Anda di halaman 1dari 1

SINOPSIS

Perdebatan panjang mengenai keterkaitan wanita di wilayah politik


menjadi keprihatinan tersendiri bagi dunia. Dewasa ini sistem Barat mulai terkikis
dan sedikit demi sedikit tergantikan dengan munculnya sistem Islam yang bangkit
kembali yang dimulai dengan revolusi negara-negara di Timur Tengah. Salafiyah
merupakan suatu gerakan yang cukup kontroversi dengan paham-paham yang
diusungnya atas nama pemahaman shalafush shalih atau sahabat-sahabat nabi
terdahulu. Menariknya, meskipun cukup kontroversial, tidak banyak yang
mengerti hakikat konkrit paham atas manhaj ini. Di Indonesia Salafiyah
berkembang sangat pesat, bahkan di Yogyakarta sendiri sudah banyak kelompok-
kelompok yang mengklaim diri mereka sebagai Salafiyah, tidak terkecuali di
wilayah sekitar Universitas Gadjah Mada. Wilayah tersebut merupakan tempat
yang pertama kali menerima doktrin paham Salafi. Dengan pengikutnya yang
memiliki ciri khas yang mencolok yaitu ikhwan berjenggot dan tidak isbal,
sementara akhwat berjubah panjang dan bercadar. Pada umumnya ketertarikan
mengetahui lebih dalam akan kegiatan-kegiatan wanita Salafiyah sendiri muncul
akibat penampilan itu. Wanita Salafiyah dikenal sangat ekslusif dan
mengasingkan diri dari dunia luar apalagi jika harus direlasikan dengan politik.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran
lengkap tentang objek penelitian yang diteliti. Selanjutnya data diperoleh melalui
wawancara dan dokumentasi secara langsung dengan informan yang benar-benar
memahami hakikat dari manhaj Salaf. Informan dalam penelitian ini meliputi
Pendiri Pondok Pesantren Ihya’ As-sunnah, Salah satu Ustad senior di YPIA,
pengikut paham Salafi, serta beberapa wanita pengikut manhaj Salaf. Selain
dengan wawancara pengumpulan data berasal dari data primer dan sekunder.
Tehnik pengambilan sampling pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive
sampling.
Penelitian mengenai perspektif Salafiyah terhadap relasi perempuan dan
politik di wilayah kampus Universitas Gadjah Mada ini lebih menekankan pada
pemikiran-pemikiran mendasar Salafiyah terhadap keterkaitan perempuan
terhadap kegiatan politik. Kegiatan politik yang dimaksud yaitu kepemimpinan
wanita, emansipasi wanita dalam politik, keikutsertaan dalam pemihan umum
dalam hal pemberian suara serta keterlibatan wanita dalam dakwah Islam sebagai
media untuk mengurusi urusan umat (masyarakat).
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan jika Salafiyah pada dasarnya
telah menolak kegiatan politik yang berkembang dewasa ini dengan dalih jika
politik yang berkembang kini tidak terdapat nilai-nilai Islam yang sesuai dengan
Al-Qur’an dan Hadist (tidak syar’i),sehingga keterlibatan wanita salafiyah dalam
wilayah politik pun terbatas bahkan hampir tidak dianjurkan. Namun jika politik
yang dimaksud adalah kegiatan yang berniat untuk mengurusi urusan masyarakat
secara syar’i seperti berdakwah atau turut membangun intelektualitas masyarakat
maka kegiatan tersebut diperbolehkan. Akan tetapi dengan tetap memperhatikan
kewajibannya sebagai ibu ataupun sebagai seorang istri dan tetap menjaga
kehormatannya.

vi

Anda mungkin juga menyukai