Anda di halaman 1dari 36

Modul Studi Kasus

Kelompok 2
Tentang Proyek Pengadaan Barang dan Jasa PT Barcelona

Disusun oleh:

Bagas Hasya M
Rafif
Zulfikar Ali Arafat
Feisal Ahmad Riyadi
Ditta Dwi Astuti
Ichvan Ramadhan N

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


JAKARTA SELATAN
2020

Audit Investigatif | 1
STUDI KASUS 1
Proyek Pengadaan Barang dan Peralatan

Dalam melaksanakan Audit Investigatif harus selalu ingat Bagan di atas

A. PRA PERENCANAAN
Seperti dijelaskan pada bagan Tahap Audit Investigatif di atas, maka langkah atau tahap
pertama adalah tahap Pra Perencanaan yang meliputi:
- Tahap Sumber Informasi
- Tahap Telaah atau penelaahan
- Tahap Keputusan Penanganan

Audit Investigatif | 2
Tahap Sumber Informasi
Pada bulan Februari 2019 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia menerima surat
pengaduan dari LSM MUDA MUDI, mereka menceritakan bahwa akan ada penyerahan uang
dari pihak swasta kepada Direktur Teknologi dan Produksi PT Barcelona yang diduga suap
terkait pengadaan barang dan jasa di PT Barcelona. Dari informasi sumber lain diketahui
bahwa pada tahun 2019 PT Barcelona merencanakan kebutuhan barang dan peralatan masing-
masing bernilai Rp 24 miliar dan Rp 2,4 miliar. Sebagai pimpinan, Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia meminta Auditor Investigasi untuk melakukan proses sesuai
ketentuan sebelum dilakukan Audit Investigatif atas kegiatan Pengadaan barang dan peralatan
tersebut. Pengadaan barang dan peralatam tersebut dimenangkan dan dilaksanakan oleh
kepada PT Granat dan Group Cakra.

Berikut Surat Pengaduan LSM MUDA MUDI:


LSM MUDA MUDI
KANTOR PUSAT
Badan Hukum Nomor : 221/BH/PAD/WKWK.2/IX/2011
Jl. Bersama No. 15
Telp. (021)8889900, Email: AuditS3@gmail.com

No: 123/15/02/19 Jakarta, 15 Februari 2019

Kepada Yth:
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
Di Tempat

Dengan Hormat,
Bersama ini kami melaporkan kepada Bapak untuk menindak lanjuti kasus Pengadaan
barang dan peralatan PT Barcelona tahun anggaran 2019, ternyata banyak kejanggalan dan
penuh rekayasa. Di dalam program tersebut terdapat kegiatan yang diduga dilakukan secara
tidak benar yaitu terdapat indikasi Direktur Teknologi dan Produksi PT Barcelona menerima
suap dari rekanan untuk mempengaruhi keputusan dalam pengadaan barang dan jasa.

Hormat kami

Audit Investigatif | 3
Ketua LSM MUDA MUDI
ttd

Ichvan Ramadhan

Sesuai dengan Standar Operasional yang ada, langkah selanjutnya setelah Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan menerima pengaduan dan surat sudah diadministrasikan sebagai surat
masuk, maka langkah selanjutnya dilakukan penelaahan oleh Staf Penelaah yang biasanya
juga merupakan seorang auditor.

Pertanyaan yang muncul:


Berdasarkan surat pengaduan di atas Saudara diminta untuk membuat kertas kerja yang akan
dilakukan, bila merujuk Bagan di atas akan terdiri dari:
1. Tahap telaah (Kertas kerja penelaahan)
2. Tahap keputusan penanganan (berbentuk penentuan unsur 5W + 2H, min 3W + 1H)

Jawaban :
Surat pengaduan tersebut ditelaah di dalam kertas kerja penelaahan sebagai berikut:

Tahap Telaah (penelaahaan)


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT INVESTIGASI

RESUME HASIL TELAAHAN INFORMASI AWAL


NO.13/Peng./2019

No & Tgl.Agenda 05-BCG-022019 Penelaah:


No & Tgl Surat 123/15/02/19 Oleh : Pras Kusuma
Pengaduan
Ref. Agenda - Tanggal : ………1 07/02/2019
Pengaduan lainnya
yang terkait
Asal surat : Tanda tangan

Audit Investigatif | 4
1. Nama Pengirim Ichvan Ramadhan
2. Alamat pengirim Jl. Bersama No. 15

ANALISIS MATERI PENGADUAN


No Unsur Keterangan
1. Who : Direktur Teknologi dan Produksi PT Barcelona
2. What : Kegiatan pengadaan barang dan peralatan di PT Barcelona
3. Where : Manchester
4. When : Tahun 2019
5. Why : Belum diketahui
6. How : Dengan memberikan suap dan perekayasaan pemenangan tender
7. How Much : Belum diketahui

1. Simpulan dan pendapat penelaah:


Berdasarkan hasil penelaahan dan kajian atas pemenuhan atas unsur-unsur tindak pidana korupsi (5W+2H,
minimal 3W+1H), terlihat bahwa kasus di atas sudah memenuhi unsur untuk diusulkan terbitnya surat
tugas audit investigatif.
2. Putusan Direktur/ Kepala Perwakilan
Proses sesuai ketentuan.

Tahap Keputusan Penanganan


Sesuai dengan kertas kerja penelaahan di atas, kita sudah memiliki hasil telaahan yang
memenuhi unsur 5W + 2H , atau minimal 3W + 1H di atas, sehingga keputusan terhadap
penugasan atas kasus tersebut adalah, dapat segera dibuatkan surat tugas audit investigatif.

No Unsur Keterangan
1. Who : Direktur Teknologi dan Produksi PT Barcelona
2. What : Kegiatan pengadaan barang dan peralatan di PT Krkaatau Steel
3. Where : Manchester
4. When : Tahun 2019
5. Why : Belum dketahui
6. How : Dengan memberikan suap dan perekayasaan pemenangan tender
7. How Much : Belum diketahui

B. PERENCANAAN
Setelah dilakukan Pra Perencanaan dan diputuskan oleh Pimpinan, bahwa kasus tersebut
dapat dilakukan Audit Investigatif, maka kita lanjut ke tahap berikutnya yaitu tahap
Perencanaan.

Audit Investigatif | 5
Dalam Perencanaan meliputi 4 tahap yaitu:
1. Membuat Hipotesa
2. Menyusun audit Program
3. Membuat perencanaan sumber daya
4. Menyusun surat tugas

Tahap Membuat Hipotesa


Dalam Permasalahan Pengadaan barang dan peralatan ini, hipotesa yang diajukan oleh calon
tim audit adalah:
- Terdapat rekayasa pemenangan tender
- Jajaran direksi menerima suap dari rekanan
Untuk ermasalahan pengadaan barang dan peralatan, laporan tim audit nantinya akan
mengarah kepada jawaban apakah 2 (dua) hipotesa di atas benar-benar terjadi atau tidak.

Tahap Menyusun Audit Program


Atas Permasalahan Pengembangan Rencana Audit atas kasus I dapat dibuatkan suatu Audit
program yang merupakan perencanaan pembagian tugas antara pengawas atau pengendali
teknis dengan ketua tim dan anggota tim dalam pelaksanaan audit investigatif di lapangan
(pada saat pelaksanaan audit) sebagai berikut:
Audit Program
Pengadaan Barang dan Peralatan
Rencana Realisasi
No Uraian
Personal Waktu Personal Waktu
Membuktikan kebenaran Hipotesa

Langkah Audit:
1. Mempelajari peraturan terkait
1.a. Mempelajari peraturan PT Seluruh 1 hari
Barcelona terkait pengadaan tim
barang dan peralatan
1.b. Mempelajari peraturan lainnya 1 ketua 1 hari
baik intern maupun ekstern tim
organisasi yang harus 2

Audit Investigatif | 6
dilaksanakan oleh pengelola anggota
pengadaan barang/jasa tim
1.c. Mengidentifikasi pasal-pasal 1 ketua 1 hari
dalam peraturan yang strategis tim
dan penting

2. Mengumpulkan bukti-bukti terkait


2.a. Meminta dokumen yang berkaitan 2 5 hari
dengan kegiatan atau proyek, anggota
minimal meliputi: tim
- alokasi anggaran
- pengangkatan petugas pelaksana
- dokumen proses pengadaan,
mulai dari perencanaan hingga
proses tender
- dokumen kontrak
- dokumen pengawasan
- berita acara serah terima barang
- seluruh dokumen terkait
Pembayaran
2.b. Melakukan wawancara dengan Seluruh 10 hari
pihak-pihak yang terkait tim kerja
(stakeholder)
2.c. Melakukan pemeriksaan fisik Seluruh 3 hari
terhadap barang yang diterima, tim kerja
sekaligus mencari sumber-sumber
informasi lain yang dapat
mendeteksi bila ada
penyimpangan
3. Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan bukti audit sesuai Seluruh 2 hari
dengan kategori: tim kerja
- siapa melakukan apa
- perbuatan melawan hukum (bila ada)

Audit Investigatif | 7
- informasi terkait pihak yang
diuntungkan
- informasi terkait nilai kerugian
keuangan yang terjadi
4. Menganalisa Seluruh 2 hari
tim kerja
Menganalisa bukti-bukti yang ada
dikaitkan dengan hubungan kasualitas
atau hubungan sebab akibat untuk
menyimpulkan ada atau tidaknya
perbuatan melawan hukum yang
mengakibatkan kerugian keuangan
5. Melakukan evaluasi Seluruh 2 hari
tim kerja
Evaluasi dilakukan terhadap seluruh
bukti audit yang sudah
diidentifikasikan pada butir 4, untuk
kemudian dievaluasi apakah sudah
didukung oleh peraturan-peraturan
yang dilanggar atau bukti audit
lainnya sehingga bukti yang diperoleh
sudah cukup kuat untuk ditarik satu
kesimpulan
6. Membuat Simpulan apakah masing- Seluruh 1 hari
masing hipotesa tersebut terbukti tim kerja
benar atau tidak
Dari seluruh bukti yang telah
dikumpulkan, dianalisa, dan
dievaluasi, langkah selanjutnya adalah
menarik satu kesimpulan yang kuat
untuk dimasukkan dalam laporan dan
diberi saran tindak lanjut berikutnya
7. Menyusun dan merapihkan Kertas Seluruh 1 hari

Audit Investigatif | 8
Kerja tim kerja
Terhadap bukti-bukti audit yang telah
diklasifikasikan, disusun kertas kerja
dalam tempat yang baik yang
berisikan bukti audit sesuai klasifikasi
masing-masing, minimal memnuhi
kriteria sebagai berikut:
- Jelas, tertulis nama pembuat/
penyusun KKA, diberi nomor,
tanggal, dan ditanda tangani
- Jelas, tertulis nama pereviu KKA,
diberi nomor, tanggal, dan ditanda
tangani
- Setiap klasifikasi bukti audit, diberi
simpulan/catatan
- Kertas kerja audit tersebut diberi
cover dan daftar isi
TOTAL HARI 29 hari

Tahap Perencanaan Sumber Daya (SMEAC)


Suatu audit program atas suatu kasus yang merupakan perencanaan Sumber Daya Manusia
atau Tim Audit dapat disusun berdasarkan metode (SMEAC) yang merupakan singkatan dari
lima kata yaitu Situation, Mission, Execution, Administration, Logistics & Communication,
yang harus dirancang dalam proses perencanaan penugasan investigasi serta dapat
dipergunakan dalam menyusun rencana investigasi yang fleksibel, sesuai dengan jenis
investigasi yang akan dijalankan dengan sumber daya yang tersedia sebagai berikut:
1. Situation : Substansi pengaduan/penyimpangan yang akan dibuktikan melalui audit
investigasi
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan melaui surat nomor 11/BCG/II/2019 pada tanggal 15
Februari 2019 meminta Auditor Investigasi pada akuntan publik untuk melakukan Audit
Investigasi atas Program Pengadaan Barang dan Perlatan PT Barcelona tahun anggaran
2019

Audit Investigatif | 9
2. Mission : Pernyataan yang secara ringkas menggambarkan hasil yang diharapkan
akan dicapai dalam pelaksanaan investigasi (upaya untuk membuktikan hipotesis)
Menyelidiki dan mencari bukti/ fakta terkait apakah benar adanya indikasi kecurangan
dalam Program Pengadaan Barang dan Perlatan PT Barcelona tahun anggaran 2019
Execution : Memuat komponen perencanaan yang mengambarkan secara rinci peran
dan tanggung jawab setiap individu
Langkah Audit:
1. Meyakini proses penyusunan dokumen tender Ketua tim (Bagas) 2 hari
termasuk HPS sudah benar Anggota (Zulfikar)
a. Kumpulkan dan memahami titik kritis peraturan Ketua tim (Bagas) 3 hari
terkait.
b. Kumpulkan dokumen atau bukti audit yang Anggota tim 7 hari
terkait. Zulfikar (3 hari)
Feisal (4 hari)
c. Bandingkan antara proses pengadaan berdasarkan Ketua tim (Bagas) & Rafif (2 hari) 4 hari
bukti audit dengan peraturan yang terkait Zulfikar (1 hari)
Feisal (1 hari)
d. Fokuskan kepada proses pengadaan yang tidak Ketua tim (1 hari) 3 hari
sesuai dengan peraturan Rafif (2 hari)
e. Proses yang tidak sesuai tersebut (pada butir d) Ketua tim (Bagas) 2 hari
apakah berakibat pada kerugian keuangan
f. Lakukan wawancara kepada pihak yang Ketua tim (Bagas) 2 hari 5 hari
kompeten dan relevan untuk meyakini apa yang Zulfikar & Feisal (3 hari)
terjadi pada simpulan butir e.
g. Hitung kerugian keuangan yang terjadi Ketua tim (Bagas) 1 hari 3 hari
Rafif (2 hari)
h. Buatkan simpulan yang berisi siapa yang Ketua tim (Bagas) 2 hari 4 hari
melakukan kecurangan, proses apa yang tidak Zulfikar, Rafif & Feisal (3 hari)
sesuai peraturan, apakah menguntungkan diri
sendiri atau orang lain, dan mengakibatkan
kerugian keuangan Negara.

3. Administration & Logistics


 Nama auditor = Bagas
 Jabatan = Ketua Tim

Audit Investigatif | 10
 Jumlah Anggota Tim = 3 Orang yaitu Zulfikar, Rafif dan Feisal
 Lokasi dari semua individu yang terlibat dalam kegiatan audit investigasi = PT
Barcelona

4. Communication
Komunikasi sangat penting untuk di buatkan standard prosedurnya hal ini untuk menjamin
bahwa tim mendapatkan supervisi yang memadai dari pimpinan, sekaligus segala sesuatu
permasalahan yang muncul dilapangan dapat dicarikan solusi terbaik oleh pimpinan.
Untuk itu perlu diabuat prosedur anatara lain sebagai berikut:
 Arus informasi (siapa melapor siapa) = Setiap anggota tim yang mendapatkan
informasi melaporkan kepada Ketua tim sebagai penanggungjawab
 Waktu pelaporan = paling lambat satu hari sejak ditemukannya bukti
 Kepada siapa laporan harus diserahkan = Kepada ketua tim

Tahap Penerbitan Surat Tugas

SURAT TUGAS
Nomor : ST-01/PW09/5.2/2019
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi dengan ini menugaskan kepada:

No. Nama Jabatan Nomor Induk Pegawai


1. Bagas Ketua Tim 100234001
2 Zulfikar Anggota Tim 100234020
3. Rafif Anggota Tim 100234039
4. Feisal Anggota Tim 100234057
Untuk melakukan Audit Investigatif atas Pengadaan Barang dan Peralatan PT Barcelona
pada Tahun Anggaran 2019.

Penugasan ini dilaksanakan selama 29 (dua puluh sembilan) hari kerja terhitung sejak
tanggal 20 Februari sampai dengan 20 Maret 2019.

Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.

16 Februari 2019

Audit Investigatif | 11
Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan

Ditta Dwi Astuti

C. PENGUMPULAN BUKTI
Setelah dilakukan Perencanaan dan diputuskan oleh Pimpinan, bahwa kasus tersebut
dapat dilakukan Audit Investigatif, maka kita lanjut ke tahap berikutnya yaitu tahap
Pengumpulan Bukti.
Syarat-syarat bukti audit yang andal ada empat syarat yaitu disebut REKOCUMA
masing-masing sebagai berikut :
1. Relevan : Merupakan bukti yang secara logis mempunyai hubungan dengan
permasalahan, relevansi bukti dapat dilihat dari setiap informasi, sekecil apapun harus
relevan dengan permasalahannya.
2. Kompeten : Kompeten atau tidaknya suatu bukti dipengaruhi oleh sumber bukti, cara
mendapatkan bukti, dan kelengkapan persyaratan yuridis bukti tersebut. persyaratan
yuridis merupakan bukti yang otentik atau ditandai dengan adanya tandatangan,
distempel, ada tanggal, ada tanda persetujuan, dan lain-lain lebih kompeten dari bukti
yang tidak memenuhi syarat hukum.
3. Cukup : Bukti yang cukup berkaitan dengan jumlah dan nilai keseluruhan bukti
berarti dapat mewakili atau menggambarkan keseluruhan kondisi yang
dipermasalahkan.
4. Material : Bukti material adalah bukti yang mempunyai nilai yang cukup berarti dan
penting bagi pencapaian tujuan organisasi. materialitas dapat dilihat antara lain:
besarnya nilai uang, pengaruh terhadap kegiatan, hal yang menyangkut tujuan audit,
pentingnya menurut peraturan perundangan, keinginan pengguna laporan, kegiatan
yang pada saat audit dilakukan sedang jadi perhatian umum.
Hubungan bukti audit, materialitas, dan resiko
Audit pada dasarnya adalah pengujian yang sistematis dan ojektif, oleh karena itu, audit
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti. agar bukti-bukti tersebut mendukung
objektivitas audit, maka pengumpulan dan pengevaluasiannya harus memperhitungkan

Audit Investigatif | 12
materialitas dan resiko permasalahan yang diujinya. jika permasalahan ditetapkan material,
maka bukti-bukti harus dikumpulkan, dn jika tidak material maka bukti-bukti tidak perlu
dikumpulkan.
Dalam Perencanaan meliputi 2 tahap yaitu:
1. Bukti terkait bisnis proses (mengenali titik kritis proses pengadaan)
2. Bukti (mengumpulkan Bukti)
Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pengumpulan bukti atas bukti-bukti yang
diperlukan. Dalam tahap ini kematangan dan kepiawaian seorang auditor Investigasi diuji,
kadangkala dalam membuktikan Hipotesa terjadinya fraud/ penyimpangan, seorang auditor
yang sangat berpengalaman hanya menggunakan insting untuk menemukan fraud /
penyimpangan tersebut tanpa melalui tahapan audit secara teoritis. Dalam tahap ini Auditor
akan menggunakan segala kemampuanya dalam menjalankan teknik-teknik auditnya guna
mengidentifikasi secara meyakinkan adanya fraud dan pelaku fraud tersebut.
Dalam tahap ini, seluruh tim dibawah pimpinan ketua tim harus dengan secara cepat dapat
memahami peraturan terkait kegiatan yang akan diaudit dan melakukan pengumpulan bukti,
analisa bukti atas bukti-bukti secara kompeten, cukup, dan relevan, sesuai dengan audit
program yang telah disusun.

Bukti Terkait Bisnis Proses


Seorang auditor bila ingin melakukan audit atas Pengadaan Barang dan Jasa tentunya harus
melakukan beberapa hal penting sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami Proses atas kegiatan pengadaan. Dokumen apa saja yang
terdapat pada awal proses hingga akhir proses pengadaan. Hal ini pada umumnya meliputi
banyak dokumen yang terdapat dalam beberapa tahapan proses sebagai berikut:
1). Proses pengusulan kebutuhan Barang dan Jasa
2). Proses pengalokasian anggaran
3). Proses Persiapan pemilihan penyedia
4). Proses Pemilihan Penyedia
5). Proses Pelaksanaan Pekerjaan
6). Proses Serah Terima Hasil Pekerjaan atau barang dan jasa
7). Proses Pembayaran

Audit Investigatif | 13
2. Mempelajari dan memahami ketentuan apa saja yang berlaku dan harus ditaati oleh
Pengelola dan Penyedia Barang dan Jasa. Hal ini untuk menentukan apakah ada fakta atau
kejadian dalam pelaksanaan pengadaan yang tidak sesuai atau melanggar ketentuan yang
berlaku tersebut.
3. Kegiatan yang diadakan adalah pengadaan barang dan peralatan, maka Peraturan yang
harus dipahami oleh tim audit adalah peraturan yang dikeluarkan pemerintah baik pusat
dan daerah serta peraturan perusahaan itu sendiri yang harus ditaati pengelola pengadaan
dalam pelaksanaan kegiatannya, antara lain peraturan tersebut sebagai berikut:
- Peraturan Presiden tentang Pengadaan barang dan Jasa
- Peraturan Kepala Daerah terkait, atau ketentuan lain yang berlaku.
Peraturan tersebut nantinya akan dijadikan acuan atau rujukan apakah pelaksanaan
pengadaan yang dilakukan sudah sesua dengan ketentuan tersebut. bila tidak maka sudah
terjadi penyimpangan.

Jenis bukti audit.


Seorang auditor juga perlu memahami Jenis Bukti audit, untuk membuat bukti yang
dikumpulkan sudah cukup lengkap diambil kesimpilan. Bukti audit tersebut dapat dibedakan
dalam beberapa jenis atau golongan sebagai berikut :
1. Bukti pengujian fisik adalah bukti yang diperoleh melalui pengamatan langsung
dengan mata kepala auditor sendiri menyangkut harta berwujud. pengamatan langsung
oleh auditor dilakukan dengan cara inventaris fisik (dikenal dengan sebutan opname)
dan inspeksi ke lapangan (on the spot) yang dituangkan dalam beita acara
pemeriksaan fisik dengan dilengkapi foto, surat pernyataan, denah lokasi atau peta
lokasi dan lain-lain.
2. Bukti dokumen merupakan bukti yang terbuat dari kertas yang mengandung huruf,
angka dan informasi, simbol-simbol, dan lain-lain. dalam menilai atau mengevaluasi
dokumen auditor sebaiknya memperhatikan pengendalian intern sumber dokumen
tersebut dan terpenuhinya persyaratan yuridis. apabila dilihat dari sumbernya bukti
dokumen bisa berasal dari : bukti intern yang aslinya diserahkan kepada pihak ke tiga,
bukti ekstern yang aslinya ada di auditi, bukti yang didapat auditor langsung dari pihak

Audit Investigatif | 14
ke tiga, bukti audit yang masih disimpan auditi. namun bukti dokumen akan lebih
handal antara lain : bukti dibuat atau diperoleh oleh pihak luar atau pihak ketiga.
3. Bukti analisis merupakan bukti audit yang diperoleh auditor dengan melakukan
analisis atau mengolah lebih lanjut data auditi dan data lain yang berkaitan dengan
auditi. hasil dari bukti analisis adalah indikasi atau petunjuk, bukti analisis tidak dapat
berdiri sendiri sebagai dasar pengambilan keputusan namun bukti analisis hanya
sebagai petunjuk mengenai kecenderungan suatu kejadian, sehingga untuk
membuktikan terjadi atau tidaknya harus dialami dengan perolehan jenis dan bukti
yang lain.
4. Bukti keterangan merupakan bukti yang diperoleh auditor dari pihak lain berdasarkan
pertanyaan atau informasi tertentu yang diminta oleh auditor. bukti keterangan
merupakan bukti pendukung bukti-bukti lain yang telah didapatkan oleh auditor.
biasanya bukti fisik, bukti dokumen, bukti analisis atau bukti lisan terlebih dahulu baru
kemudian dilengkapi dengan bukti kesaksian.

Penggolongan/ Klasifikasi Bukti Audit dapat dibedakan menjadi:


Membuktikan atau tidak membuktikan
• Bukti Langsung (Direct Evidence)
• Bukti Tidak Langsung (Circumstansial Evidence)
Otentik atau tidak Otentik
• Bukti Utama (Primary Evidence)
• Bukti Sekunder (Secondary Evidence)
Kebersesuaian
• Bukti Pendukung (Corroborative Evidence)

Sumber Bukti
1. Saksi
2. Kantor/organisasi yg menjadi obyek investigasi.
3. Kantor/ Organisasi yg melakukan interaksi/ transaksi dg obyek investigasi.
4. Instansi pemerintah dan aparat penegak hukum.
5. Informasi elektronik.

Audit Investigatif | 15
6. Bukti forensik.
7. Alat komunikasi elektronik.
8. Tersangka.
9. Sumber informasi lainnya

Karateristik Kekuatan Bukti Kuat


KARATERISTIK KEKUATAN BUKTI KUAT
KUAT LEMAH
a. Obyektif a. Subyektif
b. Dokumen b. Dokumen
c. Opini Ahli c. Opini Awam
d. Langsung d. Tidak Langsung
e. Berasal Dari Sistem dg IC yang baik e. Berasal Dari Sistem dengan IC yang
lemah
f. Independen Dari Operasi Auditee f. Disiapkan oleh Auditee
g. Didukung oleh Bukti Lain g. Tidak didukung bukti lain

Teknik audit adalah cara yang dipergunakan oleh auditor untuk memperoleh bukti, berikut
adalah teknik yang umum di gunakan oleh auditor .
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP dalam buku ’’Audit Intern tahun 2014”,
Metode Pengumpulan Bukti Audit dapat dilakukan dalam 3 cara yaitu:
1. Membangun circumstantial case melalui interviu saksi yang kooperatif dan dokumen yang
tersedia;
2. Menggunakan circumstantial evidence untuk mengidentifikasi dan beralih ke saksi internal
yang dapat memberikan bukti langsung tentang pihak-pihak yang diduga terlibat;
3. Seal the case, identifikasi dan tanggapi bantahan pihak terlibat, dan buktikan kesengajaan
melalui pemeriksaan (examination) subyek atau sasaran.
Sedangkan Teknik Pengumpulan Bukti Audit yang biasa digunakan menjelaskan 8 (delapan)
teknik pengumpulan bukti sebagai berikut:
1. Pemeriksaan fisik (Physical examination)
2. Konfirmasi (Confirmation)
3. Inspeksi dokumen (Inspection)
4. Observasi (Observation)
5. Tanya jawab dengan auditan (Inquires of the clients )

Audit Investigatif | 16
6. pelaksanaan ulang (Reperformance)
7. Prosedur analitis (Analytical procedures)
8. Menghitung Kembali (Recalculation/Recomputation

Dosen akuntansi.com menjelaskan bahwa Bukti audit adalah segala informasi yang
mendukung angka ataupun informasi lainnya yang terjadi dalam bentuk laporan keuangan.
Sehingga auditor bisa menggunakannya untuk menyatakan pendapat utama mereka. Bukti
audit bersifat vital karena bisa mendukung laporan keuangan yang diterima dari data
akuntansi dan semua informasi penguat untuk bisa dikerjakan oleh para auditor. (Baca: Siklus
Akuntansi Biaya)
Sedangkan untuk beberapa pengertian lainnya, bukti audit mencakup berbagai informasi yang
snagat persuasif misalnya perhitungan atas sekuritas yang diperjualbelikan ataupun respons
atas pertanyaan dari karyawan klien tersebut. Penggunaan bukti merupakan hal yang umum
dilakukan oleh ilmuwan, pengacara maupun ahli sejarah. Dalam bukti audit haruslah berkaitan
dengan kuantitas bukti audit dan kecukupan bukti, dimana beberapa faktor bisa meliputi
kecukupan bukti yaitu materialitas. (Baca: Pengertian Audit)
Selain itu ada resiko audit, dimana resiko tersebut ada hubungan terbalik dengan jumlah bukti
yang diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan. Kemudian ada
ukuran dan karakteristik populasi yang bisa mempengaruhi kecukupan
bukti. (Baca: Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional)
Bukti dianggap semakin efektif jika semakin besar jaminan yang diberikan mengenai
keandalan data akuntansi serta laporan keuangannya. Pengetahuan auditor secara pribadi dan
landsung yang diperoleh melalui berbagai cara bersifat menyimpulkan dibanding dengan yang
memperoleh secara tidak langsung. (Baca: Pengertian Akuntansi Biaya)

Jenis Bukti Audit


Teknik-teknik Audit.
Teknik audit adalah cara yang dipergunakan oleh auditor untuk memperoleh bukti, berikut
adalah teknik yang umum di gunakan oleh auditor : analisis, observasi/pengamatan,

Audit Investigatif | 17
permintaan informasi, evaluasi, investigasi, verifikasi, cek, uji/tes, footing, cross footing,
vouching, trasir, scanning, rekonsiliasi, konfirmasi, bandingkan, inventarisasi, inspeksi.
1. Teknik-teknik audit yang dapat digunakan untuk pengujian fisik adalah :
1) Observasi/pengamatan adalah peninjauan dan pengamatan atas suatu objek secara
hati-hati, ilmiah, dan berkesinambungan selama kurun waktu tertentu untuk
membuktikan suatu keadaan atau masalah. Bukti pengamatan merupakan salah satu
bukti yang juga termasuk kedalam prosedur audit. Dimana auditor memiliki
kesempatan untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan yang berhubungan dengan
pengumpulan bukti
2) Inventarisasi/opname adalah pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik barang,
menilai kondisinya dan membandingkan dengan saldo menurut buku, kemudian
mencari sebab-sebab terjadinya perbedaan apabila ada. hasil opname biasanya
dituangkan dalam suatu berita acara.
Bukti fisik merupakan bukti yang akan diperoleh oleh auditor secara langsung dengan
melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit itu sendiri. Misalnya, pemeriksaan
fisik persediaan secara langsung oleh auditor. Bukti ini merupakan salah satu bukti
yang mungkin paling akurat di dalam auditing. Sehingga jika anda memiliki bukti
fisik. Maka tidak heran jika anda tidak perlu khawatir apabila memiliki bukti fisik.
3) Inspeksi adalah meneliti secara langsung ketempat kejadian, yang lazim pula disebut
on the spot inspection, yang dilakukan secara rinci dan teliti.
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci, terhadap sebuah dokumen dan kondisi
fisik yang memiliki kaitan serta menghasilakn bukti untuk mendukung laporan
keuangan.Bukti ini dimasukan kedalam bukti dan prosedur dalam audit.
2. Teknik audit untuk bukti dokumen.
 Teknik audit yang digunakan untuk mengumpulkan bukti dokumen adalah :
1) Verifikasi Adalah pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran, ketelitian
perhitungan, kesahihan, pembukuan, kepemilikan, dan eksistensi suatu dokumen.
2) Cek adalah menguji kebenaran atau keberadaan sesuatu, dengan teliti.
3) Uji/Test uji test adalah penelitian secara mendalam terhadap hal-hal secara esensial
atau penting.

Audit Investigatif | 18
4) Footing Adalah menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total dari atas ke bawah,
footing dilakukan terhadap data yang disediakan auditi, tujuan teknik footing adalah
untuk menentukan apakah data atau laporan yang disediakan auditi dapat diyakini
ketepatan perhitungannya.
Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan
langsung, contohnya saja footing untuk penjumlahan vertikal dan cross footing untuk
penjumlahan baik secara horizontal ataupun sebaliknya. Bukti matematis ini mungkin
perlu proses untuk mendapatkannya. Bukti ini bersifat kuantitatif dan juga sesuai
namanya yaitu matematis. Adanya bukti ini memperjelas apakah pekerjaan klien anda
teliti atau tidak dalam pembuatan jurnal. (Baca: Manfaat Jurnal Khusus)
5) Vouching adalah menelusuri suatu informasi/data dalam suatu dokumen dari
pencatatan menuju kepada adanya bukti pendukung, atau menelusuri mengikuti
prosedur yang berlaku dari hasil menuju awal kegiatan.
6) Trasir/telusur adalah teknik audit dengan menelusuri suatu bukti transaksi/kejadian
menuju ke penyajian dalam suatu dokumen. Penelusuran dibutuhkan oleh para auditor
mengingat terkadang pengumpulan bukti dilakukan oleh auditor baik menggunakan
dokumen ke catatan akuntansi ataupun sebaliknya. Bukti penelusuran ini memudahkan
para auditor dalam menemukan jenis bukti audit lain.
7) Scanning adalah penelaahan secara umum dan dilakukan dengan cepat tetapi teliti,
untuk menemukan hal-hal yang tidak lazim atas suatu informasi. contoh scanning
terhadap pengeluaran kas yang lebih besar dari Rp. 10.000.000
8) Rekonsiliasi mencocokan dua data yang terpisah, mengenai hal yang sama dikerjakan
oleh bagian yang berbeda.
3. Teknik audit untuk bukti analisis.
 Teknik-teknik audit yang dapat digunakan untuk mengumpulkan bukti analisis adalah :
1) Analisis memecah atau mengurai data informasi ke dalam unsur-unsur yang lebih
kecil atau bagian-bagian, sehingga dapat diketahui pola hubungan antar unsur atau
unsur penting tersembunyi, analisis terdapat beberapa diantaranya : analisis rasio
biasanya dilakukan atas laporan keuangan, analisis statistik berfungsi untuk
perhitungan statistik melihat rata-rata, korelasi, kecenderungan maupun kesimpulan
lainnya, perbandingan dengan bagian lain atau unit kerja lain yang diketahui oleh

Audit Investigatif | 19
auditor. teknik ini sering disebut bencmarking membandingkan dengan unit lain yang
sejenis misal nilai kelulusan SD A dengan SD-SD lainnya.
Bukti analitik hampir serupa dengan bukti perandingan, karena bukti analitik meliputi
juga perbandingan atas pos tertentu antara laporan keuangan tahun berjalan dengan
tahun yang sudah lewat. (Baca: Fungsi Laporan Keuangan)
2) Dalam perusahaan terutama, tahun sebelumnyapun masih menjadi dasar dan acuan
untuk pertimbangan. Bukti ini dikumpulkan pada awal audit untuk menentukan objek
pemeriksaan yang memerlukan pemeriksaan mendalam.
3) Evaluasi merupakan cara memperoleh suatu kesimpulan dengan mencari pola
hubungan atau dengan menghubungkan atau merakit berbagai informasi yang telah
diperoleh baik bukti intern maupun ekstern.
4) Investigasi adalah suatu upaya untuk mengupas secara intensif suatu permasalahan
melalui penjabaran, penguraian, atau penelitian secara mendalam. tujuan yaitu
memastikan apakah indikasi yang diperoleh dari teknik audit yang lainnya
dilakukanmemang benar terjadi.
5) Pembandingan yaitu membandingkan data dari satu unit kerja dengan unit kerja lain,
atas hal sama dan periode yang sama atau hal yang sama dengan periode yang berbeda
kemudian ditarik kesimpulan.
Bukti perbandingan biasa disebut dengan bukti rasio, dimana bukti ini digunakan oleh
auditor untuk menghitung rasio likuiditas, profitbilitas solvabilitas, quick ratio dan hal
lainnya.
4. Teknik audit untuk bukti keterangan
Teknik audit untuk mengumpulkan bukti keterangan adalah :
1) Konfirmasi : adalah memperoleh bukti sebagai kepastian bagi auditor, dengan cara
mendapatkan mendapatkan informasi yang sah dari pihak luar auditi. konfirmasi
terdapat konfirmasi positif yaitu konfirmasi yang harus dijawab secara tertulis oleh
pihak luar dan konfirmasi negatifmerupakan konfirmasi yang meminta jawaban tertulis
bila data yang dikonfirmasi berbeda.
Bukti konfirmasi merupakan salah satu proses untuk memperoleh dan menilai suati
komunikasi langsung dari pihak ketiga atas jawaban permintaan informasi tentang

Audit Investigatif | 20
unsur tertentu. Hal ini mungkin sangat tinggi reliabilitasnya karena berisikan informasi
dari pihak ketiga langsung baik tulis maupun lisan.
Dalam konfirmasi sendiri ada yang memiliki nilai positif seperti halnya persetujuan,
konfirmasi negatif atau mereka yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap
informasi yang telah ditanyakan. Lalu terakhir adalah blank confirmation, dimana
konfirmasi yang respondenya diminta untuk memberikan informasi lain atau jawaban
atas suatu hal yang sedang ditanyakan.
2) Permintaan informasi : Permintaan informasi yang dilakukan dengan tujuan
menggali informasi tertentu berbagai pihak yang berkompeten. hal-hal yang perlu
diperhatikan yaitu sumber informasi. Permintaan keterangan dalam sebuah prosedur
audit merupakan hal yang wajar, dimana hal ini dilakukan oleh auditor terhadap objek
yang sudah dianggap memiliki informasi. Selain itu bukti keterangan ini didasarkan
pada adanya auditor yang memastikan buktinya pada para klien

Pelaksanaan Pengumpulan Bukti


Seperti sudah dijelaskan Metode Pengumpulan Bukti Audit dapat dilakukan dalam 3 cara
yaitu Membangun circumstantial case, menggunakan circumstantial evidence terakhir Seal
the case.
1. Membangun circumstantial case
Sesudah memahami ketentuan terkait yang berlaku dan teknik Audit yang ada, maka
langkah pertama dalam pengumpulan Bukti adalah membangun circumstantial case
melalui interviu saksi yang kooperatif dan dokumen yang tersedia.
Dalam melakukan pengumpulan Bukti perlu dipahami bahwa dokumen terkait dengan satu
pengadaan biasanya cukup banyak dan banyak sekali, nyaris tidak ada yang sedikit.
Pengumpulan bukti ibarat mencari jarum di dalam lumbung padi, bagi auditor atau
penyidik yang baru dalam penanganan kasus korupsi atau mencari penyimpangan dalam
satu proses pengadaan tentu akan mengalami kesulitan bila tidak diberi arahan - arahan
oleh pimpinan atau seniornya yang sudah memiliki jam terbang audit atau pemeriksaan
atau penyidikan yang tinggi. Oleh sebab itu transfer knowledge dari senior ke yunior
merupakan hal yang sangat penting, selain transfer knowledge melalui pelatihan atau
pendidikan.

Audit Investigatif | 21
Tahapan pengumpulan bukti kegiatan pengadaan dapat dilakukan sesuai dengan urutan
sebagai berikut:
 Urutkan dokumen dari tahap awal hingga akhir (dari perencanaan kebutuhan hingga
pembayaran)
 Bila ada dokumen yang hilang atau tidak ditemukan, maka dapat menggunakan teknik
audit yang lain yaitu mencari informasi melalui wawancara untuk meyakinkan apakah
dokumen tersebut pernah dibuat atau tidak.
 Kumpulkan semua bukti tersebut hingga kita dapat menyusun satu cerita kegiatan
pengadaan dari awal sampai akhir (kronologis kejadian) berdasarkan dokumen dan
keterangan tertulis para stackholders. Pembuatan kronologis harus mempertimbangkan
beberapa hal sebagai berikut:
1). Dokumen-dokumen yang penting dan mewakili tahapan pengadaan diharapkan
dikumpulkan selengkap mungkin, minimal ada yang mewakili tahapan tersebut,
dari tahap identifikasi kebutuhan barang dan jasa hingga tahap pembayaran.
2). Bila dokumen hilang /tidak ditemukan/ penggambaran kejadian dapat diganti
dengan keterangan tertulis para pihak yang terkait.
Berdasarkan 7 tahapan proses pengadaan di atas dan teknik audit yang biasa digunakan, maka
hasil pengumpulan bukti untuk membangun circumstantial case dapat disajikan dalam tabel di
bawah ini:
No Hasil Pengumpulan Bukti Teknik audit
1 Proses pengusulan kebutuhan Barang dan Jasa
Foto Copy Kajian Identifikasi Kebutuhan Barang dan Jasa Wawancara,
Pada tanggal 20 Februari 2019 Vouching & Trasir
2 Proses pengalokasian anggaran
Foto Copy Rencana Anggaran Pengadaan Barang dan Jasa Wawancara,
PT Krakatau Pada 22 Februari 2019 Vouching & Trasir
3 Proses Persiapan pemilihan penyedia
Foto Copy SK Penunjukan Bendahara Pengeluaran TA 2019 Wawancara,
oleh Pejabat Direksi PT. Barcelona No. Vouching & Trasir
800/71.a/III.02.01/2018 Pada tanggal 24 Februari 2019
4 Proses Pemilihan Penyedia
Foto Copy SK Panitia Pengadaan Barang dan Jasa 2019 Wawancara,
tanggal Pada 26 Februari 2019 Vouching & Trasir
5 Proses Pelaksanaan Pekerjaan
Foto Copy Kontrak Kerja PT Barcelona dengan PT Granat Wawancara,
dan Group Cakra tanggal Pada Tanggal 29 Februari 2019 Vouching & Trasir

Audit Investigatif | 22
6 Proses Serah Terima Hasil Pekerjaan atau barang dan jasa
Belum Terjadi Wawancara,
Vouching & Trasir
7 Proses Pembayaran Wawancara,
Vouching & Trasir
Belum Terjadi Wawancara,
Vouching & Trasir
Belum terjadi Wawancara,
Vouching & Trasir

2. Menggunakan circumstantial evidence


Langkah selanjutnya sesudah bukti kegiatan dari awal hingga akhir dikumpulkan menjadi
satu kronologis yang sistematis dan berurutan sesuai waktu kejadian ( sequential), maka
bukti bukti yang diperoleh tersebut kita Evaluasi dan Uji kebenarannya untuk
mengidentifikasi bila ada penyimpangan atau perbuatan melanggar hukum (PMH).
a. Gunakan pemahaman terhadap peraturan2 yang terkait, untuk mencari kira-kira
prosedur atau ketentuan apa yang tidak dilaksanakan.
b. Gunakan pemahaman terhadap peraturan2 yang terkait yang sudah dipelajari dan
dipahami, untuk mencari kira-kira prosedur atau ketentuan apa yang tidak
Sepenuhnya dilaksanakan.
c. Analisa apakah bila ada hal yang tercantum pada angka 3 dan 4 di atas, diperkirakan
dapat merugikan keuangan negara, keuangan daerah atau perusahaan.
d. Evaluasi apakah hasil analisa pada angka 5 sudah memenuhi unsur-unsur :
1). Barang siapa/siapa.
2). Melakukan perbuatan melawan hukum.
3). Menguntungkan diri sendiri/orang lain/perusahaan.
4). Merugikan keuangan Negara/daerah/perusahaan.
Dan keempat unsur tersebut mempunyai hubungan sebab akibat (kausalitas).
e. Bila ditemukan empat unsur pada angka 5 di atas, maka buatkan simpulan bahwa
penyimpangan atau perbuatan melawan hukum sudah terjadi dan mengakibatkan
kerugian keuangan.

Dari bukti audit yang diperoleh berupa dokumen dan informasi seperti dijelaskan di atas,
maka hasil analisa dan evaluasi terhadap dokumen tersebut sebagai berikut:

Audit Investigatif | 23
No Hasil Pengumpulan Bukti Teknik audit
1 Proses pengusulan kebutuhan Barang dan Jasa
Tidak terdapat penyimpangan/ sudah sesuai Wawancara,
Vouching & Trasir
2 Proses pengalokasian anggaran
Tidak terdapat penyimpangan/ sudah sesuai Wawancara,
Vouching & Trasir
3 Proses Persiapan pemilihan penyedia
Tidak terdapat penyimpangan/ sudah sesuai Wawancara,
Vouching & Trasir
4 Proses Pemilihan Penyedia
Terdapat penyimpangan dalam pemilihan penyedia dan Wawancara,
rekanan pekerjaan proyek pengadaan barang oleh PT Vouching & Trasir
Barcelona dengan PT Grand Kartech dan Group Tjokro
5 Proses Pelaksanaan Pekerjaan
Belum Terjadi Wawancara,
Vouching & Trasir
6 Proses Serah Terima barang dan jasa
Belum Terjadi Wawancara,
Vouching & Trasir
7 Proses Pembayaran
Belum Terjadi Wawancara,
Vouching & Trasir

3. Seal the case


Sesudah diperoleh seluruh bukti yang dibutuhkan baik yang berupa dokumen maupun yang
berupa keterangan tertulis, maka perlu dilakukan wawancara dan konfirmasi kepada pihak-
pihak yang diduga telah melakukan penyimpangan atau perbuatan melawan hukum. Hal ini
dibutuhkan dalam beberapa hal sebagai berikut:
1. Menguji kelengkapan dokumen
Dengan dilakukannya wawancara kepada para pihak yang diduga melakukan
penyimpangan, tentunya mereka akan berusaha sekuat tenaga menceritakan apakah
dokumen yang kita peroleh sudah lengkap atau tidak. Sebagai pihak yang diduga
melakukan kesalahan maka mereka akan mengeluarkan seluruh dokumen atau
pengetahuan dan pendapat yang mungkin dapat merubah simpulan auditor.
2. Menguji kebenaran simpulan auditor
Wawancara kepada para pihak yang diduga melakukan penyimpangan, membuka luas
cara pandang auditor dari sisi atau sudut pandang pihak pihak yang diduga melakukan

Audit Investigatif | 24
penyimpangan. Dengan cara pandang yang menyeluruh, maka akan memperkuat
simpulan yang akan dibuat oleh tim auditor.
Sesudah semua bukti diperoleh dan memenuhi unsure relevan, kompeten cukup dan
material maka tim auditor dapat mengunci dengan simpulan apakah kegiatan pengadaan
computer ini sudah memiliki bukti yang memadai menjadi satu kasus fraud. (seal the case)

D. EVALUASI BUKTI

No Penyimpangan Bukti Terkait Peraturan Terkait


1. Terdapat Foto Copy Kontrak  Pepres nomor 16 tahun 2018 tentang
penyimpangan
Kerja PT Barcelona pengadaan barang/ jasa pemerintah
dalam pemilihan
penyedia dan dengan PT Granat Pasal 7
rekanan pekerjaan
dan Group Cakra Huruf b …..Tidak saling mempengaruhi
proyek pengadaan
barang oleh PT tanggal Pada baik langsung dan tidak langsung yang
Barcelona dengan
Tanggal 29 Februari berkibat persaingan usaha tidak sehat;
PT Grand Kartech
dan Group Tjokro 2019 Huruf g. Menghindari dan mencegah
penyalahgunaan wewenang dan/atau
kolusi.
Huruf h. tidak menerima, tidak
menawarkan, atau tidak menjanjikan
untuk memberi atau menerima hadiah,
imbalan, komisi, rabat ……berkaitan
dengan Pengadaan Barang dan Jasa

Revisi Hipotesis

Dari hasil audit di atas diketahui bahwa dari 3 hipotesa awal yang terbukti benar ada dua
Hipotesa sedangkan satu hipotesa tidak dapat diyakini kebenarannya
Hipotesa awal:
- Terdapat rekayasa pemenangan tender
- Jajaran direksi menerima suap dari rekanan

Audit Investigatif | 25
Revisi Hipotesa:
Terdapat penyimpangan dalam pemilihan penyedia dan rekanan pekerjaan proyek pengadaan
barang oleh PT Barcelona dengan PT Grand Kartech dan Group Tjokro

Unsur Delik

Sesuai dengan penjelasan di atas. Tahap 1 adalah tahap auditor untuk identifikasi masalah.
Dalam menentukan identifikasi masalah pasti karena adanya penyimpangan yang terjadi. Pada
penjelasan di atas telah terjadi penyimpangan yaitu pada pengadaan barang dan peralatan
kepada PT Granat dan Group Cakra.

Adapun kemungkinan penyimpangan ini tidak sesuai dengan:

 Pasal 51 Ayat 1 KUHP


 UU Nomor 20 tahun 2001
 Pepres nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah
 Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Instansi
Pemerintah
 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Instansi
Pemerintah
 Peraturan Kepala LKPP Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pengumuman Rencana Umum
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

E. PELAPORAN
Format Laporan Hasil Audit Investigasi
Bab I : Simpulan dan Saran
Bab II : Umum, berisi:
1. Dasar Audit
2. Tujuan Audit
3. Sasaran dan Ruang Lingkup Audit
4. Data Umum
Bab III : Uraian Hasil Audit Investigatif, yang memuat:

Audit Investigatif | 26
1. Dasar Hukum Auditee
2. Temuan Hasil Audit
2.1. Sistem Pengendalian Intern
2.2. Materi Temuan
2.2.1. Jenis penyimpangan
2.2.2. Modus operandi penyimpangan
2.2.3. Dampak penyimpangan
2.2.4. Sebab Penyimpangan
2.2.5. Unsur kerja sama
2.2.6. Pihak yang diduga terlibat
2.3. Tindak lanjut
3. Rekomendasi
4. Lampiran

Audit Investigatif | 27
Laporan Hasil Audit Investigatif

Atas kegiatan

PROGRAM PENGADAAN BARANG DAN JASA


PADA BARCELONA
TAHUN ANGGARAN 2019

Audit Investigatif | 28
BAB I
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Simpulan
Audit Investigatif atas Perkara Program Pengadaan Barang dan Jasa pada
Barcelona tahun anggaran 2019, dilakukan berdasarkan Surat Ketua LSM MUDA
MUDI No: 123/15/11/19, tanggal 15 Februari 2019 perihal Pengaduan Masyarakat.
Berdasarkan hasil audit disimpulkan bahwa pelaksanaan Pekerjaan Pengadaan tersebut
menyimpang dari ketentuan. Adapun penyimpangan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Terdapat penyimpangan dalam pemilihan penyedia dan rekanan pekerjaan
proyek pengadaan barang oleh PT Barcelona dengan PT Grand Kartech dan
Group Tjokro.

2. Rekomendasi
Kami merekomendasikan kepada Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia untuk memproses penyimpangan dalam Program Pengadaan barang dan
peralatan PT Barcelona tahun anggaran 2019, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Kepala Perwakilan,

Audit Investigatif | 29
Bagas Hasya

BAB II
INFORMASI UMUM

1. Dasar Audit Investigatif


- Surat Ketua LSM MUDA MUDI No: 123/15/02/19, tanggal 15 Februari 2019 perihal
Pengaduan Masyarakat.
- Surat Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Nomor ST-01/PW09/5.2/2019tanggal 16
Februari 2019 hal Audit Investigatif atas Program Pengadaan Barang dan Jasa
Barcelona tahun anggaran 2019.

2. Sasaran dan Ruang Lingkup Audit Investigatif.


1) Tujuan Audit
Tujuan penugasan adalah untuk melakukan Audit Dalam Rangka Penghitungan
Kerugian Keuangan Negara atas Program Pengadaan Barang dan Jasa Barcelona tahun
anggaran 2019.

2) Ruang Lingkup Audit


Ruang lingkup penugasan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara mencakup
Program Pengadaan Barang dan Jasa Barcelona tahun anggaran 2019.

3) Batasan Tanggungjawab Audit

Audit Investigatif | 30
1. Tanggungjawab auditor dalam melaksanakan penugasan terbatas kepada simpulan
pendapat atas hasil audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara.

2. Bukti-bukti yang diperoleh melalui penyidik telah cukup, relevan dan kompeten
sebagai dasar yang memadai untuk audit dalam rangka penghitungan kerugian
keuangan negara.

3. Prosedur Audit Investigatif


Prosedur yang kami lakukan dalam rangka penghitungan jumlah kerugian keuangan
negara adalah sebagai berikut:
1) Mendapatkan data/dokumen/bukti melalui penyidik.
2) Melakukan evaluasi/reviu dokumen, prosedur analitis, konfirmasi, observasi dan
rekonstruksi fakta berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh.
3) Melakukan penghitungan jumlah Kerugian Keuangan Negara.
4) Melakukan pembahasan dengan pihak penyidik.
5) Menyusun laporan hasil audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara.

4. Hambatan Audit Investigatif


Tidak ditemukan hambatan dalam audit investigatif.
5. Informasi Awal
1. Informasi mengenai organisasi obyek penugasan
i. Data Umum
Nama Obyek Penugasan PT Barcelona
:
Gedung Barcelona, Lt. 4, Jl. Gajah Mungkur Kav. 54,
Alamat Kantor :
RT.1/RW.4, Manchester
Telepon/Fax : (021) 3905889
Nama Atasan Pimpinan : Bagas
Objek Penugasan
Nama Kegiatan yang diaudit : Proyek Pengadaan barang dan jasa peralatan PT
Barcelona
Pejabat Pembuat Komitmen : DAS
(PPK)

Audit Investigatif | 31
Pejabat Pelaksana Teknis : DAK
Kegiatan (PPTK)

2) Data Keuangan
Bendahara Pengeluaran : AN
Pembantu
Sumber dan Tahun Anggaran : Anggaran Proyek Pengadaan Barang dan Jasa PT
Kegiatan yang diaudit Barcelona (Peralatan)
Nilai Anggaran Kegiatan : Belum Terjadi
yang diaudit
Realisasi Anggaran : Belum Terealisasi
Nilai Kegiatan Yang di audit : Belum Terjadi

2. Informasi awal
Dalam program pengadaan barang dan jasa pada PT Barcelona disinyalir terdapat
tindakan suap yang dilakukan oleh pentinggi-petinggi PT tersebut, yang mana terdapat
pada tahun anggaran 2019.

Audit Investigatif | 32
BAB III
URAIAN HASIL AUDIT INVESTIGATIF

A. Dasar Hukum Objek Penugasan Audit Investigatif


1. Peraturan Presiden RI Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan keempat atas peraturan
Presiden RI no 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 nomor 155);
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang tatacara pembayaran
Dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
B. Materi Temuan
 Jenis Penyimpangan
Dari pemilihan dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa terjadi suap
menyuap antara pihak PT Barcelona dengan pihak penyedia.
 Pengungkapan Fakta dan Proses Kejadian
a. Pada tanggal 22 Maret 2019 Tim KPK mendapatkan informasi bahwa akan ada
penyerahan uang dari Huru ke Hara di sebuah pusat perbelanjaan di Bintaro,
Tanggerang Selatan. Diduga penyerahan uang tersebut berhubungan dengan kasus
pengadaan barang dan jasa pada PT Barcelona
b. Pada tanggal 23 Maret 2019, Setelah mendapatkan bukti adanya dugaan
penyerahan uang, tim KPK lalu mengamankan Huru dan Hara di Bintaro,
Manchester. Dari Hara, KPK mengamankan uang Rp 20 juta dalam sebuah
kantung kertas berwarna cokelat.
c. Secara paralel, tim KPK mengamankan General Manager Blast Furnice PT
Barcelona (Persero) Hilir dan sopirnya di Wisma Baja, di daerah Kuningan,
Jakarta Selatan.
d. Pada saat yang bersamaan Tim KPK pergi ke daerah Kelapa Gading untuk
mengamankan Hura di rumah pribadinya, sedangkan Tim KPK yang lain pergi ke
Cilegon untuk mengamankan General Manager Central Maintenance dan Facilities
PT Barcelona (Persero) Hari di rumah pribadinya

Audit Investigatif | 33
Penyebab dan Dampak yang Ditimbulkan
1) Penyebab Penyimpangan
(1) Direktur PT Barcelona Hara terbukti menggunakan wewenang dalam pemilihan
pemenang tender untuk proyek pengadaan barang dan jasa PT Barcelona, dimana
dalam peraturan pengadaan barang dan jasa PT Barcelona harus dilaksanakan
dengan terbuka dan adil sesuai Perpres No 16 tahun 2018, sebagai mana berikut,
dalam hal pelaksanaan beliau menerima cek yang diwakilkan oleh Huru dari
Keni(PT Granat).
(2) Lemahnya sistem manajemen PT Barcelona karna bisa lalai dalam pemilihan
penyedia.
2) Dampak yang Ditimbulkan Penyimpangan
Penyimpangan tersebut hanya merugikan dari internal pihak PT Barcelona seperti
Harga Saham. Karena dalam kasus ini penyimpangan dibuktikan sebelum
pelaksanaan proyek pengadaan barang dan jasa.
 Pihak-pihak yang terkait
Daftar nama pihak-pihak terkait
1. Hara (Direksi)
2. Hilir (Produksi)
3. Hari(General Manajer)
4. Huru(Perwakilan Hara)
5. Keni(PT Grand Kartech)
6. Supir Keni
7. Kono
 Bukti yang Diperoleh
Data yang dipergunakan untuk menghitung Kerugian Keuangan Negara diperoleh
melalui Tim Penyidik Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, terdiri dari:
˗ Dokumen-dokumen terkait proyek yang dikerjakan atau direncanakan oleh PT
Barcelona dan sejumlah barang bukti elektronik yang berasal dari data komputer PT
Barcelona
˗ Uang Rp 20.000.000
˗ Cek Rp 50.000.000

Audit Investigatif | 34
˗ Buku Tabungan Huru
˗ Foto Copy Kajian Identifikasi Kebutuhan Barang dan Jasa Pada tanggal 20 Februari
2019
˗ Foto Copy Rencana Anggaran Pengadaan Barang dan Jasa PT Barcelona Pada 22
Februari 2019
˗ Foto Copy SK Penunjukan Bendahara Pengeluaran TA 2019 oleh Pejabat Direksi
PT. Barcelona No. 800/71.a/III.02.01/2018 Pada tanggal 24 Februari 2019
˗ Foto Copy SK Panitia Pengadaan Barang dan Jasa 2019 tanggal Pada 26 Februari
2019
˗ Foto Copy Kontrak Kerja PT Barcelona dengan PT Granat dan Group Cakra
tanggal Pada Tanggal 29 Februari 2019
˗ Foto Copy Berita Acara Klarifikasi kepada pihak-pihak terkait.

Metode Penghitungan Kerugian Keuangan Negara


Berdasarkan pengungkapan fakta dan proses kejadian serta data/bukti-bukti yang
diperoleh. maka metode yang digunakan dalam penghitungan kerugian keuangan
negara atas Program Pengadaan barang dan peralatan PT Barcelona tahun anggran
2019 adalah dengan membandingkan antara jumlah pertanggungjawaban pembayaran /
pengeluaran uang yang dibuat oleh PT Barcelona dengan jumlah yang dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan hasil klarifikasi kepada rekanan dan Berita Acara
Pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia.

Hasil Penghitungan Kerugian Keuangan Negara


Belum ada kerugian dari Negara atas proyek tersebut.

C. Tindak Lanjut Hasil Audit


Tidak ada tindak lanjut penyetoran sampai dengan berakhirnya audit.
Demikian laporan hasil audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
dibuat untuk dapat digunakan sesuai keperluan.

Audit Investigatif | 35
D. Pembahasan Dengan Instansi Penyidik
Terhadap permasalahan ini telah dilakukan pembahasan dengan pihak penyidik pada
tanggal 10 April 2020.

E. Pembahasan Dengan Pimpinan Objek Penugasan


Terhadap permasalahan ini telah dilakukan pembahasan dengan Pimpinan Penyidik
pada tanggal 17 April 2020.

Audit Investigatif | 36

Anda mungkin juga menyukai