Anda di halaman 1dari 23

Bab 2

Piutang Dagang (Account Receivable) dan


Piutang Wesel (Notes Receivable)

@ti 2012
• Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan
perusahaan.
• Dalam melaksanakan penjualan kepada konsumen dapat dilakukan
secara tunai atau kredit.
• Dalam kenyataannya, penjualan kredit itu biasanya jauh lebih besar dari
penjualan tunai.
• Transaksi kredit paling sedikit melibatkan dua pihak yaitu kreditur (pihak
yang menjual barang atau jasa) dan debitur (pihak yang melakukan
pembelian).

Jenis- Jenis Piutang


Dalam praktek dikenal dua jenis piutang yaitu:
• Piutang Dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pembeli
kepada perusahaan. Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang
dari satu tahun sehingga piutang dagang dalam neraca dilaporkan sebagai
aktiva lancar. Selain itu jumlah rupiah yang dimasukkan sebagai piutang
dagang harus dapat ditagih dalam jangka waktu normal yang tercermin
dalam syarat penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan.
• Piutang Wesel lebih formal bila dibandingkan dengan piutang dagang.
Debitur dalam piutang wesel membuat surat janji tertulis kepada kreditur
untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji tsb pada
waktu tertentu dimasa yang akan datang. Jangka waktu wesel bisa
bermacam- macam tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari. Surat wesel
yang dipegang oleh pihak kreditur menjadi tanda bukti adanya piutang
wesel. Berbeda dengan piutang dagang, piutang wesel bisa juga timbul
karena transaksi peminjaman uang. Piutang wesel yang berjangka waktu
satu tahun atau kurang dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar,
tetapi bila jangka waktunya melebihi satu tahun, maka diperlakukan
sebagai piutang jangka panjang.
• Piutang Lain- lain

Masalah- masalah akuntansi yang berkaitan dengan piutang dagang


meliputi tiga hal yaitu:

• Pengakuan Piutang Dagang


• Penilaian Piutang Dagang
Apabila piutang dagang telah dicatat dalam pembukuan, kemudian
bagaimana melaporkan piutang dagang dalam neraca. Menurut Prinsip
Akuntansi Yang Berlaku Umum bahwa piutang dagang harus dicatat dan
dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas
bersih yang diperkirakan dapat diterima. Jumlah atau nilai kas bersih yang
dapat diterima adalah jumlah piutang bruto setelah dikurangi dengan
taksiran jumlah (nilai) piutang yang tidak dapat diterima.
Kerugian Piutang
• Penjualan kredit disamping mendatangkan keuntungan, bisa juga
membawa kerugian bagi perusahaan.
• Keuntungan penjualan kredit bagi perusahaan yaitu meningkatnya volume
penjualan sehingga akan menaikkan pendapatan. Sedangkan kerugiannya
yaitu apabila konsumen tidak mampu melaksanakan pembayaran
kewajibanya.
• Kerugian dalam akuntansi dikenal dengan berbagai nama seperti kerugian
piutang, biaya piutang tak tertagih dan biaya piutang ragu- ragu.
• Dalam akuntansi, kerugian piutang tak dapat ditagih dicatat dengan
mendebet rek. Kerugian piutang.
• Dalam dunia usaha kerugian dianggap sebagai hal yang normal dan
merupakan risiko bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara
kredit.
• Jika dilihat dari sudut manajemen adanya kerugian piutang dalam jumlah
yang wajar menunjukkan bahwa kebijakan kredit yang ditetapkan
perusahaan sudah tepat. Kerugian piutang yang terlalu rendah memberi
petunjuk bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu ketat, sebaliknya jika
terlalu tinggi dapat diartikan bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu
longgar.
Pencatatan kerugian piutang

Dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cadangan dan metode
penghapusan langsung.

Metode Cadangan

Digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi, cukup besar


jumlahnya. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan
metode ini adalah sbb:
• Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan
dibandingkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama
dengan periode terjadinya penjualan.
• Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dicatat dengan
mendebet rek. Kerugian piutang dan mengkredit rek. Cadangan kerugian
piutang.
• Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet
rek. Cadangan kerugian piutang dan mengkredit rek. Piutang dagang pada
saat suatu piutang dihapus dari pembukuan.
Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang
Dimisalkan bahwa PT. Kerinci pada tahun 1991 melakukan penjualan kredit
sebesar Rp 1.200.000,-. Dari jumlah tersebut terdapat piutang sebesar Rp
200.000,- yang belum dapat ditagih sampai dengan tgl 31 Desember.
Manajer kredit memperkirakan bahwa dari piutang yang belum tertagih tsb,
sebesar Rp 12.000,- diantaranya tidak mungkin dapat diterima, maka jurnal
penyesuaian yang harus dibuat untuk mencatat taksiran kerugian piutang
adalah:
Des 31 Kerugian Piutang Rp 12.000,-
Cadangan Kerugian Piutang Rp 12.000,-

Kerugian piutang dilaporkan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi


(biasanya dikelompokan sebagai biaya penjualan). Dengan cara demikian
taksiran kerugian piutang ditandingkan dengan penjualan tahun 1991,
karena biaya dicatat pada periode yang sama dengan periode penjualannya.
Rek. Cadangan Kerugian Piutang adalah suatu rekening kontra (lawan)
aktiva yang menggambarkan bagian dari tagihan kotor terhadap konsumen
yang diperkirakan tidak akan dapat ditagih dimasa YAD. Rekening ini pada
akhir tahun tidak ditutup, melainkan dicantumkan dalam neraca pada
kelompok aktiva lancar sebagai pengurang terhadap rek. Piutang Dagang
Piutang Dagang Rp 200.000,-
Kurangi:Cad. Kerugian Piutang Rp (12.000,-)
Rp 188.000,-
Jumlah Rp 188.000,- menggambarkan taksiran nilai kas bersih yang bisa
direalisasi dari piutang dagang (disebut juga nilai tunai piutang dagang)
yang dilaporkan pada tgl neraca.

Pencatatan Penghapusan Piutang


Apabila segala upaya untuk menagih piutang yang sudah lewat waktu tidak
mendatangkan hasil, dan perusahaan berkeyakinan bahwa piutang tsb tidak
mungkin dapat diterima pelunasannya, maka piutang demikian harus
dihapus dari pembukuan. Penghapusan piutang harus mendapat persetujuan
dari manajemen yang ditentukan perusahaan. Misalkan bagian penagihan
pada PT. Kerinci pada tgl 1 Mei 1992 memberikan persetujuan bahwa
piutang pada PT. Semeru sebesar Rp 500,- dihapus dari pembukuan karena
tidak mungkin dapat diterima pelunasannya. Jurnal untuk mencatat
penghapusan piutang tsb adalah:
Mei 1 Cadangan Kerugian Piutang Rp 500,-
Piutang Dagang Rp 500,-
Jurnal diatas bukan jurnal penyesuaian. Perhatikan bahwa dalam penghapusan
piutang, rekening Kerugian Piutang tidak didebet. Dalam metode cadangan
setiap penghapusan piutang dicatat dengan mendebet rekening cadangan bukan
kerugian piutang. Penghapusan suatu piutang akan mengurangi rekening
piutang dagang maupun rekening cadangan kerugian piutang, tetapi nilai tunai
yang dapat direalisasi dari piutang tetap tidak berubah.

Penerimaan Kembali Piutang yang Telah Dihapus


Apabila terjadi penerimaan kembali suatu piutang yang telah dihapus, maka
perusahaan harus membuat dua ayat jurnal yaitu (1) jurnal untuk mencatat
balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam
pembukuan sebagai piutang, (2) untuk mencatat penerimaan kas dari
piutang yang telah dihapus. Sebagai contoh, apabila PT Semeru melakukan
pembayaran hutangnya kepada PT Kerinci pada tgl 1 Juli (rek piutang
kepada PT Semeru telah dihapus dalam pembukuan PT Kerinci), maka jurnal
yang harus dibuat oleh PT Kerinci adalah:
Juli 1 Piutang Dagang Rp 500,-
Cad. Kerugian Piutang Rp 500,-
Juli 1 Kas Rp 500,-
Piutang Dagang Rp 500,-
Dasar yang digunakan dalam Metode Cadangan

Persentase dari Penjualan

Dalam dasar persentase dari penjualan, manajemen menetapkan suatu


hubungan % antara jumlah penjualan kredit dengan taksiran kerugian
piutang yang mungkin diderita karena adanya piutang tak tertagih.
Persentase ini didasarkan pada pengalaman pada waktu- waktu yang lalu
dan kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan. Dasar yang digunakan
bisa berupa total penjualan kredit atau penjualan kredit bersih pada tahun
berjalan. Contoh PT. Mulia memilih dasar % dari penjualan dan
memperkirakan bahwa piutang sebesar 1% dari penjualan kredit bersih tidak
akan tertagih. Apabila jumlah penjualan kredit bersih selama tahun 1999
adalah Rp 800.000,-, maka kerugian piutang ditaksir akan berjumlah Rp
8.000,-, maka jurnal untuk mencatat kerugian piutang adalah sbb:

Des 31 Kerugian Piutang Rp 8.000,-


Cad. Kerugian Piutang Rp 8.000,-
(u/ mencatat kerugian piutang)
Persentase dari Piutang

Dalam dasar persentase dari penjualan, manajemen menetapkan suatu


hubungan % antara jumlah piutang dengan jumlah kerugian akibat adanya
piutang yang tidak tertagih. Untuk menganalisis hal tsb manajemen biasanya
menggunakan suatu daftar yang disebut daftar umur piutang.

Jumlah hari lewat waktu


Nama Jumlah saldo Belum jatuh
pelanggan piutang tempo 1-30 31-60 61-90 Diatas 90

Amri Rp 600,- 300,- 200,- 100,-


Basri 300,- 300,-
Chaerul 450,- 200,- 250,-
Dirman 700,- 500,- 200,-
Erwin 600,- 300,- 300,-
Lainnya 36.950,- 26.200,- 5.200,- 2.450,- 1.600,- 1.500,-
39.600,- 27.000,- 5.700,- 3.000,- 2.000,- 1.900,-
Taksiran %
2% 4% 10% 20% 40%
tak tertagih
Total taksiran
2.228,- 540,- 228,- 300,- 400,- 760,-
tak tertagih
Setelah daftar dibuat, maka taksiran kerugian piutang dapat ditentukan dengan cara
menerapkan % yang didasarkan pada pengalaman pada masa lalu terhadap total
masing- masing kelompok umur piutang. Contoh angka Rp 2.228,- diatas
menunjukan jumlah tagihan kepada para debitur yang diperkirakan tidak akan dapat
ditagih. Angka inilah yang merupakan saldo yang harus nampak pada rek. Cad.
Kerugian piutang pada tanggal neraca. Sehingga jumlah kerugian piutang pada
jurnal penyesuaian adalah selisih antara jumlah saldo yang harus nampak dengan
saldo yang ada dalam rek. Cadangan. Seandainya neraca saldo menunjukan rek.
Cad. Kerugian Piutang dengan saldo kredit sebesar Rp 528,-, maka jurnal
penyesuaian yang dibutuhkan adalah ( 2.228 – 528 = 1.700)

Des 31 Kerugian Piutang Rp 1.700,-


Cad. Kerugian Piutang Rp 1.700,-
(u/ menyesuaikan rek. Cadangan)

Apabila sebelum jurnal penyesuaian dilakukan, rek. Cad Kerugian Piutang telah
mempunyai saldo debet, karena penghapusan piutang yang dilakukan lebih besar
daripada jumlah cadangan yang ditetapkan pada periode sebelumnya. Dalam hal
demikian, pada waktu akan membuat jurnal penyesuian, maka jumlah salso debet
tsb harus ditambahkan dengan yang harus nampak di neraca). Sebagai contoh
seandainya sebelum penyesuaian, saldo rek cad kerugian piutang telah memiliki
saldo debet sebesar Rp 500,- maka angka yang harus dicantumkan dalam ayat jurnal
penyesuaian adalah Rp 2.728,- (2.228 + 500)
Metode Langsung (Penghapusan Langsung)

Apabila perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung, maka


jumlah kerugian piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak
digunakan rek. Cad Kerugian Piutang.
Apabila piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat
piutang tsb langsung didebetkan ke dalam rek. Kerugian Piutang dan Piutang
Dagang. Sebagai contoh CV. Serayu mempunyai piutang kepada CV. Cimanuk
sebesar Rp 200,-. Pada tanggal 12 Desember, manajer CV. Serayu
memutuskan untuk menghapus piutang kepada CV. Cimanuk karena sudah
tidak mungkin ditagih, maka jurnal yang dibuat:

Des 12 Kerugian Piutang Rp 200,-


Piutang Dagang Rp 200,-
(penghapusan piutang CV. Cimanuk)

Pengalihan Piutang Dagang

Dalam keadaan normal, pelunasan dari piutang dapat diterima dalam bentuk
kas sehingga rek piutang ybs akan hilang dari pembukuan. Apabila piutang
telah berkembang menjadi sedemikian besar jumlahnya, maka cara
penyelesaian dengan cara diatas harus diubah.
Perusahaan- perusahaan yang memiliki piutang dalam jumlah besar
seringkali berusaha mempercepat penerimaan kas dari piutangnya dengan
cara menjual atau mengalihkan piutang tsb kepada perusahaan lain.
Perusahaan bersedia untuk mengalihkan piutang kepada pihak lain karena
beberapa alasan.

Dinegara- negara yang perekonomiannya telah berkembang dikenal


berbagai cara pengalihan piutang misalnya penjualan piutang dengan
kartu kredit.

Piutang Wesel

Penentuan Tanggal Jatuh


Saat jatuh tempo (tanggal harus dibayar) sebuah surat wesel dapat dinyatakan
dengan tiga cara:
• Atas penagihan, artinya pihak tertarik akan membayar wesel pada saat
ditagih oleh pemegang wesel. Dalam hal ini tidak disebutkan secara pasti
tanggal penagihanya.
• Pada tanggal tertentu, artinya tanggal jatuh ditulis eksplisit dalam surat
wesel. Contoh pada tgl 23 Juli 1992
• Pada akhir masa tertentu, artinya setelah sekian hari, bulan, tahun, wesel
harus dibayar. Contoh 60 hari sesudah tgl tsb diatas
• Wesel dapat dibedakan menjadi wesel berbunga dan wesel tidak
berbunga
• Jika wesel berbunga (biasanya dinyatakan dlm %), maka tertarik harus
membayar wesel tsb pada tgl jatuh tempo sebesar nominal wesel di tambah
dengan bunganya
• Perlakuan akuntansi terhadap wesel berbunga dan tidak berbunga agak
berbeda disebabkan adanya unsur bunga. Pada wesel berbunga perlu
dicatat dengan jelas mengenai jumlah bunga yang diperhitungkan .

Perhitungan Bunga
Rumus dasar untuk menghitung bunga pada wesel berbunga adalah sbb:

Nilai nominal X Tingkat bunga X Jangka waktu dalam = Bunga


wesel per tahun pecahan dari setahun

Data dalam wesel


Rp 700,-, 18%, 120 hari ------- Rp 700,- x 18% x 120/360 = Rp 42,-
Rp 1.000,- , 15%, 6 bln ------- Rp 1.000,- x 15% x 6/12 = Rp 75,-
Rp 2.000,- , 12%, 1 thn ------- Rp 2.000,- x 12% x 1/1 = Rp 240,-
Masalah- masalah Pokok dalam Piutang Wesel

Pengakuan piutang wesel


Suatu piutang wesel mungkin timbul (1) bersamaan dengan transaksi
penjualan, (2) pemberian pinjaman uang, (3) perubahan dari piutang dagang
menjadi piutang wesel

Piutang Wesel dari Penjualan Kredit


Misalkan pada tgl 1 Juni 1998, PT. Melati menjual barang kepada CV. Sri
seharga Rp 100.000,- . Untuk itu PT. Melati menghendaki agar piutangnya
dikuatkan dengan surat wesel yang disetujui oleh CV. Sri dengan nilai
nominal wesel Rp 102.500,- dan berjangka waktu 3 bln, maka jurnal yang
dibuat PT. Melati untuk mengakui timbulnya piutang wesel dan penjualan
adalah sbb:

Juni 1 Piutang Wesel Rp 102.500,-


Penjualan Rp 102.500,-
(u/ mencatat piutang wesel CV. Sri)
Piutang Wesel dari Pemberian Pinjaman
Misalkan pada tgl 1 Mei 1992, PT. Nusa memberikan pinjaman uang kepada
CV. Jaya sebesar Rp 100.000,-. Untuk itu CV. Jaya menyerahkan selembar
promes 60 hari, bunga 12%. Maka jurnal yang dibuat adalah sbb:

Mei 1 Piutang Wesel Rp 100.000,-


Kas Rp 100.000,-
(u/mencatat piutang wesel CV. Jaya)

Bunga wesel belum diperhitungkan pada saat wesel diakui. Pendapatan bunga
diperhitungkan pada saat perusahaan menerima penyelesaian wesel.

Piutang Wesel dari Perubahan Piutang Dagang


Misalkan PT. Merapi mempunyai piutang dagang kepada PT. Kelud sebesar Rp
100.000,- yang jatuh tempo tgl 30 Juni 1992. Pada tgl 1 Juli 1992, PT. Kelud
minta kepada PT. Merapi agar kewajibannya diubah dengan menyerahkan
sebuah promes bernilai nominal Rp 100.000,-, bunga 18%, jangka waktu 90
hari. Apabila hal tsb disetujui, maka jurnal yang dibuat adalah sbb:

Juli 1 Piutang Wesel Rp 100.000,-


Piutang Dagang Rp 100.000,-
(u/mencatat piutang wesel PT. Kelud)
Penilaian Piutang Wesel
Seperti halnya piutang dagang, piutang wesel juga harus dilaporkan menurut
nilai kas (neto) yang bisa direalisasi. Rek. Cadangan untuk piutang wesel
adalah Cad. Kerugian Piutang. Perhitungan dan penaksiran kerugian piutang
wesel dan pencatatan kerugian piutang beserta cadangan kerugian piutang
untuk wesel sama dengan piutang dagang.

Penyelesaian dan Pengalihan Piutang Wesel


Kadang- kadang tidak semua piutang wesel dapat diterima pembayarannya,
karena pihak tertarik tidak mentaati kewajibanya sehingga perlu diadakan
penyesuaian.

Penerimaan Penyelesaian Wesel


Suatu wesel dikatakan dilunasi apabila wesel tsb dibayar secara penuh pada
tgl jatuh tempo. Sebagai contoh, PT. Cakra pada tgl 3 Juni 1992, menerima
selembar promes dari PT. Kunci yang bernilai nominal Rp 100.000,-, bunga
9% dan berjangka waktu 4bln. Dalam hal ini bunga selama jangka waktu
wesel akan berjumlah Rp 3.000,- dan nilai jatuh wesel adalah Rp 103.000,-.
Apabila PT. Kunci pada tgl 1 Oktober menyelesaikan kewajibanya, maka
jurnalnya sbb:
Okt 1 Kas Rp 103.000,-
Piutang Wesel Rp 100.000,-
Pendapatan Bunga Rp 3.000,-
Seandainya PT. Cakra menyusun neraca setiap tgl 30 September, maka tgl
tsb PT. Cakra harus membuat penyesuaian untuk mengakui bunga yang
telah menjadi haknya sampai tgl tsb.

Sept 30 Piutang Bunga Rp 3.000,-


Pendapatan Bunga Rp 3.000,-
(u/ mencatat bunga wesel utk masa 4 bln)

Apabila pada tgl 1 Okt, PT. Kunci melakukan penyelesaian wesel, maka jurnal
yang dibuat PT. Cakra adalah sbb:
Okt 1 Kas Rp 103.000,-
Piutang Wesel Rp 100.000,-
Piutang Bunga Rp 3.000,-
(u/ mencatat penyelesaian piutang wesel PT. Kunci)

Piutang Wesel Tak Dapat Ditagih


Suatu wesel dikatakan tak dapat ditagih apabila wesel tsb tidak dibayar
dalam jumlah penuh pada tgl jatuh tempo. Wesel yang tak dapat ditagih
tidak dapat dialihkan dan oleh karenanya harus diubah menjadi piutang
dagang. Sebagai contoh, misal pada tgl 1 Okt PT. Kunci tidak dapat
menyelesaikan kewajibanya. Dalam hal seperti ini, pada tgl 1 Okt dalam
pembukuan PT. Cakra harus dibuat jurnal sbb:
Okt 1 Piutang Dagang Rp 103.000,-
Piutang Wesel Rp 100.000,-
Pendapatan Bunga Rp 3.000,-

Jurnal diatas dibuat dengan anggapan bahwa piutang kepada PT. Kunci masih
ada harapan bisa ditagih dimasa yad. Akan tetapi seandainya piutang tsb tidak
ada harapan lagi, maka piutang wesel harus dihapus dengan jurnal sbb:

Okt 1 Cad. Kerugian Piutang Rp 100.000,-


Piutang Wesel Rp 100.000,-

Pengalihan Piutang Wesel

Surat wesel adalah surat berharga yang bisa dipindahtangankan, artinya wesel
bisa dialihkan dari suatu perusahaan atau seseorang kepada perusahaan atau
orang lain, dan dengan demikian bisa dijual untuk mendapatkan kas.untuk
mendapat uang dengan cepat , pemegang wesel kadang menjual piutang
wesel kepada pihak lain sebelum jatuh tempo. Penjualan piutang wesel
sebelum jatuh tempo disebut pendiskontoan piutang wesel karena
pemegang wesel akan menerima pembayaran yang jumlahnya lebih kecil
daripada nilai jatuh tempo.
Sebagai contoh, misalkan PT. Singkarak mempunyai piutang wesel kepada
PT. Maninjau yang ditarik pada tgl 20 Okt 1992. nilai nominal wesel Rp
150.000,-, bunga 10% jangka waktu 90 hari. Wesel ini akan jatuh tempo tgl
18 Jan 1993. Pada tgl 9 Des 1992, PT. Singkarak mendiskontokan wesel tsb
kepada Bank Nirwana dengan diskonto 12%. Tingkat diskonto ini lebih tinggi
dari bunga wesel, karena bank ingin mendapatkan pendapatan yang lebih
besar. PT. Singkarak bersedia untuk menerima tarif diskonto yang lebih
tinggi karena ingin memperoleh kas lebih cepat. Periode diskonto dalam
kasus ini adalah 40 hari (22 hr di bln Des dan 18 hr di bln Jan). Nilai wesel
didiskonto (discounted value) adalah jumlah pembayaran yang diterima oleh
PT. Singkarak dari bank.

Perhitungan nilai wesel didiskonto adalah sbb:

Nilai nominal wesel Rp 150.000,-


Ditambah:
Bunga (150.000,- x 10% x 90/360) 3.750,-
Nilai jatuh wesel Rp 153.750,-
Dikurangi:
Diskonto (153.750,- x 12% x 40/360) 2.050,-
Harga jual wesel (nilai wesel didiskonto) Rp 151.700,-
Dalam perhitungan diatas perlu diperhatikan dua hal penting yaitu (1)
diskonto dihitung dari nilai jatuh (nilai nominal + bunga) bukan dari nilai
nominal wesel, kecuali jika wesel tidak berbunga, (2) periode diskonto
dihitung mundur ke belakang (18 Jan 1993 – 9 Des 1992).

Jurnal yang harus dibuat oleh PT. Singkarak u/ mencatat pendiskontoan


wesel adalah sbb:
Des 9 Kas Rp 151.700,-
Piutang Wesel Rp 150.000,-
Pendapatan Bunga 1.700,-
(u/ mencatat pendiskontoan wesel PT. Maninjau)

Seandainya nilai pendiskontoan wesel dari suatu piutang wesel lebih kecil
dari pada nilai nominal wesel , maka selisihnya didebetkan ke rek. Biaya
Bunga.
Penyajian Piutang Dalam Neraca
Apabila perusahaan mempunyai berbagai jenis piutang, maka dalam neraca
piutang harus diklasifikasikan menurut jenisnya. Wesel jangka pendek
dicantumkan dalam neraca dibawah investasi pada bagian aktiva lancar.
Selain itu piutang wesel juga harus dilaporkan dalam jumlah bruto maupun
cad. Kerugian piutangnya. Dalam laporan rugi laba, biaya kerugian piutang
dilaporkan dalam kelompok biaya penjualan pada bagian biaya operasi. Biaya
bunga dikelompokan dalam biaya lain-laian dan pendapatan bunga dalam
kelompok pendapatan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai