Administrasi Puskesmas
Rosalita
10-2008-153
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
BAB 2
ISI
2.1 Evaluasi kesehatan dengan pendekatan sistem
Pengertian Sistem
Sistem dapat memiliki beberapa makna. 3
1. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang
telah ditetapkan (Ryans)
2. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan
yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif
dan efisien (John McManama)
3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu kesatuan
yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan terkait untuk
mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula
4. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan
serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
Jika diperhatikan dalam keempat pengertian sistem ini, tertihat bahwa pengertian sistem secara umum
dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni sebagai suatu wujud dan sebagai suatu metoda.3
1. Sistem sebagai suatu wujud
Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud, apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang
terhimpun dalam sistem tersebut memberikan suatu wujud yang ciri-cirinya dapat dideskripsikan
dengan jelas.
2. Sistem sebagai suatu metoda
Suatu sistem disebut sebagai suatu metoda, apabila bagian atau elemen-elemen yang terhimpun
dalam sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai alat dalam melakukan
pekerjaan administrasi. Pemahaman sistem sebagai suatu metoda berperanan besar dalam membantu
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu sistem. Populer dengan sebutan
pendekatan sistem (system approach) yang pada akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan pada
pekerjaan administrasi.
Unsur Sistem
Lingkungan
Masukan
Proses
Umpan Balik
Keluaran
Dampak
b. Peran Puskesmas
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil dalam hal
pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan
secara mandiri
c. Cara-cara yang ditempuh
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri.
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien dan efektif.
3) Memberikan bantuan teknis
4) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5) Kerjasama lintas sektor
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai
pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan
perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmas melakukan
kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok. Jenis pelayan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya
kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan
pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.
Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah ( Basic Six):
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan
2.3 Program puskesmas
1) KIA
2) KB
3) Usaha Kesehatan Gizi
4) Kesehatan Lingkungan
5) Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular
6) Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaan
7) Penyuluhan kesehatan masyarakat
8) Kesehatan sekolah
9) Kesehatan olah raga
10) Perawatan Kesehatan
11) Masyarakat
12) Kesehatan kerja
13) Kesehatan Gigi dan Mulut
14) Kesehatan jiwa
15) Kesehatan mata
16) Laboratorium sederhana
17) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK
18) Pembinaan pemgobatan tradisional
19) Kesehatan remaja
20) Dana sehat
2.4 SP2TP
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan
pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan
dipuskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang ditetapkan melalui surat keputusan Menteri
Kesehatan RI No.63/Menkes/SK/II/1981.
Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen yang
salingberkaitan, berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu.
Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan pelayanan kesehatanpuskesmas, untuk
menghindari adanya pencatatan dan pelaporan lain yang dapatmemperberat beban kerja
petugas puskesmas
data
denganmenggunakan
ke
jenjang
format
administrasi
yang
telah
berikutnya
ditetapkan
sesuai
kebutuhan
secara
benar,
berkelanjutan, danteratur.
Manfaat Dari Pencatatan Dan Pelaporan
Manfaat pencatatan dan pelaporan antara lain :
Pencatatan
dan
pelaporan
rekapitulasi
kegiatan
tiap
triwulan
adalah
melakukanpencatatan data pada semua kegiatan dalam satu triwulan berjalan dan melaporkandata
tersebut
dalam
bentuk
rekapitulasi
kegiatan
triwulan
kepada
instansi
lingkup
pencatatan
dan
pelaporan,
meliputi
jenis
data
yang
Sarana fisik
Ketenagaan
Kegiatan pokok yang dilakukan di dalam dan di luar gedungData umum meliputi peta wilayah
dan wilayahnya, jumlah desa, dusun/RW, jumlah posyandu dan sasaran program.
Pengelolaan Pencatatan
Semua kegiatan pokok baik didalam maupun diluar gedung puskesmas, puskesmaspembantu, dan bidan
di desa harus dicatat. Untuk memudahkan dapat menggunakanformulir standar yang
telah ditetapkan dalam SP2TP. Jenis formulir standar yang digunakan dalam pencatatan
adalah sebagai berikut :
Kartu ibu
Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan, danriwayat
kehamilan sampai kelahiran.
Kartu anak
Kartu anak adalah alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayananpreventif-promotifkuratif-rehabilitatif yang diberikan kepada balita dan anakprasekolah.
Register
Register merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data kegiatan didalamdan di
luar gedung puskesmas, yang telah dicatat di kartu dan catatan lainnya.Ada beberapa jenis register
sebagai berikut :
1. Nomor indeks pengunjung puskesmas
2. Rawat jalan
3. Register kunjungan
4. Register rawat inap
5. Register KIA dan KB
6. Register kohort ibu dan balita
7. Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi
8. Register penimbangan batita
9. Register imunisasi
10. Register gizi
11.Register kapsul beryodium
12. Register anak sekolah
13. Sensus harian: kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi, dan penyakit
Mekanisme Pencatatan
Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan diluar gedung. Di dalam gedung, loket memegang peranan
penting bagi seorang pasien yang berkunjung pertama kali atau yang melakukan kunjungan
ulang dan dapat Kartu Tanda Pengenal .kemudian pasien disalurkan pada unit pelayanan yang akan
dituju. Apabila diluar gedung pasien dicatat dalam register dengan pelayanan yang diterima.
Mekanisme pencatatan di puskesmas dapat di gambarkan melalui berikut
1. Pengelolaan Pelaporan
Sesuai
dengan
Keputusan
Direktur
Jendral
Pembinaan
Kesehatan
masyarakat
1. Laporan Bulanan
2. Laporan Sentinel
Berikut adalah bentuk laporan sentinel.
Laporan bulan sentinel (LB 1S)
Lapotan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegahdengan
imunisasi (PD31), penyakit infeksi saluran pernafasan akut(ISPA). Dan
diare, menurut umur dan status imunisasi. Puskesmas y a n g m e m u a t L B 1 S
a d a l a h p u s k e s m a s y a n g d i t u n j u k ya i t u s a t u puskesmas dari setiap DATI
II dengan periode laporan bulan serta dilaporkan ke dinas kesehatan DATI II,
Dinas kesehatan DATI I danpusat (Ditjen PPM dan PLP).
Laporan bulanan sentinel (LB 2S)
Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus neonatorum, dan penyakit
akibat kerja. Laporan bulanan sentinel hanya diperuntukkanbagi piskesmas rawat inap.
Laporan ini dilaporkan ke dinas kesehatanDATI I
3. Laporan TahunanLaporan tahunan meliputi :
Alur Laporan
Laporan
Dati
Iidikirimkan
ke
Dinas
Kesehatan
Dati
dan
Kanwil
2. Laporan Tahunan
1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-1
2. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-2
3. Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah, serta dimanfaatkan sebagai bahan untuk umpanbalik,
bimbingan teknis ke p[uskesmas dan tindak lanjut untuk meningkat kinerjaprogram.
4. Hasil rekapitulasi data setiap 3 bualn dibuta dalam rangkap 3 (dalam bentuk
5. soft file) u n t u k d i k i r i m k a n k e d i n a s k e s e h a t a n D a t i I , k a n w i l d e p k e s
P r o v i n s i d a n Departemen Kesehatan
3. Tingkat Dati I
1. Pengolahan dan pemanfaatan data SP@TP di dati I mempergunakan perangkatlunak sama
dengan Dati II
2. Laporan dari dinkes Dati II, diterima oleh dinas kesehatan Dati I dan Kanwil I dalam
bentuk soft file dikompilasi / direkapitulasi.
3. H a s i l r e k a p i t u l a s i d i s a m p a i k a n k e p e n g e l o l a p r o g r a m d a t i I u n t u k
d i o l a h d a n dimanfaatkan serta dilakukan tindak lanjut, bimbingan dan pengendalian.
4. Tingkat Pusat
Hasil olahan yang dilaksanakan Ditjen Binkesmas paling lambat 2 bulan setelahberakhirnya triwulan
tersebut disampaikan kepada pengelola program terkaitdan Pusat Data Kesehatan untuk
dianalisis dan dimanfaatkan sebagai umpanbalik, kemudian dikirimkan ke Kanwil Depkes Provinsi.
dan mengobati penderita rujukan (referral dari Perawat atau Bidan} saja. Akan tetapi
masyarakat biasanya kurang puas bila hanya diperiksa dan diobati seorang Perawat bila di
Puskesmas ada seorang Dokter. Oleh karena itu kiranya waktunya diatur sedemikian rupa
sehingga masyarakat puas dan pekerjaan lain dapat terlaksana dengan baik. Misalnya
pemeriksaan oleh dokter dilakukan pada hari-hari tertentu saja dalam satu minggu,
sedangkan pada hari-hari lain dokter hanya memeriksa rujukan, sehingga masih ada waktu
untuk melakukan tugas-tugas lain. Hal ini perlu diumumkan kepada masyarakat secara
jelas sehingga tidak terjadi salah faham.
Penting kiranya seorang dokter Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan dan
pengobatan penderita, pandangan dan cara berfikir dalam menentukan diagnosa dan
pengobatan tidak semata-mata ditujukan kepada penderita sebagai individu, akan tetapi
pandangan ditujukan kepada keluarga penderita dan dihubungkan pula dengan masyarakat
lingkungan penderita tersebut.
Dalam melaksanakan pemeriksaan dan tindakan pengobatan pergunakanlah semua fasilitas yang
ada dan kemampuan yang dimiliki sebaik-baiknya. Hal ini sangat penting untuk memupuk
kepercayaan masyarakat dan para pejabat di lingkungan kecamatan kepada dokter Puskesmas yang
bersangkutan.
Bilamana ada penderita yang tidak dapat diatasi dengan fasilitas dan kemampuan yang
ada, maka penderita perlu dikirim kepada Rumah Sakit yang-diperkirakan memiliki
kemampuan untuk mengatasi penderita tersebut, tentunya dengan persetujuan penderita
setelah cukup diberi motivasi.
Ilmu pengetahuan terus berkembang, maka perlu kiranya diusahakan kesempatan untuk
mengikuti ceramah klinik yang diselenggarakan oleh I.D.I. bila ada, atau membaca
majalah-majalah bidang klinik maupun dalam bidang kesehatan masyarakat. Bila masih
ada kesempatan untuk melakukan praktek di luar jam kerja tentunya bisa dilakukan tanpa
mengabaikan tugas.
2) Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang manager
- Organisasi dan tatalaksana
Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan
yang
langsung
bertanggung-jawab
dalam
bidang
tehnis
kesehatan
maupun
Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa di dalam wilayah kerja Puskesmas merupakan
bagian integral dari Puskesmas. Puskesmas Pembantu melaksanakan sebagian tugastugas Puskesmas sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitas yang ada dalam
wilayah kerja tertentu yang merupakan sebagian dari wilayah kerja Puskesmas.
Jenis dan jumlah tenaga Puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk setiap
Puskesmas, tetapi disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas daerah yang dicakup
serta keadaan geografis dan perhubungan di wilayah kerjanya.
Namun demikian jumlah tenaga yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan pada
waktu sekarang, maka untuk sementara diadakan pola tenaga yang seragam bagi setiap
Puskesmas INPRES. Yang penting tenaga tersebut bekerja dalam suatu Team, berarti
pekerjaan tenaga yang satu mengisi kekurangan dari tenaga yang lain dan sebaliknya.
Walaupun pekerjaan yang dilakukan berbeda-beda akan tetapi semuanya dengan satu
tujuan, ialah meningkatkan kesehatan dari masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dan
di bawah satu pimpinan, ialah Kepala Puskesmas. Tidak ada pengkotakan struktur
dalam Puskesmas.
Kepala Puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama-sama stafnya
disesuaikan dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang perlu dilakukan.
Dalam hal ini perlu dipertimbangkan pula lokasi pekerjaan dan waktu pekerjaan,
sehingga bisa diadakan pembagian tugas dan giliran kerja yang merata di antara
tenaga-tenaga Puskesmas yang ada dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Pertemuan berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap stafnya (termasuk
Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa) perlu dilakukan secara teratur paling sedikit
sebulan sekali. Buku Pedoman Mini Lokakarya Puskesmas dengan lampirannya
merupakan pedoman untuk penyelenggaraan pertemuan berkala tersebut.
Tujuan pertemuan berkala itu antara lain adalah:
1. Menampung masalah/hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pekerjaan
sehari- hari untuk dipecahkan bersama.
2. Merencanakan bersama kegiatan yang perlu dilakukan dalam bulan berikutnya
atau minggu yang akan datang.
3. Menilai hasil-hasil pekerjaan yang telah dilakukan dalam bulan yang lalu.
4. Meneruskan informasi/instruksi/petunjuk dari atasan untuk diketahui dan
dilaksanakan bersama.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Program pedoman kerja puskesmas jilid II. 1999
2. Kanwil Departemen Kesehatan DKI Jakarta. Stratafikasi Puskesmas 2003.Jakarta : 2003
3. Azwar A. Sistem Kesehatan. Dalam: Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Jakarta:Bina
Rupa Aksara, 1998. h30-34.
4. Departemen Kesehatan RI. Kepmenkes RI No. 1216/ MENKES/ SK/ XI/ 2001 Tentang
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Edisi ke-4, Jakarta:Depkes RI,2005.
5. Yulifah, Rita,dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Salemba Medika: Jakarta.1996.
6. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) Jakarta
: Departemen Kesehatan