Anda di halaman 1dari 62

TESIS

ANALISIS MOTIVASI DISIPLIN KERJA DAN KEMAMPUAN


KERJA KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA

Diajukan Oleh

EKAWARNI BONTONG
81603021210102

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
MAKASSAR
2023

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Mutu................................................................... 6

B. Kerangka Pikir....................................................................... 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................... 9

A. Jenis Penelitian....................................................................... 12

B. Sumber Data........................................................................... 12

C. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 13

D. Teknik Analisis Data.............................................................. 15

BAB IV GAMBARAN UMUM HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Objek Pnelitian.......................................... 16

1. Letak Geografis................................................................ 16

2. Keadaan Demografis........................................................ 18

3. Keadaan Iklim.................................................................. 19

4. Peta................................................................................... 20

5. Visi Misi........................................................................... 24

2
6. Struktur Organisasi.......................................................... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden .............................................................. 25

B. Pembahasan............................................................................ 35

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................ 38

B. Saran...................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA………………………………………… 50

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang No.32 Tahun 2004 sebagai pengganti Undang-undang

No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah memberikan warna khusus bagi

penyelenggaraan pemerintahan i wilayah Kota/Kabupaten se Indonesia karena

mempunyai implikasi langsung terhadap kemandirian atas pelaksanaan otonomi

daerah pemerintahan daerah tersebut. Tuntutan akan kebutuhan yang semakin

tinggi sebagai dampak kritis ekonomi global, beban kebutuhan hiup Pegawai

Negeri Sipil semakin tidak terpuaskan. Hal ini berakibat menurunnya motivasi

dan disiplin kerja pegawai dalam melaksanakan tugas. Pemberian kewenangan

yang luas kepada Pemerintah Daerah seperti diamanatkan Undang-undang

No.32 Tahun 2004, membawa konsekuensi tertentu bagi daerah untuk

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Salah satu konsekuensinya yaitu

daerah harus mampu membiayai semua kegiatan pemerintah dan pembangunan

yang menjadi kewenangannya. Sejalan dengan hal ini, Koswara (2000)

menyatakan bahwa daerah otonomi harus memiliki kewenangan dan

kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri. Pengelolaan dan

penggunaan keuangan sendiri harus cukup memadai untuk pembiayaan

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan daerah.

Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi

merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

4
batasan yang kreatif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk

mencapai tujuan (Robbins,2006)

Kinerja pegawai dan tuntutan profesionalisme serta peningkatan mutu

secara terus menerus, menurut semua karyawan/pegawai untuk selalu

memperbaiki kinerja pada semua aspek. Hal ini tentunya di dukung faktor

motivasi, disiplin kerja, dan memiliki kemampuan yang baik dari para

karyawan yang ada. Dengan kinerja yang baik dan terorganisir akan dapat

menambah kepercayaan masyarakat pada pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah.

Menurut Budi Setiawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan merupakan

hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas

berdasarkan standar kerja yan di tentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik

adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan

mendukung tercapainyatujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi

yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal

tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu menganalisis “Analisis Motivasi,

Disiplin Kerja Dan Kemampuan Kerja Kinerja Pegawai Negeri Sipil”

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan dipendahuluan, penulis mengangkat permasalahan

didalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana motivasi kinerja pegawai pada kantor Sekertariat Daerah

5
Kabupaten Toraja Utara?

2. Bagaimana disiplin kerja kinerja pegawai pada kantor Sekertariat Daerah

Kabupaten Toraja Utara?

3. Bagaimana Analisis disiplin pegawai pada kantor Sekertariat Daerah

Kabupaten Toraja Utara?

4. Bagaimana motivasi, disiplin kerja dan kemapuan kerja pegawai pada

kantor Sekertariat Daerah Kabupaten Toraja Utara?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis dan membuktikan motivasi kinerja pegawai pada kantor

Sekertariat Daerah Kabupaten Toraja Utara

2. Menganalisis dan membuktikan disiplin kerja pegawai pada kantor

Sekertariat Daerah Kabupaten Toraja Utara

3. Menganalisis dan membuktikan kemapuan kerja pada kantor Sekertariat

Daerah Kabupaten Toraja Utara

4. Menganalisis dan membuktikan motivasi , disiplin kerja dan kemampuan

kerja pegawai pada kantor Sekertariat Daerah Kabupaten Toraja Utara

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah untuk

memberikan masukkan bagi peningkatan kualitas kerja di lingkungan kantor

Sekertariat Daerah Kabupaten Toraja Utara, terutama:

1. Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan masukkan dalam meningkatkan Kinerja Pegawai

Pemerintah Daerah kabupaten Toraja Utara, khususnya yang berkaitan

6
dengan suatu motivasi, disiplin kerja dan kemampuan kerja.

2. Sebagai pemikiran kepada Sekda Kabupaten Toraja Utara, untuk dapat

dijadikan bahan evaluasi bagi perumusan kebijaksanaan dan keputusan

dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai di lingkungan kantor

Sekertariat Daerah Kabupaten Toraja Utara.

3. Sebagai bahan masukkan bagi pegawai dilingkungan kantor Sekertariat

Daerah Kabupaten Toraja Utara dalam meningkatkan kinerjanya dalam

tugas dan tanggungjawabnya masing-masing

4. Menambah khasanah penelitian dengan fokus penulisan tentang sumber

daya manusia dalam motivasi, disiplin kerja dan kemampuan kerja

terhadap kinerja pegawai sesuai dengan khaidah-khaidah akademik, serta

menjadi sumber informasi bagi penelitian lebih lanjut

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tujuan Pustaka

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu dan seni yang

mengatur hubungan dan peranan pegawai agar efektif dan efisien

membantu terwujudnya tujuan suatu instansi. Manajemen yang mengatur

unsur-unsur ini biasa di sebut kepegawaian ata manajemen personalia

yang di terapkan pada suatu dinas/instansi untuk mencapai tujuan yang di

inginkan.

Menurut Simamora dalam (Sutrisno, 2015) manajemen sumber

daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian,

pemeberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau

kelompok kerja.

2. Analisis kinerja Karyawan/Pegawai

Pengembangan dan kemajuan suatu organisasi tidak dapat

dipungkiri jika faktor kualitas manajemen kinerja memberi pengaruh

sebagai driven force (kekuatan pendorong) yang mampu memberi

pencapaian kearah sana.

Menurut Kasmir (2016) menyebutkan bahwa kinerja merupakan

hasil kerja dan perilaku kerja yang telah dicapai dalam menyelesaikan

tugas-tugas dan tanggungjawab yang diberikan dalam suatu periode

tertentu.

8
Menurut Rivai dan Basri (2017) mengatakan kinerja adalah hasil

atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode

tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan seperti standar hasil kerja, target atau sasaran maupun

kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama.

3. Motivasi

Menurut Malthis (2001) motivasi merupakan hasrat didalam diri

seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan.

Sedangkan Rivai (2004) berpendapat bahwa motivasi serangkaian sikap

dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal spesifik

sesuai dengan tujuan individu. Motivasi adalah kesediaan melakukan

usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang dikondisikan

oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu

(Robins dan Mary, 2005). Motivasi merupakan faktor psikologis yang

menunjukkan minat individu terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut

bertanggungjawab terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan

(Masrukhin dan Waridin,2004). Sedangkan Hasibuan (2004) berpendapat

bahwa motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan

mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias

mencapai hasil yang optimal. Motivasi merupakan sesuatu membuat dan

bertindak atau perilaku dalam cara-cara tertentu ( Armstrong, 1994).

Berdasarkan pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi merupakan

kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, memelihara dan mendorong

9
perilaku manusia.

4. Disiplin Kerja

Menurut Simamora (1997) disiplin adalah prosedur yang

mengoreksi atau menghukum bahawan karena melanggar peraturan dan

prosedur. Disiplin kerja adalahsuatu alat yang digunakan para manager

untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk

mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan

kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan

dan norma-norma sosial yang berlaku (Rivai,2004). Hasibuan (2004)

berpendapat bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan perusahaandan norma-norma sosial

yang berlaku.

5. Pengertian Motivasi

Menurut Fahmi, (2012:143) mengatakan bahwa motivasi adalah

aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan-

kebutuhan yang diinginkan.

Motivasi adalah sebagai dorongan mental yang menggerakkan

perilaku manusia atas dasar kebutuhan. Dalam motivasi, terkandung

adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan

mengarahkan sikap dan perilaku individu. (Basrowi, 2014:65

Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk

melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali

diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang.

10
(Sutrisno,2010:109)

Motivasi adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha

memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan. (Fahmi,2012:143).

Menurut Sutrisno, (2009 :121-122)mengatakan bahwa setiap teori

motivasi berusaha untuk menguraikan apa sebenarnya manusia dan

manusia dapat menjadi seperti apa. Dengan alasan ini, bisa dikatakan

bahwa sebuah teori motivasi mempunyai isi dalam bentuk pandangan

tertentu mengenai manusia. Isi teori motivasi membantu kita memahami

keterlibatan dinamis tempat organisasi beroperasi dengan

menggambarkan manajer dan karyawan saling terlibat dalam organisasi

setiap hari. Teori motivasi ini juga membantu manajer dan karyawan

untuk memecahkan permasalahan yang ada di organisasi.

Tidak ada organisasi yang dapat berhasil tanpa tingkat komitmen

dan usaha tertentu dari para anggotanya. Karena alasan itu, para manajer

dan pakar manajemen selalu merumuskan teori-teori tentang motivasi.

Teori motivasi dikelompokkan dua aspek, yaitu teori kepuasan dan

motivasi proses.

1. Teori Kepuasan

Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor

kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak

dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini memusatkan perhatian

pada faktor- faktor diri orang yang menguatkan, mengarhakan,

mendukung, dan menghentikan perilakunya. Teori ini mencoba

11
menjawab pertanyaan kebutuhan apa yang memuaskan dan mendorong

semangat bekerja seseorang.

Di bawah merupakan siklus yang menunjukkan bahwa kebutuhan

dan pendorong itu adalah keinginan memenuhi kepuasan material

maupun nonmaterial yang diperolehnya dari hasil pekerjaannya.

Jika kebutuhan dan kepuasannya semakin terpenuhi, semangat

bekerjanya pun akan semakin baik pula. Jadi, pada dasarnya teori ini

mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak untuk dapat

memenuhi kebutuhan dan kepuasannya. Semakin tinggin standar

kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, semakin giat orang itu

bekerja. Tinggi atau rendahnya tingkat kebutuhan dan kepuasan yang

ingin dicapai seseorang mencerminkan semangat bekerja orang

tersebut.

a. Abraham H. Maslow dengan Teori Hierarki

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow (dalam Sutrisno,

2009) mengemukakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan

ke dalam lima hierarkhi kebutuhan, sebagai berikut:

1) Kebutuhan fisiologis (Physiological)

Kebutuhan untuk mempertahankan hidup ini disebut juga dengan

kebutuhan psikologis (physiological needs), yaitu kebutuhan untuk

mempertahankan hidup dari kematian. Kebutuhan ini merupakan tingkat

paling dasar yang diperkenalkan oleh Maslow. Kebutuhan paling dasar ini

berupa kebutuhan akan makan, minum, perumahan, pakaian, yang harus

12
dipenuhi oleh seseorang dalam upayanya untuk mempertahankan diri dari

kelaparan, kehausan, kedinginan, kepanasan, dan sebagainya. Keinginan

untuk memenuhi kebutuhantersebutlah yang mendorong orang untuk

mengerjakan suatu pekerjaan, karena dengan bekerja itu ia mendapat

imbalan (uang, materi) yang akan digunakan untuk pemenuhan

kebutuhannya tadi.

2) KebutuhanRasaAman(Safety)

Menurut maslow, setelah kebutuhan tingkat dasar terpenuhi, maka

seseorang berusaha memenuhi kebutuhannya yang lebih tinggi, yaitu

kebutuhan akan rasa aman dan keselamtan. Kebutuhan ini akan dirasakan

mendesak setelah kebutuhan pertama terpenuhi. Dari contoh di atas, jelas

bahwa setelah kebutuhan tingkat dasar terpenuhi, seseorang berusaha

memenuhi kebutuhan tingkat lebih atas, yaitu keselamatan dan keamanan

diri dan harta bendanya. Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan

untuk memenuhi kebutuhan dan keamanan ini dapat melalui:

a. Selalu memberikan informasi agar karywan dalam bekerja bersikap

hati- hati dan waspada.

b. Menyeediakan tempat kerja aman dari keruntuhan, kebakaran dan

sebagainya.

c. Memberikan perlindungan asuransi jiwa, terutama bagi karyawan

yang bekerja pada tempat rawan kecelakaan.

d. Memberikan jaminan kepastian kerja, bahwa selama mereka

bekerja dengan baik, maka tidak akan ada di PHK-kan, dan adanya

13
jaminan kepastian pembinaan karier.

3). KebutuhanHubunganSosial(Affiliation)

Kebutuhan sosial yang sering pula disebut dengan sosial needs,

merupakan kebutuhan tingkat ketiga dari maslow. Kebutuhan ini

merupakan kebutuhan untuk hidup bersama dengan orang lain.

Kebutuhan ini hanya dapat terpenuhi bersama masyarakat, karena

memang orang lainlah yang dapat memenuhinya, bukan diri sendiri.

Misalnya : setiap orang normal butuh akan kasih sayang, dicintai,

dihormati, diakui keberadaannyaoleh orang lain. Dalam hidupnya ia ingin

mempunyai teman, mempunyai kenalan, dan merasa tidak enak bila ia

dikucilkan dari pergaulan ramai. Kebutuhan sosial ini meliputi :

a. Kebutuhan untuk disayangi, dicintai, dan diterima oleh orang lain

b. Kebutuhan untuk dihormati oleh orang lain

c. Kebutuhan untuk diikutsertakan dalam pergaulan, dan

d. Kebutuhan untuk berprestasi

4) KebutuhanPengakuan(Esteem)

Setiap orang yang normal membutuhkan adanya penghargaan diri dan

penghargaan prestise diri dari lingkungannya. Semakin tinggi status dan

kedudukan seseorang dalam perusahaan, maka semakin tinggi pula

kebutuhan dan prestise diri yang bersangkutan. Penerapan pengakuan atau

penghargaan diri ini biasanya terlihat dari kebiasaan orang untuk

14
menciptakan simbol- simbol, yang dengan simbol itu kehidupannya dirasa

lebih berharga.

5) KebutuhanAktualisasiDiri(SelfActualization)

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling

tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan puncak ini biasanyaseseorang bertindak

bukan atas dorongan orang lain, tetapi karena kesadaran dan keinginan diri

sendiri. Dalam kondisi ini seseorang ingin memperlihatkan kemampuan

dirinya secara optimal di tempat masing-masing. Hal tersebut terlihat pada

kegiatan pengembangan kapasitas diri melalui berbagai cara, seperti ikut

diskusi, ikut seminar, lokakarya yang sebenarnya keiikutsertaannya itu bukan

didorong oleh ingin dapat pekerjaan, tetapi sesuatu yang berasal dari

dorongan ingin memperlihatkan bahwa ia ingin mengembangkan kapasitas

prestasinya yang optimal. Kebutuhan aktualisasi diri mempunyai ciri-ciri

yang berbeda dengan ciri-ciri kebutuhan yang lain, yaitu :

a. Tidak dapat dipenihi dari luar, karena harus dipenuhi dengan usaha

pribadi itu sendiri

b. Pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri ini biasanya seiring dengan

jenjang karier seseorang, dan tidak semua orang mempunyai

tingkat kebutuhan seperti ini.

Pengujian penelitian terhadap teori Maslow (dalam Sutrisno, 2009)

yang didukung dengan perbedaan antara kebutuhan primer dengan skunder.

Kegagalan penelitian ditunjukkan dengan tidak semua orang dalam

15
pekerjaannya dapat memenuhi kebutuahan skunder. Contoh : manajer tingkat

dalam pekerjaannya hanya dapat memenuhi kebutuhan primer saja.

memandang motivasi manusia sebagai hierarkin dari lima kebutuhan, yang

merentang dari kebutuhan paling dasar kebutuhan fisiologis sampai

kebutuhan paling tinggi yakni aktualisasi diri. Para individu akan dimotivasi

untuk memenuhi kebutuhan apa saja yang prepotent, atau paling kuat

(powerful) bagi mereka pada saat tertentu. Propetensi dari suatu kebutuhan

bergantung kepada situasi terakhir dan pengalaman terakhir individu. Mulai

dengan kebutuhan fisik, yang paling dasar, setiap kebutuhan harus sekurang-

kurangnya sebagian dipenuhi sebelum keinginan individu untuk memuaskan

kebutuhan pada tingkat berikut yang lebih tinggi.

Dasar pemikiran tersebut, diilhami oleh kenyataan bahwa setiap

manusia tidak terlepas dari kebutuhan yang harus dipenuhi, yaitu :

a. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan, yang selalu

menginginkan lebih banyak, terus-menerus, baru berhenti jika

akhir hayatnya tiba.

b. Suatukebutuhanyangtelahdipuaskantidakmenjadialatmotivasibagi

c. pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi

alat motivasi.

Karena manusia dalah makhluk sosial, sudah jelas ia menginginkan

kebutuhan-kebutuhan sosial yang terdiri dari empat aspek, yaitu : kebutuhan

akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan bekerja,

kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa dirinya

16
penting, kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap manusia merasa

dirinya penting, kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak seorang pun

yang menyenangi kegagalan dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.

Menurut Maslow dalam (Sutrisno, 2009), menjelaskan apabila semua

kebutuhan lainnya telah dipenuhi secara memadai, karyawan akan

termotivasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri. Mereka akan mencari

makna dan perkembangan pribadi dalam pekerjaannya, serta secara aktif

mencari tanggung jawab baru.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

berhubungan dengan kepuasan kerja. Kepuasan kerja bersifat mempengaruhi

terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang. Sehingga orang yang relatif puas

dengan satu aspek pekerjaannya dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek

lainnya, karena terdapat hubungan dinamis antara motivasi dengan kepuasan

kerja.

2. Teori Motivasi Proses

Menurut Sutrisno, (2009 :140-144) mengatakan bahwa teori proses ini

berlawanan dengan teori-teori kebutuhan seperti yang diuraikan di atas.

Teori- teori proses memusatkan perhatiannya pada bagaimana motivasi

terjadi. Dengan kata lain, teori proses pada dasarnya berusaha menjawab

pertanyaan bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan

menghentikan perilaku individu agar setiap individu bekerja giat sesuai

dengan keinginan manager. Bila diperhatikan secara mendalam, teori ini

merupakan proses sebab dan akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil

17
apa yang telah diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, akan diperoleh hasil

yang baik untuk hari besok. Jadi, hasil yang dicapai tercermin dalam

bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang, hasil hari ini

merupakan kegiatan hari kemarin.

Ada tiga teori motivasi proses yang lazim dikenal, yaitu teori

harapan, keadilan, dan pengukuhan.

6. Pengertian Kedisiplinan

Disiplin merupakan suatu sikap/perilaku yang pasti diharapkan oleh

setiap pendidik agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan baik di dalam

kelas maupun di luar kelas dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Jika kita berbicara tentang disiplin maka pastilah kita memandang pada

suatu peraturan, organisasi, kerja sama, mematuhi prosedur dan lain-

lain.Namun apakah kita tahu tentang apa disiplin itu sendiri?

Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Inggris Desciple,

discipline, yang artinya penganut atau pengikut.

Ditinjau dari segi tirminologi disiplin menurut para ahli pendidikan

mendefinisikan berbagai pengertian disiplin:

Menurut Suharsimi Arikunto (1980: 114), Disiplin adalah kepatuhan

seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh

adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya tanpa adanya paksaan dari

pihak luar.Menurut Thomas Gordon (1996: 3), Disiplin adalah perilaku dan

tata tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang

diperoleh dari pelatihan yang dilakukan secara terus menerus.

18
7. Tujuan Kedisiplinan

Sebuah aktivitas yang selalu dilakukan pastilah mempunyai suatu

tujuan. Sama halnya dengan sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang.

Orang melakukan sikap disiplin karena ia mempunyai suatu tujuan yang

hendak dicapai setelah ia melakukan sikap tersebut, bertujuan agar siswa

belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi

dirinya dan lingkungannya.

Menurut Bistak Sirait ( 2008: 11) menyatakan bahwa tujuan utama

dari sebuah sikap kedisiplinan adalah untuk mengarahkan anak supaya ia

mampu untuk mengontrol dirinya sendiri. selain itu juga supaya anak dapat

melakukan aktivitas dengan terarah, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dari pendapat tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa tujuan

kewibawaan adalah untuk mengarahkan anak supaya ia mampu untuk

mengontrol dirinya sendiri, dapat melakukan aktivitas dengan terarah belajar

hidup dengan pembiasaan yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya

dan lingkungannya. Sehingga jika pada suatu saat tidak ada pengawasan dari

orang luar, maka ia akan dengan sadar akan selalu berbuat sesuai dengan

norma dan aturan yang berlaku baik tertulis (seperti: Undang-undang, tata

tertib sekolah dan lain-lain) maupun yang tidak tertulis ( seperti norma adat,

norma kesusilaan, norma kesopanan dan lain-lain) yang ada di dalam

masyarakat.

8. Macam-Macam Disiplin

Disiplin menurut Oteng Sutrisno berdasarkan sifatnya dapat dibagi

19
menjadi 2 yaitu:

a. Disiplin Positif

Disiplin positif merupakan suatu sikap dan iklim organisasi yang

setiap anggotanya mematuhi peraturan-peraturan organisasi atas

kemauannya sendiri.Mereka patuh pada tata tertib tersebut karena mereka

memahami,meyakini dan mendukungnya. Selain itu mereka berbuat begitu

karena mereka benar-benar menghendakinya bukan karena takut akan akibat

dari ketidakpatuhannya. Dalam suatu organisasi yang telah menerapkan

disiplin positif, beberapa siswa kadang-kadang melakukan suatu kesalahan

yang melanggar tata tertib.Maka akibat yang ditimbulkan adalah kewajiban

dalam menetapkan suatu hukuman.Akan tetapi hukuman yang diberikan ini

bukanlah bermaksud untuk melukai ,akan tetapi yang sesuai dengan prinsip

disiplin positif,hukuman tersebut diberikan untuk memperbaiki dan

membetulkan.

Disiplin seperti ini sesuai dengan konsepsi pendidikan modern

bahwa agar anak-anak lambat laun dapat mengatur diri dan belajar

bertanggung jawab atas segala perbuatannya dalam mengrjakan sesuatu.

Atau dengan kata lain disiplin positif ini memberikan suatu pandangan

bahwa kebebasan yang mengandung konsekuensi yaitu kebebasan harus

sejalan dengan tanggung jawab.

b. Disiplin Negatif

Yang dimaksud disiplin negatif di sini adalah suatu keadaan disiplin

yang menggunakan hukuman atau ancaman untuk membuat orang-orang

20
mematuhi perintah dan mengikuti peraturan hukuman. Pendekatan pada

disiplin negatif ini adalah menggunakan hukuman pada pelanggaran peraturan

untuk menggerakkan dan menakutkan orang-orang atau siswa lain sehingga

mereka tidak akan berbuat kesalahan yang sama.

Disiplin negatif ini cenderung kepada konsepsi pendidikan lama,yaitu

sumber disiplin adalah otoritas dan kekuasaan guru. Gurulah yang

menentukan dan menilai kelakuan siswa, gurulah yang menentukan peraturan

tentang apa boleh atau tidak boleh dilakukan oleh siswa,tidak ada pilihan lain

selain tunduk pada kemauan guru.Dengan demikian hukuman merupakan

ancaman bagi siswa. Disiplin yang ditegakkan dengan cara seperti ini ternyata

tidak membawa hasil yang memuaskan, karena seorang siswa hanya berada di

sekolah selama 7 jam saja, selebihnya dikembalikan kepada masing-masing

orang tua, selain itu prestasi kerja yang dicapai/diperoleh dikarenakan hanya

karena untuk menghindari hukuman saja bukan karena perasaan yang tulus

ikhlas.

Meskipun disiplin negatif ini mempunyai banyak kekurangan akan

tetapi pada waktu-waktu tertentu tetap diperlukan pula sikap kekuatan dan

kekuasaan apabila memang hanya inilah cara satu- satunya jawaban yang

perlu dilaukan agar tujuan dapat tercapai serta berjalan dengan lancar.

Sedangkan menurut Ali Imron berdasarkan cara membangun sebuah

kedisiplinan maka kedisiplinan dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1) Disipin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian.

Pandangan dalam konsep ini menyatakan bahwa seorang anak

21
dikatakan mempunyai tingkat disiplin yang tinggi manakala seorang anak

tersebut mau menurut saja terhadap perintah dan anjuran seorang guru tanpa

harus menyumbangkan pikiran- pikirannya atau ideidenya. Seorang anak

diharuskan mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki seorang guru dan

tidak boleh membantah.

Dengan demikian maka seorang guru dalam membangun sikap disiplin

seorang anak bebas memberikan tekanan kepada seorang anak.Dengan

demikian anak takut dan terpaksa mengikuti apa yang diinginkan oleh seorang

guru di sekolah agar kedisiplinan itu dapat terwujud.

2) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive.

Pandangan dalam konsep yang kedua ini merupakan pertentangan atau

antitesa dari konsep ototarian,akan tetapi kedua konsep ini sama-sama berada

pada sisi yang ekstrim. Menurut konsep ini seorang anak haruslah diberikan

kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas dan sekolah.

Dengan demikian maka aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan

tidak perlu mengikat pada anak. Dengan kata lain seorang anak dibiarkan

berbuat apa saja sepanjang itu menurutnya baik.

3) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali

atau kebebasan yang bertanggung jawab.

Konsep yang ketiga ini merupakan konvergensi dari konsep otoritarian

dan konsep permissive. Pandangan dalam konsep ini menyatakan bahwa

seorang siswa memang diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk berbuat

apa saja. Akan tetapi seorang anak yang bersangkutan tidak boleh

22
menyalahgunakan kebebasan yang diberikan, karena di dunia ini tidak ada

kebebasan yang mutlak. Sebab dalam melaksanakan kebebasan tersebut ada

batas-batas yang harus diikuti.

Kebebasan yang terkendali ini sering juga dikenal dengan kebebasan

yang terbimbing. Hal ini dikarenakan semua yang dilakukan maka

konsekuensinya haruslah ia tanggung. Terbimbing dalam arti ini adalah

diaksentualisasikan terutama dalam hal yang konstruktif. Sehingga apabila

arah perilaku tersebut berbelok ke hal-hal yang desdruktif, maka dibimbing

kembali ke arah tang konstruktif.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pada penelitian ini adalah Kantor Sekertariat Daerah

Kabupaten Toraja Utara dengan populasi penelitian adalah seluruh pegawai

sebanyak 41 pegawai

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemusatan fokus kepada intisari penelitian

yang akan dilakukan. Menurut Moleong (2006: 92) fokus penelitian

berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan pembahasan terhadap hasil

penelitian untuk mengambil data apa saja yang relevan dengan

permasalahan penelitian. Fokus penelitian ini harus konsisten dengan

permasalahan dan tujuan penelitian yang diterapkan terlebih dahulu

Berdasarkan hal tersebut, peneliti memfokuskan pada motivasi dan

disiplin kerja pegawai pada Sekertariat Daerah Kabupaten Toraja Utara.

C. Metode Penelitian

Menurut Kriyantono (2008:160) mengatakan bahwa Metode

Penelitian adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk

mengumpulkan data yang biasanya dilakukan oleh periset. Metode penelitian

24
yang digunakan dalam penelitian ini adalah, yaitu:

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Yaitu pengumpulan data-data yang diperoleh melalui buku-buku

ilmiah, tulisan, karangan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke objek

penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data yang berhubungan

dengan penelitian.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis Data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Data Kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data non-

numerik. Data ini dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan

fakta dan fenomena yang diamati.

Data kualitatif yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah gambaran

umum tentang analisis motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja

pegawai Sekertariat Daerah Kabupaten Toraja Utara.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

a) Data primer

Informan yang dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa

informan dalam penelitian ini mengetahui secara baik tentang

25
motivasi dan disiplin kerja terhaap kinerja pegawai Sekertariat

Daerah Kabupaten Toraja Utara, peneliti mengambil 20 informan

yang terbagi dalam 9 bagian.

Informan dalam penelitian ini meliputi:

1. Bagian Organisasi

2. Bagian Keuangan

3. Bagian Umum dan Protokoler

4. Bagian Hukum

5. Bagian Kesra

6. Bagian Pemerintahan

7. Bagian Perekonomian

8. Bagian Barjas

9. Bagian

b) Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh untuk mendukung data

primer yang sumbernya dari data yang sudah diperoleh sebelumnya

menjadi seperangkat informasi dalam bentuk dokumen, laporan-laporan,

dan informasi tertulis lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Data

sekunder dalam penelitian ini berupa Dokumen seperti absen pegawai dan

Arsip SKP Pegawai.

c. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan

26
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai

tujuan penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

diterapkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dan informasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan

secara langsung kepada pihak yang bersangkutan dan berkaitan dengan

objek yang akan diteliti. Wawancara merupakan pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi

pendahuluan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam.

Dalam penelitian ini dilakukan wawancara sebagai salah satu

teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka

langsung dengan informan dengan maksud untuk mendapatkan gambaran

lengkap tentang topik yang diteliti, dengan menggunakan metode

wawancara peneliti dapat memperoleh data yang lebih terperinci dan

gambaran jelas mengenai disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di

Sekertariat Daerah Kabupaten Toraja Utara.

27
2. Observasi

Dilakukan dengan cara mengamati secara langsung keadaan dan

kegiatan yang menjadi objek penelitian. Observasi adalahTeknik

pengumpulan data melalui proses pengamatan. Pengamatan difokuskan

pada jenis kegiatan dan peristiwa tertentu yang memberikan informasi

dan pandangan benar-benar berguna

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan sumber-sumber data sekunder yang berhubungan dengan

masalah penelitian yang ada di lokasi penelitian. Dokumen ini dapat

berupa data-data penting yang berkaitan dengan motivasi dan disiplin

kerja terhadap pegawai di Sekertariat Daerah Kabupaten Toraja Utata

28
BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Toraja Utara

1. Letak Geografis

Kabupaten Toraja Utara terletak antara 2°-3° LS dan 119°-

120° BT. Jarak antara Rantepao (ibukota Kabupaten) dengan Kota

Makassar (ibukota Provinsi) 329 km.

Kabupaten Toraja Utara memiliki luas wilayah sebesar 1.151

km2 terdiri dari 21 kecamatan. Luas wilayah kecamatan Baruppu

(162 m2) dan Buntu Pepasan (132 km2) berkontribusi terhadap 1/4 luas

Kabupaten Toraja Utara.

Kabupaten Toraja Utara berbatasan dengan:

 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Provinsi

Sulawesi Barat

 Sebelah selatan dengan Kabupaten Tana Toraja

 Sebelah timur berbatasan dengan daerah Kota Palopo dan

Kabupaten Luwu

 Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Sulawesi Barat

Kabupaten Toraja Utara memiliki 31 Badan/Dinas dan 21

Kecamatan yang terdiri dari 111 Lembang dan 40 Kelurahan.

Kecamatan Rantepao sebagai Ibukota Kabupaten memiliki Lembang

terbanyak, yakni 20 Lembang.

29
2. Keadaan Demografi

Pada akhir tahun 2019, tercatat sebanyak 3.679 Pegawai Negeri Sipil

(PNS) yang bekerja di Pemerintah Daerah Toraja Utara. Sebanyak

2.230 PNS Fungsional Tertentu, 578 PNS Fungsional Umum dan 871

PNS Struktural. Berdasarkan jenis Kelamin, sebanyak 2.026 PNS adalah

perempuan dan 1.653 merupakan PNS laki-laki.

Penduduk Kabupaten Toraja Utara berdasarkan proyeksi penduduk

tahun 2019 ada sebanyak 231.214jiwa dengan rasio jenis kelamin

penduduk laki- laki terhadap penduduk perempuan sebesar 100,18.

Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2018, penduduk

Kabupaten Toraja Utara hasil proyeksi mengalami pertumbuhan sebesar

0,62 persen.

Sementara itu, jumlah penduduk Kabupaten Toraja Utara tahun

2019 hasil registrasi sebanyak 247.157 jiwa dengan rasio jenis kelamin

penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 103,59.

Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2018, penduduk

Kabupaten Toraja Utara hasil registrasi mengalami pertumbuhan sebesar

0,68 persen.

3. Keadaan Iklim

Kabupaten Toraja Utara dan pada umumnya daerah di Sulawesi

Selatan mempunyai dua musim yaitu musim kemara yang terjadi pada

Juni sampai September dan musim hujan pada bulan Desember sampai

30
dengan Maret.

Berdasarkan pengamatan dari Stasium Badan Meteorologi dan

Geofisika (BMG) Rantetayo, di Kabupaten Toraja Utara, rata- rata suhu

udara 22,10 oC. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Oktober yaitu

30,10 oC dan suhu minimum terjadi pada bulan September yaitu 16,50 oC.

4. Peta Toraja Utara

Gambar 4.1 Peta Toraja Utara

5. Visi dan Misi Toraja Utara

a. Visi

Ada pun Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih yaitu :

Terwujudnya Masyarakat Toraja Utara Yang Mandiri, Berbudaya,

dan Berdaya Saing

b. Misi

Adapun Misi Bupati dan Wakil Bupati Toraja Utara yang

terpilih yaitu :

31
1) Menggairahkan Kualitas Pendidikan

2) Meningkatkan Derajat Kesehatan

3) Meningkatkan Daya Saing Pariwisata

4) Reformasi Birokrasi

5) Penguatan Pertumbuhan Ekonomi

6) Meningkatkan Infrastruktur

7) Mewujudkan Kedaulatan Pangan

8) Pembinaan Prestasi Pemuda

9) Pemberdayaan Masyarakat

10) Pengendalian Penyakit Sosial Masyarakat

11) Meningkatkan Kapasitas Lembaga Keagamaan

6. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi

Sekretariat Daerah Kabupaten Toraja Utara

(1) Kedudukan Sekretariat Daerah merupakan unsur staf.

(2) Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu

Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan

Perangkat Daerah.

(3) Untuk melaksanakan tugas pokok dan kewajiban sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Sekretariat Daerah mempunyai fungsi :

a. Penyusunan kebijakan pemerintah daerah,

32
b. Mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah

c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah

daerah,

d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah,

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan tugas dan fungsi.

(4) Susunan Organisasi Sekretariat daerah Kabupaten Karimun terdiri

dari:

a. Sekretariat Daerah:

1. Sekretariat Daerah mempunyai tugas pokok membantu

kepala Daerah dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan

Pemerintahan, Administrasi, organisasi dan tata laksanan

serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh

perangkat daerah.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

angka 1 diatas, Sekretariat daerah mempunyai fungsi sebagai

berikut:

a. Mengoordinasikan perumusan kebijakan pemerintah

daerah.

b. Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan.

c. Pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana

dan sarana pemerinahan.

d. Pelaksnaan tugas lainyang diberikan oleh kepala daerah,

33
sesuai dengan tugas fungsinya.

b. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

1. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai

tugas pokok membantu Sekretaris Daerah dalam

melaksanakan koordinasi, penyusunan kebijakan daerah

dibidang pemerintahan Umum, hubungan masyarakat,

protocol, kesejahteraan dan kemasyarakatan.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

pada angka 1 diatas, asisten pemerintahan dan kesejahteraan

rakyat mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup

tugasnya.

b. Pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah.

a) Bagian Pemerintahan Umum

1) Bagian pemerintahan umum mempunyai

tugaspokok mengoordinasikan da melaksanakan

pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kabupaten,

pemerintahan kecamatan, pemerintahan kelurahan,

desa dan pertanahan.

2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada angka 1, bagian pemerintahan umum

mempunyai fungsi sebagai berikut:

34
a. Mengumpulkan bahan pembinaan koordinasi

penyelengaraan pemerintahan umum yang meliputi

kegiatan dekosentrasi dan tugas pembantuan yang

ditugaskan kepada kabupaten.

b. Mengumpulkan bahan penyusunan rencana program

dan petunjuk teknis pelaksanaan pembinaan dan

penataan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan,

desa dan kelurahan.

c. Mengumpulkan bahan penyusunan rencana program

dan petunjuk teknis pelaksanaan pembinaan dan

penataan penyelenggaraan pemerintahan dibidang

pertanahan yang menjadi kewenangan kabupaten.

d. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang

berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan

kabupaten yang ditugaskan oleh pimpinan.

3) Bagian Pemerintahan Umum, membawahi:

a. Sub Bagian Tata Pemerintahan

b. Sub Bagian Bina Kecamatan, Kelurahan dan Desa

c. Sub Bagian Pertanahan

b) Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol

1) Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol

mempunyai tugas pokok melakukan penyusunan

rencana teknis opersional tentang hubungan

35
masyarakat, pelayanan

informasi bagi masyarakat dan melakukan strategi

komunikasi pemerintahan yang efektif dan efisien.

2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud padaangka 1, bagian hubungan masyarakat

dan protocol mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan hubungan

masyarakat.

b. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan pemberian

informasi kepada masyarakat.

c. Menyusun pedoman teknis pelaksaanaan

komunikasi pemerintahan yang beradayaguna dan

berhasilguna.

d. Melaksanakan koordinasi dengan media informasi

baik cetak maupun elektronik.

e. Menyusun, melaksanakan dan membuat laporan

rencana kegiatan dibidang keprotokolan.

f. Melaksanakan koordinasi dengan satuan kerja

perangkat daerah dan instansi terkait lainnya dalam

menunjang pelaksanaan tugas keprotokolan.

g. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait

lainnya dalam menunjang pelaksanaan tugas

perawakilan

36
h. Melaksanakan penyiapan dan pembinaan personil

keprtokolan.

i. Melaksanakan penyiapan dan pembianaan personil

perwakilan.

j. Melaksanakan kegiatan operasional tugas-tugas

perwakilan untuk memperlancar penyelenggaraan

pemerintahan daerah.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang ditugaskan

oleh pimpinan.

3) Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol,

membawahi:

a. Sub Bagian Publikasi dan Dokumentasi.

b. Sub Bagian Aplikasi dan pengolahan Data.

c. Sub Bagian Protokol, Informasi dan Komunikasi.

c) Bagian Kesejahteraan dan Kemasyarakatan

1) Bagian Kesejateraan dan Kemasyarakatan mempunyai

tugas pokok melaksanakandan mengkoordinasikan

penyusunan program dan pengumpulan data serta

petunjuk tehnis pembinaan dan memantau pemberian

bantuan dan perkembangannya dibidang kesejahteraan

rakyat dan keagamaan.

2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada angka 1, bagian kesejahteraan dan

37
kemasyarakatan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Mengumpulkan bahan penyusunan pedoman dan

petunjuk teknis dibidang kesejateraan rakyat dan

keagamaan.

b. Mengumpulkan dan mengolah data serta

menyiapkan saran dan pertimbangan dalam

peningkatan kesejateraan rakyat dan

keagamaan.Mengumpulkan dan mengolah data serta

menyiapkan bahan penyusunan dan petunjuk tehnis

pembinaan dibidang social dan kemasyarakatan.

c. Mengumpulkan dan mengolah data serta

menyiapkan bahan penyusunan dan petunjuk tehnis

pembinaan dibidang pendidikan dan kesehatan.

d. Mengumpulkan dan mengolah data serta

menyiapkan bahan penyusunan dan petunjuk tehnis

pembinaan dibidang keagamaan.

e. Mengkoordinasikan memonitoring dan

mengevaluasi pelaksanaan pemberian bantuan

dibidang social kemasyarakatan, pendidikan dan

kesehatan serta keagamaan.

f. Melaksanakan tugas kedinasan lain dibidang

kesejahteraan masyarakat dan keagamaan yang

ditugaskan oleh pimpinan.

38
3) Bagian Kesejahteraan dan Kemasyarakatan

membawahi:

a. Sub Bagian Sosial dan Kemasyarakatan.

b. Sub Bagian Pendidikan dan kesehatan

c. Sub Bagian Keagamaan

c. Asisten Perekonomian dan Pembangunan

1. Asisten Perekonomian dan Pembangunan mempunyai tugas

pokok membantu sebagian pelaksanaan tugas sekretaris

daerah lingkup perumusan kebijakan ekonomi dan

pembangunan.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

pada angka 1. Asisten perekonomian dan pembangunan

mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Merumuskan kebijakan tehnis sesuai dengan lingkup

tugasnya.

b. Pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah.

a) Bagian Perekonomian

1) Bagian Perekonomian mempunyai tugas pokok

melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis pembinaan

perekonomian daerah.

39
2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada angka 1. Bagian perekonomian

mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Merencanakan dan menyusun program dibidang

bina produksi dan distribusi, bina usaha jasa serta

sarana dan prasarana.

b. Melaksanakan dan menyusun petunjuk teknis dan

bahan kebijakan dibidang bina produksi dan

distribusi, bina usaha jasa serta sarana dan

prasarana.

c. Melakukan pembinaan produksi dan distribusi, bina

usaha jasa serta sarana dan prasarana

d. Memonitor dan mengevaluasi terhadap

penyelenggaraan bina produksi dan distribusi, bina

usaha jasa serta sarana dan prasarana.

3) Bagian Perekonomian membawahi:

a. Sub Bagian Sarana Perekonomian dan Pembinaan

pengawasan BUMD.

b. Sub Bagian Bina Produksi Daerah.

c. Sub Bagian Ketahanan Ekonomi dan Daerah.

b) Bagian Pembangunan

1) Bagian Pembangunan mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas asisten perekonomian

40
dan pembagunan dibidang pembangunan.

2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada angka 1. Bagian pembangunan

mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Merencanakan dan menyusun program lingkup

administrasi pengendalian program bina fisik dan

prasarana bidang pembangunan.

b. Melaksanakan dan menyusun petunjuk teknis dan

bahan kebijakan dibidang administrasi pengendalian

program, bina fisik dan prasarana bidang

pembangunan.

c. Melaksanakan lingkup administrasi pengendalian

program, bina fisik dan prasarana bidang

pembangunan.

d. Monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaran

penyusunan administrasi pngendalian program, bina

fisik dan prasarana bidang pembangunan.

e. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang ditugaskan

oleh pimpinan.

3) Bagian Pembangunan membawahi:

a. Sub Bagian Bina Program Kerja

b. Sub Bagian Pengendalian, Pembinaan dan Pelaporan

c. Sub Bagian Bina Fisik dan Prasarana.

41
d. Asisten Administrasi Umum

1. Asisten Administrasi Umum mempunyai tugas pokok

melakukan pembinaan dan koordinasi terhadap pelaksanaan

urusan umum, urusan rumah tangga daerah, penataan

perlengkapan daerah, penataan manajemen kepegawaian

sekretariat daerah, penataan

penyusunan pedoman dan petunjuk teknis penyusunan

peraturan perundang-undangan daerah, pembinaan penataan

organisasi perangkat daerah, penataan pengelolaan keuanan

daerah, yang menjadi kewenangan kabupaten dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud

pada angka 1, Asisten Administrasi Umum mempunyai

fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup

tugasnya.

b. Pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan

pemerintah daerah.

a) Bagian Hukum dan Organisasi Tatalaksana

1) Bagian hukum dan tatalaksana mempunyai tugas

pokok melaksanakan penyusunan peraturan perundang-

undangan daerah dan pembinaan penataan organisasi

perangkat daerah yang menjadi kewenangan

42
pemerintah daerah.

2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaiamana

dimaksud pada angka 1, bagian hukum dan organisasi

tatalaksana mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan dalam

rangka penyusunan peraturan perundang-undangan

yang menjadi kewengan daerah.

b. Melaksanakan tertib dokumentasi berbagai

peraturan perundang-undangan yang ada di daerah.

c. Menyusun petunjuk tehnis dan pelaksanaan bantuan

hukum terhadap pejabat daerah yang membutuhkan.

d. Menyusun petunjuk teknis dan pelaksanaan

penyuluhan hukum kepada masyarakat daerah.

e. Penetapan kebijakan pembentukan pengaturan

penyempurnaan dan perubahan kelembagaan

perangkat daerah, penetapan kebijakan harmonisasi

hubungan antar susunan pemerintahan.

f. Penetapan kebijakan ketatalaksanaan perangkat

daerah yang melipti hubungan kerja satuan kerja

perangkat daerah prosedur tetap atau standard

operating prosedur (SOP) serta pembinaan pelayanan

publik.

g. Penetapan kebijakan pengembangan fungsi aparatur

43
meliputi analisis beban kerja, analisa jabatan,

informasi jabatan dan standar kompetensi jabatan

struktural serta penyesuaian dan penetapan standar

pelayanan minimal (SIM).

h. Mengumpulkan dan menyusun bahan dalam

pelayanan perlindungan Hak Asasi manusia (HAM)

bagi masyarakat daerah.

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang ditugaskan

pimpinan.

3) Bagian Hukum dan Organisasi Tatalaksana

membawahi:

a. Sub Bagian Produk Hukum Daerah dan

Dokumentasi Hukum

b. Sub Bagian Organisasi dan Tatalaksana

c. Sub Bagian Bantuan, Penyuluhan Hukum dan

HAM.

b) Bagian Umum

1) Bagian umum mempunyai tugas pokok menyusun

program kebutuhan umum dan rumah tangga, rumah

dinas bupati, membantu sekretariat dalam

melaksanakan tugas pengelolaan teknis administrasi

kepegawaian sekda.

2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

44
dimaksud pada angka 1, bagian umum mempunyai

fungsi sebagai berikut:

a. Menyusun dan membuat laporan rencana program

dibidang tata usaha pimpinan, rumah tangga bupati,

wakil bupati dan perangkat daerah serta dibidang

keprotokolan.

b. Pengendalian dan pembinaan ketatausahaan umum

dan pimpinan meliputi penataan surat masuk dan

pendistribusian keluar.

c. Melaksanakan berbagai urusan rumah tangga yang

meliputi pelayanan angkutan, akomodasi dan

ruangan, rumah jabatan serta pemeliharaan

kebersihan kantor dan pekarangan.

d. Melaksanakan berbagai urusan umum rumah tangga

yang belum dilakukan instansi daerah tertentu.

e. Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka

penyusunan pedoman dan petunjuk teknis

pembinaan kepegawaian di lingkungan sekretariat

daerah.

f. Melaksanakan tertib administrasi kepegawaian

dilingkungan secretariat daerah.

g. Pengendalian, pembinaan dan penatausahaan

perjalanan dinas dilingkungan secretariat daerah.

45
h. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang ditugaskan

pimpinan.

3) Bagian Umum membawahi:

a. Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan

b. Sub Bagian Rumah Tangga

c. Sub Bagian Kepegawaian Setda

c) Bagian Keuangan

1) Bagian keuangan mempunyai tugas pokok

melaksanakan pengumpulan bahan dalam rangka

penyusunan kebijakan teknis operasional dibidang

pengelolaan administasi keuangan daerah yang

menjadi kewenangan daerah.

2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada angka 1. Bagian keuangan mempunyai

fungsi sebagai berikut:

a. Menyusuri kebijakan teknis operasional tentang

pengelolaan keuangan daerah.

b. Menyusun rencana anggaran pemerintah daerah.

c. Melaksanakan tertib pembendaharaan keuangan

daerah.

d. Melaksanakan tertib manajemen kas daerah.

3) Bagian keuangan membawahi:

46
a. Sub Bagian Anggaran

b. Sub Bagian Pembendaharaan dan Kas Daerah

c. Sub Bagian Pembukuan

d) Bagian Perlengkapan

1) Bagian perlengkapan mempunyai tugas pokok

menyusun programdan kebijakan teknis operasional

dalam rangka pelaksanaan pengelolaan barang daerah.

2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada angka 1, bagian perlengkapan

mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Menyusun, melaksanakan dan membuat laporan

rencana program dibidang pengeloaan barang

daerah.

b. Mengumpulkan bahan penyusunan perencanaan

kebutuhan barang.

c. Menentukan kebutuhan pada perencanaan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan pemenuhan kebutuhan

barang yang dituangkan dalam perkiraan anggaran.

d. Melaksanakan pengadaan penerimaan,

penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta

pengamanan terhadap barang daerah.

e. Melaksanakan perubahan status hukum terhadap

barang daerah.

47
3) Bagian Perlengkapan membawahi:

a. Sub Bagian Analisis kebutuhan dan investasi

b. Sub Bagian Pengadaan Barang

Sub Bagian Pendistribusian dan Aset Daerah

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Salah satu tujuan karakteristik responden adalah memberikan gambaran

objek yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Adapun karakteristik

responden dalam penelitian ini kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis

kelamin, usia, pendidikan, dan masa kerja. Untuk memeperjelas karakteristik

responden tersebut, maka peneliti menyajikannya dalam bentuk tabel sebagai

berikut :

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden

Keterangan Frekuensi Presentasi (%)


Laki-laki 35 70
Perempuan 15 30
Jumlah 50 100 %
Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 50 responden menurut jenis

48
kelamin yang paling banyak yaitu yang berjenis kelamin laki-laki yaitu

sebanyak 35 orang dengan tingkat presentasi 70%. Hal ini mendukung

pendapat (Dagun, 1992 : 2) yang mengatakan bahwa laki-laki lah yang selalu

mendominasi dalam bekerja. Serta (Hogg, 1991) yang mengemukakan bahwa

wanita hanya menganggap pekerjaan bukanlah hal yang penting, karena

perempuan masih dihadapkan pada tuntutan tradisional yang lebuh besar yaitu

menjadi istri dan ibu rumah tangga.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


Tabel 5.2 Usia Responden

Keterangan Frekuensi Presentasi (%)


21-30 tahun 25 50
31-40 tahun 15 30
41-45 tahun 10 20
Jumlah 50 100 %
Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah pegawai terbanyak

yaitu pegawai dengan kisaran usia antara 21-30 tahun sebanyak 25 orang.

Pada kisaran usia tersebut, seseorang memiliki tingkat kematangan yang

baik serta perilaku terhadap lingkungan kerja lebih stabil. (Sopiah, 2008)

mengungkapkan bahwa umur menentukan perilaku seorang individu,

kemampuan orang bekerja, dan kemampuan merespon stimulus yang

dilancarkan individu atau pihak lain.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tabel 5.3 Pendidikan Responden

Keterangan Frekuensi Presentasi (%)


SMA 7 14

49
S1 38 76
S2 5 10
Jumlah 50 100 %
Sumber: Data primer yang diolah.

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah karyawan terbanyak

yaitu pegawai dengan tingkat pendidikan S1 (Strata 1) sebanyak 38

orang. Hal Ini menunjukkan bahwa pegawai secretariat daerah

Kabupaten Toraja Utara sebagian besar memiliki pendidikan tinggi. Ini

disebabkan karena pada dasarnya pegawai secretariat daerah Kabupaten

Toraja Utara membutuhkan karyawan dengan pendidikan tinggi, karena

peran pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dapat

membina manusia menjadi tenaga yang produktif. Selain itu

pendidikanlah yang berperan dalam membentuk kepribadian individu.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja


Tabel 5.4 Masa Kerja Responden

Keterangan Frekuensi Presentasi (%)


1-5 tahun 10 40
6-10 tahun 21 42
11-15 tahun 19 18
Jumlah 50 100 %
Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah karyawan terbanyak

yaitu karyawan dengan masa kerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 21 orang.

Masa kerja menunjukkan hubungan positif terhadap kinerja

seseorang. Semakin lama seseorang bekerja di suatu

organisasi/perusahaan, maka tingkat prestasi individu akan semakin

50
meningkat yang dibuktikan dengan tingginya tingkat pelayanan dan akan

berdampak kepada kinerja dan tingkat keuntungan organisasi yang

menjadi lebih baik.

B. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 50

responden pegawai secretariat daerah Kabupaten Toraja Utara melalui

penyebaran kuesioner, untuk mendapatkan kecenderungan jawaban

responden terhadap jawaban masing-masing variabel akan didasarkan pada

rentang skor jawaban sebagaimana pada lampiran.

Tabel 5.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel


Motivasi Kerja

Skor
No Pernyataan SS S TS STS Jumlah
1 X1.1 9 41 - - 50
2 X1.2 12 36 2 - 50
3 X1.3 12 38 - - 50
4 X1.4 11 39 - - 50
5 X1.5 14 36 - - 50
6 X1.6 4 46 - - 50
7 X1.7 13 37 - - 50
8 X1.8 13 37 - - 50
9 X1.9 12 38 - - 50
10 X1.10 16 34 - - 50
11 X1.11 20 28 2 - 50
12 X1.12 14 36 - - 50
13 X1.13 9 41 - - 50
14 X1.14 10 37 3 - 50
15 X1.15 7 40 3 - 50
16 X1.16 13 36 1 - 50

51
Sumber: Data primer yang diolah

Tanggapan responden sebagaimana tabel diatas menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju pada variabel

motivasi kerja. Hal ini terjadi pada seluruh butir pernyataan dimana

sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju dan diurutan kedua

tanggapan responden adalah sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

motivasi kerja adalah hal yang penting untuk diperhatikan dalam sebuah

organisasi/perusahaan. Seperti yang dikatakan (Smith dan Wakeley Moch

As’ad, 1999 : 47) bahwa seseorang didorong untuk beraktivitas karena dia

berharap bahwa hal ini akan membawa pada keadaan yang lebih memuaskan

dari pada keadaaan sekarang.

Tabel 5.6 Tanggapan Responden Terhadap Variabel


Disiplin Kerja

Skor
No Pernyataan SS S TS STS Jumlah
1 X1.1 - 50 - - 50
2 X1.2 - 50 - - 50
3 X1.3 - 50 - - 50
4 X1.4 - 50 - - 50
5 X1.5 - 50 - - 50
6 X1.6 - 50 - - 50
7 X1.7 - 50 - - 50
8 X1.8 - 50 - - 50
9 X1.9 - 50 - - 50
10 X1.10 - 50 - - 50
11 X1.11 - 50 - - 50
12 X1.12 - 50 - - 50
13 X1.13 - 50 - - 50

52
14 X1.14 50 - - - 50
15 X1.15 - 50 - - 50
16 X1.16 - 50 - - 50
17 X1.17 - 50 - - 50
18 X1.18 - 50 - - 50
Sumber: Data primer yang diolah

Tanggapan responden sebagaimana tabel diatas menunjukkan bahwa

hampir keseluruhan responden memberikan tanggapan setuju pada variabel

disiplin kerja, hal ini terjadi pada seluruh butir pernyataan. Hal ini

menunjukkan bahwa disiplin kerja adalah hal yang penting untuk

diperhatikan dalam sebuah organisasi/perusahaan. Untuk mewujudkan suatu

instansi yang memiliki kualitas yang baik, tentunya tidak lepas dari sikap

disiplin yang baik terhadap aturan. Tindakan disiplin sangat diperlukan

dalam instansi, karena tindakan disiplin ini dapat membuat karyawan

bekerja sesuai dengan aturan serta mampu menjadikan manajemen

organisasi dalam instansi menjadi lebih baik dan teratur.

Tabel 5.7 Tanggapan Responden Terhadap Variabel


Kinerja Karyawan

Skor
No Pernyataan SS S TS STS Jumlah
1 X1.1 - 50 - - 50
2 X1.2 - 50 - - 50
3 X1.3 - 50 - - 50
4 X1.4 - 50 - - 50
5 X1.5 - 50 - - 50
6 X1.6 - 50 - - 50
7 X1.7 - 50 - - 50
8 X1.8 - 50 - - 50

53
9 X1.9 - 50 - - 50
10 X1.10 - 50 - - 50
11 X1.11 - 50 - - 50
12 X1.12 - 50 - - 50
13 X1.13 - 50 - - 50
Sumber: Data primer yang diolah, 2016.

Tanggapan responden sebagaimana tabel diatas

menunjukkan bahwa keseluruhan keseluruhan responden

memberikan tanggapan setuju pada variabel kinerja pegawai

secretariat daerah Kabupaten Toraja Utara , hal ini terjadi pada

seluruh butir pernyataan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh

responden setuju terhadap indikator-indikator kinerja karyawan

yaitu kualitas kerja, ketetapan waktu, inisiatif, kemampuan, dan

komunikasi

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis di atas, memberikan beberapa informasi secara rinci

tentang hasil penelitian serta bagaimana pengaruh masing-masing variabel

terhadap variabel lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu

Motivasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) sedangkan variabel dependennya

adalah Kinerja Karyawan (Y). Pengujian hipotesis antar variabel independen

dan variabel dependen dilakukan melalui hasil analisis SPSS 16. Selanjutnya

akan dilakukan pembahasan terhadap masing-masing hipotesis sebagai

berikut:

1. Ada Pengaruh Motivasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) secara simultan

terhadap Kinerja Karyawan (Y)

54
Berdasarkan hasil analisis, variabel Motivasi dan Disiplin Kerja

berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja Perusahaan. Dimana

Motivasi itu sendiri terdiri dari beberapa indikator yaitu kebutuhan, sikap,

kemampuan, pembayaran atau gaji, keamanan pekerjaan, hubungan

sesama pekerja, pujian, dan pekerjaan itu sendiri. Sedangkan disiplin

kerja terdiri dari selalu hadir tepat waktu, selalu mengutamakan

persentase kehadiran, selalu mentaati ketentuan jam kerja, selalu

menggunakan jam kerja dengan efektif dan efisien, memiliki

keterampilan kerja dibidang tugasnya, memiliki semangat kerja yang

tinggi. Secara statistik motivasi dan disiplin kerja dapat berpengaruh

secara simultan terhadap kinerja perusahaan karena nilai signifikan di

bawah 0,05 yaitu 0,000 (sig < 0,05). Hasil ini mengisyaratkan bahwa

motivasi dan disiplin kerja merupakan faktor yang berperan penting yang

menentukan tinggi rendahnya peningkatan kinerja karyawan. Semakin

tinggi motivasi kerja, akan mendorong semakin tingginya kinerja

karyawan. Sebaliknya jika motivasi kerja rendah, maka kinerja karyawan

juga akan mengalami penurunan. Begitupun dengan disiplin kerja,

Semakin tinggi disiplin kerja maka akan mendorong semakin tingginya

kinerja karyawan. Sebaliknya jika disiplin kerja rendah, maka kinerja

karyawan juga akan mengalami penurunan. Sebab seseorang yang merasa

diberikan motivasi dalam bekerja akan merasa nyaman dengan pekerjaan

dan lingkungannya serta akan semangat dalam menyelesaikan

pekerjaannya dan semakin percaya diri dalam bekerja. Hasil dari

55
kesimpulan ini menerima hipotesis 𝐻1 bahwa motivasi (X1) dan disiplin

kerja (X2) berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja karyawan (Y).

Penelitian ini sejalan dengan pernyataan (winardi, 2000 : 312) yang

menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada

seorang individu yang merangsang untuk melakukan tindakan.

Sedangkan menurut (wursanto, 1987 : 132) motivasi adalah dorongan

yang ada dalam diri manusia yang menyebabkan ia melakukan sesuatu.

Adapun menurut (martoyo, 1996 : 154) yang menyatakan bahwa motivasi

kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja

atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Tanpa adanya motivasi,

seorang karyawan tidak dapat memenuhi pekerjaannya sesuai standar

atau melampaui standar karena apa yang menjadi motivasi dalam bekerja

tidak terpenuhi. Selain itu penelitian ini juga mendukung pernyataan

(nitisemito, 1991 : 36) yang menyatakan bahwa disiplin merupakan

tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi

memenuhi tuntutan berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh karyawan.

Adapun Disiplin Kerja menurut (wursanto, 1987 : 147) adalah suatu sikap

ketaatan seseorang terhadap aturan/ketentuan yang berlaku dalam

organisasi, yaitu menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar

keinsafan bukan unsur paksaan. Sedangkan menurut (the liang gie, 1981 :

96) disiplin kerja diartikan sebagai suatu keadaan tertib dimana orang-

orang tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan yang telah

ditetapkan dengan senang hati oleh orang/sekelompok orang. Hal

56
demikian membuktikan bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh terhadap

kinerja karyawan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Clif Yosias Weldy Suoth penelitiannya menguji tentang

Pengaruh motivasi dan disiplin kerja pegawai dalam peningkatan kinerja

pegawai di kantor kelurahan paniki kecamatan Mapanget kota manado

temuannya menunjukkan bahwa motivasi dan disiplin kerja berpengaruh

terhadap kinerja karyawan.

2. Variabel Disiplin Kerja (X2) dominan berpengaruh terhadap Kinerja

Karyawan (Y)

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pada nilai t

hitung variabel (X2) = 9.590 > t hitung variabel (X1) = 6.528, maka

dapat disimpulkan bahwa variabel disiplin kerja (X2) lebih dominan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan (y). Hal ini menjelaskan

bahwa apabila seseorang/karyawan telah disiplin dalam pekerjaannya

artinya mereka telah mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi

tanggung jawabnya dalam perusahaan tersebut. Mereka dengan

sendirinya akan mentaati jam kerja yang diberlakukan oleh

perusahaan, dengan begitu mereka akan hadir tepat waktu,

mengerjakan tugas yang dibebankan padanya dengan tepat waktu dan

sesuai dengan aturan yang ada serta tidak akan mengeluh dengan

pekerjaannya. Bahkan mereka dapat memberikan ide-ide baru untuk

meningkatkan hasil kerjanya. Hal-hal tersebutlah yang lebih

meningkatkan kinerja karyawan pada suatu perusahaan, yaitu adanya

57
kesadaran dalam diri karyawan tentang tanggung jawabnya pada

suatu perusahaan yang tercermin pada sikap disiplinnya

Temuan ini sejalan dengan pernyataan (The liang gie, 1981 :

96) yang menyatakan bahwa disiplin merupakan keadaan tertib

dimana orang-orang tergabung dalam organisasi tunduk pada

peraturan yang telah ditetapkan oleh orang/kelompok. (GR. Terry,

1993 : 218) yang mengatakan bahwa disiplin timbul dari diri sendiri

atas dasar kerelaan, kesadaran dan bukan timbul atas dasar paksaan.

Disiplin timbul karena seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya dan

telah menjadi bagian dari organisasi, sehingga orang akan tergugah

hatinya untuk sadar dan secara sukarela mematuhi segala peraturan

yang berlaku. Hal demikian membuktikan bahwa disiplin kerja

memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil dari kesimpulan

ini menerima hipotesis 𝐻2 bahwa disiplin kerja (X2) lebih dominan

berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja karyawan (Y).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yuni kusumodewi, penelitiannya menguji tentang pengaruh motivasi

dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai pada bidang

pengelolaan pendapatan RSUD Dr.Moewardi. Temuannya

menunjukkan bahwa disiplin kerja lebih dominan berpengaruh

terhadap kinerja pegawai bidang pengelolaan pendapatan RSUD

Dr.Moewardi.

58
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peniliti dengan judul

“Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat

Daerah Kabupaten Toraja Utara” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1) Peningkatan kinerja karyawan tidak terlepas dari Motivasi Kerja

(kebutuhan, sikap, kemampuan, pembayaran atau gaji, keamanan

pekerjaan, hubungan sesama pekerja, pujian, dan pekerjaan itu sendiri)

dan disiplin kerja (selalu hadir tepat waktu, selalu mengutamakan

persentase kehadiran, selalu mentaati ketentuan jam kerja, selalu

59
menggunakan jam kerja dengan efektif dan efisien, memiliki keterampilan

kerja dibidang tugasnya, memiliki semangat kerja yang tinggi). Dengan

tingginya motivasi kerja dan disiplin kerja yang dimiliki maka akan lebih

mudah meningkatkan kinerja karyawan.

2) Dari uji hipotesis menunjukkan bahwa motivasi dan disiplin kerja jika di

uji secara simultan akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan, Selain

itu Dari uji hipotesis menunjukkan bahwa disiplin kerja lebih dominan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan pada

penelitian ini, saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini,

yaitu:

1) Bagi lembaga, agar tetap meningkatkan motivasi kerja dan disiplin kerja

karena baik motivasi kerja maupun disiplin kerja berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan.

2) Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi peneliti

selanjutnya. Selain itu, pada penelitian selanjutnya juga perlu

pengembangan pendekatan dan variabel yang berbeda untuk melihat

kinerja karyawan.

60
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. 2015. Metode Penilaian Manajemen (cetakkan ke empat) Bandung: CV


Alfabet

Sutrisno,dkk. 2016. Pengaru Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja


Pegai di Kantor

Satuan Polisi Pamong Praja Kota Semarang. Jurnal Manajemen, Vol.2 No.2

61
Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik) Depok:
PT Rajagrafindo Persada.

Sugiono, 2013. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif”. Alfabeta: Bandung


Agnus , Devianalita. 2020. Pengaruh Motivasi Kerja dan Pengembangan Karier
Terhadap Kinerja Karyawan Unit Shared Service PT. Telkom Akses Area
Riau Dataran. Jurnal Ilmu Administrasi, Vol.7., Edisi II

Farisi, Salman,dkk.2020. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap


Kinerja. JurnalHumaniora. Vol.2, No.4

Purnomo,dkk.2017. Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan (Studi Kasus pada karyawan PT. Pattindo Malang)
Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 48 No.1

Ekhsan, Muhammad. 2019. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja


terhadap Kinerja

Karyawan. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahan. Vol.13 No.1

Utami, Wikan Budi., 2017. Analisa Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi
Kerja Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AAS. Jurnal mIlmiah
Ekonomi Islam, Vol.03 No.1

Arsip Data Pegawai pada Bagian Umum Sekertariat Daerah Kabupaten Toraja
Utara

62

Anda mungkin juga menyukai