Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN KEUANGAN

Keuangan merupakan ilmu dan seni mengelola uang, yang mempengaruhi


kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Hampir semua keputusan bisnis
diukur secara finansial. Oleh karena itu pengusaha yang memahami proses
pengambilan keputusan keuangan akan lebih mudah untuk mengarahkan
urusan keuangan, dan oleh karenanya selalu mendapat sumber yang
diinginkan untuk mencapai tujuannya.
Keuangan berhubungan dengan ekonomi. Oleh karena itu pengusaha
harus memahami masalah ekonomi dan berjaga-jaga terhadap konsekuensi
dari berbagai tingkat perubahan aktivitas dan kebijakan ekonomi.

Masalah yang sering timbul dan dihadapi oleh seorang manajer keuangan
antara lain :
 Apakah investasi profitable ?
 Dari manakah dana yang diperlukan untuk investasi diperoleh ?
 Bagaimana keseimbangan antara risiko dan tingkat keuntungan yang
optimal ?

Keputusan di bidang keuangan pada dasarnya menyangkut tiga hal, yaitu:


1. Keputusan investasi (investment decision)
2. Keputusan pemenuhan dana (financing decision)
3. Keputusan pendistribusian keuntungan (distribution decision) atau sering
juga disebut kebijakan dividen (dividend policy)

Pengertian Manajemen Keuangan


Manajemen Keuangan merupakan aktivitas-aktivitas yang menyangkut kegiatan
untuk memperoleh dana yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan serta usaha-
usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin guna
memaksimalkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
apabila perusahaan tersebut dijual.

Fungsi Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan
pengendalian kegiatan keuangan.
Kegiatan utama manajemen keuangan adalah kegiatan menggunakan dana
dan kegiatan mencari dana. Kegiatan utama tersebut disebut fungsi keuangan.

1
Secara skematis, kegiatan manajer keuangan dapat digambarkan sebagai
berikut :

2 1

4b
Aktiva Pasar
Perusahaan Manajer Keuangan
Keuangan

3 4a

1. Keputusan pendanaan
2. Keputusan investasi
3. Perolehan laba
4. a dan b Pembagian Laba ( kebijakan dividen)

Ketiga keputusan tersebut merupakan keputusan-keputusan keuangan yang


harus diambil oleh manajer keuangan.
Keputusan investasi tercermin pada sisi aktiva perusahaan, yaitu perbandingan
antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.
Keputusan pendanaan dan kebijakan dividen tercermin pada sisi pasiva
perusahaan.
Apabila kita hanya memperhatikan dana yang tertanam dalam jangka waktu
yang lama, maka perbandingan tersebut disebut sebagai struktur modal.
Apabila diperhatikan baik dana jangka pendek maupun dana jangka panjang,
perbandingan tersebut disebut struktur finansial.
Keputusan pendanaan dan kebijakan dividen mempengaruhi kedua struktur
tersebut.

2
Beberapa kegiatan manajer keuangan dalam melaksanakan fungsi
keuangan :
1. Membuat perencanaan dan prakiraan (forecasting) bidang keuangan. Untuk
itu manajer keuangan berinteraksi dengan para eksekutif yang bertanggung
jawab atas kegiatan-kegiatan perencanaan strategis yang umum.
2. Memusatkan perhatian pada keputusan investasi dan pembiayaan, serta
segala hal yang berkaitan dengannya. Perusahaan yang berhasil biasanya
mengalami laju pertumbuhan penjualan yang tinggi, yang memerlukan
dukungan penambahan investasi dari perusahaan. Para manajer keuangan
perlu menentukan laju penjualan yang sebaiknya dicapai dan membuat
alternatif investasi yang tersedia.
3. Bekerjasama dengan para manajer lain di perusahaan agar perusahaan
dapat beroperasi seefisien mungkin.

3
KONSEP NILAI WAKTU UANG

Dalam dunia bisnis pada umumnya sejumlah uang yang sama yang
diterima sekarang akan dinilai lebih besar bila dibandingkan dengan
penerimaannya di waktu yang akan datang. Hal tersebut dikenal dengan
Konsep Nilai Waktu Uang (Time Value of Money).
Nilai waktu uang terdiri dari :
1. Nilai masa yang akan datang / Nilai Kemudian (Future Value)
2. Nilai Kemudian Anuitas
3. Nilai Sekarang (Present Value)
4. Nilai Sekarang Anuitas

NILAI KEMUDIAN
Nilai kemudian sejumlah uang adalah nilai awal uang tersebut ditambah
dengan bunga yang diperoleh selama jangka waktu pembungaan.
Contoh :
Uang sejumlah Rp1.000.000 dibungakan dengan bunga berganda sebesar 15% per
tahun, Nilai Kemudiannya adalah :
Tahun Nilai Awal Bunga Nilai Akhir
1 Rp1.000.000 Rp150.000 Rp1.150.000
2 Rp1.150.000 Rp172.500 Rp1.322.500
3 Rp1.322.500 Rp198.375 Rp1.520.875
4 Rp1.520.875 Rp228.131 Rp1.749.006
5 Rp1.749.006 Rp262351 Rp2.011.357

Nilai kemudian dapat dihitung dengan rumus :

Vn = V0 (1+r)n

Vn = Nilai pada tahun ke n


V0 = Nilai pada tahun ke 0
r = Tingkat Bunga
n = Jumlah periode pembungaan

Semakin tinggi tingkat bunga (r) dan semakin lama periode bunga (n)
semakin besar Nilai Kemudian.

Bunga Berganda digandakan lebih dari sekali dalam setahun


Bila bunga 15% per tahun pada contoh di atas tersebut dibayarkan 6 bulan
sekali, maka pada akhir semester 1 Nilai Akhirnya :

V 1/2 = Rp1.000.000 [ 1 + (0,15/2)]


= Rp1.075.000

Nilai Akhir tahun ke 1 :

V1 = Rp1.000.000 [ 1 + (0,15/2)]2
= Rp1.155.625

4
Nilai Akhir tahun ke 1 dengan perhitungan bunga enam bulan sekali
menunjukkan angka lebih besar Rp5.625 dibandingkan dengan perhitungan
bunga dilakukan setahun sekali

Nilai kemudian dengan pembayaran bunga lebih dari sekali dalam satu
tahun dapat dihitung dengan rumus :

Vn = V0 [ 1 + (r/m) ]m.n

Vn = Nilai pada periode ke n


V0 = Nilai pada tahun ke 0
r = Tingkat Bunga per tahun
n = Jumlah tahun pembungaan
m = Frekuensi perhitungan bunga dalam satu tahun

Bila m mendekati tidak terbatas (infinity) [1 + (r/m)]m.n akan mendekati er.n


Dimana e = 2,71828

Contoh :
Bila uang sejumlah Rp1.000.000 dibungakan selama 2 tahun, dengan
perhitungan bunga (m) infinity, maka :

Vn = V0.er.n
V2 = Rp1.000.000 (e)(0,15)(2)
= Rp1000.000 (2,71828) (0,15)(2)
= Rp1.349.858

Bandingkan dengan Nilai Akhir tahun ke 2 dengan bunga 15% per tahun
dengan perhitungan bunga 1 kali per tahun yang besarnya Rp1.322.500.

Semakin tinggi tingkat bunga (r), semakin lama periode bunga (n) dan
semakin sering bunga diperhitungkan dalam satu tahun, semakin
besar Nilai Kemudian.

Nilai Kemudian Anuitas


Anuitas adalah sejumlah aliran kas yang besarnya sama setiap tahun
(periode). Anuitas dapat berupa :
 Aliran Kas Masuk yang berasal dari suatu investasi
 Aliran Kas Keluar berupa investasi untuk memperoleh keuntungan di
masa datang.

Contoh :
Berapakah nilai kemudian dari tabungan sebesar Rp5.000.000 setiap tahun
untuk jangka waktu 5 tahun, bila bunga tabungan 10% per tahun. Tabungan
diasumsikan terjadi setiap akhir tahun.

Akhir Jumlah Lama NKFB 10% Nilai Kemudian

5
tahun Simpanan Tabungan (tabel A-1) Akhir Tahun
(Rp) (Rp)
1 5.000.000 4 1,464 7.320.000
2 5.000.000 3 1,331 6.655.000
3 5.000.000 2 1,210 6.050.000
4 5.000.000 1 1,100 5.500.000
5 5.000.000 0 1,000 5.000.000
30.525.000

Rp7.320.000
Rp6.655.000
Rp6.050.000
Rp5.500.000
Rp5.000.000

0 1 2 3 4 5
5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000

NILAI SEKARANG (Present Value)


Nilai Sekarang adalah nilai sejumlah uang yang diterima di kemudian hari
setelah diperhitungkan bunga selama jangka waktu pembungaannya. Nilai
Sekarang dapat dihitung dengan rumus :

V0 = Vn / (1+r)n

atau 1
PV = Vn / PV = Vn ________

(1+r)n

Vn = Nilai Arus Kas tahun ke n


V0 = Nilai Sekarang
r = Tingkat Bunga
n = Jumlah periode pembungaan

1
___
= Nilai Sekarang Faktor Bunga (Discount Factor)
(1+r)n

6
Contoh 1 :
A akan menerima uang sebesar Rp1.000.000 dari B satu tahun yang akan
datang. Tingkat bunga yang berlaku saat ini misalnya 8% per tahun.
Berapakah B harus menyimpan uang sekarang agar satu tahun yang akan
datang uangnya menjadi Rp1.000.000 ?

1
________
PV = Vn
(1+r)n

1
___________
PV = 1.000.000 x = 1.000.000 x 0,926 = 926.000
(1+0,08)

B harus menyimpan Rp926.000

Contoh 2 :
Kita dihadapkan pada pilihan, apakah menerima uang saat ini Rp1.000.000
atau Rp2.500.000 lima tahun yang akan datang, bila tingkat bunga yang
berlaku selama lima tahun mendatang adalah 18% per tahun. Alternatif mana
yang akan kita pilih ?

Kita harus mencari berapa nilai sekarang penerimaan Rp2.500.000 lima tahun
yang akan datang pada tingkat bunga tersebut.

PV = Rp2.500.000 (NSFB18,5)
PV = Rp2.500.000 x 0,437 = Rp1.092.500

Dengan demikian tentu kita akan lebih memilih Rp2.500.000 lima tahun yang
akan datang, karena memiliki nilai sekarang yang lebih besar dari Rp1.000.000

Contoh 3 :
Carilah nilai sekarang dari penerimaan lima tahun mendatang yang diterima
setiap akhir tahun sejak tahun pertama, masing-masing Rp400.000;
Rp800.000; Rp500.000; Rp400.000 dan Rp300.000 apabila tingkat bunga yang
berlaku 9% per tahun.

Tahun Penerimaan NSFB9,n Nilai Sekarang


(n) (1) (2) (1 x 2)
1 Rp400.000 0,917 Rp 366.800
2 Rp800.000 0,842 Rp 673.600
3 Rp500.000 0,772 Rp 386.000
4 Rp400.000 0,708 Rp 283.200
5 Rp300.000 0,650 Rp 195.000
Rp1.904.600

7
Rp195.000

Rp283.200

Rp386.000

Rp673.600

Rp366.800

0 1 2 3 4 5
400.000 800.000 500.000 400.000 300.000

Bila untuk perhitungan Nilai Sekarang pada contoh soal 3 tingkat bunga yang
berlaku 15%, maka perhitungan nilai sekarangnya adalah :

Tahun Penerimaan NSFB15,n Nilai Sekarang


(n) (1) (2) (1 x 2)
1 Rp400.000 0,870 Rp 348.000
2 Rp800.000 0,756 Rp 604.800
3 Rp500.000 0,658 Rp 329.000
4 Rp400.000 0,572 Rp 228.800
5 Rp300.000 0,497 Rp 149.100
Rp1.659.700

Semakin tinggi tingkat bunga (r), dan semakin lama periode bunga (n)
semakin kecil Nilai Sekarang.

Nilai Sekarang dan Tingkat Bunga mempunyai Hubungan yang

Nilai Sekarang bila Bunga Dihitung Lebih Dari Satu Kali dalam Satu
Periode

PV = Vn (1 + r/m ) –(n)(m)

Misal kita akan menerima uang kas sebesar Rp10.000.000 lima tahun yang
akan datang. Apabila tingkat bunga yang berlaku adalah 15% per tahun dan
bunga diperhitungkan catur wulanan (setiap empat bulan sekali), maka nilai
sekarang penerimaan tersebut adalah :

8
PV = Rp10.000.000 ( 1 + 0,15/3)–(5)(3)
PV = Rp10.000.000 ( 1 + 0,15/3)–(5)(3)
PV = Rp10.000.000 (1,05)-15
PV = Rp4.810.170

Nilai Sekarang Anuitas


Contoh :
Kita membeli TV dengan membayar setiap bulan Rp450.000 selama 10 bulan.
Pembayaran dilakukan setiap akhir bulan. Berapakah nilai tunai TV tersebut
bila tingkat bunga yang berlaku 4% per bulan ?

450.000 450.000 450.000


___________ ___________
PV = + + …………………..……. + ___________

(1+0,04) (1+0,04)2 (1+0,04) 10

1 1 1
___________ ___________ …………………..……. ___________
PV = 450.000 + + +
(1+0,04) (1+0,04)2 (1+0,04) 10

PV = 450.000 (NSFBA 4,10) = 450.000 x 8,111 = 3.649.950

Nilai Tunai TV = Rp3.649.950

9
PRINSIP-PRINSIP INVESTASI MODAL

Investasi dipandang dari dimensi waktu merupakan investasi jangka panjang.


Pengaturan investasi modal perlu memperhatikan faktor-faktor :
1. Adanya usulan-usulan investasi
2. Estimasi arus kas dari usulan-usulan investasi tersebut
3. Evaluasi arus kas tersebut
4. Memilih proyek yang sesuai dengan kriteria tertentu
5. Monitoring dan melakukan penilaian terus menerus terhadap proyek
investasi setelah investasi dilaksanakan.

Menaksir Arus Kas


Masalah dalam penaksiran arus kas bukan hanya akurasi taksiran, tetapi juga
harus memahami arus kas yang relevan. Dalam melakukan penaksiran arus
kas menyangkut masa yang akan datang, maka selalu terbuka peluang
terjadinya kesalahan. Untuk menaksir arus kas yang relevan perlu diperhatikan
hal-hal berikut :
1. Taksirlah arus kas atas dasar setelah pajak, karena laba yang dinikmati oleh
investor adalah kas masuk bersih setelah pajak.
2. Taksirlah arus kas atas dasar incremental (selisih)
3. Taksirlah arus kas yang timbul karena keputusan investasi.
4. Jangan memasukkan sunk cost.

Seringkali untuk menaksir arus kas digunakan taksiran rugi-laba sesuai dengan
prinsip akuntansi, kemudian diubah menjadi taksiran atas dasar arus kas.
Ilustrasi berikut menunjukkan bagaimana memahami perubahan laba menurut akuntansi
menjadi arus kas.
Menurut Penjelasan Arus Kas
Akuntansi
Penjualan Rp2.000 juta Kas masuk Rp2.000 juta
Biaya-biaya :
- Bersifat Tunai Rp1.000 juta Kas keluar Rp1.000 juta
- Penyusutan Rp 500 juta
Total Biaya Rp1.500 juta
Laba Operasi Rp 500 juta
Pajak (30 %) Rp 150 juta Kas keluar Rp 150 juta
Laba Setelah Pajak Rp 350 juta Kas masuk Rp 850 juta
bersih

Berdasarkan Ilustrasi tersebut dapat disimpulkan bahwa :

Kas masuk bersih = Laba setelah pajak + Penyusutan

10
Metode-metode Penilaian Profitabilitas Investasi
Terdapat beberapa metode untuk menilai apakah suatu investasi
menguntungkan atau tidak.
1. Net Present Value
2. Profitability Index
3. Payback Period
4. Average Rate of Return
5. Internal Rate of Return

Net Present Value


Misal kita saat ini membeli sebidang tanah dengan harga Rp50 juta. Selesai
membayar, suatu perusahaan menghubungi kita dan mengatakan bahwa
perusahaan tersebut bersedia membeli tanah tersebut tahun depan dengan
harga Rp60 juta. Apakah kita bisa mengatakan bahwa kita memperoleh laba
Rp10 juta? Jawabnya adalah tidak, karena kita harus memperhatikan nilai
waktu uang.
Kalau kita menerima Rp60juta satu tahun yang akan datang, berapa nilai
sekarang (present value) penerimaan tersebut? Kalau kita pertimbangkan
bahwa tingkat bunga yang relevan adalah 15%, maka present value
penerimaan tersebut adalah :
PV = 60 / (1 + 0,15) = Rp52,17 juta.
Dengan demikian selisih antara PV penerimaan dengan PV pengeluaran
(disebut Net Present Value = NPV) adalah :
NPV = Rp52,17 juta – Rp50 juta = Rp2,17 juta.
NPV yang positif menunjukkan bahwa PV penerimaan > PV pengeluaran.
Karena itu NPV yang positif berarti investasi yang diharapkan menguntungkan.
Keputusan kita adalah “terima suatu usulan investasi yang diharapkan
memberikan NPV yang positif, dan tolak kalau memberikan NPV yang
negatif”

Misal suatu perusahaan mempertimbangkan suatu usulan investasi senilai


Rp1.500 juta yang ditaksir memiliki usia ekonomis empat tahun dengan nilai
residu Rp200 juta. Penyusutan menggunakan metode garis lurus.
Investasi tersebut akan memberikan pendapatan penjualan per tahun Rp750
juta. Biaya tunai yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut
adalah Rp150 juta per tahun.
Hitunglah, apakah investasi tersebut layak untuk diterima, bila tarif pajak 30%
serta tingkat bunga yang berlaku 16% ?

Taksiran Arus Kas :


Penjualan Rp750 juta
Biaya-biaya :
Biaya-biaya tunai Rp150 juta
Penyusutan 325 juta
Total Biaya Rp475 juta
Laba Operasi Rp275 juta
Pajak 30% Rp 82,5 juta
Laba Setelah Pajak Rp192,5 juta
Kas Masuk Bersih = Rp192,5 juta + Rp325 juta = Rp517,5 juta

11
517,5 517,5 517,5 517,5 200
NPV = - 1500 + ____________ + ____________
+ ____________
+ ____________ + ____________
(1+0,16) (1+0,16)2 (1+0,16)3 (1+0,16)4 (1+0,16)4
Perhitungannya dapat diselesaikan dengan kalkulator.

Cara lain :
NPV = -1500 + 517,5 (NSFBA16,4) + 200 (NSFB16,4)
NPV = -1.500 + (517,5 x 2,798) + (200 x 0,552)
NPV = -1.500 +1.447,965 + 110,4
NPV = -1.500 + 1.558,365 = 58,365
NPV investasi tersebut Rp58,365 juta.
Karena NPVnya positif, maka investasi dapat diterima.

Profitability Index
Profitability Index adalah perbandingan antara Present Value Kas Masuk
dengan Present Value Kas Keluar

PV Kas Masuk
____________________
PI =
PV Kas Keluar

1.558,365
_______________
PI = = 1,039
1500

Kaidah keputusan investasi dengan menggunakan profitability index adalah


investasi diterima bila Profitability Index lebih besar dari satu, dan ditolak
bila lebih kecil dari satu.

Payback Period
Payback Period merupakan pengambilan keputusan investasi berdasarkan
jangka waktu pengembalian investasi. Kaidah keputusannya adalah investasi
diterima jika sesuai dengan kriteria jangka waktu yang diharapkan. Semakin
cepat jangka waktu pengembalian investasi, semakin menarik investasi.
Dari contoh soal di atas, kas masuk bersih yang terjadi setiap tahun adalah
Rp517,5 juta dan pada akhir tahun keempat ditambah dengan nilai residu
sebesar Rp200 juta.
Dengan demikian, Investasi sebesar Rp1.500 juta baru kembali pada tahun
ketiga. Namun perhitungan jangka waktu pengembalian investasi yang lebih
tepat adalah karena dalam jangka waktu dua tahun pengembalian investasi
baru mencapai 2 x Rp517,5 juta = Rp1.035 juta, sehingga investasi yang belum
kembali besarnya Rp465 juta, sedangkan kas masuk bersih tahun ketiga
adalah Rp517,5 juta, maka jangka waktu pengembalian investasi =

465

12
_______
Payback Period = 2 tahun + x 12 bulan = 2 tahun 10,78 bulan
517,5

Kelebihan perhitungan Investasi dengan Payback Period adalah


perhitungannya sederhana dan mudah.
Kelemahannya adalah tidak memperhatikan nilai waktu uang, dan
mengabaikan arus kas masuk setelah investasi kembali.

Average Rate of Return


Metode ini menggunakan angka keuntungan menurut akuntansi, dibandingkan
dengan rata-rata nilai investasi.
Dengan menggunakan contoh soal yang sama dengan perhitungan NPV,
Average Rate of Return dapat dihitung sebagai berikut :
Nilai investasi akhir pada setiap tahun berkurang sebesar penyusutan.
Sedangkan nilai rata-rata investasi merupakan penjumlahan investasi awal
tahun dan akhir tahun dibagi dua.

Perhitungan Average Rate of Return (jutaan rupiah)


Tahun Investasi Investasi Rata-rata Laba Setelah
Awal Akhir Investasi Pajak
1 Rp1.500 Rp1.175 Rp1.337,5 Rp192,5
2 1.175 850 1.012,5 192,5
3 850 525 687,5 192,5
4 525 200 362,5 192,5
Jumlah Rp3.400,0 Rp770,0
Rata-rata Rp850,0 Rp192,5

Rata-rata Laba setelah Pajak


_____________________________________
Average Rate of Return = x 100 %
Rata-rata Investasi

192,5
_________
Average Rate of Return = x 100 % = 22,65%
850

Metode ini menyatakan bahwa semakin tinggi average rate of return semakin
menarik usulan investasi. Akan tetapi tidak ada ketentuan berapa batas ARR
yang dikatakan menarik.
Kelemahan mendasar metode perhitungan investasi dengan ARR adalah :
1) Bagaimana menentukan tingkat keuntungan (rate of return) yang dianggap
layak.
2) Konsep ini menggunakan konsep laba akuntansi, bukan arus kas.
3) Mengabaikan nilai waktu uang.

13
Internal Rate of Return
Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat bunga yang menyamakan
Present Value Kas Masuk dengan Present Value Kas Keluar.
Bila diterapkan pada contoh soal yang sama untuk menghitung Net Present
Value, IRR ( diberi notasi i) dapat dirumuskan sebagai berikut :

517,5 517,5 517,5 517,5 200


____________ ___________ ___________ ___________ ___________
1500 = + + + +
(1+i) (1+i)2 (1+i)3 (1+i)4 (1+i)4

Untuk menghitungnya kita menggunakan trial and error serta interpolasi.

Untuk tingkat bunga 16 % PV Kas Masuk besarnya Rp1.558,365 juta


Agar PV Kas Masuk mendekati Rp1.500 juta, maka kita harus menaikkan
tingkat bunga. Misalkan tingkat bunga yang digunakan 18%

PV Kas Masuk = 517,5 (NSFBA18,4) + 200 (NSFB18,4)


= (517,5 x 2,690) + (200 x 0,516)
= 1.392,075 + 103,2
= 1.495,275

Selanjutnya kita gunakan metoda interpolasi :


i PV Kas Masuk
16% 1.558,365 juta
18% 1.495,275 juta
Selisih 2% 63,09 juta
Yang kita inginkan adalah PV Kas Masuk sebesar Rp1.500 juta, kalau kita
selisihkan dengan i = 16% dengan PV = Rp1.558,365 juta, maka perbedaannya
adalah Rp58,365 juta.
Selisih sebesar Rp58,365 juta ekuivalen dengan :
[(58,365 / 63,09) x 2 ] % = 1,85%
Karena itu i = 16% + 1,85% = 17,85%
Atau bila kita gunakan I = 18%, perbedaannya adalah Rp4,725 juta, ekuivalen
dengan :
[(4,725 / 63,09) x 2 ] % = 0,15%
Karena itu i = 18% - 0,15% = 17,85%
Decision rule metode ini adalah “terima investasi yang diharapkan memberikan
IRR ≥ tingkat bunga yang berlaku (r)”
Karena i ≥ 16% maka investasi menguntungkan, dan dapat diterima.

14

Anda mungkin juga menyukai