A. Pendahuluan
6. Penyampaian Hasil
Apakah organisasi memiliki sistem penilaian kinerja formal bagi
supervisor dalam menilai tenaga pendidik dan kependidikan mereka atau
tidak, disarankan kepada supervisor untuk melakukan penilaian. Jika tidak ada
sistem formal, supervisor dapat tetap melakukannya menurut caranya sendiri
(informal) (How, 1998).
Penilaian dapat dilakukan paling tidak dua kali dalam setahun.
Meskipun organisasi memiliki sistem penilaian tahunan, adalah merupakan
suatu kerja yang baik bagi supervisor untuk membuat penilaian informal lebih
dari biasanya.
Salah satu ketakutan besar supervisor adalah bahwa para tenaga
pendidik dan kependidikan tidak suka dikritik dan seluruh proses
penyampaian hasil dapat membawa pada ketidaksenangan. Penilitian
menunjukkan bahwa jika penilaian didasarkan pada kenyataan dan jika
supervisor berkeinginan merubah penilaian ketika tenaga pendidik dan
kependidikan dapat membuktikan nilainya, maka penilaian dapat diterima.
Sesunggunya, kebanyakan tenaga pendidik dan kependidikan ingin
mengetahui apakah posisi mereka berada pada ketentuan kenerja. Keinginan
mereka semua adalah penilaian jujur dan tidak bias.
a. Penyampaian Penilaian yang Tidak Baik
Kadang-kadang, sulit untuk menyampaikan kepada tenaga pendidik
dan kependidikan bahwa kinerjanya dibawah rata-rata. Pengawas harus tegas
dan sekhusus mungkin. Dia tidak boleh terlalu lemah, tapi pada suatu waktu
tidak perlu terlalu menyalahkan tenaga pendidik dan kependidikan.
Salah satu cara menyampaikan hasil dalam cara yang positif adalah
dengan menggunakan teknik ‘sandwich’ (penyisipan). Artinya, supervisor
harus menyisipkan komentar yang tidak baik diantara yang baik.
Sesungguhnya, keseluruhan proses diskusi dapat dilakukan (dengan)
menggunaan teknik ini. Pembicaraan/diskusi dapat diawali dengan kata-kata
pujian, kemudian bergerak pada wilayah pengembangan, dan diakhiri dengan
catatan positif.
b. Penyampaian Penilaian yang Baik
Sebagian supervisor meragukan bahwa berbahaya terlalu memuji
tenaga pendidik dan kependidikan yang baik sebab dia dapat mengharapkan
penghargaan lebih (ekstraordinary) seperti; promosi dadakan. Perlu
ditekankan bahwa tenaga pendidik dan kependidikan/pekerja yang baik
adalah asset yang bernilai dan secara alami mereka ingin agar pekerjaan baik
mereka dihargai, meskipun supervisor bukan jabatan yang tepat untuk
memberikan mereka pengargaan yang segera. Pujian dan penghargaan yang
ditunjukkan oleh supervisor sesungguhnya adalah adalah sebuah bentuk
penghargaan.
Supervisor yang gagal menunjukkan penghargaan ini beresiko tidak
termotivasinya tenaga pendidik dan kependidikan yang mungkin merasa
bahwa kerja baiknya tidak dihargai dan mungkin merubah sikapnya menjadi
pekerja yang tidak baik pada masa yang akan datang.
c. Wawancara Penilaian
Percakapan mengenai penilaian kinerja sering disebut dengan
wawancara penilaian (appraisal interview). Wawancara penilaian/evalusi
adalah priode peninjauan kembali prestasi kerja yang memberikan kepada
tenaga pendidik dan kependidikan umpan balik tentang prestasi kerja di masa
lalu dan potensi mereka (Handoko, 2000). Percakapan ini harus dilaksanakan
di tempat tersendiri dimana tidak ada gangguan dan supervisor dapat
memberikan perhatian penuh kepada tenaga pendidik dan kependidikan.
Kunci sukses wawancara penilaian bagi supervisor adalah
memberikan setiap kesempatan kepada tenaga pendidik dan kependidikan
untuk berbicara. Meskipun tenaga pendidik dan kependidikan memberikan
alasan, dia tidak boleh dipotong (diinterupsi). Supervisor harus belajar
mendengarkan secara cermat dan mencoba untuk menemukan sebab-sebab
kesalahan yang dilakukan. Supervisor juga harus menjaga ketenangan dan
tidak kehilangan wataknya.
Menurut Wether dan Davis (1985) Seorang penilai (supervisor) dapat
memberikan umpan balik melalui beberapa pendekatan, yaitu;
a) Tell and sell approach.
Mereview prestasi kerja tenaga pendidik dan kependidikan dan mencoba
untuk meyakinkan tenaga pendidik dan kependidikan untuk beprestasi
lebih baik. Pendekatan ini paling baik digunakan untuk para tenaga
pendidik dan kependidikan baru.
b) Tell –and-Listen Approach
Memungkinkan tenaga pendidik dan kependidikan untuk menjelaskan
berbagai alasan, latar belakang dan perasaan defensif mengenai prestasi
kerja. Ini bermaksud untuk mengatasi reaksi-reaksi tersebut dengan
konseling tentang bagaimana cara berprestasi lebih baik.
c) Problem Solving Approach
Mengindeitifikasikan masalah-masalah yang menggangu prestasi kerja
tenaga pendidik dan kependidikan. Kemudian melalui latihan, atau
konseling, upaya-upaya dilakukan untuk memecahkan penyimpangan-
penyimpangan (sering diikuti dengan penetapan sasaran-sasaran prestasi
kerja di waktu yang akan datang).
Untuk membantu menjamin keberhasilan wawancara penilaian, How
(1998) menawarkan tujuh langkah, yaitu;
a. Persiapan
Supervisor dan tenaga pendidik dan kependidikan harus datang ke
pertemuan berbekal fakta-fakta dan catatan-catatan. Oleh karena itu,
tenaga pendidik dan kependidikan harus diberikan pemberitahuan yang
memadai mengenai wawancara guna memberikan mereka kesempatan
(beberapa hari) untuk mempersiapkan diri.
b. Perbadingan pencapaian dengan target khusus
Supervisor harus fokus pada apa yang telah diharapkan dan sedekat mana
tenaga pendidik dan kependidikan telah mencapai target tersebut.
c. Hargai apa yang patut dihargai
Satu kesalahan yang dilakukan oleh mayoritas supervisor adalah
mengabaikan pekerjaan/tugas yang telah dilakukan dengan baik dan hanya
berkosentrasi pada yang pendatang-pendatang baru.
d. Tinjau ulang hal-hal yang tidak tercapai
Percakapan harus berkonsentrasi pada dimana pengembangan/peningkatan
dibutuhkan dan bagaimana serta mengapa hal ini harus dilakukan.
e. Hindari memainkan peran sebagai hakim.
Supervisor harus mengingat bahwa dia bukan seorang hakim, menjatuhkan
hukuman terhadap kesalahan dan kelemahan. Justru berkonsentrasi dalam
menguji kebenaran bersama-sama dengan tenaga pendidik dan
kependidikan.
f. Menyepakati target untuk periode peninjauan berikutnya
Supervisor harus menghubungkan target kedepan dengan apa yang belum
dicapai dan kesepakatan bersama mengenai target khusus atau wilayah
pengembangan untuk periode peninjauan berikutnya.
g. Menyepakati peran supervisor
Supervisor harus mengambil perhatian terhadap perannya sendiri, sebab
pengembangan adalah suatu aktivitas yang saling ketergantungan. tenaga
pendidik dan kependidikan yang mengetahui bahwa supervisornya
memiliki tanggungjawab untuk pengembangannya akan lebih positif dan
antusias.
Guna memastikan keberhasilan proses penilaian, supervisor harus
menindaklanjuti wawancara penilaian;
a) Tetapkan janji.
Supervisor harus memastikan bahwa dia melakukan apa yang telah dia
janjikan. Misalnya, jika ia telah berjanji untuk menghabiskan lebih
banyak waktu untuk melatih tenaga pendidik dan kependidikan maka dia
harus yakin bahwa dia menyediakan waktu untuk melakukan itu.
b) Siapkan cara untuk mengembangkan tenaga pendidik dan
kependidikan.
Supervisor harus memberikan bantuan dan petunjuk yang diinginkan oleh
tenaga pendidik dan kependidikan untuk meningkatkan kinerjanya. Jika
wawancara penilaian sepakat untuk mengembangkan kualitas kepekerjaan,
maka supervisor harus mempelajari apa kesalahan yang dilakukan oleh
tenaga pendidik dan kependidikan dan menunjukkan bagaimana hal
tersebut dapat diperbaiki.
c) Senantiasa tunjukkan perhatian terhadap kerja karayawan.
Supervisor harus menunjukkan perhatian dengan melihat tenaga pendidik
dan kependidikan di tempat kerja dan memberikan mereka umpan balik
terhadap pekerjaan mereka. Puji pekerjaan tersebut jika tampak
peningkatan, dan tunjukkan kesalahan jika terjadi.
7. Penutup/Kesimpulan