Kelompok 2
2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan & puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT, yang
telah memberikan kita semua nikmat sehat dan nikmat umur yang panjang, sehingga kita
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Sholawat berbingkai
salam tidak lupa kita ucapkan kepada nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, yang
selalu mencintai umatnya hingga sampai nanti kita bertemu dengannya di padang Mahsyar
kelak.
Tidak lupa juga kami capkan terima kasih kepada ibu Lida Imelda cholida. selaku Dos
en Pengampu mata kuliah Ilmu Humas sehingga bisa terselesaikan makalah ini dengan lancar
sesuai dengan semestinya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
membantu dalam hal menganalisis materi dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini
kami kelompok 2 di berikan mandat materi yang berjudul “Klasifikasi dengan Publik
Sasaran (1).
Mohon maaf jika dalam dalam pembuatan makalah ini terdapat kekeliruan dan
kesalahan pengejaan kata dan penyusunan kosakata yang kurang baik maupun hal yang
belum kami ketahui, dikarenakan kami masih dalam tahap pembelajaran. Maka dari itu kami
mohon saran & kritik dari teman-teman maupun Dosen Pengampu. Demi tercapainya
makalah yang sempurna Kami ucapkan Terima Kasih.
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
2.1 DEFINISI.........................................................................................................................4
2.2 SIAPA SAJA YANG TERMASUK PUBLIK INTERNAL............................................4
2.3 KEGIATAN-KEGIATAN PRO DENGAN HUBUNGAN INTERNAL........................5
2.4 MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM KOMUNIKASI DENGAN PUBLIK
INTERNAL............................................................................................................................6
2.5 HAMBATAN YANG TERJADI DALAM HUBUNGAN INTERNAL.........................7
2.6 CONTOH KASUS HUBUNGAN INTERNAL DALAM SEBUAH LEMBAGA
YANG DITEMUKAN DI MEDIA........................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi klasifikasi dengan publik sasaran 1
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kedalam publik internal
3. Untuk mengetahui apa saja kegiatan pro dengan hubungan internal
4. Untuk mengetahui media apa saja yang digunakan dalam komunikasi dengan
publik internal
5. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terjadi dalam hubungan internal
6. Untuk mengetahui kasus hubungan internal apa saja dalam sebuah
organisasi/lembaga dan lainnya yang kami temukan di media.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Publik intern sebagai sasaran humas terdiri atas orang-orang yang bergiat
didalam organisasi (perusahaan, instansi, lembaga, badan, dsb) dan secara fungsional
mempunyai tugas dan pekerjaan serta hak dan kewajiban tertentu.
Sebagai publik intern mereka terdiri dari kelompok-kelompok tertentu yang
tidak selalu sama jenisnyauntuk organisasi yang satu bila dibandingkan dengan
organisasi yang lain.Misalnya dalam organisasi berbentuk perusahaan, publik intern
meliputi publik karyawan dan publik pemegang saham; di perguruan tinggi publik
internnya meliputi publik karyawan, publik dosen, publik mahasiswa dan publik
dewan penyantun. Tetapi apapun jenis organisasinya, salah satu publik internnya
adalah karyawan.
Klasifikasi sasaran publik internal mengacu pada proses pengelompokan atau
pengkategorian unit atau individu yang menjadi fokus atau target kebijakan atau
program yang dijalankan oleh sebuah organisasi atau lembaga pemerintah. Dalam
konteks ini, "internal" mengacu pada sasaran publik yang berasal dari dalam lembaga
atau organisasi yang sama dengan pembuat kebijakan atau pelaksana program.
Klasifikasi sasaran publik internal ini biasanya dilakukan untuk mempermudah
proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program atau kebijakan.
Pengelompokan sasaran publik internal dilakukan berdasarkan kriteria atau variabel
tertentu, seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, wilayah, dan sebagainya, sehingga
memungkinkan pembuat kebijakan atau pelaksana program untuk memetakan sasaran
publik yang perlu ditangani dengan lebih spesifik dan terfokus. Dengan demikian,
diharapkan program atau kebijakan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien
dalam mencapai tujuannya.
Publik internal adalah publik yang ada dalam perusahaan, seperti karyawan
dan manajemen. Dengan menjalin komunikasi yang harmonis dan baik dengan publik
internalnya, tujuan perusahaan menjadi lebih mudah terwujud. Karena hubungan
humas dengan publik internal tidak sekadar memberi informasi, melainkan juga
4
menciptakan rasa saling mendukung dan pengertian dalam upaya meraih tujuan
perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan elemen yang berpengaruh secara
langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti karyawan, manajer, supervisor,
pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya
5
3) Hubungan dengan publik buruh Adalah upaya public relations untuk memelihara
hubungan baik antara manajer serta publik buruh, sehingga proses kerjanya
menjadi lebih efisien dan efektif. Hubungan dengan publik pemegang saham
(stakeholder relations) Kegiatan internal public relations ini bertujuan
menciptakan rasa saling pengertian serta kerja sama antara publik pemegang
saham dengan manajemen yang dijalankan perusahaan.
6
2.5 HAMBATAN YANG TERJADI DALAM HUBUNGAN INTERNAL
7
Senioritas dalam budaya Indonesia dinilai cukup positif, di mana orang yang
lebih muda diharuskan untuk menghormati yang lebih tua. Namun, dari masalah
pekerjaan, senioritas ini bisa menjadi salah satu masalah konflik internal perusahaan
yang menghambat penyelesaian masalah. Biasanya, karyawan baru dan yang lebih
junior akan merasa aksesnya terbatas, terutama dalam mengungkapkan pendapat,
rasa sungkan untuk berkontribusi, rasa takut dikucilkan, dan lain sebagainya.
Padahal, dalam dunia kerja sisi senior itu bukan dilihat dari umur melainkan dari segi
pengalaman dan kompetensinya .
5. Kurangnya kesempatan yang sama
Ada banyak karyawan yang memilih untuk berpaling ke perusahaan lainnya
karena merasa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Hak ini
biasanya sering terjadi karena adanya senioritas dan bullying dalam perusahaan.
Dimana, biasanya karyawan yang menjadi korban bullying maupun senioritas tidak
dapat memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan. Bukan berarti mereka
tidak memiliki ide dan gagasan yang dapat memajukan perusahaan, tapi karena orang
tersebut tidak merasa menjadi bagian dari perusahaan karena perlakuan yang
diterima dari rekan kerja dan seniornya.
6. Romantisme
saat ini banyak perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawan untuk
menjalin hubungan romantisme atau menjadi pasangan kekasih dalam satu
perusahaan. Kenapa? Karena biasanya hal ini bisa membuat produktivitas menurun,
misalnya saja ketika pasangan tersebut sedang mengalami konflik percintaan.
Biasanya, ketika masalah pribadi terjadi dalam hubungan, tidak sedikit dari mereka
yang akan membawanya ke dalam dunia profesionalitas.
1. Kasus hubungan internal dalam sebuah lembaga yang saya temukan di media
adalah kasus konflik antara manajemen dan karyawan di PT. Pos Indonesia pada
tahun 2021. Pada bulan April, karyawan di berbagai kantor cabang PT. Pos Indonesia
di seluruh Indonesia melakukan aksi mogok kerja dan unjuk rasa, menuntut
peningkatan gaji dan kondisi kerja yang lebih baik.
8
Karyawan juga menuduh manajemen PT. Pos Indonesia melakukan pengelolaan
yang tidak transparan dan tidak adil, serta mengabaikan kepentingan karyawan dalam
keputusan-keputusan perusahaan. Manajemen PT. Pos Indonesia membantah tuduhan
tersebut dan mengklaim bahwa mereka telah memenuhi tuntutan karyawan dalam hal
kenaikan gaji dan telah melakukan perbaikan dalam manajemen perusahaan. Namun,
konflik tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang hubungan internal di PT. Pos
Indonesia dan bagaimana perusahaan menangani isu-isu pekerja. Kasus ini menjadi
sorotan media dan menunjukkan pentingnya memperhatikan hubungan internal yang
sehat antara manajemen dan karyawan di dalam organisasi.
2. Kasus hubungan internal dalam sebuah organisasi yang saya temukan di media
adalah konflik antara dewan direksi dan staf di Amnesty International pada tahun
2021. Pada bulan April, lebih dari 400 staf dari berbagai negara di seluruh dunia
menandatangani surat terbuka yang mengkritik manajemen organisasi dan
menyatakan ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan dewan direksi.
Staf mengklaim bahwa dewan direksi tidak secara efektif memperjuangkan hak
asasi manusia dan memperhatikan kesejahteraan karyawan. Mereka juga mengkritik
pengelolaan kebijakan keamanan data dan perlindungan terhadap kelompok rentan
dalam organisasi. Dewan direksi mengklaim bahwa mereka telah melakukan upaya
untuk memperbaiki kondisi di dalam organisasi dan membuka dialog dengan staf.
Namun, tuduhan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang hubungan internal di
Amnesty International dan bagaimana organisasi menangani isu-isu staf. Kasus ini
menjadi sorotan media dan menunjukkan pentingnya memperhatikan hubungan
internal yang sehat antara manajemen dan karyawan di dalam organisasi, terutama
dalam organisasi nirlaba dan hak asasi manusia.
3. Kasus hubungan internal dalam sebuah lembaga perusahaan yang saya temukan di
media adalah konflik antara manajemen dan karyawan di PT. Freeport Indonesia pada
tahun 2021. Pada bulan Februari, karyawan di tambang emas dan tembaga Freeport di
Papua melakukan aksi mogok kerja dan unjuk rasa, menuntut peningkatan gaji dan
kondisi kerja yang lebih baik.
9
tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa mereka telah memenuhi tuntutan karyawan
dalam hal kenaikan gaji dan telah melakukan perbaikan dalam manajemen
perusahaan. Namun, konflik tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang hubungan
internal di PT. Freeport Indonesia dan bagaimana perusahaan menangani isu-isu
pekerja. Kasus ini menjadi sorotan media dan menunjukkan pentingnya
memperhatikan hubungan internal yang sehat antara manajemen dan karyawan di
dalam organisasi, terutama dalam industri yang berisiko tinggi seperti tambang dan
eksplorasi mineral.
Kasus konflik antara manajemen dan karyawan di PT. Pos Indonesia, dewan
direksi dan staf di Amnesty International, serta manajemen dengan karyawan di PT
Freeport Indonesia menunjukkan adanya ketidakharmonisan atau ketidaksepahaman
di antara kedua pihak dalam mengelola organisasi dan memenuhi kebutuhan dan
kepentingan karyawan atau staf. Konflik tersebut juga dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap produktivitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai publik intern mereka terdiri dari kelompok-kelompok tertentu yang tidak
selalu sama jenisnyauntuk organisasi yang satu bila dibandingkan dengan organisasi yang
lain.Misalnya dalam organisasi berbentuk perusahaan, publik intern meliputi publik
karyawan dan publik pemegang saham; di perguruan tinggi publik internnya meliputi publik
karyawan, publik dosen, publik mahasiswa dan publik dewan penyantun. Tetapi apapun jenis
organisasinya, salah satu publik internnya adalah karyawan. Klasifikasi sasaran publik
internal mengacu pada proses pengelompokan atau pengkategorian unit atau individu yang
menjadi fokus atau target kebijakan atau program yang dijalankan oleh sebuah organisasi
atau lembaga pemerintah
11
DAFTAR PUSTAKA
Lie, Ferdyana, 2015, Strategi Komunikasi Internal Dalam Mensosialisasikan Merger Kepada
Karyawan (Studi Kasus PT XL Axiata Tbk dan PT Axis Telecom Indonesia) (diakses
tanggal 19 April 2017 pukul 21.21)
Nabilah, Panita, 2014, Strategi Komunikasi Internal Dalam Memperbaiki Etika Komunikasi
Interpersonal (Studi Kasus Pada Komunikasi Internal M&C! Comics) (diakses
tanggal 19 April 2017 pukul 23.45)
12