DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. Asmiddin, M.Si
DISUSUN OLEH
Ikbal Sazalman (19110026)
Semester II
EVALUASI
A. EVALUASI
Secara etimologi "evaluasi" berasal dan bahasa Inggris yaitu evaluation dari akar
kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut al- qiamah
atau al-taqdir’ yang bermakna penilaian (evaluasi). Sedangkan secara harpiah, evaluasi
Arab sering disebut dengan al-taqdir al- tarbiyah yang diartikan sebagai penilaian
dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan
mengatakan bahwa evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau proses dalam
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
B. EVALUASI KINERJA
Evaluasi kinerja menjadi bagian dari manajemen dan sistem control yang membantu
organisasi untuk secara efektif mengelola sumber daya dalam kaitannya dengan tujuan
Penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai bagian dari proses pengelolaan yang
diwujudkan secara berkala untuk menentukan keberhasilan atau kualitas dari proses atau
kegiatan tertentu (Elbanna, 2013). Telah dipahami bahwa penilaian kinerja organisasi
merupakan salah satu fungsi manajemen, namun pada saat ini untuk melakukan
penilaian kinerja organisasi sangatlah penting untuk menerapkan metode yang sesuai.
Evaluasi kinerja adalah model penilaian untuk membandingkan rencana masa lalu dan
pegawai serta membantu organisasi dalam merencanakan masa depan strategi dan
menyiapkan target kinerja pegawai untuk mencapai target akhir organisasi (Dreveton,
2013).
Evaluasi kerja dapat dilakukan dengan adanya sebuah sistem ataupun aturan
khusus yang dibuat oleh lembaga pemerintahan untuk menentukan aturan yang ada. Oleh
karena itu, evaluasi kerja merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi tentang
sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu
dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya,
serta bagaimana tindak lanjut atas perbedaan itu. Jadi, tampak jelas, bahwa untuk
melakukan evaluasi dibutuhkan tolok ukur tertentu sebagai acuan, seperti misalnya yang
Program kerja pada gilirannya akan dilaksanakan dan dievaluasi. Jadi, untuk
menjawab apa saja medan bisnis yang telah diprogramkan untuk direalisasikan. (Husein
Umar 2002).
membutuhkan adanya prinsip, kriteria dan indikator yang jelas. Respon, hasil dan
dampak dari kinerja harus bisa diungkapkan dengan rinci dan terukur. Penilaian
dilakukan dengan membandingkan antar waktu, yaitu sebelum pelaksanaan program dan
sesudah pelaksanaan program atau proyek. Kegiatan evaluasi terkadang menjadi sebuah
hal biasa dalam pelaksanaan program atau proyek apabila metode, alat dan konsep
evaluasi dilakukan oleh sipelaksana program atau proyek. Kegiatan evaluasi yang
dilakukan secara partisipatif oleh kelompok sasaran akan menjadi proses pembelajaran
bersama oleh semua pihak. Agar proses ini dapat menjadi pembelajaran bersama
diperlukan syarat bahwa konsep, metode, dan alat evaluasi yang akan digunakan
sengaja dirancang untuk memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam
program atau proyek yang dijalankan. (Awang Sang Afri, 2008) Evaluasi kinerja
seharusnya memusatkan pada kinerja pekerjaan, bukan invidu. Jika pekerjaan seorang
insinyur prianti lunak diberikan melalui komunikasi elektronik dan dia mengirimkan
pekerjaan yang telah selesai melalui e-mail kepada seseorang yang tidak dia kenal, apakah
fakta bahwa dia tidak dapat mengekspresikan dirinya sendiri dengan baik. ( John M.
Evancevich 2006).
Tujuan dari evaluasi kinerja menurut James E. Neal Jr. (2003 : 45) adalah
bahwa tujuan dari evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan
berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi sama dengan prestasi yang
terdahulu.
dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap pekerjaan yang diembannya
sekarang.
kebutuhan pelatihan, khususnya rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika
Penilaian yang efektif memiliki lima kriteria yaitu validitas yang dapat terlihat
dari faktor-faktor peni- laian, reliabilitas atau konsistensi penilaian, diskriminatif atau
dapat membedakan hasil penilaian, bebas bias, dan relevan atau sesuai dengan situasi
serta kondisi kinerja (Kane & Lawler, 1982). Grote (2002) mengemukakan bahwa
perusahaan yang memiliki sistem penilaian kinerja yang baik akan menggunakannya
sebagai proses yang berkelanjutan, proses ini terbagi dalam empat fase, yaitu:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengkuruan
4. Tinjauan
Penilaian kinerja yang efektif memiliki pengukuran yang akurat, mekanisme peng- uatan,
kepada karyawan agar dapat meningkatkan kinerja mereka di masa yang akan dating
DAFTAR PUSTAKA
Thoha, M. Chabib. Teknik Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo: Jakarta 1990.
Sudiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (PT. Grafindo Persada, Jakarta. 2005),
Hlm.1.
Sumber Jurnal : B,Mahirah. 2017. Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa).dalam Jurnal
Dreveton (2013) dan Elbanna (2013) mempelajari tentang sektor publik. Wu Hang (2008)
Sumber Jurnal : Tunggul, Adi Mora, dkk. 2016. Evaluasi Kinerja Organisasi Publik dengan
Menggunakan Pendekatan Balanced Scorecard dan Analytic Network Procces. Dalam Jurnal
Awang Sang Afri, 2008, Panduan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan,
John M. Ivancevich, 2006, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jakarta: Erlangga. Sumber
Iskandar Thani Banda Ace. Hlm. 151- 165 Neal Jr., James E. 2004. Panduan Evaluasi Kinerja
A.A Anwar Prabu Mangkunegara. 2005.Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Penerbit
FEUI,Jakarta.
(https://teorionline.wordpress.com)
Bard, R W. Beatty, & C. E. Schneier (Eds), The Performance appraisal sourcebook (pp.
Grote, D. (2002). The Performance appraisal question & answer book a survival guide for