Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEHUMASAN

“Departemen Kehumasan”

Dosen Pengampu :

Dr. dr. Dien Gusta Anggraini Nursal, M. K. M.

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Putri Indah Nandini 1911211004
2. Bayu Ananda Nasution 1911211026
3. Intan Berliana Marianda 1911211032
4. Zilfia Armaningsi Futri 1911211054
5. Suci Rahmawani 1911212008
6. Dhea Rahmadani 1911212018
7. Annisa Alifha Putri 1911212020
8. Elvira Radhiatul Febrian 1911212030
9. Aulia Shalsabila 1911213022
10. Mutiara Sakhinah 1911213024

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjakan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita sehingga dengan rahmat dan hidayah-Nya itu kami dapat
menyelesaikan makalah pembelajaran Kehumasan yang berjudul “Memahami Departemen
Kehumasan”. Selanjutnya shalawat dan salam kita kirimkan kepada nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini.
Dalam pembuatan makalah ini tentunya kami tidak terlepas dari berbagai kesulitan,
karena keterbatasan ilmu yang kami miliki. Namun, berkat petunjuk Allah swt dan
berbagai sumber, baik secara langsung maupun tidak langsung, makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritikan terutama dari dosen pengampu Ibu DR. dr. Dien Gusta
Anggraini Nursal, MKM demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Padang, 01 September 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan..............................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
2.1 Perlunya Departemen Public Relations..............................................................4
2.2 Ukuran Departemen Public Relations......................................................................6
2.3 Staf Public Relations................................................................................................6
2.4 Jabatan Manajemen Public Relations.......................................................................6
2.5 Tanggung Jawab Manajemen Public Relations........................................................7
2.6 Kerjasama Antar Manajemen dengan Manajer PR...................................................8
2.7 Kegiatan Public Relations........................................................................................9
2.8 Keuntungan Public Relations.................................................................................13
2.9 Kelemahan Public Relations...................................................................................13
2.10 Studi Kasus Kehumasan di Bidang Kesehatan.....................................................13
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan............................................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kehumasan atau PR (Public Relations) di semua negara khususnya


negaraberkembang seperti Indonesia sangat diperlukan karena humas merupakan
kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, selain itu pelayanan kepada
masyarakat dengan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan semua orang, agar
instansi dapat memperoleh kepercayaan dari publiknya. Pelayanan yang baik
sangat penting demi terciptanya pengertian dan pengahargaan sebaikbaiknya.

Kehumasan merupakan bidang atau fungsi pelayanan publik yang diperlukan oleh
setiap instansi, baik itu instansi yang bersifat komersial maupun instansi yang
bersifat non komersial. Humas terdiri dari semua bentuk komunikasi yang
terselenggara antara instansi yang bersangkutan dengan siapa saja yang
berkepentingan dengan instansi tersebut, antara lain dengan masyarakat sebagai
publik. Aktivitas kehumasan berkaitan dengan dua hal yaitu aktivitas yang
berhubungan dengan manajemen dan aktivitas yang berhubungan dengan teknis.
Dalam menjalankan fungsi manajemen, Humas menjadi bagian manajemen dari
suatu instansi yang bertugas menjaga keseimbangan komunikasi antara internal
instansi dengan eksternal instansi itu sendiri.

Kehumasan memiliki kewajiban untuk membangun saling pengertian dan


kerjasama yang baik antara instansi dengan publiknya agar tercipta iklim
organisasi yang baik, maka pada akhirnya humas dapat membangun citra instansi
yang positif dengan melakukan komunikasi yang baik dimata publik. Fungsi
teknis kehumasan berhubungan dengan wewenang humas yang hanya
menjalankan tugas dari pimpinan. Dalam hal ini seorang praktisi humas hanya
berwenang dalam memberikan masukan kepada pimpinan dan bertindak sebagai
pelaksana atas kebijakan yang diambil oleh pimpinan maka dari itu setiap instansi
membutuhkan humas.

Di Indonesia sendiri kehumasan atau Public Relations sudah lama dipergunakan


secara luas oleh Departemen, Perusahaan, Industri Swasta dan sebagainya. Public

1
Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam
maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian
(Jefkins, 2002:9). Cutlip dkk dalam (Nova,2009:35) mendefinisikan public
relations merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara
hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat, yang
menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya. Public relations dapat
dikatakan sebagai jembatan dalam perusahaan untuk menciptakan hubungan
dengan siapa saja yang dapat memberikan keuntungan bersama serta untuk
kemajuan perusahaan. Public relations mempunyai peran penting dalam segala
bidang sesuai dengan fungsinya, yakni membentuk hubungan yang baik antara
organisasi dengan publiknya, baik itu publik internal maupun publik eksternal.

Public relations harus dapat memposisikan dirinya antara perusahaan dan


publiknya, peran public relations akan membayang-bayangi citra sebuah
perusahaan. Citra perusahaan adalah hal yang penting bagi perusahaan karena
menyangkut apa yang dilihat oleh masyarakat, bisa dikatakan juga perusahaan
yang mempunyai citra baik di masyarakat tentu akan memiliki kepercayaan yang
baik di mata publik eksternalnya. Public relations mempunyai tugas untuk
menyampaikan informasi kepada publik tentang organisasi atau perusahaanya
agar tetap eksis dan tetap dikenal di masyarakat, untuk menyampaikan informasi
public relations membutuhkan alat yang mendukung untuk menyebarkan
informasi. Informasi adalah pengumpulan perumusan naskah untuk melakukan
komunikasi dan mempengaruhi target dalam upaya mendapatkan partisipatif dan
tanggapan, melalui media sebanyak mungkin akan memudahkan dan
mempercepat proses komunikasi yang sedang dijalin. Media massa adalah suatu
alat untuk menyampikan pesan kepada khalayaknya, seperti yang dituliskan oleh
Darmastuti (2012) dalam bukunya Media Relations. Media merupakan wadah
yang sangat penting, untuk digunakan menyebarkan informasi yang sudah
dikemas dengan baik, media bisa juga digunakan untuk melakukan analisa,
mengevaluasi, mengontrol informasi baik yang keluar maupun informasi yang
masuk. Pemberitaan dari media bisa membuat presepsi masyarakat berbeda-beda,
apa lagi informasi yang berkaitan dengan suatu badan organisasi, individu,

2
perusahaan dan lembaga. Dengan begitu besarnya kekuatan media maka public
relations harus melakukan salah satu kegiatanya yaitu media relations atau juga
sering disebut hubungan media, karena dengan menjalin hubungan yang baik akan
menambah menfaat bagi organisasi ataupun perusahaanya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Mengapa perlu adanya sebuah kehumasan di sebuah organisasi atau
perusahaan?
2. Bagaimana ukuran departemen kehumasan?
3. Bagaimana kedudukan dan fungsi staff pada sebuah organisasi atau
perusahaan?
4. Bagaimana kedudukan dan fungsi seorang manajer kehumasan pada
sebuah organisasi atau perusahaan?
5. Apa tanggung jawab seorang manajer kehumasan?
6. Bagaimana bentuk-bentuk kerjasama antara pihak manajemen dengan
seorang manajer kehumasan?
7. Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh departemen kehumasan?
8. Apa keuntungan dan kelemahan adanya departemen kehumasan?
9. Apa saja studi kasus kehumasan di bidang kesehatan?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kehumasan pada semester 3 dan supaya pembaca dapat memahami lagi mengenai
departemen kehumasan atau public relations.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perlunya Departemen Public Relations

Tidak dapat dipungkiri bahwa peran public relations saat ini dianggap sebagai
ujung tombak bagi perusahaan yang berhadapan langsung dengan publik, baik itu
publik yang bersentuhan langsung maupun yang tidak dengan kepentingan
perusahaan seperti pihak pemegang saham. Dalam pemeliharaan komunikasi baik
terhadap publik internal maupun eksternal, terselubung didalamnya adalah
pembentukan citra sebagai tujuan akhir. Ketika citra telah terbangun dengan
positif, seketika itu juga kepercayaan masyarakat telah digenggam. Hal inilah
yang menyebabkan jasa konsultan PR dibutuhkan, yaitu untuk kepentingan
strategi komunikasi sesaat.
Menurut Burger, terdapat 6 alasan yang menyebabkan sebuah perusahaan atau
organisasi menyewa konsultan PR dari luar, yaitu: pertama, manajemen internal
sendiri tidak mempunyai program PR yang resmi dan kurang pengalaman dalam
mengelola program PR. Kedua, kantor pusat terletak jauh dari ibukotanegara.
Ketiga, kontrak-kontrak dikelola oleh agensi. Keempat, agensi luar dapat
menyediakan jasa dari para praktisi yang berpengalaman namun tidak bersedia
pindah ke kota lain, dan gaji mereka tidak dapat dipenuhi oleh satu firma. Kelima,
organisasi yang mempunyai departemen PR, tetapi sedang sangat membutuhkan
jasa PR khusus yang tidak dapat dipenuhi oleh staf PR internalnya. Keenam,
dibutuhkan penilaian yang independen dari pihak luar terhadap kebijakan yang
menyangkut hal-hal yang krusial (Baskin and Aronoff, 1988: 14).
Dari enam alasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sebuah
organisasi memutuskan untuk menyewa jasa konsultan PR karena membutuhkan
jasa konsultasi untuk hal-hal khusus yang tidak dapat dipenuhi oleh internalnya.
Selain itu juga, sebuah organisasi membutuhkan pendapat dari pihak ketiga yang
merupakan orang di luar manajemen internal, yang dianggap lebih independen.

Public relations merupakan sebagai perantara antara pimpinan organisasi dengan


publiknya. Baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal, maupun

4
eksternal. Public Relations diperlukan untuk menyusun dan mengevaluasi
strategi-strategi pemasaran yang efisien dan berorientasi pada tujuan perusahaan.
peran PR dalam organisasi antara lain (Grunig, 1992: 396):

1. Communication Technician

Tugas yang dikerjakan PR adalah melakukan komunikasi dan


keterampilan jurnalistik serta melaksanakan keputusan yang dibuat oleh
pimpinan. Ia tidak melakukan pengambilan keputusan dan tidak melakukan
penelitian untuk merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan mereka.

2. Expert Prescriber

PR berfungsi dan berperan sebagai orang yang ahli melakukan penelitian


dan merumuskan-merumuskan masalah organisasi yang berkaitan dengan
bidang komunikasi serta gangguan komunikasi dalam pencapaian tujuan
organisasi. Selain itu, PR juga mencari upaya solusi permasalahan melalui
programprogram yang bermanfaat, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan
program.

3. Communication Facilitator

PR berperan sebagai perantara atau mediator yang peka serta menjaga arus
komunikasi dua arah berjalan dengan baik antara organisasi dengan publiknya
(sering juga disebut liaison, interpreter/penerjemah, atau sebagai
mediator).Peran fasilitator juga mengenali publik di sekeliling organisasi dan
membuat keputusan yang berkaitan dengan kebijakan, prosedur serta aktivitas
yang diminati oleh kedua belah pihak.

4. Problem Solving Facilitator

5
Fungsi PR adalah menolong organisasi dalam memecahkan persoalan
komunikasi yang ada. PR di sini menjadi bagian dari tim perencanaan
strategis organisasi. Ia bekerja sama dengan anggota tim lainnya untuk
memberikan solusi permasalahan yang ada, mulai dari identifikasi
permasalahan, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi program
pemecahan masalah.

2.2 Ukuran Departemen Public Relations

Ukuran departemen PR dalam sebuah organisasi juga memengaruhi apakah


departemen PR dapat melaksanakan peran manajerial.Ukuran besar/kecilnya suatu
departemen PR.

Besar kecilnya departemen PR suatu perusahaan tergantung tiga hal, yaitu :

1. Ukuran atau besar kecilnya perusahaan itu sendiri.

2. Nilai PR atau arti penting keberadaan departemen PR bagi perusahaan

3. Karakteristik khas PR yang berbeda-beda bagi masing-masing perusahaan.

2.3 Staf Public Relations


Kegiatan Public Relations (PR) dalam setiap organisasi atau lembaga,
menjadi tanggung jawab para pengelola organisasi atau perusahaan tersebut. Akan
tetapi, karena publik yang menjadi sasaran kegiatannya terlalu banyak jumlahnya,
baik yang berada di dalam maupun di luar organisasi, maka dibentuklah bagian
khusus untuk melaksanakan kegiatan itu yakni departemen/bagian PR atau Public
Relations (PR) sebagai suatu lembaga, dan orang yang menjabatnya disebut PRO
(public relations officer) atau petugas PR. Dalam kompleksitas pekerjaan, bagian
PR mempunyai pekejaan yang sangat kompleks, tercermin dari definisi PR itu
sendiri mulai PR sebagai seni, PR sebagai fungsi manajemen, PR sebagai
manajemen reputasi, dan PR sebagai manajemen komunikasi. Dan dalam

6
melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan baik tugas
fungsionalnya yaitu menyelesaikan seluk beluk pekerjaan, atau pun tugas
perilaku, kiranya sifat, bakat, kerampilan dan kemampuan itu harus dimiliki oleh
petugas public relations (PRO).

2.4 Jabatan Manajemen Public Relations


. Wayne Pace & Don F. Faules (2005:49) mengutip pendapat Frederick W.
Taylor (1856-1917) mengemukakan bahwa struktur berkaitan dengan hubungan-
hubungan logis antara berbagai fungsi dalam organisasi. Mereka juga mengutip
teori klasik Max Weber yang mengemukakan bahwa komunikasi organisasi
berfokus pada dua struktur dasar yang disebut Lini dan Staf. Struktur lini
menyangkut saluran-saluran kewenangan organisasi yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan utama organisasi. Misalnya disebuah perusahaan, struktur
lininya mengikuti suatu tatanan jabatan yang bertanggung jawab atas
produktivitas; kewenangan lininya terdiri dari general-manager, wakil GM,
direktur, manajer, penyelia, dan pelaksana atau karyawan. Struktur staf
menunjukkan jabatan-jabatan yang memberikan bantuan kepada jabatan-jabatan
lini untuk melaksanakan pekerjaan mereka dengan lebih baik, dengan
memberikan nasihat, bantuan, dan pelayanan.

2.5 Tanggung Jawab Manajemen Public Relations


Tujuan dari hubungan masyarakat oleh perusahaan sering untuk membujuk
masyarakat, investor, mitra, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya untuk
mempertahankan sudut pandang tertentu tentang hal itu, kepemimpinannya,
produk, atau keputusan politik. Kegiatan umum termasuk berbicara di konferensi,
memenangkan penghargaan industri, bekerja sama dengan pers, dan komunikasi
karyawan. Profesi sebagai seorang Humas atau public relations bertanggung
jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan
membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat
mengerti dan menerima sebuah situasi. Petugas hubungan masyarakat
menggunakan berbagai media untuk membangun dan mempertahankan hubungan
yang baik antara organisasi mempekerjakan dan klien throughplanned kampanye
publisitas dan kegiatan PR.

7
Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan
informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan
ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan
menerima sebuah situasi. Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat
program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam
upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian
bersama antara organisasi dan masyarakatnya. Posisi humas merupakan
penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi.
Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara operasional
humas bertugas membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya
dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi di antara
keduanya.

2.6 Kerjasama Antar Manajemen dengan Manajer PR


Seorang manajer PR harus memiliki karakter yang merupakan perpaduan
seni dengan profesional yang baik dalam berkemampuan dibidang manajerial,
teknis, motivator, komunikator, perencana, pelaksana, dan sebagai evaluator
program kerja. Pakar manajemen dalam mendefinisikan kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang manajer PR adalah: “How management skill is getting
things done through the people”. “Kemampuan dibidang manajemen adalah
bagaimana membuat suatu keberhasilan pelaksanaan program kerja melalui orang
lain”.
Untuk dapat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan utama manajemen
perusahaan dibutuhkan kerjasama dari berbagai macam bagian, dengan demikian
seorang manajer PR harus memiliki keterampilan sebagai berikut :

 Sebagai creator. Harus memiliki kreativitas dalam menciptakan ide-ide,


gagasan dan wawasan serta pemikiran yang cemerlang.

 Conceptor. Mempunyai kemampuan sebagai konseptor dalam


penyusunan program kerja kehumasan dan rencana program lain.

8
 Mediator. Memiliki kemampuan dalam penguasaan teknik komunikasi
yang baik melalui media secara lisan maupun tertulis dalam
penyampaian pesan atau menyalurkan informasi dari lembaga /
organisasi yang diwakili kepada publik.

 Problem solver. Mampu mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi,


baik secara proaktif, antisipatif, inovatif, dinamis dan solutif.

 PR sebagai media penghubung diantara pimpinan organisasi dengan


publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal
maupun eksternal. Kegiatan utama dari public relations dalam mewakili
pimpinan manajemen suatu lembaga atau organisasi tersebut, merupakan
bentuk kegiatan two ways communications adalah ciri dari fungsi dan
peran public relations, karena sebagian fungsi dan tugas public relations
adalah bertindak sebagai sumber informasi (source of informations) dan
merupakan saluran informasi.

Bentuk bentuk kerjasamannya adalah :

1. Communicator
Sebagai komunikator harus memiliki kemampuan teknik komunikasi baik
secara lisan maupun tulisan, memiliki pengetahuan dan wawasan yang
luas.

2. Relationship
Kemampuan peran public relations/humas dalam membangun hubungan
relasi yang cukup luas, dan dapat membina hubungan diantara relasi yang
bersifat positif dengan lembaga yang diwakilinya. Berupaya menciptakan
saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi antara
kedua belah pihak.

9
3. Backup Management

Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti


manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan produksi
dalam mencapai tujuan bersama berdasarkan tujuan pokok
organisasi/perusahaan.

4. Good Image Maker

Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi


dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations dalam
melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra atau nama baik
lembaga / organisasi dan produk yang diwakilinya.

2.7 Kegiatan Public Relations dari A hingga Z

1) Kegiatan press agentry, aktivitas ini merupakan kegiatan untuk menarik


perhatian publik dan terkait dengan publisitas. Publisitas adalah strategi
utamanya, karena dengan banyaknya liputan media massa akan
menentukan persepsi publik terhadap organisasi. Cara menarik perhatian
ini dilakukan melalui praktik press agentry dengan penciptaan berita dan
peristiwa yang memiliki nilai berita untuk menarik perhatian media massa
dan mendapatkan perhatian publik. Publisitas sendiri diartikan sebagai
informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media
karena informasi tersebut memiliki nilai berita.

2) Aktivitas selanjutnya adalah promosi. Promosi merupakan salah satu


aktivitas PR. Promosi menggunakan praktik pressagentry sebagai upaya
membentuk opini. Kegia tan promosi adalah usaha untuk memperoleh
dukungan bagi perseorangan, produk, organisasi, atau ide.

10
3) Periklanan adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media
massa dan ini merupakan aktivitas PR. Jika publisitas merupakan aktivitas
PR yang me nempatkanpesan di media dan tidak memberi bayaran kepada
media untuk pemuatan informasi tersebut, maka periklanan berbeda.
Periklanan dapat mengontrol isi, pe nempatan, dan timing dengan
membayar media untuk mendapatkan waktu dan ruang penempatan
iklannya.

4) Public affair juga merupakan salah satu kegiatan PR, public affair adalah
kegiatan PR yang menangani kebijakan publik dan publik yang
mempengaruhi kebijakan tersebut. Public affair adalah bagian khusus dari
PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan
komunitas lokal dalam rangka mempengaruhi kebijakan publik.

5) Selanjutnya adalah aktivitas riset, karena proses PR selalu diawali dan


diakhiri dengan riset maka praktisi PR harus menguasai riset. Riset adalah
landasan bagi pengelolaan strategi PR yang baik. Disamping riset, praktisi
PR juga wajib mengelola graphics sebagai upaya menjalin hubungan yang
baik antara organisasi dengan publiknya. Karena visualisasi pesan yang
menarik merupakan taktik strategi dalam mengupayakan komunikasi yang
efektif. Selain itu PR juga perlu mengelola merchandising, kegia tan ini
memfokuskan pada pengemasan sebuah produk, ide, atau bahkan seorang
kandidat politik. Kegiatan pengemasan ini mencakup kegiatan dalam
graphics, warna, respon, dan reaksi emosional atas tampilan fisik produk,
ide atau seseorang.

6) Komunikasi Finansial. Salah satu tujuan pokok dari program ini ialah
untuk menghindari peristiwa pengalihan paksa perusahaan, memasilitasi
akuisisi, kemampuan memperoleh pinjaman atau kredit, dan mengarahkan
komunitas keuangan perusahaan pada opini yang baik bagi perusahaan.
Dimana tim PR dapat mengomunikasikan informasi-informasi tertentu
pada Pemegang Saham (institusional, perorangan, potensial), Manajemen

11
perusahaan (Ketua, eksukutif kepala, Direktur keuangan, Sekretaris
Perusahaan), Penasihat Perusahaan (Pialang saham, Bank komersial,
Auditor, Kunsultan Keuangan) dan Pihak Luar yang Berpengaruh (Analis
Pialang Saham, Jurnalis keuangan, Analis peringkat Utang).

7) Komunikasi Internal. Tujuan utamanya adalah memfasilitasi proses


perekrutan dan memelihara pekerja berkualitas-tinggi yang mampu
memberikan kontribusi positif terhadap kegiatan organisasi.

8) Hubungan dengan Masyarakat. Tujuan hubungan dengan masyarakat ini


adalah sebagai pencapaian atas pemahaman yang baik dan reputasi positif
dengan masyarakat umum yang memiliki kepentingan dalam organisasi.

Jenis-jenis pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang manajer humas dan para
stafnya tentu berbeda-beda dari suatu organisasi ke organisasi yang lian. Banyak
hal yang pasti akan memepengaruhinya. Namun secara umum jenis-jenis
pekerjaan itu dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Menyusun serta mendistribusikan sajian berita (news release), foto-foto


dan berbagai artikel untuk konsumsi kalangan media massa.
b) Mengorganisasikan konferensi pers, tasuk acara resepsi dan kunjungan
kalangan media massa ke organisasi atau perusahaan.
c) Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi bagi pihak media massa.
d) Mengatur acara wawancara antara kalangan pers, radio dan televise denan
pihka manajemen.
e) Melaksanakan fungsi fotografi dan membentuk sebuah perpustakaan foto.
f) Menyunting atau memproduksi majalah atau surat kabar internal serta
mengelola berbagai bentuk komunikasi internal lainnya seperti video,
presentasi slide, majalah dinding dan sebagainya.

12
g) Menyunting serta memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk konsumsi
pihak luar, misalnya saja untuk para distributor, para pemakai jasa
perusahaan, konsumen dan sebagainya.
h) Menulis dan membuat bahan-bahan cetak seperti lembaran informal yang
memuat tentang sejarah perusahaan, laporan tahunan atas hasil kerjanya,
media komunikasi antara sesama pegawai, poster-poster yang bersifat
mendidik, dan sebagainya.
i) Mengadakan dan mengelola berbagai bentuk instrumen audio-visual
seperti presentasi slide dan rekaman video, termasuk melaksanakan
distribusi, penyusunan katalok, pameran serta pemeliharaanya.
j) Memimpin dan mengatur acara-acara pameran dan eksibisi kehumasan,
termasuk juga menyediakan berbagai macam bahannya.
k) Menciptakan dan memelihara berbagai bentuk identitas perusahaan dan
cirri khasnya, seperti logo, komposisi warna, tipografi dan hiasannya, jenis
kendaraan dinas, pakaian sergama para pegawai dan sebagainya.
l) Mengelola berbagai hal yang berkaitan dengan sponsor kehumasan.
m) Mengelola hal-hal seperti kunjungan pihak luar ke perusahaan, atau
sebaliknya kunjungan dari personil perusahaan ke tempat-tempat lain,
termasuk mengatur jadwal pelayarannya, akomodasi tur dan sebagainya.
n) Mengikuti rapat-rapat penting yang diselenggarakan oleh dewan direksi,
dan para pimpinan departemen produksi, pemasaran, penjualan dan
sebagainya.
o) Mengikuti konferensi yang diselenggarakan oleh divisi penjualan dan
pertemuan para agen.
p) Mewakili perusahaan pada pertemuan asosiasi dagang.
q) Mendampingi para konsultan humas eksternal, apabila perusahaan
mendatangkannya.
r) Melatih segenap staf kehumasan.
s) Mengelola survei-survei pendapat atau berbagai macam penelitian lainnya.
t) Mengerjakan tugas-tugas periklanan (bila fungsi ini disatukan dengan
departemen humas)
u) Menjalin hubungan dekat dengan instansi-instansi pemerintah.

13
v) Mengatur acara-acara resmi, misalnya saja dalam acara peresmian suatu
gedug baru, termasuk mengatur para tamu undangan dan media massa
yang datang meliput.
w) Mengatur acara-acara kunjungan dari para pejabat, tamu kehormatan
maupun tokon-tokoh asing.
x) Aktif dalam acara-acara pemberian penghargaan, misalnya saja
penghargaan pemerintah atas prestasi di bidang industry dan sebagainya.
y) Mengumpulkan serta mengorganisir segenap umpan balik dari berbagai
sumber informasi mulai dari kliping Koran, berita-berita radio dan televisi,
serta memantau berbagai laporan dari luar.
z) Menganalisis umpan balik dan berbagai laporan tersebut, termasuk yang
berhubungan dengan tingkat kemajuan pencapaian tujuan yang sudah
diraih.

2.8 Keuntungan Public Relations

 Konsultan PR adalah konselor menyebut variasi bakat dan keahlian


sebagai keunggulan mereka terbesar pertama dibandingkan staf internal.

 Objektivitas, yakni pandangan yang tidak dipengaruhi oleh politik


organisasi, berada di urutan kedua.

 Rentang pengalaman sebelumnya Cakupan geografis dari operasi

 Kemampuan untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas staf internal.

14
2.9 Kelemahan Public Relations

 Posisinya sendiri sebagai pihak eksternal. Posisi sebagai pihak eksternal


menyebabkan mereka juga tidak mempunyai akses komunikasi yang
mendalam diorganisasi klien mereka.

 Biasanya mereka akan bekerja dengan tim kecil yang terdiri dari segelintir
orang mewakili organisasi klien mereka. Dengan sedikitnya orang yang
dikenal, maka sedikit pula akses komunikasi yag dapat digali.

 Menjadi konsultan dari beberapa organisasi atau institusi yang tentunya


berlainan bidang usaha, maka kesulitan bagi konsultan PR adalah mereka
tidak akan sepenuhnya menguasai cakupan bidang usaha klien.

 Loyalitas konsultan PR memang tidak sama tingginya dengan karyawan


internal. Segala sesuatunya akan bersifat transaksional.
2.10 Studi Kasus Kehumasan di Bidang Kesehatan
Beberapa waktu silam nama Prita Mulyasari mencuat ke permukaan
publik akibat komplainnya terhadap pelayanan salah satu rumah sakit berstandar
Internasional Omni International Hospital Alam Sutera Tangerang. Nama Prita
yang merupakan seorang ibu-ibu biasa mendadak terkenal. Bahkan sempat
mengungguli kasusnya si jelita Manohara yang merupakan korban penyiksaan
kerajaan negeri seberang.
Kasus yang menimpa Prita Mulyasari merupakan salah satu kasus akibat dari
ketidaktepatan proses Public Relation. Prita yang merupakan pengguna jasa
Rumah Sakit Omni menuliskan curhatnya dalam milistnya tentang pelayanan
rumah sakit tersebut yang dirasakan mengecewakan. Namun ternyata email
tersebut sampai ke pihak rumah sakit, dan disebarkan ke publik oleh pihak rumah
sakit. Berbagai tanggapan publik bermunculan, hingga pada puncaknya pihak
Rumah Sakit yang merasakan citranya telah dicemarkan mengambil tindakan
hukum bagi Ibu Prita Mulyasari.

15
Kondisi seperti itu mengundang opini publik, baik yang membaca langsung
emailnya ataupun yang mendengarkan lewat media. Suara yang dilontarkan mulai
dari pelanggaran hak berekspresi, UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik),
hingga refleksi dunia kesehatan kita yang buram. Mengenai ini semua, tentu sah-
sah saja jika setiap orang untuk beranalisis terkait kebenaran kasus tersebut.
Namun disini akan coba dijelaskan dari aspek public relationnya.
Terkait kasus Ibu Prita, kondisi seperti ini sebenarnya juga sering jumpai (atau
bahkan alami), yaitu tentang komplain. Mungkin kita sering melayangkan
komplain, tapi bagaimana apabila kita yang menerima komplain? Masalahnya jadi
lain.
Dari sisi Public Relation, tindakan yang dilakukan RS Omni Tangerang sungguh
tidak cerdas dalam merespon email yang beredar dan bersumber dari Bu Prita.
Penyebaran email yang sifatnya “mouth to mouth” dan menjalar melalui
komunitas maya ditanggapi di dua harian nasional melalui sebuah iklan
klarifikasi.
Komplain yang melayang ke RS Omni Intl tentu membuat tidak nyaman pihak
rumah sakit, namun jika pihak rumah sakit membalasnya dengan pendekatan
public relation yang tepat serta perbaikan yang nyata, maka komplain yang sudah
menjadi isu itu akan berbalik menjadi sebuah loyalitas dan publisitas yang
menguntungkan bagi RS Omni Intl. Tetapi alih-alih merespon dengan pendekatan
komunikasi/PR yang efektif, RS Omni Intl malah membalasnya dengan tindakan
hukum. Pihak RS Omni tidak menyadari bahwa komunitas internet sekarang ini
sebaiknya jangan sekali-kali ditantang. Walaupun tak terlihat kerumunannya,
namun suaranya begitu nyaring.
Masalah komplain yang mulanya sangat sederhana seharusnya menghasilkan
penyelesaian yang sederhana juga. Namun permasalahan menjadi sangat rumit
karena tidak profesionalnya dalam menanggapi sebuah complain yang berujung
pada tindakan hukum.

16
17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Public relations merupakan sebagai perantara antara pimpinan organisasi
dengan publiknya. Baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal,
maupun eksternal. Public Relations diperlukan untuk menyusun dan mengevaluasi
strategi-strategi pemasaran yang efisien dan berorientasi pada tujuan
perusahaan.Ukuran departemen PR dalam sebuah organisasi juga memengaruhi
apakah departemen PR dapat melaksanakan peran manajerial.Frederick W. Taylor
(1856-1917) mengemukakan bahwa struktur berkaitan dengan hubungan-
hubungan logis antara berbagai fungsi dalam organisasi.Sebagai sebuah profesi
seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik,
meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan
sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.

Keuntungan Public Relations yaitu objektivitas, rentang pengalaman sebelumnya


cakupan geografis dari operasi, dan kemampuan untuk memperkuat dan
meningkatkan kapasitas stafinternal. Kelemahan Public Relations yaitu posisinya
sendiri sebagai pihak eksternal, biasanya mereka akan bekerja dengan tim kecil
yang terdiri dari segelintir orang mewakili organisasi klien mereka, menjadi
konsultan dari beberapa organisasi atau institusi yang tentunya berlainan bidang
usaha, dan loyalitas konsultan PR memang tidak sama tingginya dengan karyawan
internal.

3.2 Saran
Baik bagi penulis, mahasiswa, maupun bagi institusi terkait diharapkan
makalah ini dapat menjadi informasi tambahan yang positif dan mampu
menerapkan apa yang telah dipelajari dan diperoleh, serta
mengimplementasikannya langsung melalui praktik di lapangan. Untuk segala
saran dan kritik yang membangun selalu kami nantikan agar dapat memperbaiki
kekurangan yang ada pada makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Cutlip, Scott M.Allen H. Center & Glen M. Broon, “Effective Public


Relations”, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2006

2. Kindangen Erwino Fially. Penerapan Fungsi Humas Sesuai Struktur


Organisasi Perusahaan (Studi Di Hotel Gran-Puri Manado).Jurnal
“Acta Diurna”.2015.4(1):1-8

3. Narayana Mahendra Prastya. Jurnal ILMU KOMUNIKASI VOLUME.


Media Sosial dan Peran Manajerial Public Relations PT PLN
Persero 10, NOMOR 2, Desember 2013: 159-178

4. Prida A.A.A. Public Relations (Pr) Dan Kesalahpahaman Publik Atas


Pemaknaan Sebuah Profesi. Scriptura [Internet]. 2007;1(2):27–38.

5. Putri I Dewa Ayu Hendrawathy. Peranan Public Relations Dalam


Menjaring Pemasang Iklan Pada Radio Republik Indonesia Cabang
Madya- Denpasar.Jurnal Kajian Komunikasi.2015.3(2):120-132.

6. Rahmawati, Yuke. Manajemen Public Relations Dalam Bisnis Islam. J


filsafat dan budaya Huk. 2014;(95):181–94.

7. Sari Tanjung Intan, Iwan Awaluddin Yusuf. Implementasi Fungsi dan


Manajemen Kehumasan Direktorat Pengelolaan Media Publik
Kementerian Komunikasi dan Informatika Sosialisasi UU KIP. Jurnal
Komunikasi. 2012.7(1):29-42.

19
8. Vusparatih DS. Di Era Industrialisasi Komunikasi Dan Pencitraan.
HUMANIORA. 2013;4(1):287–95.

9.https://www.academia.edu/7556128/Manajemen_Humas_Kegiatan_Kegiata
n_Departemen_PR_Pekerjaan_yang_Harus_Dilakukan_dari_A_Hingg
a_Z?auto=download, diakses Rabu, 2 September 2020 ,00.10 WIB.

20

Anda mungkin juga menyukai