Trimurti Ningtyas
Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri
tya.alfa03@gmail.com
Abstrak
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 195
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
196 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
Tabel 1
Jumlah Kasus Pertanahan di Indonesia
Sumber : diolah
Dari tabel 1. dapat dilihat banhwa dilihat bahwa Jawa Timur menempati
dalam kurun waktu satu tahun jumlah posisipertama dalam jumlah kasusu
kasus pertanahan di Indonesia meningkat pertanahan. Artinya lembaga pertanahan
secara signifikan yaitu lebih dari 2x dalam hal ini adalah BPN yang ada di
lipatnya. Banyaknya kasus dalam Provinsi Jawa Timur harus ekstra bekerja
pertanahan ini akan menjadi sorotan keras untuk menyelesaikan kasus kasus
publik sehingga hal ini akan menjadikan tersebut. Hal ini diharapkan agar
dampak yang luar biasa terhadap kepercayaan masyarakat dapat terbentuk
kepercayaan yang ada di masyarkat pada dengan baik.
lembaga ini. Sedangkan pada tabel 2 dapat
Tabel 2
Jumlah Kasus Pertanahan Tiap Provinsi 2011
NO PROVINSI JUMLAH KASUS NO PROVINSI JUMLAH KASUS
1 NAD 2 14 Kalimatan Barat 7
2 Sumatera Utara 25 15 Kalimatan Tengah 3
3 Sumatera Barat 4 16 Kalimantan Timur 3
4 Riau 10 17 Sulawesi Selatan 1
5 Jambi 11 18 Sulawesi Barat 3
6 Sumatera Selatan 9 19 Sulawesi Utara 1
7 Bangka Belitung 2 20 Sulawesi Tengah 2
8 Bengkulu 2 21 Sulawesi Tenggara 15
9 Lampung 2 22 Bali 1
10 DKI Jakarta 3 23 NTT 3
11 Jawa Barat 4 24 NTB 1
12 Jawa Tengah 12 25 PAPUA 1
13 Jawa Timur 36
Sumber : Konflik Agraria KPA Tahun 2011
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 197
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
Tabel 3
Integritas Sektor Publik Badan Pertanahan Nasional
Tahun Nilai Integritas
2009 6,40
2010 5,21
Sumber : Buku Integritas Sektor Publik Indonesia 2009 dan 2010
Diperlukan suatu solusi agar (Hery yana, Deputi bid pengawasan dan
permasalahan dalam pelayanan publik ini akuntabilitas aparatur, MENPAN dan RB)
dapat diatasi sehingga masyarakat dapat Program program tersebut dibuat
memproleh hak nya untuk merasakan untuk mendukung pemeintahan yang
suatu pelayanan yang memuaskan. diharapkan masyarakat, untuk itu
Reformasi birokrasi masih menjadi solusi diperlukan adanya suatu model untuk
teoritis dalam masalah publik di mendapatkan solusi praktis tentang
Indonesia. MENPAN menyatakan terdapat bagaimana meningkatkan kepercayaan
9 program percepatan Reformasi Birokrasi publik. Untuk itulah peneliti merasa
guna mengatasi masalah masalah publik bahwa fokus kritis tentang kepercayaan
dalam palayanannya. 9 Program tersebut publik ini sangatlah penting untuk dikaji
adalah : Penataan struktur birokrasi, sehingga apabila kepercayaan publik dapat
penataan jumlah dan distribusi PNS, ditingkatkan tentunya diduga kepuasan
sistem seleksi CPNS dan promosi secara masyarakat yang menjadi tujuan utama
terbuka, profesionalisasi pns, reformasi birokrasi dan pelaksanaan
pengembangan sistem elektronik pelayanan publik meningkat. Pentingnya
pemerintah (e-gov), penyederhanaan kajian tersebut juga digambarkan telah
perijinan usaha, peningkatan transparansi adanya studi studi terdahulu yang
dan akuntabilitas aparatur, peningkatan membahas tentang kepercayaan publik.
kesejahteraan PNS, Efisiensi penggunaan Berikut beberapa studi terdahulu yang ada:
fasilitas, sarana dan prasaranan PNS.
198 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
Tabel 4
Studi terdahulu
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 199
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
Studies: Studies:
James hacket USACSI data
UK Mory study
Bouckaert study
CF 3 canadian
Gambar 1
Modeling the public sector service value chain
Sumber : Heintzman and Marson 2003
200 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 201
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
Tabel 5
Identifikasi kontributor dari kepercayaan
Dimension Contributor
Share norms and values Agreement
Integrity
Compassion and understanding
Responsiveness
Procedural justice
Worthy of pride
Willingness to endorse Confidence
Political inclusion
Trustworthy
Perceived efficacy Previous experience
Competence
Effectiveness
Uncertainly
Reliability
Sumber : adam et al , enviromental management (2009) 43:571-584. Published online 25
Desember 2008, US Goverment 2008
202 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 203
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
hal ini data akan kami ambil dari tiga cara , yaitu ketekunan pengamatan
dokumen-dokumen institusi yaitu BPN II dan triangulasi. Ketekunan pengamatan
Surabaya. dilakukan dengan maksud menemukan
Dalam penelitian ini, ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi
pengumpulan data dilakukan dengan cara yang sangat relevan dengan persoalan dan
wawancara,observasi dan doumentasi . isu yang sedang dicari dan memusatkan
Wawancara adalah pertukaran percakapan diri pada hal-hal tersebut secara rinci
dengan tatap muka di mana seseorang (Moleong,1998). Triangulasi adalah teknik
memperoleh informasi dari yang lain. Ada pengecekan keabsahan data yang
tiga jenis wawancara : wawancara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
terstruktur, wawancara tak terstruktur, dan data itu untuk keperluan pengecekan atau
wawancara semi-struktur (Smith,2009). sebagai pembanding terhadap data itu.
Dalam penelitian ini peneliti Ada empat teknik triangulasi, yaitu teknik
menggunakan teknik wawancara tidak pemeriksaan yang memanfaatkan
terstruktur dan wawancara semi- penggunaan sumber, metode, penyidik,
terstruktur. Wawancara tidak terstruktur dan teori (Moleong,1998). Dalam
kami lakukan dalam situasi yang alamiah, penelitian ini, peneliti menggunakan
dalam konteks ini membangun rapport teknik triangulasi dengan sumber dan
dengan subjek penelitian menjadi hal yang triangulasi dengan metode. Triangulasi
penting yaitu pada pelanggan. Wawancara dengan sumber, akan dilakukan dengan
tidak terstruktur juga kami lakukan kepada cara membandingkan data yang diperoleh
pegawai instani BPN II Surabaya. lansung dari subjek penelitian dalam hal
Observasi adalah metode pengumpulan ini anak panti dan data yang diperoleh
data dengan jalan pengamatan dan pengasuh ataupun teman-temannya.
pencatatan secara sistematis terhadap Adapun triangulasi dengan metode, dalam
fenomena-fenomena yang diteliti (Usman, penelitian ini dilakukan dengan
1998). Dalam penelitian ini observasi menggunakan beberapa teknik
dilakukan terhadap subjek penelitian pada pengumpulan data, yaitu dengan
saat wawancara, maupun dalam proses menggunakan observasi, wawancara tidak
bimbingan bagi mereka yang masih aktif. terstruktur, dan wawancara semi
Penelitian dokumen kami lakukan di BPN terstruktur .
II Surabaya.
Analisa data adalah proses D. PEMBAHASAN
pelacakan secara sistematis transkip Pelayanan publik bukan
wawancara, catatan di lapangan dan merupakan bahasan yang asing lagi dalam
bahan-bahan lainnya yang dikumpulkan lingkup pemerintahan. Pasca reformasi,
untuk meningkatkan pemahaman terhadap birokrasi menjadi sorotan kritis baik bagi
bahan-bahan tersebut agar dapat ilmuwan, para pembuat kebijakan,
dipresentasikan semuanya kepada pihak pemerintah sendiri, maupun masyarakat
lain. Adapun metode analisa data yang secara umum. Karena kebobrokan
digunakan dalam penelitian ini adalah : birokrasilah yang menjadi awal dari
reduksi data, display data, dan adanya reformasi birokrasi. Adanya isu
konklusi/penarikan kesimpulan KKN yang semakin kuat, ketidak stabilan
(Bungin,2003). Dalam penelitian ini perekonomian dan pemerintahan akibat
pengecekan keabsahan dilakukan dengan jalannya birokrasi yang tidak bersih
204 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
membuat birokrasi yang dijalankan oleh yang tidak etis dari pemerintah dapat
pemerintah ini menjadi suatu alat meningkatkan ketidakpercayaan
kekuasaan dan tentunya ini sangat masyarakat terhadap pemerintahan. Jika
merugikan masyarakat dan negara. masyarakat merasa tidak puas dengan
Masyarakat yang dirugikan ini pemerintah tentunya mereka akan
mempunyai sisi trauma atas ketidakadilan menunjukkan sikap negatif kepada
tersebut, taumatik tersebut berbentuk pemerintah melalui komplain terhadap
ketidak percayaan masyarakat akan kebijakan pajak misalnya, atau komplain
pemerintahan. Apabila masyarakat sudah terhadap koruspsi dan ketidakefektifan
tidak percaya kepada wakilnya, untuk apa kinerja pemerintahan. Untuk menghindari
ada wakil, dan untuk apa ada hal tersebut tentunya pemerintah harus
pemerintahan. Degradasi kepercayaan melakukan terobosan terobosan baru
masyarakat ini muncul kekhawatiran untuk meningkatkan kepercayaan
bagaimana membuat, atau setidak nya masyarakat dengan menunjukkan kinerja
menormalkan kondisi lingkungan mereka yaitu melayani masyarakat dengan
pemerintahan agar seimbang dan dapat kualitas terbaik. Dalam meningkatkan
berjalan sesuai amanah UUD 1945. Dari pelayanan publik terdapat program
sinilah muncul era reformasi dimana program reformasi birokrasi diantaranya
reformasi ini berfokus pada suatu konsep meliputi dari Management SDM,
mereformasi birokrasi, dengan reformasi pengawasan, akuntabilitas, kelembagaan,
birokrasi diharapkan dapat menjadi dan tata laksana yang kesemuanya itu
penyembuh luka dan traumatik mempunyai tujuan utama yaitu kepuasan
masyarakat akan pengalaman masyarakat. (Wiharto, Kemenpan dan RB.
pemerintahan sebelumnya. Sehingga Dalam PPT yang disampaikan pada
diharapkan mereka dapat mengumpulkan Sosialisasi Program RBN Regional, Maret
harapan dan kepercayaan kembali kepada 2012). Kepuasan masyarakat inilah yang
pemerintah. Senada dengan yang menjadi unsur utama bagaimana
diungkapkan Van de Walle (2008) dalam masyarakat merasa percaya kembali
kutipannya di bawah ini: dengan terhadap pelayanan publik
If corruption and unethical action sehingga mereka merasa dengan adanya
occur often, it will increase pemerintah yang melayani pelayanan
distrust in organization and publik maka masyarrakat akan sangat
institution. If people are diuntungkan karenanya dan merekapun
dissatified with state goverment, memupuk kepercayaan dan harapan yang
dissatifaction might expand to besar dari kepuasan yang telah di dapat.
several other aspect. A person Seperti hasil wawancara yang
with a negative attitude towards telah peneliti identifikasi di bawah ini
the state goverment will most menggambarkan bahwa masalah dalam
likely complain about taxes, kepercayaan publik memang ada di dalam
corruption, or the ineffectiveness lembaga ini yaitu BPN II Surabaya
of administration. (van de walle,
2008)
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 205
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
Tabel 6
Identifikasi masalah kepercayaan publik
2 Bapak Heri “yang jadi masalah itu bukan pertanahannya, tapi masyarakat
(Pelanggan: sendiri yang punya konflik pertanahan. Akibatnya konflik itu
notaris) meluas dan media memperbesarnya. Nah lembaga yang tersangkut
ya pertanahan ini itulah kenapa masyarakat kurang percaya pada
pertanahan”
3 Bapak x “makanya diluar sana banyak kasus kasus pertanahan, ya gini ini
(Pelanggan: banyak gak jelasnya. Masyarakat pun juga sudah tau dan mereka
masyarakat akhirnya kurang respect dan kurang percaya, apalagi kalau diurus
umum) sendiri”
Sumber: diolah
206 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
bahwa terdapat lima dimensi dari pada reliabilitas, durabilitas, dan integritas
kepercayaan publik ini. pihak lain dalam relationship. Dalam
“Pak bambang koordinator loket model yang dikembangkan dari variabel
Kalau untuk masalah banyaknya kepercayaan ini, terdapat dua dimensi
kasus pertanahan ynag beberapa lama yang sama dengan yang diidentifikasikan
ini jadi perbincangan hangat di Pepper dan Rogers. Sedangkan untuk
media, tentunya mereka salah alamat. dimensi kenyamanan dan tanggung jawab
Kita khan produknya administratif itu dikuatkan pada penelitian Rofiq (2007:
dan sanksinya pun juga begitu. Kalau 76) yang menggunakan kedua tersebut
mereka mau menggugat tentunya ke dimensi sebagai indikatornya untuk
PTUN dong bukanya ke Kepolisian. mengukur kepercayaan. Untuk dimensi
Kebanyakan mereka laporke kredibilitas ini dikuatkan dengan adanya
kepolisian sehingga kita kita ini pernyataan dari Ganeshan (1994) bahwa
menjadi jauh lebih berhati hati dalam kepercayaan adalah percaya dan memiliki
menetapkan produk produk hukum keyakinan atas partner hubungan karena
itu” Produk yang dihasilkan krdibilitasnya. Adanya teori teori tersebut
(sertifikat, ijin dll) dapat menguatkan bahwa model yang
dipertanggungjawabkan, memiliki dikembangkan dari variabel kepercayaan
kepastian hukum” mengidentifikasikan dimensi dimensi
dimana hal tersebut juga dikuatkan dengan
Lima dimensi tersebut adalah kesamaan hasil elaborasi dari teori teori
kenyamanan, tanggung jawab, reliabilitas, yang ada. Dimensi dimensi tersebit dapat
kredibilitas, dan integritas. Kelima dilihat dari hasil petikan wawancara di
dimensi ini seperti yang diungkapkan oleh bawah ini
Peppers dan Rogers (2004:43),
kepercayaan adalah keyakinan satu pihak
Tabel 7.a
Identifikasi dimensi kepercayaan publik
No Nama Petikan Wawancara Identifikasi indikator
1 Bapak Kalau untuk masalah banyaknya kasus Integritas
Bambang pertanahan yang beberapa lama ini jadi
(Pegawai: perbincangan hangat di media, tentunya Produk yang dihasilkan
Koordinat mereka salah alamat. Kita khan (sertifikat, ijin dll) dapat
or Loket) produknya administratif dan sanksinya dipertanggungjawabkan,
pun juga begitu. Kalau mereka mau memiliki kepastian hukum
menggugat tentunya ke PTUN dong
bukanya ke Kepolisian. Kebanyakan
mereka laporke kepolisian sehingga kita
kita ini menjadi jauh lebih berhati hati
dalam menetapkan produk produk
hukum itu”
ke tabel 7.b
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 207
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
Tabel 7.b
Identifikasi dimensi kepercayaan publik
No Nama Petikan Wawancara Identifikasi indikator
3 Bapak “saya hanya menangani masalah Kenyamanan, fasilitas
Tris keluhan mbak, jadi kaitannya ya dengan untuk pelanggan dapat
(Pegawai: kepuasan dan mungkin bisa saja persepsi digunakan dan
admin IT) mereka dengan instansi ini. Mereka dimanfaatkan dengan baik
sudah memiliki nilai positif belum
dengan keterlibatannya pada instansi ini Kredibilitas , Pelayanan
dari mengurus surat misalnya. sesuai standar pelayanan
Katakanlah mereka puas, berarti mereka yang baik, cepat dan tepat
cerita yang baik baik dong di luar sana. serta handal.
Misalnya saja cerita tempatnya disini,
sudah enak kok tertib prosesnya. Atau
prosesnya sudah cepat dan pak tris
melayani dengan tanggap. Atau alatnya
sudah canggih semua, aksesnya cepat
dll..hehe”
4 Bapak “kasus pertanahan di luar itu sebenarnya Reliable , Pelayanan sesuai
Heri bukan full kesalahan instansi mbak. prosedur, Proses pelayanan
(Pelangga Masyarakat sendiri yang sebenarnya cepat
n: notaris) bersengketa. Misalnya atara warga A
dan B. Memperebutkan hak tanah, nah
dimuat dimedia. Pertanahanlah yang
kena. Instansi pertanahan sendiri khan
bekerja sesuai berkas dan prosedur,
kalau sudah memenuhi ya tinggal
dijalankan proses selanjutnya. Gampang
kok dan cepat, media aja yang kadang
membesar besarkan”
6 Bapak x a. “Wah disini ngurusnya kebanyakan a. Waktu , Kejelasan
(Pelangga lama mbak, saya saja ngurus hampir waktu
n: 1th lho...ngurus sendiri sih tapi, gak b. Responsibility , Daya
masyarak pake notaris. Tapi khan harusnya tanggap pegawai ,
at umum) fasilitasnya sama dengan yg pake. Pelayanan sesuai
Lawong berkasnya semua. Saya kepentingan pelanggan
capek mbak bolak balik sini terus, c. Tanggungjawab , Daya
makanya saya kayaknya ada sedikit tanggap pelayanan
trauma dengan instansi ini,hehe. d. Produk yang dihasilkan
Seperti sekarang ini mbak saya mau sesuai diinginkan
ke pengaduan juga masih ruwet gini, pelanggan
soalnya kadang yang menerima
pengaduan beda beda jadi ya agak
miss gitu”
Sumber : diolah
208 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 209
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
210 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas
Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 211