Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE

GOVERNANCE, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP


KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN

Oleh:
Lila Widya Rahajeng
(186020300111024)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia semakin pesat seiring dengan


adanya era baru dalam pelaksanaaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Salah satu
ketetapan MPR yaitu TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang “Penyelenggaraan
Otonomi Daerah; Pengaturan; Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang
Berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia” merupakan landasan hukum bagi keluarnya UU No. 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai dasar
penyelenggaraan otonomi daerah (Mardiasmo, 2009: 24). Selanjutnya undang-undang ini
diganti dan disempurnakan dengan UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No.33 Tahun 2004.
Kedua undang - undang tersebut telah merubah akuntabilitas atau pertanggungjawaban
pemerintah daerah dari pertanggungjawaban vertikal (kepada pemerintah pusat) ke
pertanggungjawaban horisontal (kepada masyarakat melalui DPRD). Lalu adanya
perubahan kedua atas UU No. 32 Tahun 2004 menjadi UU No. 12 Tahun 2008 tentang
Pemerintah Daerah.

Menurut Mardiasmo (2002 : 24), beberapa misi yang terkandung dalam sistem
otonomi daerah adalah : pertama, menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
sumber daya daerah; kedua, meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan
masyarakat; ketiga, memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perubahan sistem pengelolaan keuangan daerah. Hal ini
mengakibatkan dua implikasi strategis, yaitu pertama situasi desentralisasi politik dan
keuangan telah memberikan wewenang yang lebih besar kepada masyarakat daerah untuk
menentukan arah, kebijakan, tujuan, program, hingga aktivitas organisasi pemerintah
daerah dalam memberikan pelayanan; kedua pemerintah daerah telah diberi keleluasaan

2
yang lebih besar untuk mendapatkan, mengelola dan mengalokasikan dana yang
diperlukan dalam urusan pelayanan kepada masyarakat.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sebuah pemerintahan yang
dijadikan tolak ukur utama dalam upaya pembangunan, sehingga fungsi pelayanan publik
harus ditingkatkan. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kualitas kinerja
aparatur pemerintahan yang bertugas dalam pemerintahan (Ambarwati dkk, 2013).
Kinerja pemerintahan yang buruk dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
adalah kegagalan pemerintah dalam melakukan pemantauan perencanaan strategis.
Dimensi lain penyebab buruknya kinerja pemerintah secara umum adalah pelanggaran
terhadap etika binis . Pendapat BPKP (2003) dalam (Ambarwati dkk, 2013) menyatakan
bahwa pemerintahan yang menerapkan praktek good corporate governance telah
berupaya meminimalkan risiko keputusan yang salah atau yang menguntungkan diri
sendiri, sehingga meningkatkan kinerja pemerintahan yang pada akhirnya
memaksimalkan nilai pemerintahan.

Menurut Mahsun (2006: 25) Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai


tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi. Penilaian kinerja memegang peranan penting dalam setiap aspek dunia usaha,
karena melalui penilaian kinerja dapat diketahui tingkat efektivitas, efisiensi dan
ekonomis penetapan strategi serta implementasinya dalam kurun waktu tertentu. Adanya
kasus-kasus penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh para pejabat pusat maupun
daerah membuat esensi penilaian kinerja semakin penting untuk dilakukan (Supriadi dkk,
2014). Baik buruknya kinerja para aparatur pemerintahan dapat ditentukan oleh beberapa
faktor, namun faktor yang dijadikan pertimbangan dalam penelitian ini ada tiga faktor
yaitu penerapan prinsip-prinsip good corporate governance, motivasi dan budaya
organisasi.

Terdapat sejumlah penelitian yang mengungkapkan faktor-faktor yang berkaitan


dengan kinerja aparatur pemerintahan, yaitu Ningsih dkk (2011) menyebutkan bahwa
empat faktor good corporate governance yang meliputi akuntabilitas, transparansi,

3
keadilan dan partisipasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pemerintahan. Kemala
(2011) juga meneliti tentang pengaruh pemahaman prinsip-prinsip good corporate
governance, pengendalian intern dan komitmen organisasi terhadap kinerja sektor publik,
hasil penelitiannya mengindikasikan organisasi berhasil dalam mencapai kinerja sektor
publik dalam menggunakan pemahaman prinsip- prinsip good corporate governance dan
pengendalian intern. Selanjutnya menurut Haryani dkk (2011) menunjukkan bahwa
semua variabel corporate governance mempunyai pengaruh langsung yang lebih besar
daripada pengaruh yang tidak langsung melalui transparansi. Dengan demikian, corporate
governance lebih berpengaruh secara langsung terhadap kinerja organisasi. Transparansi
bukanlah variabel intervening antara pengaruh corporate governance terhadap kinerja
organisasi.

Hasil penelitian Ambarwati dkk (2013) menunjukkan adanya pengaruh negatif


antara penerapan prinsip-prinsip good corporate governance terhadap kinerja aparatur
pemerintahan. Penerapan prinsip- prinsip good corporate governance yang tinggi belum
tentu menjamin kinerja aparatur pemerintahan yang tinggi pula. Hasil ini berbeda dengan
hasil penelitian Ningsih dkk (2011), dan Suryono dan Haryanto (2012). Penyelenggaraan
pemerintahan akan melibatkan banyak pelaku didalamnya, yaitu pemerintahan, korporasi
dan masyarakat sipil. Banyak diantara mereka membayangkan bahwa dengan memiliki
praktek good governance yang lebih baik, maka kualitas pelayanan publik akan menjadi
lebih baik, angka korupsi menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin
peduli dengan kepentingan warga (Kuswanto 2005) dalam Ambarwati (2013). Namun,
tidak dapat dipungkiri juga apabila penerapan good corporate governance memberikan
respon negatif terhadap kinerja aparatur pemerintahan.

Selain itu, Kanfer dan Ackerman (1989) dalam Pridarsanti dan Yuyetta (2013)
menyebutkan bahwa motivasi kerja yang tinggi berpengaruh pada alokasi usaha yang
diberikan oleh aparatur pemerintahan untuk bekerja. Artinya aparatur yang memiliki
motivasi kerja lebih tinggi akan melakukan usaha-usaha dengan intensitas lebih tinggi
untuk menyelesaikan setiap pekerjaannya. Penelitian tersebut memberikan bukti empiris
bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja aparatur
pemerintahan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian dari Suwardi dan Utomo

4
(2011) serta hasil penelitian Deikme (2013). Menurut hasil penelitian Lenda (2013)
dikemukakan bahwa budaya organisasi (birokrasi), terutama budaya yang kuat dan
budaya yang adaptif dari organisasi dapat mempengaruhi kinerja aparatur birokrasi,
karena dengan budaya yang kuat dan adaptif tersebut maka seluruh aparatur
pemerintahan berkomitmen tinggi terhadap organisasi dan berperilaku baik dalam
mencapai tujuan organisasi. Hal ini dibuktikan juga dalam penelitian Setyowati dkk
(2012) yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel budaya organisasi dengan
variabel kinerja aparatur adalah kuat. Hasil ini sejalan dengan penelitian Zunaidah dan
Budiman (2013) dan penelitian Pratama (2012).

Penelitian mengenai pengaruh faktor - faktor terhadap kinerja aparatur


pemerintahan ini telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantaranya yaitu Ambarwati
(2013). Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian tersebut, dalam
penelitian ini dibahas tentang factor - faktor yang mempengaruhi kinerja aparatur
pemerintahan, yaitu prinsip - prinsip good corporate governance, motivasi dan budaya
organisasi. Penelitian ini tidak memasukkan faktor komitmen organisasi karena dianggap
tidak relevan untuk dijadikan variabel yang mempengaruhi kinerja aparatur
pemerintahan. Komitmen organisasi dapat tercipta apabila individu dalam instansi sadar
akan hak dan kewajibannya dalam organisasi tanpa melihat jabatan dan kedudukan,
sehingga dalam pemerintahan mutlak dilaksanakan oleh aparatur pemerintahan, karena
aparatur pemerintahan terikat oleh undang-undang untuk senantiasa berkomitmen
terhadap organisasi.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian


dengan mengambil judul “ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-
PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE, MOTIVASI DAN BUDAYA
ORGANISASI TERHADAP KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini
akan menganalisa tentang pengaruh Penerapan Prinsip- Prinsip Good Corporate

5
Governance, Motivasi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Aparatur Pemerintahan.
Sehinggga dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apakah penerapan prinsip-prinsip good corporate governance yang meliputi


akuntabilitas, transparansi, partisipasi, kemandirian dan pertanggungjawaban
berpengaruh terhadap kinerja aparatur pemerintahan?

2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja aparatur pemerintahan?

3. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja aparatur pemerintahan?

1.3 TujuanPenelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh penerapan prinsip-prinsip good corporate


governance terhadap kinerja aparatur pemerintahan.

2. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja aparatur pemerintahan.

3. Untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja aparatur


pemerintahan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang sektor publik
dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh penerapan prisip-prinsip good
corporate governance motivasi dan budaya organisasi terhadap kinerja aparatur
pemerintahan.

6
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Inspektorat dan Perangkat Daerah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk


memahami variabel - variabel yang berpengaruh terhadap kinerja
aparatur pemerintahan dan sebagai kajian untuk evaluasi dalam
melaksanakan tugas ke inspektoratan dan perangkat daerah
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

b. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah


pengetahuan wawasan dan cakrawala yang mempengaruhi kinerja
aratur pemerintahan.

3. BagiAkademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca, maupun
digunakan sebagai dasar dan kerangka kerja untuk peneelitian lebih lanjut.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil peneltian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca


maupun sebagi salah satu bahan referensi atau bahan pertimbangan dan bahan
pembanding bagi peneliti yang ingin melakukan pengembangan penelitian
berikutnya di bidang yang sama di masa mendatang.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Motivasi


a. Teori Hierarki Maslow
Manusia akan memenuhi kebutuhannya secara hirarkis. Kebutuhan manusia
dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi adalah sebagai berikut :
kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri (Hanafi, 2012:298).
b. Teori ERG (Exsistence, Relateness, Growth) Clyton Aldefer
mengusulkan tiga tingkatan kebutuhan yaitu : Exsistence, Relateness,
Growth. Perbedaan lain antara Aldefer dengan Maslow adalah tidak adanya
hirarki dalam ketiga kebutuhan tersebut seperti dalam Maslow.
2.2 Teori Hofsteede
Hofstede dalam penelitiannya mengelompokkan masyarakat yang satu
dengan dengan masyarakat lain yang kemudian dibedakan budaya dari berbagai
aspek termasuk budaya toleransi kekuasaan atau (power distance). Budaya akan
dapat mempengaruhi persepsi karir seseorang meskipun pada tingkat analisis
individual (Putro dan Partondo, 2010).
2.3 Stewardship Theory
Donaldson dan Davis dalam (Anton, 2010: 65) menyebutkan teori
stewardship adalah teori yang menggambarkan situasi dimana para aparatur
tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada
sasaran hasil utama mereka untuk negara (Anton, 2010 : 66).
2.4 Kinerja Aparatur Pemerintahan

8
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi planning suatu
organisasi. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu
tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan (Mahsun;
2006:25).
2.5 Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
Good governance dapat diartikan sebagai mekanisme pengelolaan sumber
daya dengan substansi dan implementasinya yang diarahkan untuk mencapai
pembangunan yang efisien dan efektif (Bastian, 2014: 143). Prinsip-prinsip good
corporate governance yang digunakan meliputi lima prinsip yaitu akuntabilitas,
transparansi, partisipasi, kemandirian, dan pertanggungjawaban (Mardiasmo
2002:17).
Pemerintahan mencangkup ruang lingkup yang luas, termasuk bidang
politik, ekonomi, dan sosial mulai dari proses perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan, hingga pelaksanaan dan pengawasan.

H1: Penerapan Prinsip - prinsip good corporate governance


berpengaruh terhadap kinerja aparatur pemerintahan.

2.6 Motivasi
Motivasi mengacu pada dorongan untuk mengeluarkan usaha penuh dalam
melaksanakan suatu tugas untuk mencapai tujuan tertentu dan mempertahankan
dorongan tersebut selama mungkin (Kanfel dan Ackerman, 1989) dalam
Pridarsanti dan Yuyetta (2013) . Usaha yang lebih keras ini akan berbanding lurus
dengan kuantitas dan kualitas pekerjaan yang bisa diselesaikannya. Hal ini akan
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai tersebut.

H2: Motivasi berpengaruh terhadap kinerja aparatur pemerintahan.

2.7 Budaya Organisasi

9
Budaya organisasi didefinisikan sebagai sebuah persepsi umum yang
dipegang teguh oleh para anggota organisasi dan menjadi sebuah sistem yang
memiliki kebersamaan pengertian (Muchlas, 2008:534). Budaya Organisasi dapat
mendukung strategi dan mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat.

H3: Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja aparatur


pemerintahan.

2.8 Kerangka Pemikiran

Variable Independen

Akuntabilitas
Variable Dependen

Transparansi Prinsip-prinsip GCG

Partisipasi Motivasi Kinerja Aparatur


Pemerintahan

Kemandirian Budaya Oraganisasi

Pertanggungjawaban

GAMBAR 2.1
Kerangka Pemikiran

10
DAFTAR PUSTAKA

Anton, FX. 2010. “Menuju Teori Stewardship Manajemen”. Majalah Ilmiah Informatika

Vil. 1 No. 2 Mei 2010. E-book. Universits AKI Semarang

Ambarwati, dkk. 2013. “Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Aparatur Pemerintahan


(Studi Empiris pada Instansi-Instandi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Banyumas)”. Jurnal SNA XV1. Universitas Jendral Soedirman.

Bastian, Indra. 2014. “Sistem Pengendalian Manajemen”. Salemba Empat: Jakarta.

Deikme, Pilatus. 2013. “Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi Pengaruhnya Terhadap

Kinerja Pegawai Bagian Keuangan Seda Mimika Provinsi Papua”. Jurnal EMBA.
Vol.1, No.3, Juni 2013, Hal. 980 -986. ISSN 2303

Hanafi, Mamduh M. 2012. “Manajemen”. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Madjir, Sulbahri. 2015. “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Good Corporate

Governance (GCG) Terhadap Kinerja Karyawn Divisi Sekretariat Perusahaan PT.


Pupuk Sriwidjaja Palembang”. Jurnal. Vol.5, No.8. ISSN:2089 - 6948.

Mahsun, Muhammad. 2006. “Pengukuran Kinerja Sektor Publik”. BPFE: Yogyakarta.

Mardiasmo. 2002. “Akuntansi Sektor Publik”. Penerbit Andi : Yogyakarta

Muchlas, Makmuri. 2008. “Perilaku Organisasi”. Yogyakarta : Gajah Mada University

Press.

Nurwahida, dkk. 2012. “Hubungan prinsip-Prinsip Good Corporate Governance dengan

11
Kinerja Pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo”. Jurnal. Universitas
Hasanudin Makasar.

Safroni, Ladzi. 2012. “Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam Konteks

Birokrasi Indonesia (Teori, Kebijakan dan Implementasi)”. Malang: Aditya Media


Publishing.

Setyowati, Hadi, dan Dewi. “Pengaruh Budaya Kerja dan Penerapan “Good Corporate

Governance terhadap Kinerja Karyawan PT. POS Indonesia (Persero) Kantor Pos
Ungaran 50500.

Sumual, Tinneke E.M. 2015. “Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan, Budaya Organisasi

terhadap Kinerja Pegawai di Universitas Negeri Manado”. Jurnal. Vol.31, No1,


(Juni, 2015): 71-80.

Windiarto, Randy Iman. 2015. “Analisis Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good

Corporate Governance dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Aparatur


Pemerintahan (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota
Surakarta)”. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Yuyetta, Eta Nur Afri dan komang Yuli Pridarsanti. “Analisi Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Pegawai (Studi Empiris pada Pegawai Direktorat Jenderal


Perbendaharaan Kementrian Keuangan di Kota Semarang)”. Diponegoro Journal
of Accounting. Vol.2, No.3, Halaman 1 ISSN (Online): 2337-3806.

12

Anda mungkin juga menyukai