Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Penggunaan Media Sosial bagi Humas di Lembaga Pemerintah

Disusun Oleh Kelompok 7 :

No. NAMA NIM


1. Harvey Darleyman (2123745890)
2. Petrus A. Dhogo (2123745900)
3. Shintia A. Henukh (2123745907)
4. Adriana M.G Lite (2123745874)

P.S . D-III ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS 4A

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala rahmat,
anugerah, dan karunia, sehingga dengan izin-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah public relation.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga dapat membantu kelompok kami menyelesaikan makalah ini dan kami pun dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni. Kami sangat menyadari sepenuhnya
bahwa dalam pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak yang harus
diperbaiki, mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang masing-masing kami miliki, untuk
segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 11 maret 2023

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................

BAB I................................................................................................................................................................

PENDAHULUAN
..........................................................................................................................................................................

A. Latar Belakang.......................................................................................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................................

C. Tujuan...................................................................................................................................................

BAB II...............................................................................................................................................................

PEMBAHASAN...............................................................................................................................................

A. Pentingnya Peran Media Sosial bagi Humas Pemerintah...............................................................................

B. Membangun Komunikasi melalui Media Sosial...........................................................................................

C. Media Sosial untuk Humas Pemerintah.....................................................................................................

D. Optimalisasi Media Sosial untuk Aktivitas Kehumasan..............................................................................

BAB III...........................................................................................................................................................

PENUTUP.......................................................................................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................................................................

REFERENSI ........................................................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Humas di Lembaga Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk dapat menjadi

penghubung antar lembaga pemerintah, lembaga pemerintah dengan lembaga-lembaga non

pemerintah, lembaga pemerintah dengan media dan antara lembaga pemerintah dengan

aparaturnya serta masyarakat luas. Dalam perannya sebagai jembatan penghubung ini, Humas

Pemerintah mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan informasi yang berkaitan dengan

program/kebijakan, aktivitas dan capaian yang diraih oleh lembaga hingga tanggapan lembaga

atas respon, aspirasi dan opini yang berkembang di masyarakat terhadap lembaga tersebut.

Di tengah beragamnya media komunikasi yang ada saat ini, Humas Pemerintah dituntut

untuk dapat memilih media yang sesuai baik untuk publik internal maupun publik eksternal.

Dengan semakin banyaknya masyarakat yang mempergunakan internet, komunikasi melalui media

online menjadi salah satu alternatif yang cukup menarik. Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa

Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa pada tahun 2012, pengguna internet di

Indonesia mencapai 63 Juta orang dan pada tahun 2013 ini diperkirakan mencapai 82 juta jiwa.
Hasil survei tersebut juga menunjukkan masyarakat berusia berusia

12 - 34 tahun mendominasi pengguna Internet di Indonesia yaitu sebesar 64,2% (Santoso 2012).

Data Komingo April 2012 mencatat bahwa sebanyak 44,6 juta orang pengguna internet di

Indonesia adalah pengguna facebook dan sebanyak 19,5 juta adalah pengguna twitter di Indonesia

(Yustiningsih 2012). Jumlah ini menunjukkan betapa besarnya potensi media sosial sebagai media

komunikasi dan penyebaran informasi tak terkecuali bagi Humas Pemerintah.

3
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan media social ?


2. Bagaimana Peran media social dalam humas pemerintah ?
3. Apa jenis – jenis media social yang digunakan humas pemerintah ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan media social


2. Untuk mengetahui peran media social dalam humas pemerintah
3. Unutk mengetahui jenis media social yang digunakan humas pemerintah

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Pentingnya Peran Media Sosial bagi Humas Pemerintah

Menurut kamus online merriam-webster, media sosial adalah bentuk komunikasi

elektronik (seperti website untuk jejaring sosial dan microblogging) dimana pengguna membangun

komunitas online untuk berbagi informasi, ide, pesan-pesan personal dan konten lainnya (seperti

video) (Merriam-Webster 2013) Lebih lanjut, Ron Jones menjelaskan bahwa media sosial ini

merupakan kategori media online dimana orang-orang berbicara, berpartisipasi, berbagi,

berjejaring dan ditandai dengan aktivitas online. Sebagian besar media sosial mendorong pengguna

untuk berdiskusi, memberikan umpan balik, voting, komentar dan berbagi informasi sesuai dengan

minatnya masing-masing. Masih menurut Jones, media sosial lebih dari sekedar percakapan dua

arah, lebih dari broadcast satu arah seperti media tradisional, media sosial memiliki keunikan yaitu

dengan adanya ide tetap terhubung dengan site, sumber dan orang-orang lainnya (Jones

2009)
Media sosial telah terbukti menjadi media penyebaran informasi yang cukup efektif bagi banyak

kalangan. Tidak jarang akibat cepatnya penetrasi informasi di media sosial sebuah issu yang belum

jelas kebenarannya bergerak liar di luar kendali pihak-pihak yang terkait. Dalam kondisi seperti

ini, Humas Pemerintah dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola media sosial agar

informasi-informasi yang berkaitan dengan lembaga penaung dapat tersampaikan dengan baik.

Selain itu, Humas juga harus mampu mengelola berbagai sumber informasi dan saluran

komunikasi secara efektif, agar informasi yang seharusnya diketahui oleh masyarakat dapat

sampai kepada publik dengan tepat.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri di acara Pertemuan Tahunan Bakohumas

pada tanggal 30 Agustus 2007 di Bali, memaparkan secara gamblang gamblang betapa pentingnya

5
masyarakat untuk mengetahui suatu kebijakan atau program yang dicanangkan oleh pemerintah,

sebagai berikut :

“Pejabat Humas Pemerintah harus bisa menyampaikan kebijakan dan program pemerintah
dengan jelas dan sederhana sehingga mudah dipahami masyarakat. Ia bukan sekadar harus
bisa menyampaikan sebuah kebijakan atau program, melainkan latar belakang mengapa
tindakan itu diambil, apa tujuannya, dan apa pentingnya bagi masyarakat. Hanya dengan
cara seperti ini masyarakat bisa memahami, menerima, mendukung, dan berperanserta
dalam kebijakan dan program yang dijalankan.” dalam (Kiswiyanti 2012)

Media sosial dalam hal ini memberikan tantangan baru bagi pemerintah dalam menjalankan

fungsi kehumasan yang lebih interaktif dengan jangkauan yang lebih luas dan penetrasi informasi

seketika dalam PR 2.0.

B. Membangun Komunikasi melalui Media Sosial

Saat ini ada banyak media sosial yang dapat kita temui ketika kita

berselancar di internet. Untuk ini kita perlu mengetahui jenis-jenis media sosial yang cocok atau

sesuai dengan tujuan kita. Ron Jones mengklasifikasi media sosial sebagai berikut :

1. Social news

Contohnya : Digg, Sphinn, Newsvine dan BallHype.

Disini kita dapat membaca topic-topik berita dan kemudian mem-vote dan atau memberi

komentar di dalam artikel. Artikel yang mendapat suara lebih banyak akan dipromosikan

di paling depan.

2. Social sharing

Contoh : Flickr, Snapfish, YouTube dan Jumpcut.

Disini kita dapat membuat, meng-upload dan membagi video dan foto dengan yang lain.

3. Social networks

6
Contoh : Facebook, LinkedIn, MySpace dan Twitter

Pada jejaring sosial kita dapat menemukan dan terhubung dengan orang lain. Ketika

terhubung, kita dapat terus mengikuti up-date informasi dari yang bersangkutan, seperti

informasi kontak, kesukaan, posting, dll.

4. Social bookmarking

Contoh : Delicious, Faves, StumbleUpon, BlogMarks dan Diigo

Disini kita dapat menemukan site bookmark dan informasi yang menarik. Kita dapat

menyimpan bookmarks online dan mengaksesnya dari manapun atau membaginya

dengan yang lain.

Sumber : (Jones 2009)

Seorang Humas harus dapat mengidentifikasi kebutuhan media sosialnya sehingga sampai pada

keputusan media sosial apa yang akan dipergunakan untuk menunjang tugas-tugas kehumasannya

tersebut. Setelah itu, Humas mempersiapakan strategi komunikasi dan konten yang disesuaikan

dengan karekteristik media sosial yang dipilih. Adapun hal yang perlu diketahui ketika terjun ke

dunia Public Relations 2.0. ini antara lain :

1. Media sosial didesain untuk menjaga dan meningkatkan reputasi lembaga.

2. Melalui media sosial, Humas menggali aspirasi publik.

3. Media sosial adalah media interaktif, hal ini harus dimanfaatkan oleh Humas untuk lebih

dekat dengan publik. Humas harus dapat mengikuti ritme media sosial, berkomunikasi

secara langsung dan memberikan respon dengan segera.

4. Media sosial adalah dokumentasi online. Mengingat sifatnya yang terbuka dan bergesernya

privacy, segala macam yang disajikan di sana akan terrekam oleh mesin pengindeks dan

dapat dijadikan bukti yang berkekuatan hukum. Dalam hal ini, seorang Humas harus

mengetahui informasi apa yang patut dan tidak patut di sampaikan kepada publik serta

bagaimana menyampaikannya.

7
Keterbukaan dan akses terhadap informasi publik ini telah tertuang dalam UU Nomor 14

Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

disebutkan bahwa :

“Hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi
merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan
rakyat. Keterbukaan informasi publik sekaligus menjadi sarana dalam mengoptimalkan
pengawasan publik dan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat
informasi yang makin berkualitas. Lebih lanjut dalam pasal 2 UU Nomor 14 Tahun 2008
disebutkan: setiap informasi publik harus dapat diperoleh dengan cepat, tepat waktu dan
biaya ringan dan cara yang sederhana. Pemanfaatan teknologi informasi, khususnya melalui
jejaring media sosial dalam melaksanakan diseminasi informasi publik menjadi salah satu
terobosan yang perlu karena sifatnya cepat, tepat waktu, murah dan mudah.” dalam
(Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI 2013)

Berkaitan dengan dokumen elektronik yang memiliki ketentuan hukum, berikut ini

beberapa pasal dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi Dan Transaksi Elektronik, dinyatakan bahwa

a. Bab 1 Pasal 1 Poin 4 :

“Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan,


dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal,
atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau
Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,
rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi
yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya.”

b. Bab 1 Pasal 1 Poin 12

“Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi Elektronik
yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang
digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.”

c. Bab II Pasal 3

“Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik dilaksanakan berdasarkan


asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, iktikad baik, dan kebebasan memilih
teknologi atau netral teknologi.”

d. Bab V Pasal 5 Poin 4

“Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:
a. surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk tertulis; dan

8
b. surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam
bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat pembuat akta.”

e.Bab VI Pasal 25

“ Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang disusun menjadi karya


intelektual, situs internet, dan karya intelektual yang ada di dalamnya dilindungi
sebagai Hak Kekayaan Intelektual berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.”
Beberapa materi perbuatan yang dilarang (cybercrimes) yang diatur dalam UU ITE,
antara lain:

a. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian,


penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal
28, dan Pasal 29 UU ITE);

b. akses ilegal (Pasal 30);


c. intersepsi ilegal (Pasal 31);

d. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE);


e. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE);
f. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);
Sumber : (Menkum&HAM 2008)

5. Akun media sosial suatu lembaga merupakan representasi dari lembaga tersebut, sehingga

akibat dari penggunaannya menjadi tanggung jawab lembaga atau pengelola media sosial

tersebut. Akan tetapi, kita lihat banyak

sekali akun-akun yang menyerupai, akun palsu atau akun para pegawai yang di luar

pengelolaan yang mungkin dianggap sebagai akun resmi oleh penggunjung. Untuk

menghindaari hal tersebut, Humas harus merilis akun resminya agar diketahui masyarakat.

Dalam hal kedinasan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (PAN-RB) telah menerbitkan surat edaran Nomor 06 Tahun 2013

tertanggal 27 Mei 2013 tentang “Penggunaan Alamat Email Resmi Pemerintah Pada Instasi

Pemerintah”. Dalam surat edaran tersebut PAN-RB meminta seluruh Pegawai Negeri Sipil

(PNS) agar dalam melakukan urusan kedinasan dengan memanfaatkan media surat

elektronik, menggunakan alamat email resmi pemerintah, yaitu dengan domain

@pnsmail.go.id atau dengan alamat go.id. lainnya yang sesuai pengelolaannya dengan

9
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan Sistem Transaksi

Elektronik. Format alamat email PNSmail adalah namaPNS@pnsmail.go.id. Setiap PNS

hanya diijinkan memiliki satu akun PNSmail melalui admin@pnsmail.go.id. Informasi

tentang hal ini dapat diakses melalui www.pnsmail.go.id Diharapkan, pada 1 Januari 2014,

seluruh instansi pemerintah telah menggunakan alamat email resmi pemerintah sebagai alat

komunikasi dalam kegiatan kedinasan

(Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi (PAN-

RB) 2013)
6. Media sosial menjangkau publik yang sangat luas sehingga diperlukan pemahaman dalam

penyebaran informasi dan cara berkomunikasi lintas budaya.

7. Media sosial bagi sebagian kalangan dianggap sebagai antisosial. Untuk menghindari

stigma ini, tentu seorang Humas harus mampu menyeimbangkan peran media komunikasi

bermedia online dengan komunikasi langsung dengan publiknya, terutama publik internal

yang secara fisik dan geografis sangat dekat.

C. Media Sosial untuk Humas Pemerintah

Seperti telah disebutkan di atas, bahwa setidaknya ada empat jenis media sosial. Humas

Pemerintah dapat memilih salah satu atau beberapa media sosial sekaligus. Saat ini media sosial

yang paling popular dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah adalah Facebook,

Twitter, Youtube, Google+,

LinkedIN, Flicker, Blog, Fourqguare, Path, Pinterest, Instagram dan Ask.fm. Masing-masing

media sosial tersebut memiliki kekhasan. Beberapa diantaranya akan dibahas disini.

1. Facebook

Facebook adalah situs jejaring sosial yang dapat menghubungkan penggunanya dari

berbagai belahan dunia melalui keterhubungan profil, berkirim pesan personal melalui

inbox maupun melalui wall/news feed, chating, bermain bersama, berbagi file dan foto,

promosi bisnis hinnga bermain game online.


10
Apabila Humas Pemerintah akan mempergunakan Facebook sebagai media relations

dengan publiknya, Divisi Humas dapat memilih apakah akan mempergunakan akun regular

(personal account), group ataukah berupa Page.

a. Akun regular memiliki keterbatasan dalam hal jumlah teman, yakni hanya untuk 5000
teman dan sisanya hanya dapat menjadi followers. Walaupun terbatas dalam jumlah

pertemanan, tetapi akun regular ini lebih personal sifatnya. Admin akun dapat

mensetting akunnya menjadi sangat pribadi (hanya dapat dilihat sendiri), terbuka bagi

seluruh orang yang ada dalam daftar pertemanan, custom bagi orang-orang tertentu

atau setting terbuka untuk publik. Biasanya followers hanya dapat mengakses konten

yang disetting secara terbuka (Public). Akun regular ini baik digunakan untuk media

relations dengan publik internal atau dengan ingin lebih dekat secara personal dengan

publik eksternal.

b. Grup Facebook didesain untuk keperluan sebuah komunitas. Sebuah grup dibuat
biasanya karena memiliki kesamaan ketertarikan dalam suatu hal kemudian

berdiskusi dan berkerja sama di dalamnya. Di sini setiap anggota dapat saling berbagi

informasi di dalam grup melalui fasilitas wall. Sementara fasilitas inbox dan chatting

hanya dapat menghubungkan anggota dengan admin grup. Setiap grup dapat memiliki

admin lebih dari satu orang. Divisi Humas dalam hal ini mendiskusikan siapa yang

menjadi penanggung jawab grup. Di dalam grup, seorang admin harus selalu megecek

apakah akun anggotanya aman atau telah ada anggota yang diretas, untuk memastikan

kemanan dan kerahasiaan grup tetap terjaga. Kemudian admin juga harus memastikan

bahwa grupnya aman dari spam. Grup facebook dapat dipergunakan untuk media

relations dengan publik internal maupun eksternal, sepanjang public memliki

ketertarikan dengan tema grup yang dibuat.

c. Fans Page (halaman penggemar) biasanya disebar melalui feed. Fans page biasanya
berisi informasi mengenai sesuatu (baik tentang orang (biasanya orang terkenal),

produk, layanan, dsb). Kelebihan fans page dibandingkan dengan akun personal dan

grup adalah bahwa untuk fans page tidak ada batasan jumlah penggemar dan

11
memungkinkan adanya penambahan berbagai aplikasi pada Pages. Apabila Humas

Pemerintahan akan mempergunakan Fans Page sebagai media relation, ini akan lebih

baik apabila ditujukan untuk publik eksternal karena jangkauannya lebih luas dan lebih

terbuka.

2. Twitter

Twitter adalah layanan jejaring sosial dalam bentuk mikroblog yang memungkinkan

penggunanya untuk mengirim dan membaca kicauan (tweet) teks hingga 140 karakter,

Untuk mempermudah pengenalan dan pencarian terhadap suatu tema atau kegiatan yang

sedang dilakukan, Humas Pemerintah sebaiknya mempergunakan hastag (#). Apabila

dalam Facebook dikenal dengan pertemanan, makan di Twitter istilah yang dipergunakan

adalah Follower dan Following. Hanya ada dua setting skun untuk Twitter, yaitu Protected

(dikunci) dan Tidak dikunci. Apabila sebuah akun disetting Protected, ini artinya hanya

follower yang di follow kembali (follow back) yang akan dapat melihat Tweet pemilik akun.

Lain halnya apabila akun tidak dikunci, maka setiap orang baik follower maupun bukan

follower dapat melihat semua tweet dari akun tersebut. Setiap tweet dapat di-retweet oleh

follower dan bukan follower (bergantung setting pada akunnya), kemudian antar follower

juga bisa saling mention untuk memberikan umpan balik. Apabila ingin berkicau secara

lebih pribadi, Twitter menyediakan fitur DM (Direct Message). Tentu saja DM hanya dapat

dipergunakan bagi mereka yang saling follow. Setiap tweet favourite dapat ditandai sebagai

Favorite dan follower juga dapat dimasukkanke dalam daftar (list) pada sebuah akun. Hal

menarik lainnya di dalam Twitter adalah bahwa Twitter meranking katakata dalam setiap

tweet, sehingga kata-kata yang paling sering di tweet akan masuk kedalam daftar 10

Worldwide Trends atau paling tidak trending topic dari sebuah Negara. Selain itu kita juga

dapat mengunggah foto dan berbagi link file.

Apabila Humas Pemerintah akan mempergunakan Twitter untuk

berkomunikasi denganmasyarakat luas maka setting akun sebaiknya terbuka

12
(tidak dikunci) dan memfollow kembali follower sebanyak mungkin sehingga Twitter dapat

menyerap aspirasi maupun opini publik dan menjadikan Twitter sebagai media yang

interaktif.

3. Google+, merupakan jejaring sosial yang diciptakan oleh Google. Berbeda dengan Facebook

dan Twitter, teman atau follower di dalam Google+ disebut Circles. Lebih lanjut fitur-fitur

Google+ adalah sebagai berikut:

a. Automatic Circles

Ini merupakan fitur yang dapat mengelompokkan secara langsung teman-teman,

kenalan, keluarga, dan lain-lain dalam satu lingkaran. Di sini kita juga dapat mengatur

apakah posting itu dapat dilihat oleh publik secar luas atau hanya untuk lingkaran

tertentu.

b. Hangouts

Ini merupakan fasilitas video chat dalam Google+ dan dapat melakukan obrolan

dengan 10 orang yang terdapat dalam circles kita secara

langsung (live).

c. Huddle

Merupakan fitur SMS atau instant messeging dengan circles yang dapat dipergunakan

oleh pengguna Android dan Iphone .

d. Sparks

Yaitu fitur seperti mesin pencari yang memberikan informasi yang instan dan akurat.

e. Instan Upload

Merupakan fitur upload foto yang dapat ditambahkan komentar lucu pada foto.

Google+ dapat dijadikan media relation yang sangat bagi Humas

Pemerintah mengingat jangkauannya yang luas dan terindeks oleh

Google.

13
4. Instagram dan Flicker merupakan jejaring sosial untuk berbagi momenmomen yang dilalui

melalui sebuah foto atau video(instagram). Apakah Humas Pemerintah dapat

mempergukan kedua media sosial ini? Tentu saja bisa, apabila memang penyebaran

informasinya banyak mempergunakan foto atau video berdurasi pendek (hanya sampai

dengan 30 detik).

5. Youtube/ Vimeo/Vine

Youtube/ Vimeo/Vine adalah sama-sama situs web berbagi video. Saat ini Youtube menjadi

situs berbagi video terpopuler. Humas Pemda Jakarta dapat dijadikan contoh bagaimana

Youtube menjadi media relation dengan masyarakat. Bagaimana Wakil Gubernur DKI

Jakarta mengunggah video rapat untuk memperlihatkan kepada masyarakat proses

pengambilan sebuah keputusan. Tentu saja ini akan sangat bergantung pada kebijakan

masingmasing lembaga, video apa saja yang dapat diunggah disana. Akan tetapi setidaknya

setiap lembaga dapat menampilkan profil lembaganya ke Youtube. Hal ini dapat membantu

apabila ada masyarakat yang ingin mengetahui tentang lembaga kita, masyarakat bias

mendapatkan gambaran singkatnya melalui video tersebut.

6. LinkedIN

Linkedin adalah jaringan profesional terbesar di dunia. Humas Pemerintah dapat

mempergunakan LinkedIN untuk menjalin hubungan atau kerja sama dengan lembaga-

lembaga lain maupun dengan para profedional individual yang bergerak di bidang

kehumasan atau bidang lain yang terkait. Humas juga dapat mempergunakan LinkedIN

untuk mencari bibit-bibit unggul untuk bekerja di instansinya sesuai dengan kriteria yang

dibutuhkan.

7. Ask.fm

Merupakan situs yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk bertanya kepada

seseorang. Humas Pemerintah dapat mempergunakan Ask.fm untuk memperkenalkan

14
tokoh-tokoh yang belum banyak dikenal oleh masyarakat atau tokoh-tokoh yang sudah

dikenal tetapi masih mengundang rasa penasaran masyarakat. Melalui situs ini, Humas

dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kapasitasnya sebagai Humas lembaga.

8. Blog

Blog merupakan singkatan dari web log yang berisi aplikasi web dengan sejumlah

posting tulisan pada sebuah halaman web. Humas Pemerintah dapat mempergunakan blog

untuk menyampaikan informasi yang panjang yang tidak mungkin tersampaikan melalui

media sosial seperti Facebook atau Twitter.

Contoh blog : Blogspot (Blogger), WordPress, Multiply dan LiveJournal,

9. Forum Online

Saat ini ada banya forum online. Forum-forum ini biasanya membahas sebuah tema.

Humas Pemerintah dapat mengidentifikasi forum-forum mana saja yang biasanya

membahas issu-issu tentang lembagany, kemudian apabila diperlukan dapat masuk dan

memberikan klarifikasi di dalam forum tersebut. Contoh Forum Online : Kaskus dan

Detik Forum.

Email dan Instant Messaging

Selain media sosial, email dan instan messaging juga merupakan saluran komunikasi yang dapat

dipergunakan oleh Humas Pemerintah.

Melalui email, Humas dapat langsung secara personal menyampaikan informasi yang ingin

disampaikan atau Humas juga dapat membuat milis untuk penyebaran informasi yang luas dan

serentak. Seperti telah dijelaskan di atas, untuk keperluan kedinasan, Humas dihimbau

mempergunakan akun resmi kedinasan dan mempergunakan tanda tangan elektronik. Dalam hal

tanda tangan elektronik sesuai dengan UU ITE Pasal 11 ayat (1) disebutkan

“Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah selama
memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait
hanya kepada Penanda Tangan; b. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat
proses penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan; c. segala
perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah waktu penandatanganan
15
dapat diketahui; d. segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan
Tanda Tangan Elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat diketahui; e.
terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa Penandatangannya; dan f.
terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah memberikan
persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait.”

Sementara itu instant messeging dapat dijadikan media relations yang sangat interaktif.

Berbeda dengan email yang jawabannya bisa menunggu, instant messaging memerlukan respon

segera. Apabila Humas Pemerintah memilih instant messeging sebagai media relations dengan

publiknya, maka hal terpenting adalah memastikan ada staf yang khusus menangani komunikasi

melalui fasilitas chatting. Ada banyak instant messeging yang dapat dipergunakan, antara lain :

Black Berry Messeger, Yahoo Messeger, Hangout Google+, Skype, menu chatting pada

Facebook, LINE, Kakao, WeChat, dll. Semuanya berfungsi sama yaitu sebagai media penghubung

melalui pesan singkat dan bebarapa diantaranya memberikan fasilitas voice chat dan video chat.

Kita tentu sangat bangga ketika banyak aparatur yang langsung memberikan PIN BB-nya atau

nomor teleponnya secara langsung kepada masyarakat. Ini menunjukkan adanya keinginan untuk

terus menyerap aspirasi msyarakat, tetapi untuk urusan kedinasan sebaiknya berikan akun atau

nomor dinas.

D. Optimalisasi Media Sosial untuk Aktivitas Kehumasan

Setelah memilih media sosial dan memiliki akun dalam media sosial

tersebut, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah mengisi profil lembaga pada media sosial

tersebut.

1. Memastikan bahwa profil lembaga kita dapat tercermin dalam media sosial. Pisahkan antara

profil individu dengan profil lembaga.

2. Memastikan alamat web dan kontak person mempergunakan email dinas dan nomor telepon

kantor sebagai alternatif apabila media sosial suatu saat error atau tidak dapat diakses.

3. Bergabung dan berpartisipasi secara aktif dalam grup atau forum-forum

online.

16
4. Manfaatkan akun baik akun regular maupun group atau fans page untuk keperluan

lembaga, baik untuk menjaga reputasi, menyampaikan program atau kebijakan,

menyampaikan capaian atau prestasi, dll.

5. Update secara teratur media sosial Anda.

6. Perkenalkan akun media sosial yang telah ada baik malaui saluran pribadi maupun saluran

kelembagaan.

7. Membuat chirpstory dari setiap posting dalam media sosial, kemudian hubungkan ke blog

atau website lembaga.

8. Promote akun lembaga melalui akun-akun yang memiliki banyak followers.

9. Personalisasi permintaan dari publik untuk membangun hubungan baik.


10. Promosikan jadwal kegiatan melalui fitur Event seperti dalam Facebook.

11. Menggunakan iklan untuk mensosialisasikan media relations yang dimiliki lembaga.

(Gallagher 2009)

Mengingat adanya perbedaan karakteristik antara media sosial dengan media konvensional, maka

seorang Humas ketika memutuskan bergabung dengan

PR 2.0. harus memahami asas media sosial. Pedoman Pemanfaatan Media Sosial Instansi

Pemerintah yang dikeluarkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi (PAN-RB) RI menyebutkan 9 asas media sosial

yaitu :

1. faktual, yaitu informasi yang disampaikan melalui media sosial berlandaskan pada
data dan fakta yang jelas.
2. disampaikan melalui media sosial sehingga dapat diakses dengan mudah dan
diketahui oleh siapa saja, kapan saja, di mana
3. mendorong keikutsertaan dan keterlibatan (engagement khalayak dengan cara
menerima komentar, tanggapan, dan masukan kepada instansi pemerintah;
4. interaktif, yakni komunikasi instansi pemerintah yang dilakukan melalui media
sosial bersifat dua arah;

17
5. harmonis, yaitu menciptakan hubungan sinergis yang saling menghargai,
mendukung, dan menguntungkan di antara berbagai
pihak yang terkait;
6. etis, yaitu dengan menerapkan perilaku sopan, sesuai dengan etika dan kode etik
yang ditetapkan, serta tidak merugikan orang lain dan menimbulkan konflik;
7. kesetaraan, yaitu terbina hubungan kerja yang baik dan setara antara instansi
pemerintah dan pemangku kepentingan;
8. profesional, yaitu pengelolaan media sosial yang mengutamakan keahlian
berdasarkan keterampilan, pengalaman, dan konsistensi;
9. akuntabel, yaitu pemanfaatan media sosial yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi RI

(PAN-RB) 2012)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Begitu banyak media sosial yang saat ini dapat kita temui dengan mudah di dunia maya, namun

seorang Humas harus jeli dalam mengidentifikasi media sosial apa yang paling efektif

dipergunakan sebagai media relation antara lembaga penaung dengan publiknya. Penggunaan

media sosial yang tepat dapat meningkatkan citra atau reputasi lembaga, namun kesalahan dalam

18
penggunaan media sosial dapat berakibat fatal. Oleh karena itu pemanfaatan media sosial harus

terus dibarengi oleh peningkatan kemampuan dalam hal pengelolaan konten dan strategi

kehumasan.

Referensi

Gallagher, Christine. “Create Visibility For Your Business on Facebook: Top Ten Ways.”
Articlesbase. 1 April 2009. http://www.articlesbase.com/social-marketingarticles/create-
visibility-for-your-business-on-facebook-top-ten-ways845996.html (accessed September
23, 2013).

Jones, Ron. “Social Media Marketing 101, Part 1.” Search Engine Watch. 29 Februari 2009.
http://sbinfocanada.about.com/gi/o.htm?zi=1/XJ&zTi=1&sdn=sbinfocanada&cd
n=money&tm=22&f=00&tt=8&bt=9&bts=83&zu=http%3A//searchenginewatch.c
om/3632809 (accessed September 23, 2013).

Kiswiyanti, Dian Novita. ““Sosialisasi dan Persiapan Penyelenggaraan Asian Ministerial Conference
on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) Ke-5”.” Kementrian Kelautan dan Periklanan . 13
Juli 2012.
http://www.kkp.go.id/index.php/mobile/arsip/c/8001/FORUM-BAKOHUMASBADAN-
NASIONAL-PENANGGULANGAN-BENCANA-BNPB-Sosialisasi-danPersiapan-
Penyelenggaraan-Asian-Ministerial-Conference-on-Disaster-RiskReduction-AMCDRR-Ke-
5/?category_id=2 (accessed September 23, 2013).

Menkum&HAM . “UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008


TENTANGINFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.” Perundang-undangan. Jakarta:
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 21 April 2008.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) . “SE No.06 Tahun
2013.” Penggunaan Alamat email Resmi Pemerintah pada Instansi Pemerintah. Jakarta:
KemenPAN-RB, 27 Mei 2013.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi RI (PAN-RB) . PEDOMAN.


Pedoman Pelaksanaan, Jakarta: KemenPAN-RB, 2012.

19

Anda mungkin juga menyukai