuran : 60 x 60 cm dan 30 x 60 cm
71
lubang jarum pada permukaan, tergores, noda dari glasir dan lain-
lain,
c. Syarat pelaksanaan
• Keramik harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan, tidak
retak/cacat permukaan. Sisi yang berpotongan rapi. Jenis, ukuran
dan ketebalan yang seragam.
d. Teknis pelaksanaan
• Mengukur elevasi/kondisi permukaan seluruh lantai, kemudian
menetapkan elevasi akhir pekerjaan homogeneous tile.
72
ukur. Titik mulai pekerjaan dan penempatan motif homogeneous
tile diukur dengan tepat.
73
Gambar 3.60 Denah pola lantai – lantai 1
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
74
Gambar 3.62 Denah pola lantai – lantai 3
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
75
Gambar 3.64 Denah pola lantai – lantai atap
Sumber: Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
76
BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
77
pada pukul 13.00-17.00 WIB. Pada waktu tertentu dilanjutkan kerja lembur dari
pukul 19.00-22.00 apabila terjadi keterlambatan pekerjaan atau untuk pencapaian
target.
Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan Proyek Gedung Kuliah Umum
(GKU)2 Institut Teknologi Sumatra ITERA yaitu 360 hari kalender. Laporan
kemajuan pekerjaan dibuat oleh pelaksana pekerjaan (kontraktor) dan di buat
laporan harian, mingguan, dan bulanan kepada Manajemen Konstruksi (MK).
78
akhir pekerjaan berlangsung, sedangkan tenaga kerja tidak tetap bekerja
hanya sebagian pekerjaan yang telah dikerjakan oleh tenaga kerja tetap.
• marking.
79
• Marking area dilaksanakan menggunakan meteran dan sipatan
agar garis marking lurus dan terlihat.
80
mortar thin bed, semen portland, pasir, split, air serta besi tulangan
berdiameter 10 mm dan 6 mm yang digunakan sebagai tulangan
kolom praktis.
b. Pelaksanaan pekerjaan
• Bata ringan/hebel yang digunakan dalam proyek ini memiliki
dimensi panjang 60 cm, lebar 20 cm dan tebal 10 cm.
81
palu, ember, meteran dan waterpass.
c. Teknis pelaksanaan
• Pada tahap persiapan telah dilaksanakan marking berupa garis
pada bidang kerja. Tahap selanjutnya adalah pemasangan acuan
dinding dengan cara menarik benang sebagai lot. Acuan
menggunakan nilon untuk menjaga kerataan pasangan batu bata
yang akan dipasang setinggi ± 20 cm.
Benang acuan
82
• Basahi dasar permukaan lantai yang telah di-marking dengan air,
guna mendapatkan kejenuhan beton. Tunggu hingga air cukup
menyerap pada lantai. Hal ini dilakukan agar adukan perekat bata
dapat merekat dengan sempurna
• Beri adukan spesi sebagai lapisan antara lantai dengan bata ringan
(leveling) setebal 5 cm sesuai dengan screeding lantai yang akan
dibuat pada tahap pekerjaan lantai.
83
• Pemasangan bata ringan dimulai dari tepi, dengan lapis bagian
pertama adalah pasangan utuh, kemudian lapis kedua bagian tepi
adalah ½ bata. Pemotongan bata ringan bisa menggunakan cutting
wheel, gerinda tangan, kapak, ataupun gergaji tangan.
84
Gambar 4.12 Pemotongan hebel menggunakan gergaji tangan
Sumber : Dokumentasi lapangan
85
Gambar 4.14 Pemberian mortar setebal ± 3 mm sebagai perekat
bataringan
Sumber : Dokumentasi lapangan
Dowel
86
• Bata ringan dipasang hingga ketinggian ± 1,5 m, Selama proses
pemasangan harus selalu di cek verticality dan horizontality
menggunakan waterpass setiap ± 1,5 m tinggi dinding.
87
Gambar 4.19 Pemasangan kolom praktis pada dinding dengan
luas >12 m² dan opening jendela dan pintu.
Sumber : Dokumentasi lapangan
2. Pekerjaan plesteran
Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU) 2
Institut Teknologi Sumatra ITERA, pekerjaan palsteran yang pertama
dilakukan adalah plester setiap kolom, shear wall kemudian dinding
bata ringan.
a. Pekerjaan persiapan
• Siapkan peralatan yang digunakan yaitu benang untuk lot,
ember, electric mixer, cetok semen, trowel atau roskam
• kayu, waterpass, meteran dan jidar dengan panjang ± 2 m yang
sesuai spesifikasi teknis.
• Siapkan material yang akan digunakan yaitu mortar khusus
plester dan juga air.
• Pada pekerjaan plester bata ringan pastikan adukan perekat
pada dinding bata ringan telah kering dan siap untuk diplester.
Waktu pengeringan adalah sekitar 3 hari.
• Bersihkan kolom, shear wall, serta dinding pasangan bata
ringan dari debu, minyak, papan bekisting dan kotoran- kotoran
lainnya yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan plesteran
atau mengurangi daya rekat adukan plesteran.
b. Pelaksanaan pekerjaan
88
• Pekerjaan plester dapat dilakukan bersama dengan pemasangan
bata ringan pada bagian kolom dan shear wall yang tidak bertemu
langsung dengan dinding bata ringan. Pada pekerjaan plester
dinding bata ringan plesteran harus dilakukan setelah pasangan
dinding selesai terpasang dan mengering.
• Material utama yang digunakan adalah Mortar Nasional
(MONAS) plaster max 50kg sesuai dengan spesifikasi teknis yang
telah dibahas pada Bab III, Sub Bab: Macam Spesifikasi,
Persyaratan Material
• Air yang digunakan untuk campuran adukan adalah air yang
bersih dan tidak mengandung zat kimia apa pun.
• Peralatan yang digunakan yaitu benang untuk lot, ember, cetok
semen, trowel atau roskam kayu, waterpass, meteran dan jidar
dengan panjang ± 2 m.
• Untuk area yang relatif tinggi atau bagian tertentu yang sulit
dijangkau dapat menggunakan scaffolding yang telah disiapkan.
c. Teknis pemasangan
• Pasang lotan secara horizontal dan vertikal menggunakan
benang guna mendapatkan acuan agar plesteran dapat ter aplikasi
dengan tegak lurus.
89
Gambar 4.20 Pemasangan benang lot sebagai acuan
Sumber : Sketsa penulis
Benang Lot
Unting-unting
Besi pengunci
Akuminium hollow
90
hingga merata atau homogen selama 3-5 menit. Adukan dalam
ember harus diaplikasikan tidak lebih dari 60 menit setelah adukan
tercampur rata.
91
Kepalaan
plester
92
Gambar 4.29 Pengaplikasian plester pada shear wall
Sumber : Sketsa penulis
93
Jidar
94
Gambar 4.34 Hasil plesteran pada kolom
Sumber : Dokumentasi lapangan
3. Pekerjaan acian
a. Pekerjaan persiapan
• Pastikan plesteran telah kering dan siap untuk diaci. Pada
umumnya waktu pengeringan plesteran adalah 3 hari.
• Siapkan peralatan yang akan digunakan, electric mixer, ember,
cetok semen, dan roskam besi.
• Siapkan material utama yang akan digunakan yaitu mortar acian
dan air.
• Bersihkan plesteran (media tempat akan diaplikasikannya
95
acian) dari serpihan dan minyak yang dapat mengurangi daya rekat
adukan.
• Pelaksanaan pekerjaan
• Pekerjaan acian dilakukan setelah plesteran mengering. Acian
berguna sebagai plester halus pasangan dinding bata ringan kecuali
pada area tertentu (wett area).
• Material utama yang digunakan adalah MONAS ( Mortar
Nasional ) dengan jenis Acian Plester 50 gsesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah dibahas pada Bab III, Sub Bab: Macam
Spesifikasi, Persyaratan Material.
• Air yang digunakan untuk campuran adukan adalah air yang
bersih dan tidak mengandung zat kimia apa pun.
b. Teknis pelaksanaan
• Campurkan mortar acian dengan air menggunakan electric
mixer ataupun dapat dilakukan secara manual selama 3 atau 4 menit
hingga rata / homogen. Adukan dalam ember tidak lebih dari 90
menit harus diaplikasikan.
96
Gambar 4.37 Hasil adukan acian
Sumber : Dokumentasi lapangan
Roskam besi
97
• Dalam kondisi setengah kering haluskan kembali acian dengan
menggunakan roskam besi untuk mendapatkan permuakaan yang
halus.
98
a. Pekerjaan persiapan
• Mempersiapkan material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, diantaranya adalah mortar perekat yaitu
DRY MIX Mortar tile adhesive, air dan keramik dinding dimensi 30
x 60 cm.
• Mempersiapkan alat yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, diantaranya adalah cetok semen, alat potong keramik,
benang sebagai lot, meteran, waterpass, palu karet dan paku.
b. Pelaksanaan pekerjaan
• Keramik yang digunakan untuk dinding kamar mandi
menggunakan keramik dengan dimensi 30 cm x 60 cm.
• Alat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
diantaranya adalah cetok semen, alat potong keramik, benang
sebagai lot, meteran, waterpass, palu karet dan paku.
c. Teknis pelaksanaan
• Dinding yang akan dipasang pasangan keramik terlebih dahulu
dilakukan penyiraman dengan air bersih,
• Dinding sebelum dipasang keramik harus di pasang
waterproofing dengan menggunakan fosroc gray dengan ketinggian
150 cm dengan cara di kuas pada dinding kamar mandi saja.
• Membuat acuan benang sebagai lot untuk menentukan
ketebalan keramik, nat-nat vertikal dan horizontal, serta garis
tengah.
• Campur DRY MIX Mortar tile adhesive 25 kg dengan
perbandingan 6 – 7 liter air dengan menggunakan electric mixer
secara bertahap dan aduk sampai rata selama 3 atau 4 menit.
• Aplikasikan adukan ke keramik yang akan dipasang secara
merata selebar permukaan keramik,
• Arah pemasangan adalah dari lapisan paling bawah kemudian
menerus ke arah horizontal dan ke atas. Pemasangan perlu diarahkan
dan dikontrol agar nat-nat horizontal dan vertikal terlihat sama dan
sesuai dengan keinginan, ketebalan adukan mortar DRY MIX
99
Mortar tile adhesive ± 3 - 15 mm.
• Memukulkan palu karet pada keramik sehingga mortar tersebar
merata dan posisi keramik berada posisi yang benar, baik arah
horizontal maupun vertikal,
• Setelah keramik benar-benar kering, celah nat dibersihkan dari
debu dan kotoran kemudian dilakukan pengisian celah nat dengan
bahan DRY MIX Sanitized Tile Grout.
• Dilakukan pengukuran kembali kerataan permukaan dengan
menggunakan waterpass.
100
Gambar 4.44 Potongan-B typical toilet
Sumber : Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
5. Roster
a. Pekerjaan Persiapan
• Mempersiapkan bahan materia yang akan digunakan dalam
pekerjaan pemasangan roster dengan ukuran 20 x 20 dengan tebal
10 cm dan MONAS (Mortar Nasional) dengan jenis yang sama pada
saat pemasangan hebel, yaitu jenis mortar thin bed 50 Kh dan air
yang bersihserta terhindar dari zat kimia.
101
• Mempersiapkan alat yang akan digunakan. Dalam pelaksaan
pekerjaan ini, diantaranya adalah cetok semen, benang sebagai lot,
meteran, waterpass, paku, palu, dan amplas.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
• Roster yang digunakan dalam proyek ini yatu roster beton
dengan motif yang sudah ditentukan dengan ukuran 20 x 20 cm
dengan ketebalan 10 cm.
• Jarak antar roster kurang lebih 3 mm.
• Untuk ketinggian roster pada proyek ini adalah yang sesuai
dengan Shopdrawing yaitu (120-220) cm dari lantai tangga (bordes
tangga).
c. Teknis Pelaksanaan
• Sebelum memulai proses pemasangan roster beton,
pertamatama kamu harus membuat perencanaan pola terlebih
dahulu
• Roster bisa di pasang dengan beraneka agam dan juga bisa
disesuaikan dengan bentuk roster yang ada.
• Ukur bagian yang akan di pasang roster dengan meteran.
• Proses pengukuran ini sangat penting, sebab berperan sebagai
penentu terhadap jarak penempatan roster yang ada.
• Agar hasilnya lebih presisi menggunakan water pas.
• Tarik tali benang lot sesuai dengan yang diinginkan/ditentukan
MK.
• Proses Chipping (Mengikis dinding beton)
• Setelah alat dan bahan siap, susun roster sesuai pola dengan
mengikuti tali benang yang sudah di pasang.
• Rekatkan setiap susunan roster dengan adonan semen mortar-
thin bed yang sudah disiapkan.
• Setelah semua roster terpasang, bershkan menggunakan Kape,
lalu masukkan semen putih pada bagian nat roster beton yang
terpasang.
102
• Ampelas roster beton yang sudah diberi nat semen putih agar
hasinya rapih.
b. Teknis pelaksanaan
• Pasang kusen jendela/pintu aluminium pada lokasi yang
ditentukan (sesuai tipe), sesuaikan ukuran kusen dengan lubang
tempat kusen tersebut dengan selisih ± 1 cm,
• Sisipkan baji karet/kayu pada sisi–sisi kusen agar tepat dan atur
kelurusan kusen dengan dinding,
• Lubangi dinding melalui lubang kusen dengan menggunakan
bor listrik untuk tempat sekrup.
• Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen pintu dan
103
precast dengan bor, untuk tempat sekrup dan masukkan baut fischer
ke dalam lubang tersebut lalu atur aksesorinya (kunci, grendel,
engsel, roda, dan lain-lain). Kemudian finish dinding dengan adukan
semen /mortar /sealant (pengisian celah antara tembok dengan
kusen), agar tidak terjadi rembesan bila ada tempias air hujan.
• Beri perlindungan terhadap pintu dan jendela yang sudah
terpasang seperti isolasi kertas atau plastik pada bagian yang rawan
goresan.
104
Gambar 4.48 Detail kusen jendela tipe-W.02
Sumber : Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
105
Gambar 4.50 Detail kusen jendela tipe-W.04
Sumber : Dokumen KSO ADHI-ABIPRAYA
b. Pelaksanaan pekerjaan
• Gypsum Board yang dipakai adalah dari merek Jayaboard
dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 9 mm
• Rangka langit-langit menggunakan besi hollow 4x4 cm tebal
0.9 mm.
c. Teknis pelaksanaan
106
• Melakukan pengukuran ketinggian plafon yang akan dipasang
dengan meteran,
• Memasang benang sebagai acuan pemasangan plafon pada
dinding yang akan dipasang plafon dengan paku sebagai pengaitnya,
dengan ketinggian plafon ± 3 m dari permukaan lantai,
• Batang-batang hollow untuk rangka langit-langit dipasang rata
sesuai ukuran yang telah ditentukan. Batang hollow yang dipasang
di pasangan bata harus difiser masuk dalam tembok sedalam 5 cm.
Pada sambungan antar modul dilas dan disekrup.
• Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton dan
atau atap dengan menggunakan penggantung dari logam galvanized
suspension / kawat seng BWG 14 yang dapat diatur ketinggiannya
dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat
dengan baik dan kuat pada pelat beton dan tidak dapat berubah-ubah
bentuk lagi.
• Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata, dan kuat,
serta instalasi ME sudah terpasang, maka lembaran gypsum board
dapat mulai dipasang.
• Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan
benar, sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit ke dalam
permukaan lembaran gypsum board.
• Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan, dan dipasang pada
jarak maksimal 30 cm.
• Setelah lembaran gypsum terpasang, cek kembali leveling
• permukaan plafon.
• Sambungan antara pertemuan gypsum diberi textile tape dan
dicompound kemudian digosok dengan ampelas untuk mendapatkan
permukaan yang rata.
107
• Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok
dengan ampelas halus, finishing gypsum adalah cat emulsi, yang
warnanya akan ditentukan kemudian.
108
300cm hollow
60c
120
109
4.3.4 Pekerjaan lantai
b. Pelaksanaan pekerjaan
• Material screeding adalah mortar ready mix tanpa koral yang
memilik kekuatan tekan tinggi setara dengan mutu beton K-300
berdasarkan standar acuan produk.
• Material kepalaan screeding adalah semen portland padang
kelas 1, sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah dibahas pada
Bab III, Sub Bab: Macam Spesifikasi, Persyaratan Material.
• Air yang digunakan untuk campuran adukan kepalaan screed
adalah air yang bersih dan tidak mengandung zat kimia apapun.
• Peralatan yang digunakan pada proses screeding adalah
automatic level atau waterpass, trowel atau roskam kayu, meteran
dan jidar dengan panjang ± 2 m.
• Alat-alat penuangan mortar ready mix seperti talang, pipa chute
dan sebagainya harus selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan
beton yang mengeras.
c. Teknis pelaksanaan
• Basahi dasar permukaan lantai yang akan dibuat panduan
kepalaan screed dengan air, guna mendapatkan kejenuhan beton dan
tunggu hingga air cukup menyerap pada lantai.
110
• Tentukan titik panduan kepalaan screed menggunakan
automatic level atau waterpass dengan jarak setiap titik adalah 1,5
m, buat panduan kepalaan screed menggunakan adukan spesi dan
pecahan keramik sebagai acuan kerataan dengan ketebalan 5 cm.
• Setelah pandual kepalaan dibuat, selanjutnya pembuatan
kepalaan secara memajang secara horizontal menggunakan adukan
spesi yang sama dengan panduan kepalaan, dan diratakan
menggunakan jidar. Diamkan minimal selama 24 jam sebelum
proses screeding dilaksanakan.
• Sebelum pelaksanaan pengecoran screeding, lantai harus
dibersihkan dan dibasahi terlebih dahulu agar tidak ada kotoran
yang mengurangi efektivitas adukan mortar.
• Pengecoran di lakukan dengan ready mix tanpa koral yang
didatangkan dari PT. Ardi Mix menggunakan mixer truck
berkapasitas maksimum 5–7 m3. Untuk memudahkan pekerjaan
screeding digunakan Concrete Pump untuk mencapai semua titik
screed yang telah dibuat.
111
tinggi adukan tidak lebih dari ketinggian kepalaan yang telah dibuat
yaitu 5 cm.
• Ratakan adukan screed menggu nakan jidar secara horizontal
dari depan ke belakang hingga rata. Penjidaran dilakukan oleh 2 - 3
orang dalam sekali penjidaran untuk memudahkan pekerjaan
sekaligus mendapatkan hasil yang maksimal.
• Setelah lantai screed diratakan menggunakan jidar, lantai
dihaluskan menggunakan roskam kayu.
• Dibutuhkan waktu setidaknya 28 hari bagi lantai screed yang
baru dibuat tersebut untuk dapat mengering dengan sempurna.
b. Pelaksanaan pekerjaan
• Keramik yang digunakan dalam proyek ini yaitu homogeneous
tile merek Granito dengan dimensi 60 cm x 60 cm yang terdiri atas
warna yaitu White Pearl Polish.
• Untuk lantai kamar mandi, jarak antar keramik ± 3 mm.
• Untuk elevasi lantai kamar mandi/WC turun 5 cm dari elevasi
lantai normal.
c. Teknis pelaksanaan
• Mengukur elevasi/kondisi permukaan seluruh lantai, kemudian
menetapkan elevasi akhir pekerjaan homogeneous tile .
112
• Campur Mortar tile adhesive 50 kg dengan perbandingan 6–7
liter air dengan menggunakan electric mixer secara bertahap dan
aduk sampai rata selama 3 atau 4 menit.
• Aplikasikan adukan mortar ke homogeneous tile yang akan
dipasang secara merata selebar permukaan homogeneous tile.
Ketebalan adukan Mortar tile adhesive ± 3-15 mm.
• Pembuatan acuan elevasi sesuai gambar kerja, untuk
kerataannya dan penempatan nat-nat dibantu dengan pemasangan
benang ukur. Titik mulai pekerjaan dan penempatan motif
homogeneous tile harus diukur dengan tepat.
• Letakan homogeneous tile di atas lantai yang sudah disiapkan,
ketuk dan tekan dengan palu karet agar adukan rata dan padat serta
keramik rata dengan lot yang telah dipasang,
• Untuk pemasangan keramik pada lantai kamar mandi, jarak
antar keramik ± 3mm. Dan pada akhir pemasangan celah tersebut
dapat ditutup nat dengan bantuan kain, spons, karet, atau roskam.
• Kemudian permukaan keramik dilap dengan kain basah agar
sisa adukan yang ada pada permukaan keramik tidak mengering dan
mengotori keramik,
• Setelah keramik benar - benar kering, celah nat dibersihkan dari
debu dan kotoran kemudian dilakukan pengisian celah nat dengan
bahan DRY MIX Sanitized Tile Grout.
• Dilakukan pengukuran kembali kerataan permukaan dengan
menggunakan waterpass.
113
4.4 Pembahasan
Sub bab pembahasan ini berisi mengenai alasan teknis, perubahan, dan
penyimpangan yang terjadi saat proses pelaksanaan proyek pembangunan
Gedung Kuliah Umum (GKU)2 Institut Teknologi Sumatra ITERA ini serta
membandingkan antara perencanaan awal pada BAB III dengan pelaksanaan
di lapangan yang berdasarkan hasil pengamatan di lapangan selama kerja
praktik (KP) berlangsung dengan panduan spesifikasi persyaratan dan teknis
pelaksanaan.
a. Pekerjaan Dinding
Pekerjaan pemasangan dinding hebel secara keseluruhan mengacu
dengan gambar kerja. Untuk pemasangan dinding hebel disetiap ruang
tidak banyak kendala hanya saja pemasangannya belum 100% selesai,
membutuhkan lebih banyak waktu.
114
Gambar 4.59 Pengerjaan Pemasangan Hebel
Sumber : Dokumentasi lapangan
b. Pekerjaan plesteran
• Bidang dinding bata ringan, kolom, ataupun shear wall yang
akan diplester tidak dibasahi terlebih dahulu.
115
karena penanaman pipa kabel listrik belum selesai. Penambalan
akibat pekerjaan ME tersebut menggunakan mortar plester.
116
d. Pekerjaan lantai
• Pekerjaan screeding
• Pekerjaan screeding dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja
dan syarat-syarat yang telah ditetapkan, namun terdapat beberapa
area yang mengalami retak rambut pada lantai yang sudah
dilaksanakan screeding, dan terdapat beberapa jejak kaki pekerja
yang menginjak lantai screed sebelum kering, yang menyebabkan
beberapa permukaan tidak rata.
117
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan selama 3 bulan melaksanakan kerja praktik di proyek
pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU)2 Institut Teknologi Sumatra ITERA
serta deskripsi Pembahasan dan teknis pelaksanaan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Pekerjaan pemasangan bata pada proyek ini menggunakan bata hebel yang
dimana penggunaan bata hebel tidak menggunakan semen melainkan
menggunakan jenis semen mortar dengan spesifikasi thin bed yang di
oleskan tipis pada hebel penggunaan mortar juga sangat mengefisiensi
waktu pekerjaan pada proyek sehingga pekerjaan proyek dapat lebih cepat.
2. Pekerjaan plester pada proyek ini bertahap dan bersamaan dengan pekerjaan
ME dimulai pada lantai satu hingga lantai empat tetapi ada sebagian yang
belom di plester karena adanya pembobokan tembok untuk menanam pipa
kabel.pekerjaan plesteran ini juga menggunakan mortar dengan jenis plester
max.
3. pemasangan Kolom,Balok dan Platlantai pada proyek ini sedikit lebih cepat
karena digunakan system bekisting atau dicetak terlebih dahulu atau di
pabrikasi setelah itu baru dipasang satu per satu menggunakan crane
sehingga pekerjaan struktur lebih cepat.
4. Pada pekerjaan struktur kolom dan balok banyak terjadi keretakan tipis
sehinnga perlunya untuk di perbaiki atau di tambal lagi.
5. pekerjaan lantai menggunakan lantai Homogeneous Tile 60x60 cm tetapi
banyak sekali kekurangan seperti banyaknya lantai yang tidak merata saat
pemasangan mortar saat dilapangan sehingga mengakibatkan banyaknya
lantai yang kopong saat di ketuk menggunakan paralon.
6. Bidang yang akan diplester atau diaci tidak dibasahi terlebih dahulu.
118
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 bulan melaksanakan kerja praktik
pada proyek pembangunan Gedung Kuliah Umum (GKU)2 Institut Teknologi
Sumatra ITERA, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Penulis hanya melakukan pengamatan pekerjaan dinding bata ringan,
plesteran, acian, lantai dan plafond selama kurun waktu 3 bulan, sehingga
pekerjaan yang dilakukan lewat dari 3 bulan tidak dapat diamati oleh
penulis.
2. Memperketat penerapan K3 (kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja)
terutama bagi para pekerja untuk memakai perlengkapan safety kerja saat
bekerja di lapangan.
119
DAFTAR PUSTAKA
Anggista. (2020). Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Bawah Bore Pile, Pile Cap, Tie
Beam, Dan Shear Wall Pada Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Uin
Raden Intan Lampung (Proyek 6 In 1 SBSN). (Laporan Kerja Praktik).
Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Muhammad Reza Adi Putra. (2020). Pekerjaan Finishing Dinding Bata Ringan,
Dry Wall, Pintu Dan Jendela Pada Main Building East Dan Atap Sirap Pada
Villa Proyek Pembangunan Hotel Four Point by Sheraton Bintan, Kepulauan
Riau. (Laporan Kerja Praktik). Universitas Lampung, Bandar Lampung.
120