sebagai berikut :
· Piutang Dagang Rp 16.500.000,00
· Cadangan kerugian Piutang (K) Rp 200.000,00
· Penjualan Rp 47.500.000,00
· Retur Penjualan Rp 1.500.000,00
· Potongan Penjualan` Rp 400.000,00
Buatlah jurnal penyesuaian untuk mencatat transaksi piutang tak Tertagih jika :
a. Besarnya kerugian piutang tak tertagih ditentukan
1. 2% dari jumlah penjualan
2. 2% dari jumlah penjualan bersih
b. Cadangan Kerugian piutang ditetapakan
1. Ditambah 5% dari saldo piutang
2. Dinaikan sampai 5% dari saldo piutang
Jawab :
a. Kerugaian piutang tak tertagih
1. 2% x pejualan
2% x Rp. 47.500.000,00 = Rp. 950.000,00
Kerugaian piutang tak tertagih Rp. 950.000,00
Cadangan kerugian Piutang Rp. 950.000,00
Buat jurnal penyesuain untuk mencatat taksiran piutang tak tertagih jika :
a. Besarnya kerugian piutang ditetapkan
1. 2% dari penjualan bersih
2. 2% dari penjualan kredit
b. Cadangan Kerugian piutang ditetapkan :
1. Ditambah 4% dari saldo piutang
2. Dinaikan menjadi 4% dari saldo piutang
Jawab :
a. Kerugaian piutang tak tertagih
1. 2% x (pejualan – retur penjualan – potongan penjualan)
2% x (Rp. 62.500.000,00 – Rp 2.000.000,00) = Rp. 1.210.000,00
Kerugaian piutang tak tertagih Rp. 1.210.000,00
Cadangan kerugian Piutang Rp. 1.210.000,00
2. 2% x 80%% X penjualan
2% x80% X Rp. 62.500.000,00 = Rp. 1.000.000,00
Kerugaian piutang tak tertagih Rp. 1.000.000,00
Cadangan kerugian Piutang Rp. 1.000.000,00
Menurut Budi Prijanto, SE., MMSI, ada 3 cara menaksir besarnya cadangan
penghapusan piutang yaitu :
PT. Liesti pada tanggal 31 Desember 2011 mempunyai data tentang piutang
sbb :
Contoh : Dari data piutang PT. Liesti diatas bahwa piutang debitur A sebesar
Rp 2 juta, ditaksir 5% tak tertagih, maka cadangan kerugian piutang adalah
sebesar 5% x Rp 2 juta = Rp 100.000
Ø Taksiran dari jumlah penjualan kredit selama satu periode.
Jurnalnya adalah :
Piutang Rp 2juta
Perlu kita pahami istilah – istilah dalam hal ini. Kalau belum mengetahui arti
bahasa secara umum bisa dilihat di kamus akuntansi.
Dalam hal ini perusahaan akan menjaminkan piutang kepada bank yang
bertugas sebagai penjamin dan perusahaan (assignment) akan mengangsur
kepada assignor apabila piutang sudah tertagih, meliputi pokok pinjaman, biaya
pinjaman, dan biaya bungan.
Piutang yang sudah dijaminkan akan mengurangi jumlah aktiva lancar (modal
kerja) didalam Neraca. Piutang yang dijaminkan harus dicantumkan secara
jelas untuk menunjukkan terbatasnya penguasaan perusaan atas piutang
tersebut.
Contoh :
Pada tanggal 5 April 2011 PT. LIES menjaminkan piutang sebesar Rp 5.000.000
dengan memperoleh pinjaman bank “EMAK” sebesar Rp 4.000.000 bungan 10%
per tahun dari saldo akhir tahun utang berjalan, beban biaya Rp 300.000.
Jurnal :
· (4.000.000 – 300.000)
Piutang Rp 5.000.000
Jurnalnya :
(jurnal ketika perusahaan membayarkan dana yang sudah tertagih kepad bank
dengan disertai bunga bank yang sudah disepakati)
Aktiva Lancar :
Piutang Rp xxxx
Rp 1.000.000 +
Rp xxx.xxx
Apabila utang atas jaminan dilunasi sebelum debitur melunasi piutangnya maka
akun piutang yang dijaminkan dibatalkan.
Piutang Rp xxxx
Apabila perusahaan menjual piutang untuk mendapatkan dana, maka hak tagih
berpindah tangan kepada kreditor sebagai penerima jaminan piutang dari
perusahaan.
Dalam hal ini piutang yang diakui sebesar piutang bersih yang sudah dikurangi
dengan potongan dan cadangan retur atas barang yang rusak maupun yang
dikembalikan karena tidak sesuai dengan pesanan dan cadangan penghapusan
piutang (tidak tertagihnya piutang). Dalam hal ini pembeli piutang erusahaan
akan membayar sebagian saja. Dan rekening piutang didalam neraca dihapus.
Contoh :
Pada tanggal 5 April 2011 PT. LIES menjual piutang sebesar Rp 5.000.000
kepada bank “EMAK” , dan bank EMAK membayar sebesar Rp 4.000.000 discont
5%, sedangkan Rp 1.000.000 (5juta-4juta) ditentukan sebagai cadangan
kemungkinan retur dan penghapusan piutang).
Jurnalnya :
Piutang
Rp 5.000.000
(jurnal pada saat menerima dana dari Bank Emak disertai biaya-biaya yang
timbul).
Apabila seluruh piutang yang ditagih oleh bank EMAK sudah lunas maka sisanya
menjadi hak perusahaan.
Jurnalnya adalah :
Piutang/kas Rp 700.000
Untuk mengetahui jenis-jenis dan cara menghitung cadangan kerugian piutang, anda bisa
membaca di artikel “cara menentukan dan menghitung cadangan kerugian piutang”.
Untuk kali ini lebih menekankan pada cara pencatatanya dalam akuntansi. Dalam
metode setiap akhir periode ditentukan taksiran jumlah kerugian piutang.
Taksiran kerugian piutang ini di catat ke rekening Kerugian Piutang sisi debet dan
Cadangan Kerugian Piutang di sisi kredit.
Cadangan kerugian piutang yang jelas-jelas tidak dapat ditagih karena debiturnya
meninggal, bangkrut, atau sebab-sebab lain harus dihapuskan dari rekening piutang.
Kadang-kadang piutang yang sudah dihapus dilunasi kembali. Penerimaan piutang yang
sudah dihapuskan akan dikreditkan ke rekening Cadangan Kerugian Piutang sebagai
berikut :
Bila pelunasan piutang yang sudah dihapus tidak langsung diterima, maka pada saat
dietahui bahwa piutang akan dilunasi dibuat jurnal untuk mencatat kembali piutang yang
sudah dihapus sebagai berikut :
Piutang Rp. xxx
Cadangan kerugian piutang Rp. xxx
Kas Rp xxx
Piutang Rp xxx
Agar lebih jelas, mari kita kaji contoh transaksi dibawah ini:
Pada tanggal 31 Desember 2014 dihitung taksiran kerugian piutang sebesar Rp 10.000.
Pada tanggal 15 April 2015 pelanggan Pak Agus yang piutangnya sebesar Rp 150.000
bangkrut dan menyatakan tidak dapat melunasi utangnya. Tetapi pada tanggal 1 Juli 2015
Pak Agus datang dan menyatakan akan melunasi utangnya pada tanggal 1 Agustus 2015.
Tanggal 15 April 2015 : Menghapus piutang Pak Agus sebesar Rp. 150.000
Tanggal 1 Juli 2015 : Pernyataan dari Pak Agus akan melunasi hutangnya.
Tanggal 1 Agustus 2015: Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus
Tanggal 15 Januari 2016: Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus.
Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang dibebankan, tetapi kerugian
piutang baru diakui pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih, maka
piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada rekening Kerugian Piutang.
Penerimaan dari piutang yang sudah dihapus akan dikreditkan ke rekening Kerugian
Piutang bila buku-buku belum ditutup. Tetapi bila penerimaan piutang yang sudah
dihapus itu terjadi sesudah buku-buku ditutup maka akan dikreditkan ke rekening
Penerimaan Piutang yang Sudah dihapus.
Tanggal 15 April 2015 : Menghapus piutang Pak Agus sebesar Rp. 150.000
Tanggal 1 Juli 2015 : Pernyataan dari Pak Agus akan melunasi hutangnya
Tanggal 1 Agustus 2015: Penerimaan uang dari piutang yang sudah dihapus
Bila Pak Agus melunasi hutangnya pada tahun 2016, atau setelah periode tutup buku
maka penerimaan piutang itu akan dikreditkan ke rekening Penerimaan
Piutang Yang Sudah dihapus. Dan pencatatan jurnal dibuat sebagai berikut :