Kehilangan Energi

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA
D III TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Hidraulika
ini.
Laporan praktikum ini dibuat berdasarkan studi laboratorium yang dilakukan

mahasiswa di Kampus Diploma Teknik Sipil ITS, dan berfungsi sebagai penunjang kegiatan
perkuliahan mahasiswa pada mata kuliah Hidraulika. Sehingga dengan adanya laporan
praktikum ini dapat membantu kita untuk memahami lebih dalam tentang mata kuliah
Hidraulika dalam kenyataannya di kehidupan sehari-hari.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing
kami dalam melaksanakan praktikum. Dan tidak lupa juga kepada teman-teman yang telah
memberi sumbangan pemikiran dalam penyelesaian laporan praktikum ini. Kami menyadari
laporan praktikum ini belum sempurna, dan diharapkan kritik dan saran yang membangun.
Atas semua itu kami ucapkan terima kasih.
D III TEKNIK SIPIL
Surabaya, 26 Maret 2015
Penyusun
D III TEKNIK SIPIL
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
1. KEHILANGAN ENERGI.............................................................................................................3
1.1. Tujuan....................................................................................................................................3
1.2. Peralatan................................................................................................................................3
1.3. Teori......................................................................................................................................3
1.4. Prosedur percobaan..............................................................................................................45
1.5. Pencatatan............................................................................................................................46
1.6. Tugas...................................................................................................................................46
1.7. Isian.....................................................................................................................................46
1.8. Kesimpulan..........................................................................................................................46
D III TEKNIK SIPIL
LAMPIRAN........................................................................................................................................48
D III TEKNIK SIPIL
KEHILANGAN ENERGI
1.1. Tujuan
Menghitung kehilangan energi pada saluran tertutup (pipa)
1.2. Peralatan
A. Perangkat simulasi kehilangan energi
B. Penggaris
C. Roll meter
D. Gelas Ukur
E. Stopwatch
D III TEKNIK SIPIL
1.3. Teori
Kehilangan energi adalah besar hilangnya energi atau berkurangnya kecepatan
aliran air dalam saluran. Secara umum kehilangan energi dikelompokan menjadi
(dua) :
 Kehilangan energi akibat gesekan disebut juga kehilangan energi
primer atau major loss. Terjadi pada pipa lurus dengan diameter
konstan.
 Kehilangan energi akibat perubahan penampang, tikungan dan
aksesoris lainnya disebut juga kehilangan energi sekunder atau minor
loss.
1. Hidrolika saluran Tertutup
Saluran tertutup adalah saluran yang seluruh sisinya ditutup tidak ada kontak
langsung dengan tekanan atmosfer tetapi hanya dengan tekanan hidrolis.
Rumus Hazen William
dipergunakan untuk pipa θ (mm) ≥ 50
Q = 0,27853 . C-0,38 . D2,63 . h0,54 . LI-0,54

D III TEKNIK SIPIL
Dimana :
Q = debit atau aliran (m3 / detik)
D = diameter pipa (m)
C = koefisien kecepatan
h = kehilangan tekanan
L = panjang pipa
2. Water Hammer
Peristiwa Palu Air (Water Hammer) terjadi pada jaringan pipa dengan sistem
pengaliran tertekan. Peristiwa tersebut berupa perubahan tekanan yang terjadi karena
perubahan kecepatan aliran didalam pipa secara mendadak, misal karena penutupan
katup, perubahan beban pada turbin hidraulik, dan sebagainya.Tekanan palu air
tersebut merambat sepanjang jaringan pipa dengan kecepatan suara. Untuk
menghindari rusaknya pipa atau peralatan hidraulik lainnya, maka sistem jaringan
pengaliran tertekan harus dirancang untuk menerima tekanan oleh Palu Air (Water
Hammer) tersebut. Persamaan dasar palu air bisa dijabarkan dengan menggunakan
hukum Newton tentang gerak dan hukum Konservasi (atau yang lebih dikenal hukum
Kontinuitas).
D III TEKNIK SIPIL
Water hamerdapat dihitung dengan rumus :
P=(0.070)(V)(L)/t+P1
Dimana: P = Tekanan water hamer

P1 = Tekanan masuk
V = Kecepatan aliran (ft/sec)
t = Waktu .(Valve closing time)
L = Tinggi pipa (Upstream)
1. Kehilangan Energi (hf)
Kehilangan energi dapat berupa kehilangan mayor (mayor losses) dan

kehilangan minor (minor losses). Mayor losses terjadi sebagai akibat air dengan pipa,
sedangkan Minor losses terjadi karena perubahan mendadak dalam geometri aliran.
1.1 Mayor losses dapat diperkirakan menggunakan persamaan Hazen – William

menggunakan persamaan :
D III TEKNIK SIPIL
1,8
Q∙ L0 ,54
Hf = (
0,278 ∙Chw ∙ D 2 , 63 )
Dimana :
Q = Kapasitas Aliran (m3/dtk)

D = Diameter Pipa (m)
S = Slope dari (HGL) (m/m)
L = Panjang Pipa
C = Koefisien Roughness menurut Hazen – William, tergantung dari jenis
pipa
Bahan Pipa Koefisien Hazen-Wililiams

D III TEKNIK SIPIL
(C)
Baja atau besi tempa :

a. Baru 120 – 140
b. sedang (mean) 120
c. umur 20 tahun 80 – 100
Beton 100 – 140

Semen-asbes (Asbestos-Cement) 140
Pipa sangat halus 135 – 140
Sumber: manga (1990)
Persamaan Darcy-Weisbach yaitu :

L
Hf =f x x
D
Dimana: f = faktor gesekan (Darcy friction factor).
L = Panjang pipa (m)

D III TEKNIK SIPIL
v²
D = Diameter =¿ Head kecepatan
2. g
1.2 Sedangkan, Minor losses, beberapa yang terpenting adalah kehilangan

energi akibat pengecilan pipa secara tiba-tiba. Dengan persamaan :
V2
[hc = Kc ( )]
2g
Dimana:
hc= kehilangan enegi akibat penyempitan
V²= kecepatan aliran pada pipa 2

D III TEKNIK SIPIL
Kc= koefisien kehilangan energi akibat penyempitan
g = percepatan grafitasi
Dengan nilai Kc untuk berbagai nilai D2/D1 tercantum pada tabel berikut:
Tabel 1.2. Nilai Kc untuk berbagai nilai D2/D1
D2 / D1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Kc 0.5 0.45 0.38 0.28 0.14 0.0
Sumber: Fethersstone (1988)
1.3 Untuk pengecilan secara berangsur-angsur menggunakan persamaan :
hc =
K'c
g (V 22−V 12 )
D III TEKNIK SIPIL
Dimana :
Kc = Koefisien kontraksi yang nilainya bervariasi menurut diameter
g = Grafitasi
V1 = Kecepatan aliran dari saluran kecil
V2 = Kecepatan aliran disaluran yang lebar
Tabel 1.3. Nilai K’ sebagai fungsi dari α
α 10° 20° 30° 40° 50° 60° 75°

K’ 0.078 0.31 0.49 0.60 0.67 0.72 0.72
Sumber : Frank M White (1988)
1.4 Selain itu, minor losses juga dapat ditentukan terhadap pembesaran tiba-
tiba menggunakan persamaan :
D III TEKNIK SIPIL
V 12 V 12
he =K K =
2g 2g
Dimana :
K’ : Koefisien kontraksi yang nilainya bervariasi menurut diameter
V1: Kecepatan aliran
g : Grafitasi
1.5 Sedangkan, untuk pembesaran berangsur-angsur persamaan menggunakan :

D III TEKNIK SIPIL
(V 12 – V 22)
he = K’∙
2g
Dimana :
K’ : Koefisien kontraksi yang nilainya bervariasi menurut diameter
g : Grafitasi
Tabel Nilai K’ sebagai fungsi dari α

α 10° 20° 30° 40° 50° 60° 75°
K’ 0.078 0.31 0.49 0.60 0.67 0.72 0.7
Sumber : Frank M White (1988)

D III TEKNIK SIPIL
1.6 Selanjutnya untuk kehilangan tinggi akibat belokan dihitung dengan rumus :
Elbow 90º Elbow 45º
V2
hb = Kb
2g
Gb.1.5
Dimana :
Kb : Koefisien kehilangang energi sekunder
g : Gravitasi
V : Kecepatan aliran
Tabel Koefesien kehilangan energi akibat belokan (kb)

D III TEKNIK SIPIL
Sudut (..o) 5 10 15 22,5 30 45 60 90

Halus 0,016 0,034 0,042 0,066 0,130 0,236 0,471 1,129
Kasar 0,024 0,044 0,062 0,154 0,165 0,320 0,684 1,265
Sumber : Donald S. Miller (1978)
1.4. Hasil praktikum
Tinggi muka air di reservoir terhadap datum (lantai) = 199,6 cm
Tinggi as pipa terhadap datum = 121 cm
Pipa Tertutup Terbuka setengah Terbuka penuh
1 79 36,5 16
2 81,7 43,5 16,3
3 80 51 18
4 81 52 19,2
D III TEKNIK SIPIL
5 79,8 63,5 45
6 79,9 62,5 43,7
7 81 53,2 16,9
8 77,8 54 21,5
9 94,9 66 37,4
Waktu 4,20 s 1,77 s
Volume 65 ml 120 ml
1.5. Perhitungan
Perhitungan Kehilangan Energi pada Saluran Tertutup

Berdasarkan Hasil Observasi Langsung
D III TEKNIK SIPIL
(Kran Tertutup)
Kehilangan Pressure
Titik Energi Elevation Head Head Total Head
Bentuk Pipa
Kontrol hf Z Ψ H
cm cm cm cm
Reservoir 199.6
Lurus
A Belokan 90⁰ -0.4 121 79 200
Lurus
Belokan 90⁰
B -3.1 121 81.7 202.7
Lurus
C Lurus -1.4 121 80 201
Pengecilan tiba-tiba
D -2.4 121 81 202
Lurus
E Lurus -1.2 121 79.8 200.8
Pembesaran perlahan
F -1.3 121 79.9 200.9
Lurus
Belokan 90⁰
G -2.4 121 81 202
Lurus
D III TEKNIK SIPIL
H Lurus 0.8 121 77.8 198.8

Belokan 90⁰
I 0.7 104 94.9 198.9
Lurus
Belokan 90⁰
Lurus
D III TEKNIK SIPIL

(Kran Setengah Terbuka)
Kehilangan Pressure
Titik Energi Elevation Head Head Total Head
Bentuk Pipa
Kontrol hf Z Ψ H
cm cm cm cm
Reservoir 199.6
Lurus
A Belokan 90⁰ 42.1 121 36.5 157.5
Lurus
Belokan 90⁰
B 35.1 121 43.5 164.5
Lurus
C Lurus 27.6 121 51 172
Pengecilan tiba-tiba
D 26.6 121 52 173
Lurus
E Lurus 15.1 121 63.5 184.5
F Pembesaran perlahan 16.1 121 62.5 183.5
D III TEKNIK SIPIL
Lurus
Belokan 90⁰
G 25.4 121 53.2 174.2
Lurus
H Lurus 24.6 121 54 175
Belokan 90⁰
Lurus
I 29.6 104 66 170
Belokan 90⁰
Lurus
D III TEKNIK SIPIL

(Kran Terbuka)
Kehilangan Elevation Pressure

Titik Energi Head Head Total Head
Bentuk Pipa
Kontrol hf Z Ψ H
cm cm cm cm
Reservoir 199.6
Lurus
A Belokan 90⁰ 62.6 121 16 137
Lurus
Belokan 90⁰
B 62.3 121 16.3 137.3
Lurus
C Lurus 60.6 121 18 139
D Pengecilan tiba-tiba 59.4 121 19.2 140.2
D III TEKNIK SIPIL
Lurus
E Lurus 33.6 121 45 166
Pembesaran
F perlahan 34.9 121 43.7 164.7
Lurus
Belokan 90⁰
G 61.7 121 16.9 137.9
Lurus
H Lurus 57.1 121 21.5 142.5
Belokan 90⁰
Lurus
I 58.2 104 37.4 141.4
Belokan 90⁰
Lurus
D III TEKNIK SIPIL
1.6. Kesimpulan
Dari praktikum ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu kehilangan energi
pada fluida yang mengalir dalam pipa disebabkan oleh gesekan dengan dinding
pipa, diameter pipa, debit fluida, dan bentuk medan yang dilalui fluida (panjang,
belokan, pengecilan, dan pembesaran pipa).
Hasil praktikum juga menunjukkan bahwa semakin besar debit alirannya,

semakin besar pula kehilangan energinya, begitu juga sebaliknya. Namun, dalam
perhitungan kehilangan energi dengan cara observasi memiliki hasil yang berbeda
D III TEKNIK SIPIL
dengan perhitungan analitis (Metode Darcy-Weisbach). Hal ini mungkin

disebabkan karena prosedur pengukuran debit yang dilakukan kurang benar.
D III TEKNIK SIPIL
1.7. Lampiran
D III TEKNIK SIPIL

Kehilangan Energi

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Kehilangan Energi

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA

D III TEKNIK SIPIL

Laporan praktikum ini dibuat berdasarkan studi laboratorium yang dilakukan

Surabaya, 26 Maret 2015

1. Hidrolika saluran Tertutup

Q = 0,27853 . C-0,38 . D2,63 . h0,54 . LI-0,54

Water hamerdapat dihitung dengan rumus :

Dimana: P = Tekanan water hamer

1. Kehilangan Energi (hf)

Kehilangan energi dapat berupa kehilangan mayor (mayor losses) dan

1.1 Mayor losses dapat diperkirakan menggunakan persamaan Hazen – William

Q = Kapasitas Aliran (m3/dtk)

Bahan Pipa Koefisien Hazen-Wililiams

Baja atau besi tempa :

Beton 100 – 140

Persamaan Darcy-Weisbach yaitu :

Dimana: f = faktor gesekan (Darcy friction factor).

L = Panjang pipa (m)

1.2 Sedangkan, Minor losses, beberapa yang terpenting adalah kehilangan

hc= kehilangan enegi akibat penyempitan

V²= kecepatan aliran pada pipa 2

Kc= koefisien kehilangan energi akibat penyempitan

Tabel 1.2. Nilai Kc untuk berbagai nilai D2/D1

D2 / D1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Sumber: Fethersstone (1988)

1.3 Untuk pengecilan secara berangsur-angsur menggunakan persamaan :

Kc = Koefisien kontraksi yang nilainya bervariasi menurut diameter

V1 = Kecepatan aliran dari saluran kecil

V2 = Kecepatan aliran disaluran yang lebar

Tabel 1.3. Nilai K’ sebagai fungsi dari α

α 10° 20° 30° 40° 50° 60° 75°

Sumber : Frank M White (1988)

K’ : Koefisien kontraksi yang nilainya bervariasi menurut diameter

V1: Kecepatan aliran

1.5 Sedangkan, untuk pembesaran berangsur-angsur persamaan menggunakan :

K’ : Koefisien kontraksi yang nilainya bervariasi menurut diameter

V1: Kecepatan aliran

V1: Kecepatan aliran

Tabel Nilai K’ sebagai fungsi dari α

Sumber : Frank M White (1988)

Elbow 90º Elbow 45º

Kb : Koefisien kehilangang energi sekunder

Tabel Koefesien kehilangan energi akibat belokan (kb)

Sudut (..o) 5 10 15 22,5 30 45 60 90

Sumber : Donald S. Miller (1978)

1.4. Hasil praktikum

Tinggi muka air di reservoir terhadap datum (lantai) = 199,6 cm

Tinggi as pipa terhadap datum = 121 cm

Pipa Tertutup Terbuka setengah Terbuka penuh

2 81,7 43,5 16,3

6 79,9 62,5 43,7

Waktu 4,20 s 1,77 s

Perhitungan Kehilangan Energi pada Saluran Tertutup

H Lurus 0.8 121 77.8 198.8

Perhitungan Kehilangan Energi pada Saluran Tertutup

Perhitungan Kehilangan Energi pada Saluran Tertutup

Kehilangan Elevation Pressure

Hasil praktikum juga menunjukkan bahwa semakin besar debit alirannya,

dengan perhitungan analitis (Metode Darcy-Weisbach). Hal ini mungkin

Anda mungkin juga menyukai