Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mely Dwi Nurmalasari

NIM : A1C015079
Audit I
1. Contoh Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan :
a. PT. ZZZ mempunyai total aktiva Rp. 100 M. Terjadi salah saji sebesar Rp. 700 juta.
Apakah pendapat auditor mengenai salah saji materil pada laporan keuangan Pt. ZZZ
sudah wajar/tidak?
Jawab :
 Menghitung tingkat materialitas =1% x Rp. 100 M = Rp. 1 M
 Salah saji sebesar Rp. 700 juta
 Jadi, pendapat auditor jika salah saji sebesar Rp. 700 juta berarti kurang dari nilai
tingkat materialitas Rp. 1 M ( Rp. 700 juta < Rp. 1 M). maka, total aktiva wajar
karena tidak melebihi tingkat materialitas sebesar 1 M.

b. Ilustrasi penghitungan materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan


kebijakan KAP, materialitas pada tingkat laporan keuangan dihitung 2% dari jumlah
aset.
 Opsi 1, dihitung tanpa stratifikasi
 Opsi 2, dihitung dengan stratifikasi
1) Rp 200 miliar pertama, 1%
2) Rp 300 miliar kedua, 0,6%
3) Kelebihannya, 0,4%
Misalkan, jumlah aset PT. Syahdan, Tbk IDR 907 miliar
Jawab:
- Opsi 1
Materialitas pada tingkat laporan keuangan = 2% x IDR 907 miliar
= IDR 18,14 miliar
- Opsi 2
Materialitas pada tingkat laporan keuangan
Jenjang 1 = 200 miliar x 1% = IDR 2 miliar
Jenjang 2 = 300 miliar x 0,6% = IDR 1,8 miliar
Jenjang 3 = 407 [907-500] miliar x 0,4% = IDR 1,63 miliar
Maka materialitas pada tingkat laporan keuangan adalah :
IDR [2 + 1,8 + 1,63] miliar = IDR 5,43 miliar
2. Contoh Materialitas pada Tingkat Saldo Akun :
a. PT. ZZZ mempunyai total aktiva Rp. 100 M. Apakah pendapat auditor mengenai
salah saji materil saldo akun PT. ZZZ sudah wajar/tidak. Jika diketahui salah saji
tiap saldo akun berikut ini :
- Kas Rp. 40 juta
- Piutang usaha Rp. 200 juta
- Persediaan Rp. 200 juta
- Aktiva tetap Rp. 300 juta
Jawab :
- Menghitung tingkat materialitas =1% x Rp. 100 M = Rp. 1 M
- Menghitung alokasi materialitas pad tiap akun :
Kas = 5% x Rp. 1 M = Rp. 50 juta
Piutang usaha = 15% x Rp. 1 M = Rp. 150 juta
Persediaan = 30% x Rp. 1 M = Rp.300 juta
Aktiva tetap = 50% x Rp. 1 M = Rp. 500 juta
Jadi, untuk menentukan wajar/ tidak menurut pendapat auditor dilihat tabel
berikut ini berdasarkan perhitungan barusan :
Salah Saji Tingkat Materialitas Pendapat Auditor
Kas 40 juta 50 juta Wajar
Piutang usaha 200 juta 150 juta Tidak wajar
Persediaan 200 juta 300 juta Wajar
Aktiva tetap 400 juta 500 juta Wajar

Keterangan :
Wajar karena salah saji < tingkat materialitas
Tidak wajar karena salah saji > tingkat materialitas
b. Penentuan Tingkat Materialitas:
PLAN A
Penentuan dasar penetapan materialitas
Dasar penetapan materialitas untuk Plan A di pilih berdasarkan nilai
pendapatan yang diterima oleh PT. Piridam Farma. Hal ini dikarenakan
karakteristik dari perusahaan tersebut yang bergerak untuk mencari keuntungan.
Dan laporan keuangan yang banyak dilihat oleh pengguna adalah laporan laba-
rugi. Oleh karena itu, digunakan nilai pendapatan yang diterima oleh perusahaan
sebagai dasar penentuan materialitas.
Penetapan Nilai Materialitas Awal
Nilai Materialitas Awal (PM) merupakan nilai materialita awal untuk
tingkat laporan keuangan secara keseluruhan. Nilai materialitas awal yang
diperoleh merupakan besarnya kesalahan yang mempengaruhi pertimbangan
pengguna Laporan Keuangan.
Ilustrasi penetapan nilai materialitas awal :
Dasar Penetapan Materialitas : Total Pendapatan
Tingkat Materialitas : 0.92 %
Nilai Pendapatan pada Laporan Keuangan : Rp 176.730.979.672
PM (penetapan nilai materialitas awal) : 0.92 % X 176.730.979.672 =
Rp 1.633.762.506

Penetapan Tingkat Kesalahan Yang Dapat Ditoleransi


Untuk menentukan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi dari masing-
masing akun. Tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi (TE) merupakan alokasi
materialitas awal (PM) pada setiap akun atau kelompok akun. Alokasi materialitas
pada setiap akun dilakukan dengan tujuan untuk menentukan akun/ kelompok akun
dalam laporan keuangan yang memerlukan tambahan prosedur pemeriksaan.
Memastikan kemungkinan adanya salah saji yang material yang berasal dari
penggabungan dalah saji yang jumlahnya lebih kecil daripada materialitas awal, dan
mempertimbangkan risiko deteksi.
Rumus : TE = PM x N/T
Keterangan :
TE = Tolerable Misstatement
PM = Tingkat Materialitas Awal
N = Nilai saldo akun
T = Total Nilai saldo Aset
PLAN B
Penentuan tingkat materialitas untuk saldo akun ini berdasarkan analitis
kualitatif.. Adapun berbagai pertimbangan yang telah di buat untuk menentukan nilai
materialitas atas saldo akun adalah sebagi berikut ini.
Kas 2%
Ditentukan tingkat proporsi untuk kas hanya sebesar 2% atau turun dari sebelumnya
yang hampir mencapai 4% dikarenakan dengan alasan bahwa salah saji yang masih
dapat ditoleransi pada akun kas harus bernilai kecil atau mendekati nol. Hal ini
dikarenakan akun kas dapat diaudit secara lengkap dan lebih lanjut dengan tingkat
biaya audit yang rendah. Dengan biaya audit yang rendah ini maka memungkinkan
auditor untuk melakukan audit lebih banyak. Sehingga tingkat proporsi untuk kas
ditetapkan lebih kecil. Serta dalam akun ini tidak diharapkan terdapat suatu salah saji
sekecil apapun.
Piutang usaha 41.95%
Dientukan tingkat TE untuk akun piutang usaha sangat tinggi yaitu sebesar 41.95%
atau dari yang sebelumnya hanya 22,50% dikarenakan bahwa nilai salah saji pada
akun piutang usaha ini yang masih dapat ditoleransi bernilai besar. Hal ini
dikarenakan saldo pada akun piutang usaha berskala besar yakni sekitar 22.50% dari
seluruh total asset yang dimiliki oleh PT. Pyridam Farma pada tahun 2012 dan
diperlukan sampling yang ekstensif untuk mengaudit akun tersebut. Oleh karena itu,
dipilih untuk menentukan tingkat TE yang tinggi, Oleh karena itu akan
membutuhkan waktu dan biaya yang cukup banyak untuk dapat melakukan
pengujian mengenai akun ini.
Persediaan 35%
Ditentukan tingkat materialitas untuk persediaan sebesar 35% naik yang semula
sebesar 18,44% karena nilai salah saji pada akun persediaan yang masih dapat
ditoleransi bernilai besar karena akun berskala besar yaitu sebesar 18,44% termasuk
dalam kelompok 3 besar penyumbang nilai dalam asset yang dimiliki oleh PT.
Pyridam Farma. Hal ini juga dikarenakan barang yang diproduksi oleh PT.Pyridam
Farma merupakan obat-obatan yang jumlahnya tidak sedikit sehingga akan banyak
menyita waktu dan biaya yang banyak untuk mengecek persediaan tersebut. oleh
karena itu, diputuskan untuk menentukan tingkat materialitas yang tinggi.
Uang muka dan biaya dibayar dimuka 5%
Ditentukan tingkat merialitas untuk uang muka dan biaya dibayar dimuka sebesar
5% dikarenakan akun tersebut nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi bernilai
besar. Nilai 5% itu besar karena mengingat bahwa tingkat material jumlah uang
muka dan biaya dibayar dimuka dalam laporan keuangan tidak begitu material.
Tingkat TE tinggi karena akun uang muka dan biaya dibayar dimuka dapat diuji
dengan pengeluaran biaya yang sangat rendah maka ditentukan tingkat materialitas
5%.
Aset Pajak Tangguhan-bersih 1%
Ditentukan tingkat TE untuk akun asset pajak tangguhan bersih sebesar 1% karena
asset ini nilainya tidak begitu material dalam laporan keuangan, Salah saji yang
masih dapat ditoleransi bernilai kecil, karena akun dapat diaudit selengkapnya
dengan tingkat biaya audit yang rendah dan tidak diharapkan terdapat suatu salah
saji sekecil apapun.
Aset Tetap 15%
Ditentukan tingkat TE untuk asset tetap sebesar 15%, turun dari yang sebelumnya
48,70%. Tingkat materialitas lebih kecil karena nilai salah saji yang dapat ditoleransi
bernilai kecil karena mayoritas saldo berada dalam akun tanah dan bangunan yang
saldonya tidak jauh berubah dengan tahun yang sebelumnya dan tidak perlu diaudit.
Namun tingkat TE yang sebesar 15% ini sudah terbilang cukup tinggi. Ditentukan
tingkat TE 15% karena PT. Pyridam Farma ini merupakan sebuah perusahaan obat
yang pastinya memiliki banyak peralatan dan perlengkapan lainnya yang harganya
cukup relatif tinggi. Hampir 50% dari jumlah total asset tetap terdiri dari peralatan,
perlengkapan dan kendaraan (berdasarkan informasi pada penjelasan menengenai
asset tetap di laporan keuangan). Oleh karena itu, memungkinkan adanya salah saji
dalam pencatatan nilainya dari pembelian dan penjualan peralatan.
Aset tidak berwujud 0,05%
Ditentukan tingkat TE untuk asset ini sebesar 0,05% karena nilainya tidak begitu
material dalam laporan keuangan.
Plan B TM
Akun Saldo % Planned Tolerable Misstatement as A % of
Acct. Bal
Plan A % Plan B %
kas dan setara kas 5,343,314,421 3.93% 64,260,127 3.93% 32,675,250 2.00% 0.61%
Piutang usaha 30,568,281,713 22.50% 367,622,324 22.50% 685,363,371 41.95% 2.24%
Persediaan 25,046,859,209 18.44% 301,220,221 18.44% 571,816,877 35.00% 2.28%
Uang muka dan 7,629,363,345 5.62% 91,752,762 5.62% 163,376,251 5.00% 1.07%
biaya dibayar
dimuka
Aset pajak 1,042,257,356 0.77% 12,534,465 0.77% 16,337,625 1.00% 1.57%
tangguhan-besih
Aset tetap 66,153,646,271 48.70% 795,581,426 48.70% 163,376,251 10.00% 0.37%
aset tidak berwujud 65,787,746 0.05% 791,181 0.05% 816,881 0.05% 1.24%
Jumlah Aset 135,849,510,061 100.00% 1,633,762,506 100.00% 1,633,762,506 100.00%

Rumus mencari
Plan A:
Pendapatan kotor =Rp 176.730.979.672
Dalam dollar = $ 18,409,477
Level materialitas (berdasarkan percentase pendapatan)
= 85,500 + 0.0046 x 18,409,477
= $ 170,184
= Rp 1.633.762.506
Tingkat Materialitas (PM)
=Level materialitas/ pendapatan kotor
= Rp 1.633.762.506/Rp 176.730.979.672
= 0.92%

Anda mungkin juga menyukai