Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampuh Sufyan Amirullah, S. E., M.Si., CGRM

Sebagai syarat memenuhi tugas dalam bentuk diskusi dengan pembahasan terkait
“Pengendalian Manajemen Sektor Publik”

Disusun Oleh

Kelompok 3

1. Putri Alicia Pratiwi C0221060


2. Haeriah C0221040
3. Hardianti C0221053
4. Dila Paatrisia C0221310
5. Mufida Mas’ud C0221046
6. Ulfa C0221303

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanah Wa Ta’ala, yang atas
rahmat, karunia serta izinnya lah, sehingga kami selaku penyusun dapat menyelesaikan
pembuatan makalah tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“Pengendalian Manajemen Sektor Publik”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada Dosen pada Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik , yang telah memberikan tugas
sebagai bahan pengembangan khususnya bagi penulis kami dan umumnya bagi teman-
teman selaku pendengar. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami tentunya sadar bahwa dari penyusunan makalah ini, kami masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu saran serta kritik yang membangun sangat diperlukan
dalam makalah kami, guna dapat membantu agar makalah ini dapat di uraikan lebih
baik lagi.

Mamuju, Februari 2023

Tertanda Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

KATAPENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 4


1.2 Pendahuluan .......................................................................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................... 5

2.1 Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik .................................................. 5


2.2 Tipe Pengendalian Manajemen ............................................................................. 7
2.3 Struktur Pengendalian Manajemen ....................................................................... 8
2.4 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik ................................................. 10

BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12


3.2 Saran ................................................................................................................... 12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pengendalian manajemen sebagai sebuah sistem dalam menentukan


strategi yang diterapkan dan upaya mencapai tujuan organisasi melalui fungsi
pengendalian setiap aktivitas yang terjadi (Anthony dan Reece, 1984:824). Fokus
utama sistem pengendalian manajemen di sektor publik berkaitan dengan bagaimana
melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi. Sistem pengendalian manajemen menjadi fungsi kritis bagi
keberlangsungan pelayanan organisasi di sektor publik, karena kegagalan penerapan
pengendalian manajemen mengakibatkan kerugian dan kondisi yang tidak kondusif
bagi organisasi.

Pengendalian manajemen tidak hanya terbatas pada pengukuran kinerja, tetapi


juga berkaitan dengan fungsi pengawasan, penetapan standar, pemberlakuan kode
etik, termasuk upaya mendorong, memberi kesempatan, dan bertindak memaksa bagi
kepentingan terbaik organisasi. Kegiatan pengendalian manajemen bersifat single
feedback loop yang berupa upaya pengukuran kinerja, membandingkan kinerja aktual
dengan standar, dan apabila diperlukan mengambil tindakan korektif. Pengendalian
manajemen juga lebih bersifat proaktif dibandingkan reaktif karena dirancang untuk
mencegah masalah yang memberikan efek buruk bagi organisasi. Oleh karena itu,
pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang sesuai,
manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang kondusif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah sistem pengendalian manajemen sektor publik ?
2. Bagaimanakah tipe pengendalian manajemen?
3. Bagaimanakah struktur pengendalian manajemen?
4. Bagaimana proses pengendalian manajemen sektor publik

4
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Proses pengendalian manajemen sektor publik dilakukan secara formal (perumusan


strategi, perencanaan strategi, penganggaran, operasional dan evaluasi kinerja) dan
informal (pertemuan informal, diskusi, komunikasi langsung). Sistem pengendalian
manajemen dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan goal congruence.

Sistem pengendalian manajemen sebagai sebuah sistem dalam menentukan strategi


yang diterapkan dan upaya mencapai tujuan organisasi melalui fungsi pengendalian
setiap aktivitas yang terjadi (Anthony dan Reece, 1984:824). Fokus utama sistem
pengendalian manajemen di sektor publik berkaitan dengan bagaimana melaksanakan
strategi organisasi secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Sistem
pengendalian manajemen menjadi fungsi kritis bagi keberlangsungan pelayanan
organisasi di sektor publik, karena kegagalan penerapan pengendalian manajemen
mengakibatkan kerugian dan kondisi yang tidak kondusif bagi organisasi.

Pengendalian manajemen tidak hanya terbatas pada pengukuran kinerja, tetapi juga
berkaitan dengan fungsi pengawasan, penetapan standar, pemberlakuan kode etik,
termasuk upaya mendorong, memberi kesempatan, dan bertindak memaksa bagi
kepentingan terbaik organisasi. Kegiatan pengendalian manajemen bersifat single
feedback loop yang berupa upaya pengukuran kinerja, membandingkan kinerja aktual
dengan standar, dan apabila diperlukan mengambil tindakan korektif. Pengendalian
manajemen juga lebih bersifat proaktif dibandingkan reaktif karena dirancang untuk
mencegah masalah yang memberikan efek buruk bagi organisasi. Oleh karena itu,
pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang sesuai,
manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang kondusif.

Fokus pengendalian manajemen adalah pada unit-unit organisasi sebagai pusat


pertanggungjawaban, sehingga memerlukan struktur organisasi yang sesuai dengan
desain sistem pengendalian. Proses sistem pengendalian manajemen di sektor publik,
terdiri dari:

a. Penetapan Tujuan (Objecitve Setting)

5
Para pegawai perlu memahami tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi dan
adanya goal congruence berupa keselarasan antara tujuan organisasi dan tujuan
personal.
b. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Strategi memiliki makna bagaimana organisasi menggunakan sumber daya yang
dimliki untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Perencanaan Startegik (Strategic Planning)
Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau
proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah
alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan.
d. Penganggaran
Penganggaran adalah proses menemukan perkiraan atau perkiraan, yang
merupakan nilai yang dapat digunakan untuk beberapa tujuan bahkan jika input
data mungkin tidak lengkap, tidak pasti, atau tidak stabil.
e. Operasional (Pelaksanaan Anggaran)
Operasional anggaran adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua
kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu
periode tertentu.
f. Evaluasi kineja
Selain adanya penilaian kinerja, evaluasi kinerja dapat dilakukan dengan
penerapan reward and punishment sebagai upaya mendorong perilaku pegawai
agar sesuai dengan kepentingan organisasi. Dengan catatan penerapan reward and
punishment tidak hanya berkaitan dengan kompensasi dalam bentuk uang.

Dua hal yang perlu dipahami dalam pelaksanaan sistem pengendalian manajemen pada
organisasi publik adalah perbedaan pengendalian strategik (control system) dan
pengendalian manajemen (management control). Pengendalian strategik berkaitan
dengan pengaruh lingkungan yang dinamis, sehingga adanya upaya analisis apakah
strategi organisasi masih bisa menyesuaikan perkembangan yang ada. Isu-isu
pengendalian strategik mengarah pada masalah-masalah eksternal organisasi. Sementara
pengendalian manajemen lebih kepada proses pengendalian yang berkesinambungan
tentang masalah internal organisasi apakah para pegawai senantiasa berperilaku sesuai
yang diharapkan dan berkinerja baik. Beberapa penyebab timbulnya masalah aspek
perilaku pada pengendalian manajemen, antara lain:

6
a. Kurangnya arahan dari atasan (lack of direction)
Hal ini berkaitan dengan kondisi pegawai yang tidak memahami apa yang
diinginkan organisasi, sehingga salah satu fungsi sistem manajemen adalah
bagaimana memaksimalkan kontribusi pegawai terhadap kepentingan pencapaian
tujuan organisasi.
b. Masalah motivasi karena ketidakselaran antara tujuan individu dan tujuan
organisasi (motivational problems)
c. Keterbatasan pribadi, seperti kurangnya pengetahuan dan pengalaman (personal
limitation)

Oleh karena itu, pengendalian manajemen diharapkan menjadi jembatan bagi


keselarasan tujuan individu dan tujuan organisasi (goal congruence), baik dalam bentuk
pengendalian formal maupun informal. Pengendalian formal misalnya sistem aturan dan
reward and punishment, sementara pengendalian informal dapat dalam bentuk kultur
organisasi, gaya manajemen ((management style), dan gaya komunikasi (communication
style).

2.2 TIPE PENGENDALIAN MANAJEMEN

Tipe pengendalian manajemen dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Pengendalian preventif (preventive control)


Pengendalian yang berkaitan dengan perumusan strategi dan perencanaan
strategi yang dijelaskan dalam bentuk suatu program-program tertentu.
2. Pengendalian operasional (operational control)
Pengendalian yang berkaitan dengan pengawasan pada pelaksanaan program
yang telah ditetapkan melalui sebuah anggaran. Anggaran tersebut difungsikan
penghubung antara perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja
Pengendalian ini berupa melakukan analisis evaluasi kinerja karyawan atau
sumber daya manusia berdasarkan pada tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan
oleh suatu perusahaan.

Ketiga pengendalian ini sangat dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan


usahanya agar perusahaannya lebih tertera lagi dalam menyusun rencana dan strategi

7
yang dibuat untuk mencapai keberhasilan usaha. Jika pengendalian ini sukses
dilaksanakan maka perusahaan akan berhasil melakukan pertumbuhan dan
perkembangan sehingga perusahaan yang menetapkan pengendalian ini bisa
mendapatkan keuntungan yang diinginkan dan perusahaan ini akan dikenal dengan
perusahaan yang mengikuti semua aturannya dengan baik sehingga banyak investor
banyak yang ingin bekerja sama dengan perusahaan tersebut.

Ada beberapa fungsi dari pengendalian manajemen, antara lain:

1) Melakukan perencanaan yang tepat untuk sebuah perusahaan agar perusahaan


maju.
2) Melakukan koordinasi yang tepat antar bagian agar setiap karyawan
mengetahui apa yang harus dikerjakan.
3) Melakukan proses komunikasi informasi yang baik agar tidak terjadi
kesalahpaham.
4) Mengambil sebuah keputusan dalam setiap masalah.
5) Melakukan motivasi kepada para pekerja yang bekerja disebuah perusahaan
agar memiliki perilaku atau nilai dan norma yang sesuai dengan tujuan dari
perusahaan tersebut.
6) Mampu mengendalikan segala hal yang terjadi diperusahaan.
7) Melakukan penilaian kinerja pada sumber daya yang ada didalam perusahaan.
8) Meningkatkan sistem akuntabilitas sebuah perusahaan untuk kelancaran
perusahaan tersebut.
9) Membangkitkan rasa patuh terhadap aturan operasional yang berlaku atau
mengikuti semua peraturan yang ada diperusahaan.
10) Melindungi segala aset yang ada diperusahaan agar tetap aman.
11) Mengelola dan mengatur segala kegiatan yang terjadi pada sebuah perusahaan
sehingga pelaksanaannya dapat bekerja secara efektif dan efisien.
2.3 STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN

Struktur pengendalian manajemen adalah organisasi yang digunakan oleh manajer


untuk mempengaruhi organisasi agar dapat melaksanakan strategi organisasi dan efisien.
Dalam definisi ini ada dua kata penting yaitu efektif dan efisien. Suatu sistem selalu
terdiri dari struktur dan proses. Pengendalian manajemen merupakan elemen manajemen
yang terdiri dari pusat-pusat kendali. Pengendalian manajemen adalah sistem

8
pengendalian manajemen yang terdiri dari pemrograman, penganggaran, pelaporan dan
analisis. Struktur pengendalian manajemen terdiri dari:

1. Struktur organisasi

Strategi Perusahaan Mempunyai Pengaruh Terhadap Struktur


OrganisasiStruktur organisasi akan mempengaruhi sistem manajemen
organisasinya. Pertumbuhan dan perubahan lingkungan organisasi mempengaruhi
struktur organisasi, terutama susunan departemen dalam organisasi. Untuk
keperluan akuntansi manajemen, susunan departemen dalam suatu struktur
organisasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga cara utama, yaitu:

a. Struktur organisasi fungsional


Dalam struktur fungsional, setiap manajer bertanggung jawab atas
salah satu dari beberapa fungsi dalam organisasi. Semua fungsi dalam
organisasi secara kolektif terlibat dalam penyebab organisasi. Bentuk
struktur organisasi yang memiliki potensi besar untuk bekerja secara
efisien. Organisasi ini mengarah pada operasi skala besar dan aktivitas
spesialis, meningkatkan keahlian dan keahlian.Struktur organisasi
fungsional dapat mendorong kualitas pengawasan dan pelayanan teknis
yang lebih baik. Kualitas tersebut dapat dicapai karena dalam organisasi
fungsional melibatkan pegawai yang keahliannya lebih terspesialisasi.
Parameter manajer dalam organisasi fungsional dapat mengoordinasikan
beberapa kegiatan dan bawahannya secara lebih efektif, karena garis
tanggung jawab lebih tegas daripada organisasi divisi dan matriks. Struktur
organisasi ini memiliki arti bahwa fungsi yang terpisah tidak dapat
ditentukan dengan pasti dan pengambilan keputusan yang kurang efektif
karena sulitnya koordinasi antar bagian.
b. Struktur organisasi divisi
Dalam struktur organisasi divisi, manajer divisi dapat
mengembangkan strategi untuk setiap divisi yang mungkin menghadapi
persaingan yang berbeda. Untuk itu, setiap divisi membutuhkan strategi
yang berbeda dari divisi lainnya. Untuk tujuan pengendalian dan
akuntabilitas, suatu divisi dalam organisasi divisi dapat diperlukan sebagai
unit bisnis yang independen. Manajer divisi bertanggung jawab atas bisnis

9
atau lini produk tertentu. Mereka yang diberi wewenang untuk mengubah
desa produksi dan pemasaran dalam bisnis mereka. Kondisi tidak
memungkinkan mereka merespon dengan cepat perubahan lingkungan.
c. Struktur organisasi matriks
Dalam struktur organisasi matriks terdapat struktur organisasi yang
bertanggung jawab terhadap fungsi kegiatan dan struktur organisasi lain
yang bertanggung jawab terhadap proyek. Proyek adalah setiap tugas atau
kelompok tugas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Manajer
fungsional dan manajer proyek harus dapat mengkoordinasikan kegiatan
fungsi dengan proyek yang dilaksanakan, sehingga tujuan proyek dapat
tercapai. Manajer proyek menggunakan personel, material, dan layanan dan
berbagai unit fungsional untuk mencapai tujuan proyek. Manajer proyek
bertanggung jawab atas transaksi dengan pelanggan, sehingga bagian
organisasi dari matriks ini disebut dimensi transaksi. Unit fungsional yang
bertanggung jawab untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh
manajer proyek disebut dimensi fungsional.
2. Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab

Setiap pusat pertanggungjawaban memiliki kewenangan dan tanggung


jawab sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi yang bersangkutan.
Desentralisasi atau pendelegasian wewenang kepemimpinan kepada bawahan,
umumnya dalam organisasi yang relatif besar. Desentralisasi juga berarti
pembagian tugas dan tanggung jawab ke tingkat manajemen yang lebih rendah.
Desentralisasi juga dimaksudkan untuk mempercepat proses pengambilan
keputusan yang dapat dilakukan oleh manajer level bawah sesuai dengan batasan
kewenangannya.

3. Pusat Akuntabilitas

Pusat tanggung jawab adalah bagian atau unit organisasi yang dipimpin
oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas unit yang dipimpinnya. Pusat
akuntabilitas dapat dipandang sebagai sistem yang mengolah masukan menjadi
keluaran.

2.4 PROSES PENGNDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

10
Pengendalian manajemen tidak hanya terbatas pada pengukuran kinerja, tetapi juga
berkaitan dengan fungsi pengawasan, penetapan standar, pemberlakuan kode etik,
termasuk upaya mendorong, memberi kesempatan, dan bertidak memaksa bagi
kepentingan terbaik organisasi. Fokus pengendalian manajemen adalah pada unit-unit
organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban, sehingga memerlukan struktur organisasi
yang sesuai dengan desain sistem pengendalian. Proses sistem pengendalian manajemen
di sektor publik, terdiri dari: penetapan tujuan, perumusan strategi, perencanaan strategi ,
anggaran, dan sistem operasional.
Salah satu perusahaan yang bergerak di sektor publik yaitu PT SR12 Herbal
merupakan organisasi yang bergerak dibidang herbal dan perawatan kulit, didirikan pada
tahun 2015 memounyai visi besar untuk memberi anfaat bagi semua orang, telah
membawa organisasi ini berkembang pesat dan diminati oleh daerah setempat. Setelah
setempat mempertahankan bisnis penjualan secara offline, maka pada bulan september
2016 mereka memilih untuk mengubah kerangka promosi dengan memanfaatkan Direct
Selling, yaitu metode transaksi yang dilakukan langsung pergi ke pasar tujuan atau calon
klien untuk menjuak dan menawarkan barang.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kebutuhan terhadap informasi,
internet pun turut mengalami perkembangan. Sehingga saat ini, muncul sebuah pola baru
dalam melakukan proses pola baru dalam melakukan proses bisnis yaitu dengan
menggunakan aplikasi online atau Web Site.
Dengan pertumbuhan yang cukup bagus di tengah kondisi pasar yang penuh
tantangan. Pertumbuhan positif tersebut didapat dari tiga komitmen dasar yang selalu
dipegang teguh oleh PT SR12 Herbal, diantaranya menciptakan produk bermanfaat,
sistem pemasaran yang baik serta kualitas produk yang mampu bersaing.

11
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses pengendalian manajemen sektor publik dilakukan secara formal


(perumusan strategi, perencanaan strategi, penganggaran, operasional dan evaluasi
kinerja) dan informal (pertemuan informal, diskusi, komunikasi langsung). Sistem
pengendalian manajemen dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan goal congruence.

Tipe pengendalian manajemen dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:


Pengendalian preventif (preventive control), Pengendalian operasional (operational
control), Pengendalian kinerja.

Pengendalian manajemen merupakan elemen manajemen yang terdiri dari pusat-


pusat kendali. Pengendalian manajemen adalah sistem pengendalian manajemen yang
terdiri dari pemrograman, penganggaran, pelaporan dan analisis. Struktur pengendalian
manajemen terdiri dari: Struktur organisasi, Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung
Jawab, Pusat Akuntabilitas.

Pengendalian manajemen tidak hanya terbatas pada pengukuran kinerja, tetapi juga
berkaitan dengan fungsi pengawasan, penetapan standar, pemberlakuan kode etik,
termasuk upaya mendorong, memberi kesempatan, dan bertidak memaksa bagi
kepentingan terbaik organisasi. Fokus pengendalian manajemen adalah pada unit-unit
organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban, sehingga memerlukan struktur organisasi
yang sesuai dengan desain sistem pengendalian. Proses sistem pengendalian manajemen
di sektor publik, terdiri dari: penetapan tujuan, perumusan strategi, perencanaan strategi ,
anggaran, dan sistem operasional.
3.2 Saran
Dalam makalah yang telah kami susun, kami selaku penyusun sangat mengharapkan
adanya saran serta kritik yang membangun.

12

Anda mungkin juga menyukai