Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KLASIFIKASI DENGAN PUBLIK SASARAN (1)

Dosen Pengampu : : Lida Imelda Cholidah, S.Sos, M.si


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Humas

Kelompok 2

Abdullah fachri Habiburrrahman (1224050001)

Ahmad Fauzan Zakaria (1224050003)

Annisa Nurhanifah (1224050016)

Dewi Qurrotul Aini (1224050034)

Dzikri Muhammad maulansyah (1224050040)

Eroh Siti Juhroh (1224050042)

Fadil Saeful Bagja (1224050043)

PRODI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKSI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan & puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT, yang
telah memberikan kita semua nikmat sehat dan nikmat umur yang panjang, sehingga kita
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu. Sholawat berbingkai
salam tidak lupa kita ucapkan kepada nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, yang
selalu mencintai umatnya hingga sampai nanti kita bertemu dengannya di padang Mahsyar
kelak.

Tidak lupa juga kami capkan terima kasih kepada ibu Lida Imelda cholida. selaku Dos
en Pengampu mata kuliah Ilmu Humas sehingga bisa terselesaikan makalah ini dengan lancar
sesuai dengan semestinya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
membantu dalam hal menganalisis materi dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini
kami kelompok 2 di berikan mandat materi yang berjudul “Klasifikasi dengan Publik
Sasaran (1).
Mohon maaf jika dalam dalam pembuatan makalah ini terdapat kekeliruan dan
kesalahan pengejaan kata dan penyusunan kosakata yang kurang baik maupun hal yang
belum kami ketahui, dikarenakan kami masih dalam tahap pembelajaran. Maka dari itu kami
mohon saran & kritik dari teman-teman maupun Dosen Pengampu. Demi tercapainya
makalah yang sempurna Kami ucapkan Terima Kasih.

Bandung,13 Mei 2023

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
2.1 DEFINISI.........................................................................................................................4
2.2 SIAPA SAJA YANG TERMASUK PUBLIK INTERNAL............................................4
2.3 KEGIATAN-KEGIATAN PRO DENGAN HUBUNGAN INTERNAL........................5
2.4 MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM KOMUNIKASI DENGAN PUBLIK
INTERNAL............................................................................................................................6
2.5 HAMBATAN YANG TERJADI DALAM HUBUNGAN INTERNAL.........................7
2.6 CONTOH KASUS HUBUNGAN INTERNAL DALAM SEBUAH LEMBAGA
YANG DITEMUKAN DI MEDIA........................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Begitu pentingnya kita mengenal dan mengidentifikasikan sasaran Public
Relation (PR).PR memiliki peran penting baik bagi lembaga maupun bagi lembaga
eksternal.PR berperan untuk memberikan informasi secara tepat,akurat sehingga
mampu diterima dan dapat dipahami oleh publik. ketika informasi yang diterima oleh
publik sudah dapat dipahami tentunya anggapan ketidakpedulian suatu lembaga dapat
berubah menjadi sebuah pengertian tentang apa yang telah dilakukan oleh lembaga
tersebut dan mampu memberikan citra positif. PR mempunyai peran kunci untuk
menciptakan ketertarikan publik dengan cara menarik simpati publik melalui strategi
PR secara efektif dan dijalankan sesuai dengan situasi yang ada,tentunya akan mampu
menciptakan sikap simpati publik kepada lembaga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi klasifikasi dengan publik sasaran 1 (internal)?
2. Siapa saja yang termasuk publik internal?
3. Apa saja kegiatan-kegiatan pro dengan hubungan internal?
4. Media apa saja yang digunakan dalam komunikasi dengan publik internal?
5. Hambatan apa saja yang terjadi dalam hubungan internal?
6. kasus hubungan internal dalam sebuah lembaga/organisasi/perusahaan yang
kami temukan di media?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi klasifikasi dengan publik sasaran 1
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kedalam publik internal
3. Untuk mengetahui apa saja kegiatan pro dengan hubungan internal
4. Untuk mengetahui media apa saja yang digunakan dalam komunikasi dengan
publik internal
5. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terjadi dalam hubungan internal
6. Untuk mengetahui kasus hubungan internal apa saja dalam sebuah
organisasi/lembaga dan lainnya yang kami temukan di media.

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Publik intern sebagai sasaran humas terdiri atas orang-orang yang bergiat
didalam organisasi (perusahaan, instansi, lembaga, badan, dsb) dan secara fungsional
mempunyai tugas dan pekerjaan serta hak dan kewajiban tertentu.
Sebagai publik intern mereka terdiri dari kelompok-kelompok tertentu yang
tidak selalu sama jenisnyauntuk organisasi yang satu bila dibandingkan dengan
organisasi yang lain.Misalnya dalam organisasi berbentuk perusahaan, publik intern
meliputi publik karyawan dan publik pemegang saham; di perguruan tinggi publik
internnya meliputi publik karyawan, publik dosen, publik mahasiswa dan publik
dewan penyantun. Tetapi apapun jenis organisasinya, salah satu publik internnya
adalah karyawan.
Klasifikasi sasaran publik internal mengacu pada proses pengelompokan atau
pengkategorian unit atau individu yang menjadi fokus atau target kebijakan atau
program yang dijalankan oleh sebuah organisasi atau lembaga pemerintah. Dalam
konteks ini, "internal" mengacu pada sasaran publik yang berasal dari dalam lembaga
atau organisasi yang sama dengan pembuat kebijakan atau pelaksana program.
Klasifikasi sasaran publik internal ini biasanya dilakukan untuk mempermudah
proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program atau kebijakan.
Pengelompokan sasaran publik internal dilakukan berdasarkan kriteria atau variabel
tertentu, seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, wilayah, dan sebagainya, sehingga
memungkinkan pembuat kebijakan atau pelaksana program untuk memetakan sasaran
publik yang perlu ditangani dengan lebih spesifik dan terfokus. Dengan demikian,
diharapkan program atau kebijakan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien
dalam mencapai tujuannya.

2.2 SIAPA SAJA YANG TERMASUK PUBLIK INTERNAL

Publik internal adalah publik yang ada dalam perusahaan, seperti karyawan
dan manajemen. Dengan menjalin komunikasi yang harmonis dan baik dengan publik
internalnya, tujuan perusahaan menjadi lebih mudah terwujud. Karena hubungan
humas dengan publik internal tidak sekadar memberi informasi, melainkan juga

4
menciptakan rasa saling mendukung dan pengertian dalam upaya meraih tujuan
perusahaan. Publik internal adalah keseluruhan elemen yang berpengaruh secara
langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti karyawan, manajer, supervisor,
pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya

2.3 KEGIATAN-KEGIATAN PRO DENGAN HUBUNGAN INTERNAL

Kegiatan internal public relations difokuskan untuk publik internal organisasi


atau perusahaan. Beberapa contoh kegiatannya ialah melakukan penempatan dan
pemindahan karyawan, serta mengadakan penerimaan pegawai baru.
Kegiatan internal public relations difokuskan untuk publik internal organisasi atau
perusahaan. Beberapa contoh kegiatannya ialah melakukan penempatan dan
pemindahan karyawan, serta mengadakan penerimaan pegawai baru. hubungan
harmonis akan tercipta di antara berbagai pihak terkait dalam perusahaan. Sehingga
iklim organisasi yang baik akan terbentuk dan membuat proses kerja menjadi lebih
efektif serta efisien.
Dilansir dari buku Pemasaran Strategi: Perspektif Perilaku Konsumen dan
Marketing Plan (2015) oleh Ujang Sumarwan, dkk, kegiatan internal public relations
adalah:
1) Hubungan dengan publik karyawan (employee relations) Kegiatan ini
menitikberatkan pada hubungan antara pimpinan perusahaan dengan karyawan
Beberapa contoh kegiatannya ialah
a. Penempatan dan pemindahan karyawan dari satu divisi ke divisi lainnya.
b. Penerimaan pegawai baru.
c. Kenaikan pangkat serta konduite karyawan.
d. Melakukan pemutusan hubungan kerja.
e. Pensiun serta memberi jaminan sosial.
2) Hubungan manusiawi (human relations) Kegiatan internal public relations ini
berfokus pada hubungan yang sifatnya manusiawi. Artinya public relations
berupaya menciptakan atau membentuk hubungan manusiawi antara manajer
perusahaan dengan publik karyawan.Tujuan human relations ialah menumbuhkan
kepercayaan dalam diri publik karyawan, khususnya saat mereka dihadapkan pada
permasalahan kerja yang dihadapinya. Sering kali upaya ini dilakukan lewat
bimbingan atau public relations counseling.

5
3) Hubungan dengan publik buruh Adalah upaya public relations untuk memelihara
hubungan baik antara manajer serta publik buruh, sehingga proses kerjanya
menjadi lebih efisien dan efektif. Hubungan dengan publik pemegang saham
(stakeholder relations) Kegiatan internal public relations ini bertujuan
menciptakan rasa saling pengertian serta kerja sama antara publik pemegang
saham dengan manajemen yang dijalankan perusahaan.

2.4 MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM KOMUNIKASI DENGAN PUBLIK


INTERNAL

Untuk mengelola media internal, keterampilan yang diperlukan praktisi humas


sama dengan skills wartawan, seperti menulis berita, artikel, feature, fotografi, dan
videografi.Humas juga harus memahami bahasa jurnalistik sebagai ragam bahasa khas
dalam pemberitaan di media massa.
Pada sisi lain, media internal tidak diproduksi untuk tujuan komersial, katakan untuk
mendulang profit. Walaupun tanpa dipungkiri, bila pengelolaannya dilakukan secara
baik, media internal itu akan menjadi sebuah profit centresejalan dengan kebijakan
organisasi itu
Dalam hal waktu penerbitan, media internal pun cenderung memilih waktu penerbitan
secara periodik: mingguan, dua mingguan atau bulanan, yang tentu semuanya terkait
dengan kebijakan organisasi serta kemampuan tenaga para pengelola. Dewasa ini,
sejalan dengan kemajuan teknologi informasi, bisa saja pengelolaan media internal
dilakukan secara online. Para pembaca pun dapat dengan mudah mengakses berbagai
informasi yang disajikan dalam media tersebut.
Sebuah media internal, bila dikelola dengan baik, dapat menjadi sebuah catatan
penting, yang terkait sejarah hidup suatu organisasi. Publik akan mengetahui dan
memahami sejarah perkembangan sebuah organisasi dari media yang diterbitkan
secara rutin dan konsisten. Media internal pun akan menjadi dokumen bernilai yang
terkait dengan citra sebuah organisasi.
Namun, semua itu akan terwujud dengan baik manakala pihak Humas memiliki
kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan media internal, dan yang tentunya
pula didukung oleh komitmen pimpinan organisasi.

6
2.5 HAMBATAN YANG TERJADI DALAM HUBUNGAN INTERNAL

1. Perilaku pasif Agresif


Secara sederhana, perilaku ini merupakan perilaku sabotase yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain maupun kelompok lain. Perilaku ini biasanya sering
terjadi oleh seorang manager dengan bawahannya, dan sering terjadi karena
kesalahan dalam bekerja. Manager yang tidak baik akan selalu menjadikan personel
atau bahannya menjadi kambing hitam untuk menutupi kesalahan atau
kekurangannya. Sedangkan, ketika kelompok tersebut mendapatkan pengakuan
dan reward, hanya manager yang mendapatkan pengakuan dan reward atas usaha tim
tersebut.
2. Bullying dan pelecehan
Bullying dan pelecehan tidak hanya bisa terjadi di sekolah, ternyata masalah
konflik internal perusahaan ini adalah hal yang masih sering ditemui di dalam
perusahaan ataupun dunia kerja. Jika hal ini terjadi, si korban akan merasa tidak
nyaman dan sulit fokus pada pekerjaannya, karena ia akan fokus melindungi diri.
Bukan hanya berdampak pada perusahaan, masalah ini juga bisa memberikan
dampak negatif kepada korban secara personal, misalnya ia akan menarik diri dari
kegiatan kelompok hingga menurunnya rasa percaya diri. Sebagai pemimpin
perusahaan, konflik ini harus menjadi salah satu perhatian, Anda bisa
memberlakukan hukuman bagi si pelaku bullying. Misalnya dengan memberikan ia
mutasi kerja, dan sebagainya.
3. Job description tidak jelas
Banyak perusahaan yang tidak memberikan kejelasan tugas dan peran kepada
karyawannya. Meski dirasa sepele, hal ini bisa menciptakan miskomunikasi antar
karyawan dengan perusahaan, atasan, hingga ke manajemen. Tidak adanya kejelasan
mengenai peran dan tugas seorang karyawan bisa menyebabkan tumpang tindih
pekerjaan dan pemilihan pekerjaan yang mudah saja untuk diselesaikan. Dengan
tidak adanya kejelasan, biasanya akan sering terjadi senioritas, di mana oknum senior
akan memilih pekerjaan yang mudah, dan yang sulit akan diberikan ke junior atau
karyawan baru.
4. Senioritas

7
Senioritas dalam budaya Indonesia dinilai cukup positif, di mana orang yang
lebih muda diharuskan untuk menghormati yang lebih tua. Namun, dari masalah
pekerjaan, senioritas ini bisa menjadi salah satu masalah konflik internal perusahaan
yang menghambat penyelesaian masalah. Biasanya, karyawan baru dan yang lebih
junior akan merasa aksesnya terbatas, terutama dalam mengungkapkan pendapat,
rasa sungkan untuk berkontribusi, rasa takut dikucilkan, dan lain sebagainya.
Padahal, dalam dunia kerja sisi senior itu bukan dilihat dari umur melainkan dari segi
pengalaman dan kompetensinya .
5. Kurangnya kesempatan yang sama
Ada banyak karyawan yang memilih untuk berpaling ke perusahaan lainnya
karena merasa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Hak ini
biasanya sering terjadi karena adanya senioritas dan bullying dalam perusahaan.
Dimana, biasanya karyawan yang menjadi korban bullying maupun senioritas tidak
dapat memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan. Bukan berarti mereka
tidak memiliki ide dan gagasan yang dapat memajukan perusahaan, tapi karena orang
tersebut tidak merasa menjadi bagian dari perusahaan karena perlakuan yang
diterima dari rekan kerja dan seniornya.
6. Romantisme
saat ini banyak perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawan untuk
menjalin hubungan romantisme atau menjadi pasangan kekasih dalam satu
perusahaan. Kenapa? Karena biasanya hal ini bisa membuat produktivitas menurun,
misalnya saja ketika pasangan tersebut sedang mengalami konflik percintaan.
Biasanya, ketika masalah pribadi terjadi dalam hubungan, tidak sedikit dari mereka
yang akan membawanya ke dalam dunia profesionalitas.

2.6 CONTOH KASUS HUBUNGAN INTERNAL DALAM SEBUAH LEMBAGA


YANG DITEMUKAN DI MEDIA

1. Kasus hubungan internal dalam sebuah lembaga yang saya temukan di media
adalah kasus konflik antara manajemen dan karyawan di PT. Pos Indonesia pada
tahun 2021. Pada bulan April, karyawan di berbagai kantor cabang PT. Pos Indonesia
di seluruh Indonesia melakukan aksi mogok kerja dan unjuk rasa, menuntut
peningkatan gaji dan kondisi kerja yang lebih baik.

8
Karyawan juga menuduh manajemen PT. Pos Indonesia melakukan pengelolaan
yang tidak transparan dan tidak adil, serta mengabaikan kepentingan karyawan dalam
keputusan-keputusan perusahaan. Manajemen PT. Pos Indonesia membantah tuduhan
tersebut dan mengklaim bahwa mereka telah memenuhi tuntutan karyawan dalam hal
kenaikan gaji dan telah melakukan perbaikan dalam manajemen perusahaan. Namun,
konflik tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang hubungan internal di PT. Pos
Indonesia dan bagaimana perusahaan menangani isu-isu pekerja. Kasus ini menjadi
sorotan media dan menunjukkan pentingnya memperhatikan hubungan internal yang
sehat antara manajemen dan karyawan di dalam organisasi.

2. Kasus hubungan internal dalam sebuah organisasi yang saya temukan di media
adalah konflik antara dewan direksi dan staf di Amnesty International pada tahun
2021. Pada bulan April, lebih dari 400 staf dari berbagai negara di seluruh dunia
menandatangani surat terbuka yang mengkritik manajemen organisasi dan
menyatakan ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan dewan direksi.

Staf mengklaim bahwa dewan direksi tidak secara efektif memperjuangkan hak
asasi manusia dan memperhatikan kesejahteraan karyawan. Mereka juga mengkritik
pengelolaan kebijakan keamanan data dan perlindungan terhadap kelompok rentan
dalam organisasi. Dewan direksi mengklaim bahwa mereka telah melakukan upaya
untuk memperbaiki kondisi di dalam organisasi dan membuka dialog dengan staf.
Namun, tuduhan tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang hubungan internal di
Amnesty International dan bagaimana organisasi menangani isu-isu staf. Kasus ini
menjadi sorotan media dan menunjukkan pentingnya memperhatikan hubungan
internal yang sehat antara manajemen dan karyawan di dalam organisasi, terutama
dalam organisasi nirlaba dan hak asasi manusia.

3. Kasus hubungan internal dalam sebuah lembaga perusahaan yang saya temukan di
media adalah konflik antara manajemen dan karyawan di PT. Freeport Indonesia pada
tahun 2021. Pada bulan Februari, karyawan di tambang emas dan tembaga Freeport di
Papua melakukan aksi mogok kerja dan unjuk rasa, menuntut peningkatan gaji dan
kondisi kerja yang lebih baik.

Karyawan juga menuduh manajemen PT. Freeport Indonesia melakukan


pengelolaan yang tidak adil dan mengabaikan kepentingan karyawan dalam
keputusan-keputusan perusahaan. Manajemen PT. Freeport Indonesia membantah

9
tuduhan tersebut dan mengklaim bahwa mereka telah memenuhi tuntutan karyawan
dalam hal kenaikan gaji dan telah melakukan perbaikan dalam manajemen
perusahaan. Namun, konflik tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang hubungan
internal di PT. Freeport Indonesia dan bagaimana perusahaan menangani isu-isu
pekerja. Kasus ini menjadi sorotan media dan menunjukkan pentingnya
memperhatikan hubungan internal yang sehat antara manajemen dan karyawan di
dalam organisasi, terutama dalam industri yang berisiko tinggi seperti tambang dan
eksplorasi mineral.

Kasus-kasus tersebut masuk ke dalam kasus hubungan internal karena masing-


masing melibatkan interaksi dan relasi antara manajemen atau dewan direksi dengan
karyawan atau staf di dalam organisasi. Hubungan internal dalam sebuah organisasi
sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif, serta
memastikan kepuasan karyawan dalam pekerjaannya.

Kasus konflik antara manajemen dan karyawan di PT. Pos Indonesia, dewan
direksi dan staf di Amnesty International, serta manajemen dengan karyawan di PT
Freeport Indonesia menunjukkan adanya ketidakharmonisan atau ketidaksepahaman
di antara kedua pihak dalam mengelola organisasi dan memenuhi kebutuhan dan
kepentingan karyawan atau staf. Konflik tersebut juga dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap produktivitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Dalam kasus-kasus tersebut, manajemen atau dewan direksi dan karyawan


atau staf memiliki persepsi atau kepentingan yang berbeda terkait tuntutan atau
harapan mereka dalam organisasi. Dalam konteks hubungan internal, penting untuk
terus memperbaiki komunikasi dan membangun hubungan yang baik antara kedua
belah pihak untuk mencapai tujuan organisasi bersama dan meningkatkan kinerja.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai publik intern mereka terdiri dari kelompok-kelompok tertentu yang tidak
selalu sama jenisnyauntuk organisasi yang satu bila dibandingkan dengan organisasi yang
lain.Misalnya dalam organisasi berbentuk perusahaan, publik intern meliputi publik
karyawan dan publik pemegang saham; di perguruan tinggi publik internnya meliputi publik
karyawan, publik dosen, publik mahasiswa dan publik dewan penyantun. Tetapi apapun jenis
organisasinya, salah satu publik internnya adalah karyawan. Klasifikasi sasaran publik
internal mengacu pada proses pengelompokan atau pengkategorian unit atau individu yang
menjadi fokus atau target kebijakan atau program yang dijalankan oleh sebuah organisasi
atau lembaga pemerintah

11
DAFTAR PUSTAKA

Lie, Ferdyana, 2015, Strategi Komunikasi Internal Dalam Mensosialisasikan Merger Kepada
Karyawan (Studi Kasus PT XL Axiata Tbk dan PT Axis Telecom Indonesia) (diakses
tanggal 19 April 2017 pukul 21.21)

Nabilah, Panita, 2014, Strategi Komunikasi Internal Dalam Memperbaiki Etika Komunikasi
Interpersonal (Studi Kasus Pada Komunikasi Internal M&C! Comics) (diakses
tanggal 19 April 2017 pukul 23.45)

Trenholm, Sarah dan Arthur Jensen, 1996, Interpersonal Communication, Wadsworth


Publishing Company: Belmont, California

12

Anda mungkin juga menyukai