Anda di halaman 1dari 116

AKUNTANSI Julian Salomo

Jocelyn Irene Gani


KAS
Aktiva lancar pertama yang ditulis pada neraca
sebagian besar perusahaan.
Aset yang menjadi permulaan siklus operasi perusahaan.
Alat pertukaran (pembayaran).
Uang logam, uang kertas, cek, giro, wesel, dan simpanan
uang yang tersedia untuk ditarik kapan saja dari bank
dan Lembaga keuangan lainnya.
POS-POS YANG TIDAK DIKELOMPOKKAN SEBAGAI
KAS
Deposito ataupun sekuritas uang.
Cek mundur.
Cek kosong.
Perangko dan materai.
PENGENDALIAN INTERNAL
Suatu rencana organisasional dan semua tindakan yang
dilakukan perusahaan untuk mengamankan aktiva,
mendorong diikutinya kebijakan perusahaan, mendorong
efisiensi operasional, dan menjamin ketepatan dan dapat
dipercayainya catatan-catatan akuntansi.
PENGENDALIAN INTERNAL
PENGENDALIAN AKUNTANSI PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
Dirancang untuk mencapai Dirancang untuk mendorong
tujuan mengamankan asset efisiensi operasional, dan
perusahaan, dan menjamin mendorong diikutinya
ketepatan dan dapat kebijakan perusahaan.
dipercayainya catatan-
catatan akuntansi.
ELEMEN-ELEMEN DALAM PENGENDALIAN
INTERNAL
Lingkungan pengendalian.
Penilaian resiko (risk assessment).
Prosedur pengendalian.
Pengawasan.
Informasi & komunikasi.
PENGENDALIAN INTERNAL KAS
Kas menjadi aset yang paling mungkin untuk dicuri &
disalahgunakan oleh karyawan karena mudah
dipindahtangankan.
PRINSIP-PRINSIP PENGENDALIAN KAS
Pemisahan tugas, tugas mencatat penerimaan dan pengeluaran kas
harus dipisahkan dari tugas menyimpan dan menyetujui pengeluaran
kas.
Penyetiran ke bank, semua penerimaan kas harus segera disetor ke
bank dalam rekening giro.
Pemeriksaan mendadak, pemeriksaan terhadap catatan dan fisik kas
harus dilakukan secara mendadak dan tidak dalam interval waktu
tertentu.
Menggunakan cek, semua pengeluaran kas (kecuali kas kecil) harus
dilakukan dengan menggunakan cek.
PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PENERIMAAN KAS
Perusahaan secara berhati-hati memilih pegawai.
Perusahaan harus mengeluarkan banyak uang untuk melakukan
program pelatihan.
Pekerja tertentu akan ditugaskan sebagai kasir, pengawas kasir, atau
akuntan untuk penerimaan kas.
Register kas berfungsi untuk mencatat transaksi.
Pelanggan menerima kwitansi sebagai bukti terjadinya transaksi.
Rekening koran akan merinci penerimaan kas untuk direkonsilasikan
dengan catatan perusahaan.
PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PENERIMAAN KAS
Audit internal untuk memeriksa transaksi yang dilakukan
perusahaan, untuk mengetahui apakah kebijakan
perusahaan telah dilaksanakan.
Audit eksternal untuk memeriksa proses pengendalian
internal perusahaan terhadap penerimaan kas.
Kasir dan pegawau bagian surat menyurat yang
menangani penerimaan kas tidak boleh memiliki akses
pada catatan akuntansi.
PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PENERIMAAN KAS
Hanya pegawai yang ditentukan seperti manajer dari
suatu departemen yang dapat memberikan pengecualian
bagi pelanggan, menyetujui penerimaan kas dalam jumlah
tertentu serta memperbolehkan pelanggan untuk membeli
secara kredit.
PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PENGELUARAN KAS
Pengeluaran kas dipercayakan pada pegawai tingkat atas.
Petugas tertentu yang akan memberi persetujuan pada dokumen
pembelian, sehingga pembelian tersebut dapat dibayar.
Pengeluaran yang besar harus disetujui oleh pemilik perusahaan
atau dewan direksi untuk menjamin adanya kesesuaian dengan
tujuan perusahaan.
Operator komputer dan pegawai lainnya yang menangani cek
tidak boleh memiliki akses terhadap catatan akuntansi.
PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL ATAS
PENGELUARAN KAS
Audit internal akan memeriksa terhadap transaksi yang
dilakukan perusahaan untuk melihat kesesuaian transaksi tersebut
dengan kebijakan perusahaan.
Pemasok mengeluarkan faktur yang memperlihatkan jumlah yang
harus dibayar.
Cek yang belum diisi, disimpan dalam brankas dan dikendalikan
oleh satu orang tertentu yang tidak memiliki tugas akuntansi.
REKONSILIASI BANK
Dalam pengelolaan kas perusahaan, setiap penerimaan
perusahaan sebaiknya harus disetorkan ke bank dan
sebaliknya pengeluaran perusahaan harus menggunakan
cek.
REKONSILIASI BANK
No Keterangan Buku Perusahaan Buku Bank

1 Deposit in transit (setoran dalam perjalanan) : Sudah menambah saldo Belum menambah saldo
Setoran perusahaan yang belum diterima oleh kas. kas.
bank atau perusahaan mencatat setoran ini tetapi
bank belum mencatatnya.

2 Outstanding check (cek yang sudah dikeluarkan Sudah mengurangi saldo Belum mengurangi saldo
oleh perusahaan tetapi belum dibayar oleh bank) kas. kas.

3 Tagihan wesel & bunga langsung ditagihkan bank. Belum menambah saldo Sudah menambah saldo
kas. kas.

4 Bunga giro bank. Belum menambah saldo Sudah menambah saldo


kas. kas.
REKONSILIASI BANK
No Keterangan Buku Perusahaan Buku Bank

5 Biaya administrasi bank. Belum mengurangi saldo Sudah mengurangi saldo


kas. kas.

6 Cek kosong. Sudah menambah saldo Tidak mempengaruhi.


kas, harus dikurangi.

7 Kekeliruan memasukkan setoran rekening giro Sudah menambah saldo Belum menambah saldo
oleh bank. kas. kas.
CONTOH REKONSILIASI BANK
1. Setoran dalam perjalanan Rp 1.591.630
2. Kesalahan bank, menambah Rp 100.000 ke rekening bank perusahaan
3. Cek-cek dalam peredaran :
No. 337 Rp 286.000
No. 338 Rp 319.470
No. 339 Rp 83.000
No. 340 Rp 203.140
No. 341 Rp 458.530
4. Pendapatan sewa secara Electronik Fund Transfer Rp 904.030
CONTOH REKONSILIASI BANK
5. Penagihan oleh bank Rp 2.114.000 termasuk pendapatan bunga Rp
214.000
6. Bunga yang dihasilkan dari rekening bank Rp 28.010
7. Kesalahan pada buku perusahaan menambahkan Rp 360.000 ke nilai sisa
bank
8. Biaya administrasi bank Rp 14.250
9. Cek kosong dari Rosita Lubis Rp 52.000
10. Pembayaran asuransi secara Electronik Fund Transfer Rp 361.000
11. Saldo menurut bank per 31 Januari Rp 5.931.510
12. Saldo menurut perusahaan per 31 Januari Rp 3.294.210
MENCATAT AYAT-AYAT JURNAL DARI
REKONSILIASI
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Januari 31 Kas Rp 904.030
Pendapatan sewa Rp 904.030
31 Kas Rp 2.114.000
Wesel tagih Rp 1.900.000
Pendapatan bunga Rp 214.000
31 Kas Rp 28.010
Pendapatan bunga Rp 28.010
31 Kas Rp 360.000
Hutang-perusahaan Rp 360.000
31 Biaya administrasi bank Rp 14.250
Kas Rp 14.250
MENCATAT AYAT-AYAT JURNAL DARI
REKONSILIASI
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Januari 31 Piutang Rp 52.000
Kas Rp 52.000
31 Biaya asuransi Rp 361.000
Kas Rp 361.000
KAS KECIL (PETTY CASH)
Cash yang khusus dibuka untuk melayani
pembayaran keperluan-keperluan perusahaan
yang rutin & meliputi jumlah yang relative kecil.
PEMBUKUAN PETTY CASH
METODE IMPREST (DANA TETAP) METODE FLUKTUASI

Metode yang menentukan Metode yang menentukan


jumlah petty cash yang selalu jumlah petty cash tidak selalu
konstan. konstan.
PEMBUKUAN PETTY CASH
Point Metode Imprest Metode Fluktuasi

Pembelanjaan kas kecil Tidak ada jurnal, hanya membuat Harus di jurnal sesuai dengan
bukti pembayaran sebagai bukti expensenya.
pengeluaran kas.

Pengisian kembali. Sesuai dengan rekening ledger, Pengisian sesuai dengan yang
sehingga pengisiannya harus sesuai dibutuhkan.
dengan kebijakan perusahaan dan
sesuai dengan jumlah kas kecil saat
pertama kali dibentuk.
CARA PENJURNALAN
Keterangan Metode Imprest Metode Fluktuasi

Debet Kredit Debet Kredit

Pembentukan kas Kas kecil Kas Kas kecil Kas


kecil
Pemakaian kas kecil - - Biaya Kas kecil
Penambahan kas Kas kecil Kas Kas kecil Kas
kecil
Pengisian kembali Biaya Kas Kas kecil Kas
CONTOH SOAL PETTY CASH
•PT Astria Bersama menetapkan kas kecil untuk pembayaran
pengeluaran dalam nominal yang kecil.
•Kas kecil tersebut dimulai pada tanggal 1 Januari 2015 dengan
menerima uang sebesar Rp 2.500.000,- dari akun kas.
•Berikutnya, kas kecil akan diisi lagi pada setiap tanggal 15 dan
30. Transaksi-transaksi pengeluaran yang menggunakan kas kecil
selama bulan Januari 2015 adalah sebagai berikut:
CONTOH SOAL PETTY CASH
•03 Januari Dibeli materai Rp 300.000,-
•08 Januari Pembayaran beban listrik Rp 320.000,- dan air Rp 280.000,-
•11 Januari Dibayar biaya iklan di koran jawa pos Rp 250.000,-
•14 Januari Kas kecil dianggap terlalu besar Rp 500.000,- sehingga disetor
kembali ke kas.
•15 Januari Dana kas kecil diisi kembali.
•19 Januari Dibayar biaya angkut pembelian Rp 240.000,-
•21 Januari Dibayar biaya telepon Rp 360.000,-
•29 Januari Dibayar untuk biaya pengobatan staf yang sakit Rp 200.000,-
•30 Januari Dana kas kecil diisi kembali.
CARA PENJURNALAN METODE IMPREST
Tanggal Keterangan Debet Kredit
01/01/15 Kas kecil Rp 2.500.000
Kas Rp 2.500.000
03/01/15 Tidak ada jurnal
08/01/15 Tidak ada jurnal
11/01/15 Tidak ada jurnal
14/01/15 Kas Rp 500.000
Kas kecil Rp 500.000
15/01/15 Perlengkapan kantor Rp 300.000
Biaya listrik Rp 320.000
Biaya air RP 280.000
Biaya iklan Rp 250.000
Kas Rp 1.150.000
CARA PENJURNALAN METODE IMPREST
Tanggal Keterangan Debet Kredit
19/01/15 Tidak ada jurnal
21/01/15 Tidak ada jurnal
29/01/15 Tidak ada jurnal
30/01/15 Biaya angkut pembelian Rp 240.000
Biaya telepon Rp 360.000
Biaya pengobatan staf Rp 200.000
Kas Rp 800.000
CARA PENJURNALAN METODE FLUKTUASI
Tanggal Keterangan Debet Kredit
01/01/15 Kas kecil Rp 2.500.000
Kas Rp 2.500.000
03/01/15 Perlengkapan kantor Rp 300.000
Kas kecil Rp 300.000
08/01/15 Biaya listrik Rp 320.000
Biaya air Rp 280.000
Kas kecil Rp 600.000
11/01/15 Biaya iklan Rp 250.000
Kas kecil Rp 250.000
14/01/15 Kas Rp 500.000
Kas kecil Rp 500.000
CARA PENJURNALAN METODE FLUKTUASI
Tanggal Keterangan Debet Kredit
15/01/15 Kas kecil Rp 1.150.000
Kas Rp 1.150.000
19/01/15 Biaya angkut pembelian Rp 240.000
Kas kecil Rp 240.000
21/01/15 Biaya telepon Rp 360.000
Kas kecil Rp 360.000
29/01/15 Biaya pengobatan karyawan Rp 200.000
Kas kecil Rp 200.000
30/01/15 Kas kecil Rp 800.000
Kas Rp 800.000
PERSEDIAAN
Aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk
dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
JENIS PERSEDIAAN
Barang konsumsi
Amunisi
Bahan untuk pemeliharaan
Suku cadang
Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga
Bahan baku
Hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
PENGAKUAN
Persediaan diakui saat :
Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh
pemerintah & nilai dapat diukkur secara andal
Diterima atau hak kepemilikannya/kepenguasaannya
berpindah
PERSEDIAAN DIAKUI SEBAGAI :
ASET BEBAN
Sewaktu pembelian Sewaktu pembelian
persediaan, langsung persediaan, dicatat
dicatat sebagai sebagai “Beban
“Persediaan” Persediaan” dan dilakukan
penyesuaian di akhir
periode.
PENCATATAN
METODE PERPETUAL METODE PERIODIK
Mencatat setiap ada Tidak mengupdate apabila
persediaan yang masuk ada persediaan yang
dan keluar, sehingga masuk atau keluar.
nilai/jumlah persediaan Persediaan akhir diketahui
selalu terupdate. dengan melakukan stock
opname pada akhir periode
Akuntansi Persediaan
Klasifikasi Persediaan

Pengklasifikasian persediaan tergantung pada apakah perusahaan


tersebut adalah:
 pedagang (perusahaan dagang), atau
 pembuat/produsen (perusahaan manufaktur)
Dalam Perusahaan Dagang hanya mengenal satu jenis persediaan,
yaitu Persediaan Barang Dagangan
Dalam Perusahaan Manufaktur/Pabrikan mengenal:
1. Persediaan Bahan Baku (Raw Materials)
2. Persediaan Barang Dalam Proses (Work in Process)
3. Persediaan Barang Jadi siap jual/Produk Akhir (Finished Goods)
Kepemilikan Persediaan

Hak kepemilikan dapat ditentukan di awal transaksi


jual beli:
Jika Persyaratan Penjualannya Franko Gudang Penjual,
maka begitu barang keluar dari gudang penjual, barang
tersebut sudah bukan lagi milik penjual, tetapi telah
menjadi milik dan tanggung jawab penuh si pembeli.

Jika persyaratan penjualannya Franko Gudang Pembeli,


kepemilikan barang baru akan beralih dari penjual ke
pembeli setelah barang tersebut benar-benar diterima
atau sampai ke gudang pembeli.
Kepemilikan Persediaan

Jika barang dagangan diperoleh atas dasar KONSINYASI:


a. Kepemilikan barang tetap berada di pihak pengirim (yang
menitipkan)
b. Karena bukan hak/milik dari pihak yang dititipkan, maka
barang konsinyasi tidak masuk sebagai persediaan pihak
yang dititipkan
c. Bagi pihak penitip, barang konsinyasi masih tetap akan
diperhitungkan sebagai bagian dari persediaannya sampai
barang konsinyasi tersebut nyata-nyata terjual ke
konsumen
Pencatatan Persediaan

Perusahaan dagang secara sistematis akan menyelenggarakan


catatan persediaan untuk menentukan:
1. Berapa besar persediaan barang dagangan yang tersedia untuk dijual
2. Berapa besar persediaan barang dagangan yang laku terjual

Terdapat 2 Metode atau Sistem Pencatatan Persediaan


a. Metode atau Sistem Pencatatan Perpetual
b. Metode atau Sistem Pencatatan Periodik/Fisik
Metode atau Sistem Pencatatan Persediaan
 Metode Perpetual
Persediaan dicatat dan dihitung secara detail, baik pada waktu dibeli
maupun dijual.
Harga pokok dari barang dagangan yang dijual ditentukan setiap kali
penjualan terjadi
Cocok untuk perusahaan yang memiliki frekuensi transaksi yang tidak
terlalu tinggi tetapi nilai transaksinya besar.

 Metode Periodik
persediaan dicatat dan dihitung hanya pada awal dan akhir periode
akuntansi saja (bisa setiap bulan atau tahun) untuk menentukan harga
pokok penjualannya.
Paling banyak dipakai oleh perusahaan yang frekuensi transaksinya
tinggi.
Penilaian Persediaan

Dalam Akuntansi, ada 3 Metode untuk Menilai Persediaan Akhir

1. Metode FIFO (first-in, first-out)


2. Metode LIFO (last-in, first-out)
3. Metode Biaya Rata-Rata (Average Cost Method)
Penilaian Persediaan

• Dengan metode FIFO:


 harga pokok barang yang pertama kali dibeli adalah
yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok
penjualan
 Yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga
pokok dari unit atau barang yang terakhir kali dibeli.
Penilaian Persediaan

• Dengan metode LIFO:

harga pokok dari barang yang terakhir kali dibeli


adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga
pokok penjualan
Yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah
harga pokok dari unit atau barang yang pertama kali
dibeli.
Penilaian Persediaan

Dengan Metode Biaya Rata-Rata:

Harga pokok penjualan per unit dihitung berdasarkan rata-


rata harga perolehan per unit dari barang yang tersedia
untuk dijual.
 Jika harga pokok dari barang yang dibeli adalah tetap sama
(stabil), maka dapat dipastikan bahwa ketiga metode penilaian
tersebut, masing-masing akan menghasilkan besarnya nilai
persediaan akhir yang sama, sehingga pengaruhnya terhadap
besarnya harga pokok penjualan, laba kotor, serta laba bersih juga
akan sama

 Jika harga pokok dari barang yang dibeli fluktuatif, berubah, maka
masing-masing dari ketiga metode penilaian tsb., umumnya akan
menghasilkan besarnya nilai persediaan akhir, harga pokok
penjualan, dan laba kotor, serta laba bersih yang berbeda.
Saat terjadi peningkatan harga barang atau
inflasi

Jika menggunakan FIFO Jika menggunakan LIFO

• Menghasilkan nilai • Menghasilkan nilai


persediaan akhir yang persediaan akhir yang
paling besar paling kecil
• Harga pokok penjualan • Harga pokok penjualan
yang paling kecil yang paling besar
• Laba kotor serta laba • Laba kotor serta laba
bersih paling besar. bersih paling kecil
Saat terjadi peningkatan harga barang atau
inflasi

Jika menggunakan Biaya Rata – Rata


• Menghasilkan nilai persediaan akhir yang
paling, Harga pokok penjualan, laba kotor
serta laba bersih yang berada di antara hasil
metode FIFO dan LIFO.
Contoh Perhitungan Penilaian Persediaan
dengan Metode FIFO, LIFO, Average Cost

Dalam Sistem Pencatatan Perpetual


Penilaian Persediaan dalam Contoh
Perhitungan
Sistem Pencatatan Perpetual
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga Perolehan
(unit) per unit
1 Maret Persediaan Awal 120 Rp 200.000
5 Maret Penjualan 84
12 Maret Pembelian 96 Rp 210.000
19 Maret Penjualan 48
23 Maret Penjualan 24
27 Maret Pembelian 60 Rp 220.000
31 Maret Pembelian 60 Rp 220.000
Hitung Besar nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan dan laba kotor, dengan Asumsi
harga jual per unit Rp 300.000, Pembelian dan Penjualan dilakukan secara kredit.
Jika Metode Penilaian adalah FIFO
Tgl Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan
Unit HP Total Unit HP Total Unit HP Total
1 Mrt 120 200.000 24 jt
5 Mrt 84 200.000 16,8 jt 36 200.000 7,2 jt
12 Mrt 96 210.000 20,16 jt 36 200.000 7,2 jt
96 210.000 20,16 jt
19 Mrt 36 200.000 7,2 jt
12 210.000 2,52 jt 84 210.000 17,64 jt
23 Mrt 24 210.000 5,04 jt 60 210.000 12,6 jt
27 Mrt 60 220.000 13,2 jt 60 210.000 12,6 jt
60 220.000 13,2 jt
31 Mrt 60 220.000 13,2 jt 60 210.000 12,6 jt
120 220.000 26,4 jt
Jika Metode Penilaian adalah FIFO
Besarnya Persediaan Akhir yang akan disajikan dalam Neraca per 31 Maret
yaitu:
60 unit x Rp 210.000 = Rp 12.600.000,-
120 unit x Rp 220.000 = Rp 26.400.000,-
180 unit = Rp 39.000.000,-

Sedangkan Besarnya Penjualan, Harga Pokok Penjualan, dan Laba Kotor


yang akan disajikan dalam Laporan Laba Rugi untuk bulan yang berakhir
31 Maret adalah:
Penjualan Rp 46.800.000,-
Harga Pokok Penjualan (Rp 31.560.000,-)
Laba Kotor Rp 15.240.000,-
Jika Metode Penilaian adalah LIFO
Tgl Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan
Unit HP Total Unit HP Total Unit HP Total
1 Mrt 120 200.000 24 jt
5 Mrt 84 200.000 16,8 jt 36 200.000 7,2 jt
12 Mrt 96 210.000 20,16 jt 36 200.000 7,2 jt
96 210.000 20,16 jt
19 Mrt 48 210.000 10,08 jt 36 200.000 7,2 jt
48 210.000 10,08 jt
23 Mrt 24 210.000 5,04 jt 36 200.000 7,2 jt
24 210.000 5,04 jt
27 Mrt 60 220.000 13,2 jt 36 200.000 7,2 jt
24 210.000 5,04 jt
60 220.000 13,2 jt
31 Mrt 60 220.000 13,2 jt 36 200.000 7,2 jt
24 210.000 5,04 jt
120 220.000 26,4 jt
Jika Metode Penilaian adalah LIFO
Besarnya Persediaan Akhir yang akan disajikan dalam Neraca per 31 Maret
yaitu:
36 unit x Rp 200.000 = Rp 7.200.000,-
24 unit x Rp 210.000 = Rp 5.40.000,-
120 unit x Rp 220.000 = Rp 26.400.000,-
180 unit = Rp 38.640.000,-

Sedangkan Besarnya Penjualan, Harga Pokok Penjualan, dan Laba Kotor


yang akan disajikan dalam Laporan Laba Rugi untuk bulan yang berakhir
31 Maret adalah:
Penjualan Rp 46.800.000,-
Harga Pokok Penjualan (Rp 31.920.000,-)
Laba Kotor Rp 14.880.000,-
Jika Metode Penilaian adalah Biaya Rata-Rata
Tgl Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan
Unit HP Total Unit HP Total Unit HP Total

1 Mrt 120 200.000 2,4 jt

5 Mrt 84 200.000 16,8 jt 36 200.000 7,2 jt

12 Mrt 96 210.000 20,16 jt 132 207.272,7 27,36 jt

19 Mrt 48 207.272,7 9,949 jt 84 207.272,7 17,411 jt

23 Mrt 24 207.272,7 4,975 jt 60 207.272,7 12,436 jt

27 Mrt 60 220.000 13,2 jt 120 213.633 25,636 jt

31 Mrt 60 220.000 13,2 jt 180 215.756 38,836 jt


Jika Metode Penilaian adalah Biaya Rata-Rata

Besarnya Persediaan Akhir yang akan disajikan dalam Neraca per 31 Maret
yaitu:

180 unit x Rp 215.756,- = Rp 38.836.000,-

Sedangkan Besarnya Penjualan, Harga Pokok Penjualan, dan Laba Kotor


yang akan disajikan dalam Laporan Laba Rugi untuk bulan yang berakhir
31 Maret adalah:

Penjualan Rp 46.800.000,-
Harga Pokok Penjualan (Rp 31.724.000,-) Pembulatan

Laba Kotor Rp 15.076.000,- Pembulatan


Contoh Perhitungan Penilaian Persediaan
dengan Metode FIFO, LIFO, Average Cost

Dalam Sistem Pencatatan Periodik


Penilaian Persediaan dalam Contoh
Perhitungan
Sistem Pencatatan Periodik
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga Perolehan Total
(unit) per unit Harga Perolehan
1 Jan Persediaan Awal 200 Rp 90.000 Rp 18.000.000,-
5 Mar Pembelian 300 Rp 100.000 Rp 30.000.000,-
18 Agst Pembelian 400 Rp 110.000 Rp 44.000.000,-
26 Des Pembelian 100 Rp 120.000 Rp 12.000.000,-
Tersedia untuk Dijual 1.000 Rp 104.000.000,-

Berdasarkan perhitungan fisik yang dilakukan tanggal 31 Desember


menunjukkan bahwa besarnya barang dagangan yang belum terjual adalah
300 unit.
Hitunglah nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan.
Jika Metode Penilaian adalah FIFO

Karena yang dijual pertama adalah barang yang sudah masuk / ada lebih dulu
atau yang pertama kali dibeli, maka yang menjadi persediaan akhir adalah
barang yang dibeli belakangan.

Besarnya persediaan akhir sebanyak 300 unit yang terdiri dari:

100 unit x Rp 120.000 = Rp 12.000.000,-


200 unit x Rp 110.000 = Rp 22.000.000,-
300 unit = Rp 34.000.000,-
Jika Metode Penilaian adalah FIFO
Karena barang yang tersedia untuk dijual adalah 1000 unit, di mana 300 unit-
nya masih tersedia di gudang, maka artinya banyaknya unit barang yang
terjual adalah 700 unit.

Besarnya harga pokok penjualan untuk 700 unit tersebut adalah:

200 unit x Rp 90.000 = Rp 18.000.000,-


300 unit x Rp 100.000 = Rp 30.000.000,-
200 unit x Rp 110.000 = Rp 22.000.000,-
700 unit = Rp 70.000.000,-

Besar Harga Pokok Penjualan di atas dapat juga dihitung dengan cara biasa:
= Harga Pokok Barang Tersedia untuk Dijual – Harga Pokok Persediaan Akhir
= Rp 104.000.000,- – Rp 34.000.000,-
= Rp 70.000.000,-
Jika Metode Penilaian adalah LIFO

Karena yang dijual pertama adalah barang yang dibeli belakangan (terakhir
kali), maka yang menjadi persediaan akhir adalah barang yang dibeli pertama
kali / lebih dulu.

Besarnya persediaan akhir sebanyak 300 unit yang terdiri dari:

200 unit x Rp 90.000 = Rp 18.000.000,-


100 unit x Rp 100.000 = Rp 10.000.000,-
300 unit = Rp 28.000.000,-
Jika Metode Penilaian adalah LIFO
Karena barang yang tersedia untuk dijual adalah 1000 unit, di mana 300 unit-
nya masih tersedia di gudang, maka artinya banyaknya unit barang yang
terjual adalah 700 unit.

Besarnya harga pokok penjualan untuk 700 unit tersebut adalah:

100 unit x Rp 120.000 = Rp 12.000.000,-


400 unit x Rp 110.000 = Rp 44.000.000,-
200 unit x Rp 100.000 = Rp 20.000.000,-
700 unit = Rp 76.000.000,-

Besar Harga Pokok Penjualan di atas dapat juga dihitung dengan cara biasa:
= Harga Pokok Barang Tersedia untuk Dijual – Harga Pokok Persediaan Akhir
= Rp 104.000.000,- – Rp 28.000.000,-
= Rp 76.000.000,-
Jika Metode Penilaian adalah Biaya Rata-Rata

Metode Biaya Rata-Rata dalam sistem periodik dinamakan Metode Biaya


Rata-Rata Tertimbang (weighted average cost method).

Dengan menggunakan data ilustrasi yang sama, maka besarnya harga


pokok rata-rata tertimbang dari 1.000 unit yang tersedia untuk dijual
adalah :
= Rp 104.000.000,- (:) 1.000 unit = Rp 104.000 per unit

Jadi besarnya Harga Pokok Penjualan untuk 700 unit adalah:


= Rp 104.000,- x 700 unit = Rp 72.800.000,-

Sedangkan nilai persediaan akhir adalah:


= Rp 104.000,- x 300 unit = Rp 31.200.000,-
Penilaian Persediaan Selain Harga Perolehan
Penilaian Persediaan Selain Harga Perolehan

• Terkadang, nilai persediaan yang lama menjadi turun sebagai


akibat dari perubahan teknologi dan mode yang berkembang
dengan sangat pesat
• Ketika harga pokok untuk membeli barang yang sama pada saat ini
(harga pasar) lebih kecil dibandingkan dengan harga perolehan
(cost) pada saat pertama kali beli, maka metode harga yang
terendah antara harga perolehan dengan harga pasar (lower of
cost or market method) digunakan untuk menilai persediaan.
Metode LCM (ilustrasi)
Komoditas Harga Perolehan Harga Pasar LCM
Kategori A:
Produk X Rp 60.000.000 Rp 55.000.000 Rp 55.000.000
Produk Y Rp 45.000.000 Rp 52.000.000 Rp 45.000.000
Rp 105.000.000 Rp 107.000.000
Kategori B:
Produk Z Rp 48.000.000 Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Produk W Rp 15.000.000 Rp 14.000.000 Rp 14.000.000
Rp 63.000.000 Rp 59.000.000
Total Rp 168.000.000 Rp 166.000.000 Rp 159.000.000
PENGERTIAN PERUSAHAAN
DAGANG
• Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya
membeli, menyimpan dan menjual kembali barang dagang tanpa
memberikan nilai tambah terhadapnya.
• Perusahaan dagang, dalam suatu aktivitas operasionalnya mendapatkan
pendapatan, namun pendapatan yang didapatkan berasal dari transaksi
jual beli barang.
CIRI-CIRI PERUSAHAAN
DAGANG
• Pendapatan utamanya berasal dari penjualan barang dagangan.
• Biaya utamanya berasal dari harga pokok barang yang terjual
dan biaya usaha lainnya.
• Dalam akuntansinya terdapat akun persediaan barang
dagangan.
• Sebagai perantara antara produsen dan konsumen.
• Antara barang yang dibeli dan barang yang dijual sama atau
tidak ada perubahan.
• Tujuan utamanya mencari laba dengan cara menjual dagang
dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya.
SISTEM PENCATATAN
PERUSAHAAN DAGANG
• Sistem persediaan perpetual (Perpetual Inventory System)
• Dalam Sistem Persediaan Perpetual, setiap transaksi pembelian dan penjualan
dicatat pada akun persediaan dan harga pokok penjualan. Maka jumlah yang
tersedia untuk dijual dan jumlah yang dijual secara terus menerus diungkapkan
dalam catatan persediaan
• Sistem persediaan periodik (Periodic Inventory System)
• Dalam Sistem Persediaan Periodik, catatan persediaan tidak memperlihatkan
jumlah yang tersedia untuk dijual atau yang telah dijual sepanjang periode
tersebut. Untuk itu disiapkan perhitungan secara fisik atas persediaan yang
masih tersisa pada akhir periode akuntansi yang disebut stock opname.
 Perusahaan Dagang Berdasarkan Produk
Yang Diperdayakan
• Perusahaan dagang barang produksi.
• Perusahaan dagang barang jadi.
JENIS-JENIS
 Perusahaan Dagang Berdasarkan Macam
Konsumen Yang Terlibat PERUSAHAAN
• Perusahaan dagang besar (Wholesaler)
• Perusahaan dagang perantara
DAGANG
(Middleman)
• Perusahaan dagang pengecer (Retailer)
• Pembelian. Kegiatan pembelian pada
perusahaan dagang meliputi pembelian aktiva
perusahaan, pembelian barang dagang, dan
pembelian barang lainnya yang berkaitan
dengan kegiatan usaha tersebut.
KEGIATAN • Pengeluaran uang. Pengeluaran uang
UTAMA digunakan untuk membeli barang dan jasa,
membayar pajak, melunasi utang, beban-
PERUSAHAAN beban, dan lain-lain.

DAGANG • Penjualan. Perusahaan menjual barang dagang,


maka perusahaan akan memperoleh
pendapatan.
• Penerimaan uang. Penjualan barang dagang
akan di ikuti dengan penerimaan uang. Transaksi
penerimaan uang di dapat dari pelunasan
piutang, penjualan barang dagang, dan lain-
lain.
Penjualan Rp. XXX
Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp. (XXX)
Laba Kotor Rp. XXX
Beban Operasi Rp. (XXX)
Laba Bersih Rp. XXX
ILUSTRASI
LAPORAN Penjualan
Less

LABA RUGI Harga Pokok Equal Laba Less


Penjualan Kotor

Beban Equal Laba


Operasi Bersih
78

HARGA POKOK PENJUALAN/HPP (COST OF


MERCHANDISE SOLD)
Persediaan barang dagang (Awal) 15.000.000
Pembelian 75.000.000
Beban Angkut Pembelian 1.000.000
Total Pembelian 76.000.000
Retur Pembelian dan PH (1.500.000)
Potongan Pembelian (2.500.000)
Total Potongan Pembelian (4.000.000)
Total Pembelian Bersih 72.000.000
Barang Tersedia untuk Dijual 87.000.000
Persediaan Barang Dagangan (akhir) (12.500.000)
Harga Pokok Penjualan 74.500.000
Laporan Laba Rugi (Single-Step)
NETSOLUTIONS
LAPORAN LABA RUGI
31 DESEMBER 2007
Pendapatan:
Penjualan Bersih $708,255
Pendapatan Sewa 600
Total Pendapatan $708,855
Beban:
HPP $525,305
Beban Penjualan 70,820
Beban Adm. 34,890
Beban Bunga 2,440
Total bunga 633,455
Laba Bersih $ 75,400
Pembelian barang dagang secara kredit

Pembelian barang dagang secara tunai

Retur pembelian
MACAM- Potongan pembelian
MACAM
Beban angkut pembelian
TRANSAKSI
PERUSAHAAN Penjualan barang dagang secara kredit

DAGANG Penjualan barang dagang secara tunai

Retur penjualan

Potongan penjualan
• 3/10, n/60, berarti apabila pembayaran
dilakukan dalam waktu 10 hari sejak tanggal
jual beli, maka akan diberikan potongan
sebesar 3% dan apabila tidak
memanfaatkan potongan tersebut, maka SYARAT
pembayaran dilakukan selambat-
lambatnya 60 hari sejak tanggal transaksi PEMBAYARAN
jual beli dan tanpa potongan (diskon).
DALAM
• n/30, berarti pembayaran dilakukan
selambat-lambatnya 30 hari sejak tanggal PERDAGANGAN
transaksi jual beli.
• EOM (End of Month), berarti harga neto
faktur harus di bayar pada akhir bulan.
CONTOH
• Pembelian barang dagang tanggal • Batas pembayaran paling akhir
2 Februari 2000 seharga Rp. faktur adalah tanggal 29 Februari
2.000.000,- dengan syarat EOM. tahun 2000, karena Februari 2000
Tanggal berapakah batas paling umurnya 29 hari.
lambat pembayaran faktur
pembelian tersebut?
• Tidak mendapat potongan, karena
• Tanggal 14 Maret 2000 Penjualan masa mendapat potongan adalah
barang dagang Rp. 3.000.000,- 10 hari setelah tanggal transaksi (14
dengan syarat 3/10 n/40. Tanggal Maret 2000), sehingga batas
30 Maret diterima pelunasannya. mendapatkan potongan adalah
Apakah ada potongan yang pada tanggal 24 Maret 2000.
diperhitungkan?
• Pembelian Barang Dagang, Pembelian barang dagang dapat
dilakukan secara tunai maupun kredit.
• Pembelian Barang Dagang Secara Tunai,Pembelian barang
dagang secara tunai mengakibatkan akun kas berkurang dan
akun pembelian akan bertambah. Transakasi ini akan dicatat pada
jurnal umum dengan mendebet akun pembelian dan mengkredit
akun kas.
• Pembelian Barang Dagang Secara Kredit, Pembelian barang
secara kredit mengakibatkan saldo akun utang akan bertambah
dan akun pembelian bertambah. Transaksi ini akan dicatat pada
jurnal umum dengan mendebet akun pembelian dan mengkredit
akun utang.

PENCATATAN TRANSAKSI KE JURNAL


UMUM
CONTOH
Pada tanggal 9 Maret 2008, dibeli barang dagang dari Toko Fajar Jaya
seharga Rp 750.000,00.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

9 Maret 2008 Pembelian Rp. 750.000,00

Kas Rp. 750.000,00

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Persediaan barang
9 Maret 2008 Rp. 750.000,00
dagangan
Kas Rp. 750.000,00
CONTOH
Pada tanggal 13 April 2008, dibeli barang dagang dari Toko Mulya Abadi
seharga Rp 900.000,00 dengan syarat 2/10, n/30.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

13 April 2008 Pembelian Rp. 900.000,00

Utang Dagang Rp. 900.000,00

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Persediaan barang
13 April 2008 Rp. 900.000,00
dagangan
Utang Dagang Rp. 900.000,00
RETUR PEMBELIAN

• Retur pembelian dan pengurangan harga adalah akun


untuk mencatat pengembalian sebagian atau seluruh
barang yang telah dibeli oleh perusahaan kepada
pihak penjual.
• Jika pembelian dilakukan secara tunai maka retur
pembelian akan mengakibatkan akun kas bertambah
dan retur pembelian dan pengurangan harga
bertambah. Sementara itu, jika pembelian dilakukan
secara kredit maka retur pembelian mengakibatkan
akun utang dagang berkurang dan akun retur
pembelian dan pengurangan harga bertambah.
CONTOH
Pada tanggal 24 April 2008, dikirim nota debet kepada Toko Kharisma atas
pembelian barang dagang pada tanggal 13 April 2008 seharga Rp 150.000,00
secara kredit.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

24 April 2008 Utang Dagang Rp. 150.000,00


Retur pembelian dan
Rp. 150.000,00
pengurangan harga
CONTOH
Pada tanggal 29 April 2008, dikirim nota debet kepada Toko Kharisma atas
pembelian barang dagang pada tanggal 13 April 2008 seharga Rp 100.000,00
secara tunai.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

29 April 2008 Kas Rp. 100.000,00


Retur pembelian dan
Rp. 100.000,00
pengurangan harga
POTONGAN PEMBELIAN
• Potongan pembelian diperoleh apabila pembayaran dilakukan sesuai
dengan syarat pembayaran tertentu.
• Potongan pembelian mengakibatkan akun utang dagang berkurang. Akun
kas tetap, dan akun potongan pembelian bertambah. Transaksi akan
dicatat pada jurnal umum dengan mendebet akun utang dagang dan
mengkredit akun kas dan akun potongan pembelian.
CONTOH
Pada tanggal 28 April 2008, dibayar kepada Toko Mulya Abadi atas
pembelian barang dagang pada tanggal 18 April 2008 sebesar Rp 900.000,00
dengan syarat 2/10, n/30.
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

28 April 2008 Utang Dagang Rp. 900.000,00

Kas Rp. 882.000,00

Potongan pembelian Rp. 18.000,00

Rp. 900.000*2/100 = Rp. 18.000


BEBAN ANGKUT PEMBELIAN
• Beban angkut pembelian tergantung pada syarat penyerahan barang.
Syarat penyerahan barang memuat persetujuan atau kesepakatan antara
pembeli dengan penjual mengenai tempat serta tanggung jawab atas
barang yang akan diserahterimakan.
• Free on Board (FOB) Shipping Point, menyatakan bahwa semua beban dan
tanggung jawab atas barang sudah beralih kepada pembeli sejak barang
itu keluar dari gudang penjual.
• FOB Destination Point, penyerahan barang dan tanggung jawab atas
barang itu diserahterimakan di gudang pembeli, sehingga penjual harus
menanggung beban angkut dan risiko atas barang tersebut sampai tiba di
tangan pembeli atau tempat yang disetujui bersama.
CONTOH
Pada tanggal 13 April 2008, dibeli barang dagang dari Toko Mulya Abadi
seharga Rp 900.000,00 dengan syarat 2/10, n/30.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

13 April 2008 Pembelian Rp. 900.000,00

Utang Dagang Rp. 900.000,00

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Persediaan barang
13 April 2008 Rp. 900.000,00
dagangan
Utang Dagang Rp. 900.000,00
CONTOH
Pada 13 April 2008, PT Jaya membeli barang dagangan dari CV Lembang
secara kredit senilai Rp 100.000, sedangkan syarat pembayaran Fob Shipping
Point dan membayar jasa transportasi Rp 10.000.
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

13 April 2008 Pembelian Rp. 100.000,00

Biaya Transportasi Rp. 10.000,00

Utang Dagang Rp. 110.000,00

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


Persediaan barang
13 April 2008 Rp. 110.000,00
dagangan
Utang Dagang Rp. 110.000,00
• Penjualan merupakan kegiatan utama setiap perusahaan dagang.
Penjualan dapat dilakukan secara tunai maupun kredit.
• Penjualan barang secara tunai mengakibatkan akun kas dan
penjualan bertambah. Transaksi ini akan dicatat pada jurnal umum
dengan mendebet akun kas dan mengkredit akun penjualan.
• Penjualan barang dagang secara kredit mengakibatkan akun
piutang dagang bertambah dan akun penjualan juga bertambah.
Transaksi ini akan di catat pada jurnal umum dengan mendebet
akun piutang dagang dan mengkredit akun penjualan.

PENJUALAN BARANG DAGANG


CONTOH
• Pada tanggal 4 Mei 2008, dijual barang dagang seharga Rp 5.500.000,00
secara kredit kepada Toko Madiun dengan syarat pembayaran 2/10, n/30.
HPP Rp. 4.000.000,00
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

4 Mei 2008 Piutang Dagang Rp. 5.500.000,00

Penjualan Rp. 5.500.000,00

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

4 Mei 2008 Piutang Dagang Rp. 5.500.000,00

Penjualan Rp. 5.500.000,00

HPP Rp. 4.000.000,00

Persediaan barang dagangan Rp. 4.000.000,00


CONTOH
• Pada tanggal 2 Mei 2008, dijual barang dagang kepada Toko Jaya Abadi,
Jakarta dengan tunai seharga Rp 6.000.000,00. HPP Rp. 4.200.000,00

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2 Mei 2008 Kas Rp. 6.000.000,00

Penjualan Rp. 6.000.000,00

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

2 Mei 2008 Kas Rp. 6.000.000,00

Penjualan Rp. 6.000.000,00

HPP Rp. 4.200.000,00

Persediaan barang dagangan Rp. 4.200.000,00


RETUR PENJUALAN DAN
PENGURANGAN HARGA
• Retur penjualan dan pengurangan harga merupakan akun untuk mencatat
penerimaan kembali sebagian atau seluruh barang yang telah terjual, dari
konsumen kepada perusahaan.
• Jika penjualan dilakukan secara tunai maka retur penjualan mengakibatkan
akun kas berkurang dan akun retur penjualan dan pengurangan harga
bertambah.
• Jika penjualan dilakukan secara kredit maka retur penjualan
mengakibatkan akun piutang berkurang dan akun retur penjulan dan
pengurangan harga bertambah.
CONTOH
Pada tanggal 7 Mei 2008, dikirim nota kredit kepada Toko Madiun atas
penjualan barang dagang pada tanggal 4 Mei 2008 seharga Rp 250.000,00.
HPP Rp. 150.000,00
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

7 Mei 2008 Retur penjualan dan pengurangan harga Rp. 250.000,00

Piutang Dagang Rp. 250.000,00

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

7 Mei 2008 Retur penjualan dan pengurangan harga Rp. 250.000,00

Piutang Dagang Rp. 250.000,00

Persediaan barang dagangan Rp. 150.000,00

HPP Rp. 150.000,00


POTONGAN PENJUALAN
• Potongan penjualan akan mengurangi akun kas. Transaksi ini akan dicatat
pada jurnal umum dengan mendebet akun kas dan akun potongan
penjualan dan mengkredit akun piutang dagang.
CONTOH
• Pada tanggal 9 Mei 2008, diterima pembayaran dari Toko Madiun atas
penjualan barang dagang pada tanggal 4 Mei 2008 seharga
Rp5.500.000,00 dengan syarat 3/10, n/30.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

9 Mei 2008 Kas Rp. 5.335.000,00

Potongan penjualan Rp. 165.000,00

Piutang Dagang Rp. 5.500.000,00


BUKTI-BUKTI TRANSAKSI
• Faktur. Faktur merupakan bukti
penghitungan penjualan kredit
yang diberikan penjual kepada
pembeli. Oleh karena itu, faktur
memuat banyaknya barang yang
dibeli dikalikan dengan harga
satuan. Faktur terdiri atas rangkap
dua. Faktur yang asli diberikan
kepada pembeli sedangkan salinan
(copy) faktur disimpan penjual.
• Contoh: Pada tanggal 10 Mei 2008,
PT ABC menjual 100 ton beras @ Rp
100.000,00 kepada PT OPX, FOB
Shipping Point, 2/10, n/30.
BUKTI-BUKTI TRANSAKSI
• Memo Debit. Memo debit adalah
memo yang dikirim pembeli
kepada penjual atas
pengembalian barang yang rusak,
tidak sesuai pesanan, atau harga
barang tidak sesuai dengan
perjanjian. Memo ini dinamakan
memo debit karena dengan
mengirim memo ini, pembeli, akan
mendebit akun utang dagangnya.
• Contoh: Pada tanggal 12 Mei 2008,
PT XYZ mengembalikan 10 kwintal
beras kepada PT QRS karena beras
yang diterima rusak. Harga beli 1
kwintal beras adalah Rp 500.000,00.
BUKTI-BUKTI TRANSAKSI
• Memo Kredit. Memo kredit adalah
memo yang dibuat oleh penjual
karena penjual menerima
pengembalian barang dari
pembeli. Memo kredit dikirimkan
penjual kepada pembeli.
• Contoh: Pada tanggal 13 Mei 2008,
PT ABC menerima pengembalian
barang 10 ton beras dari PT OPX
karena beras yang dikirimkan rusak.
BUKTI-BUKTI TRANSAKSI
• Bukti Kas Masuk. Bukti kas masuk
adalah bukti yang dibuat
perusahaan atas penerimaan kas.
Bukti kas masuk dibuat misalnya
pada saat perusahaan menerima
pelunasan piutang dari pembeli.
• Contoh: Pada tanggal 16 Mei 2008,
PT OPX melunasi utangnya kepada
PT ABC atas pembelian beras pada
tanggal 10 Mei 2008.
BUKTI-BUKTI TRANSAKSI
• Bukti Kas Keluar. Bukti kas keluar
adalah bukti yang dibuat
perusahaan atas pengeluaran kas
yang berhubungan dengan
pembelian. Bukti kas keluar dibuat
misalnya pada saat perusahaan
melunasi utangnya kepada
penjual.
• Contoh: Pada tanggal 19 Mei 2008,
PT ABC melunasi utangnya kepada
PT QRS sebesar Rp 6.000.000,00
BUKTI-BUKTI TRANSAKSI
• Voucher. Voucher adalah bukti
yang dibuat perusahaan atas
pengeluaran kas yang tidak
berhubungan dengan pembelian.
Voucher bias digunakan untuk
transaksi internal maupun ekternal.
Misalnya, voucher dibuat saat
perusahaan membayar gaji
karyawan, membayar biaya
transportasi atas penjualan dan
pembelian, dan sebagainya.
• Contoh: Pada tanggal 1 Juni 2008,
PT ABC membayar gaji Amer,
karyawannya sebesar Rp
4.500.000,00.
Ilustrasi Akuntansi untuk Bisnis
Perdagangan
Scully Company (Penjual)
Piutang Dagang—Burton Co. 7,500
Penjualan 7,500

HPP 4,500
Persediaan Barang Dagangan 4,500
Burton Company (Pembeli)
Persediaan Barang Dagangan. 7,500
Utang Dagang—Scully Co. 7,500

1 Juli. Scully Company menjual barang dagangan


dengan kredit kepada Burton Co., $7,500, FOB
shipping point, n/45. Harga pokok penjualan $4,500. 107
Ilustrasi Akuntansi untuk Bisnis
Perdagangan
Scully Company (Penjual)
Tidak ada jurnal.

Burton Company (Pembeli)


Persediaan Barang Dagangan 150
Kas 150

2 Juli, Burton Company membayar biaya transportasi


$150 untuk pembelian 1 Juli dari Scully Company.
108
Ilustrasi Akuntansi untuk Bisnis
Perdagangan
Scully Company (Penjual)
Piutang Dagang—Burton Co. 5,000
Penjualan 5,000

HPP 3,500
Persediaan Barang Dagangan 3,500
Burton Company (Pembeli)
Persediaan Barang Dagangan. 5,000
Utang Dagang—Scully Co. 5,000

5 Juli. Scully Company menjual barang dagangan


dengan kredit kepada Burton Co., $5,000, FOB
destination, n/30. Harga pokok penjualan $3,500. 109
Ilustrasi Akuntansi untuk Bisnis
Perdagangan
Scully Company (Penjual)
Beban Angkut Penjualan 250
Kas 250

Burton Company (Pembeli)


Tidak ada jurnal.

7 Juli. Scully Company membayar biaya


transportasi $250 untuk pengiriman barang yang
dijual kepada Burton Company tanggal 5 Juli. 110
Ilustrasi Akuntansi untuk Bisnis
Perdagangan
Scully Company (Penjual)
Retur Penjualan dan Allowance 1,000
Piutang Dagang—Burton Co. 1,000

Persediaan Barang Dagangan 700


HPP 700
Burton Company (Pembeli)
Utang Dagang—Scully Co. 1,000
Persediaan Barang Dagangan 1,000
13 Juli. Scully Company mengirimkan Burton Company kredit
memo untuk $1,000 barang dagangan yang dikembalikan atas
pembelian kredit 5 Juli. Harga Pokok Penjualan $700. 111
Ilustrasi Akuntansi untuk Bisnis
Perdagangan
Scully Company (Penjual)
Kas 4,000
Piutang Dagang—Burton Co. 4,000

Burton Company (Pembeli)


Utang Dagang—Scully Co. 4,000
Kas 4,000

15 Juli. Scully Company menerima pembayaran


dari Burton Company untuk pembelian 5 Juli.
112
Ilustrasi Akuntansi untuk Bisnis
Perdagangan
Scully Company (Penjual)
Piutang Dagang—Burton Co. 12,000
Penjualan 12,000
Piutang Dagang—Burton Co. 500
Kas 500
HPP 7,200
Persediaan Barang Dagangan 7,200
Burton Company (Pembeli)
Persediaan Barang Dagangan 12,500
Utang Dagang—Scully Co. 12,500
18 Juli. Scully Company menjual barang dengan kredit kepada
Burton Company, $12,000, FOB shipping point, 2/10, n/eom.
Scully membayar dimuka biaya transportasi $500, yang
113
ditambahkan ke faktur. Harga pokok penjualan $7,200.
Ilustrasi Akuntansi untuk Bisnis
Perdagangan
Scully Company (Penjual)
Kas 12,260
Diskon Penjualan 240
Piutang Dagang—Burton Co. 12,500

Burton Company (Pembeli)


Utang Dagang—Scully Co. 12,500
Persediaan Barang Dagangan 240
Kas 12,260
28 Juli. Scully Company menerima pembayaran
dari Burton Company untuk pembelian 18 Juli,
dikurang diskon (2% x $12,000). 114
Penyusutan Persediaan Barang
Dagangan (Inventory Shrinkage)
Catatan persediaan NetSolutions menunjukkan $63,950
barang tersedia untuk dijual pada 31 Desember 2007.
Namun perhitungan fisik menunjukkan hanya $62,150
yang tersedia sebenarnya.

Ayat Penyesuaian
Des. 31 Harga Pokok Penjualan 1 800 00
Persediaan Barang Dagangan 1 800 00

Catatan Persediaan $63,950


Perhitungan Persediaan 62,150
Kekurangan Persediaan $ 1,800 115
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai