Anda di halaman 1dari 5

2.

2 Pendekatan Sistem dalam Kebijakan Kesehatan


2.2.1 Pendekatan Sistem
Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut
perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga
secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama
berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau
cara kerja sistem ini diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan
administrasi, maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan nama
pendekatan sistem (system approach) (Azwar, 1996).
Pada saat ini batasan tentang pendekatan sistem banyak
macamnya, beberapa yang terpenting adalah:
1. Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan
rasional dalam merancang suatu rangkaian komponen-komponen
yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu kesatuan
tujuan yang telah ditetapkan (L. James Harvey).
2. Pendekatan sistem adalah suatu strategi yang menggunakan metode
analisa, desain dan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien.
3. Pendekatan sistem adalah penerapan dari cara berpikir yang
sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari
suatu masalah atau keadaan yang dihadapi.

Dari batasan tersebut, dapat dipahami bahwa prinsip pokok


pendekatan sistem dalam pekerjaan administratif dapat dimanfaatkan
untuk dua tujuan, yaitu:

1. Untuk membentuk sesuatu sebagai hasil dari pekerjaan administrasi.


2. Untuk menguraikan sesuatu yang telah ada dalam administrasi.
Untuk tujuan ini biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk
menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan
mencari jalan keluar yang sesuai.
Menurut Azwar (1996), keuntungan yang diperoleh apabila
pendekatan sistem ini dilaksanakan antara lain:
1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan
kebutuhan sehingga penghamburan sumber, tata cara dan
kesanggupan yang sifatnya terbatas akan dapat dihindari.
2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran
sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
3. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur
secara lebih cepat dan objektif.
4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.

Jadi berbagai kemungkinan yang tersedia dapat diperhitungkan,


sehingga tidak ada yang luput dari perhatian. Sekalipun demikian bukan
berarti pendekatan sistem tidak mempunyai kelemahan, salah satu
kelemahan yang penting adalah dapat terjebak dalam perhitungan yang
terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan
demikian masalah yang dihadapi tidak akan dapat diselesaikan.

2.2.2 Pendekatan Sistem Kebijakan Kesehatan


Pada hakekatnya, ada 3 (tiga) komponen dalam sistem kesehatan
yang saling berhubungan, yaitu: kebijakan kesehatan itu sendiri (health
policy) para pelaku kebijakan (actors of policy), dan lingkungan
kebijakan (environment of policy). Hal ini dalam Ilmu Kebijakan Publik
dikenal sebagai “segitiga kebijakan”, yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
Pelaku kebijakan adalah seluruh unsur yang terkait dengan proses
lahirnya kebijakan kesehatan, yaitu: Pemerintah dan DPR / DPD / DPRD.
Lingkungan kebijakan adalah keadaan / kondisi kesehatan yang
melandasi suatu kebijakan kesehatan, misalnya angka kesakitan, angka
kematian, Kejadian Luar Biasa / Wabah dan sebagainya. Kebijakan
kesehatan adalah produk pilihan pemerintah untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada.
Walaupun demikian dari sudut pandang yang lain, “segitiga
kebijakan” tersebut di atas dianggap masih kurang menggambarkan
komponen kebijakan kesehatan secara komprehensif karena dalam
kebijakan kesehatan, masyarakat sebagai sasaran kebijakan turut
memiliki andil dalam proses kebijakan kesehatan. Oleh sebab itu sebagai
penyempurnaan konsep ini dikenal ada 4 (empat) komponen kebijakan
kesehatan, yaitu: kebijakan kesehatan itu sendiri, pengelola kebijakan
kesehatan, masyarakat sebagai sasaran kebijakan kesehatan, dan
lingkungan kebijakan kesehatan. Keterkaitan keempat komponen
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Intinya adalah bahwa keempat komponen tersebut saling


berhubungan satu dengan lainnya. Sebagai contoh adalah bahwa
kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berhubungan dengan
rakyat Indonesia sebagai sasaran, pemerintah dan DPR sebagai pengelola
kebijakan, dan lingkungan implementasi kebijakan JKN.

Kebijakan kesehatan merupakan respons dari sistim politik


terhadap demands / claim masyarakat di bidang kesehatan yang mengalir
dari lingkungannya. Selain itu kebijakan kesehatan merupakan tatanan
kelembagaan yang berperan atau merupakan wahana dalam
penyelenggaraan sebagian atau keseluruhan proses kebijakan di bidang
kesehatan yang meliputi formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan
kesehatan itu sendiri. Oleh sebab itu, unsur-unsur yang terkandung
dalam kebijakan kesehatan meliputi stake holder, isi kebijakan kesehatan
(policy contents), lingkungan kebijakan (policy environment) dan
pengguna jasa pelayanan kesehatan sebagai sasaran (target group).
Dinamika kebijakan yang paling sering dipakai adalah dinamika
kebijakan dengan pendekatan sistim sebagaimana dapat digambarkan
berikut ini:

1. Input adalah masalah kesehatan (keadaan yang melatarbelakangi /


peristiwa yang menyebabkan timbulnya masalah kebijakan
kesehatan, dapat berupa: tuntutan, keinginan, tantangan, dan peluang
di bidang kesehatan atau masalah di bidang kesehatan yang
ditimbulkan oleh suatu kebijakan yang baru; baik sistim ekologi,
biologi, individual dan sosial kemasyarakatan dalam negeri maupun
luar negeri.
2. Proses adalah prosedur atau mekanisme pembuatan kebijakan
kesehatan, bersifat politis, melibatkan berbagai kelompok
kepentingan yang berbeda bahkan bertentangan (stake holder:
pejabat pemerintah, pejabat negara, lembaga pemerintah,
lingkungan masyarakat, termasuk Partai Politik dan asosiasi profesi
serta kelompok masyarakat lainnya).
3. Output adalah lahirnya kebijakan kesehatan yang berupa tindakan
untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu di bidang
kesehatan.
4. Impact adalah dampak kebijakan kesehatan terhadap kelompok
sasaran yang perilaku / keadaannya ingin dipengaruhi / diubah.
5. Lingkungan kebijakan (sistem ideologi, sistim politik, sistim
ekonomi, sistim sosial budaya, dan sistim pertahanan dan keamanan)
baik domestik (intra environment) maupun internasional (extra
environment) mengalir input baik dalam bentuk tuntutan dan
kebutuhan masyarakat (demand / claim) maupun dalam bentuk
dukungan (support) kebijakan.

Sumber:

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara

Dachi, Rahmat Alyakin. 2016. Modul Kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan.


Medan: Universitas Sari Mutiara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai