NIM : A1C015079
Audit I
1. Contoh Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan :
a. PT. ZZZ mempunyai total aktiva Rp. 100 M. Terjadi salah saji sebesar Rp. 700 juta.
Apakah pendapat auditor mengenai salah saji materil pada laporan keuangan Pt. ZZZ
sudah wajar/tidak?
Jawab :
Menghitung tingkat materialitas =1% x Rp. 100 M = Rp. 1 M
Salah saji sebesar Rp. 700 juta
Jadi, pendapat auditor jika salah saji sebesar Rp. 700 juta berarti kurang dari nilai
tingkat materialitas Rp. 1 M ( Rp. 700 juta < Rp. 1 M). maka, total aktiva wajar
karena tidak melebihi tingkat materialitas sebesar 1 M.
Keterangan :
Wajar karena salah saji < tingkat materialitas
Tidak wajar karena salah saji > tingkat materialitas
b. Penentuan Tingkat Materialitas:
PLAN A
Penentuan dasar penetapan materialitas
Dasar penetapan materialitas untuk Plan A di pilih berdasarkan nilai
pendapatan yang diterima oleh PT. Piridam Farma. Hal ini dikarenakan
karakteristik dari perusahaan tersebut yang bergerak untuk mencari keuntungan.
Dan laporan keuangan yang banyak dilihat oleh pengguna adalah laporan laba-
rugi. Oleh karena itu, digunakan nilai pendapatan yang diterima oleh perusahaan
sebagai dasar penentuan materialitas.
Penetapan Nilai Materialitas Awal
Nilai Materialitas Awal (PM) merupakan nilai materialita awal untuk
tingkat laporan keuangan secara keseluruhan. Nilai materialitas awal yang
diperoleh merupakan besarnya kesalahan yang mempengaruhi pertimbangan
pengguna Laporan Keuangan.
Ilustrasi penetapan nilai materialitas awal :
Dasar Penetapan Materialitas : Total Pendapatan
Tingkat Materialitas : 0.92 %
Nilai Pendapatan pada Laporan Keuangan : Rp 176.730.979.672
PM (penetapan nilai materialitas awal) : 0.92 % X 176.730.979.672 =
Rp 1.633.762.506
Rumus mencari
Plan A:
Pendapatan kotor =Rp 176.730.979.672
Dalam dollar = $ 18,409,477
Level materialitas (berdasarkan percentase pendapatan)
= 85,500 + 0.0046 x 18,409,477
= $ 170,184
= Rp 1.633.762.506
Tingkat Materialitas (PM)
=Level materialitas/ pendapatan kotor
= Rp 1.633.762.506/Rp 176.730.979.672
= 0.92%