Anda di halaman 1dari 19

Problem Based Learning

Administrasi Puskesmas
Rosalita
10-2008-153

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Arjuna Utara, Jakarta
BAB 1
PENDAHULUAN
Definisi Puskesmas menurut Depkes 1991,Suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. UPT
tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan. Pembangunan Kesehatan
maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan. Pertanggung jawaban secara keseluruhan ada
diDinkes dan sebagian ada di Puskesmas. Wilayah Kerja dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau
daerah terpencil.
Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat
menuju terwujudnya Indonesia Sehat
Indikator Kecamatan Sehat:
(1) lingkungan sehat,
(2) perilaku sehat,
(3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
(4) derajat kesehatan penduduk kecamatan
Misi Puskesmas
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan

Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
BAB 2
ISI
2.1 Evaluasi kesehatan dengan pendekatan sistem
Pengertian Sistem
Sistem dapat memiliki beberapa makna. 3
1. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau
struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang
telah ditetapkan (Ryans)
2. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan
yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif
dan efisien (John McManama)
3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu kesatuan
yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan terkait untuk
mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula
4. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan
serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
Jika diperhatikan dalam keempat pengertian sistem ini, tertihat bahwa pengertian sistem secara umum
dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni sebagai suatu wujud dan sebagai suatu metoda.3
1. Sistem sebagai suatu wujud
Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud, apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang
terhimpun dalam sistem tersebut memberikan suatu wujud yang ciri-cirinya dapat dideskripsikan
dengan jelas.
2. Sistem sebagai suatu metoda
Suatu sistem disebut sebagai suatu metoda, apabila bagian atau elemen-elemen yang terhimpun
dalam sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai alat dalam melakukan
pekerjaan administrasi. Pemahaman sistem sebagai suatu metoda berperanan besar dalam membantu
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu sistem. Populer dengan sebutan
pendekatan sistem (system approach) yang pada akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan pada
pekerjaan administrasi.
Unsur Sistem

Unsur-unsur sistem terdiri dari:3


1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan diperlukan untuk
dapat berfungsinya sistem tersebut. Dalam sistem pelayanan kesehatan, masukan terdiri dari
tenaga (man), dana (money), metode (method), sarana/material (material). Pada komponen
masukan, sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah dokter, perawat, tenaga
administrasi dan kader, dana yang tersedia, sarana medis dan non medis, sarana penyuluhan.
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi
untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Dalam sistem pelayanan
kesehatan terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan penilaian (evaluating).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam
sistem. Keluaran dari suatu sistem kesehatan adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan.
4. Umpan Balik (feed back)
Umpan balik adalah kumpulan dari bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem. Dampak yang diinginkan dari
suatu sistem kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan dengan memenuhi need dan
demand.
6. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai
pengaruh besar terhadap sistem.
Keenam unsur sistem ini saling berhubungan dan mempengaruhi.

Lingkungan
Masukan

Proses
Umpan Balik

Keluaran

Dampak

Gambar.2.1 Enam unsur sistem yang saling mempengaruhi


Pendekatan Sistem
Suatu sistem pada dasarnya dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Untuk terbentuknya sistem tersebut, perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa
sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk
mencapai tujuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini diterapkan ketika
menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan
nama pendekatan sistem (sistem approach).3
Terdapat beberapa definisi dari pendekatan sistem, antara lain: 3
a. Penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu rangkaian komponenkomponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu-kesatuan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (L. James Harvey).
b. Strategi yang menggunakan metode analisa, desain dan manajemen untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
c. Penerapan dari cara berpikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan
dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi.
Dalam suatu pendekatan sistem, dua proses utama yang dikerjakan adalah (1) menguraikan sesuatu
untuk mencari masalah dan (2) membentuk sesuatu untuk menyusun jalan keluar.3
Keuntungan dari pendekatan sistem adalah dapat menilai masukan secara efisien, menilai proses
secara efektif, menilai keluaran secara optimal, dan menilai umpan balik secara adekuat. Akan tetapi,
pendekatan sistem memiliki kelemahan, yaitu terjebak pada detail sehingga sulit menarik
kesimpulan.3
Evaluasi Program
Definisi evaluasi menurut The American Public Association adalah suatu proses untuk menentukan
nilai atau jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, sedangkan menurut The Internacional Clearing House on Adolescent Fertility Control for
Population Options, evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan
hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan
pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari
pelaksanaan program. 4

Berdasarkan tujuannya, evaluasi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 4


a. Evaluasi formatif
Ini merupakan jenis evaluasi yang dilakukan pada tahap awal program. Tujuan dari evaluasi
formatif adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai
dengan masalah yang ditemukan, sehingga nantinya dapat menyelesaikan masalah tersebut.
b. Evaluasi promotif
Ini merupakan jenis evaluasi yang dilakukan pada saat program sedang dilaksanakan. Tujuan dari
evaluasi promotif adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan tersebut
telah sesuai dengan rencana atau tidak dan apakah terjadi penyimpangan yang dapat merugikan
tujuan program.
c. Evaluasi sumatif
Ini merupakan jenis evaluasi yang dilaksanakan pada saat program telah selesai. Tujuannya
adalah untuk mengukur keluaran (output) atau dampak (impact) bila memungkinkan. Jenis
evaluasi ini yang dilakukan dalam makalah ini.
Secara umum, langkah-langkah membuat evaluasi program meliputi (1) penetapan indikator dari
unsur keluaran, (2) penetapan tolak ukur dari tiap indikator keluaran, (3) perbandingan pencapaian
masing-masing indikator keluaran program dengan tolak ukurnya, (4) penetapan prioritas masalah, (5)
pembuatan kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan, (6) pengidentifikasian penyebab
masalah, (7) pembuatan alternatif pemecahan masalah, (8) penentuan prioritas cara pemecahan
masalah yang dirangkum dalam kesimpulan dan saran. 4
2.2 Peran dan fungsi puskesmas
Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi
a. Fungsi Pokok
1) Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan
2) Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
3) Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

b. Peran Puskesmas
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil dalam hal
pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan
secara mandiri
c. Cara-cara yang ditempuh

1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri.
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara
efisien dan efektif.
3) Memberikan bantuan teknis
4) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
5) Kerjasama lintas sektor
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten / kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai
pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan
perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmas melakukan
kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok. Jenis pelayan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, namun terdapat upaya
kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan
pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.
Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah ( Basic Six):
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan
2.3 Program puskesmas
1) KIA
2) KB
3) Usaha Kesehatan Gizi
4) Kesehatan Lingkungan
5) Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular
6) Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaan
7) Penyuluhan kesehatan masyarakat

8) Kesehatan sekolah
9) Kesehatan olah raga
10) Perawatan Kesehatan
11) Masyarakat
12) Kesehatan kerja
13) Kesehatan Gigi dan Mulut
14) Kesehatan jiwa
15) Kesehatan mata
16) Laboratorium sederhana
17) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK
18) Pembinaan pemgobatan tradisional
19) Kesehatan remaja
20) Dana sehat
2.4 SP2TP

Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan


pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah
kerja puskesmas. Sistem pelaporan ini ini diharapkan mampu memberikan informasi baik
bagi puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung
manajemen kesehatan.
Pengertian Pencatatan Dan Pelaporan
Pencatatan (recording) dan pelaporan (reporting) berpedoman kepada system
pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Beberapa pengertian dasar dari SP2TP
menurut depkes RI (1992) adalah sebagai berikut :

Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan pencatatan dan
pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan
dipuskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang ditetapkan melalui surat keputusan Menteri
Kesehatan RI No.63/Menkes/SK/II/1981.

Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen yang
salingberkaitan, berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu.

Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan pelayanan kesehatanpuskesmas, untuk
menghindari adanya pencatatan dan pelaporan lain yang dapatmemperberat beban kerja
petugas puskesmas

Tujuan Pencatatan Dan Pelaporan


1. Tujuan UmumSistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) bertujuan
agar semua hasil kegiatan puskesmas (di dalam dan di luar gedung) dapat dicatat
sertadilaporkan ke jenjang selanjutnya sesuai dengan kebutuhan secara benar, berkala,dan
teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.Pengelolaan SP2TP
di kabupaten berau masih terkendala dengan rendahnya kelengkapan dan ketepatan
waktu penyampaian laporan SP2TP ke DinasKesehatan.
2. Tujuan Khusus
Tercatatnya semua data hasil kegiatan puskesmas sesuai kebutuhan secara benar,berkelanjutan, dan
teratur.
Terlaporkannya

data

denganmenggunakan

ke

jenjang

format

administrasi

yang

telah

berikutnya
ditetapkan

sesuai

kebutuhan

secara

benar,

berkelanjutan, danteratur.
Manfaat Dari Pencatatan Dan Pelaporan
Manfaat pencatatan dan pelaporan antara lain :

Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat, provinsi,


dankabupaten/kota

Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangkapengembangan


tenaga kesehatan

Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan

Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil

Batasan Dari Pencatatan Dan Pelaporan


Batasan dari pencatatan dan pelaporan kegiatan adalah sebagai berikut :

Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatanadalah


melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan
dan melaporkan data tersebut kepada instansi yang berwenang beruapalaporan lengkap pelaksanaan
kegiatan dengan menggunakan format yangditetapkan.

Pencatatan

dan

pelaporan

rekapitulasi

kegiatan

tiap

triwulan

adalah

melakukanpencatatan data pada semua kegiatan dalam satu triwulan berjalan dan melaporkandata
tersebut

dalam

bentuk

rekapitulasi

kegiatan

triwulan

kepada

instansi

yangberwenang dengan menggunakan format yang ditetapkan.

Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan setiaptriwulan dan


tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satutriwulan dan satu
tahun berjalan serta melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi data
kegiatan triwulan dan tahunan kepada instansi yang berwenangdengan menggunakan format
yang telah ditetapkan.

Ruang Lingkup Pencatatan dan Pelaporan


Ruang

lingkup

pencatatan

dan

pelaporan,

meliputi

jenis

data

yang

dikumpulkan,dicatat, dan dilaporkan puskesmas. Jenis data tersebut mencakup :

Umum dan demografi

Sarana fisik

Ketenagaan

Kegiatan pokok yang dilakukan di dalam dan di luar gedungData umum meliputi peta wilayah
dan wilayahnya, jumlah desa, dusun/RW, jumlah posyandu dan sasaran program.
Pengelolaan Pencatatan
Semua kegiatan pokok baik didalam maupun diluar gedung puskesmas, puskesmaspembantu, dan bidan
di desa harus dicatat. Untuk memudahkan dapat menggunakanformulir standar yang
telah ditetapkan dalam SP2TP. Jenis formulir standar yang digunakan dalam pencatatan
adalah sebagai berikut :

Rekam kesehatan keluarga (RKK)


Rekam kesehatan keluarga atau yang disebut family folder adalah himpunan kartu-kartu
individu suatu keluarga yang memperoleh pelayanan kesehatan dipuskesmas.Kegunaan dari RKK

adalah untuk mengikuti keadaan kesehatan dan gambaran penyakit di suatu


keluarga.Pengguna RKK diutamakan pada anggota keluarga yang mengidap
salah satupenyakit atau kondisi, misalnya penderita TBC paru, kusta, keluarga resiko
tinggiyaitu ibu hamil resiko tinggi, neonatus resiko tinggi (BBLR), balita
kurang energy kronis (KEK). Dalam pelaksanaannya keluarga yang menggunakan RKK
diberi alat bantu kartutanda pengenal keluarga (KTPK) untuk memudahkan pencarian
berkas pada saat melakukan kunjungan ulang.

Kartu rawat jalan


kartu rawat jalan atau lebih dikenal dengan kartu rekam medik pasien merupakanalat
untuk mencatat identitas dan status pasien rawat jalan yang berkunjung
kepuskesmas.

Kartu indeks penyakit


Kartu indeks penyakit merupakan alat bantu untuk mencatat identitas
pasien,riwayat, dan perkembangan penyakit. Kartu indeks penyakit diperuntukan
khususpenderita penyakit TBC paru dan kusta.

Kartu ibu
Kartu ibu merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan, danriwayat
kehamilan sampai kelahiran.

Kartu anak
Kartu anak adalah alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayananpreventif-promotifkuratif-rehabilitatif yang diberikan kepada balita dan anakprasekolah.

KMS balita, anak sekolah


Merupakan alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan, dan pertumbuhan yangtelah
diperoleh balita dan anak sekolah.

KMS ibu hamil


Merupakan alat untuk mengetahui identitas dan mencatat perkembangankesehatan ibu hamil
dan pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.

KMS usia lanjut


KMS usia lanjut merupakan alat untuk mencatat kesehatan usia
l a n j u t s e c a r a pribadi baik fisik maupun psikososial, dan digunakan untuk memantau
kesehatan,deteksin dini penyakit, dan evaluasi kemajuan kesehatan usia lanjut.

Register
Register merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data kegiatan didalamdan di
luar gedung puskesmas, yang telah dicatat di kartu dan catatan lainnya.Ada beberapa jenis register
sebagai berikut :
1. Nomor indeks pengunjung puskesmas
2. Rawat jalan
3. Register kunjungan
4. Register rawat inap
5. Register KIA dan KB
6. Register kohort ibu dan balita
7. Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi
8. Register penimbangan batita
9. Register imunisasi
10. Register gizi
11.Register kapsul beryodium
12. Register anak sekolah
13. Sensus harian: kunjungan, kegiatan KIA, imunisasi, dan penyakit

Mekanisme Pencatatan
Pencatatan dapat dilakukan di dalam dan diluar gedung. Di dalam gedung, loket memegang peranan
penting bagi seorang pasien yang berkunjung pertama kali atau yang melakukan kunjungan
ulang dan dapat Kartu Tanda Pengenal .kemudian pasien disalurkan pada unit pelayanan yang akan
dituju. Apabila diluar gedung pasien dicatat dalam register dengan pelayanan yang diterima.
Mekanisme pencatatan di puskesmas dapat di gambarkan melalui berikut
1. Pengelolaan Pelaporan
Sesuai

dengan

Keputusan

Direktur

Jendral

Pembinaan

Kesehatan

masyarakat

No.590/BM/DJ/Info/Info/96, pelaporan puskesmas menggunakantahun kalender yaitu dari


bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Formulir pelaporan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan/beban kerja di puskesmas.
Formulir Laporan dari Puskesmas ke Dati II

1. Laporan Bulanan

Data Kesakitan (LB 1)


Data obat-obatan (LB 2)
Data kegiatan gizi, KIA/KB, dan imunisasi termasuk pengamatan penyakit
menular (LB3)

2. Laporan Sentinel
Berikut adalah bentuk laporan sentinel.
Laporan bulan sentinel (LB 1S)
Lapotan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegahdengan
imunisasi (PD31), penyakit infeksi saluran pernafasan akut(ISPA). Dan
diare, menurut umur dan status imunisasi. Puskesmas y a n g m e m u a t L B 1 S
a d a l a h p u s k e s m a s y a n g d i t u n j u k ya i t u s a t u puskesmas dari setiap DATI
II dengan periode laporan bulan serta dilaporkan ke dinas kesehatan DATI II,
Dinas kesehatan DATI I danpusat (Ditjen PPM dan PLP).
Laporan bulanan sentinel (LB 2S)
Dalam laporan ini memuat data KIA, gizi, tetanus neonatorum, dan penyakit
akibat kerja. Laporan bulanan sentinel hanya diperuntukkanbagi piskesmas rawat inap.
Laporan ini dilaporkan ke dinas kesehatanDATI I
3. Laporan TahunanLaporan tahunan meliputi :

Data dasar puskesmas (LT-1)


Data kepegawaian (LT-2)
Data peralatan (LT-3)

Alur Laporan
Laporan

Dati

Iidikirimkan

ke

Dinas

Kesehatan

Dati

dan

Kanwil

DepartemenKesehatan Provinsi serta Pusat (Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat)


dalambentuk rekapitulasi dari laporan SP2TP. Laporan tersebut meliputi :
1.Laporan Triwulan
1.
2.
3.
4.

Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB1


Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB2
Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB3
Hasil entri data / rekapitulasi laporan LB4

2. Laporan Tahunan
1. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-1
2. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-2

3. Hasil entri data / rekapitulasi laporan LT-3


Frekuensi Laporan
1. Laporan Triwulan
Laporan triwulan dikirim paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari triwulanyang
dimaksud (contoh : laporan triwulan pertama tanggal 20 April 2009, makalaporan triwulan
berikutnya adalah tanggal 20 Mei 2009). Laporan ini diberikankepada dinas-dinas terkait di bawah
ini :
1. Kepala Dinas Kesehatan Dati I
2. Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi
3. Depkes RI Cq Ditjen Binkesmas
2. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dikirim paling lambat akhir bulan Februari di tahun berikutnyadan diberikan
kepada dinas-dinas terkait berikut ini
1. Kepala Dinas Kesehatan Dati I
2. Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi
3. Depkes RI Cq Ditjen Binkesmas
Mekanisme Pelaporan
1. Tingkat puskesmas
1. Laporan dari puskesmas pembantu dan bidan di desa disampaikan ke pelaksanakegiatan di
puskesmas
2. Pelaksana pelaksana merekapitulasi yang dicatat baik didalam maupun
diluar gedung serta laporan yang diterima dari puskesmas ppembantu dan bidan di desa.
3. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan dimasukkan ke formulir laporan sebanyakdua
rangkap, untuk disampaikan kepada koordinator SP2TP
4. Hasil rekapitulasi pelaksanaan kegiatan diolah dan dimanfaatkan untuk tindak lanjutyang diperlukan
untuk meningkatkan kinerja kegiatan.
2. Tingkat Dati II
1. 1.Pengolahan data SP2TP di Dati II menggunakan perangkat lunak yang ditetapkanoleh
depkes
2. Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima dinas kesehatan Dati II disampaikankepada pelaksana
SP2TP untuk direkapitulasi / entri data.

3. Hasil rekapitulasi dikoreksi, diolah, serta dimanfaatkan sebagai bahan untuk umpanbalik,
bimbingan teknis ke p[uskesmas dan tindak lanjut untuk meningkat kinerjaprogram.
4. Hasil rekapitulasi data setiap 3 bualn dibuta dalam rangkap 3 (dalam bentuk
5. soft file) u n t u k d i k i r i m k a n k e d i n a s k e s e h a t a n D a t i I , k a n w i l d e p k e s
P r o v i n s i d a n Departemen Kesehatan
3. Tingkat Dati I
1. Pengolahan dan pemanfaatan data SP@TP di dati I mempergunakan perangkatlunak sama
dengan Dati II
2. Laporan dari dinkes Dati II, diterima oleh dinas kesehatan Dati I dan Kanwil I dalam
bentuk soft file dikompilasi / direkapitulasi.
3. H a s i l r e k a p i t u l a s i d i s a m p a i k a n k e p e n g e l o l a p r o g r a m d a t i I u n t u k
d i o l a h d a n dimanfaatkan serta dilakukan tindak lanjut, bimbingan dan pengendalian.
4. Tingkat Pusat
Hasil olahan yang dilaksanakan Ditjen Binkesmas paling lambat 2 bulan setelahberakhirnya triwulan
tersebut disampaikan kepada pengelola program terkaitdan Pusat Data Kesehatan untuk
dianalisis dan dimanfaatkan sebagai umpanbalik, kemudian dikirimkan ke Kanwil Depkes Provinsi.

2.5 Peranan Dokter Puskesmas

1) Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang dokter


Pendapat umum mengenai seorang dokter biasanya ialah seorang yang berilmu untuk
menyembuhkan orang sakit. Demikian pula masyarakat mengharapkan seorang dokter
Kepala Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan orang sakit.
Namun demikian, dalam kenyataan tanggung-jawab seorang dokter Kepala Puskesmas
tidak hanya mengobati orang sakit saja akan tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan
meningkatkan kesehatan dari masyarakat di dalam wilayah kerjanya. Disamping itu ia
berfungsi juga sebagai seorang pemimpin dan seorang manager pula.
Oleh karenanya dalam kegiatan pemeriksaan dan pengobatan penderita sehari-hari pada
waktu- waktu tertentu, dimana dokter Puskesmas sedang melakukan tugas-tugas
manajemen Puskesmas dan tugas-tugas kemasyarakatannya, ia dapat mendelegasikan
wewenangnya kepada seorang Perawat dan seorang Bidan. Dokter Puskesmas memeriksa

dan mengobati penderita rujukan (referral dari Perawat atau Bidan} saja. Akan tetapi
masyarakat biasanya kurang puas bila hanya diperiksa dan diobati seorang Perawat bila di
Puskesmas ada seorang Dokter. Oleh karena itu kiranya waktunya diatur sedemikian rupa
sehingga masyarakat puas dan pekerjaan lain dapat terlaksana dengan baik. Misalnya
pemeriksaan oleh dokter dilakukan pada hari-hari tertentu saja dalam satu minggu,
sedangkan pada hari-hari lain dokter hanya memeriksa rujukan, sehingga masih ada waktu
untuk melakukan tugas-tugas lain. Hal ini perlu diumumkan kepada masyarakat secara
jelas sehingga tidak terjadi salah faham.
Penting kiranya seorang dokter Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan dan
pengobatan penderita, pandangan dan cara berfikir dalam menentukan diagnosa dan
pengobatan tidak semata-mata ditujukan kepada penderita sebagai individu, akan tetapi
pandangan ditujukan kepada keluarga penderita dan dihubungkan pula dengan masyarakat
lingkungan penderita tersebut.
Dalam melaksanakan pemeriksaan dan tindakan pengobatan pergunakanlah semua fasilitas yang
ada dan kemampuan yang dimiliki sebaik-baiknya. Hal ini sangat penting untuk memupuk
kepercayaan masyarakat dan para pejabat di lingkungan kecamatan kepada dokter Puskesmas yang
bersangkutan.
Bilamana ada penderita yang tidak dapat diatasi dengan fasilitas dan kemampuan yang
ada, maka penderita perlu dikirim kepada Rumah Sakit yang-diperkirakan memiliki
kemampuan untuk mengatasi penderita tersebut, tentunya dengan persetujuan penderita
setelah cukup diberi motivasi.
Ilmu pengetahuan terus berkembang, maka perlu kiranya diusahakan kesempatan untuk
mengikuti ceramah klinik yang diselenggarakan oleh I.D.I. bila ada, atau membaca
majalah-majalah bidang klinik maupun dalam bidang kesehatan masyarakat. Bila masih
ada kesempatan untuk melakukan praktek di luar jam kerja tentunya bisa dilakukan tanpa
mengabaikan tugas.
2) Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang manager
- Organisasi dan tatalaksana
Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan
yang

langsung

bertanggung-jawab

dalam

bidang

tehnis

administratif kepada Kepala Dinas Kesehatan Tingkat II (Dokabu).

kesehatan

maupun

Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa di dalam wilayah kerja Puskesmas merupakan
bagian integral dari Puskesmas. Puskesmas Pembantu melaksanakan sebagian tugastugas Puskesmas sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitas yang ada dalam
wilayah kerja tertentu yang merupakan sebagian dari wilayah kerja Puskesmas.
Jenis dan jumlah tenaga Puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk setiap
Puskesmas, tetapi disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas daerah yang dicakup
serta keadaan geografis dan perhubungan di wilayah kerjanya.
Namun demikian jumlah tenaga yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan pada
waktu sekarang, maka untuk sementara diadakan pola tenaga yang seragam bagi setiap
Puskesmas INPRES. Yang penting tenaga tersebut bekerja dalam suatu Team, berarti
pekerjaan tenaga yang satu mengisi kekurangan dari tenaga yang lain dan sebaliknya.
Walaupun pekerjaan yang dilakukan berbeda-beda akan tetapi semuanya dengan satu
tujuan, ialah meningkatkan kesehatan dari masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dan
di bawah satu pimpinan, ialah Kepala Puskesmas. Tidak ada pengkotakan struktur
dalam Puskesmas.
Kepala Puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama-sama stafnya
disesuaikan dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang perlu dilakukan.
Dalam hal ini perlu dipertimbangkan pula lokasi pekerjaan dan waktu pekerjaan,
sehingga bisa diadakan pembagian tugas dan giliran kerja yang merata di antara
tenaga-tenaga Puskesmas yang ada dan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Pertemuan berkala antara Kepala Puskesmas dengan segenap stafnya (termasuk
Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa) perlu dilakukan secara teratur paling sedikit
sebulan sekali. Buku Pedoman Mini Lokakarya Puskesmas dengan lampirannya
merupakan pedoman untuk penyelenggaraan pertemuan berkala tersebut.
Tujuan pertemuan berkala itu antara lain adalah:
1. Menampung masalah/hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pekerjaan
sehari- hari untuk dipecahkan bersama.
2. Merencanakan bersama kegiatan yang perlu dilakukan dalam bulan berikutnya
atau minggu yang akan datang.
3. Menilai hasil-hasil pekerjaan yang telah dilakukan dalam bulan yang lalu.
4. Meneruskan informasi/instruksi/petunjuk dari atasan untuk diketahui dan
dilaksanakan bersama.

- Bimbingan tehnis dan supervisi


Selain pertemuan berkala dengan segenap staf Puskesmas yang dilakukan di
Puskesmas, Kepala Puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan memberi
bimbingan kepada staf Puskesmas secara berkala di tempat mereka bekerja, di
Puskesmas, di Puskesmas Pembantu, di lapangan maupun-di rumah penduduk dalam
rangka kunjungan rumah. Hal ini penting sekali dilakukan secara teratur untuk
memelihara disiplin kerja staf Puskesmas.
Dalam kunjungan ini dimanfaatkan pula untuk meningkatkan sistem rujukan (referral
system) dimana konsultasi dari staf Puskesmas dapat dilakukan di tempat mereka
bekerja, disamping melimpahkan pengetahuan dan ketrampilan kepada staf Puskesmas
yang bersangkutan.
- Hubungan kerja antar instansi Kecamatan
Camat merupakan koordinator dari semua instansi/dinas tingkat Kecamatan. Kepala
Puskesmas bertanggung-jawab secara tehnis kesehatan dan administratif kepada
Dokabu. Hubungan dengan Camat merupakan hubungan koordinasi, namun demikian
tanggung-jawab secara moril dari Kepala Puskesmas terhadap Camat tetap ada.
Hubungan kerjasama yang baik perlu dipupuk antara Puskesmas dengan semua instansi
di tingkat kecamatan. Kepala Puskesmas harus secara aktif mencari hubungan
kerjasama dengan instansi-instansi di tingkat kecamatan. Usaha kesehatan tidak dapat
berjalan sendiri dan perlu kerjasama dengan instansi-instansi lain. Pertemuan berkala
antar instansi tingkat Kecamatan perlu diadakan di bawah koordinasi pak Camat.
3) Dokter Kepala Puskesmas sebagai penggerak pembangunan di wilayah kerjanya
Disamping hubungan langsung antara dokter Kepala Puskesmas dan staf dengan anggota
masyarakat sebagai pengunjung Puskesmas dalam rangka pemeriksaan, pengobatan dan
penyuluhan kesehatan, perlu pula dilakukan hubungan keijasama dengan masyarakat
dalam rangka membantu masyarakat menolong mereka sendiri dalam bidang kesehatan.
Khususnya dengan para pemuka masyarakat dalam rangka memperbaiki nasib mereka
baik dalam ruang lingkup kesehatan maupun dalam hal-hal yang berhubungan dengan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Seringkali masyarakat belum dapat mengenal masalah yang mereka hadapi, dan belum
bisa menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi. Kepala Puskesmas beserta

segenap stafnya bekerjasama dengan instansi-instansi lain di tingkat kecamatan, perlu


memberi bimbingan kepada masyarakat untuk mengenal masalahnya dan menentukan
prioritas masalah yang perlu ditanggulangi sesuai dengan kemampuan swadaya mereka
sendiri.
Untuk itu perlu dilakukan pertemuan-pertemuan baik secara individu dengan pemuka
masyarakat, maupun secara kelompok. Pertemuan ini biasanya dilakukan di luar jam
kerja, sore atau malam. Bilamana diperlukan latihan, maka Kepala Puskesmas dan
segenap stafnya harus dapat melayaninya.
4) Dokter Kepala Puskesmas sebagai tenaga ahli dan pendamping Camat
Program pemerintah pada saat ini baru bisa menempatkan dokter Puskesmas sebagai
seorang sarjana secara merata di kecamatan-kecamatan. Dengan sendirinya harapan dari
seluruh masyarakat kecamatan adalah untuk mendapatkan manfaat dari keahliannya
dalam bidang kesehatan masyarakat maupun pandangan dan cara berfikir yang luas dan
kreatif dari seorang saijana. Maka peranan dokter Puskesmas di kecamatan disamping
sebagai pemimpin Puskesmas, juga merupakan tenaga ahli dan pendamping Camat.

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Program pedoman kerja puskesmas jilid II. 1999
2. Kanwil Departemen Kesehatan DKI Jakarta. Stratafikasi Puskesmas 2003.Jakarta : 2003
3. Azwar A. Sistem Kesehatan. Dalam: Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Jakarta:Bina
Rupa Aksara, 1998. h30-34.
4. Departemen Kesehatan RI. Kepmenkes RI No. 1216/ MENKES/ SK/ XI/ 2001 Tentang
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Edisi ke-4, Jakarta:Depkes RI,2005.
5. Yulifah, Rita,dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Salemba Medika: Jakarta.1996.
6. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) Jakarta
: Departemen Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai