Anda di halaman 1dari 7

PIUTANG DAGANG DAN WESEL

Nama Kelompok : - Ahmad Syarhur Romadhoni (201611018153070)


- Bintang Nurdiansyah putra (201611018153064)

Fakultas / Prodi : Fakultas Ekonomi / Manajemen (A2)


A. PIUTANG DAGANG
Piutang dagang (Account Receivables) adalah piutang atautagihan yang timbul
dari penjualan kredit barang atau jasa dalamsuatu perusahaan atau organisasi yang
merupakan usaha pokokperusahaan3 atau semua pelanggan untuk barang
atau layanan jasa yang disampaikan secara kredit.
Piutang Dagang (Account Receivables) biasanya tidakdinyatakan dalam suatu
perjanjian khusus sebagaimana tagihan lainnya. Dengan demikian pelunasan Piutang
dagang (Account Receivables) kurang terjamin, juga sukar untuk dipindahkan atau
perdijualbelikan.
Piutang Dagang (Account Receivables) yang diharapkan tertagih dalam jangka
waktu satu tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar,
akan tetapi kadang-kadang seluruh Piutang Dagang (Account Receivables)
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar tanpa memandang jangka waktu tertagihnya.
Dalam kasus demikian jumlah Piutang Dagang (Account Receivables) yang
jangka waktu penagihannya lebih dari satu  tahun atau siklus usaha normal, harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Akuntansi Piutang dagang :


1. Pengakuan Piutang Dagang

Masalah pengakuan piutang dagang meliputi dua masalah pokok, yaitu:


a) Kapan piutang diakui. Piutang diakui saat terjadi pemindahan hak atauserah
terima atas barang yang dijual antara penjual dan pembeli.
b) Berapa nilai piutang dagang yang diakui. Piutang dagang diakui berdasarkan
nilai tukar, yaitu nilai yang akan dibayar oleh debitur saat yang telah
ditentukan. Dalam masalah ini yang perlu diperhatikan adalah trade discount
dan sale discount.
Methode pencatatan piutang dagang dibagi menjadi dua, yaitu : Piutang Dagang
dicatat kotor (gross method) dan Piutang Dagang dicatat bersih (net method)
● Piutang dagang dicatat kotor (gross method) : Metode kotor melalui jumlah
piutang sebesar penjualan tanpa dipengaruhi oleh potongan yang akan
diberikan. Apabila ternyata debitur mengambil potongan, maka akan diakui
sebagai pengurangan jumlah penjualan bukan sebagai pengurangan jumlah
piutang.
● Piutang dagang dicatat bersih (net method) : Metode bersih mengakui jumlah
piutang setelah dikurangi dengan potongan penjualan, bila ternyata potongan
penjualan tidak dimanfaatkan oleh debitur, maka akan mengakibatkan
timbulnya kelebihan pembayaran atas jumlah piutang dan kelebihan tersebut
sebagai penghasilan lai-lain.
Sedangkan untuk penghapusan piutang dagang dilakukan bila manajemen telah
mengetahui dengan pasti bahwa debitur tidak akan dapat membayar utangnya
dikarenakan misalnya dinyatakan pailit oleh pengadilan.
Adapun metode penghapusan piutang yang tidak tertagih ada 2, yaitu:
● Metode tidak langsung/metode cadangan (indirect write off/allowance
method) : dengan metode ini setiap akhir periode akuntansi (akhir bulan/awal
tahun) ditaksir besarnya kemungkinan rugi karena piutang dagang yang
dihapuskan pada periode yang akan datang.
Untuk menentukan besarya Kerugian Piutang Tak Tertagih (p. t. t) dan
besarnya Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih dikenal 2 metode yaitu :
Metode Biaya (Incomme Statement Approach), Metode Neraca (Balance
Sheet Approach)
Metode Biaya
Pada metode ini besarnya Kerugian Piutang Tak Tertagih (p. t. t)
ditentukan berdasarkan data yang tersedia pada laporan perhitungan R/L
(Income Statement) yaitu : Perkiraan Penjualan. Untuk hal ini dikenal 2
metode penaksiran yaitu :
a. Kerugian p. t. t = - - - - % X Jumlah penjualan bersih
b. Kerugian p. t. t = - - - - % X Jumlah penjualan
Contoh
PT. Abadi dalam tahun 1980 melakukan transaksi sbb :
Penjualan Rp. 1.500.000
Retur Penjualan Rp. 600.000 –
Penjualan Bersih Rp. 900.000

Bagaimana jurnal penyesuaian jika ada taksiran :


a. Kerugian p. t. t ditetapkan 1% dari penjualan bersih
b. Kerugian p. t. t ditetapkan 1% dari jumlah penjualan
Jawab :
Jural Penyesuaian :
a. Kerugian p. t. t (1% x Rp. 900.000) Rp. 9.000
Cadangan Kerugian p. t. t Rp. 9.000

b. Kerugaian p. t. t (1% x Rp. 1.500.000 Rp. 15.000


Cadangan Kerugian p. t. t Rp. 15.000
NB : Pada metode biaya ini besarnya saldo cadangan kerugian piutang
tak tertagih (p. t. t) sebelum penyesuaian tidak mempengaruhi “Jurnal
Penyesuaian” (diabaikan).
Metode Neraca
Dalam metode ini besarnya Kerugian Piutang Tak Tertagih dan Cadangan
Kerugian Piutang Tak Tertagih ditentukan berdasaran data yang tersedia
pada Neraca yaitu : Perkiraan Piutang.
Untuk hal ini dikenal 3 metode penaksiran yaitu :
1. Cadangan kerugian p. t. t akhir = Cadangan kerugian p. t. t sebelum
penyesuaian ditambah/dinaikan dengan - - - - % dari saldo piutang
atau jumlah tertentu.
Contoh
1. Perkiraan Piutang debet Rp. 2.500.000, cadangan kerugian p. t. t
kredit Rp. 100.000
Data Penyesuaian
Cadangan kerugian p. t. t dinaikan dengan 1% dari saldo
piutang yang ada
Jurnal Penyesuaian
Kerugian p. t. t Rp. 25. 000
Cadangan kerugian p. t. t (1% x Rp 2.500.000) Rp 25. 000
2. Perkiraan piutang debet Rp. 10.000.000, cadangan kerugian p. t. t
kredit Rp. 500.000
Data Penyesuaian
Cadangan kerugian p. t. t ditambah dengan Rp 75.000
Jurnal Penyesuaian
Kerugian p. t. t Rp. 75.000
Cadangan kerugian p. t. t Rp. 75.000
3. Perkiraan piutang debet Rp 15.000.000, cadangan kerugian p. t. t
kredit Rp. 500.000 .
Jumlah penjualan dalam periode tersebut Rp. 10.000.000
Data Penyesuaian
Cadangan kerugian p. t. t ditamah denga n ½ % dari jumlah
penjualan
Jurnal Penyesuaian
Kerugian p. t. t Rp. 50.000
Cadangan kerugian p. t. t (½ % x 10. 000.000) Rp. 50.000

2. Cadangan kerugian p. t. t akhir = Cadangan kerugian p. t. t sebelu


penyesuaian ditambah/dinaikan sampai mencapa i - - - - % dari slado
piutang.
Contoh
1. Perkiraan piutang debet Rp. 1.300.000, Cadangan kerugian p. t. t
kredit Rp. 30.000
Data Penyesuaian
Cadangan kerugian p. t. t dinaikan sampai mencapai 6% dari saldo
piutangn
(cadangan kerugian p. t. t adalah at au dijadikan 6% dari saldo
piutang).
Perhitungan
Cad.kerugian p.t.t akhir (6% x Rp 1.300.000) Rp 78.000 K
Cad.kerugian p.t.t sebelum penyesuaian Rp 30.000 K
Cad.kerugian p.t.t ditambah (di K) Rp 48.000 K
Jurnal Penyesuaian
Kerugian p.t.t Rp 48.000
Cadangan kerugian p.t.t Rp 48.000

2. Lihat contoh 1 .Bagaimana jurnal penyesuaian jika saldo


cadangan p.t.t sebelum penyesuaian bukan kredit Rp 30.000 ,
melainkan bersaldo debet Rp 30.000
Perhitungan
Cad.kerugian p.t.t akhir (6% x Rp 1.300.000) Rp 78.000 K
Cad.kerugian p.t.t sebelum penyesuaian Rp 30.000 D
Cad.kerugian p.t.t ditambah (di K) Rp 108.000
Jurnal Penyesuaian
Kerugian p.t.t Rp 108.000
Cadangan kerugian p.t.t Rp 108.000
3. Lihat contoh 1. Bagaimanakah jurnal penyesuaian jika saldo
cadangan kerugian p.t.t sebelum penyesuaian bukan kredit Rp
30.000 ,melainkan kredit Rp 80.000
Perhitungan
Cad.kerugian p.t.t akhir (6% x Rp 1.300.000) Rp 78.000 K
Cad.kerugian p.t.t sebelum penyesuaian Rp 80.000 K
Cad.kerugian p. t. t dikurangi (di D) Rp. 2.000
Jurnal Penyesuaian
Cadangan kerugian p.t.t Rp 2.0000
Kerugian p.t.t Rp 2.000
3. Cadangan kerugian p.t.t akhir = Cadangan kerugian p.t.t sebelum
penyesuaian ditambah /dinaikan sampai mencapai jumlah tertentu
berdasarkan analisa umur piutang / Aging Method

● Metode langsung (direct write off) : dengan metode ini setiap piutang dagang
yang dihapuskan diakui sebagai kerugian.

2. Penilaian Piutang Dagang


Apabila piutang dagang telah dicatat dalam pembukuan, selanjutnya adalah
bagaimana melaporkan piutang dagang dalam neraca. Menurut prinsip akuntansi
Indonesia, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (neto)
yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakandapat diterima.
-asar penilaian ini mengatur bahwa piutangdinyatakan sebesar jumlah
bruto tagihan dikurangi dengantaksiran jumlah yang tidak dapat diterima.

3. Deposisi/Pengalihan Piutang Dagang


Merupakan pengalihan piutang usaha yang dimiliki kepadapihak lain (LBK,
Bank dan Pengadaian Piutang dengan tujuanuntuk mempercepat penerimaan kas
dari piutangnya.
Contoh pengakuan piutang dagang :
Pada tanggal 1 Juli 1992 perusahaan dagang merapi menjualbarang kepada
perusahaan merbabu seharga Rp. 100.000,00 dengan termin 2/10,n/30. Pada
tanggal 5 Juli barang seharga Rp. 100.000,00 dikembalikan oleh perusahaan
merbabu kepada perusahaan merapi. Tanggal 11 Juli, perusahaan merapi
menerima pembayaran dari perusahaan merbabu sebesar saldo tagihannya. Jurnal
untuk mencatat transaksi-transaksi di atas dalam pembukuan perusahaan merapi
adalah sebagai berikut :
Piutang Dagang Rp. 100.000,00

1 Juli Penjualan (Penjualan kredit kepada perusahaan Rp. 100.000,00


merbabu)

Retur dan potongan penjualan Rp. 10.000,00

5 Juli Piutang dagang (Pengembalian barang dari Rp. 10.000,00


perusahaan merbabu)

Kas Rp. 88.200,00


11 Potongan dan tunai penjualan Rp. 1.800,00
Juli
Piutang dagang Rp. 90.000,00

Potongan tunai biasanya diberikan oleh produsen (pabrik) kepada grossir


(pedagang besar), atau dari grossir kepada toko-toko pengecer yang umumnya
merupakan langganan dan transaksinya dilakukan dalam partai besar. Potongan
tunai semacam ini tidak pernah kita jumpai dalam transaksi penjualandari toko
pengecer kepada konsumennya.

B. PIUTANG WESEL
Piutang Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak ke
pihak lain untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu di masa yang akan
datang. Definisi lain piutang wesel merupakan perintah membayar dan janji
membayar sejumlah uang tertentu. Piutang Wesel ini yang dinamakan surat aksep atau
surat sanggup. Dalam dunia bisnis Piutang Wesel juga bisa disebut sebagai Wesel
Tagih, promes, Aksep dan Promisionary Notes atau Notes receivable.
Piutang wesel dapat dipisahkan menjadi :
- Piutang wesel tidak berbunga (non interest bearing) – yaitu piutang wesel yang
mempunyai nilai jatuh tempo sebesar nilai nominal.
- Piutang wesel berbunga (interest bearing) – yaitu piutang wesel yang nilai jatuh
temponya sebesar nominal ditambah dengan bunga.
Piutang Wesel dapat dipindahtangankan dan ada yang tidak dapat
dipindahtangankan. Jika wesel dapat dipindahtangankan artinya adalah yang membuat
wesel akan membayar pada orang (badan) yang memegang wesel tersebut pada saat
jatuh tempo. Wesel yang dapat dipindah tangankan dapat didiskontokan ke bank
sebelum jatuh temponya.
Piutang Wesel biasanya timbul karena:
- terjadinya transaksi penjualan secara kredit
- pemberian pinjaman uang
- perubahan piutan dagang menjadi piutang wesel.

Penilaian Piutang Wesel

Piutang Wesel yang jangka waktu pembayaran atau jatuh temponya kurang
dari satu tahun akan dicatat dalam aktiva lancar. Dan Piutang Wesel yang berjangka
waktu lebih dari satu tahun dianggap sebagai Piutang Jangka Panjang. Piutang Wesel
dinilai berdasarkan jumlah yang diharapkan dapat ditagih (net realizable value) dan
pada prinsipnya sama dengan Piutang Dagang.

Pendiskontoan wesel
Pendiskontokan Wesel adalah meminjam uang ke bank dengan menggunakan
wesel sebagai jaminan. Bank akan memberikan pinjaman tetapi dikurangi dengan
bunga yang diperhitungkan dengan selama jangka waktu diskonto, bunga yang
diperhitungkan ini disebut juga diskonto.
Syarat pendiskontoan wesel : jika pembuat wesel tidak melunasi weselnya
pada tanggal jatuh tempo maka pihak yangmendiskontokan bertanggung jawab
untuk melunasi wesel tersebut

Anda mungkin juga menyukai