Anda di halaman 1dari 17

Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

Kepercayaan Masyarakat (Citizen Trust)


Di Badan Pertanahan Nasional (BPN) II Surabaya

Trimurti Ningtyas
Dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri
tya.alfa03@gmail.com

Abstrak

Masyarakat menjadi pemangku kepentingan yang paling utama dalam lingkaran


kesuksesan suatu pemerintahan. Tugas utama negara adalah mewujudkan yang telah dicita
citakan bersama. Intinya membangun hubungan dan kepercayaan pada masyarakat adalah
hal yang sangat penting bagi instansi publik. Dengan adanya hubungan yang baik antara
masyarakat dan instansi tersebut tentunya mereka akan mempunyai kepercayaan yang lebih
sehingga melakukan proses pelayanan di instansi tersebut adalah suatu yang memang pilihan
tepat. Dari latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka masalah penelitian dapat
dirumuskan adalah Bagaimana kepercayaan publik di Badan Pertanahan Nasional Surabaya II
?.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan
kepercayaan publik di Badan Pertanahan Nasional Surabaya II. Kerangka umum yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi Kasus. Kepercayaan publik pada
dasarnya dibangun dari apa yang publik rasakan, lihat dan dengar atas segala bentuk
pemerintahan yang ada. Untuk itu membangun kepercayaan publik sangatlah penting karena
dengan melihat tingkat kepercayaan masyarakat atas suatu organisasi penyedia layanan, maka
dari sini dapat dilihat apakah instansi tersebut menyedia pelayanan yang membuat
masyarakat percaya akannya. Untuk itu membangun kepercayaan publik ini adalah sebuah
kajian yang penting untuk membuat pemerintah sukses terutama dalam menjalankan
kebijakan dan program programnya yang tentunya bertujuan untuk melayani masyarakat
dengan baik sesuai yang dibutuhkan dan diharapkan. Hasil dari identifikasi kepercayaan
publik, faktor pembentuk utama adalah kenyamanan, integritas, kredibilitas, reliabilitas dan
tanggungjawab.

Kata kunci : kepercayaan masyarakat, pelayanan, pemerintah, masyarakat

A. PENDAHULUAN masyarakat menjadi pemangku


kepentingan yang paling utama dalam
Masyarakat adalah bagian utama lingkaran kesuksesan suatu pemerintahan.
dari unsur negara. Untuk itu masyarakat Mengapa disebut demikian,karena dengan
menjadi bagian penentu bahwa negara adanya masyarakat yang notabene sudah
tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang bisa dikatakan makmur atau mandiri,
dicita citakan atau tidak. Selain itu maka hal itu bisa menjadi tolak ukur

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 195
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

bahwa negara telah dengan baik kepercayaan yang lebih sehingga


melaksanakan tugasnya. Tugas utama melakukan proses pelayanan di instansi
negara adalah mewujudkan yang telah tersebut adalah suatu yang memang
dicita citakan bersama. Melalui peran pilihan tepat. Sehingga alternatif lain
pemerintah, negara dapat mewujudkan hal untuk menggunakan jasa pelayanan diluar
tersebut. instansi publik menjadi lebih kecil. Inilah
Bagaiman bisa melihat bahwa mengapa kepercayaan publik merupakan
masyarakat telah mendapatkan apa yang kajian kritis yang penting untuk dikaji
seharusnya mereka dapatkan? Hal ini bisa sehingga masyarakat dapat meningkatkan
dilihat dengan apakah masyarakat sudah kepercayaannya pada instansi dan
merasa puas dalam mendapatkan bagaimana instansi tersebut meningkatkan
pelayanan serta fasilitas fasilitas yang kepercayaan masyarakat atas
seharusnya mereka dapatkan. Dengan organisasinya. Bagaimana membangun
adanya kepuasan dari yang telah dilakukan hubungan kepercayaan publik ini menjadi
pemerintah kepada masyarakat hal ini fokus dalam penelitian ini, sehingga
menjadikan suatu gambaran penilaian dimungkinkan adanya temuan yang
tersendiri kepada pemerintah. Semakin nantinya bisa digunakan untuk
tinggi apresiasi masyarakat terhadap apa membangun hubungan kepercayaan publik
yang mereka dapatkan dari agar lebih bersifat positif.
pemerintah,maka di duga akan semakin Selain itu yang menjadi latar
tinggi pula kepercayaan masyarakat belakang utama dalam penelitain ini
terhadap pemerintah . sejalan dengan yang adalah mengapa kepercayaan publik ini
dinyatakan oleh Denhardt di bawah ini: mempunyai kecenderungan negatif. Apa
“The public interest is the result yang menyebabkan masyarakat
of a dialogue about shared values mempunyai kecenderungan seperti itu,
rather than the aggregation of yang paling utama adalah faktor layanan
individual self-interests. yang diberikan oleh pemerintah. Buruknya
Therefore, public servants do not pelayanan menjadi alasan mengapa
merely respond to the demands of kepercayaan masyarakat buruk kepada
“customers,” but rather focus on pemerintah. Ditunjukkan dengan jumlah
building relationships of trust and kasus yang ada dalam bidang pertanahan
collaboration with and among ini mampu diselesaikan oleh Badan
citizens.” (Denhardt, 2007) Pertanahan atua tidak. Banyaknya jumlah
kasus pertananahan menjadi salah satu
Intinya membangun hubungan dan indikator kinerja dari lembaga itu sendiri.
kepercayaan pada masyarakat adalah hal Berikut adalah perkembangan jumlah
yang sangat penting bagi instansi publik. kasus pertanahan yang ada di Indonesia.
Dengan adanya hubungan yang baik
antara masyarakat dan instansi tersebut
tentunya mereka akan mempunyai

196 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

Tabel 1
Jumlah Kasus Pertanahan di Indonesia

Sumber : diolah

Dari tabel 1. dapat dilihat banhwa dilihat bahwa Jawa Timur menempati
dalam kurun waktu satu tahun jumlah posisipertama dalam jumlah kasusu
kasus pertanahan di Indonesia meningkat pertanahan. Artinya lembaga pertanahan
secara signifikan yaitu lebih dari 2x dalam hal ini adalah BPN yang ada di
lipatnya. Banyaknya kasus dalam Provinsi Jawa Timur harus ekstra bekerja
pertanahan ini akan menjadi sorotan keras untuk menyelesaikan kasus kasus
publik sehingga hal ini akan menjadikan tersebut. Hal ini diharapkan agar
dampak yang luar biasa terhadap kepercayaan masyarakat dapat terbentuk
kepercayaan yang ada di masyarkat pada dengan baik.
lembaga ini. Sedangkan pada tabel 2 dapat

Tabel 2
Jumlah Kasus Pertanahan Tiap Provinsi 2011
NO PROVINSI JUMLAH KASUS NO PROVINSI JUMLAH KASUS
1 NAD 2 14 Kalimatan Barat 7
2 Sumatera Utara 25 15 Kalimatan Tengah 3
3 Sumatera Barat 4 16 Kalimantan Timur 3
4 Riau 10 17 Sulawesi Selatan 1
5 Jambi 11 18 Sulawesi Barat 3
6 Sumatera Selatan 9 19 Sulawesi Utara 1
7 Bangka Belitung 2 20 Sulawesi Tengah 2
8 Bengkulu 2 21 Sulawesi Tenggara 15
9 Lampung 2 22 Bali 1
10 DKI Jakarta 3 23 NTT 3
11 Jawa Barat 4 24 NTB 1
12 Jawa Tengah 12 25 PAPUA 1
13 Jawa Timur 36
Sumber : Konflik Agraria KPA Tahun 2011

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 197
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

Selain jumlah kasus pertanahan tersebut. Ketika lembaga terseret dalam


dan bagaimana penyelesaiannya, salah kasus korupsi maka secara tidak langsung
satu indikator yang dapat melihat tingkat hal itu akan mempengaruhi persepsi
kepercayaan masyarakat adalah bagimana masyarakat tentang lebaga tersebut
integritas dari insitusi/lembaga tersebut. sehingga kepercayaan msyarakat dapat
Integritas disini adalah bagimana potensi menurun.
korupsi yang ada di dalam lembaga

Tabel 3
Integritas Sektor Publik Badan Pertanahan Nasional
Tahun Nilai Integritas

2009 6,40
2010 5,21
Sumber : Buku Integritas Sektor Publik Indonesia 2009 dan 2010

Diperlukan suatu solusi agar (Hery yana, Deputi bid pengawasan dan
permasalahan dalam pelayanan publik ini akuntabilitas aparatur, MENPAN dan RB)
dapat diatasi sehingga masyarakat dapat Program program tersebut dibuat
memproleh hak nya untuk merasakan untuk mendukung pemeintahan yang
suatu pelayanan yang memuaskan. diharapkan masyarakat, untuk itu
Reformasi birokrasi masih menjadi solusi diperlukan adanya suatu model untuk
teoritis dalam masalah publik di mendapatkan solusi praktis tentang
Indonesia. MENPAN menyatakan terdapat bagaimana meningkatkan kepercayaan
9 program percepatan Reformasi Birokrasi publik. Untuk itulah peneliti merasa
guna mengatasi masalah masalah publik bahwa fokus kritis tentang kepercayaan
dalam palayanannya. 9 Program tersebut publik ini sangatlah penting untuk dikaji
adalah : Penataan struktur birokrasi, sehingga apabila kepercayaan publik dapat
penataan jumlah dan distribusi PNS, ditingkatkan tentunya diduga kepuasan
sistem seleksi CPNS dan promosi secara masyarakat yang menjadi tujuan utama
terbuka, profesionalisasi pns, reformasi birokrasi dan pelaksanaan
pengembangan sistem elektronik pelayanan publik meningkat. Pentingnya
pemerintah (e-gov), penyederhanaan kajian tersebut juga digambarkan telah
perijinan usaha, peningkatan transparansi adanya studi studi terdahulu yang
dan akuntabilitas aparatur, peningkatan membahas tentang kepercayaan publik.
kesejahteraan PNS, Efisiensi penggunaan Berikut beberapa studi terdahulu yang ada:
fasilitas, sarana dan prasaranan PNS.

198 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

Tabel 4
Studi terdahulu

No Penelitian terdahulu Fokus Fokus penelitian ini


1 Research study :  Berfokus pada  Berfokus pada hubungan
Adam Lijeblad. kepercayaan dan untuk antara tiga variabel yaitu
William Borrie. mengidentifikasi kepercayaan, kualitas
Alan Watson (2008) komponen terbesar layanan dan kepuasan.
yang mempengaruhi  Mengembangkan model
Determinan of trust kepercayaan tersebut. atas tiga variabel tersebut
for public land : fire dengan mengidentifikasi
and fuels dimensi dan indikator dari
management on the ketiganya.
bitteroot national
forest

2 Research paper: Ari  Berfokus pada  Berfokus pada hubungan


Salminen and Rinna kepercayaan antara tiga variabel yaitu
Ikola N. (2010) masyarakat, good kepercayaan, kualitas
governance dan layanan dan kepuasan.
Trust, good ketidaketisan sikap  Mengembangkan model
governance and dalam pemerintahan. atas tiga variabel tersebut
unethical actions in  Meliputi seluruh dengan mengidentifikasi
Finnish public bagian proses dimensi dan indikator dari
administration pemerintahan dengan ketiganya.
menggunakan data  Berfokus pada pelayanan
sekunder. pada instansi publik
dengan menggunakan data
primer.
Sumber: diolah

Dari latar belakang yang telah Sedangkan penelitian ini


disampaikan di atas, maka masalah diharapkan dapat memberikan sumbangan
penelitian dapat dirumusakan adalah dalam pengembangan studi kebijakan
Bagaimana kepercayaan publik di Badan publik terutama yang berkaitan variabel
Pertanahan Nasional Surabaya II ?. Tujuan tersebut. Selain itu, karena penelitian ini
penelitian merupakan dasar atau pedoman berusaha melihat kebijakan dari sisi
yang digunakan peneliti dalam melakukan pelaksanaannya maka diharapkan
sesuatu penelitian. Tujuan ini akan penelitian ini dapat memberikan
menjadi acuan dan arah terhadap langkah- sumbangan yang komprehensif dan
langkah yang akan diambil dalam suatu relevan yang dapat menjembatani kajian
penelitian. Adapun tujuan dari penelitian teoritik dengan fenomena empiris di
ini adalah untuk mengetahui dan lapangan. Selain itu, penelitian ini
menggambarkan kepercayaan publik di diharapkan juga dapat memberikan
Badan Pertanahan Nasional Surabaya II. masukan bagi para pembuat kebijakan

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 199
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

dalam mengambil kebijakan-kebijakan di aplikasi ke dalam praktek (model dari).


masa mendatang khususnya yang Bisa juga model menjadi sarana
berkaitan dengan perbaikan kepercayaan memformulasikan teori berdasarkan
publik. temuan praktek (model untuk). Model
merupakan salah satu tool untuk teorisasi.
B. TINJAUAN PUSTAKA Arti teorisasi adalah proses empirik dan
Pada dasarnya penelitian ini rasional yang menggunakan bermacam
adalah untuk mengetahui hubungan antar alat, seperti prosedur penelitian, model,
variabel dari model yang telah dibuat logika dan alasan. Tujuannya adalah
sehingga dapat diketahui hubungan antar memberikan penjelasan penuh mengapa
variabel mana yang kuat serta sub variabel suatu peristiwa terjadi sehingga bisa
mana yang merupakan pembentuk utama memandu untuk memprediksi hasil.
dari masing masing variabel. Fokus (http://pasca.tp.ac.id/site/teori-model-dan-
masalah dari variabel yang ada dalam penelitian-pengembangan-dalam-
penelitian ini adalah Kepercayaan perspektif-teknologi-pembelajaran). Pada
Masyarakat (Citizen Trust). Tentunya fokus dari penelitian ini adalah terletak
terlebih dahulu dijelaskan tentang apa pada model kepercayaan, dimana model
yang dimaksud dengan model, dari ini memuat hubungan antar beberapa
penelitian ini. Model ialah suatu abstraksi variabel dengan kepercayaan. Sehingga
yang dapat digunakan untuk membantu nantinya diketahui tentang hububungan
memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat diantara ketiganya serta dimensi
atau dialami secara langsung. Model pembentuk dari masing masing variabel
adalah representasi realitas yang disajikan tersebut.
dengan suatu derajat struktur dan urutan Pada dasarnya model dalam
(Seels & Richey,1994). Model ada yang penelitian ini berbasis pada pendekatan
bersifat prosedural, yakni atas model kualitas pelayanan value chain
mendeskripsikan bagaimana melakukan pada instansi publik yang diungkapkan
tugas-tugas, atau bersifat konseptual, dalam penelitian Heintzman and Marsoon
yakni deskripsi verbal realitas dengan (2003). Dapat dilihat pada gambar
menyajikan komponen relevan dan dibawah ini bagaimana model kualitas
definisi, dengan dukungan data Model pelayanan value chain pada instansi publik
bisa menjadi sarana untuk menerjemahkan tersebut digambarkan dengan variabel
teori ke dalam dunia kongkret untuk kepercayaan.

Studies: Studies:
James hacket USACSI data
UK Mory study
Bouckaert study
CF 3 canadian

Employee Citizen/client Citizen trust in


satisfaction and service satisfaction public service
commitment institution

Gambar 1
Modeling the public sector service value chain
Sumber : Heintzman and Marson 2003

200 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

Dari alur rantai nilai seperti yang Kepercayaan melibatkan kesediaan


digambarkan diatas, dapat diketahui seseorang untuk bertingkah laku tertentu
bahwa citizen trust menjadi hasil akhir karena keyakinan bahwa mitranya akan
atas kepuasan pelanggan atau masyarakat. memberikan apa yang ia harapkan dan
Dengan adanya pendekatan ini maka suatu harapan yang umumnya dimiliki
kepercayaan masyarakat yang menjadi seseorang bahwa kata, janji atau
fokus dalam penelitian ini menjadi pernyataan orang lain dapat dipercaya
semakin diperkuat secara teoritik. Untuk (Barnes, 2003 : 148). Menurut Peppers
itu mengapa peneliti merasa bahwa yang dan Rogers (2004:43), kepercayaan adalah
menjadi fokus dari penelitian ini adalah keyakinan satu pihak pada reliabilitas,
kepercayaan karena mempunyai dasar durabilitas, dan integritas pihak lain dalam
paradigma yaitu model service value chain relationship dan keyakinan bahwa
atas pelayanan pada sektor publik. Di tindakannya merupakan kepentingan yang
bawah ini disajikan definisi dari paling baik dan akan menghasilkan hasil
kepercayaan menurut beberapa ahli. positif bagi pihak yang dipercaya.
Kepercayaan menurut Mowen dan Kepercayaan merupakan hal
Minor (2003 : 312) adalah semua penting bagi kesuksesan relationship.
pengetahuan yang dimiliki oleh pelanggan Menurut Moorman dan kawan-kawan
dan semua kesimpulan yang dibuat (1993), kepercayaan didefinisikan sebagai
pelanggan tentang objek, atribut, dan kemauan untuk menyandarkan diri pada
manfaatnya. Objek dapat berupa produk, hubungan dengan partnernya berlandaskan
orang, perusahaan, dan segala sesuatu atas keyakinan. Pendapat tersebut dapat
dimana seseorang memiliki kepercayaan menggambarkan penelitian yang
dan sikap. Atribut adalah karakteristik dilakukan oleh Rotter’s (1967) yang
atau fitur yang mungkin dimiliki objek. menyatakan bahwa kepercayaan
Manfaat adalah hasil positif yang merupakan harapan umum yang dimiliki
diberikan atribut kepada objek. Terdapat individu bahwa kata-kata yang muncul
definisi lagi yaitu kepercayaan adalah dari pihak lainnya dapat diandalkan.
sikap pihak tertentu terhadap yang lain Kepercayaan adalah percaya dan memiliki
dalam melakukan hubungan transaksi keyakinan terhadap partner dalam
berdasarkan suatu keyakinan bahwa orang hubungan (Moorman, Zaltman,
yang dipercayainya tersebut akan Deshpande 1992) karena memiliki
memenuhi segala kewajibannya secara kredibilitas dan kebijakan (Ganesan 1994).
baik sesuai yang diharapkan (Rofiq, Kredibilitas menunjukkan kepercayaan
2007:76). yang didapat dari pihak lain karena
Variabel ini diukur dengan memiliki keahlian yang dikehendaki untuk
menggunakan dua indikator yang melakukan suatu tugas, dan kepercayaan
diadopsi dari hasil penelitian Rofiq yang didapat karena melakukan cara yang
(2007:76), yaitu : baik kepada pihak lain dalam suatu
1. Kenyamanan hubungan. Garbarino dan Johnson (1998)
2. Tanggung Jawab menyatakan bahwa keterpercayaan
Kepercayaan adalah keyakinan muncul dari kemampuan untuk
bahwa seseorang akan menemukan apa membuktikan sesuatu, reliabilitas dan
yang diinginkan pada mitra pertukaran. intensionalitas.

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 201
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

Adam et al (2008) mengidentifikasi trust sebagai berikut:

Tabel 5
Identifikasi kontributor dari kepercayaan
Dimension Contributor
Share norms and values Agreement
Integrity
Compassion and understanding
Responsiveness
Procedural justice
Worthy of pride
Willingness to endorse Confidence
Political inclusion
Trustworthy
Perceived efficacy Previous experience
Competence
Effectiveness
Uncertainly
Reliability
Sumber : adam et al , enviromental management (2009) 43:571-584. Published online 25
Desember 2008, US Goverment 2008

Penyelenggara pelayanan publik instansi publik adalah sikap keyakinan


yang selanjutnya disebut Penyelenggara satu pihak pada reliabilitas, durabilitas,
adalah setiap institusi penyelenggara dan integritas institusi penyelenggara
negara, korporasi, lembaga independen negara kegiatan pelayanan publik dalam
yang dibentuk berdasarkan undang undang melakukan hubungan transaksi
untuk kegiatan pelayanan publik, dan berdasarkan suatu keyakinan bahwa yang
badan hukum lain yang dibentuk semata- dipercayainya tersebut akan menghasilkan
mata untuk kegiatan pelayanan publik. hasil positif bagi pihak yang dipercaya
Organisasi penyelenggara pelayanan sesuai yang diharapkan.
publik yang selanjutnya disebut Dalam penelitian Heintzman and
Organisasi Penyelenggara adalah satuan Marson, (2003), menjelaskan ” this
kerja penyelenggara pelayanan publik research tends to support the proposition
yang berada di lingkungan institusi that the quality of service is one of the
penyelenggara negara, korporasi, lembaga important drivers of trust and
independen yang dibentuk berdasarkan confidence”. Kualitas pelayanan
undangundang untuk kegiatan pelayanan merupakan penentu penting dari
publik, dan badan hukum lain yang kepercayaan dan keyakinan masyarakat
dibentuk semata-mata untuk kegiatan atas institusi publik. Kualitas pelayanan
pelayanan publik. (Undang Undang 25 pada dasarnya adalah persepsi pelanggan
tahun 2009) atas pelayanan yang
Dari uraian tersebut yang diharapkan,dibutuhkan dan diinginkan
dimaksud dengan kepercayaan pada oleh pelanggan itu sendiri. Dengan adanya

202 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

pelayanan yang berkualitas, tentunya lembaga-lembaga privat (Citizen Frist,


masyarakat sebagai penerima layanan 1998).
akan memberikan sikap positif atau Penelitian pemerintah Swedia
negatif atas pelayanan yang diberikan oleh baru-baru ini juga mendukung gagasan
instansi, hal ini nantinya akan membentuk bahwa kualitas pelayanan merupakan
sebuah penilaian suatu institusi yang salah satu faktor yang menentukan
memberikan layanan. Dari hasil survey kepercayaan dan keyakinan dalam
CF, tedapat hubungan antara kualitas pemerintahan. Sebuah penelitian baru
pelayanan dan kepercayaan masyarakat, besar oleh Pemerintah Swedia yang
seperti yang ada dalam kutipan di bawah melibatkan 19.500 anggota masyarakat
ini: disimpulkan bahwa kualitas pelayanan
The public sector service delivery merupakan salah satu faktor pendorong
community in Canada has been kepercayaan dan keyakinan dalam
exploring the connection between pemerintahan. (Heintzman and Marson,
service quality and confidence in 2003)
government since 1998. The
nation-wide survey, Citizens First, C. METODOLOGI
fielded in 1998 found a
correlation between high service Kerangka umum yang digunakan
scores and high overall dalam penelitian ini adalah penelitian
government performance scores: kualitatif, yaitu jenis penelitian yang
”Citizens who believe that menghasilkan penemuan-penemuan yang
governments do an excellent job tidak dapat dicapai dengan menggunakan
rate service quality higher than prosedur-prosedur statistik atau dengan
those who do not”. (Citizens First cara lain dalam penelitian kuantitatif
1998, 34) (Straus.1997) Tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh gambaran tentang
Kutipan tersebut menjelaskan bagaimana kepercayaan publik yang ada
bahwa masyarakat yang percaya kepada di Badan Pertanahan Surabaya II. Adapun
pemerintah yang memberikan kualitas pendekatan yang digunakan dalam
pelayanan terbaiknya adalah lebih tinggi penelitian ini adalah pendekatan studi
daripada mereka yang tidak. Kualitas Kasus. Karena penelitian ini bermaksud
pelayanan adalah salah satu pendorong untuk mengeksplorasi atau menguji secara
penting dari kepercayaan dan keyakinan. rinci terhadap satu latar atau satu tempat
Menariknya, penelitian di Inggris meneliti yang menyimpan suatu peristiwa tertentu,.
kepercayaan dan keyakinan tertentu Sumber data dalam penelitian ini meliputi
lembaga-lembaga sektor publik, bukan di data primer dan sekunder . Data primer
sektor publik atau pemerintah secara adalah data yang diperoleh lansung dari
keseluruhan. Penelitian kualitas pelayanan subjek penelitian. Dalam penelitian ini
sektor publik menunjukkan bahwa data primer diperoleh dari hasil
perbedaan ini adalah penting, karena wawancara dan observasi dari pelanggan
warga cenderung untuk memberikan dan pegawai di lingkunagn BPN II
peringkat yang lebih rendah kepada Surabaya. Data sekunder, adalah data yang
pemerintah secara keseluruhan daripada diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
diperoleh dari subjek yang diteliti. Dalam

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 203
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

hal ini data akan kami ambil dari tiga cara , yaitu ketekunan pengamatan
dokumen-dokumen institusi yaitu BPN II dan triangulasi. Ketekunan pengamatan
Surabaya. dilakukan dengan maksud menemukan
Dalam penelitian ini, ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi
pengumpulan data dilakukan dengan cara yang sangat relevan dengan persoalan dan
wawancara,observasi dan doumentasi . isu yang sedang dicari dan memusatkan
Wawancara adalah pertukaran percakapan diri pada hal-hal tersebut secara rinci
dengan tatap muka di mana seseorang (Moleong,1998). Triangulasi adalah teknik
memperoleh informasi dari yang lain. Ada pengecekan keabsahan data yang
tiga jenis wawancara : wawancara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
terstruktur, wawancara tak terstruktur, dan data itu untuk keperluan pengecekan atau
wawancara semi-struktur (Smith,2009). sebagai pembanding terhadap data itu.
Dalam penelitian ini peneliti Ada empat teknik triangulasi, yaitu teknik
menggunakan teknik wawancara tidak pemeriksaan yang memanfaatkan
terstruktur dan wawancara semi- penggunaan sumber, metode, penyidik,
terstruktur. Wawancara tidak terstruktur dan teori (Moleong,1998). Dalam
kami lakukan dalam situasi yang alamiah, penelitian ini, peneliti menggunakan
dalam konteks ini membangun rapport teknik triangulasi dengan sumber dan
dengan subjek penelitian menjadi hal yang triangulasi dengan metode. Triangulasi
penting yaitu pada pelanggan. Wawancara dengan sumber, akan dilakukan dengan
tidak terstruktur juga kami lakukan kepada cara membandingkan data yang diperoleh
pegawai instani BPN II Surabaya. lansung dari subjek penelitian dalam hal
Observasi adalah metode pengumpulan ini anak panti dan data yang diperoleh
data dengan jalan pengamatan dan pengasuh ataupun teman-temannya.
pencatatan secara sistematis terhadap Adapun triangulasi dengan metode, dalam
fenomena-fenomena yang diteliti (Usman, penelitian ini dilakukan dengan
1998). Dalam penelitian ini observasi menggunakan beberapa teknik
dilakukan terhadap subjek penelitian pada pengumpulan data, yaitu dengan
saat wawancara, maupun dalam proses menggunakan observasi, wawancara tidak
bimbingan bagi mereka yang masih aktif. terstruktur, dan wawancara semi
Penelitian dokumen kami lakukan di BPN terstruktur .
II Surabaya.
Analisa data adalah proses D. PEMBAHASAN
pelacakan secara sistematis transkip Pelayanan publik bukan
wawancara, catatan di lapangan dan merupakan bahasan yang asing lagi dalam
bahan-bahan lainnya yang dikumpulkan lingkup pemerintahan. Pasca reformasi,
untuk meningkatkan pemahaman terhadap birokrasi menjadi sorotan kritis baik bagi
bahan-bahan tersebut agar dapat ilmuwan, para pembuat kebijakan,
dipresentasikan semuanya kepada pihak pemerintah sendiri, maupun masyarakat
lain. Adapun metode analisa data yang secara umum. Karena kebobrokan
digunakan dalam penelitian ini adalah : birokrasilah yang menjadi awal dari
reduksi data, display data, dan adanya reformasi birokrasi. Adanya isu
konklusi/penarikan kesimpulan KKN yang semakin kuat, ketidak stabilan
(Bungin,2003). Dalam penelitian ini perekonomian dan pemerintahan akibat
pengecekan keabsahan dilakukan dengan jalannya birokrasi yang tidak bersih

204 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

membuat birokrasi yang dijalankan oleh yang tidak etis dari pemerintah dapat
pemerintah ini menjadi suatu alat meningkatkan ketidakpercayaan
kekuasaan dan tentunya ini sangat masyarakat terhadap pemerintahan. Jika
merugikan masyarakat dan negara. masyarakat merasa tidak puas dengan
Masyarakat yang dirugikan ini pemerintah tentunya mereka akan
mempunyai sisi trauma atas ketidakadilan menunjukkan sikap negatif kepada
tersebut, taumatik tersebut berbentuk pemerintah melalui komplain terhadap
ketidak percayaan masyarakat akan kebijakan pajak misalnya, atau komplain
pemerintahan. Apabila masyarakat sudah terhadap koruspsi dan ketidakefektifan
tidak percaya kepada wakilnya, untuk apa kinerja pemerintahan. Untuk menghindari
ada wakil, dan untuk apa ada hal tersebut tentunya pemerintah harus
pemerintahan. Degradasi kepercayaan melakukan terobosan terobosan baru
masyarakat ini muncul kekhawatiran untuk meningkatkan kepercayaan
bagaimana membuat, atau setidak nya masyarakat dengan menunjukkan kinerja
menormalkan kondisi lingkungan mereka yaitu melayani masyarakat dengan
pemerintahan agar seimbang dan dapat kualitas terbaik. Dalam meningkatkan
berjalan sesuai amanah UUD 1945. Dari pelayanan publik terdapat program
sinilah muncul era reformasi dimana program reformasi birokrasi diantaranya
reformasi ini berfokus pada suatu konsep meliputi dari Management SDM,
mereformasi birokrasi, dengan reformasi pengawasan, akuntabilitas, kelembagaan,
birokrasi diharapkan dapat menjadi dan tata laksana yang kesemuanya itu
penyembuh luka dan traumatik mempunyai tujuan utama yaitu kepuasan
masyarakat akan pengalaman masyarakat. (Wiharto, Kemenpan dan RB.
pemerintahan sebelumnya. Sehingga Dalam PPT yang disampaikan pada
diharapkan mereka dapat mengumpulkan Sosialisasi Program RBN Regional, Maret
harapan dan kepercayaan kembali kepada 2012). Kepuasan masyarakat inilah yang
pemerintah. Senada dengan yang menjadi unsur utama bagaimana
diungkapkan Van de Walle (2008) dalam masyarakat merasa percaya kembali
kutipannya di bawah ini: dengan terhadap pelayanan publik
If corruption and unethical action sehingga mereka merasa dengan adanya
occur often, it will increase pemerintah yang melayani pelayanan
distrust in organization and publik maka masyarrakat akan sangat
institution. If people are diuntungkan karenanya dan merekapun
dissatified with state goverment, memupuk kepercayaan dan harapan yang
dissatifaction might expand to besar dari kepuasan yang telah di dapat.
several other aspect. A person Seperti hasil wawancara yang
with a negative attitude towards telah peneliti identifikasi di bawah ini
the state goverment will most menggambarkan bahwa masalah dalam
likely complain about taxes, kepercayaan publik memang ada di dalam
corruption, or the ineffectiveness lembaga ini yaitu BPN II Surabaya
of administration. (van de walle,
2008)

Van de walle (2008)


mengungkapkan bahwa korupsi dan sikap

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 205
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

Tabel 6
Identifikasi masalah kepercayaan publik

No Nama Petikan Wawancara


1 Bapak Bambang “perasaan pelanggan inilah yang dibawa keluar, sehingga opini
(Pegawai: diluar ini menurut hasil dari perasaan itu. Misalnya saja setelah
Koordinator mengurus surat di pertanahan, ternyata ada kasus tertentu yang
Loket) ternyata banyak kendala di lapangan dan membutuhkan waktu
yang lama. Tentunya mereka gak mau ngerti dong lagi yang awam
hukum sedangkan disini terikat dengan peraturan yang kompleks.
Nah terbentuklah opini masyarakat yang membuat citra pertanahan
ini jelek dan mereka kurang percaya. Dan memang selama ini
yang di blow up media khan mereka yang punya perasaan
perasaan seperti itu”

2 Bapak Heri “yang jadi masalah itu bukan pertanahannya, tapi masyarakat
(Pelanggan: sendiri yang punya konflik pertanahan. Akibatnya konflik itu
notaris) meluas dan media memperbesarnya. Nah lembaga yang tersangkut
ya pertanahan ini itulah kenapa masyarakat kurang percaya pada
pertanahan”
3 Bapak x “makanya diluar sana banyak kasus kasus pertanahan, ya gini ini
(Pelanggan: banyak gak jelasnya. Masyarakat pun juga sudah tau dan mereka
masyarakat akhirnya kurang respect dan kurang percaya, apalagi kalau diurus
umum) sendiri”
Sumber: diolah

Kepercayaan publik pada Jika kepercayaan masyarakat


dasarnya dibangun dari apa yang publik rendah maka hal ini akan sulit bagi mereka
rasakan, lihat dan dengar atas segala untuk berfikir bahwa pemerintah akan
bentuk pemerintahan yang ada. Untuk itu sukses dengan kebijakan dan program
membangun kepercayaan publik mereka untuk melayani masyarakat. Untuk
sangatlah penting karena dengan melihat itu membangun kepercayaan publik ini
tingkat kepercayaan masyarakat atas suatu adalah sebuah kajian yang penting untuk
organisasi penyedia layanan, maka dari membuat pemerintah sukses terutama
sini dapat dilihat apakah instansi tersebut dalam menjalankan kebijakan dan
menyedia pelayanan yang membuat program programnya yang tentunya
masyarakat percaya akannya. Seperti yang bertujuan untuk melayani masyarakat
dikutip dari Heintzman and Marson (2003) dengan baik sesuai yang dibutuhkan dan
“If citizen trust and confidence is diharapkan.
low or declining, it will be Hasil wawancara kepada informan
difficult to think of governments dapat dilihat kepercayaan masyarakat atas
as fully successful, even if they instansi pertanahan. Dari hasil analisis
could point to specific successes kepercayaan publik ini diidentifikasikan
of public policy or programs.”

206 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

bahwa terdapat lima dimensi dari pada reliabilitas, durabilitas, dan integritas
kepercayaan publik ini. pihak lain dalam relationship. Dalam
“Pak bambang koordinator loket model yang dikembangkan dari variabel
Kalau untuk masalah banyaknya kepercayaan ini, terdapat dua dimensi
kasus pertanahan ynag beberapa lama yang sama dengan yang diidentifikasikan
ini jadi perbincangan hangat di Pepper dan Rogers. Sedangkan untuk
media, tentunya mereka salah alamat. dimensi kenyamanan dan tanggung jawab
Kita khan produknya administratif itu dikuatkan pada penelitian Rofiq (2007:
dan sanksinya pun juga begitu. Kalau 76) yang menggunakan kedua tersebut
mereka mau menggugat tentunya ke dimensi sebagai indikatornya untuk
PTUN dong bukanya ke Kepolisian. mengukur kepercayaan. Untuk dimensi
Kebanyakan mereka laporke kredibilitas ini dikuatkan dengan adanya
kepolisian sehingga kita kita ini pernyataan dari Ganeshan (1994) bahwa
menjadi jauh lebih berhati hati dalam kepercayaan adalah percaya dan memiliki
menetapkan produk produk hukum keyakinan atas partner hubungan karena
itu” Produk yang dihasilkan krdibilitasnya. Adanya teori teori tersebut
(sertifikat, ijin dll) dapat menguatkan bahwa model yang
dipertanggungjawabkan, memiliki dikembangkan dari variabel kepercayaan
kepastian hukum” mengidentifikasikan dimensi dimensi
dimana hal tersebut juga dikuatkan dengan
Lima dimensi tersebut adalah kesamaan hasil elaborasi dari teori teori
kenyamanan, tanggung jawab, reliabilitas, yang ada. Dimensi dimensi tersebit dapat
kredibilitas, dan integritas. Kelima dilihat dari hasil petikan wawancara di
dimensi ini seperti yang diungkapkan oleh bawah ini
Peppers dan Rogers (2004:43),
kepercayaan adalah keyakinan satu pihak

Tabel 7.a
Identifikasi dimensi kepercayaan publik
No Nama Petikan Wawancara Identifikasi indikator
1 Bapak Kalau untuk masalah banyaknya kasus Integritas
Bambang pertanahan yang beberapa lama ini jadi
(Pegawai: perbincangan hangat di media, tentunya Produk yang dihasilkan
Koordinat mereka salah alamat. Kita khan (sertifikat, ijin dll) dapat
or Loket) produknya administratif dan sanksinya dipertanggungjawabkan,
pun juga begitu. Kalau mereka mau memiliki kepastian hukum
menggugat tentunya ke PTUN dong
bukanya ke Kepolisian. Kebanyakan
mereka laporke kepolisian sehingga kita
kita ini menjadi jauh lebih berhati hati
dalam menetapkan produk produk
hukum itu”
ke tabel 7.b

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 207
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

Tabel 7.b
Identifikasi dimensi kepercayaan publik
No Nama Petikan Wawancara Identifikasi indikator
3 Bapak “saya hanya menangani masalah Kenyamanan, fasilitas
Tris keluhan mbak, jadi kaitannya ya dengan untuk pelanggan dapat
(Pegawai: kepuasan dan mungkin bisa saja persepsi digunakan dan
admin IT) mereka dengan instansi ini. Mereka dimanfaatkan dengan baik
sudah memiliki nilai positif belum
dengan keterlibatannya pada instansi ini Kredibilitas , Pelayanan
dari mengurus surat misalnya. sesuai standar pelayanan
Katakanlah mereka puas, berarti mereka yang baik, cepat dan tepat
cerita yang baik baik dong di luar sana. serta handal.
Misalnya saja cerita tempatnya disini,
sudah enak kok tertib prosesnya. Atau
prosesnya sudah cepat dan pak tris
melayani dengan tanggap. Atau alatnya
sudah canggih semua, aksesnya cepat
dll..hehe”
4 Bapak “kasus pertanahan di luar itu sebenarnya Reliable , Pelayanan sesuai
Heri bukan full kesalahan instansi mbak. prosedur, Proses pelayanan
(Pelangga Masyarakat sendiri yang sebenarnya cepat
n: notaris) bersengketa. Misalnya atara warga A
dan B. Memperebutkan hak tanah, nah
dimuat dimedia. Pertanahanlah yang
kena. Instansi pertanahan sendiri khan
bekerja sesuai berkas dan prosedur,
kalau sudah memenuhi ya tinggal
dijalankan proses selanjutnya. Gampang
kok dan cepat, media aja yang kadang
membesar besarkan”
6 Bapak x a. “Wah disini ngurusnya kebanyakan a. Waktu , Kejelasan
(Pelangga lama mbak, saya saja ngurus hampir waktu
n: 1th lho...ngurus sendiri sih tapi, gak b. Responsibility , Daya
masyarak pake notaris. Tapi khan harusnya tanggap pegawai ,
at umum) fasilitasnya sama dengan yg pake. Pelayanan sesuai
Lawong berkasnya semua. Saya kepentingan pelanggan
capek mbak bolak balik sini terus, c. Tanggungjawab , Daya
makanya saya kayaknya ada sedikit tanggap pelayanan
trauma dengan instansi ini,hehe. d. Produk yang dihasilkan
Seperti sekarang ini mbak saya mau sesuai diinginkan
ke pengaduan juga masih ruwet gini, pelanggan
soalnya kadang yang menerima
pengaduan beda beda jadi ya agak
miss gitu”
Sumber : diolah

Kepercayaan ini dikembangakan dapat memberikan kontribusi untuk


dengan tujuan untuk mengidentifikasi membentuk kepercayaan publik yang
dimensi apa saja yang menurut informan menggunakan layanan pertanahan di BPN
yaitu penyedia layanan dan pelanggan Surabaya II. Seperti halnya variabel

208 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

kualitas pelayanan dan kepuasan utama adalah kenyamanan, integritas,


pelanggan. Identifikasi dimensi atas kredibilitas, reliabilitas dan
variabel kepercayaan ini juga didapatkan tanggungjawab.
dari dua sisi yaitu penyedia layanan dan Merujuk pada hasil penelitian ini,
pengguna layanan. Sehingga tentunya tentunya masih terdapat kelemahan baik
identifikasi dimensi tersebut dalam proses penulisan maupun hasil dari
dikembangkan dengan asumsi dimensi penelitian ini. Di bawah ini peneliti
menjadi kontruk yang dapat menampung identifikasi kelemahan dari penelitian ini
seluruh persepsi baik dari persepsi yang nantinya dapat dilakukan perbaikan
pegawai maupun pelanggan. Jadi hasil pada penelitian selanjutnya yaitu objek
wawancara identifikasi tersebut ditemukan penelitian difokuskan hanya pada 1
lima dimensi kepercayaan dimana kelima instansi pertanahan, sedangkan di
dimensi tersebut merupakan gabungan Surabaya terdapat 2 Instansi. Hal ini
dari dimensi pembentuk kepercayaan dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya
menurut pelanggan dan pegawainya. dalam proses penelitian. Sedangkan
Dengan adanya kolaborasi konstruk merujuk pada hasil penelitian, manfaat
kepercayaan ini , diharapkan tidak ada serta keterbatasan penelitian ini, maka
kesalahan persepsi atas kepercayaan baik rekomendasi yang dapat peneliti ajukan
bagi pengguna maupun penyedia layanan adalah sebagai penyedia layanan publik,
pertanahan BPN agar meningkatkan lagi dimensi
Heintzman and Marson (2003), tanggungjawab dan reliabilitas dari
priori trust appears to play less of a role, kepercayaan karena masih dianggap
either in service satisfaction or in the a belum sesuai seperti yang diharapakan
posteriori trust generated by service pelanggan Juga lebih ditingkatkan lagi
satisfaction, than might be assumed. mengenai kenyamanan karena
Bahwa kepercayaan adalah peran dari kenyamanan ini adalah pembentuk utama
kepuasan pelayanan, jadi diasumsikan dari kepercayaan.
kepercayaan dibentuk keseluruhan dengan
kepuasan atas pelayanan yang diberikan.
Sehingga kepuasan atas kualitas pelayanan Daftar Pustaka
adalah satu kesatuan yang penting untuk Adam et al , enviromental management
membentuk kepercayaan masyarakat atas (2009) 43:571-584. Published
BPN. online 25 Desember 2008, US
Goverment 2008
E. KESIMPULAN Buku Integritas Sektor Publik Indonesia
Berdasarkan hasil temuan data di 2009 dan 2010 (Hery yana, Deputi
lapangan serta dari interpretasi dan bid pengawasan dan akuntabilitas
analisis data yang telah diuraikan pada bab aparatur, MENPAN dan RB)
sebelumnya, maka di dalam bab ini Bungin Burhan. Analisis Data Penelitian
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa Kualitatif.
kepercayaan publik terdiri dari lima Bandung:Rajagrafindo.2003
dimensi kenyamanan, tanggung jawab, Denhart and denhart, 2007. The New
reliabilitas, kredibilitas, dan Public Service. Expanded adition.
integritas.Hasil dari identifikasi Serving not stering. ME.Sharpe
kepercayaan publik, faktor pembentuk Inc: Armonk New York

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 209
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

Ganesan, S. 1994, Determinants of Organization,” Journal of


Longterm Orientation in Buyer- Marketing Research, Vol 29, pp.
Seller Relationship, Journal 314-328.
Marketing Vol 58, pp. 1-19. Mowen C, John dan Michael Minor, 2002,
Garbarino, Ellen and Mark S. Johnson, Perilaku Konsumen, Jilid 2,
1999. “The Different Roles of Erlangga, Jakarta
Satisfaction, Trust, and Mowen, J.C. & Minor, M. (1999).
Commitment in Customer Consumer behavior. (5 Th ed).
Relationships,” Journal of Englewood. Cliffs New Jersey:
Marketing, Vol. 63, pp. 70-87. Prenctice Hall Inc
Heintzman, Ralph and Brian Marson Rofiq, 2007 pengaruh dimensi
(2003) People, Service and Trust: kepercayaan (trust) terhadap
Is there a Public Sector Service partisipasi pelanggan e-commers
Value Chain? (studi pelanggan e commers di
http://webh01.ua.ac.be/pubsector/l indonesia) tesis FPS universitas
isbon/paper_lisbon_heintzman_m brawijaya malang
arson.pdf Rotters, Julian.1967. A New Scale for the
Measurement of Interpersonal
http://pasca.tp.ac.id/site/teori-model-dan- Trust. Journal of Personality 35:
penelitian-pengembangan-dalam- 651-665.
perspektif-teknologi-pembelajaran). Smith Jonathan A.. Dasar-Dasar
Knuiman Psikologi Kualitatif. Bandung:
Konflik Agraria Konsorsium Nusamedia. 2009.
Pembaharuan Agraria Tahun 2011 Straus Anselm. Dasar-dasar Penelitian
Moleong Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Bina Ilmu
Kualitatif. Bandung :Remaja Offset.1997
Rosdakarya.1998 Undang Undang 25 tahun 2009
Moorman, Christine, Gerald Zaltman, and Usman Hasain. Metode Penelitian Sosial.
Rohit Deshpande, Jakarta: Bumi Aksara.1998
1992.”Relationship between Wiharto, Kemenpan dan RB. Dalam PPT
Providers and Users of Market yang disampaikan pada Sosialisasi
Research: The Dinamics of Trust Program RBN Regional, Maret
Within and Between 2012).

210 | Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No.1 Tahun 2018
Kepercayaan Masyarakat di Badan Pertanahan Nasional II Surabaya – Trimurti Ningtyas

Jurnal Ilmiah Manajemen Publik dan Kebijakan Sosial - Vol. 2 No. 1 Tahun 2018 | 211

Anda mungkin juga menyukai