Kelompok
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kita dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Sistem Evaluasi Kinerja" tepat pada waktunya.
Sebagai rasa terimakasih atas bantuan dan bimbingan serta dorongan dari semua
pihak, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya Ibu Malihah Ramadhani Rum,
S.Kep, Ners, MARS Selaku Dosen Mata Kuliah ini. Kami sebagai manusia biasa menyadari
bahwa penyusunan dari makalah ini masih belum sempurna dan pastinya ada kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi kebaikan
makalah ini kedepannya. Akhir kata, kami seluruh penyusun berharap agar makalah ini
mampu memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya bagi para pembaca dan di
lingkungan akademis.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................3
A. Pengertian........................................................................................................................3
B. Fungsi...............................................................................................................................6
C. Sasaran.............................................................................................................................7
D. Tujuan..............................................................................................................................9
E. Syarat dan Kriteria...........................................................................................................9
F. Metode...........................................................................................................................12
G. Implikasi Evaluasi Kinerja.............................................................................................14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang
mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, dan memulihkan
kesehatan (UU No 44 tahun 2009). Dalam upaya pemberian pelayanan
kesehatan, rumah sakit didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan agar
rumah sakit dapat beroperasi secara maksimal dalam memberikan pelayanan
kesehatan, salah satunya adalah sumber daya manusia.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting yang ada di
rumah sakit, Betapapun baiknya sumber daya lain yang dimiliki oleh suatu
organisasi; dari segi modal, peralatan dan teknologi, tanpa didukung dengan
sumber daya manusia maka tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi tidak akan
dapat terwujud secara optimal.
SDM di Rumah Sakit adalah semua tenaga yang bekerja di Rumah Sakit
baik tenaga kesehatan maupun tenaga non kesehatan. Sumber daya manusia yang
ada perlu dikelola secara optimal agar kuantitas dan kualitasnya benar-benar
sesuai dengan kebutuhan dan bisa menjadi asset organisasi. Manajemen
sumber daya manusia merupakan sebuah pendekatan yang digunakan dalam
mengelola sumber daya manusia yang ada dalam sebuah organisasi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah daripada makalah ini adalah sebagai berikut ;
1. Apa yang dimaksud dengan system evaluasi kinerja ?
2. Apa fungsi dan tujuan dari evaluasi kinerja?
3. Apa saja syarat dan kriteria evaluasi kinerja?
4. Apa implikasi dari evaluasi kinerja?
1
C. Tujuan
Tuuan dari makalah ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui maksud daripada system evaluasi kinerja ?
2. Mengetahui fungsi dan tujuan dari evaluasi kinerja?
3. Mengetahui syarat dan kriteria evaluasi kinerja?
4. Mengetahui implikasi dari evaluasi kinerja?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Sistem
Menurut Lucas mendefinisikan bahwa sistem sebagai suatu komponen atau
variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain
dan terpadu (Ladjamudin, 2005:3).
Begitupun menurut Davis yang mendefinisikan sistem sebagai bagian-
bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai
beberapa sasaran atau maksud (Wahyono, 2004:3).
Pendefinisian tersebut mempunyai kesamaan arti bahwa sistem merupakan
suatu bagian-bagian yang bergabung atau terorganisir yang saling berhubungan
dan apabila ada salah satu tidak berfungsi, maka salah satu akan terpengaruh
karena bagian-bagian tersebut saling tergantung.
2. Evaluasi
Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal),
pemberian angka (rating)dan penilaian (assessment), kata-kata yang menyatakan
usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang
lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau
manfaat hasil kebijakan” (Dunn, 2003:608)
Pengertian di atas menjelaskan bahwa evaluasi merupakan hasil kebijakan dimana
pada kenyataannya mempunyai nilai dari hasil tujuan atau sasaran kebijakan.
Bagian akhir dari suatu proses kerjaadalah evaluasi kinerja.Evaluasi kinerja
membantu pimpinan untuk mengambil keputusan dalam suatu kebijakan, nilai
yang dihasilkan dari evaluasi membuat suatu kebijan bermanfaat bagipelayanan
publik.Adapun menurut Taliziduhu Ndraha dalam buku Konsep Administrasi dan
Administrasi di Indonesiaberpendapat bahwa evaluasi merupakan proses
perbandingan antara standar dengan fakta dan analisa hasilnya (Ndraha,
1989:201). Kesimpulannya adalah perbandingan antara tujuan yang hendak
dicapai dalam penyelesaian masalah dengan kejadian yang sebenarnya, sehingga
dapat disimpulkan dengan analisa akhir apakah suatu kebijakan harus direvisi atau
dilanjutkan.
Menurut Commonwealth of Australia Department of FinanceEvaluasi biasanya
didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengukur keberhasilanpelaksanaan
3
kebijakan. Secara umum, evaluasi dapat didefinisikan sebagaithesystematic
assessment of the extent to which:
1. Program inputs are used to maximise outputs (efficiency);
2. Program outcomes achieve stated objectives (effectiveness);
3. Program objectives match policies and community needs (appropriateness).
(Commonwealth of Australia Department of Finance, 1989: 1)
Menurut pendapat di atas, evaluasi adalah penilaian secara sistimatis untuk
melihat sejauh mana efisiensi suatu program masukan (input) untuk
memaksimalkan keluaran (output), evaluasi juga digunakan untuk mencapai
tujuan dari program pencapaian hasil atau afaktifitas, dan kesesuaian program
kebijakan dan kebutuhan masyarakat. Evaluasi juga termasuk salah satu kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur keberhasilan suatu kebijakan.
Evaluasi mempunyai karakteristik yang membedakannya dari metode-metode
analisis kebijakan lainnya yaitu:
1. Fokus nilai.Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada
penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan
program.
2. Interdependensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik ”fakta”
maupun “nilai”.
3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau.Tuntutan evaluatif, berbeda
dengan tuntutan-tuntutan advokat, diarahkan pada hasil sekarang dan masa
lalu, ketimbang hasil di masa depan.
4. Dualitas nilai.Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi
mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan
sekaligus cara.(Dunn, 2003:608-609)
5
Berdasarkan pendapat di atas, maka evaluasi kinerja merupakan suatu proses
penilaian kinerja pegawai yang dilakukan untuk melihat tanggung jawab
pekerjaannya setiap hari apakah terjadi peningkatan atau penurunan sehingga
pemimpin bisa memberikan suatu motivasi penunjang untuk melihat kinerja
pegawai kedepannya. Evaluasi harus sering dilakukan agar masalah yang di
hadapi dapat diketahui dan dicari jalan keluar yang baik.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja
adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan
karyawan dan kinerja organisasi. Selain itu, juga untuk menentukan kebutuhan
pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada
karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di masa mendatang
dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan atau
penentuan imbalan.
Evaluasi kinerja dilakukan juga untuk menilai seberapa baik karyawan
bekerja setelah menerima informasi dan berkomunikasi dengan karyawan yang
lain agar pekerjaan sesuai dengan kemauan pimpinan dan kinerja para karyawan
itu sendiri dapat terlihat secara baik oleh pimpinan dan masyarakat selaku penilai.
B. Fungsi
Fungsi evaluasi kinerja yang dikemukakan Wirawan (2009) sebagai
berikut :
C. Sasaran
Sasaran-sasaran evaluasi kinerja Pegawai yang dikemukakan Agus Sunyoto
(1999) dalam bukunya Kualitas Kinerja Pegawai (edisi kelima) sebagai berikut :
7
1. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan
periodik, baik kinerja pegawai maupun kinerja organisasi.
2. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para pegawai melalui audit
keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan
kemampuan dirinya. Atas dasar evaluasi kebutuhan pelatihan itu dapat
menyelenggarakan program pelatihan dengan tepat.
3. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan
tanggung jawab perorangan dan kelompok sehingga untuk periode yang
selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku
yangharus dicapai, sarana dan prasaranan yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja karyawan.
4. Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan kalau
mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dan pimpinannya itu untuk
menyusun suatu proposal mengenai sistem bijak (merit system)dan sistem
promosi lainnya, seperti imbalan (reward system recommendation).
(Sunyoto, 1999:1)
Hal ini berarti bahwa kita harus dapat memimpin orang-orang dalam
melaksanakan kegiatan dan membina mereka sama pentingnya dan sama
berharganya dengan kegiatan organisasi. Jadi, fokusnya adalah kepada kegiatan
bagaimana usaha untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan kinerja dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari. Untuk mencapai itu perlu diubah cara bekerja
sama dan bagaimana melihat atau meninjau kinerja itu sendiri. Dengan demikian
pimpinan dan karyawan yang bertanggung jawab langsung dalam pelaksanaan
evaluasi kinerja harus pula dievaluasi secara periodic
8
D. Tujuan
Evaluasi kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk
mengavaluasi kinerja pegawai secara periodik yang ditentukan oleh organisasi,
adapun tujuan dari evaluasi kinerja menurut (Ivancevich, 1992) antara lain :
9
3. Inisiatif. Berhubungan dengan pemikiran konstruktif dan penuh akal;
berkemampuan dan berintelijensi untuk bertindak atas tanggung jawabnya sendiri.
4. Kekuatan. Berhubungan dengan kekuatan moril yang dimiliki dan digunakan
untuk mencapai hasil.
5. Kepemimpinan. Berhubungan dengan kemampuan untuk mengarahkan, dan
mempengaruhi orang lain dalam tindakan yang tertentu dan dalam menjaga
disiplin.
6. Keberanian moril. Berhubungan dengan sifat mental yang membuat seseorang
untuk melakukan apa yang dikatakan oleh hati nuraninya tanpa takut-takut.
7. Kerjasama. Berhubungan dengan kemampuan untuk bekerja secara serasi dengan
orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
8. Kesetiaan. Berhubungan dengan kesesuaian, kesetiaan, kelanggengan, pengabdian
semua terhadap otoritas yang lebih tinggi.
9. Keteguhan. Berhubungan dengan upaya mempertahankan tujuan atau saran
walaupun ada hambatan.
10. Reaksi terhadap keadaan darurat. Berhubungan dengan kemampuan untuk
bertindak secara masuk akal dalam situasi yang sulit dan tak terduga.
11. Daya tahan. Berhubungan dengan kemampuan untuk bekerja dalam kondisi
apapun.
12. Kerajinan. Berhubungan dengan prestasi kerja dari segi tenaganya.
13. penampilan dan kerapihan diri serta pakaian. Berhubungan dengan harga diri,
kelengkapan seragam, dan kerapihan penampilannya
1. Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu
yang ditentukan.
2. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat
kesesuaian dan kesiapannya.
3. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
keterampilannya.
4. Creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-
tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
10
5. Cooperation, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain sesama
anggota organisasi.
6. Dependability, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
menyelesaikan pekerjaan.
7. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggung jawabnya.
8. Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan,
keramahtamahan dan integritas pribadi.
F. Metode
Metode yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja adalah dengan
menggunakan pendekatan yang berorientasi masa lalu dan masa depan (Mathis dan
Jackson, 2006, p392-399).
1. Metode penilaian kinerja berorientasi masa lalu
Metode penilaian kinerja yang berorientasi masa lalu (past oriented evaluation
methods) dilakukan berdasarkan masa lalu. Dengan mengevaluasi prestasi kinerja di
masa lalu, karyawan dapat memperoleh umpan balik dari upaya-upaya mereka.
Umpan balik ini selanjutnya bisa mengarah kepada perbaikan-perbaikan prestasi.
Teknik-teknik penilaian ini adalah sebagai berikut:
a. Skala peringkat (rating scale)
Penilaian prestasi di mana para penilai diharuskan melakukan suatu penilaian yang
berhubungan dengan hasil kerja karyawan dalam skala-skala tertentu, mulai dari
yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.
b. Daftar pertanyaan
Metode ini menggunakan formulir isian yang menjelaskan beraneka macam
tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu. Penilai hanya perlu memilih
pernyataan yang menggambarkan karakteristik dan hasil kerja karyawan.
c. Metode dengan pilihan terarah
Salah satu sasaran dasar pendekatan pilihan ini adalah untuk mengurangi dan
menyingkirkan kemungkinan berat sebelah penilaian dengan memaksakan suatu
pilihan antara pernyataan-pernyataan deskriptif yang kelihatannya memiliki nilai
yang sama.
d. Metode peristiwa kritis
12
Metode ini merupakan pemilihan yang mendasarkan pada catatan yang dibuat
penilai atas perilaku karyawan yang sangat kritis, seperti sangat baik atau sangat
jelek di dalam melaksanakan pekerjaan.
e. Metode catatan prestasi
Metode ini berkaitan erat dengan metode peristiwa kritis, yaitu catatan
penyempurnaan, yang banyak digunakan oleh professional.
f. Skala peringkat dikaitkan dengan tingkah laku
Metode ini merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja karyawan untuk kurun
waktu tertentu di masa lalu dengan mengaitkan skala peringkat prestasi kerja
dengan perilaku tertentu.
g. Metode peninjauan lapangan
Penilai turun ke lapangan bersama-sama dengan ahli dari SDM. Spesialis SDM
mendapat informasi dari atasan langsung perihal prestasi karyawannya, lalu
mengevaluasi berdasarkan informasi tersebut.
h. Tes dan observasi prestasi kerja
Berdasarkan pertimbangan dan keterbatasan, penilaian prestasi dapat didasarkan
pada tes pengetahuan dan keterampilan, berupa tertulis dan peragaan, syaratnya tes
harus valid dan reliabel.
2. Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan
Metode penilaian kinerja berorientasi masa depan berfokus pada kinerja masa
mendatang dengan mengevaluasi potensi karyawan atau menetapkan sasaran kinerja di
masa mendatang secara bersama-sama antara pimpinan dengan karyawan. Metode
penilaian kinerja berorientasi masa depan mencakup:
a. Penilaian diri sendiri (self appraisal)
Penilaian diri sendiri adalah penilaian yang dilakukan oleh karyawan sendiri
dengan harapan karyawan tersebut dapat lebih mengenal kekuatan dan kelemahan
dirinya sendiri sehingga mampu mengidentifikasi aspek-aspek perilaku kerja yang
perlu diperbaiki pada masa yang akan datang.
b. Manajemen berdasarkan sasaran (management by objective)
Manajemen berdasarkan sasaran merupakan satu bentuk penilaian di mana
karyawan dan penyelia bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-
sasaran pelaksanaan kerja karyawan secara individu di waktu yang akan datang.
c. Implikasi penilaian kinerja individu dengan pendekatan MBO (management by
objective)
13
MBO digunakan untuk menilai kinerja karyawan berdasarkan keberhasilan mereka
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui konsultasi dengan atasan
mereka. Keberhasilan dari penilaian kinerja tergantung pada pendekatan yang
konsisten untuk mendapatkan perbandingan hasil, ukuran, dan standar yang jelas,
selain penilaian harus bebas dari bias.
d. Penilaian dengan psikolog
Penilaian dengan menggunakan psikolog untuk melakukan penilaian potensi-
potensi yang akan datang, bukan kinerja masa lalu.
e. Pusat penilaian
Penilaian ini sebagai suatu bentuk penilaian pekerjaan terstandar yang tertumpu
pada beragam tipe evaluasi dan beragam penilai. Pusat-pusat penilaian sebagai
bentuk standar pekerja yang bertumpu pada tipe-tipe evaluasi dan nilai-nilai ganda.
14
Menurut Wright (2013), karyawan menemukan penilaian lebih berguna
ketika mereka spesifik dan terfokus, terencana dan dipersiapkan dengan baik,
mudah dimengerti dan ketika mereka memiliki lebih banyak keterlibatan dan
kontrol atas proses. Keberhasilan sistem penilaianjuga tergantung pada
persepsikaryawan, untukaspek-aspek pentingdari proses penilaian keadilan
danreaksi mereka. Alhasil, dengan perasaan ketidakpuasan, ketidakadilan dalam
prosesdan ketidakadilan dalam evaluasi, setiap sistem penilaian akan ditakdirkan
untuk gagal (Cardy dan Dobbins, 1994). Skarlicki dan Folger (1997) menunjukkan
bahwaproses penilaian dapat menjadi sumber ketidak puasan yang ekstrim ketika
karyawan percaya system bias, politik atau tidak relevan. Steven et al.(2011)
memberikan perspektif yang lebih lengkap dan terbaik mengenai praktek untuk
penilaian kinerja karyawan dalam organisasi global. Perspektif yang dihasilkan
adalah pelatihan yang memadai harus disediakan untuk parapenilaidanyang dinilai
dalam rangka menghindari banyak kesalahan penilaian yang umum dalam penilaian
kinerja
Secara umum penilaian kinerja karyawan berdampak positif bagi banyak pihak,
berikut ini pihak-pihak yang akan merasakan dampak positif dari sebuah proses
penilaian kinerja:
1. Pihak Karyawan
Adanya proses penilaian kinerja karyawan akan memberikan dampak positif
bagi para karyawan diantaranya adalah munculnya motivasi kerja yang lebih baik,
adanya kejelasan dari standar kerja yang sudah dilakukan, umpan balik terhadap
kinerja yang sudah lalu, pengembangan diri, peluang untuk mendiskusikan berbagai
permasalahan selama menjalankan kerja, peluang berkomunikasi dengan pihak
atasan dan sebagainya. Hal positif akan dirasakan oleh pihak karyawan melalui
adanya proses penilaian kinerja karyawan.
2. Pihak Penilai
Ada banyak positif yang akan didapatkan oleh pihak penilai melalui adanya
upaua penilaian kinerja karyawan. Beberapa diantaranya adalah pihak perusahaan
dapat mengetahui dan menilai kecenderungan kinerja masing-masing karyawan,
upaya peningkatan kepuasan kinerja yang diinginkan oleh pihak perusahaan, upaya
untuk memahami karyawan secara lebih dekat, meningkatkan efektifitas sumber
15
daya manusia sebuah perusahaan, kesempatan bagi pihak atasan untuk menjelaskan
kepada para karyawan apa sebenarnya yang menjadi keinginan pihak perusahaan.
Ada banyak dampak positif lainnya yang akan diperoleh oleh pihak karyawan
maupun pihak perusahaan terhadap adanya proses penilaian kinerja karyaawan
16