Anda di halaman 1dari 10

Diktat Akuntansi Pengantar II

2012

Bab II

Piutang Dagang dan Piutang Wesel

Piutang Dagang
Masalah- masalah akuntansi yang berkaitan dengan piutang dagang meliputi tiga hal yaitu:
 Pengakuan Piutang Dagang
Misalkan pada tanggal 1 Juli 2002 perusahaan dagang Merapi menjual barang
kepada perusahaan Merbabu seharga Rp 100.000,- dengan syarat 2/10,n/30. Pada
tanggal 5 Juli sebagian barang dikembalikan seharga Rp 10.000,- dan tanggal 11
Juli perusahaan Merbabu melakukan pembayaran kepada perusahaan Merapi.
Adapun jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah sbb:

Juli 1 Piutang Dagang 100.000,-


Penjualan 100.000,-
(Penjualan kredit kepada perus. Merbabu)

5 Retur & Potongan Penjualan 10.000,-


Piutang Dagang 10.000,-
(Pengembalian brg dr perus Merbabu)

11 Kas 88.200,-
Potongan Tunai Penjualan 1.800,-
Piutang Dagang 90.000,-

 Penilaian Piutang Dagang


Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia bahwa piutang dagang harus dicatat dan
dilaporkan sebesar nilai kas (neto) yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih
yang diperkirakan dapat diterima. Jumlah atau nilai kas bersih yang dapat diterima
adalah jumlah piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah (nilai)
piutang yang tidak dapat diterima. Sehingga penentuan nilai kas bersih yang
diterima memerlukan penaksiran jumlah piutang yang tidak akan dapat diterima.

Kerugian Piutang
Dalam dunia usaha kerugian dianggap sebagai hal yang normal dan
merupakan risiko bagi perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit.
Jika dilihat dari sudut manajemen adanya kerugian piutang dalam jumlah
yang wajar menunjukkan bahwa kebijakan kredit yang ditetapkan
perusahaan sudah tepat. Kerugian piutang yang terlalu rendah memberi
petunjuk bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu ketat, sebaliknya jika
terlalu tinggi dapat diartikan bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu
longgar.
Kerugian dalam akuntansi dikenal dengan berbagai nama seperti kerugian
piutang, biaya piutang tak tertagih dan biaya piutang ragu- ragu.
Dalam akuntansi, kerugian piutang tak dapat ditagih dicatat dengan
mendebet rek. Kerugian piutang.

Pencatatan kerugian piutang

by. Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak


Diktat Akuntansi Pengantar II
2012

dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cadangan dan metode
penghapusan langsung.

Metode Cadangan
Digunakan apabila kerugian piutang yang biasa terjadi, cukup besar
jumlahnya. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan
metode ini adalah sbb:
1. Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan
dibandingkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan
periode terjadinya penjualan
2. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dicatat dengan
mendebet rek. Kerugian piutang dan mengkredit rek. Cadangan kerugian
piutang
3. Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rek.
Cadangan kerugian piutang dan mengkredit rek. Piutang dagang pada saat
suatu piutang dihapus dari pembukuan.

Dasar yang digunakan dalam Metode Cadangan


Persentase dari Penjualan
Dalam dasar persentase dari penjualan, manajemen menetapkan suatu
hubungan % antara jumlah penjualan kredit dengan taksiran kerugian
piutang yang mungkin diderita karena adanya piutang tak tertagih.
Persentase ini didasarkan pada pengalaman pada waktu- waktu yang lalu
dan kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan. Dasar yang digunakan
bisa berupa total penjualan kredit atau penjualan kredit bersih pada tahun
berjalan. Contoh PT. Mulia memilih dasar % dari penjualan dan
memperkirakan bahwa piutang sebesar 1% dari penjualan kredit bersih
tidak akan tertagih. Apabila jumlah penjualan kredit bersih selama tahun
1999 adalah Rp 800.000,-, maka kerugian piutang ditaksir akan berjumlah
Rp 8.000,-, maka jurnal untuk mencatat kerugian piutang adalah sbb:
Des 31 Kerugian Piutang Rp 8.000,-
Cad. Kerugian Piutang Rp 8.000,-
(u/ mencatat kerugian piutang)

Persentase dari Piutang


Dalam dasar persentase dari penjualan, manajemen menetapkan suatu
hubungan % antara jumlah piutang dengan jumlah kerugian akibat adanya
piutang yang tidak tertagih. Untuk menganalisis hal tsb manajemen
biasanya menggunakan suatu daftar yang disebut daftar umur piutang.

Jumlah Belum Jumlah hari lewat waktu


Nama
saldo jatuh
pelanggan 1-30 31-60 61-90 Diatas 90
piutang tempo
Amri Rp 600,- 300,- 200,- 100,-
Basri 300,- 300,-
Chaerul 450,- 200,- 250,-
Dirman 700,- 500,- 200,-
Erwin 600,- 300,- 300,-
Lainnya 36.950,- 26.200,- 5.200,- 2.450,- 1.600,- 1.500,-
39.600,- 27.000,- 5.700,- 3.000,- 2.000,- 1.900,-
Taksiran % 2% 4% 10% 20% 40%

by. Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak


Diktat Akuntansi Pengantar II
2012

tak tertagih
Total
taksiran 2.228,- 540,- 228,- 300,- 400,- 760,-
tak tertagih
Setelah daftar dibuat, maka taksiran kerugian piutang dapat ditentukan
dengan cara menerapkan % yang didasarkan pada pengalaman pada masa
lalu terhadap total masing- masing kelompok umur piutang. Contoh angka
Rp 2.228,- diatas menunjukan jumlah tagihan kepada para debitur yang
diperkirakan tidak akan dapat ditagih. Angka inilah yang merupakan saldo
yang harus nampak pada rek. Cad. Kerugian piutang pada tanggal neraca.
Sehingga jumlah kerugian piutang pada jurnal penyesuaian adalah selisih
antara jumlah saldo yang harus nampak dengan saldo yang ada dalam rek.
Cadangan. Seandainya neraca saldo menunjukan rek. Cad. Kerugian
Piutang dengan saldo kredit sebesar Rp 528,-, maka jurnal penyesuaian
yang dibutuhkan adalah ( 2.228 – 528 = 1.700)
Des 31 Kerugian Piutang Rp 1.700,-
Cad. Kerugian Piutang Rp 1.700,-
(u/ menyesuaikan rek. Cadangan)

Apabila sebelum jurnal penyesuaian dilakukan, rek. Cad Kerugian Piutang


telah mempunyai saldo debet, karena penghapusan piutang yang dilakukan
lebih besar daripada jumlah cadangan yang ditetapkan pada periode
sebelumnya. Dalam hal demikian, pada waktu akan membuat jurnal
penyesuian, maka jumlah salso debet tsb harus ditambahkan dengan yang
harus nampak di neraca). Sebagai contoh seandainya sebelum penyesuaian,
saldo rek cad kerugian piutang telah memiliki saldo debet sebesar Rp 500,-
maka angka yang harus dicantumkan dalam ayat jurnal penyesuaian adalah
Rp 2.728,- (2.228 + 500)

Metode Langsung
Apabila perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung, maka
junlah kerugian piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak
digunakan rek. Cad Kerugian Piutang.
Apabila piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian
akibat piutang tsb langsung didebetkan ke dalam rek. Kerugian Piutang dan
Piutang Dagang. Sebagai contoh CV. Serayu mempunyai piutang kepada
CV. Cimanuk sebesar Rp 200,-. Pada tanggal 12 Desember, manajer CV.
Serayu memutuskan untuk menghapus piutang kepada CV. Cimanuk karena
sudah tidak mungkin ditagih, maka jurnal yang dibuat:
Des 12 Kerugian Piutang Rp 200,-
Piutang Dagang Rp 200,-
(penghapusan piutang CV. Cimanuk)

 Pengalihan Piutang Dagang


Dalam keadaan normal, pelunasan dari piutang dapat diterima dalam bentuk
kas sehingga rek piutang ybs akan hilang dari pembukuan. Apabila piutang
telah berkembang menjadi sedemikian besar jumlahnya, maka cara
penyelesaian dengan cara diatas harus diubah.
Perusahaan- perusahaan yang memiliki piutang dalam jumlah besar
seringkali berusaha mempercepat penerimaan kas dari piutangnya dengan

by. Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak


Diktat Akuntansi Pengantar II
2012

cara menjual atau mengalihkan piutang tsb kepada perusahaan lain.


Perusahaan bersedia untuk mengalihkan piutang kepada pihak lain karena
beberapa alasan.
Dinegara- negara yang perekonomiannya telah berkembang dikenal
berbagai cara pengalihan piutang misalnya penjualan piutang dengan kartu
kredit.

Piutang Wesel
Penentuan Tanggal Jatuh
Saat jatuh tempo (tanggal harus dibayar) sebuah surat wesel dapat dinyatakan dengan tiga
cara:
• Atas penagihan, artinya pihak tertarik akan membayar wesel pada saat ditagih oleh
pemegang wesel. Dalam hal ini tidak disebutkan secara pasti tanggal penagihanya.
• Pada tanggal tertentu, artinya tanggal jatuh ditulis eksplisit dalam surat wesel. Contoh
pada tgl 23 Juli 1992
• Pada akhir masa tertentu, artinya setelah sekian hari, bulan, tahun, wesel harus dibayar.
Contoh 60 hari sesudah tgl tsb diatas

Wesel dapat dibedakan menjadi wesel berbunga dan wesel tidak berbunga
Jika wesel berbunga (biasanya dinyatakan dlm %), maka tertarik harus
membayar wesel tsb pada tgl jatuh tempo sebesar nominal wesel di tambah dengan
bunganya
Perlakuan akuntansi terhadap wesel berbunga dan tidak berbunga agak berbeda
disebabkan adanya unsur bunga. Pada wesel berbunga perlu dicatat dengan jelas
mengenai jumlah bunga yang diperhitungkan.

Perhitungan Bunga
Rumus dasar untuk menghitung bunga pada wesel berbunga adalah sbb:

Nilai Tingkat Jangka waktu


nominal X bunga per X dalam pecahan = Bunga
wesel tahun dari setahun

Data dalam wesel


Rp 700,-, 18%, 120 hari ------- Rp 700,- x 18% x 120/365 = Rp 43,2,-
Rp 1.000,- , 15%, 6 bln ------- Rp 1.000,- x 15% x 6/12 = Rp 75,-
Rp 2.000,- , 12%, 1 thn ------- Rp 2.000,- x 12% x 1/1 = Rp 240,-

Masalah- masalah Pokok dalam Piutang Wesel


 Pengakuan piutang wesel
Suatu piutang wesel mungkin timbul (1) bersamaan dengan transaksi penjualan, (2)
pemberian pinjaman uang, (3) perubahan dari piutang dagang menjadi piutang
wesel

Piutang Wesel dari Penjualan Kredit

by. Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak


Diktat Akuntansi Pengantar II
2012

Misalkan pada tgl 1 Juni 1998, PT. Melati menjual barang kepada CV. Sri
seharga Rp 100.000,- . Untuk itu PT. Melati menghendaki agar piutangnya
dikuatkan dengan surat wesel yang disetujui oleh CV. Sri dengan nilai
nominal wesel Rp 102.500,- dan berjangka waktu 3 bln, maka jurnal yang
dibuat PT. Melati untuk mengakui timbulnya piutang wesel dan penjualan
adalah sbb:

Juni 1 Piutang Wesel Rp 102.500,-


Penjualan Rp 102.500,-
(u/ mencatat piutang wesel CV. Sri)

Piutang Wesel dari Pemberian Pinjaman


Misalkan pada tgl 1 Mei 1992, PT. Nusa memberikan pinjaman uang
kepada CV. Jaya sebesar Rp 100.000,-. Untuk itu CV. Jaya menyerahkan
selembar promes 60 hari, bunga 12%. Maka jurnal yang dibuat adalah sbb:
Mei 1 Piutang Wesel Rp 100.000,-
Kas Rp 100.000,-
(u/mencatat piutang wesel CV. Jaya)

Bunga wesel belum diperhitungkan padasaat wesel diakui. Pendapatan


bunga diperhitungkan pada saat perusahaan menerima penyelesaian wesel.

Piutang Wesel dari Perubahan Piutang Dagang


Misalkan PT. Merapi mempunyai piutang dagang kepada PT. Kelud sebesar
Rp 100.000,- yang jatuh tempo tgl 30 Juni 1992. Pada tgl 1 Juli 1992, PT.
Kelud minta kepada PT. Merapi agar kewajibannya diubah dengan
menyerahkan sebuah promes bernilai nominal Rp 100.000,-, bunga 18%,
jangka waktu 90 hari. Apabila hal tsb disetujui, maka jurnal yang dibuat
adalah sbb:
Juli 1 Piutang Wesel Rp 100.000,-
Piutang Dagang Rp 100.000,-
(u/mencatat piutang wesel PT. Kelud)

 Penilaian Piutang Wesel


Seperti halnya piutang dagang, piutang wesel juga harus dilaporkan menurut nilai
kas (neto) yang bisa direalisasi. Rek. Cadangan untuk piutang wesel adalah Cad.
Kerugian Piutang. Perhitungan dan penaksiran kerugian piutang wesel dan
pencatatan kerugian piutang beserta cadangan kerugian piutang untuk wesel sama
dengan piutang dagang.

 Penyelesaian dan Pengalihan Piutang Wesel


Kadang- kadang tidak semua piutang wesel dapat diterima pembayarannya, karena
pihak tertarik tidak mentaati kewajibanya sehingga perlu diadakan penyesuaian.
Penerimaan Penyelesaian Wesel
Suatu wesel dikatakan dilunasi apabila wesel tsb dibayar secara penuh pada
tgl jatuh tempo. Sebagai contoh, PT. Cakra pada tgl 1 Juni 1992, menerima
selembar promes dari PT. Kunci yang bernilai nominal Rp 100.000,-, bunga
9% dan berjangka waktu 4bln. Dalam hal ini bunga selama jangka waktu
wesel akan berjumlah Rp 3.000,- dan nilai jatuh wesel adalah Rp 103.000,-.

by. Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak


Diktat Akuntansi Pengantar II
2012

Apabila PT. Kunci pada tgl 1 Oktober menyelesaikan kewajibanya, maka


jurnalnya sbb:
Okt 1 Kas Rp 103.000,-
Piutang Wesel Rp 100.000,-
Pendapatan Bunga Rp 3.000,-

Seandainya PT. Cakra menyusun neraca setiap tgl 30 September, maka tgl
tsb PT. Cakra harus membuat penyesuaian untuk mengakui bunga yang
telah menjadi haknya sampai tgl tsb.
Sept 30 Piutang Bunga Rp 3.000,-
Pendapatan Bunga Rp 3.000,-
(u/ mencatat bunga wesel utk masa 4 bln)

Apabila pada tgl 1 Okt, PT. Kunci melakukan penyelesaian wesel, maka
jurnal yang dibuat PT. Cakra adalah sbb:
Okt 1 Kas Rp 103.000,-
Piutang Wesel Rp 100.000,-
Piutang Bunga Rp 3.000,-
(u/ mencatat penyelesaian piutang wesel PT. Kunci)

Piutang Wesel Tak Dapat Ditagih


Suatu wesel dikatakan tak dapat ditagih apabila wesel tsb tidak dibayar
dalam jumlah penuh pada tgl jatuh tempo. Wesel yang tak dapat ditagih
tidak dapat dialihkan dan oleh karenanya harus diubah menjadi piutang
dagang. Sebagai contoh, misal pada tgl 1 Okt PT. Kunci tidak dapat
menyelesaikan kewajibanya. Dalam hal seperti ini, pada tgl 1 Okt dalam
pembukuan PT. Cakra harus dibuat jurnal sbb:
Okt 1 Piutang Dagang Rp 103.000,-
Piutang Wesel Rp 100.000,-
Pendapatan Bunga Rp 3.000,-

Jurnal diatas dibuat dengan anggapan bahwa piutang kepada PT. Kunci
masih ada harapan bisa ditagih dimasa yad. Akan tetapi seandainya piutang
tsb tidak ada harapan lagi, maka piutang wesel harus dihapus dengan jurnal
sbb:
Okt 1 Cad. Kerugian Piutang Rp 100.000,-
Piutang Wesel Rp 100.000,-

 Pengalihan Piutang Wesel


Surat wesel adalah surat berharga yang bisa dipindahtangankan, artinya wesel bisa
dialihkan dari suatu perusahaan atau seseorang kepada perusahaan atau orang lain,
dan dengan demikian bisa dijual untuk mendapatkan kas.untuk mendapat uang
dengan cepat , pemegang wesel kadang menjual piutang wesel kepada pihak lain
sebelum jatuh tempo. Penjualan piutang wesel sebelum jatuh tempo disebut
pendiskontoan piutang wesel karena pemegang wesel akan menerima
pembayaran yang jumlahnya lebih kecil daripada nilai jatuh tempo.
Sebagai contoh, misalkan PT. Singkarak mempunyai piutang wesel kepada
PT. Maninjau yang ditarik pada tgl 20 Okt 1992. nilai nominal wesel Rp
150.000,-, bunga 10% jangka waktu 90 hari. Wesel ini akan jatuh tempo tgl
18 Jan 1993. Pada tgl 9 Des 1992, PT. Singkarak mendiskontokan wesel tsb
kepada Bank Nirwana dengan diskonto 12%. Tingkat diskonto ini lebih

by. Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak


Diktat Akuntansi Pengantar II
2012

tinggi dari bunga wesel, karena bank ingin mendapatkan pendapatan yang
lebih besar. PT. Singkarak bersedia untuk menerima tarif diskonto yang
lebih tinggi karena ingin memperoleh kas lebih cepat. Periode diskonto
dalam kasus ini adalah 40 hari (22 hr di bln Des dan 18 hr di bln Jan). Nilai
wesel didiskonto (discounted value) adalah jumlah pembayaran yang
diterima oleh PT. Singkarak dari bank.
Perhitungan nilai wesel didiskonto adalah sbb:

Nilai nominal wesel Rp 150.000,-


Ditambah:
Bunga (150.000,- x 10% x 90/360) 3.750,-

Nilai jatuh wesel Rp 153.750,-


Dikurangi:
Diskonto (153.750,- x 12% x 40/360) 2.050,-

Harga jual wesel (nilai wesel didiskonto) Rp 151.700,-

Dalam perhitungan diatas perlu diperhatikan dua hal penting yaitu (1)
diskonto dihitung dari nilai jatuh (nilai nominal + bunga) bukan dari nilai
nominal wesel, kecuali jika wesel tidak berbunga, (2) periode diskonto
dihitung mundur ke belakang (18 Jan 1993 – 9 Des 1992).
Jurnal yang harus dibuat oleh PT. Singkarak u/ mencatat pendiskontoan
wesel adalah sbb:
Des 9 Kas Rp 151.700,-
Piutang Wesel Rp 150.000,-
Pendapatan Bunga 1.700,-
(u/ mencatat pendiskontoan wesel PT. Maninjau)

Seandainya nilai pendiskontoan wesel dari suatu piutang wesel lebih kecil
daripada nilai nominal wesel , maka selisihnya didebetkan ke rek. Biaya
Bunga.

 Piutang Wesel dengan Angsuran


Pembayaran wesel dapat dilakukan secara penuh atau dengan cara angsuran selama
jangka waktu wesel. Piutang semacam ini disebut piutang wesel dengan angsuran,
karena wesel ini memiliki periode untuk mengangsur pokok pinjaman dan bunga
selama jangka waktu tertentu di masa yad. Setiap penerimaan angsuran akan terdiri
dari (1) bunga dari pokok pinjaman yang belum dibayar, (2) pengurangan atas
pokok pinjaman. Pendapatan bunga setiap periode angsuran semakin menurun,
sedangkan angsuran pokok pinjaman semakin bertambah. Piutang wese dengan
angsuran pada saat timbul akan dicatat sebesar nilai nominalnya, dan selanjutnya
dibuat jurnal u/ mencatat angsuran yang telah dilaksanakan.
Sebagai contoh, misal Bank Nusantara menyetujui untuk memberi pinjaman kepada
CV. Serayu sebesar Rp 500.000,-. Untuk itu CV. Serayu menandatangani promes,
bunga 12% per thn dengan angsuran tetap ½ thn yang besarnya Rp 33.231,-. Daftar
angsuran wesel yang dibuat oleh bank nusantara untuk 2 tahun pertama adalah sbb:

Periode bunga Penerimaan Pendapatan Pengurangan Saldo Pinjaman

by. Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak


Diktat Akuntansi Pengantar II
2012

tengah tahunan Kas Bunga Pokok


Pinjaman

(A) (B) (C) (D)


01- 01- 90 500.000
30- 06- 90 33.231 30.000 3.231 496.769
31-12- 90 33.231 29.806 3.425 493.344
30- 06- 91 33.231 29.601 3.630 489.714
31- 12- 91 33.231 29.383 3.848 485.866

Jurnal untuk mencatat timbulnya wesel dan penerimaan angsuran pertama adalah
sbb:
Jan 1 Piutang Wesel Rp 500.000,-
Kas Rp 500.000,-
(u/ mencatat pemberian pinjaman Kepada CV. Serayu)

Jun 30 Kas Rp 33.231,-


Piutang Wesel Rp 3.231,-
Pendapatan Bunga 30.000,-
(u/ mencatat penerimaan pertama wesel dengan angsuran)

Dalam neraca, angsuran atas pokok pinjaman untuk thn berikutnya dilaporkan
sebagai aktiva lancar, sedangkan sisa pokok pinjaman lainnya dilaporkan sebagai
aktiva tidak lancar. Dengan demikian dalam neraca yang disusun 31 Des 1990
saldo rek. Piutang wesel akan dilaporkan sebesar Rp 493.344

 Penyajian Piutang Dalam Neraca


Apabila perusahaan mempunyai berbagai jenis piutang, maka dalam neraca piutang
harus diklasifikasikan menurut jenisnya. Wesel jangka pendek dicantumkan dalam
neraca dibawah investasi pada bagian aktiva lancar. Selain itu piutang wesel juga
harus dilaporkan dalam jumlah bruto maupun cad. Kerugian piutangnya. Dalam
laporan rugi laba, biaya kerugian piutang dilaporkan dalam kelompok biaya
penjualan pada bagian biaya operasi. Biaya bunga dikelompokan dalam biaya lain-
laian dan pendapatan bunga dalam kelompok pendapatan lain-lain.

Latihan Soal Piutang Dagang

by. Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak


Diktat Akuntansi Pengantar II
2012

1. Pada tanggal 31 Desember 2000, PT. Sumatera memiliki informasi sebagai berikut:

Piutang Dagang Rp 400.000.000,-


Penjualan Bersih 2.000.000.000,-
Cadangan kerugian piutang 1.250.000,-

Diminta:
 Buatlah jurnal yang diperlukan apabila perusahaan menaksir piutang yang
tidak tertagih sebesar 2% dari penjualan bersih
 Buatlah jurnal yang diperlukan apabila perusahaan menaksir piutang yang
tidak tertagih sebesar 4% dari saldo akhir piutang dagang

2. Pada akhir periode, PT. Barito memiliki saldo piutang sebesar Rp 300.000.000,-
yang dikelompokan berdasarkan umurnya, yaitu sebagai berikut:

Umur Piutang Jumlah Persentase


tidak
tertagih
Jatuh tempo hari ini Rp 168.000.000,- 1%
Lewat jatuh tempo 1-30 hari 45.000.000,- 2%
Lewat jatuh tempo 31-60 hari 33.000.000,- 3%
Lewat jatuh tempo 61-90 hari 39.000.000,- 5%
Lewat jatuh lebih dari 90 hari 15.000.000,- 10%

Sebelum penyesuaian, rekening cadangan Kerugian Piutang mempunyai saldo (kredit)


sebesar Rp 1.300.000,-.

Diminta:
 Hitunglah jumlah piutang dagang yang diperkirakan tidak tertagih
 Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan
 Hitunglah jumlah piutang dagang bersih yang dilaporkan dalam neraca

3. Berikut ini informasi yang berhubungan dengan piutang wesel Norby Co.,
produsen video iklan

by. Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak


Diktat Akuntansi Pengantar II
2012

Tanggal Nilai Umur Tingkat Tanggal Tarif


Diterima Nominal Wesel Bunga Diskonto Diskonto
1 April $ 15.000 120 hari 8% 11 Mei 9%
10 Juni 30.000 60 hari 12% - -
11 Agustus 18.000 90 hari 8% 20 Oktober 9%
1 September 20.000 90 hari 7% - -
1 November 24.000 90 hari 9% 19 Desember 10%
16 Desember 36.000 30 hari 13% - -

Diminta:
1. Untuk setiap wesel diatas, tentukan:
• Tanggal jatuh tempo
• Bunga pada tanggal jatuh tempo
• Nilai jatuh tempo
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pendiskontoan wesel a,c,e
3. Apabila pada tanggal jatuh tempo debitur untuk wesel b dan d tidak dapat melunasi
kewajibannya, buatlah jurnal yang diperlukan
4. Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat hak atas bunga untuk wesel f pada
tanggal 31 Desember

by. Marti Dewi Ungkari, SE., M.Si., Ak

Anda mungkin juga menyukai