Anda di halaman 1dari 11

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

TUGAS RESUME BAB 8 & 9

Disusun oleh :
Dito Ariady Saputra(2101036236)

Dosen pengampu :
Abdurrahman Maulana Yusuf, M. Sc.

UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2022
BAB 8 SISTEM AKUNTANSI PIUTANG

Sistem Akuntansi Piutang


Menurut Mulyadi (2010:16) pengertian sistem akuntansi piutang adalah: Sistem Akuntansi
piutang (Account Receivable system) adalah klaim terhadap pelanggan yang timbul dari
penjualan barang atau jasa secara kredit.

Klasifikasi Piutang
Warren Reeve dan Fess (2009:408) mengklasifikasikan piutang kedalam tiga kategori yaitu
piutang usaha, wesel, tagih, dan piutang lain-lain sebagai berikut :
• Piutang Usaha
Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak
produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang menciptakan
piutang usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang tersebut dicatat
dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya
diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relative pendek, seperti 30 atau
60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar.
• Wesel Tagih
Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah
menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih
dalam setahun. Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca. sebagai aktiva lancar.
Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa
digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan
piutang usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang disebut
piutang dagang (trade receivable)
• Piutang lain-lain
Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini
diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang ini
diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Piutang
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto
(2001:85-87) sebagai berikut :
• Volume Penjualan Kredit
• Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
• Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
• Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan Piutang
• Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan

Perputaran Piutang
• Menurut S.Munawir (2002:75) memberikan keterangan bahwa posisi piutang dan
taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran
piutang tersebut (turn over receivable), yaitu dengan membagi total penjualan kredit
(netto) dengan piutang rata-rata.
• Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:90) menyatakan bahwa tingkat
perputaran piutang (receivable turn over) dapat diketahui dengan membagi jumlah
credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average
receivable)
Dari pengertian yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang
terdii dari dua variabel yaitu total penjualan kredit dan rata-rata piutang.

Resiko Kerugian Piutang


Resiko kerugian piutang menurut S.Munawir terdiri dari beberapa macam yaitu :
• Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)
• Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang
• Resiko keterlambatan pelunasan piutang
• Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang

Proedur Penerimaan Kas dari Piutang


Prosedur yang membentuk penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan menurut
Mulyadi (2008:4) adalah sebagai berikut:
• Bagian penagihan memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada
bagian penagihan.
• Bagian penagihan mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan
perusahaan, untuk melakukan penagihan kepada debitur.
• Bagian pengihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur.
• Bagian penagihan menyerahkan cek kebagian kasa.
• Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk
kepentingan kepada Bagian piutang untuk kepentingan posting kedalam kartu
piutang.
• bagian kasa mengirimkan kuitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur.
• Bagian kasa menyetor cek kebank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan
endorsement oleh pejabat yang berwenang.
• Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut kebank debitur.
Dokumen yang digunakan
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang menurut
Mulyadi (2008:258) adalah :
• Faktur Penjualan.
Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.
• Bukti kas masuk
Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan
berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.
• Memo kredit
Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencacatan retur
penjualan.
• Bukti memorial (journal voucher)
Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi kedalam
jurnal umum.

Catatan Akuntansi yang digunakan


Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang
menurut Mulyadi (2008:260) :
• Jurnal penjualan
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat
timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.
• Jurnal retur penjualan
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akutansi ini digunakan untuk mencatat
berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan.
• Jurnal umum
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat
berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak tertagih.
• Jurnal penerimaan kas
Dalam prosedur pencatatan piutang, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat
berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
• Kartu Piutang
Cacatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada
setiap debitur.

Metode Pencatatan piutang


Menurut mulyadi (2008:261) pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari
metode berikut ini :
• Metode Konvensional
Dalam mettode ini posting ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang
dicatat dalam jurnal
• Metode Posting Langsung
Metode posting langsung ke dalam kartu piutang dibagi menjadi dua golongan
berikut ini :
• Metode Posting Harian
o posting langsung ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan
o Posting langsung ke dalam kartu piutang dan pernyataan piutang dengan
kartu piutang sebagai tembusannya atau tembusan lembar kedua berfungsi
sebagai kartu piutang.

• Metode Posting Periodik


Posting Ditunda
o Dalam keadaan tertentu posting ke dalam kartu piutang akan lebih praktis bila
dilakukan sekaligus setelah faktur terkumpul dalam jumlah yang banyak.
• Metode penagihan bersiklus
Dalam metode ini, selama sebulan, media disortasi dan diarsipkan menurut nama
pelanggan. Pada akhir bulan dilakukan kegiatan posting yang meliputi:
posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut ke dalam pernyataan
piutang dan kartu piutang, (2) menghitung dan mencatat saldo setiap kartu piutang.
• Metode pencatatan tanpa buku piutang
arsip faktur penjualan ini berfungsi sebagai catatan piutang pada saat diterima
pembayarannya, ada dua cara yang dapat ditempuh:
o Jika pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur
penjualan, faktur yang bersangkutan diambil dari arsip faktur yang belum
dibayar (unpload invoice file) dan di cap “lunas”, kemudian dipindahkan ke
dalam arsip faktur yang telah dibayar (paid invoice file).
o Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalam faktur, jumlah kas
yang diterima dan sisa yang delum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur
tersebut. Kemudian dibuat faktur tiruan yang berisi informasi yang sama
dengan faktur aslinya, faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam arsip
faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali dalam arsip faktur
yang belum dibayar.
• Metode pencatatan piutang dengan komputer
Pada sistem akuntansi komputer umumnya menyerahkan tugas tersebut kepada
komputer sehingga bagian piutang cukup melakukan verifikasi untuk menjamin
validasi catatan yang dilakukan komputer

Penilaian Piutang
Dalam hubungannya dengan piutang, piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan
dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. tertagih. Jumlah piutang yang
diharapkan akan ditagih dihitung dengan mengurangkan jumlah yang diperkirakan akan
tidak dapat ditagih jumlah piutang. Karena neraca itu disusun setiap akhir periode, maka
setiap akhir tahun perlu dihitung jumlah kerugian dari piutang.
6

BAB 9 Sistem Akuntansi Pembelian

Sistem Akuntansi Pembelian


Sistem akuntansi pembelian menurut Mulyadi (2016:242) digunakan dalam suatu
perusahaan, guna untuk mengatur dalam kegiatan pengadaan barang yang dibutuhkan oleh
perusahaan untuk menjalankan kegiatan pokok perusahaan. Pada sistem informasi akuntansi
pembelian, terdapat fungsi-fungsi yang saling terkait, jaringan prosedur yang membentuk
sistem itu sendiri, dokumen-dokumen yang digunakan, pengendalian internal terhadap
sistem dan bagan alir dokumen atau flowchart.

Fungsi yang Terkait dengan Sistem Akuntansi Pembelian


Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian menurut Mulyadi (2016: 244)
sebagai berikut:
• Fungsi Gudang
Fungsi gudang memiliki tanggung jawab dalam membuat dan mengajukan surat
permintaan pembelian jika persediaan di gudang mencapai jumlah minimum.
• Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian memiliki tanggung jawab untuk mendapatkan informasi terbaru
mengenai harga barang dari pemasok yang dipilih.
• Fungsi Penerimaan
• Fungsi penerimaan barang dagang memiliki wewenang dalam menerima barang dan
melakukan pemeriksaan terhadap barang-barang yang telah diterima dari pemasok
seperti jenis, jumlah maupun kualitas barang.
• Fungsi Akuntansi
Pada sistem akuntansi pembelian, Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam fungsi
pencatatan persediaan dan fungsi pencatatan utang.

Dokumen yang Digunakan


Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian menurut Mulyadi (2016:246)
adalah:
• Surat Permintaan Pembelian
Dokumen surat permintaan pembelian merupakan formulir yang diisi oleh fungsi
gudang kemudian diserahkan kepada fungsi pembelian untuk melakukan permintaan
pembelian barang kepada pemasok.
• Surat Permintaan Penawaran Harga
Surat permintaan penawaran harga yaitu surat yang dibuat untuk meminta penawaran
harga kepada pemasok
• Surat Order Pembelian
Surat order pembelian diotorisasi oleh bagian pembelian apabila akan melakukan
pembelian barang kepada pemasok
7

• Laporan Penerimaan Barang


Fungsi penerimaan barang memiliki tanggung jawab dalam membuat laporan
penerimaan barang untuk menunjukkan barang yang telah diterima sudah sesuai
dengan surat order pembelian.
• Surat Perubahan Order Pembelian
Surat perubahan order pembelian dibuat jika terjadi perubahan terhadap isi surat
order pembelian sebelumnya seperti perubahan pada kuantitas, spesifikasi, dan
jadwal penyerahan barang.

Unsur Pengendalian Internal Terhadap Sistem Pembelian


Unsur pokok sistem pengendalian menurut Mulyadi (2016:256) sebagai berikut:
• Organisasi
o Pemisahan fungsi pembelian dan fungsi Penerimaan
o Pemisahan fungsi pembelian dengan fungsi akuntansi
o Pemisahan fungsi penerimaan dengan fungsi penyimpanan
o Pelaksanaan transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang

• Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan


o Fungsi gudang mengotorisasi surat permintaan pembelian untuk barang yang
tersimpan dalam gudang sedangkan untuk barang yang langsung dipakai akan
diotorisasi oleh fungsi pemakai barang.
o Fungsi pembelian atau pejabat tertinggi mengotorisasi surat order pembelian.
o Fungsi penerimaan mengotorisasi laporan penerimaan barang.

• Praktik yang Sehat


o Fungsi pembelian akan memberikan tembusan surat order pembelian kepada
fungsi penerimaan, sebagai dasar pemeriksaan terhadap barang yang telah
diterima.
o Fungsi pembelian memberikan tembusan surat order pembelian kepada fungsi
penerimaan untuk menghitung dan memeriksa barang.
o Pembayaran yang dilakukan kepada pemasok berdasarkan syarat pembayaran
faktur untuk mencegah hilangnya mendapatkan potongan pembelian.

Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart) Sistem Akuntansi Pembelian


Bagan alir dokumen merupakan suatu proses langkah-langkah kerja atau alur kegiatan dalam
sistem informasi akuntansi pembelian persediaan perusahaan dalam bentuk simbol-simbol.
Bagan alir (flowchart) menurut Marshall B. Romney & Paul Jhon Steinbart (2014:67) adalah
suatu teknik dalam menjelaskan data dari sistem informasi akuntansi secara jelas dan ringkas
melalui simbol-simbol.
8

Tabel 2.1 Simbol dan Penjelasan Flowchart

Simbol Nama Penjelasan

Simbol berupa

Input Output

Dokumen Suatu dokumen atau laporan dalam

bentuk kertas atau dokumen.

Simbol yang mengilustrasikan


Dokumen lebih dari
dokumen lebih dari satu dan
satu
terdapat nomor dokumen pada

sudut kanan atas dokumen

Simbol Pemrosesan

Operasi manual Simbol yang menunjukkan Suatu

pemrosesan yang dilakukan secara

manual

Simbol pemrosesan yang

Pemrosesan dengan dilakukan dengan komputerisasi;

komputer biasanya menghasilkan dokumen

dalam bentuk data atau informasi


9

Menyimpan data dalam bentuk file

A/D/N
File dokumen kertas dokumen dalam bentuk kertas;

huruf N untuk menyimpan file

dengan urut nomor. Huruf A untuk

menyimpan dengan urutan

alphabet. Huruf D untuk

menyimpan file berdasarkan

tanggal.

Simbol arus data

dan lain-lain

Suatu arus untuk menunjukkan

Arus dokumen atau aliran dokumen atau proses

pemrosesan

Penghubung suatu proses untuk

Konektor halaman halaman yang sama

Konektor luar- Simbol untuk konektor ke luar

halaman halaman
10

Awalan dan akhiran suatu bagan

Terminal dan digunakan untuk proses ke

bagian pihak luar.

Keputusan Langkah suatu keputusan

Catatan tambahan Satu catatan atau komentar

penjelas suatu alur

Jurnal atau data Jurnal atau buku besar

Sumber : Marshall B Romney 2015


11

Anda mungkin juga menyukai